Aplikasi Survei GPS dengan Metode Statik Singkat dalam Penentuan Koordinat Titik-titik Kerangka Dasar Pemetaan Skala Besar

dokumen-dokumen yang mirip
Aplikasi Survei GPS dengan Metode Statik Singkat dalam Penentuan Koordinat Titik-Titik Kerangka Dasar Pemetaan Skala Besar

Perbandingan Hasil Pengolahan Data GPS Menggunakan Hitung Perataan Secara Simultan dan Secara Bertahap

Pengaruh Penambahan Jumlah Titik Ikat Terhadap Peningkatan Ketelitian Posisi Titik pada Survei GPS

Pengaruh Waktu Pengamatan Terhadap Ketelitian Posisi dalam Survei GPS

Evaluasi Spesifikasi Teknik pada Survei GPS

Membandingkan Hasil Pengukuran Beda Tinggi dari Hasil Survei GPS dan Sipat Datar

Evaluasi Spesifikasi Teknik pada Survei GPS

Pengaruh Koneksitas Jaring Terhadap Ketelitian Posisi Pada Survei GPS

Aplikasi GPS RTK untuk Pemetaan Bidang Tanah

Pemetaan Eksterior Gedung 3 Dimensi (3D) Menggunakan Electronic Total Station (ETS)

ANALISA PERBANDINGAN KETELITIAN PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL ORDE-4 MENGGUNAKAN GPS GEODETIK METODE RAPID STATIC DENGAN TOTAL STATION

OPTIMASI JARING PADA PENGUKURAN ORDE-3 MENGGUNAKAN PERATAAN PARAMETER

STUDI PERBANDINGAN GPS CORS METODE RTK NTRIP DENGAN TOTAL STATION

Studi Perbandingan GPS CORS Metode RTK NTRIP dan Total Station dalam Pengukuran Volume Cut and Fill

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2015

ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN GPS DENGAN METODE DIFERENSIAL STATIK DALAM MODA JARING DAN RADIAL

Analisa Perbandingan Volume Cut and Fill menggunakan Total Station dan GPS CORS (Continouosly Operating Reference Station) Metode RTK NTRIP

Tugas 1. Survei Konstruksi. Makalah Pemetaan Topografi Kampus ITB. Krisna Andhika

BAB III METODE PENGUKURAN

BAB I PENDAHULUAN I-1

SIDANG TUGAS AKHIR RG

PENGGUNAAN TEKNOLOGI GNSS RT-PPP UNTUK KEGIATAN TOPOGRAFI SEISMIK

Jurnal Geodesi Undip OKTOBER 2017

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Perbandingan Ketelitian Hasil Pengukuran GCP... (Safi i, et al.)

Jurnal Geodesi Undip Juli 2014

ANALISA PENENTUAN POSISI HORISONTAL DI LAUT DENGAN MAPSOUNDER DAN AQUAMAP

ANALISIS TINGKAT KETELITIAN PENGUKURAN POLIGON DENGAN POWERSET SERI SET1010

Analisis Perbedaan Perhitungan Arah Kiblat pada Bidang Spheroid dan Ellipsoid dengan Menggunakan Data Koordinat GPS

Analisis Ketelitian Objek pada Peta Citra Quickbird RS 0,68 m dan Ikonos RS 1,0 m

ORIENTASI PADA PRA PLOTTING PETA BERSISTEM KOORDINAT LOKAL TERHADAP SISTEM KOORDINAT FIX (TETAP)

PEMANTAUAN POSISI ABSOLUT STASIUN IGS

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan PP No.24/1997 dan PMNA / KBPN No.3/1997, rincian kegiatan pengukuran dan pemetaan terdiri dari (Diagram 1-1) ;

BAB Analisis Perbandingan Hasil LGO 8.1 & Bernese 5.0

ANALISIS PENGARUH TOTAL ELECTRON CONTENT (TEC) DI LAPISAN IONOSFER PADA DATA PENGAMATAN GNSS RT-PPP

Analisis Ketelitian Penetuan Posisi Horizontal Menggunakan Antena GPS Geodetik Ashtech ASH111661

BEBERAPA PEMIKIRAN TENTANG SISTEM DAN KERANGKA REFERENSI KOORDINAT UNTUK DKI JAKARTA. Hasanuddin Z. Abidin

Bahan ajar On The Job Training. Penggunaan Alat Total Station

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. bentuk spasial yang diwujudkan dalam simbol-simbol berupa titik, garis, area, dan

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2016

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2016

Pembuatan Program Perataan Jaring GPS ABSTRACT

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

BAB IV ANALISIS. Gambar 4.1 Suhu, tekanan, dan nilai ZWD saat pengamatan

Jurnal Geodesi Undip April 2016

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) A-202

DAFTAR PUSTAKA. 1. Abidin, Hasanuddin Z.(2001). Geodesi satelit. Jakarta : Pradnya Paramita.

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PARAMETER ORIENTASI LUAR PADA KAMERA NON-METRIK DENGAN MEMANFAATKAN SISTEM RTK-GPS

MIKHO HENRI DARMAWAN Ir.CHATARINA N,MT DANAR GURUH.ST,MT

ANALISIS KETELITIAN AZIMUT PENGAMATAN MATAHARI DAN GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) (Studi Kasus: Kampus ITS Sukolilo, Surabaya)

UJI KETELITIAN DATA KEDALAMAN PERAIRAN MENGGUNAKAN STANDAR IHO SP-44 DAN UJI STATISTIK (Studi Kasus : Daerah Pantai Barat Aceh)

Kajian Perilaku Jembatan Cable Stayed terhadap Variasi Kemiringan Lantai Jembatan Studi Kasus: Jembatan Satu, Barelang

STUDI KEANDALAN ALAT ETS GOWIN TKS 202 DALAM PENGUKURAN SITUASI. Mikho Henri Darmawan,Ir.Chatarina N.MT, Danar Guruh P.ST,MT

BAB III. SOLUSI GRAFIK

PENGUKURAN GROUND CONTROL POINT UNTUK CITRA SATELIT CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI DENGAN METODE GPS PPP

Bab IV ANALISIS. 4.1 Hasil Revisi Analisis hasil revisi Permendagri no 1 tahun 2006 terdiri dari 2 pasal, sebagai berikut:

ANALISA PERBANDINGAN HASIL PENGUKURAN KOORDINAT DAN ELEVASI DENGAN ALAT TOTAL STATION DAN GPS GEODETIC DI FOLDER SANGATTA KAB. KUTAI TIMUR ABSTRACT

Pembangunan Geodatabase Ruang Terbuka Hijau Kota Bandung

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN:

METODE PENENTUAN POSISI DENGAN GPS

BAB III PEMANFAATAN SISTEM GPS CORS DALAM RANGKA PENGUKURAN BIDANG TANAH

sensing, GIS (Geographic Information System) dan olahraga rekreasi

BAB 2 STUDI REFERENSI. Gambar 2-1 Kamera non-metrik (Butler, Westlake, & Britton, 2011)

GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) Mulkal Razali, M.Sc

STUDI KOMPARASI PEMAKAIAN GPS METODE REAL TIME KINEMATIC (RTK) DENGAN TOTAL STATION (TS) UNTUK PENENTUAN POSISI HORISONTAL.

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2013

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TEKNIS KETELITIAN PETA DASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Cakupan

BAB I PENDAHULUAN I-1

GPS vs Terestris (1)

Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1B untuk Pembuatan Peta Desa (Studi Kasus: Kelurahan Wonorejo, Surabaya)

PERANCANGAN GEOMETRI JALAN REL MENGGUNAKAN BENTLEY MXRAIL

Dosen Pembimbing : Ir. Chatarina Nurdjati Supadiningsih,MT Hepi Hapsari Handayani ST, MSc. Oleh : Pandu Sandy Utomo

PENENTUAN POSISI DENGAN GPS UNTUK SURVEI TERUMBU KARANG. Winardi Puslit Oseanografi - LIPI

II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Ayat (1) Huruf a Cukup jelas. Huruf b...

Bab IV Analisis Hasil Penelitian. IV.1 Analisis Data Titik Hasil Pengukuran GPS

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2015

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

PENENTUAN TINGGI TITIK DENGAN TEKNIK PERATAAN PARAMETER DAN TEKNIK PERATAAN BERSYARAT

Analisis Pengaruh Sebaran Ground Control Point terhadap Ketelitian Objek pada Peta Citra Hasil Ortorektifikasi

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

IMPLEMENTASI BAHASA PEMROGRAMAN UNTUK PERHITUNGAN DAN PENGGAMBARAN MENGGUNAKAN DATA LAPANGAN HASIL PENGUKURAN DENGAN TS

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Noorlaila Hayati, Dr. Ir. M. Taufik Program Studi Teknik Geomatika, FTSP-ITS, Surabaya, 60111, Indonesia

MODUL 3 GEODESI SATELIT

Bab IV Analisis dan Pembahasan

PENENTUAN POSISI DENGAN GPS

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. B. Tujuan Praktikum

URUTAN PENGGUNAAN E-GNSS SECARA UMUM

Distribusi Frekuensi

URGENSI PENETAPAN DAN PENEGASAN BATAS LAUT DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DAN GLOBALISASI. Oleh: Nanin Trianawati Sugito*)

TINJAUAN GEOMETRIK JALAN PADA RUAS JALAN AIRMADIDI-TONDANO MENGGUNAKAN ALAT BANTU GPS

HADIRANTI 1, SOFYAN TRIANA 2

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Monitoring Perubahan Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus : Wilayah Barat Kabupaten Pasuruan)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

Reka Geomatika Jurusan Teknik Geodesi Itenas No.2 Vol. 01 ISSN 2338-350x Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Aplikasi Survei GPS dengan Metode Statik Singkat dalam Penentuan Koordinat Titik-titik Kerangka Dasar Pemetaan Skala Besar BAMBANG RUDIANTO, RENDY FAISAL AZWAR Jurusan Teknik Geodesi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Bandung Email: rudianto@itenas.ac.id; rendyfaisalazwar@live.com ABSTRAK Keberadaan kerangka dasar pemetaan sebagai titik-titik acuan dalam penentuan posisi titik-titik detail di lapangan sangat diperlukan. Penelitian ini merupakan kajian empirik aplikasi survei GPS dengan metode statik singkat dalam penentuan koordinat titik-titik kerangka dasar pada pemetaan skala besar. Penelitian ini dilakukan pada daerah dengan kondisi ruang pandang ke langit bervariasi relatif terbuka dan tertutup, pengamatan dilakukan menggunakan receiver GPS satu frekuensi dengan geometri berbentuk poligon. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penentuan posisi menggunakan GPS dengan metode statik singkat dapat digunakan untuk pemetaan skala 1 : 250 dengan waktu pengamatan setiap titik 30, 1 : 500 dengan waktu pengamatan 20, 1 : 750 dengan waktu pengamatan setiap titik 15. Kata kunci: kerangka dasar pemetaan, survei GPS, statik singkat ABSTRACT The existence of a fundamental framework for mapping a large scale as reference points in determining the position of an object is needed. This research is an empirical study of the application of GPS survey with a rapid static method in determining the coordinates of points on the fundamental framework for mapping a large scale. This research was conducted in an area with good visibility and bad visibility, observations were made using a single frequency GPS receiver, observation geometry is a polygon. Based on the research that has been done can be concluded that the use of GPS positioning with a rapid static method can be used for mapping the scale of 1: 250, 1: 500, and 1: 750 with a length of observation time each 30 minute, 20 minute, and 15 minutes. Keywords: fundamental framework for mapping, GPS surveys, rapid static Reka Geomatika 1

Aplikasi Survei GPS dengan Metode Statik Singkat dalam Penentuan Koordinat Titik-titik Kerangka Dasar Pemetaan Skala Besar 1. PENDAHULUAN Dalam kegiatan pemetaan situasi, Kerangka Dasar Pemetaan (KDP) berfungsi sebagai titiktitik acuan dalam penentuan posisi titik-titik detail di lapangan. Penentuan koordinat titik-titik KDP dalam pemetaan skala besar secara terestrial umumnya ditentukan dengan menggunakan metode poligon. Perkembangan teknologi di bidang pemetaan menunjukkan bahwa penggunaan teknologi penentuan posisi secara ekstra-terestrial, khususnya Global Posistioning System (GPS) semakin banyak digunakan. Demikian juga dengan pekerjaan pemetaan skala besar, penggunaan GPS real time kinematik (RTK) telah banyak digunakan. Namun di sisi lain, faktor segi pembiayaan dan tutupan ruang pandang ke langit (sky visibility) masih menjadi kendala. Salah satu upaya untuk mengatasinya adalah dengan cara mengintegrasikan metode penentuan posisi menggunakan GPS ke metode terestrial, dimana implementasinya penentuan posisi titik-titik KDP menggunakan GPS, sedangkan pengukuran detailnya dilakukan menggunakan cara terestrial. Dibandingkan dengan metode terestrial, survei dengan GPS mempunyai keunggulan antara lain: pengoperasian alat lebih mudah dan cepat, hasil ukuran langsung terikat dalam sistem koordinat global, titik-titik dalam jaring GPS dapat tersebar satu sama lain dengan jarak yang relatif jauh, pelaksanaan survei GPS dapat dilakukan siang maupun malam hari, dan dalam segala kondisi cuaca [Abidin, 2007]. Metode statik singkat (rapid static) merupakan salah satu metode GPS statik dengan waktu pengamatan lebih singkat, penggunaannya untuk menentukan koordinat titik-titik kontrol yang relatif dekat serta berorde ketelitian yang relatif lebih rendah [Abidin, 2011]. Penelitian ini bertujuan membandingkan ketelitian penentuan posisi menggunakan metode statik singkat terhadap metode terestrial, dengan studi kasus penentuan posisi titik-titik KDP untuk aplikasi pemetaan skala besar. Permasalahan dibatasi pada hal-hal sebagai berikut: Posisi titik-titik KDP diukur dengan metode GPS statik singkat menggunakan receiver satu frekuensi (L1), dengan lama pengamatan untuk setiap baseline diatur setiap 15, 20, dan 30. Sebagai data pembanding digunakan koordinat titik-titik yang sama yang telah diukur secara terestrial menggunakan alat ukur Electronic Total Station (ETS). Asumsi hasil pengukuran secara terestrial dianggap benar. Geometri pengamatan terdiri 4 (empat) model poligon yang didesain sedemikian rupa sehingga mewakili untuk kondisi daerah dengan ruang pandang ke langit relatif terbuka dan tertutup. 2. METODOLOGI PENELITIAN Analisis ketelitian posisi titik didasarkan pada nilai selisih posisi titik-titik KDP hasil survei GPS dengan metode statik singkat dibandingkan terhadap posisi titik yang sama dari data pembanding yang diperoleh dari hasil pengukuran terestrial menggunakan alat ukur ETS. Ketelitian posisi horisontal berdasarkan harga resultante jarak yang dihitung dari selisih 2 2 koordinat planimetrik sebagai berikut: r x y, dimana x dan y masing-masing adalah selisih absis dan ordinat titik hasil pengukuran GPS dan terestrial. Ketelitian posisi vertikal didasarkan pada harga selisih tinggi hasil pengukuran GPS dan terestrial. Hubungan Reka Geomatika 2

Reka Geomatika Jurusan Teknik Geodesi Itenas No.2 Vol. 01 ISSN 2338-350x Jurnal Online Institut Teknologi Nasional antara ketelitian posisi terhadap skala peta diturunkan dari harga resultante rata-rata dengan tingkat kepercayaan diambil 99.7 % atau 3, dimana harga diambil sama dengan r. Secara skematik alur metodologi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Model 1 Model 2 Pengamatan GPS Model 3 Model 4 Data Pembanding: Data Pengukuran Terestrial HI-TARGET HD8200X Download Data Data RINEX HDS2003 Model 1 Model 2 Model 3 Model 4 Data Pengamatan 15 20 30 Data Pengamatan 15 20 30 Perataan Baseline baseline/ fix? ya Perataan Jaring Data Pengamatan 15 20 tidak 30 Data Pengamatan 15 20 30 TTC (TOTAL TRIMBLE CONTROL) 2.73 Elips Kesalahan Absolut Analisis Perbandingan Hasil Kesimpulan Gambar 1. Diagram Alir Metodologi Penelitian Implementasi titik-titik KDP didesain berupa jalur poligon tertutup (loop), yang dibedakan menjadi 4 (empat) model hitungan poligon. Adapun sketsa masing-masing model poligon yang diukur diperlihatkan Gambar 2. Reka Geomatika 3

Aplikasi Survei GPS dengan Metode Statik Singkat dalam Penentuan Koordinat Titik-titik Kerangka Dasar Pemetaan Skala Besar (1) (2) (3) (4) Gambar 2. Model Penentuan model poligon didasarkan pada kriteria sebagai berikut: - (1) dan (2), merepresentasikan titik-titik kerangka dasar pemetaan pada daerah dengan ruang pandang ke langit relatif terbuka. - (3) dan (4), merepresentasikan titik-titik kerangka dasar pemetaan pada daerah dengan ruang pandang ke langit relatif tertutup. 3. HASIL DAN ANALISIS Secara teoritik, semakin lama waktu pengamatan yang dilakukan, maka ketelitian posisi yang dihasilkan akan semakin membaik. Ketelitian posisi horisontal diwakili oleh harga setengah sumbu panjang (σ u ) dari elips kesalahan absolut, sedangkan ketelitian tinggi diwakili oleh harga simpangan baku tinggi ( h ) yang dihitung dari data pengamatan selama 15, 20, dan 30, seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 1, 2 dan Gambar 3,4. Reka Geomatika 4

Reka Geomatika Jurusan Teknik Geodesi Itenas No.2 Vol. 01 ISSN 2338-350x Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Tabel 1. Ketelitian Posisi Horisontal Titik Model Setengah Sumbu Panjang (σu) Elips Kesalahan Absolut (dalam meter) Rata-rata Min Maks Rata-rata Min Maks Rata-rata Min Maks 1 0,229 0,112 0,341 0,211 0,119 0,304 0,090 0,049 0,132 2 0,218 0,151 0,259 0,195 0,159 0,227 0,088 0,074 0,096 3 0,392 0,194 0,623 0,310 0,170 0,567 0,193 0,110 0,296 4 0,456 0,306 0,571 0,344 0,236 0,438 0,218 0,121 0,367 Rata-rata 0,432 0,265 0,147 Rata-rata Setengah Sumbu Panjang (σu) Elips Kesalahan Absolut (m) 0,450 0,400 0,350 0,300 σu 0,250 (m) 0,200 0,150 0,100 0,050 Model 1 0,229 0,211 0,090 Model 2 0,218 0,195 0,088 Model 3 0,392 0,310 0,193 Model 4 0,456 0,344 0,218 Gambar 3. Grafik Rata-rata Elips Kesalahan Absolut Model Tabel 2. Ketelitian Tinggi Simpangan Baku Tinggi (dalam meter) Rata-rata Min Maks Rata-rata Min Maks Rata-rata Min Maks 1 0,379 0,145 0,607 0,334 0,150 0,519 0,172 0,070 0,249 2 0,307 0,196 0,395 0,248 0,180 0,284 0,127 0,099 0,141 3 0,522 0,265 0,819 0,407 0,163 0,746 0,290 0,115 0,480 4 0,668 0,461 0,880 0,527 0,373 0,723 0,353 0,115 0,659 Rata-rata 0,469 0,379 0,236 Reka Geomatika 5

Aplikasi Survei GPS dengan Metode Statik Singkat dalam Penentuan Koordinat Titik-titik Kerangka Dasar Pemetaan Skala Besar σh (m) 0,800 0,700 0,600 0,400 0,300 0,200 0,100 Rata-rata Simpangan Baku Tinggi (σh) Model 1 0,379 0,334 0,172 Model 2 0,307 0,248 0,127 Model 3 0,522 0,407 0,290 Model 4 0,668 0,527 0,353 Gambar 4. Grafik Ketelitian Tinggi Rata-rata Berdasarkan Tabel 1,2 dan Gambar 3,4 dapat dicermati bahwa harga rata-rata ketelitian posisi horisontal dan vertikal berbanding lurus dengan lamanya waktu pengamatan, artinya semakin lama waktu pengamatan, maka ketelitian posisi yang diberikan akan semakin teliti. Dalam hal ini ketelitian posisi horisontal yang dihasilkan dari data pengamatan selama 30 paling teliti dibandingkan dengan data pengamatan yang dilakukan selama 20 dan 15. Ketelitian rata-rata posisi horisontal yang dihasilkan dari pengolahan data pengamatan selama 30, 20, dan 15, masing-masing adalah 14,7 cm, 26,5 cm, dan 43,2 cm. Sedangkan ketelitian posisi horisontal yang dihasilkan dari data pengamatan selama 30 paling teliti dibandingkan dengan data pengamatan yang dilakukan selama 20 dan 15. Ketelitian tinggi yang dihasilkan dari pengolahan data pengamatan selama 30, 20, dan 15, masing-masing adalah 23,6 cm, 37,9 cm, dan 46,9 cm. Bila ketelitian rata-rata posisi horisontal diasumsikan sama dengan ketelitian plotting pada peta ( p ), dimana ketelitian plotting pada peta secara manual umumnya diasumsikan sama dengan setengah kali bilangan skala peta (bs), secara matematis hubungan antara p dan bs dapat ditulis: σp bs (1) 2 dengan menggunakan persentase tingkat kepercayaan (precent probable errors) 99,7 % atau setara dengan 2.965 3 (Wolf, 1997), maka persamaan (2) dapat dimodifikasi menjadi: 3σ p bs (2) 2 Masukkan : σ 30' p 147 ; ketelitian rata-rata posisi horisontal (dalam mm) yang dihasilkan dari pengolahan data pengamatan selama 30 σ 20' p 265 ; ketelitian rata-rata posisi horisontal (dalam mm) yang dihasilkan dari pengolahan data pengamatan selama 20 Reka Geomatika 6

Reka Geomatika Jurusan Teknik Geodesi Itenas No.2 Vol. 01 ISSN 2338-350x Jurnal Online Institut Teknologi Nasional σ 15' p 432 ; ketelitian rata-rata posisi horisontal (dalam mm) yang dihasilkan dari pengolahan data pengamatan selama 15 30' 20' 15' Dengan memasukkan masing-masing σ p, σ p, σ p ke persamaan (2), maka hubungan antara ketelitian rata-rata posisi horisontal yang dihasilkan dari pengolahan data pengamatan 30, 20, dan 15 dan skala peta dapat disajikan melalui Tabel 3. Tabel. 3 Hubungan Antara Ketelitian Posisi Horisontal dan Skala Peta p 3 p Bilangan Skala Peta (bs) Skala Peta (dibulatkan) 147 441 220,5 1 : 250 265 795 397,5 1: 500 432 1296 648,0 1 : 750 Berdasarkan Tabel 3, dapat dicermati bahwa penentuan posisi menggunakan survei GPS dengan metode statik singkat dimana pengamatan dilakukan menggunakan receiver GPS satu frekuensi dengan lama pengamatan 30 dapat digunakan untuk pemetaan 1 : 250, dengan lama pengamatan 20 dapat digunakan untuk pemetaan 1 : 500, dan dengan lama pengamatan 15 dapat digunakan untuk pemetaan 1 : 750. Ketelitian rata-rata posisi horisontal dan tinggi yang dihasilkan dari poligon model 1 dan 2 lebih baik dibandingkan dengan poligon model 3 dan 4. Hal tersebut menunjukkan bahwa penentuan posisi menggunakan GPS pada daerah dengan ruang pandang ke langit yang relatif terbuka (diwakili oleh poligon model 1 & 2) memberikan hasil yang lebih teliti dibandingkan pada daerah dengan ruang pandang ke langit yang relatif tertutup (diwakili oleh poligon model 3 & 4). Ketelitian posisi horisontal dan vertikal titik-titik KDP yang diukur pada daerah yang memiliki ruang pandang ke langit relatif terbuka mempunyai tingkat ketelitian 2 kali lebih baik dibandingkan pada daerah yang memiliki ruang pandang ke langit relatif tertutup. Berikut adalah hitungan harga pergeseran posisi horisontal titik-titik poligon yang dihasilkan dari metode GPS statik singkat terhadap metode terestrial. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus: r 2 2 i x i y i... (3) dimana: r i = nilai pergeseran posisi horisontal di setiap titik x = X i - x i y = Y i y i (X i,y i ) = koordinat titik hasil pengukuran menggunakan metode GPS statik singkat (x i,y i ) = koordinat titik hasil pengukuran secara terestrial menggunakan alat ukur ETS Reka Geomatika 7

Aplikasi Survei GPS dengan Metode Statik Singkat dalam Penentuan Koordinat Titik-titik Kerangka Dasar Pemetaan Skala Besar Titik Tabel 4. Pergeseran Posisi hhorisontal Titik-titik pada p Model 1 Selisih Posisi Resultante Selisih Posisi Resultante Selisih Posisi Resultante dx dy r= dx²+dy² dx dy r= dx²+dy² dx dy r= dx²+dy² P9 - - - - - - - - - ITN_6 - - - - - - - - - P1-0,658-0,530 0,845-0,173-0,587 0,612-0,109-0,519 0,530 P2-2,147-0,457 2,195-0,387-0,710 0,808 0,212-0,234 0,316 P3-2,217-0,435 2,260-0,884-0,599 1,068 0,075-0,078 0,108 P4-1,130-0,774 1,370-0,518-0,622 0,809-0,577-0,268 0,636 P5-1,083-0,107 1,088-0,684-0,035 0,685 0,023-0,030 0,038 P6-0,888-0,190 0,908-0,608-0,088 0,614 0,109-0,056 0,123 P7-0,539-0,050 0,541-0,432-0,090 0,441 0,368-0,040 0,371 P8-0,298-0,068 0,305-0,233-0,081 0,247-0,261-0,102 0,280-8,960-2,610 9,512-3,919-2,813 5,285-0,159-1,328 2,402 Rata -rata -1,120-0,326 1,189-0,490-0,352 0,661-0,020-0,166 0,300 Nilai Minimum -0,018-0,017 0,305 0,087 0,009 0,247-0,133-0,058 0,038 Nilai Maksimum 0,771-0,465 2,260-0,854-0,194 1,068 1,090-0,552 0,636 ppergeseran ttitik-titik pada p mmodel 1 Peregesaran Titik (m) 2,500 2,000 1,500 1,000 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 15 20 30 Gambar 5. Grafik Pergeseran Posisi Horisontal Titik-titik pada Model 1 Tabel 5. Pergeseran Posisi Horisontal Titik-titik pada Model 2 Titik Selisih Posisi Resultante Selisih Posisi Resultante Selisih Posisi Resultante dx dy r= dx²+dy² dx dy r= dx²+dy² dx dy r= dx²+dy² DG_5029 - - - - - - - - - ITN_7 - - - - - - - - - P1-0,617 0,412 0,742-0,474-0,146 0,497-0,234-0,235 0,332 P2-0,723 0,311 0,787-0,025 0,258 0,259-0,123 0,108 0,164 P3-2,078 0,298 2,099-0,150 0,467 0,491-0,166 0,267 0,314 P4-1,661 0,150 1,668-0,651 0,238 0,693-0,429 0,328 0,540 P5-0,431-0,012 0,432 0,040-0,125 0,131-0,102 0,002 0,102-5,510 1,159 5,727-1,261 0,692 2,071-1,054 0,469 1,452 Rata -rata -1,102 0,232 1,145-0,252 0,138 0,414-0,211 0,094 0,290 Nilai Minimum -0,050-0,010 0,432-0,053-0,008 0,131 0,008-0,014 0,102 Nilai Maksimum -1,399 0,556 2,099-1,399 0,560 0,693-0,813 0,521 0,540 Reka Geomatika 8

Reka Geomatika Jurusan Teknik Geodesi Itenas No.2 Vol. 01 ISSN 2338-350x Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Pergeseran Titik-titik pada Model 2 Peregesaran Titik (m) 2,500 2,000 1,500 1,000 P1 P2 P3 P4 P5 15 20 30 Gambar 6. Grafik Pergeseran Posisi Horisontal Titik-titik pada Model 2 Tabel 6. Pergeseran Posisi Horisontal Titik-titik pada Model 3 Titik Selisih Posisi Resultante Selisih Posisi Resultante Selisih Posisi Resultante dx dy r= dx²+dy² dx dy r= dx²+dy² dx dy r= dx²+dy² ITN_8 - - - - - - - - - ITN_9 - - - - - - - - - P1 0,526-0,312 0,611 0,468-0,349 0,584-0,264-0,258 0,369 P2-1,977-0,633 2,076-0,822-0,701 1,080-0,454-0,265 0,526 P3-2,194-0,682 2,298-1,071-0,760 1,313-0,561-0,204 0,597 P4-1,670-1,351 2,148-0,710-1,382 1,553-1,255-0,714 1,444 P5-2,084 0,669 2,189-1,116 0,445 1,201-0,156 0,800 0,815 P6-1,836 0,425 1,884-1,034 0,122 1,041-0,065 0,722 0,725 P7 0,822 0,285 0,870 0,448 0,316 0,548 0,442 0,318 0,545-8,413-1,600 12,076-3,836-2,309 7,320-2,314 0,398 5,021 Rata -rata -1,202-0,229 1,725-0,548-0,330 1,046-0,331 0,057 0,717 Nilai Minimum 0,362 0,284 0,611 0,451 0,264 0,548 0,300 0,309 0,369 Nilai Maksimum -2,482 0,710 2,298-2,535-0,856 1,553-0,923 0,494 1,444 ppergeseran Titik-titik pada Model 3 Peregesaran Titik (m) 2,500 2,000 1,500 1,000 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 15 20 30 Gambar 7. Grafik Pergeseran Posisi Horisontal Titik-titik pada Model 3 Reka Geomatika 9

Aplikasi Survei GPS dengan Metode Statik Singkat dalam Penentuan Koordinat Titik-titik Kerangka Dasar Pemetaan Skala Besar Tabel 7. Pergeseran Posisi Horisontal Titik-titik pada Model 4 Titik Selisih Posisi Resultante Selisih Posisi Resultante Selisih Posisi Resultante dx dy r= dx²+dy² dx dy r= dx²+dy² dx dy r= dx²+dy² ITN_10 - - - - - - - - - ITN_11 - - - - - - - - - P1 0,518-0,287 0,592 0,061-0,025 0,066 0,030 0,159 0,162 P2 1,688-0,142 1,694 1,444-0,301 1,475 0,673-0,022 0,674 P3 2,266-0,402 2,302 1,692-0,451 1,751 0,860-0,033 0,861 P4 2,039 0,130 2,044 1,313-0,024 1,313 0,497-0,656 0,823 P5 1,921 0,202 1,932 1,325 0,032 1,326 0,232-0,361 0,429 P6 2,113-0,090 2,115 1,399-0,027 1,399-0,043 0,156 0,162 P7 0,596-0,127 0,610 0,641-0,061 0,644 0,218-0,077 0,231 P8 0,520-0,169 0,547 0,564-0,103 0,573 0,138-0,109 0,176 11,663-0,885 11,835 8,439-0,961 8,547 2,605-0,942 3,517 Rata -rata 1,166-0,089 1,479 0,844-0,096 1,068 0,260-0,094 0,440 Nilai Minimum 0,025 0,052 0,547-0,021 0,050 0,066-0,011 0,051 0,162 Nilai Maksimum 0,818-0,662 2,302 2,184-0,871 1,751 1,740-0,750 0,861 Pergeseran Titik-titik pada Model 4 Peregesaran Titik (m) 2,500 2,000 1,500 1,000 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 15 20 30 Gambar 8. Grafik Pergeseran Posisi Horisontal Titik-titik pada Model 4 Tabel 8. Rekapitulasi Nilai Pergeseran Posisi Horisontal Titik-titik Pergeseran Titik (r) dalam meter POLIGON Waktu Pengamatan 15 20 30 Rata rata model 1 1,189 0,661 0,300 0,717 model 2 1,145 0,414 0,290 0,616 model 3 1,725 1,046 0,717 1,163 model 4 1,479 1,068 0,440 0,996 rata-rata 1,385 0,797 0,437 0,873 Berdasarkan nilai pergeseran posisi horisontal yang disajikan melalui Tabel 3 s/d Tabel 7 dan grafik pergeseran yang divisualisasikan melalui Gambar 5 sampai dengan Gambar 8, dapat dianalisis bahwa: - Nilai pergeseran rata-rata posisi horisontal titik-titik yang berada pada lokasi dengan ruang pandang ke langit relatif terbuka (poligon model 1 & 2) memberikan hasil yang lebih teliti dibandingkan dengan titik-titik yang berada pada lokasi dengan ruang pandang relatif tertutup. Reka Geomatika 10

Reka Geomatika Jurusan Teknik Geodesi Itenas No.2 Vol. 01 ISSN 2338-350x Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Rata-rata Pergeseran Posisi Horisontal Lokasi Relatif Terbuka dan Relatif Tertutup (m) 2,000 1,500 resultante (m) 1,000 Lokasi Relatif Terbuka 1,167 0,537 0,295 Lokasi Relatif Tertutup 1,602 1,057 0,578 Gambar 9. Grafik Pergeseran Titik Berdasarkan Ruang Pandang ke Langit - Nilai pergeseran rata-rata posisi horisontal titik-titik yang berada pada lokasi dengan ruang pandang ke langit relatif terbuka yaitu: 66,7 cm - Nilai pergeseran rata-rata posisi horisontal titik-titik yang berada pada lokasi dengan ruang pandang ke langit relatif tertutup yaitu: 1,619 meter. - Pergeseran rata-rata posisi titik-titik yang berada pada lokasi dengan ruang pandang ke langit relatif terbuka mempunyai harga 1,6 kali lebih baik dibandingkan dengan yang berada pada lokasi dengan ruang pandang ke langit relatif tertutup. - Secara menyeluruh, nilai pergeseran rata-rata posisi horisontal titik-titik yang dihasilkan dari data hasil pengamatan selama 30 memberikan hasil yang paling baik, dibandingkan dengan data pengamatan 20 dan 15, yaitu masingmasing sebesar 43,7 cm, 79,7 cm, dan 1,385 meter. Atau Nilai pergeseran ratarata posisi horisontal titik-titik yang dihasilkan dari data hasil pengamatan selama 30 adalah 2 kali lebih baik dibandingkan dengan data pengamatan 20, atau 3 kali lebih baik dibandingkan dengan data pengamatan 15. - Bila nilai pergeseran dalam hal ini diartikan sebagai pergeseran posisi horisontal hasil penentuan posisi menggunakan GPS metode statik singkat terhadap metode terestrial, maka secara umum dapat dikatakan bahwa perbedaan penentuan posisi menggunakan GPS metode statik singkat adalah sebesar 0,873 meter atau 87,3 cm. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Ketelitian rata-rata posisi horisontal hasil pengukuran GPS metode statik singkat dengan waktu pengamatan masing-masing 15, 20, dan 30 adalah ± 43,2 cm, ± 26,5 cm, dan ± 14,7 cm. Sedangkan ketelitian rata-rata posisi vertikal adalah ± 46,9 cm, ± 37,9 cm, dan ± 23,6 cm. 2. Penentuan posisi menggunakan GPS pada daerah dengan ruang pandang ke langit yang relatif terbuka memberikan hasil yang lebih teliti dibandingkan pada daerah dengan ruang pandang ke langit yang relatif tertutup. Ketelitian posisi horisontal dan vertikal titik-titik pada daerah yang memiliki ruang pandang ke langit relatif terbuka mempunyai tingkat ketelitian 2 kali lebih baik dibandingkan pada daerah yang memiliki ruang pandang ke langit relatif tertutup. Reka Geomatika 11

Aplikasi Survei GPS dengan Metode Statik Singkat dalam Penentuan Koordinat Titik-titik Kerangka Dasar Pemetaan Skala Besar 3. Penentuan posisi menggunakan survei GPS dengan metode statik singkat dimana pengamatan dilakukan menggunakan receiver GPS satu frekuensi dengan lama pengamatan 30 dapat digunakan untuk pemetaan 1 : 250, lama pengamatan 20 dapat digunakan untuk pemetaan 1 : 500, dan lama pengamatan 15 dapat digunakan untuk pemetaan 1 : 750. 4. Perbedaan penentuan posisi menggunakan GPS metode statik singkat terhadap metode terestrial adalah sebesar 87,3 cm. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Laboratorium Survei Pemetaan Jurusan Teknik Geodesi Itenas, atas bantuannya dalam hal peminjaman peralatan ukur yang dipergunakan dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Abidin, H.Z. (2007). Penentuan Posisi Dengan GPS dan Aplikasinya. PT. Pradnya Pramita, Jakarta. Abidin, H.Z., Jones, A., Kahar, J. (2011). Survei Dengan GPS. PT. Pradnya Pramita, Jakarta. Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional). (2002). SNI 19-6724-2002, Jaring Kontrol Horizontal. (BSN) Badan Standardisasi Nasional, Jakarta. BPN (Badan Pertanahan Nasional). (1997). Petunjuk Teknis PMNA/ KBPN Nomor 3 Tahun 1997, Materi Pengukuran dan Pemetaan Pendaftaran Tanah. BPN (Badan Pertanahan Nasional). Jakarta. Purworaharjo, U.U. (1986). Pemetaan Topografi. ITB (Institut Teknologi Bandung). Bandung. Wolf, P.R. and Ghilani, C.D. (1997). Adjusment Computations: Statistics and Least Square in Surveying and GIS. John Willey & Sons, Inc., New York. Reka Geomatika 12