ANALISIS KESALAHAN PENULISAN KANA SISWA SLTA SUMATERA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
PDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari suatu bahasa ada 4 keterampilan berbahasa, dalam bahasa

Departemen Pendidikan Bahasa Jepang, Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudhi No. 229, Bandung 40154, Indonesia

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

DAMPAK WARNA TERHADAP PENGUASAAN KANJI MAHASISWA SASTRA JEPANG UNAND

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Konversi Romaji ke Hiragana dengan Algoritma Pencocokan String

BAB III PENGENALAN TULISAN TANGAN ON-LINE

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang memiliki lebih dari satu

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Gorys Keraf 1984:16 ).

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Atria Ramadhanty Irawan, 2014 Pengaruh evaluasi formatif pop test terhadap penguasaan huruf hiragana

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN GAIRAIGO PADA MAHASISWA SASTRA JEPANG ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH IKA MILA PRATIWI

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA DALAM MENULIS DAN MEMBACA KANJI

Penerapan Linear Congruent Method Pada Game Edukasi Tebak Huruf Hiragana Dan Katakana Berbasis Android

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

Fitria Sanimah Rahmawati*Sri Wahyu Widiati**Merri Silvia Basri*** Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang

THE ERROR ANALYSIS ON THE USE OF I-KEIYOUSHI

BAB 1 PENDAHULUAN. 2007), hal Aslinda, Leni Syafyahya, Pengantar Sosiolinguistik (Bandung: PT Refika Aditama,

BAB II LANDASAN TEORITIS. buruk menjadi baik (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2000 : 10). Selain itu

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Proses Perancangan dan Pembuatan Video Tutorial Pembelajaran Huruf

BAB III PROSES PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasi Eksperiment.

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

2015 PENERAPAN METODE PENUGASAN (RESITASI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KATAKANA

Tulisan dan Bunyi Bahasa Jepang

Penerapan Metode STAD (Student Team Achievement Division) Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Hiragana. Pembelajar Kelas X SMA Cendana Rumbai

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN APLIKASI OBENKYO PADA SMARTPHONE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF HIRAGANA

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa kesulitan jika harus menghapal kanji. Di tambah lagi satu kanji bisa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

PENGENALAN HURUF JEPANG

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

ANALISIS PENGGUNAAN HURUF KANA OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Bahasa Jepang b. Semester : 1 c. Kompetensi Dasar : 3.3 dan 4.3

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

FAKTOR PENYEBAB KESALAHAN PENGGUNAAN HURUF KATAKANA. Oleh:

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

Aizuchi dalam Bahasa Jepang Sebuah Tinjauan Strategi Komunikasi melalui Analisis Percakapan THAMITA ISLAMI INDRASWARI

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sehubungan dengan aplikasi yang akan dikerjakan memiliki kaitan dengan intelegensia

PEMBELAJARAN INTERAKTIF DAFTAR SUKU KATA BAHASA JEPANG BESERTA CARA PENULISAN UNTUK SEORANG PEMULA BERBASIS FLASH NASKAH PUBLIKASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang dikenal sebagai bahasa yang kaya dengan jenis huruf.

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

BAB I PENDAHULUAN. Materi utama dalam pengajaran bahasa Jepang ada tiga macam, yaitu

BAB II LANDASAN TEORI

Status resmi Bahasa resmi di: Jepang (de facto), Angaur (Palau) Diatur oleh: Pemerintah. Jepang Kode bahasa ISO ja ISO jpn SIL JPN

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor, salah satunya ialah akibat masuknya pengaruh dari bahasa asing. memiliki kata-kata pinjaman dalam kosakata mereka.

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi), interjeksi

WRITING VOCABULARY INDONESIAN INTO JAPANESE KATAKANA LETTER

BAB I PENDAHULUAN. Huruf dalam bahasa Jepang disebut dengan moji. Huruf-huruf dalam bahasa

(Asari-chan buku no: 25, halaman: 70) い~じゃないの あさりがみてるんだから. Terjemahan: Ibu: Masa bertengkar gara-gara televisi?

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活

ABSTRACT. Keywords: bushu, kokoro hen, kokoro ashi I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Indonesia ke bahasa Jepang, kita dapat menerjemahkan suatu teks dari

BAB 3 ANALISIS DATA. mencoba untuk menganalisis permasalahan-permasalahan yang telah saya temukan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SILABUS MATA KULIAH Bahasa Jepang Jurusan Pendidikan Sosiologi FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, khususnya bahasa asing akan mempermudah komunikasi serta. memperlancar hubungan kerjasama dengan bangsa lain.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen)

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006:160). Sehingga penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

HIKARI: E-Journal Pengajaran Jepang Universitas Negeri Surabaya

Resensi Buku. Melia Dewi Judiasri *)

PEMAHAMAN KATA YANG MENUNJUKKAN TEMPAT DAN ARAH DALAM BAHASA JEPANG DAN BAHASA INDONESIA *

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

Transkripsi:

ANALISIS KESALAHAN PENULISAN KANA SISWA SLTA SUMATERA BARAT Rahtu Nila Sepni, Gusdi Sastra, Lady Diana Yusri Fakultas Ilmu Budaya-Universitas Andalas Padang Abstract This study describes the error kana s writing and the percentage of errors by high school students in West Sumatra. Methods used in this study is interview method. The technique used tansemuka, that conducted without face to face with the data source. The data source are high school student in West Sumatra that studying Japanese. From this study it was found that the percentage error writing as the following: は [ha] 20% ほ [ho] 33% や [ya] 23% き [ki] 23% よ [yo] 23% ふ [fu] 53% も [mo] 37% お [o] 23% け [ke] 17% た [ta] 20% ぬ [nu] 30% な [na] 17% が [ga] 23% ざ [za] 13% を [wo] 10% ホ [ho] 20% ヨ [yo] 33% フ [fu] 20% ケ [ke] 23% ヤ [ya] 17% オ [o] 23% モ [mo] 50% キ [ki] 13% タ [ta] 20% チ [chi] 20%, ウ [u] 27% ネ [ne] 30% ル [ru] 20% ジ [ji] 23% ン [n] 7%. Key words: Kesalahan penulisan, Kana PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kana merupakan huruf Jepang yang yang terdiri dari hiragana dan katakana. Huruf hiragana digunakan untuk menuliskan kosakata asli Jepang, sedangkan huruf katakana digunakan untuk menuliskan kosakata saduran (Sudjianto: 2004). Dalam dunia pendidikan, kana biasanya diajarkan pada bagian awal pembelajaran bahasa Jepang. 76

Berdasarkan pengamatan sementara, dari hasil lomba kana yang diikuti oleh siswa SLTA terdapat kesalahan kaidah penulisan, urutan penulisan dan bentuk huruf dalam penulisan kana. Sejauh mana kesalahan tersebut dan pada huruf apasaja kesalahan sering terjadi, merupakan hal yang ingin diketahui secara lebih mendalam. Dengan mengetahui kesalahan-kesalahan penulisan tersebut, tentunya akan jadi masukan bagi pengajar bahasa Jepang agar lebih berhati-hati lagi dalam pengajaran kana. Analisis terhadap kesalahan-kesalahan dalam penulisan kana merupakan antisipasi awal, agar kesalahan penulisan tersebut tidak terbawa kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kekhawatiran mengenai kesalahan yang terbawa sampai ke perguruan tinggi ini, telah dirasakan ketika peneliti mengajar mata kuliah hyoki I, yakni mata kuliah yang mengajarkan tulisan Jepang. Berdasarkan pengalaman ketika mengajar hyoki I, terlihat bahwa mahasiswa tingkat I masih kewalahan dalam menulis maupun membaca kana. Oleh karena itu, dengan adanya penelitian mengenai kana ini, diharapkan para pengajar bahasa Jepang tingkat pemula dapat mengajarkan kana dengan lebih baik lagi. 2. Tujuan dan Ruang Lingkup Penelitian Tulisan yang digunakan di Jepang ada 4 jenis yaitu: kanji, hiragana, katakana dan romaji. Tulisan yang pertamakali dipelajari oleh pembelajar bahasa Jepang tingkat dasar atau pemula adalah kana yang terdiri dari hiragana dan katakana. Pada penelitian ini, tulisan yang akan dianalisis 77

adalah tulisan kana saja, karena tulisankanji belum dipelajari oleh para pembelajar bahasa Jepang pemula. Sementara itu, tulisan romaji tidak diteliti karena romaji adalah tulisan latin yang tentu saja sudah dikuasai oleh para siswa. Selain menjadikan kana sebagai objek penelitian, diperlukan juga batasan dalam pemilihan sumber data. Dalam hal ini, yang dijadikan sumber data adalah hasil tes kana siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Atas yang belajar bahasa Jepang di Sumatera Barat. Sekolah-sekolah ini dijadikan sebagai sumber data, karena di sekolah inilah secara umum diperkenalkan tulisan kana untuk pertamakali. PEMBAHASAN 1. Bentuk Kesalahan Penulisan Kana yang dilakukan oleh siswa SLTA di Sumatera Barat Dari 46 bentuk huruf hiragana maupun katakana, telah dilakukan observasi atau pengamatan terhadap sumber data yakni siswa SLTA di Sumatera Barat, bentuk-bentuk huruf mana saja yang terjadi kesalahan penulisan. Dalam penulisan huruf tersebut, kesalahan yang sering muncul adalah pada bentuk huruf dan urutan penulisan huruf. 78

Berikut merupakan bentuk-bentuk huruf yang mengalami kesalahan penulisan tersebut: A. Hiragana 1. は [ha] Kesalahan yang terdapat pada data 1, adalah kesalahan bentuk huruf dan urutan penulisan. Seharusnya pada urutan kedua adalah garis horizontal yang kemudian dilanjutkan dengan urutan penulisan ketiga yang membelah garis horizontal tepat ditengahnya. Namun, yang ditulis pada urutuan kedua adalah garis vertikal yang dilanjutakan dengan coretn terakhir, namun itupun tidak membelah atau persis ditengah coretan kedua. Bentuk kesalahan yang kedua yakni kesalahan dalam urutan penulisan. Bentuk akhir dari huruf tidak berubah sama sekali. Walupun demikian, urutan penulisan tetap hal yang penting dalam penulisan aksara Jepang. Kesalahan selanjutnya adalah kesalahan pada bentuk huruf. diperkirakan hal tersebut terjadi kekeliruan dalam menghapalkan bentuk huruf yang tepat. Sementara itu, terdapat pula bentuk baru yang memang masih ada kemiripan dengan huruf yang sebenarnya. 2. ほ [ho] Kesalahan yang paling signifikan atau paling jelas terlihat adalah kesalahan penulisan huruf lain yaitu huruf み [mi] hiragana, huruf よ [yo] hiragana dan huruf そ [so] hiragana. Huruf-huruf ini sama sekali tidak ada kemiripan dengan huruf ほ [ho]. 79

Sementara itu, kesalahan bentuk lainnya merupakan kesalahan bentuk yang masih memilki kemiripan dengan huruf ほ [ho]. Selanjutnya terdapat pula kesalahan yakni garis vertikal yang melebihi garis horizontal paling atas. Seterusnya, seharusnya tidak ada tambahan bulat kecil pada bagian kanan atas, yang menyebabkan huruf tersebut bacaannya menjadi ぽ [po]. Adapula kesalahan karena terdapat kekurangan coretan garis vertikal dibagian kiri. Kesalahanlainnya yaitu, yang dituliskan justru huruf は [ha], yang selain mirip dengan huruf ほ [ho], juga merupakan huruf yang berada pada deret huruf yang berdekatan dengan ほ [ho] yaitu: は [ha], ひ [hi], ふ [fu], へ [he], dan ほ [ho]. Kesalahan selanjutnya adalah kesalahan dalam urutan penulisan. 3. や [ya] Pada data 3 terlihat bahwa kesalahan yang terjadi dalam penulisan huruf や [ya] adalah kesalahan berupa urutan penulisan dan kesalahan pada bentuk huruf. Kesalahan bentuk huruf tidak tampak begitu mencolok karena bentuk kesalahan huruf yang terjadi hanya kurang jumlah coretan dan kurang seimbang pada bentuk huruf. Hanya terdapat satu kesalahan yag disebabkan karena menulis huruf hiragana lainnya yakni menulis huruf ね [ne]. 4. き [ki] Dalam penulisan huruf き [ki], terdapat kesalahan dalam urutan penulisan dan bentuk huruf. Kesalahan bentuk terdapat 4 variasi. 80

Kesalahan bentuk yang terjadi disebabkan karena kurangnya keseimbangan masing-masing coretan huruf. Sementara itu, kesalahan urutan penulisan terdapat 3 variasi. 5. ふ [fu] Dibandingkan dengan huruf lain, huruf ふ [fu] termasuk huruf yang memiliki jumlah coretan banyak yakni, 4 coretan. 4 coretan tersebut kesemuanya merupakan garis lengkung. Oleh karena itu, huruf ふ [fu] termasuk huruf yang rumit penulisannya. Hal ini menyebabkan jumlah variasi kesalahan penulisan ふ [fu] lebih banyak dibandingkan variasi kesalahan huruf lainnya, yakni sebanyak 15 variasi. 15 variasi kesalahan tersebut dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok variasi yaitu, kesalahan urutan penulisan dan kesalahan bentuk. Kesalahan bentuk dapat dibagi menjadi 3 yaitu: bentuk yang mirip dengan huruf seharusnya, bentuk yang sama sekali tidak mirip dengan bentuk sebenarnya, dan menulis huruf hiragana lainnya atau huruf katakana dari ふ [fu]. 6. も [mo] 81

Huruf も [mo] memiliki 3 coretan. Dari data yang diperoleh, terdapat 11 variasi kesalahan. Kesalahan berupa urutan penulisan, 9 kesalahan lainnya adalah kesalahan pada bentuk huruf. Terdapat pula kesalahan bentuk, namun masih memiliki kemiripan dengan huruf も [mo]. Kesalahan tersebut terjadi karena kelebihan coretan, terlalu lengkung dan menulis garis diagonal yang seharunya vertikal. Sedikit kekeliruan dalam penulisan tersebut tetap memberi dampak terhadap bentuk huruf yang tidak sama dengan yang semestinya. Selanjutnya adalah kesalahan karena menuliskan huruf lainnya. Kesalahan ini berkemungkinan karena pembelajar salah dalam menghapal bentuk huruf. 7. お [O] Berdasarkan data di atas, terdapat beberapa variasi kesalahan dalam bentuk maupun dalam urutan penulisan. Terdapat kesalahan bentuk huruf, yang berkemungkinan kesalahan pembelajar dalam memahami soal. Yang ditulis adalah huruf を [wo], yang berfungsi sebagai partikel penanda verba yang juga sering dibaca dengan [o]. Selanjutnya kesalahan bentuk pada poin b adalah kesalahan bentuk yang mirip dengan huruf sebenarnya. Kemiripan tersebut mendekati huruf hiragana lainnya yaitu huruf す [su]. Kesalahan bentuk lainnya 82

adalah kurangnya satu coretan dibagian akhir huruf, sedangkan kesalahan bentuk terakhir adalah terputusnya garis lengkung dibagian bawah dan kurang satu coretan dibagian akhir. Sementara itu terdapat dua kesalahan dalam urutan penulisan. 8. け [ke] Pada penulisan huruf け [ke], tidak begitu banyak trdapat kesalahan. Kesalahan pada urutan penulisan hanya ada 1 variasi. Kesalahan lainnya adalah bentuk huruf yang dapat dibagi menjadi 2 jenis. Jenis kesalahan yang pertama adalah pembelajar menulis bentuk huruf kana yang lain. Jenis yang kedua adalah bentuk huruf yang mirip dengan huruf yang sebenarnya. 9. た [ta] Kesalahan urutan ditemukan sebanyak 2 bentuk, dan sisanya adalah kesalahan bentuk huruf, yaitu menuliskan bentuk huruf kana な [na] dan ら [ra]. 10. ぬ [nu] Dilihat dari bentuk hurufnya, huruf ぬ [nu] merupakan huruf yang tidak memiliki garis lurus. Semua coretan merupakan garis lengkung. Dari bentuk kesalahan penulisan ぬ [nu] yang terdapat pada data, 83

hanya ada 2 kesalahan dalam urutan penulisan, sedangkan sisanya sebanyak 7 bentuk, merupakan kesalahan pada bentuk huruf. B. Katakana 11. ホ [ho] Berdasarkan data di atas, ternyata kesalahan penulisan yang terjadi seluruhnya adalah kesalahan bentuk. Sebagian besar kesalahan bentuk tersebut terjadi karena pembelajar menulis bentuk huruf katakana yang lain. Dapat diperkirakan, pembelajar tidak tahu atau lupa dengan bentuk huruf ホ [ho] tersebut. Sementara itu, terdapat kesalahan bentuk, namun tetap mirip dengan bentuk sebenarnya. 12. ヨ [yo] Dalam penulisan huruf ini terlihat variasi kesalahan yang cukup banyak. Kesalahan yang terjadi adalah, kesalahan bentuk huruf. Huruf yang tertulis mirip dengan huruf hiragana lain, namun tidak ada kemiripan sama sekali dengan huruf yang sebenarnya. Terjadi pula kesalahan urutan penulisan, namun bentuk akhir dari huruf yang terbentuk tetap sama. Selanjutnya merupakan kesalahan bentuk huruf yang apabila dilihat secara sepintas masih ada kemiripan dengan bentuk asli. Selain itu terdapt pula kesalahan bentuk huruf karena menulis bentuk huruf hiragana lain. 84

13. フ [fu] Bentuk kesalahan yang terjadi ketikan menulis huruf フ [fu] sebagian besar adalah kesalahan bentuk huruf, karena dalam menuliskan huruf フ [fu] hanya butuh 1 kali coretan atau 1 kali tarikan tangan. Kesalahan dalam urutan penulisan hanya terjadi karena menulis dengan 2 kali coretan. Kesalahan lain yaitu, yang dituliskan adalah huruf kana lainnya baik itu huruf hiragana ataupun katakana. Seperti menulis huruf hiragana な [na], yang sama sekali tidak mirip dengan huruf katakana フ [fu]. Huruf katakana ラ [ra] yang memang mirip dengan huruf フ [fu]. Huruf katakana レ [re], yang sedikit memiliki kemiripan pula dengan huruf フ [fu]. Terdapat pula kesalahan yang merupakan bentuk baru, dan tidak dapat diperkirakan mengapa terbentuk huruf yang demikian. Kesalahan lainnya, hanya terdapat sedikit kesalahan, yakni bagian akhir huruf yang ditulis terlalu panjang, sehingga tidak tidak tampak keseimbangan huruf tersebut. 14. ケ [ke] 85

Keseluruhan kesalahan yang terdapat pada bagian ini adalah kesalahan pada bentuk huruf. Pada data ini terlihat variasi bentuk huruf baru yang mirip dengan huruf sebenarnya. Terdapat pula, huruf katakana エ [e] yang tidak mirip dengan huruf sebenarnya. 15. ヤ [ya] Pada data 20, hanya terdapat 1 kesalahan urutan penulisan, karena untuk menulis huruf ヤ [ya], hanya butuh 2 coretan. Terdapat kesalahan bentuk huruf. Kesalahan tersebut tidak begitu signifikan, karena coretan yang terlalu lengkung, atau hanya kurang tepat dalam menarik arah garis. Terdapat pula kesalahan dengan menuliskan bentuk huruf baru. 16. オ [O] Pada bagian ini keseluruhan kesalahan merupakan kesalahan bentu huruf. Pada data ini, tidak terdapat kesalahan pada urutan penulisan. 17. モ [mo] Kesalahan penulisan yang terjadi pada bagian ini cukup banyak ditemukan. Dari 15 variasi kesalahan yang ditemukan, terdapat 5 kesalahan dalam urutan penulisan. 10 kesalahan lainnya adalah kesalahan pada bentuk huruf. Kesalahan tersebut ada yang masih 86

mirip dengan huruf sebenarnya, dan apa pula yang tidak mirip sama sekali. 18. キ [ki] Dalam penulisan huruf キ [ki], hanya terdapat 4 variasi kesalahan. 1 diantaranya adalah kesalahan urutan penulisan. Sementara itu, poin-poin lainnya adalah kesalahan pada bentuk huruf. Kesalahan bentuk yang terjadi karena menuliskan bentuk huruf lain yakni huruf も [mo]. Adapula kesalahan karena yang ditulis adalah huruf カ [ka] katakana. Selanjutnya, huruf yang ditulis mirip dengan huruf sebenarnya, dengan kata lain, kesalahan yang terjadi bukanlah kesalahan yang signifikan. Hanya saja, coretan terakhir yang seharusnya ditulis diagonal, ditulis vertikal. 19. タ [ta] Pada data ini, terdapat 6 variasi kesalahan dengan 1 kesalahan adalah urutan penulisan. 5 kesalahan lainnya adalah kesalahan bentuk huruf. Kesalahan yang terjadi tidak begitu signifikan, karena masih mirip dengan huruf yang sesungguhnya. Kesalahan tampak 87

karena terdapat kelebihan coretan, selainitu kesalahan terjadi karena kurang seimbang dalam menulis coretean terakhir. Terdapat pula kesalahan yang terjadi karena menulis huruf kana lainnya, yang menulis huruf ネ [ne] katakana dan huruf ソ [so] katakana. 2. Persentase kesalahan penulisan pada tiap-tiap huruf kana yang dilakukan oleh siswa SLTA di Sumatera Barat Persentase kesalahan penulisan didapat dari seberapa banyak variasi kesalahan yang terjadi pada tiap-tiap huruf yang dijadikan sampel dalam penelitian. persentase kesalahan tertinggi menggambarkan tingkat kesulitan dalam menulis huruf yang bersangkutan. Untuk itu, dengan memahami persentase tersebut, akan memudahkan analisis SWOT (strongth, weaknesses, Oppurtunities, treath) dalam proses pembelajaran nantinya. Pada sub bab ini diuraikan persentase kesalahan berikut gambaran grafik dari tiap-tiap huruf yang dijadikan sampel. no Jenis Jumlah Jumlah Sampel Bacaan Huruf Coretan Variasi Huruf Kesalahan Persentase 1 は [ha] Hiragana 3 6 20% 2 ほ [ho] Hiragana 4 10 33% 3 や [ya] Hiragana 3 7 23% 4 き [ki] Hiragana 4 7 23% 5 よ [yo] Hiragana 2 7 23% 6 ふ [fu] Hiragana 4 16 53% 88

7 も [mo] Hiragana 3 11 37% 8 お [o] Hiragana 3 7 23% 9 け [ke] Hiragana 3 5 17% 10 た [ta] Hiragana 4 6 20% 11 ぬ [nu] Hiragana 2 9 30% 12 な [na] Hiragana 4 5 17% 13 が [ga] Hiragana 5 7 23% 14 ざ [za] Hiragana 5 4 13% 15 を [wo] Hiragana 3 3 10% 16 ホ [ho] Katakana 4 6 20% 17 ヨ [yo] Katakana 3 10 33% 18 フ [fu] Katakana 1 6 20% 19 ケ [ke] Katakana 3 7 23% 20 ヤ [ya] Katakana 2 5 17% 21 オ [o] Katakana 3 7 23% 22 モ [mo] Katakana 3 15 50% 23 キ [ki] Katakana 3 4 13% 24 タ [ta] Katakana 3 6 20% 25 チ [chi] Katakana 3 6 20% 26 ウ [u] Katakana 3 8 27% 27 ネ [ne] Katakana 4 6 20% 28 ル [ru] Katakana 2 6 20% 29 ジ [ji] Katakana 5 7 23% 89

30 ン [n] Katakana 2 2 7% Tabel: kesalahan penulisan kanasiswa SLTA Sumatera Barat. Grafik: kesalahan penulisan kanasiswa SLTA Sumatera Barat. Dari tabel dan grafik di atas, tampak bahwa kesalahan tertinggi terdapat pada huruf hiragana ふ [fu] hiragana, yakni sebanyak 16 bentuk variasi kesalahan. Selanjutnya untuk huruf katakana, terdapat huruf モ [mo], yang memiliki 15 variasi kesalahan. Sementara itu, untuk kesalahan yang paling sedikit terjadi adalah kesalahan dalam penulisan huruf ン [n] katakana, yakni hanya 2 variasi kesalahan, dan pada bagian huruf hiragana, terdapat huruf を [wo], yakni sebanyak 3 variasi kesalahan. Berdasarkan jumlah coretan dan jumlah variasi kesalahannya, tidak dapat digeneralisasikan bahwa jumlah coretan berbanding lurus dengan jumlah variasi kesalahan. Dengan kata lain, meskipun jumlah coretannya banyak, belum tentu jumlah variasi kesalahannya banyak pula. Begitupula apabila jumlah coretannya sedikit, tidak memastikan bahwa jumlah variasi 90

kesalahannya akan sedikit. Untuk itu perlu dicermati kembali mana saja huruf-huruf yang menjadi ancaman, yaitu huruf yang coretannya sedikit, yaitu 1 sampai 2 coretan, namun variasi kesalahannya cukup banyak. Hal ini dapat dilihat pada data 5, yakni huruf hiragana よ [yo] yang hanya memiliki 2 coretan, namun variasi kesalahan yang ditemukan adalah 7 variasi. Selain itu, terdapat pula huruf ぬ [nu] hiragana pada data 11, yang juga memiliki 2 coretan, dengan variasi kesalahan sebanyak 9 kesalahan. Sementara itu, pada data 18, terdapat huruf katakana フ [fu], yang hanya memiliki 1 coretan, namun variasi kesalahannya cukup banyak, yakni 6 variasi. Dengan mencermati hal ini, diharapkan kepada para pembaca hasil penelitian ini, khususnya bagi para pengajar bahasa Jepang yang mengajarkan tulisan kana, untuk dapat lebih berhati-hati lagi dalam mengajarkan dan juga lebih memperbesar porsi latihan pada huruf-huruf tersebut. Berbeda dengan huruf yang menjadi ancaman (treath), terdapat pula huruf yang dapat dikategorikan sebagai huruf beruntung (oppurtunies), yaitu huruf yang jumlah coretannya banyak, yakni sebanyak 3-4 coretan, namun jumlah variasi kesalahannya relatif sedikit. Huruf-huruf tersebut terdapat pada data; 10 yakni huruf た [ta], yang memiliki 4 coretan, dengan variasi kesalahan adalah 6 variasi. Berikutnya adalah huruf な [na] data 12 dengan 4 coretan, namun variasi kesalahannya hanya 5 variasi. Ada juga data 16 dan 27 yaitu huruf katakana ホ [ho] dan ネ [ne], yang masing-masing memiliki 4 coretan, dan variasi kesalahannya adalah sebanyak 6 variasi. 91

PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk huruf yang mengalami kesalahan penulisan yang dilakukan oleh siswa SLTA di Sumatera Barat adalah: は [ha] ほ [ho] や [ya] き [ki] よ [yo] ふ [fu] も [mo] お [o] け [ke] た [ta] ぬ [nu] な [na] が [ga] ざ [za] を[wo] ホ [ho] ヨ [yo] フ [fu] ケ [ke] ヤ [ya] オ [o] モ [mo] キ [ki] タ [ta] チ [chi] ウ [u] ネ [ne] ル [ru] ジ [ji] ン [n]. Dari bentuk-bentuk kesalahan tersebut, terdapat besaran persentase pada tiap-tiap huruf sebagai berikut: no Sampel Huruf Bacaan Persentase 1 は [ha] 20% 2 ほ [ho] 33% 3 や [ya] 23% 4 き [ki] 23% 5 よ [yo] 23% 6 ふ [fu] 53% 7 も [mo] 37% 8 お [o] 23% 9 け [ke] 17% 92

10 た [ta] 20% 11 ぬ [nu] 30% 12 な [na] 17% 13 が [ga] 23% 14 ざ [za] 13% 15 を [wo] 10% 16 ホ [ho] 20% 17 ヨ [yo] 33% 18 フ [fu] 20% 19 ケ [ke] 23% 20 ヤ [ya] 17% 21 オ [o] 23% 22 モ [mo] 50% 23 キ [ki] 13% 24 タ [ta] 20% 25 チ [chi] 20% 26 ウ [u] 27% 27 ネ [ne] 20% 28 ル [ru] 20% 29 ジ [ji] 23% 30 ン [n] 7% 93

2. Saran Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus, yang ruang lingkupnya hanya sebatas Sumatera Barat. Untuk penelitian selanjutnya, dapat dikembangkan pada daerah yang lebih luas lagi. Selain itu, penelitian ini juga belum mampu menjawab mengapa terjadi kesalahan dalam penulisan. Oleh karena itu, masih terbuka banyak peluang untuk penelitian lanjutan dengan menggunakan hasil penelitian ini sebagai dasar atau acuan. 94

DAFTAR PUSTAKA AOTS. 2004. Belajar dengan Cara Mandiri Hiragana dan Katakana. Tokyo: 3A Corporation. Kawarazaki, Mikio.2006. Nihongo Kana Nyumon Indonesiagohan. Indonesia: IMA Foundation. Mahsun, 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sudaryanto, 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana Univerity Press Sudjianto, Dahidi Ahmad. 2004. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc. Sudjianto. 2002. Kamus Istilah Masyarakat dan Kebudayaan Jepang. Bekasi: Kesaint Blanc. Sutedi, dedi. 2003. Dasar-Dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora. Yoshida, Yoshio. Terj. I ketut Surajaya.1999. Bahasa Jepang Modern. Jakarta: Erlangga. 95