PERAN LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL QUR AN JAWA TENGAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI TILAWATIL QUR AN BAGI QORI DAN QORI AH TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PERAN LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL QUR AN DALAM MENINGKATKAN PRESTASI TILAWATIL QUR AN

POLIGAMI TANPA PERSETUJUAN ISTRI (Studi Komparasi Metode Ijtihad antara Hasbullah Bakri dengan Pasal 5 UU NO.1/1974 Jo.

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI PENGANGKUTAN LAUT (Studi Lapangan pada PT. Asuransi Purna Artanugraha Semarang) SKRIPSI

STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER ISLAMI (TELAAH KRITIS ATAS PEMIKIRAN NAJIB SULHAN)

STUDI ANALISIS FATWA MUI TENTANG DIHARAMKANNYA DOA BERSAMA MUSLIM DAN NON MUSLIM

STUDI MANAJEMEN MUTU PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ROUDLOTUL ATHFAL/MADRASAH IBTIDAIYAH DI KABUPATEN BATANG

STUDI TENTANG MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PERANANNYA DALAM MENINGKATAN MUTU GURU DI MTS NEGERI JEKETRO KABUPATEN GROBOGAN

Oleh: NUR AZIZ NIM :

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG KEWAJIBAN ISTERI MENAFKAHI SUAMI DI DESA SARI GALUH KEC. TAPUNG KAB. KAMPAR PEKANBARU SKRIPSI

ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG HAPUSNYA HAK MENUNTUT PIDANA KARENA DALUWARSA DALAM PASAL 78 KUHP

IMPLEMENTASI PERMA NO.1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN DALAM PERKARA PERCERAIAN. (STUDI DI PENGADILAN AGAMA KOTA SEMARANG)

MANAJEMEN PROGRAM KECAKAPAN VOKASIONAL DI MADRASAH ALIYAH NEGERI KENDAL SKRIPSI

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN DI KELAS VIII

HUBUNGAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQH DENGAN PENGAMALAN IBADAH PUASA RAMADHAN SISWA KELAS 3 MI NURUL HIKMAH KALIBUNTU LOSARI BREBES

Sulaiman bin Hasan Al Jamzury. Terjemah Matan Tuhfatul Athfal Wal Ghilman

- 1 - WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL QUR AN (LPTQ)

SKRIPSI Disusun untuk Melengkapi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Tarbiyah.

PROBLEMATIKA IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH SAMBIREJO WIROSARI GROBOGAN

BAB III METODE PENELITIAN

SOLUSI AL-QUR AN TERHADAP PENYAKIT DIABETES

AHMAD HAMDAN ASYACHOWI NIM:

MODEL PEMBELAJARAN PAI DI RUMAH PINTAR TRESNO ASIH SEMARANG SKRIPSI

STUDI ANALISIS PENDAPAT MADZHAB SYIAH IMAMIYYAH TENTANG DUA ORANG SAKSI SEBAGAI SYARAT SAH JATUHNYA TALAK SKRIPSI

EFEKTIVITAS PENILAIAN PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK RELASI DAN FUNGSI

EFEKTIFITAS METODE OBSERVASI LINGKUNGAN ALAM SEKITAR SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI POKOK EKOSISTEM

SKRIPSI. Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

SOAL MFQ TAJWID. A. Soal Paket Penyisihan 1. Soal :Apa yamg dimaksud dengan saktah atau sakt

Oleh: AJI ABDUL MAJID NIM:

MEKANISME ANALISA JAMINAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BPRS ASAD ALIF KANTOR KAS BOJA

MANAJEMEN BADAN PENGELOLA WAKAF MASJID AGUNG KAUMAN SEMARANG DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI HARTA WAKAF

OPTIMALISASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DALAM PENINGKATAN LAYANAN PENDIDIKAN DI SMA SEMESTA KOTA SEMARANG

BAB IV ANALISIS PERAN LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL QUR AN JAWA TENGAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI TILAWATIL QUR AN BAGI QORI DAN QORI AH TAHUN

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PAI MELALUI PEMBERIAN TUGAS BERBASIS PORTOFOLIO (Studi Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII G SMP N 30 Semarang)

STUDY KORELASI ANTARA PEMAHAMAN MATERI THAHARAH DENGAN KESADARAN MENJAGA KEBERSIHAN SISWA KELAS X MA NU 08 PAGERUYUNG KENDAL TAHUN AJARAN

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

POLA KEPEMIMPINAN PENGASUH PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN FORMAL DI PONDOK PESANTREN DARUL AMANAH KABUNAN SUKOREJO KENDAL

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika

PENGARUH ETIKA BISNIS ISLAMI TERHADAP TINGKAT KUANTITAS PENJUALAN PRODUK PADA PERUSAHAAN AIR MINUM PT.BUYA BAROKAH KUDUS

OPTIMALISASI FUNGSI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN POTENSI BERORGANISASI SISWA DI MA DARUL AMANAH SUKOREJO KENDAL

KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI MADRASAH IBTIDAIYAH AD-DAINURIYAH SEMARANG

METODE REHABILITASI NON-MEDIS DI RUMAH SAKIT KHUSUS JIWA H. MUSTAJAB PURBALINGGA DALAM PANDANGAN TASAWUF

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Matematika

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S 1 ) dalam Ilmu Tarbiyah.

ANALISIS KESALAHAN PESERTA DIDIK DALAM MENYELESAIKAN SOAL PEMBUKTIAN IDENTITAS TRIGONOMETRI KELAS X

POLA PENDIDIKAN TERPADU DI SD TERPADU MA'ARIF GUNUNGPRING MUNTILAN MAGELANG

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

PERBANDINGAN KINERJA GURU YANG BERSERTIFIKAT PENDIDIK DAN YANG BELUM BERSERTIFIKAT PENDIDIK DI MTs YAROBI GROBOGAN

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI TK PGRI IV/89 NGALIYAN SEMARANG

FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012

STUDI ANALISIS PELAKSANAAN SUPERVISI TERHADAP GURU BIDANG STUDI AGAMA DI MTs N KENDAL

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Tarbiyah.

SKRIPSI PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Tarbiyah

PROFESIONALITAS GURU FIQIH DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MTs DAN MA MIFTAHUL ULUM NGEMPLAK KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN AJARAN 2014

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR AN

MANAJEMEN KINERJA DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU DI MA NAHDLATUL MUSLIMIN UNDAAN KUDUS. Skripsi

STUDI KORELASI MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIKIH SISWA KELAS VIII SEMESTER GASAL DI

OPTIMALISASI PENGELOLAAN MOVING CLASS DI SMA SEMESTA SEMARANG (STUDI FUNGSI PENGELOLAAN KELAS)

IMPLEMENTASI QUANTUM TEACHING DALAM PEMBENTUKAN PROFESIONALISME GURU PAI DI SMP N 30 SEMARANG

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam. Oleh:

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika.

STUDI KOMPARASI TENTANG PENARIKAN HIBAH DALAM PASAL 212 KHI DAN PASAL 1688 KUH PERDATA

PERANAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN DALAM MENANGGULANGI KESULITAN BELAJAR PAI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN ASAS SEDERHANA, CEPAT DAN BIAYA RINGAN DI PENGADILAN AGAMA SEMARANG SKRIPSI

MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI MTS NU NURUL HUDA MANGKANG SEMARANG SKRIPSI

PENGARUH RELIGIOSITAS DAN PENDAPATAN TERHADAP MINAT BAYAR ZAKAT MELALUI BAPELURZAM (Badan Pelaksana Urusan Zakat Muhammadiyah) PCM WELERI KENDAL

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Matematika

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MUSLIM DALAM HAL TREND JILBAB PERSPEKTIF TEORI KONSUMSI ISLAM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini dikatagorikan sebagai penelitian kualitatif, Bogdan

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Biologi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I (S.I) Dalam Ilmu Tarbiyah.

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK MADRASAH IBTIDAIYAH ISLAMIYAH KELAS IV DESA SIMPAR BANDAR BATANG TAHUN

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK AKAD MURABAHAH TERHADAP MINAT NASABAH MENGGUNAKAN GRIYA ib HASANAH di BNI SYARIAH CABANG SEMARANG

PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MELALUI ILMU BELADIRI PENCAK SILAT

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SKI MATERI POKOK KEPRIBADIAN NABI SAW DENGAN STRATEGI INFORMATION SEARCH

PENGERTIAN dan HUKUM ILMU TAJWID

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF AL-QUR AN DENGAN METODE DRILL PADA ANAK PAUD ALAMKU MENGANTI KEDUNG JEPARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

URGENSI ETOS KERJA ISLAMI KARYAWAN SEBAGAI PENGENDALI PRAKTEK MORAL HAZARD (STUDI KASUS DI KJKS BMT MARHAMAH WONOSOBO)

BAB III METODE PENELITIAN

2 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S 1) dalam Pendidikan Agama Islam.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Program Studi Pendidikan Guru MI (PGMI)

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Syari ah

DISSENTING OPINION HAKIM DALAM MEMUTUS PERKARA TENTANG PENGANGKATAN ANAK OLEH KAKEK NENEKNYA

UST.HJ.MOHD SALEH BIN RAMLI PENSYARAH MAAHAD TAHFIZ NEGERI PAHANG BAHAGIAN 1

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT

KEBERAGAMAAN REMAJA DI DESA KEDUNGPATANGEWU KEDUNGWUNI PEKALONGAN (Studi tentang Remaja yang Pernah Bekerja Sebagai Buruh Konfeksi di Jakarta) SKRIPSI

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam.

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI PANTI ASUHAN DARUNNAJAH MRANGGEN DEMAK

PENGARUH PEMBERIAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT ISLAM NU DEMAK

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 48 Jadi metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu sesuai dengan judul diatas, penulis menggunakan metode

STUDI DESKRIPTIF TENTANG KEMAMPUAN GURU MEMBUAT APERSEPSI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MTs. NU KHOIRIYAH BAE KUDUS

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Jurusan Manajemen Dakwah (MD)

ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PERALIHAN WALI NASAB KE WALI HAKIM

Transkripsi:

PERAN LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL QUR AN JAWA TENGAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI TILAWATIL QUR AN BAGI QORI DAN QORI AH TAHUN 2005-2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (SI) Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam Disusun Oleh : NUR HANIIF LAILI 053111347 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010

KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Alamat: Prof. Dr. Hamka Kampus II Telp. 7601295 Fak. 7615387 Semarang PERSETUJUAN PEMBIMBING Semarang, 10 Desember 2010 Lamp : 4 (Empat) Eksemplar Hal : Naskah Skripsi Kepada Yth. An. Sdr. Nur Haniif Laili Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang Assalamu alaikum Wr. Wb Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya kirim naskah skripsi saudara: Nama : Nur Haniif Laili NIM : 053111347 Judul : PERAN LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL QUR AN JAWA TENGAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI TILAWATIL QUR AN BAGI QORI DAN QORI AH TAHUN 2005-2010 Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudara tersebut dapat dimunaqosahkan. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Wassalamu alaikum Wr. Wb. Pembimbing I Pembimbing II Ridwan, M.Ag. Drs. Abdul Rohman, M.Ag. NIP. 19630106 199703 1001 NIP. 19691105 199403 1003

Nama KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka KM 1 Ngaliyan Telp. (024)7601291 Semarang 50185 : Nur Haniif Laili NIM : 053111347 Fakultas/Jurusan Judul Skripsi : Tarbiyah / PAI PENGESAHAN : PERAN LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL QUR AN JAWA TENGAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI TILAWATIL QUR AN BAGI QORI DAN QORI AH TAHUN 2005-2010 Telah Dimunaqosahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang dan dinyatakan LULUS, pada tanggal: 17 Desember 2010 Dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikan studi Program Sarjana Strata I (S.1) tahun akademik 2010/2011 guna memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah. Dewan Penguji Semarang, 27 Desember 2010 Ketua Sidang, Sekretaris Sidang, Drs. Wahyudi, M.Pd. Dwi Mawanti, M.A. NIP. 196803141995031001 NIP. 197612072005012002 Penguji I, Penguji II, Fakrur Rozi, M.Ag. Saminanto, M.Sc. NIP. 196912201995031001 NIP. 197206042003121002

ABSTRAK Nur Haniif Laili (NIM: 053111347). Peran Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur an Jawa Tengah dalam Meningkatkan Prestasi Tilawatil Qur an bagi Qori dan Qori ah Tahun 2005-2010. Skripsi. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Prestasi Tilawatil Qur an Qori dan Qori ah Jawa Tengah tahun 2005-2010; (2) Peran Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur an Jawa Tengah dalam meningkatkan prestasi tilawatil Qur an bagi Qori dan Qori ah tahun 2005-2010. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif tentang peran LPTQ Jawa Tengah dalam meningkatkan prestasi Tilawatil Qur an dan penelitian lapangan dengan observasi, interview dan dokumentasi tentang LPTQ Jawa Tengah dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur an adalah suatu lembaga yang berada di bawah naungan Kementerian Agama yang bergerak dibidang keagamaan, untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang Qur ani agar dapat seirama dengan derap pembangunan nasional dan perkembangan masyarakat yang semakin pesat. (2) Tilawatil Qur an secara etimologi adalah membaca Qur an dengan suara indah. Sedangkan secara terminologi tilawah adalah memperbagus suara saat membaca al-qur an, tentunya dengan indah bahkan amat indah. Jadi suara yang indah akan menambah keindahannya sehingga menggerakkan hati dan menggoncangkan qalbu ketika mendengarnya. Jadi Tilawatil Qur an adalah membaca Al-Qur an dengan menggunakan lagu, suara yang indah dan merdu. Lagu-lagu yang digunakan untuk Tilawatil Qur an itu ada tujuh macam, diantaranya adalah Lagu Bayyati, hijaz, nahawand, rast, sika, shoba, dan jiharka. (3) Peran LPTQ Jawa Tengah diantaranya: (a) Mengadakan MTQ dari tingkat bawah (Kecamatan dan Kabupaten), (b) Mengadakan MTQ di tingkat Propinsi Jawa Tengah, (c) Mengadakan pelatihan Dewan Hakim tingkat Propinsi Jawa Tengah, (d) Mengadakan pelatihan dan pembinaan bagi Qori dan Qoriah terbaik di tingkat Propinsi jawa Tengah, (e) Mendatangkan Pelatih dan Pembina yang sudah mempunyai prestasi Tilawah di Tingkat Internasional, (f) Mengirim para peserta terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding di Baitul Qurro Ciputat Jakarta, (g) Memperhatikan kesejahteraan peserta ketika akan mengikuti MTQ tingkat Nasional Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi mahasiswa, para tenaga pengajar, para peneliti, dan semua pihak yang membutuhkan khususnya di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dan LPTQ Jawa Tengah terutama dalam meningkatkan prestasinya.

MOTTO Apabila Perkara Tidak Dipegang Pada Ahlinya Maka Tunggulah Kehancurannya Pemuda Sekarang adalah Pemimpin Masa Depan Jadilah Pemuda yang Berkualitas untuk Menjadi Pemimpin yang Berkualitas 1 1 Dikutip dari Shahih Al Bukhari Hadits Ke 57 juz I, hlm. 103.

PERSEMBAHAN Dalam perjuangan mengarungi samudera Ilahi tanpa batas, dengan keringat dan air mata, kupersembahkan karya tulis skripsi ini teruntuk orangorang yang selalu hadir dan berharap keindahan-nya. Kupersembahkan bagi mereka yang tetap setia berada di ruang dan waktu kehidupanku, khususnya buat: 1. Almarhum. Bapak Nur Roziqin dan Ibu Siti Kumyati, S.Pd.I (Kedua Orang Tuaku Tercinta) yang selalu memberi semangat, membimbing dan mengarahkan hidupku. Beliau berdua selalu memberi wacana tentang perjuangan hidup. Terlebih Bapak ketika masih hidup telah memberikan banyak ilmu, sehingga saya bisa jadi orang yang bermanfaat di masyarakat. Ibu juga selalu mencurahkan kasih sayang dan selalu menjadi tempat curhat dikala aku ada masalah. 2. Drs. H. Asfuri Mughni, S.Sos, SH, M.Si (Abahku) terima kasih saya ucapkan atas nasehat, semangat dan motivasi dari Abah yang diberikan dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. dr. Hj. Nur Nahdloh Fauziyah (Adek sekaligus Teman Sejatiku) yang menjadi spirit hidupku, yang menjadi inspirasiku, yang selalu menasehati ketika aku ada masalah, dan selalu memberi semangat dalam menuntaskan studi dan skripsi ini. Terima kasih ya adekku sayang 4. Gilar Wahibul Furqon (Adik Kandungku) yang selalu memberi support dan doa buat keberhasilanku. 5. Kyai Erfan Shoddiq Al-Hafidz & Kyai Qomarudin Al-Hafidz (Guru Ngajiku) yang selalu memberikan barokah doa dan memberikan ijazah spiritual kepadaku. Sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini. 6. Mas M. Yusuf (masku) yang telah membantu mencarikan data dan mensupport sehingga skripsi ini bisa selesai. 7. Teman-Temanku dan Murid-Muridku (yang tidak bisa kusebutkan namanya) Terima kasih atas doa dan dukungannya. Kalian semua sudah mewarnai hidupku. Penulis

DEKLARASI Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiranpikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Semarang, Desember 2010 Deklarator Nur Haniif Laili NIM. 053111347

KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, berkat taufiq dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi yang berjudul: Peran Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur an Jawa Tengah Dalam Meningkatkan Prestasi Tilawatil Qur an Bagi Qori Dan Qori ah Tahun 2005-2010 ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Suja i, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 2. Bapak Ridwan, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing I dan Drs. Abdul Rohman, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 3. Para Dosen di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo beserta staf yang telah membekali penulis berbagai pengetahuan. 4. Pengurus LPTQ Jawa Tengah yang bersedia memberikan kesempatan penulis untuk melakukan penelitian dalam penyusunan skripsi ini. 5. Bapak Pimpinan Perpustakaan Institut dan Fakultas yang telah memberikan layanan kepustakaan yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Orang tuaku, teman sejatiku, adikku, masku, teman-temanku, dan muridmuridku tercinta yang senantiasa berdoa dan memberikan semangat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya hanya kepada Allah penulis berserah diri dan semoga apa yang tertulis dalam skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan para pembaca pada umumnya. Amin. Semarang, Desember 2010 Penulis, Nur Haniif Laili NIM. 053111347

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENGESAHAN... iii ABSTRAK... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi DEKLARASI... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x BAB I : PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah... 1 B.Penegasan Istilah... 3 C.Rumusan Masalah... 4 D.Tujuan dan Manfaat Penelitian... 4 E.Telaah Pustaka... 5 F. Metode Penelitian... 6 BAB II : PERAN LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL QUR AN DALAM MENINGKATKAN PRESTASI TILAWATIL QUR AN A.Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur an (LPTQ)... 11 1. Pengertian Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur an... 11 2. Landasan Hukum Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur an... 11 3. Tujuan dan Tugas Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur an... 12 4. Organisasi dan Kepengurusan Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur an... 12 B.Prestasi Tilawatil Qur an... 13 1. Tilawatil Qur an... 13 2. Prestasi Tilawatil Qur an... 40

C.LPTQ dalam Peningkatan Prestasi Tilawatil Qur an... 46 BAB III : PERAN LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL QUR AN JAWA TENGAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI TILAWATIL QUR AN A.Kondisi Umum Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur an Jawa Tengah... 48 1. Letak Geografis... 48 2. Landasan Hukum LPTQ Jawa Tengah... 48 3. Susunan Pengurus LPTQ Jawa Tengah:... 49 4. Logo LPTQ... 50 5. Visi dan Misi LPTQ Jawa Tengah... 50 B.Prestasi Tilawatil Qur an Jawa Tengah tahun 2005-2010... 51 C.Peran LPTQ Jawa Tengah Dalam Meningkatkan Prestasi Tilawah... 55 BAB IV : ANALISIS PERAN LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL QUR AN JAWA TENGAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI TILAWATIL QUR AN BAGI QORI DAN QORI AH TAHUN 2005-2010 A.Prestasi Tilawatil Qur an LPTQ Jawa Tengah... 64 B.Peran LPTQ Jawa Tengah dalam meningkatkan Prestasi Tilawatil Qur an.... 68 BAB V : PENUTUP A.Kesimpulan... 73 B.Saran... 75 C.Penutup... 76 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) merupakan lembaga semi resmi di lingkungan Ditjen Bimas Islam. Sejak dibentuk hingga saat ini dinilai belum berkembang secara optimal, baik dalam lingkup organisasi maupun output program kerja yang dilakukan. Hal ini dikarenakan beberapa hal, Diantaranya : Problem keorganisasian, problem Sumber Daya Manusia (SDM), problem kegiatan yang diselenggarakan, dan problem sumber pembiayaan. 2 Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur an (LPTQ) tingkat Propinsi Jawa Tengah sampai saat ini juga belum bisa berkembang secara baik. Hal itu bisa dilihat dari daftar prestasi para Qori dan Qori ah yang setiap tahun kian merosot. Dibuktikan dengan hasil Prestasi dari Musabaqoh Tilawatil Qur an (MTQ) dan Seleksi Tilawatil Qur an (STQ) tingkat Nasional yang diadakan tiap tahun. Rangking dari Propinsi Jawa Tengah selalu berada di bawah Jawa Barat, DKI Jakarta dan Jawa Timur. Data menunjukkan bahwa daftar prestasi para Qori -Qori ah dari Propinsi Jawa Tengah dalam mengikuti MTQ tingkat Nasional dari tahun 2005-2010 adalah sebagai berikut: a). STQ Tingkat Nasional tahun 2005 di Gorontalo, tidak ada Qori -Qori ah yang menjadi juara. b). MTQ Tingkat Nasional tahun 2006 di Kendari, Juara I MTQ golongan Remaja putra yang diraih oleh Ustadz. Rohani. c). STQ Tingkat Nasional tahun 2007 di Jakarta, Juara I MTQ Golongan Dewasa Putra yang diraih oleh Ustadz. Herfan. d). MTQ Tingkat Nasional tahun 2008 di Banten, tidak ada Qori -Qori ah yang menjadi juara. e). STQ Tingkat Nasional tahun 2009 di Jakarta, tidak ada yang menjadi juara. f). MTQ Tingkat Nasional tahun 2010 di Bengkulu, tidak ada yang menjadi juara. 3 2 http://www.ditjenbimasislam.co.id/lptq-info/ (6 April 2010, 11.15 WIB) 3 Dokumen data LPTQ Jawa Tengah dalam MTQ dan STQ Nasional

Problem Prestasi dalam MTQ yang dialami oleh LPTQ Jawa Tengah sangat memprihatinkan. Dari data yang ada, LPTQ Jawa Tengah harus segera berbenah diri untuk melakukan upaya-upaya yang bisa menyodok prestasi para Qori -Qoriah agar prestasinya menjadi lebih baik di kancah MTQ Tingkat Nasional yang diadakan setiap tahun. Upaya peningkatan prestasi yang harus dilakukan oleh LPTQ Jawa Tengah diantaranya adalah: Mencari bibit-bibit Qori -Qori ah dari usia dini untuk dilatih dan dibina menjadi Qori -Qori ah yang handal dan Berkualitas, Memberi pelatihan terhadap para pelatih tilawah dari kabupaten dan kota yang ada di Jawa tengah, Mengadakan Pelatihan Tilawah disetiap kabupaten dan kota se-jawa Tengah, Mengadakan MTQ tingkat Propinsi Jawa Tengah, Mengadakan Pelatihan rutin terhadap Qori -Qori ah yang Potensial, mengirimkan Qori -Qori ah untuk belajar di Jakarta agar memperoleh ilmu pengetahuan yang lebih baik dari para Qori -Qori ah tingkat Internasional. 4 Maka dari itu, peran LPTQ Jawa Tengah sangat urgen untuk menciptakan Qori -Qori ah yang bisa berprestasi di tingkat Nasional maupun Internasional agar bisa membawa nama baik Propinsi Jawa Tengah dan bisa mengharumkan Negara Indonesia. Selain itu juga untuk mencari generasi dari usia dini agar bisa menjadi penerus Qori -Qori ah yang sudah Senior. Akan tetapi sejauh mana peran LPTQ Jawa Tengah dalam hal peningkatan prestasi dalam MTQ, apakah sudah baik dan maximal atau masih statis atau bahkan mengalami penurunan, maka dalam skripsi ini penulis mengadakan penelitian dengan menggunakan judul PERAN LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL QUR AN JAWA TENGAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI TILAWATIL QUR AN BAGI QORI DAN QORI AH TAHUN 2005-2010 4 Wawancara dengan Pak Ahyani, selaku Sekretaris LPTQ Jawa Tengah, pada tanggal 3 Agustus 2010, pukul 09.00 WIB

B. PENEGASAN ISTILAH Kesalahpahaman dalam memahami dan mendapatkan pemahaman yang komprehensif sangat dibutuhkan agar pembaca dapat menghindarinya, Oleh karena itu, penulis memandang perlu untuk membatasi istilah yang digunakan dalam skripsi ini, yaitu sebagai berikut : 1. Peran Dalam Kamus Bahasa Indonesia bahwa peran berarti sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan yang utama. 5 Jadi, peran yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur an sebagai lembaga yang menjadi penggerak dan pelaksana utama untuk meningkatkan tilawah al-qur an. 2. Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur an Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur an (LPTQ) adalah merupakan Lembaga yang menangani masalah pengembangan Tilawatil Qur an yang bertujuan untuk mewujudkan penghayatan dan pengamalan Al-Qur an dalam masyarakat Indonesia yang ber-pancasila. 6 3. Meningkatkan Meningkatkan berasal dari kata tingkat yang berarti susunan yang berlapis-lapis. Meningkatkan juga diartikan menaikkan (derajat, taraf, dan sebagainya), mempertinggi, memperhebat (produksi dan sebagainya), da mengangkat diri 7 4. Prestasi Menurut bahasa, prestasi adalah suatu hasil yang telah dicapai atau dilakukan. 8 Ada juga yang mengartikan bahwa prestasi adalah tingkat hasil yang diperoleh pada saat sekarang terhadap suatu bidang yang dipelajari. 9 5 WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), hlm. 735 6 Depag RI, Pedoman Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur an, (Jakarta: Depag, 1997), hlm. 3. 7 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. II, hlm. 1250 8 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), cet. 3, hlm. 910.

Sedangkan dalam buku Evaluasi Instruksional disebutkan bahwa prestasi yang dimaksud adalah kemampuan, ketrampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. 10 Dari beberapa pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai pada saat sekarang dalam menyelesaikan suatu hal. 5. Tilawatil Qur an Seni dalam membaca Al-qur an dengan menggunakan 7 macam lagu yang sering di lombakan dalam Event Musabaqoh Tilawatil Qur an. Tilawatil Qur an dinilai dari 3 aspek, yaitu Tajwid, lagu, dan adab/fashohah 6. Qori dan Qori ah Orang yang membaca Al-Qur an dengan lagu. Qori (pembaca putra), Qori ah (pembaca putri). Maksud dari seluruh istilah diatas adalah Peran dari LPTQ Jawa Tengah dalam Meningkatkan Prestasi Tilawatil Qur an C. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana prestasi Tilawatil Qur an Qori dan Qori ah Jawa Tengah tahun 2005-2010? 2. Bagaimana Peran Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur an Jawa Tengah dalam meningkatkan prestasi tilawatil Qur an bagi Qori dan Qori ah tahun 2005-2010? D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bukan sekedar bertujuan untuk mengesahkan asumsi penulis, namun lebih pada tujuan awal dari penelitian itu sendiri, yaitu : 9 Save M Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara, 2006), cet. 5, hlm. 886. 10 Zainal Arifin, Evaluasi Instruksional: Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991), cet 3, hlm. 3.

a. Mengetahui prestasi Tilawatil Qur an Qori dan Qori ah Jawa Tengah tahun 2005-2010. b. Mengetahui Peran Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur an Jawa Tengah dalam meningkatkan prestasi tilawatil Qur an bagi Qori dan Qori ah tahun 2005-2010. 2. Manfaat Penelitian a. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam dunia Seni membaca Al-Qur an khususnya di bidang Tiwatil Qur an.. Penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai tolok ukur tentang peran LPTQ Jawa Tengah dalam meningkatkan Prestasi Para Qori dan Qori ah. b. Secara praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada para pembaca berupa informasi mengenai peran LPTQ, serta hal- hal yang berkaitan dengannya. Dan dapat memberikan informasi yang berhubungan dengan Tilawatil Qur an. E. TELAAH PUSTAKA Ada beberapa model penelitian yang dari tema ataupun pembahasan yang memiliki kesamaan arah bidik antara lain: Penelitian Iva Ainiyah (NIM: 3104196) yang berjudul Peran Kepemimpinan Kiai Dalam Meningkatkan Kualitas Santri Pesantren Nurul Hidayah Pahesan Godong Grobogan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) model kepemimpinan kiai dalam memimpin pesantren; (2) peran kepemimpinan kiai dalam meningkatkan kualitas santri di pesantren Nurul Hidayah Pahesan Godong Grobogan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Kepemimpinan kiai adalah kemampuan dan kesiapan seorang kiai dalam mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntut, menggerakkan, membimbing, mengarahkan, mengawasi segala tindak tanduk santri sebagai siswa yang belajar di pesantren untuk mencapai suatu tujuan. Dalam upaya meningkatkan kualitas santri, peran seorang kiai sangat penting dalam memberdayakan dan meningkatkan kualitas pesantren dan bertanggung jawab

terhadap perbuatan orang-orang yang berada di bawah tanggungan serta pengawasannya (santri dan elemen-elemen lain dalam lingkup pesantren), agar dapat memenuhi fungsinya sebagai lembaga pendidikan, keagamaan dan pengembangan masyarakat. Penelitian Nur Azizah (NIM: 3104345) yang berjudul Peran Manajemen Kesiswaan Untuk Meningkatkan Mutu MTs N Model Brebes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Bagaimana pelaksanaan manajemen kesiswaan di MTs N Model Brebes. 2) Bagaimana peranan manajemen kesiswaan terhadap peningkatan mutu madrasah di MTs N Model Brebes, 3) faktor pendukung dan penghambat serta solusinya terhadap pelaksanaan manajemen kesiswaan di MTs N Model Brebes. Hasil dari penelitian bahwa MTs N Model Brebes telah melaksanakan manajemen kesiswaan, yang meliputi penerimaan siswa baru, pendataan kemajuan belajar siswa, bimbingan dan pembinaan disiplin siswa, dan evaluasi dengan cukup baik madrasah, karena manajemen kesiswaan ternyata masih ada faktor pendukung dan penghambat sehingga perlu ditindak lanjuti oleh semua pengelola pendidikan. Dari beberapa Telaah Pustaka yang ada di atas, fokus penelitian yang saya tulis berbeda dengan penelitian terdahulu. F. METODE PENELITIAN 1. Fokus Penelitian Dalam penelitian ini, penulis lebih menekankan pada peran LPTQ Jawa Tengah dalam meningkatkan Prestasi Tilawatil Qur an dan Hasil prestasi para Qori -Qori ah Jawa Tengah selama mengikuti Musabaqoh Tilawatil Qur an. 2. Jenis Penelitian Penelitian yang akan saya lakukan merupakan jenis penelitian kualitatif (Qualitative Research). Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan

berhubungan dengan orang-orang tersebut dan dalam peristiwanya. Sementara itu Bogdan dan Taylor mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. 12 3. Instrumen Penelitian Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, dalam penelitian ini tidak ada kata lain kecuali menjadikan peneliti sebagai instrumen utama. Peneliti sebagai instrumen mengantarkan kepada pembentukan sikap yang menuntut agar diri sendiri memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan berbagai macam realitas yang tidak dapat dikerjakan oleh instrumen selain manusia, yakni mampu menangkap makna, berinteraksi yang memuat nilai, lebih-lebih untuk menghadapi nilai-nilai lokal yang berbeda. 13 4. Sumber data a. Sumber Data Primer Sumber data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti (atau petugas-petugasnya) dari sumber pertamanya. 14 Secara sederhana data ini disebut juga data asli, data primer dapat diperoleh peneliti dengan melakukan wawancara secara langsung (direct interview) serta observasi secara langsung dan mendalam di lokasi penelitian. 11 11 Lexy J. moleong, Metode Penelitian Kualitatif (edisi revisi), ( Bandung; Remaja Rosda Karya, 1995 ). Hlm 3 12 Margono. Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta; Rieneka Cipta, Cet I, 1997). hlm 36. 13 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta : Rake Serasin, 1996), hlm. 109. 14 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian. (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1995) cet. XI. hlm. 84-85

b. Sumber Data sekunder Sumber data sekunder adalah merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. 15 Data sekunder untuk penelitian ini diperoleh dari buku-buku atau majalah sebagai penunjang dari data primer. Sumber ini biasanya berbentuk dokumen-dokumen, seperti; data tentang demografis suatu daerah, data tentang persediaan pangan suatu daerah, data jumlah penduduk dan lain sebagainya. 5. Metode Pengumpulan Data a. Metode Observasi Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek. 16 Dalam definisi yang lain observasi adalah pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomenafenomena yang diselidiki. 17 Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang situasi secara umum Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur an Jawa Tengah, meliputi letak geografis, sarana prasarana dan fasilitas lainnya. Adapun jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipan (Participant Observation) 18 dan observasi non partisipan (Non-Participant Observation). 19 15 Sugiyono, Op. Cit. hlm. 62 16 Margono. Ibid. hlm 158 17 Soetrisno Hadi., Metodologi Research, (Yogyakarta; Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi, Jilid I, 1980). hlm 136. 18 Observasi ini sering digunakan dalam penelitian eksploratif. Yang dimaksud dalam observasi partisipan adalah apabila observasi (orang yang melakukan observasi) turut ambil bagian atau berada dalam keadaan obyek yang di observasi (disebut observes), apabila observasi partisipan tetapi unsur partisipan sama sekali ada pada observer dalam kegiatannya maka disebut observasi non partisipan. Lihat Metodologi penelitian, Abu Ahmadi, Bumi Aksara, Jakarta, 1997 hlm 72 19 Djoko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta; Rineka Cipta, 1997). hlm. 63.

b. Metode Dokumentasi Metode Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya. 20 Metode ini dilakukan untuk mengetahui alat/benda yang dianggap penting untuk menunjang penelitian misalnya surat keputusan, surat instruksi, Silabus, dll. c. Metode Wawancara Metode wawancara (interview) adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dengan responden. 21 Dalam metode ini dapat dikatakan bahwa terjadi pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu, sehingga dapat melengkapi data-data yang dibutuhkan, melalui wawancara lisan maupun tertulis. Wawancara juga dapat dilakukan dengan bentuk formal maupun informal. Wawancara dilakukan tanpa menggunakan pedoman wawancara, tetapi peneliti senantiasa berusaha mengembangkan wawancara di sekitar peranan, sikap dan harapan-harapan para informan dalam berbagai peristiwa, persoalan dan perubahan. Wawancara akan peneliti arahkan di sekitar persoalan atau pernyataan yang pernah dikemukakan informan yang terekam melalui pengamatan. Para informan di pilih secara purposif dengan sasaran memperoleh data yang maksimal dari orang orang yang memiliki peranan penting atau memiliki banyak informasi mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan LPTQ Jawa Tengah. Wawancara seperti itu selalu direkam dan atau di catat, untuk di dengar kembali pada waktu lain. 20 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, edisi Revisi VI (Jakarta : Rineka Cipta, 2006 ), hlm. 231 21 W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta : PT. Gramedia, 2004), hlm. 119.

6. Metode Analisis Data Analisis Data adalah proses mencari, menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahanbahan lain, sehingga dapat mudah difahami. 22 a. Analisis deskriptif, yang dimaksud dengan metode deskriptif adalah penelitian yang di maksudkan untuk memotret fenomena individual, situasi atau kelompok tertentu yang terjadi secara kekinian. 23 Langkah langkah dalam metode ini dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi masalah, mendefinisikan, merumuskan, mengumpulkan dan menganalisis data kemudian menyusun. Jadi, maksud dari metode ini yaitu berusaha untuk mendeskripsikan, membahas dan menggali gagasan-gagasan pokok yang selanjutnya di tarik pada satu kasus baru. Dalam hal ini ide pokok yang menjadi dasar penelitian adalah peran LPTQ Jawa Tengah dalam meningkatkan prestasi Tilawatil Qur an. b. Analisis Komparasi, Yaitu suatu penyelidikan deskriptif yang berusaha mencari pemecahan melalui analisa tentang hubungan-hubungan sebab akibat yaitu meneliti faktor-faktor tertentu yang berhubungan dengan situasi dan fenomena yang diselidiki yang membandingkan faktor yang satu dengan faktor yang lain. 24 Jadi, maksud dari metode ini adalah mencoba untuk mendeskripsikan dan mengaitkan landasan teori yang ada dengan data yang ada di lapangan yang kemudian di tarik dalam sebuah kesimpulan. 22 Sugiyono, Ibid, hlm. 88 23 Prof. DR. Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung : Pustaka Setia, 2002), hlm. 41 24 Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 247.

BAB II PERAN LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL QUR AN DALAM MENINGKATKAN PRESTASI TILAWATIL QUR AN A. LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL QUR AN (LPTQ) 1. Pengertian Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur an Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur an adalah suatu lembaga yang berada di bawah naungan Kementerian Agama yang bergerak dibidang keagamaan, untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang Qur ani agar dapat seirama dengan derap pembangunan nasional dan perkembangan masyarakat yang semakin pesat. 25 Oleh karena itu LPTQ setiap tahunnya selalu mengadakan kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur an (MTQ) yang di dalamnya diperlombakan berbagai bidang yang berhubungan dengan Al-Qur an. Ada cabang Tilawatil Qur an, tahfidzul Qur an, tafsir Al-Qur an, Kaligrafi, Fahmil Qur an, Syarkhil Qur an, dan Tartil Qur an. Dengan diadakannya Musabaqoh tersebut, diharapkan masyarakat Indonesia mampu meningkatkan kemampuan dalam membaca, menghayati, dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur an, sehingga kehidupan masyarakat bisa tenang, damai, dan penuh kekeluargaan. 2. Landasan Hukum Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur an Kegiatan Musabaqoh Tilawatil Qur an dewasa ini telah melembaga dan membudaya dalam masyarakat serta telah memberikan manfaat yang besar dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya, maka untuk lebih meningkatkan kegiatan LPTQ serta pemanfaatannya, dipandang perlu menyempurnakan organisasi penyelenggaraan Musabaqoh Tilawatil Qur an dalam bentuk suatu badan yang tetap. Maka dibentuklah Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur an dengan Keputusan Bersama Menteri agama dan Menteri Dalam Negeri 25 Pedoman Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur an, (Jakarta: Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur an Tingkat Nasional, 1992), hlm. 25.

No. 19 Tahun 1977 dan No. 151 Tahun 1977 tentang pembentukan Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur an. 26 3. Tujuan dan Tugas Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur an Secara umum LPTQ bertujuan untuk mewujudkan penghayatan dan pengamalan Al-Qur an dalam masyarakat Indonesia yang ber- Pancasila. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan tersebut, LPTQ melakukan beberapa tugas, diantaranya adalah : a. Menyelenggarakan Musabaqoh Tiawatil Qur an (MTQ) di tingkat Nasional dan di Daerah. b. Menyelenggarakan pembinaan tilawah (baca dan lagu), tahfidz (hafalan), khat (tulis indah), puitisasi dan pameran Al-Qur an. c. Meningkatkan pemahaman Al-Qur an melalui penterjemah, pentafsiran, pengkajian dan klasifikasi ayat-ayat. d. Meningkatkan penghayatan dan pengamalan al-qur an dalam kehidupan sehari-hari. 4. Organisasi dan Kepengurusan Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur an Organisasi dan kepengurusan LPTQ tingkat Nasional terdiri atas: a. Pembina: Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri, Menteri Penerangan, Menteri Perhubungan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Sosial serta Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia. b. Ketua-Ketua: Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama sebagai Ketua Umum, dan seorang pejabat Departemen Dalam Negeri, seorang pejabat Departemen Penerangan serta Ketua Majelis Ulama Indonesia sebagai Ketua. c. Sekretaris dan Bendahara: direktur Penerangan Agama Islam Departemen Agama sebagai Sekretaris Umum, dan Sekretaris Majelis 26 Ibid., hlm. 5.

Ulama Indonesia, beberapa pejabat Departemen Agama dan Departemen Dalam Negeri sebagai Sekretaris/Bendahara 27. B. PRESTASI TILAWATIL QUR AN 3. Tilawatil Qur an a. Pengertian Tilawatil Qur an Secara etimologi, Tilawatil Qur an adalah membaca Qur an dengan suara indah. Sedangkan secara terminologi tilawah adalah memperbagus suara saat membaca al-qur an, tentunya dengan indah bahkan amat indah. Jadi suara yang indah akan menambah keindahannya sehingga menggerakkan hati dan menggoncangkan qalbu ketika mendengarnya. 28 Jadi Tilawatil Qur an adalah membaca Al-Qur an dengan menggunakan lagu, suara yang indah dan merdu. Lagu-lagu yang digunakan untuk Tilawatil Qur an itu ada tujuh macam, diantaranya adalah Lagu Bayyati, hijaz, nahawand, rast, sika, shoba, dan jiharka Akan tetapi ada perbedaan tentang batasan melagukan suara itu. Ada ulama yang ketat, ada yang membebaskan dan ada yang bersikap pertengahannya. Dan sebaik perkara adalah pertengahannya, tidak baik dalam berlaku berlebihan atau berkurang. Menurut As-Syuyuthi yang dikutip oleh Dr. Yusuf Qardhawi dijelaskan bahwa membaca Al-Qur an dengan dilagukan (suara yang merdu) hukumnya adalah sunah. 29 Berdasarkan pendapat Yusuf Qardhawi tersebut, kita dianjurkan untuk membaca Al-Qu ran dengan suara yang indah, sebatas tidak sampai kepada memanjang-manjangkannya. Dalam hal ini, Ar-Rifa i sebagaimana yang dikutip oleh Dr. Yusuf Qardhawi mengatakan bahwa jumhur berpendapat bahwa dimakruhkan yang 27 Ibid., hlm. 9 28 Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur an, (Jakarta: Gema Insani Press, 1999), hlm. 234. 29 Ibid., hlm. 237

berlebihan dalam memanjangkan, berlebihan dalam baris huruf, sehingga fathah menjadi alif, dhammah menjadi wawu, dan kasrah menjadi ya, atau mengidghamkan pada tempat yang bukan idghom. 30 b. Musabaqah Cabang Tilawatil Qur an Tilawatil Qur an sering diperlombakan di tingkat daerah, nasional, maupun internasional, yang dikenal dengan nama Musabaqoh Tilawatil qur an 1) Ketentuan a) Pengertian Musabaqah Tilawatil Qur an adalah suatu jenis lomba membaca Al-Qur an dengan bacaan mujawwad, yaitu bacaan Al-Qur an yang mengandung nilai ilmu membaca, seni membaca, dan adab membaca menurut pedoman yang telah di tentukan. Qira at yang digunakan adalah Qira at imam Ashim riwayat hafs dengan martabat mujawwad. b) Golongan Musabaqoh Cabang Tilawatil Qur an terdiri dari tiga golongan yang bisa diikuti oleh kelompok pria (Qori ) dan kelompok wanita (Qori ah), yaitu: (1) Golongan anak-anak Umur maksimal 9 tahun 11 bulan 29 hari (2) Golongan remaja Umur maksimal 21 tahun 11 bulan 29 hari (3) Golongan dewasa Umur maksimal 40 tahun 11 bulan 29 hari atau sudah pernah menikah. c) Penentuan Maqra Maqra adalah ayat-ayat Al-Qur an yang harus dibaca oleh peserta dalam melaksanakan musabaqoh yang di tetapkan. 30 Yusuf Qardhawi, op. cit., hlm. 234

Maqra untuk setiap golongan ditentukan sebagai berikut: Golongan anak-anak juz 1-10, golongan remaja juz 1-20, golongan dewasa juz1-30. 31 2) Pelaksanaan Musabaqoh a) Tahap persiapan. Persiapan Musabaqoh yang dimulai sejak pendaftaran, pengesahan, penentuan nomor serta penjadwalan tampil peserta adalah sebagaimana tercantum dalam ketentuan umum. b) Tahap pelaksanaan (1) Penentuan maqra Penentuan maqra peserta yang akan tampil dilakukan sebagai berikut: Peserta golongan dewasa 10 menit sebelum naik ke mimbar tilawah Peserta golongan anak-anak dan remaja 16 jam sebelum tampil. (2) Penampilan Lama penampilan bagi setiap peserta adalah lama membaca sebagai berikut: (a) Golongan anak-anak 6-7 menit (b) Golongan remaja 7-8 menit (c) Golongan dewasa 10 menit 32 c. Bidang yang dinilai dalam Tilawatil Qur an 1) Norma Penilaian Norma penilaian cabang Tilawah Al-Qur'an adalah ketentuan-ketentuan penilaian yang ditetapkan dalam perhakiman cabang tersebut, baik yang berhubungan dengan bidang dan materi penilaian maupun yang berkaitan dengan teknis penilaian. Norma penilaian tersebut meliputi: 31 Buku Panduan MTQ Nasional V Antar Pondok Pesantren se-indonesia 2006, (Jakarta: Pimpinan Pusat Jam iyyatul Qurra Wal Hufazh, 2006), hlm. 1-2 32 Ibid., hlm. 5-6

a) Bidang dan Materi yang dinilai (1) Bidang Tajwid dan materi ( nilai maksimal 30) (a) Makharij al Huruf Makharij al Huruf terdiri atas kata makhorij dan kata al-huruf. Makhorij adalah jamak dari kata tunggal (mufrod) makhroj yang berarti tempat keluar. Adapun yang dimaksud dengan istilah makhorijul huruf dalam terminology ilmu tajwid adalah sesuatu ilmu yang mempelajari tentang tempat-tempat keluarnya hurufhuruf hijaiyyah yang berjumlah 28 atau 30 huruf 33. Tempat keluarnya huruf itu ada tujuh belas, yang terbagi menjadi lima tempat: 1. Rongga mulut yaitu : tempat yang kosong di dalam mulut, ketika saling berjauhan dua tulang rahang saat mengucapkan huruf mad, dan di dalam rongga mulut ada satu makhroj yang keluar, dari padanya keluar huruf mad yang ke tiga : a. Alif yang bersukun, yang dibaca fathah huruf sebelumnya. b. Wawu yang bersukun, yang dibaca dhummah huruf sebelumnya. c. Ya yang bersukun, yang dibaca kasroh huruf sebelumnya. Ketiga huruf tadi dinamakan huruf Mad atau huruf bangsa rongga mulut. 2. Tenggorokan Di dalam tenggorokan ada tiga makhroj (tempat) yaitu : 33 Materi Pendidikan Guru Pengajar Al-Qur an (PGPQ) Marhalatul Ula, diterbitkan oleh FUSPAQ Kab Kendal 2010, hlm. 1

a. Pangkal tenggorokan, dari padanya keluar huruf hamzah dan Ha b. Tengah tenggorokan, dari padanya keluar huruf Ain dan Ha. c. Yang dan lebih dekat dengan mulut atau atas tenggorokan, dari padanya keluar huruf Ghoin dan Kho. Dari mulai hamzah sampai kho semuanya dinamakan huruf bangsa tenggorokan. bagian dalam dari mulut/rongga mulut. Al-halaq: huruf yang dikeluarkan dari tenggorokan. 3. Lidah Pada lidah terdapat sepuluh makhroj : a. Pangkal lidah serta naiknya pangkal dan tempat yang lurus dengan pangkal dari bagian langitlangit atas, dari padanya keluar huruf Qof. b. Pangkal lidah beserta turunnya lidah dan tempat yang lurus dengannya dari bagian langit-langit atas, darinya keluar huruf Kaf, dan keduanya dinamakan huruf anak lidah atau tekak, karena kedekatannya pada tekak. c. Tengah lidah dan tempat yang lurus dengannya dari langit-langit atas, keluar jadinya huruf Jim, Syin, dan Ya d. Pinggir lidah dan tempat yang lurus dengannya dari gigi geraham atas, baik kanan ataupun kiri, atau kanan dan kiri bersamaan, keluar darinya huruf Dlod. Adapun keluarnya Dlod dari pinggir sebelah kiri itu lebih mudah dibandingkan melalui sebelah kanan dan lebih banyak yang melakukannya.

e. Tempat diantara kedua pinggir lidah dan tempat yang melurusi keduanya dari gusi atas setelah makhrojnya Dlod, keluar darinya huruf Lam. f. Pucuk atau ujung lidah dan tempat yang melurusinya dari bagian gua atau tengah atas langit-langit atau pangkal beberapa gigi depan atas, darinya keluar huruf Nun. g. Ujung lidah dan tempat yang melurusinya dari bagian atas tengah langit-langit bersamaan dengan condong dari makhrojnya Nun, makhrojnya itu lebih masuk atau dekat dengan lidah bagian atas, darinya keluar huruf Ro. Huruf Nun, Lam, dan Ro ketiganya dinamakan huruf bangsa ujung. h. Ujung lidah dengan pangkal beberapa gigi depan atas, keluar darinya huruf Dal, Ta, Tho. Ketiga huruf tersebut dinamakan huru bangsa kulit. Karena ketiganya keluar dari kulit yang menutupi pangkal beberapa gigi depan atas. i. Tempat antara ujung lidah dan antara beberapa gig depan atas dan bawah beserta terbukanya tempat antara dua tulang rahang, darinya keluar huruf Sin, Za, Shod. Ketiga huruf tadi dinamakan huruf bangsa ujung, karena ketiganya keluar dari akhir ujungnya lidah. j. Bagian luar atau atas ujungnya lidah dan beberapa ujung gigi depan atas, darinya keluar huruf Tsa, Dzal, Dho. Ketiganya dinamakan huruf bangsa gusi, karena dekatnya huruf atau makhrojnya yang keras dari gusi gigi depan atas.

4. Dua bibir Di dalamnya terdapat dua tempat makhroj yaitu : a. Bagian dalam bibir sebelah atas bersama beberapa ujung gigi depan atas, darinya keluar huruf Fa. b. dari dua bibir bersamaan, keluar darinya huruf Ba, Mim, dan Wawu. Ketiga huruf di atas dinamakan huruf bangsa bibir. 5. Pangkal hidung bagian dalam Pada pangkal hidung terdapat satu tempat atau makhroj, yang keluar dari padanya adalah suara dengung, yaitu sifat yang tetap tersusun di dalam huruf nun dan mim, bagaimanapun tingkah keduanya dalam keadaan dijelaskan, dimasukkan, disamarkan, diberatkan, diringankan, diharokati. 34 (b) Sifat al Huruf Sifat-sifatnya huruf itu terbagi menjadi dua sifat, yaitu: 1. Sifat yang tetap atau asli Yaitu: sifat-sifat dari dzatnya atau sendirinya, huruf yang tak kan hilang dari padanya, dan itu memang nyata dimiliki huruf tersebut seperti sifat tinggi, pelan, dan semua sifat yang akan dijelaskan mendatang. Sifat-sifat asli (tetap) itu ada tujuh belas, dan itu terbagi menjadi dua: a. Sifat-sifat yang berlawanan Yaitu: ada sepuluh sifat, dikelompokkan menjadi lima. Berarti setiap kelompok ada dua sifat yang berlawanan. Ketika ditemukan satu sifat dari keduanya dari setiap huruf, maka 34 Ibid., hlm. 2-3

tercegah darinya sifat yang menjadi lawannya dan wajib bagi setiap huruf untuk bersifat dengan salah satu dari keduanya. 1) Pelannya huruf, yaitu: keluarnya nafas ketika mengucapkan huruf karena lemahnya berpijak pada makhroj. 2) Serunya huruf, yaitu: tercegahnya nafas ketika mengucapkan huruf karena kuatnya berpijak pada makhroj. 3) Keras, yaitu: mencegah suara ketika mengucapkan huruf, karena kuatnya berpijak pada makhroj. pertengahan, yaitu sifat yang menengahi antara keras dan lunak. 4) Lunak, yaitu: mengalirnya suara ketika mengucapkan huruf. 5) Naik, yaitu: ke atas pangkal lidah ketika mengucapkan huruf. 6) Turun, yaitu: merendahnya pangkal lidah ketika mengucapkan huruf. Huruf-huruf selain huruf isti la dari huruf hijaiyyah. 7) Tertutup, yaitu: bertemunya sebagian besar lidah pada tempat yang menelusuri langitlangit atas. 8) Terbuka, yaitu: terbukanya lidah atau sebagian besarnya langit-langit atas ketika mengucapkan huruf. 9) Lancar, yaitu: suara yang keluar dari ujung dan keluarnya mudah-mudah 10) Tercegah, yaitu: tercegahnya mukalim dari mendatangkan kalimat yang sebangsa empat

huruf, atau lima hurufnya yang asal, yang bebas dari huruf lancar. b. Sifat-sifat yang tidak berlawanan Yaitu ada tujuh sifat: 1) Menyuit (seperti suara peluit), yaitu suara yang menyerupai suara burung 2) Menggerakkan atau menggoyangkan, yaitu gerakan dalam makhroj ketika mengucapkan huruf dikarenakan keras dan serunya huruf tersebut. 3) Lembut atau lunak, yaitu wawu dan ya dalam keadaan bersukun, keduanya yang huruf sebelum keduanya dibaca fathah, karena keluar keduanya ketika diucapkan dengan mudah dan tidak sukar. 4) Miring, yaitu sifat yang dimiliki oleh huruf Lam dan Ro dengan sekira menyimpangnya lidah dari makhrojnya Nun ketika mengucapkan keduanya. 5) Berulang kali, yaitu kembali berulang dan hanya dimiliki oleh satu huruf Ro dan wajib meninggalkan sifat ini, sekira kalau kita mengharapkan untuk mengucapkan Ro, maka wajib melekatkan ujung lidah pada tempat yang melurusinya, dari langit-langit atas dan memberikan toleransi pada ujungnya lidah untuk bergetar satu kali. 6) Menyebar, yaitu menyebarkan udara atau angin di dalam mulut, yang di punyai oleh satu huruf Syin.

7) memanjang, yaitu panjangnya makhroj, dan dimiliki oleh satu huruf yaitu Dlod. 2. Sifat-sifat baru atau tambahan Yaitu: sifat yang menyempurnakan pada huruf, sekiranya kalau dihilangkan maka tidak bisa mempengaruhi pada dzatnya tersebut, dan sifat-sifat yang berhak sebagai tambahan seperti tafhim dan seterusnya. (c) Ahkam al Huruf Ahkam al Huruf adalah hokum Dari masingmasing huruf. Diantaranya: 1. Nun Sukun dan Tanwin Nun sukun yaitu nun yang berbaris sukun yang bacaannya tergantung dengan huruf yang datang berikutnya. Nun tanwin (baris dua), yaitu nun sukun tambahan yang terdapat di akhir kata jika kata tersebut dilafalkan atau disambung dan hilang jika kata tersebut ditulis atau dijadikan tempat berhenti. Hukum bacaannya adalah sebagai berikut: a. Iqlab menurut etimologi berarti merubah sesuatu dari bentuknya. Menurut istilah tajwid berarti meletakkan huruf tertentu pada posisi huruf lain dengan memperhatikan ghunnah dan penuturan huruf yang disembunyikan (huruf mim). Dinamakan iqlab karena terjadinya perubahan tuturan nun sukun atau tanwin menjadi mim yang tersembunyi dengan disertai dengung. Huruf iqlab hanya satu, yaitu baa. b. Idgham menurut etimologi berarti memasukkan sesuatu ke dalam sesuatu. Menurut istilah tajwid berarti memasukkan huruf yang sukun ke dalam

huruf yang berharakat sehingga menjadi satu huruf yang bertasydid. Idgham terbagi dua: - Idgham Bighunnah (disertai dengung) - Idgham Bila Ghunnah (tanpa dengung). 1) Idgham bighunnah mempunyai empat huruf, yaitu ya, nun, mim dan wau. Apabila salah satu hurufnya bertemu dengan nun sukun atau tanwin (dengan syarat di dalam dua kata), maka harus dibaca idgham bighunnah. 2) Idgham bila ghunnah mempunyai dua huruf, yaitu: lam dan ra. Apabila salah satu hurufnya bertemu dengan nun sukun atau tanwin dengan syarat di dalam dua kata, maka bacaannya harus idgham bila ghunnah. 2. Nun dan mim bertasydid, yaitu setiap nun atau mim yang bertasydid. Huruf yang bertasydid pada dasarnya berasal dari dua huruf, yang pertama sukun dan yang kedua berharakat. Mim bertasydid berasal dari dua mim, yang pertama sukun dan yang kedua berharakat. Mim yang pertama dimasukkan/berasimilasi ke dalam mim yang kedua, maka terjadilah satu huruf yang bertasydid. Hukum mim tasydid harus dibaca ghunnah dua harakat. Mim yang bertasydid juga disebut tasydidul ghunnah. Nun bertasydid berasal dari dua huruf nun, yang pertama sukun dan yang kedua berharakat. Nun yang pertama dimasukkan/berasimilasi ke dalam nun yang kedua, maka terjadilah satu huruf yang bertasydid. Hukum nun tasydid harus dibaca

ghunnah dua harakat. Nun yang bertasydid disebut juga tasydidul ghunnah. 3. Mim Sukun, yaitu mim yang tidak berharakat. Mim semacam ini bisa terdapat sebelum semua huruf hijaiah kecuali tiga huruf mad (alif, wau, dan ya) untuk menghindari bertemunya dua huruf yang sukun. a. Izhar Syafawi menurut etimologi berarti memperjelas dan menerangkan. Menurut istilah tajwid ialah melafalkan huruf-huruf izhar dari makhrajnya tanpa dengung. Dinamakan syafawi karena mim sukun makhrajnya dari pertemuan dua bibir, sedangkan penisbahannya kepada izhar karena ketepatan pengucapannya sama dengan pengucapan huruf izhar. Izhar Syafawi mempunyai 26 huruf, yaitu semua huruf hijaiah selain huruf mim dan ba. Jika terdapat huruf wau dan fa setelah mim sukun, huruf mim wajib dibaca izhar syafawi sehingga terhindar dari keraguan membacanya dengan ikhfa. Sebaliknya, huruf mim wajib dibaca ikhfa ketika bertemu dengan huruf ba. Alasannya, karena makhraj huruf mim dengan huruf wau adalah sama dan antara makhraj huruf mim dengan huruf fa sangat berdekatan. b. Ikhfa Syafawi menurut etimologi berarti menyembunyikan. Menurut istilah tajwid ialah melafalkan huruf yang sifatnya antara izhar dan idgham (tanpa tasydid) disertai dengan dengung. Dinamakan syafawi karena huruf mim dan ba

makhrajnya dari pertemuan dua bibir. Ikhfa Syafawi hanya mempunyai satu huruf, yaitu ba. c. Idgham mitslain shaghir menurut etimologi berarti memasukkan sesuatu ke dalam sesuatu. Menurut istilah tajwid ialah memasukkan huruf yang sukun ke dalam huruf yang berharakat sehingga menjadi satu huruf yang bertasydid. Disebut mitslain karena berasal dari dua huruf yang makhraj dan sifatnya identik, sedangkan disebut shaghir adalah karena huruf yang pertama sukun dan yang kedua berharakat. Idgham mitslain shaghir mempunyai satu huruf, yaitu mim. 4. Pertemuan antara dua huruf, baik secara lafal atau pun tulisan dapat terbagi ke dalam empat kasus, yaitu mitslain (identik), mutaqaribain (miripberdekatan), mutajanisain (sejenis) dan mutaba`idain (berbeda-berjauhan). Dalam konteks ini tidak dibahas hukum mutaba`idain, karena target yang ingin dicapai di sini adalah dapat mengetahui huruf-huruf yang wajib diidghamkan dan yang tidak. Hal ini tidak didapati dalam mutaba`idain. Hukum izhar dan idgham pada mitslain, mutaqaribain dan mutajanisain hanya terjadi pada huruf pertama saja, bukan pada huruf yang kedua. a. Mitslain adalah dua huruf yang sama makhraj dan sifatnya, seperti dua huruf ba atau dua huruf ta. 1) Mitslain Shaghir, disebut mitslain shaghir jika huruf yang pertama sukun dan yang kedua berharakat. Dinamakan saghir (kecil)

karena huruf pertama sukun dan yang kedua berharakat, sehingga mudah diidghamkan. Aturan bacaannya: Wajib idgham kecuali jika huruf yang pertama mad atau huruf pertama ha saktah, maka wajib dibaca izhar, karena adanya saktah tersebut menghalangi terjadinya asimilasi (idgham). 2) Mitslain Kabir, disebut mitslain kabir jika huruf pertama dan kedua berharakat. Dinamakan kabir (besar) karena terdapat dalam Al-Qur an dalam jumlah besar dan karena harakat jumlahnya lebih banyak dari sukun. 3) Mitslain Mutlak, disebut mitslain mutlak jika huruf yang pertama berharakat dan huruf yang kedua sukun. Dinamakan mutlak karena tidak terikat dengan ketentuan shaghir (kecil) dan kabir (besar). Aturan bacaannya: Wajib izhar menurut pendapat ahli-ahli qiraat. b. Mutaqaribain, disebut mutaqaribain bila bertemu dua huruf yang makhraj dan sifatnya mirip, atau salah satu dari makhraj dan sifatnya saja. 1) Mutaqaribain Shaghir, yang dimaksud dengan istilah ini adalah pertemuan dua huruf, yang pertama sukun dan yang kedua berharakat. Dinamakan shaghir (kecil) karena huruf yang pertama sukun dan yang kedua berharakat. Aturan bacaannya adalah izhar (menurut Imam Hafsh dan Imam qiraat

lainnya). Khusus mengenai lam dan ra bila bertemu, maka wajib dibaca idgham menurut kesepakatan ahli qiraat. 2) Mutaqaribain Kabir, yang dimaksud dengan istilah ini adalah pertemuan dua huruf yang pertama dan kedua berharakat. Dinamakan kabir (besar) karena terdapat dalam Al- Qur an dalam jumlah besar dan jumlah harakat lebih banyak dari sukun. Aturan bacaannya ialah wajib izhar. 3) Mutaqaribain Mutlak, yang dimaksud dengan istilah ini adalah pertemuan dua huruf, yang pertama berharakat dan yang kedua sukun. Dinamakan mutlak karena tidak terikat dengan ketentuan shaghir (kecil) dan kabir (besar). Aturan bacaannya ialah wajib izhar. c. Mutajanisain, disebut mutajanisain bila dua huruf bertemu di mana makhrajnya sama, sedangkan sifatnya berlainan, seperti huruf dal dan ta. 1) Mutajanisain Shaghir, disebut mutajanisain shaghir jika huruf yang pertama sukun dan yang kedua berharakat. Dinamakan shaghir (kecil) karena huruf yang pertama sukun dan yang kedua berharakat. Aturan bacaannya ialah wajib izhar, kecuali pada enam tempat yang harus dibaca idgham, yaitu: 1) Huruf ba dan sesudahnya huruf mim. 2) Huruf ta dan sesudahnya huruf dal. 3) Huruf ta dan sesudahnya huruf tha. 4) Huruf tha dan