42 Media Bina Ilmiah ISSN No

dokumen-dokumen yang mirip
Pengguna Kontrasepsi Hormonal Suntikan dengan Kenaikan I. PENDAHULUAN. kontrasepsi yang populer di Indonesia. adalah kontrasepsi suntik.

KARAKTERISTIK, STATUS GIZI DAN PRAKTIK MENYUSUI DENGAN POLA MENSTRUASI AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK DI DESA DOMBO KECAMATAN SAYUNG DEMAK ABSTRAK

32 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 08 No. 01 Januari 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada Zaman sekarang ini perempuan sering mengalami banyak

TINJAUAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI DEPO MEDROXY PROGESTERONE ACETATE BERDASARKAN KEJADIAN AMENOREA.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN berjumlah jiwa meningkat menjadi jiwa di tahun

STUDI KOMPARASI KENAIKAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN DAN 3 BULAN DI KLINIK GRIYA HUSADA KARANGANYAR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF AKSEPTOR AKTIF HORMONAL SUNTIK 1 BULAN PADA Ny E DENGAN PENINGKATAN BB DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan salah satu masalah kependudukan Indonesia sehingga memerlukan

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN DI PUSKESMAS KRATON YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL SUNTIK DMPA DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN DI PUSKESMAS LAPAI KOTA PADANG SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan masalah yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas tahun 2015 dan misi sangat

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN SIKLUS HAID

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Paradigma baru program keluarga berencana nasional mempunyai visi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ari Julisa Harni 1, Anita 2 1 Jurusan Keperawatan, STIKES Mitra Lampung 2 Jurusan Keperawatan, Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

itu bersifat sementara, dapat pula Pendahuluan Tingginya angka kelahiran di bersifat permanen. Penggunaan Indonesia menggelisahkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. periode tahun yaitu 1,45%. Maka dari itu, pemerintah

Selfi Elisabeth Kansil Rina Kundre Yolanda Bataha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB IMPLAN DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ROWOSARI 02 KABUPATEN KENDAL

Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Rtibhuwana Tunggadewi Malang 2), 3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN SUNTIK DEPO PROGESTIN DENGAN KEJADIAN SPOTTING PADA AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG MAKASSAR

HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIKAN PROGESTIN (DEPOPROVERA) DENGAN TEKANAN DARAH PADA AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

Hubungan Antara Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Suntik DMPA dengan Peningkatan Berat Badan di Puskesmas Lapai Kota Padang

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak tahun 1968 dengan mendirikan LKBN (Lembaga Keluarga Berencana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

INTISARI. Kata Kunci : Kontrasepsi Suntik, Produksi ASI, 1,2 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin, 3 Puskesmas Perawatan Kelua Kabupaten Tabalong

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).

Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan Kenaikan Berat Badan 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satunya yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

HUBUNGAN PENGGUNAAN KB SUNTIK 3 BULAN (DMPA) DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN DI PUSKESMAS CENDRAWASIH KOTA MAKASSAR

INTISARI PENGARUH PEMAKAIAN KONTRASEPSI ORAL DAN SUNTIK TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH WANITA DI PUSKESMAS TAPIN UTARA KABUPATEN TAPIN

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut World Population Data Sheet (2013) Indonesia merupakan urutan

KONTRASEPSI INJEKSI ( INJECTION CONTRACEPTIVE)

PERBEDAAN PENGARUH KB SUNTIK 1 BULAN DAN KB SUNTIK 3 BULAN TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN DI BPS BIDAN S KECAMATAN TAWANGSARI KOTA TASIKMALAYA

HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLAN DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS MLATI II KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

SURVEY PENAMBAHAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN DI PUSKESMAS MAYONG I KECAMATAN MAYONG KABUPATEN JEPARA

MIKIA KEJADIAN AMENORE SEKUNDER PADA AKSEPTOR SUNTIK DMPA. Artikel Penelitian. Nurya Viandika 1 Nurfitria Dara Latuconsina 2

HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING OLEH BIDAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD TERHADAP AKSEPTOR KB

Upaya meningkatkan pelayanan KB diusahakan dengan

HUBUNGAN KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN AKSEPTOR (Studi Di BPS Dwenti K.R. Desa Sumberejo Kabupaten Lamongan 2015)

BAB I PENDAHULUAN. (KB) yang dimulai sejak tahun 1968 dengan mendirikan LKBN (Lembaga

HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK DMPA DENGAN KEJADIAN AMENORHEA

BAB I PENDAHULUAN. jiwa dari jumlah penduduk tahun 2000 sebanyak 205,8 juta jiwa.pada

EFEK SAMPING PENGGUNAAN KB SUNTIK 3 BULAN DI DUSUN KEBONSARI DESA SABRANG KECAMATAN AMBULU KABUPATEN JEMBER NOVI DIAN PURNAMA DESCRIPTION

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai

Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palembang

KARAKTERISTIK AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DI DESA GRINGGING, SAMBUNGMACAN, SRAGEN

KAJIAN RESIKO PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DAN PIL TERHADAP TEKANAN DARAH WANITA DI PUSKESMAS KABUPATEN NGAWI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. menunggu mendapatkan keturunan dan menunda kehamilan dapat dilakukan

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK DMPA DAN DENSITAS TULANG

KEJADIAN AMENOREA PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI BPM CH SUSILOWATI, TREKO, MUNGKID TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI PUSKESMAS DELANGGU KLATEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG EFEK SAMPING DEPO MEDROXY PROGESTERON ASETAT

Siti Amallia 1, Rahmalia Afriyani 2, Yuni Permata Sari 3 1,2,3 STIK Siti Khadijah Palembang.

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DEPOMEDROKSI PROGESTERON ASETAT (DMPA) DENGAN TEKANAN DARAH PADA IBU DI PUSKESMAS RANOTANA WERU

HUBUNGAN AKSEPTOR KB HORMONAL DENGAN KEJADIAN AMENORRHEA DI PUSKESMAS BOJONG KECAMATAN BOJONG KABUPATEN TEGAL TAHUN 2009

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

Oleh: Syajaratuddur Faiqah Dosen pada Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Mataram

Imelda Erman, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Palembang ABSTRAK

AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. umumnya dan penduduk Indonesia khususnya. Dengan semakin

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANYARAN SEMARANG

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR SUNTIK DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan pada umur kurang 15 tahun dan kehamilan pada umur remaja. Berencana merupakan upaya untuk mengatur jarak kelahiran anak

GANGGUAN HAID PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN DI PUSTU BANDUNG, DESA BANDUNG, KECAMATAN DIWEK, KABUPATEN JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Menurut Word Health Organisation (WHO) Expert Commite

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perkembangan ekonomi dan kesejahteraan Negara (Irianto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

FATMAMUTIA KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATANUNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Universitas Sumatera Utara

The Spotting Risk in Using Depo Medroxy Progesterone Acetat (DMPA) Injection and Implan Contraception at Leyangan, Ungaran Timur, Semarang Regency

HUBUNGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB DENGAN GANGGUAN HAID DI PUSKESMAS KALASAN SLEMAN DIY NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. wanita adalah suatu perdarahan rahim yang sifatnya fisiologis (normal), sebagai

PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI IBU PENGGUNA KONTRASEPSI SUNTIK CYCLOFEM

ABSTRAK. : lama penggunaan, kenaikan, kontrasepsi DMPA. Kepustakaan : 11 ( )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI 0-6 BULAN

SINOPSIS RENCANA TESIS

The Prevalence of Sexual Dysfunction in Mothers Contraceptive Implant Users at Urban Villages Seputih Gunung Sugih Central Lampung 2013

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah penemuan kontrasepsi hormonal berjalan panjang, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dengan jumlah penduduk jiwa pada tahun Angka pertambahan

HUBUNGAN PENGGUNAAN KB SUNTIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA WANITA USIA TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTUSSIBAU UTARA KALIMANATAN BARAT

Hapisah 1. Keyword: a history of using hormonal injectable contraceptives Depo Medroxiprogesterone Acetate (DMPA), a long return of fertility

Mitha Destyowati ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA USIA SUBUR DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DI BPM SRI MAYA TRESIA, SST

BAB I PENDAHULUAN. disertai rasa gatal yang hebat pada kemaluan % wanita di Indonesia. akseptor kontrasepsi Keluarga Berencana (KB).

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA KONTRASEPSI IMPLAN DAN SUNTIK PADA AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI PUSKESMAS BOROBUDUR KABUPATEN MAGELANG

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kehamilan. Alat kontrasepsi non hormonal artinya tidak mengandung

HUBUNGAN ANTARA LAMA PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI

Transkripsi:

42 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENGARUH PENGGUNAAN INJEKSI DMPA (Depo Medroxy Progesteron Acetate) TERHADAP FERTILITAS Oleh : Ati Sulianty Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram Abstrak: Salah satu metode kontrasepsi yang menunjukkan peningkatan dalam penggunaannya adalah injeksi progesteron (DMPA). Efek samping penggunaan jangka panjang injeksi progesteron (DMPA) menyebabkan kembalinya kesuburan (fertilitas) yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh lama penggunaan injeksi DMPA terhadap fertilitas dikota Mataram. Metodologi yang digunakan adalah Studi Observasional Analitik dengan rancangan Cohort Retrospectif. Sampel yang digunakan adalah 87 pengguna injeksi DMPA jangka panjang yang sudah hamil kembali. Data dianalisis menggunakan uji Korelasi,Regresi dan Anova. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan terdapat pengaruh antara lamanya penggunaan injeksi DMPA terhadap fertilitas dengan pola hubungan yang positif (r = 0,215 dan ρ = 0.04). Semakin lama penggunaan injeksi DMPA semakin lama kembalinya kesuburan (fertilitas). Kata Kunci : Lama pengguanaan injeksi DMPA, Fertilitas LATAR BELAKANG Selama lebih dari 30 tahun terakhir, terdapat kemajuan yang signifikan dalam perkembangan tekonologi kontrasepsi. Tersedia berbagai pilihan kontrasepsi yang aman, efektif, dan mudah penggunaannya. Hal ini menjadi alasan yang mendorong seseorang untuk ikut program Keluarga Berencana. Salah satu metode kontrasepsi yang menunjukkan peningkatan dalam penggunaannya adalah DMPA dalam bentuk injeksi. Menurut data terakhir, jumlah peserta KB baru untuk injeksi DMPA sampai dengan bulan maret 2009 secara Nasional sebanyak 876411 wanita dan NTB berkontribusi sebanyak 22151 peserta KB baru untuk injeksi DMPA, dimana injeksi DMPA merupakan pilihan pertama dalam penggunaan metode kontrasepsi (BKKBN, 2009). Selain keuntungan, terdapat berbagai efek samping dari penggunaan DMPA dalam bentuk injeksi. Salah satunya adalah kembalinya kesuburan pasca penggunaan yang cukup lama. Penelitian yang dilakukan oleh Nelson, 1996 yang meneliti tentang efek spesifik penggunaan injeksi Depo Medroxy Progesteron Acetat sebagai salah satu metode kontrasepsi, menunjukkan terjadinya perubahan pola menstruasi, dan perubahan kesuburan. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan di Thailand menunjukkan bahwa kehamilan yang terjadi kurang dari 12 bulan sejak menghentikan suntikan DMPA adalah sebesar 70 %. Sedangkan 90 % dari kehamilan terjadi sesudah 24 bulan menghentikan kontrasepsi injeksi DMPA. Lambatnya untuk menjadi subur kembali ini karena progesteron yang ada di dalam peredaran darah dilepaskan secara perlahan-lahan (Madden, 2003). Selain efek samping lama kembalinya kesuburan, efek samping spesifik dari penggunaan injeksi Depo Medroxy Progesterone Acetat adalah tidak teraturnya pola menstruasi bahkan tidak terjadi menstruasi atau Amenorrhea sehingga jika terjadi kehamilan setelah memutuskan tidak diinjeksi ulang akan sulit untuk mengingat kembali kapan hari pertama menstrusi terakhir, dimana tanggal hari pertama menstruasi terakhir merupakan dasar untuk menghitung usia kehamilan dan hari taksiran persalinan (Polaneczky, 1996). Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bigrigg (1999) menunjukkan hasil yang berbeda dimana tidak ada pengaruh pada lama pengembalian kesuburan pada pengguna injeksi Depo Medroxy Progesterone Acetat kemasan 150 mg jangka panjang. Melihat tingginya penggunaan injeksi Depo Medroxy Progesteron Acetat di Propinsi Nusa Tenggara Barat khususnya Kota Mataram diperlukan perhatian untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari pemakaian metode kontrasepsi tersebut terutama pada lama kembalinya kesuburan (fertilitas). METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian Observasional Analitik dengan rancangan Cohort Retrospectif data diambil dengan mengikuti pengguna DMPA, kemudian melihat kapan kembalinya kesuburan (fertilitas) (Sastroasmoro, 1995). Tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di seluruh wilayah Puskesmas di Kota Mataram. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang menggunakan kontrasepsi injeksi Depo Medroxy Progesteron Acetat dan Sampel dari penelitian adalah semua ibu

ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 43.... yang menggunakan alat kontrasepsi suntik Depo kembalinya kesuburan (fertilitas) terlihata pada Medroxy Progesteron Acetat yang sudah hamil gambar 2. kembali. Variabel variabel dalam penelitian ini Gambar 2: Boxplot kembalinya kesuburan (fertilitas) meliputi variabel bebas adalah lama penggunaan kontrasepsi Depo Medroxy Progesteron Acetate, variabel terikat adalah kembalinya kesuburan (fertilitas), serta variabel luarnya adalah umur dan paritas. Data yang didapat dilakukan analisis, secara bertahap mulai dari analisis univariat dengan uji normalitas untuk data pada variabel bebas dan variabel terikat, serta tabulasi distribusi frekuensi untuk masing-masing variabel luar. Selanjutnya dilakukan analisis bivariat dengan tabulasi silang antara variabel bebas dengan variabel terikat dan variabel luar dengan variabel terikat. Teknik analisis menggunakan Korelasi, Regresi, dan Anova. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Distribusi Lama Penggunaan Injeksi DMPA Dari hasil analisis normalitas data, lama penggunaan injeksi DMPA ditemukan berdistribusi normal, dimana nilai Skewness setelah dibagi Standar Error menghasilkan angka 0,546 atau 2 yang berarti data lama penggunaan injeksi DMPA berdistribusi normal (Delgaard, 2002). Distribusia data lama penggunaan DMPA terlihat pada gambar 1 berikut. Gambar 1. Boxplot Lama Penggunaan DMPA Hasil penelitian ini memberikan gambaran ratarata lama ibu menggunakan DMPA adalah selama 40 bulan dengan rentang 36 bulan sampai 44 bulan. Berdasarkan pedoman pemberian pelayanan Kelurga Berencana. Pengguna injeksi DMPA harus berganti cara dengan metode kontrasepsi yang lain setelah 2-3 tahun penggunaan, mengingat dampak yang akan terjadi jika injeksi DMPA diberikan jangka panjang. b. Distiribusi Kembalinya Kesuburan (Fertilitas) Dari hasil analisis normalitas kembalinya kesuburan (fertilitas) ditemukan berdistribusi normal, dimana nilai Skewness setelah dibagi Standar Error menghasilkan angka 2,11 atau 2 yang berarti data kembalinya kesuburan (fertilitas) berdistribusi normal (Delgaard, 2002). Distribusia Hasil penelitian ini memberikan gambaran ratarata untuk kembalinya kesuburan (fertilitas) pada pengguna injeksi DMPA selama 8 bulan dengan rentang 7 bulan sampai 9 bulan setelah suntikan terakhir. Hasil penelitian ini menunjukkan waktu yang lebih cepat dari teori yang disampaikan oleh Wilopo (2008) dimana kembalinya kesuburan (fertilitas) pada pengguna DMPA memerlukan waktu sekitar 10 bulan dari tanggal suntikan terakhir. c. Distribusi Karateristik Responden Informasi karateristik responden meliputi usia dan paritas. Dari data yang dikumpulkan untuk analisis lanjut diperoleh sejumlah 87 responden. Distribusi responden menurut karateristik disajikan dalam tabel 1. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden yang Menggunakan DMPA (Depo Medroxy Progesteron Acetat) berdasarkan Usia dan Paritas Variabel n % Pengguna DMPA Usia Ibu (tahun) < 20 20-35 > 35 Paritas 1 2-3 > 3 _ 12 67 8 13.8 77.0 9.2 45 25 17 51.7 28.7 19.5 Jumlah 87 100 Hasilnya didapatkan lebih banyak responden berusia 20-35 tahun (77%) dan memiliki paritas 1 (51,7%). Usia 20-35 tahun merupakan usia reproduksi yang sehat dimana pada rentang usia tersebut metode kontrasepsi yang digunakan adalah metode kontrasepsi yang efektif, yang bertujuan untuk menjarangkan kehamilan. Pilihan utama pada usia tersebut adalah kontrasepsi hormonal seperti

44 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 injeksi DMPA karena tidak memiliki dampak terhadap pembentukan ASI, sehinga ibu post partum yang ingin menggunakan kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan tapi tetap ingin menyusui injeksi DMPA merupakan pilihan utama. d. Pengaruh Lama Penggunaan Injeksi DMPA terhadap Fertilitas Tabel 2. Hasil Uji korelasi dan regresi antara lama penggunaan DMPA terhadap fertilitas di Kota Mataram Variabel r R Persamaan garis P Lama pemakaian DMPA 0,215 0,468 Fertility=5,857+0,59*lama pemakaian DMPA Value 0,04 Hasil analisis bivariabel didapatkan pengaruh antara lama penggunaan injeksi DMPA terhadap kembalinya kesuburan (fertilitas) dengan pengaruh yang lemah dan berpola positif. Artinya, semakin lama penggunaan DMPA semakin lama kembalinya kesuburan (fertilitas) dengan nilai r = 0,21. Hasil uji statistik didapatkan ada pengaruh yang signifikan antara lama penggunaan injeksi DMPA dengan fertilitas, dengan nilai P Value =0,04, analisis data dapat terlihat pada tabel 2, sedangkan pola hubungan dapat terlihat pada Gambar 3. Scater Plot pengaruh lama penggunaan injeksi DMPA terhadap kembalinya kesuburan (fertilitas) di Kota Mataram tahun 2009. adanya perbedaan lama penggunaan DMPA. Pada penelitian yang lain yang dilakukan oleh Nelson AL (1996) menunjukkan hasil bahwa terdapat efek samping dari penggunaan injeksi DMPA yaitu adanya perubahan pada lamanya pengembalian kesuburan (fertilitas) akan tetapi tidak dijelaskan juga apakah adanya perbedaan pada lama penggunaan injeksi DMPA. Lamanya pengembalian kesuburan pada pengguna DMPA dapat dijelaskan oleh penelitian yang dilakukan oleh Kongsayreepong R, et. all. tahun 1993 di Thailand dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahawa pengguna kontrasepsi suntikan DMPA memberikan pengaruh pada menurunnya kadar kolesterol, dimana penurunan kadar kolesterol akan mempengaruhi pembentukan hormon estrogen. Hormon estrogen sendiri berperan besar pada proses ovulasi, sehingga jika semakin lama injeksi DMPA diberikan, pembentukan hormon estrogen akan tertekan dan proses ovulasi tidak akan pernah terjadi. e. Perbedaan Usia Pengguna Injeksi DMPA terhadap Kembalinya Kesuburan (Fertilitas) di Kota Mataram Tabel 3. Hasil Uji Anova antara Usia Responden Pengguna DMPA terhadap Fertilitas di Kota Mataram Tahun 2009 Gambar 3. Scater Plot Pengaruh lama penggunaan injeksi DMPA terhadap kembalinya kesuburan (fertilitas) Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bigrigg A et al. (2000) dimana penelitian ini menunjukkan tidak terdapat keterlambatan pengembalian kesuburan (fertilitas) pada akseptor yang mengunakan DMPA akan tetapi pada penelitian ini tidak dijelaskan Rata-rata lama kembalinya kesuburan (fertilitas) pada responden pengguna DMPA yang berusia < 20 tahun dan usia 20-35 tahun adalah 7 bulan, dan pada ibu yang berusia > 35 tahun kembalinya kesuburan (fertilitas) setelah 12 bulan. Hasil uji statistik didapat nilai ρ= 0,04 dapat disimpulkan ada perbedaan lama kembalinya kesuburan diantara tiga pembagian kelompok usia. Usia ibu sebagai salah satu karateristik responden memberikan hasil mempengaruhi fertilitas. Usia ibu yang kurang dari 20 tahun memiliki rentang usia reproduksi yang panjang sehingga penggunaan injeksi DMPA sebagai metode kontrasepsi yang bertujuan untuk menjarangkan kehamilan bukan merupakan metode yang efektif karena memiliki efek samping salah satunya kembalinya kesuburan yang lama, sedangkan usia lebih dari 35 tahun memerlukan kontrasepsi yang aman dan efektif karena kelompok ini akan

ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 45.... mengalami peningkatan morbiditas dan mortalitas KESIMPULAN jika memutuskan untuk hamil kembali (Hartanto, 2004). Pada penelitian ini juga menunjukkan usia kurang dari 20 tahun dan rentang usia 20 sampai 35 tahun pengembalian kesuburan (fertilitas) lebih cepat rata-rata 7 bulan setelah suntikan yang terakhir akan tetapi pada usia di atas 35 tahun fertilitas akan mengalami keterlambatan rata-rata di atas 12 bulan setelah suntikan terakhir. Hasil penelitian ini mendukung teori yang mengatakan usia sangat mempengaruhi ovulasi pada seorang perempuan terutama jika perempuan tersebut merupakan pengguna kontrasepsi hormonal seperti injeksi DMPA dalam waktu jangka panjang. Injeksi DMPA dapat digunakan akan tetapi bukan merupakan pilihan utama setelah usia di atas 35 tahun (Saifuddin, 2006). Kembalinya kesuburan (fertilitas) dipengaruhi oleh lamanya penggunaan injekasi DMPA, dimana semakin lama menggunakan injeksi DMPA semakin lama untuk mendapatkan kembali kesuburan (fertilitas). Terdapat perbedaan kembalinya kesuburan (fertilitas) pada masing-masing kelompok usia, akan tetapi pada masing-masing kelompok paritas tidak terdapat perbedaan terhadap kembalinya kesuburan (fertilitas). DAFTAR PUSTAKA Bigrigg A, Evan M, Gbolade B, Newton J, Pollard L, Szarewski A, Thomas C, Walling M, Depo Provera Position Paper On Clinical Use,Effectiveness and Side Effects. Family Planing 1999,25: 69-76. f. Perbedaan Paritas Pengguna Injeksi DMPA terhadap kembalinya kesuburan (Fertilitas) di Kota Mataram Tabel 4. Hasil Uji Anova antara Paritas Pengguna DMPA terhadap Fertilitas di Kota Mataram Tahun 2009 Dalgaard P, Introductory Statistics with R. United States Of America. Spinger-Verlag, 2002. Departemen Kesehatan. Pedoman Manajemen Pelayanan Kontasepsi. Jakarta : Direktorat Kesehatan Keluarga Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat, 2004. Hartanto.H, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta. Pustaka Sinar Harapan, 2007. Hastono SP, Analisis data kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007. Rata-rata lama kembalinya kesuburan (fertilitas) pada pada tiga kelompok paritas menunjukkan hasil yang sama rata-rata kembalinya fertilitas setelah 8 bulan setelah suntikan terakhir. Hasil uji statistik didapat nilai ρ= 0,917 tidak ada perbedaan lama kembalinya kesuburan diantara tiga pembagian kelompok paritas. Paritas dihubungkan dengan fertilitas juga menunjukkan hasil tidak terdapat perbedaan pada pengguna DMPA pada masing masing kelompok paritas terhadap fertilitas terlihat dari hasil uji statistik ρ=0.917. Paritas lebih dari dua ditambah usia dan riwayat obstetri yang kurang baik meningkatkan kejadian morbiditas dan mortalitas, jika memutuskan untuk hamil kembali kemungkinan akan terjadi perdarahan akibat kontraksi uteri yang lemah. Pada penelitian ini responden terbanyak memiliki paritas 2 sampai 3 dan responden akan mendapatkan kembali kesuburannya (fertilitas) setelah 8 bulan, sehingga pada penelitian ini kemungkinan responden untuk hamil kembali menjadi tinggi (Saifuddin, 2006). Kongsayreepong R, Chutivongse S, George P, Joyce S, McCone JM, Garza-Flores J, Valles de Bourges V, de La Cruz DL, Perez-Palacios G, Rosseneu M, A multicentre Comparative Study Of Serum Lipids and Apolipoprotein In Long Term Users Of DMPA and Control Group of IUD Users, Contraception Journal 1993 47(2): 91-177. Madden T, Westhoff C, Rates of Follow-up Repeat Pregnancy in the 12 months after First Trimester Induced Abortion, Obstetric Gynecology 2009 113:663-668. Nelson AL, Counseling Issues and Management on Side Effect for Women Using Depo Medroxy Progesterone Acetat Contraception, Reproductin Medicine 1996 41 pp 391-400. _

46 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 Polaneczky M, Guarnaccia M, Alon J, Wiley J, (1996) Early Experience With the Contraceptive Use of Depo Medroxy Progesterone Acetat in an inner-city clinic population. Family Planing 1996 28: 174-8. Saifuddin AB. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2006. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta : Bagian Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.1995. Wilopo SA. Rekomendasi Praktek Terpilih Untuk Penggunaan Kontrasepsi. Yogyakarta:Minat Utama Kesehatan Ibu dan Anak-Kesehatan Reproduksi Fakultas Kedokteran,Universitas Gadjah Mada.2008. Wilopo. S.A. Perkembangan Teknologi Kontrasepsi Terkini:Implikasinya Pada Program KB dan Kesehatan Reproduksi di Indonesia. Seminar Contraceptive Technology Update, February 15, 2008,Jakarta. Indonesia.2008 Winkjosastro, Hanifa. Ilmu Kebidanan. Jakarta,YBP-SP.2002