BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI KAJIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku

III. KERANGKA PEMIKIRAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

Universitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan, baik yang datang dari dalam

BAB II KERANGKA TEORI. dunia bisnis. Tujaun tersebut hanya dapat dicapai memalui usaha mempertahankan dan

BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEWIRAUSAHAAN - 2 STRATEGI PEMASARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Melalui fungsi transformasi sumberdaya manusia, iptek dan sosial, perguruan

III KERANGKA PEMIKIRAN

PERTEMUAN 12 STRATEGI PEMASARAN 2/13/13

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS. Entrepreneurship Center Universitas Dian Nuswantoro

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

cenderung terbuka dan menganut proses pembelajaran. Analisis lingkungan eksternal bisnis dari sebuah perusahaan sangat bagus

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

Mata Kuliah Manajemen Bank Program Studi Keuangan dan Perbankan Semester III TA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purnomo dan Zulkieflimansyah (2000 : 8), istilah strategi berasal dari bahasa Yunani

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KERANGKA TEORI. penjualan atau promosi. Padahal keduanya hanya merupakan bagian dari kegiatan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kepariwisataan saat ini mengalami kenaikan yang cukup pesat. Banyak

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS

BAB II KERANGKA TEORI. Sebelum melakukan penelitian,seorang peneliti harus menyusun suatu

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Strategis

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

Mata Kuliah. - Markom Industry Analysis- Analisis Situasional Perusahaan. Ardhariksa Z, M.Med.Kom. Modul ke: Fakultas FIKOM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Di tengah krisis ekonomi yang berkepanjangan, membuat setiap masyarakat

BAB II LANDASAN TEORI. inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), manusia terutama pihak konsumen yang dituju.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

CHAPTER 3: ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan

BAB II LANDASAN TEORI

3.9 Penyebaran Kuesioner Pendahuluan Pengolahan Kuesioner Pendahuluan Identifikasi Variabel Penelitian

ANALISIS SWOT DALAM MENENTUKAN EFEKTIFITAS STRATEGI PEMASARAN PADA PT. RUANG ASRI UNTUK MU (RAUM) Disusun Oleh:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III KERANGKA PEMIKIRAN

Kebutuhan. Keinginan. Pasar. Hubungan. Permintaan. Transaksi. Produk. Nilai & Kepuasan. Pertukaran

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh masyarakat, dengan sistem perkeretaapian di Indonesia. ini terlihat dari pengembangan-pengembangan yang terus

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

Materi Minggu 3. Model Deskriptif Manajemen Strategik (Bagian 1) Menurut David (1999) dalam proses manajemen strategik ada tiga tahap, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI

KEWIRAUSAHAAN MERANCANG STRATEGI PEMASARAN. Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM PSIKOLOGI

III. METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Penyusunan Rencana dan Strategi Pemasaran DOSEN : DIANA MA RIFAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang

BAB 2. Landasan Teori

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satunya adalah penelitian yang melakukan analisa lingkungan internal dan

Curriculum Vitae Digital: Analisis Pemasaran Desain Menggunakan SWOT (Inovasi Siswa Animasi SMK Negeri 2 Surabaya Menuju Ekonomi Kreatif )

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah krisis ekonomi yang berkepanjangan, membuat setiap masyarakat

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan hubungan antar perusahaan dan pelanggan secara permanen. Untuk

Analisis Manajemen Strategi Pada produk BKP Sport

ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN

Rencana Pengembangan Strategi Perusahaan Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN. a. Pengertian dan Ruang Lingkup Audit Manajemen

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pemasaran (Marketing Definition) Saat ini konsumen dikelilingi oleh dunia pemasaran (marketing), di rumah, di tempat kerja, di jalan, di toko, di tempat bermain, dan hampir semua aktivitas harian dikelilingi oleh pemasaran. Karena konsumen memiliki lebih banyak pilihan daripada sebelumnya, produk, merek, iklan, harga, atau toko yang baik sudah tidak cukup lagi. Hal ini dikatakan tidak cukup lagi karena konsumen dapat lebih cepat dan mudah meriset produk dan perusahaan, membandingkan harga, mencek spesifikasi, dll. Konsumen ataupun pemasok saat ini lebih menyukai berhadapan dengan organisasi dan merek yang memiliki kredibilitas dan citra publik yang positif. Para pesaing lokal dan internasional pun berlomba-lomba memulai dan mengukuhkan relasi dengan para pelanggan mereka. American Marketing Association mendefinisikan pemasaran sebagai sebuah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan nilai kepada pelanggan, dan mengelola relasi pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pihak - pihak yang berkepentingan (stakeholder) (Wood, 2009: 4). Konsep pemasaran sangatlah memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan organisasi dari sebuah perusahaan agar lebih efektif dibandingkan para pesaingnya dalam hal membuat, mengirimkan dan mengkomunikasikan nilai 6

7 kepada target yang dituju. Pemasaran lebih mementingkan kebutuhan para pembelinya. 2.2 Perencanaan Pemasaran (Marketing Plan) Ketika perusahaan dihadapkan pada tekanan dari pemegang saham untuk meningkatkan laba usahannya, sementara persaingan yang semakin ketat, maka diperlukanlah suatu strategi baru. Dalam kegiatan pemasaran, stategi itu diimplementasikan dalam bentuk perencanaan pemasaran (Marketing Plan). Perencanaan pemasaran (Marketing Plan) adalah proses terstruktur untuk menetapkan bagaimana menyajikan nilai bagi pelanggan, organisasi, dan pihak - pihak berkepentingan utama dengan menganalisa situasi terkini, termasuk pasar dan pelanggan, mengembangkan dan mendokumentasikan tujuan, strategi dan program pemasaran, mengimplementasikan, mengevaluasi, dan mengontrol kegiatan pemasaran untuk mencapai tujuan. (Wood, 2009: 5). Perencanaan pemasaran sangatlah penting dilakukan demi keberhasilan pemasaran. Perencanaan pemasaran dapat membantu memfokuskan pikiran perusahaan pemasaran dan tim pada proses pemasaran, yaitu apa yang akan dicapai dan bagaimana perusahaan melakukan kegiatan tersebut. Dalam mengembangkan maupun memperbaharui rencana pemasaran sering kali terjadi sebuah tantangan dalam memulainya. Untuk lebih mengembangkan strategi efektif yang dapat digunakan dalam perencanaan pemasaran, hal utama yang harus dilakukan adalah dengan mengumpulkan informasi baik internal maupun eksternal perusahaan, seperti

8 persaingan, tren, statistik, dll. Hal ini akan mempengaruhi proses pengambilan keputusan perencanaan pemasaran yang akan dilakukan selanjutnya. Dalam bab ini akan dijelaskan beberapa tahap utama dari perencanaan pemasaran seperti, pertama, penjelasan tentang situasi terkini, yaitu menganalisa faktor faktor eksternal dan internal seperti visi, misi, tujuan, pesaing, dan kekuatan lingkungan, selain itu menganalisa SWOT (kekuatan dan kelemahan internal, peluang dan ancaman eksternal). Kedua, mengenai sasaran dan isu (membagankan tujuan perencanaan pemasaran khusus yang harus dicapai dan mengidentifikasikan isu apa saja yang dapat mempengaruhi pencapaian beberapa tujuan). Ketiga yaitu mengenai pasar sasaran, analisis pelanggan, penentuan posisi (pembahasan tentang segmentasi, penargetan, keputusan penentuan posisi, dan juga membahas segmen - segmen yang ditargetkan dengan meninjau kebutuhan, keinginan, perilaku, sikap, loyalitas, pola pembelian pelanggan, dan calon pelanggan). Keempat adalah mengenai strategi pemasaran, yaitu menunjukkan strategi keseluruhan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan perencanaan pemasaran, dengan menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada pasar sasaran. Kelima adalah program pemasaran, yaitu membagankan program yang mendukung strategi pemasaran, termasuk aktivitas khusus, jadwal dan tanggung jawab atas produk, tempat, harga, dan promosi. Dan yang terakhir adalah kontrol implementasi yang membahas tentang bagaimana perencanaan akan diimplementasikan, mengukur kinerja, menunjukkan bagaimana penyesuaian akan dilakukan untuk menjaga program agar tetap berada di dalam tujuannya dan mencangkup rencana - rencana yang sesuai dengan kebutuhan.

9 2.3 Audit Pemasaran (Marketing Audit) Audit pemasaran adalah bagian mendasar dari proses perencanaan pemasaran. Hal ini tidak hanya dilakukan pada awal proses, tetapi juga di beberapa poin pada pelaksanaan rencana. Audit pemasaran mempertimbangkan baik faktor internal dan eksternal yang nantinya akan berpengaruh pada perencanaan pemasaran, serta review dari rencana itu sendiri. Menurut Phillip Kotler (2000: 44) Audit pemasaran merupakan tinjauan ulang dan penilaian terhadap faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi kinerja suatu perusahaan dalam periode yang telah ditentukan. Karakteristik dari audit pemasaran dapat diklarifikasikan sebagai berikut: Komprehensif. Audit pemasaran mencakup semua masalah utama pemasaran yang dihadapi oleh perusahaan atau organisasi, bukan hanya audit fungsional saja, karena audit fungsional dapat menyesatkan. Sebagai contoh, kenaikan tingkat penjualan jika tidak dilihat dari segi komprehensif, dapat memunculkan kesimpulan bahwa departemen marketing dalam perusahaan tersebut telah melakukan tugasnya dengan baik. Dan hal ini dapat menyesatkan, jika dilihat secara menyeluruh bukan hanya dari sisi tingkat penjualannya saja. Karena dapat terjadi tingkat penjualan yang demikian dikarenakan produk para pesaing yang tidak ada di pasaran. Sistematis.

10 Proses audit dilakukan dalam suatu urutan tertentu, dimulai dengan melakukan audit lingkungan eksternal, kemudian lingkungan internal marketing dan aktivitas - aktivitas khusus marketing. Setelah itu menyususn dan mengimplementasikan rencana jangka pendek dan panjang yang dirancang untuk memperbaiki kelemahan yang berhasil diidentifikasi. Independen. Audit pemasaran dilakukan oleh orang dalam atau pihak luar yang telah cukup independen dari departemen pemasaran untuk mendapatkan kepercayaan dan objektivitas. Periodik. Audit pemasaran harus dilakukan secara periodik, bukan hanya ketika ada krisis. Audit menjanjikan manfaat baik bagi organisasi yang tampaknya berhasil maupun bagi organisasi yang sedang dalam masalah. 2.3.1 Cara dan Teknik Audit Pemasaran Audit pemasaran tidak hanya dilakukan pada awal proses perencanaan pemasaran tetapi juga dilaksanakan selama proses perencanaan pemasaran tersebut berjalan. Audit pemasaran dapat dipengaruhi oleh proses perencanaan pemasaran melalui beberapa faktor internal dan eksternal. Terdapat beberapa cara dan teknik dari audit pemasaran yang dapat digunakan selama perencanaan proses pemasaran dan mengevaluasi kinerja perusahaan. Seperti: 1. Analisa Five Competitive Forces oleh Michael Potter.

11 2. Analisa SWOT 3. Analisa PEST 4. Analilsa TOWS 5. Analisa STP 6. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) 2.4 Segmenting, Targeting and Positioning (STP) Para pemasar saat ini sudah dapat berhasil mengikuti satu rencana pemasaran untuk dapat memuaskan keseluruhan pasar. Akan tetapi, dewasa ini pasar semakin terfragmentasi dan beranekaragam, dimana para konsumen menunjukkan keanekaragaman yang jauh lebih luas dalam hal kebutuhan, sikap dan perilaku. Perusahaan juga berada dalam tekanan yang sangat besar dan oleh sebab itu mereka harus mendeferensiasikan diri mereka secara lebih, dalam pasar dimana mereka bersaing. Akibat tang dihasilkan adalah, terjadinya satu gerakan yang lebih jauh dari pemasaran masal, yang menggunakan satu bauran pemasaran untuk menjangkau keseluruhan pasar ke arah pemasaran segmen, pemasaran kepada kelompok tertentu (segmen) dalam pasar. Sebagai contoh, bervariasinnya produk susu saat ini, ada susu rendah lemak untuk konsumen yang menjaga berat badan, susu kacang kedelai untuk konsumen yang sadar akan kesehatan mereka, dan susu beraneka cita rasa untuk anak - anak. Segmenting, Targeting and Posioning merupakan proses tiga tahap dalam metode marketing. Tahap pertama adalah mengidentifikasi konsumen yang ada

12 (segmenting), selanjutnya adalah memilah pelayanan terbaik yang dapat diberikan kepada konsumen (targetting), dan tahap yang terakhir adalah mengimplementasikannya dengan cara mengoptimalisasikan produk atau pelayanan perusahaan kepada masing-masing segmen serta mengkomunikasikan kepada seluruh bagian dari perusahaan mengenai apa yang telah dipilih dan diputuskan (positioning). Gambar 2. Segmenting, Targeting, Positioning 2.4.1 Segmenting Segmenting adalah proses untuk mengelompokkan pelanggan dalam sebuah pasar sesuai dengan kebutuhan, perilaku, atau sikap yang sama, yang dapat dilakukan melalui pemasaran (Wood, 2009: 78).

13 Sebelum perusahaan memasarkan produk baik berupa barang atau jasa yang akan dipasarkan hendaknya mensegmentasi pasar terlebih dahulu agar menjadi jelas kira-kira produk apa saja yang nantinya akan masuk ke pasar. Hal ini sangatlah penting karena masing-masing pasar mempunyai karakteristik yang berbeda - beda dan belum tentu sama dengan karakteristik produk perusahaan. Oleh karena itu, sangat penting sekali untuk pemetaan pasar ini. Metode segmenting ini dapat dilakukan dengan cara memisahkan pasar berdasarkan kondisi geografis, kultural, dan kondisi ekonomis pasar itu sendiri. Melalui proses segmentasi ini perusahaan akan mendapatkan beberapa pasar yang memang cocok dengan karakteristik produk yang akan pasarkan. Segmenting meliputi bagaimana cara perusahaan menghadapi banyak pelanggan dengan keinginannya masing-masing. Sebagai contoh, perusahaan susu. Satu segmen terdiri dari orang yang ingin membatasi kandungan lemak mereka dan oleh karena itu mereka menginginkan varietas yang rendah lemak, sedangkan yang lain terdiri dari orang yang lebih menyukai varietas bercita rasa dan yang ketiga terdiri dari orang yang membeli produk-produk susu (atau pengganti) karena alasan kesehatan. Para konsumen dalam setiap segmen memiliki kebutuhan serupa atau mencari manfaat serupa, dan mereka bereaksi secara berbeda terhadap rangsangan bauran pemasaran dibanding reaksi orang dalam segmen lain. Jika semua orang dalam semua segmen bereaksi dengan cara yang sama dengan bauran pemasaran yang sama, tidak akan ada kebutuhan akan segmentasi. Hal ini dilakukan agar perusahaan lebih fokus dalam memperhatikan kebutuhan pasar, terutama konsumen, dan membawa perusahaan pada keuntungan maksimal.

14 2.4.2 Targeting Melalui segmentasi, perusahaan telah mengidentifikasi berbagai segmen dalam pasar bisnis atau konsumen yang lebih besar dan menyaring segmen yang tidak akan dimasukinya. Setelah itu, perusahaan menyeleksi dan memeringkatkan segmen yang tersisa dalam urutan prioritas yang masuk. Hal ini biasa disebut targeting. Targetting berarti membidik. Setelah perusahaan mendapatkan pemetaan pasar melalui proses segmenting, langkah selanjutnya adalah targetting yaitu membidik pasar yang telah dipilah - pilah sebelumnya. Tentunya perusahaan akan membidik pasar yang sesuai dengan karakteristik produk serta kondisi pasar yang kondusif serta kompetitif dan tidak ketinggalan potensi pasar yang cukup besar agar dapat mendapatkan dan menentukan strategi eksekusi marketing yang paling tepat (Wood, 2009: 92). 2.4.3 Positioning Setelah mentarget dan membidik pasar yang akan dimasuki, langkah selanjutnya adalah melakukan positioning yaitu melakukan kajian atau penelitian untuk memposisikan produk di pasaran diantara produk-produk yang sudah ada. Langkahnya dapat menggunakan strategi perceptual mapping seperti yang dibawah ini :

15 Gambar 2. Perceptual Mapping Sebagai contoh produk yang akan dipasarkan adalah produk cokelat seperti gambar perceptual mapping diatas. Di pasaran konsumen telah mendapati beberapa produk - produk coklat yang telah terlebih dahulu memasuki pasaran. Perusahaan sebagai new comer di dalam pasar tersebut pastinya akan memposisikan produknya agar dapat bersaing secara kompetitif (Wood, 2009: 95). Dengan melakukan segmentasi dan menentukan target pasar dengan baik, maka produsen akan mendapatkan pengertian yang menyeluruh tentang kebutuhan, sikap dan perilaku konsumen. Bila sudah mengerti apa yang diinginkan konsumen,

16 maka produsen dapat menyelaraskannya dengan kemampuannya sendiri dan menetapkan posisi produknya di pasar. Menurut (Wood 2009: 95) terdapat lima kesalahan dalam menentukan posisi pasar, yaitu: 1. Positioning yang terlalu tinggi, bersifat terlalu spesifik 2. Positioning yang terlalu rendah, jika tidak memiliki sesuatu yang khusus, maka akan sulit untuk mengambil tempat dalam pikiran konsumen, tidak memberikan alasan untuk membeli, bahkan peduli. 3. Positioning yang membingungkan, saat melakukan banyak hal sekaligus, maka muncul kontradiksi dan konflik 4. Positioning yang tidak relevan, saling tidak berhubungan satu dengan lainnya 5. Positioning yang meragukan, membuat pernyataan yang tidak dapat dipercaya dan hanya mereka yang mudah tertipu yang akan menjadi konsumen anda.

17 2.5 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Harga Tempat Bauran Pemasaran Promosi Produk Gambar 2. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran (Marketing Mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran yang sudah dibidik (Kotler 2004: 56). Definisi ini menunjukkan bahwa bauran pemasaran adalah sekumpulan alat pemasaran yang digunakan perusahaan yntuk mencapai tujuan pemasaran. Alat-alat pemasaran tersebut terdiri dari 4 (empat) variable pemasaran, yaitu: Produk, Harga, Tempat dan Promosi.

18 2.5.1 Produk (Product) Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan masyarakat. Beberapa elemen dari produk adalah kualitas, bentuk fisik, manfaat, jaminan, kemasan, merek, servis, dll. (Kotler, 2002: 448). Saat ini konsumen semakin selektif dalam memilih produk. Hal ini dikarenakan terdapat beragam produk yang tersedia di pasaran. Oleh karena itu, produk yang memiliki keunggulan yang kompetitif dapat memenangkan persaingan dengan produk sejenis lainnya. 2.5.2 Harga (Price) Jumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen kepada pihak produsen untuk mendapatkan sebuah produk. Dalam menentukan harga, produsen harus menitik beratkan pada kemampuan pembeli pada saat harga yang telah ditetapkan. Harga menunjukan persepsi konsumen terhadap suatu produk (Kotler, 2004: 56). Harga merupakan salah satu elemen dari bauran pemasaran yang sangat flexible karena harga cenderung mudah berubah, hal ini dipengaruhi oleh faktor pasar dan kondisi ekonomi pada saat itu. 2.5.3 Tempat (Place) Tempat adalah salah satu elemen dari bauran pemasaran yang membuat barang atau jasa dapat dibeli, mudah terjangkau dan digunakan dalam jumlah dan

19 pada lokasi yang tepat pada saat konsumen menginginkannya (Kotler, 2004: 56). Oleh sebab itu, perusahaan selalu membuat produknya selalu tersedia dan mudah diperoleh. 2.5.4 Promosi (Promotion) Promosi merupakan satu variable yang penting dalam bauran pemasaran yang merupakan suatu proses yang berlanjut. Promosi dapat membantu untuk memperbaiki hubungan antara pemasar dan konsumen. Kesediaan konsumen untuk membeli produk dan jasa atas dasar kepuasannya yang merupakan hasil umpan balik dari kegiatan promosi perusahaan, sehingga perusahaan mengetahui bahwa informasi yang mereka dapat, diterima konsumen dengan positif (Kotler, 2004: 56). 2.5 Analisis Five Competitive Forces Five Competitive Forces adalah sebuah metode analisa dalam dunia pemasaran yang digunakan untuk membantu menghadapi persaingan. Analisa Five Competitive Forces memberikan gambaran yang kuat mengenai bagaimana tingkat persaingan dalam suatu industri, baik dari sisi supply chain (supplier dan pelanggan) serta pasar (pemain baru dan substitusi). Five forces memberikan kontribusi yang besar terhadap tingkat persaingan dalam industry. Analisis Five Competitive Forces terdiri 5 (lima) area cara pandang, yaitu: 1. Ancaman yang masuk (the threat of new entry)

20 Bagaimana tingkat kesulitan/ kemudahan bagi para pesaing baru untuk masuk ke dalam suatu industri. Hal ini antara lain dipengaruhi oleh brand equity, hambatan masuk seperti hak paten, distribusi, skill atau core competence, economies of scope, cost advantage, dan lainnya. 2. Kekuatan pembeli (the power of buyers) Bagaimana kekuatan yang dimiliki oleh pelanggan. Hal ini antara lain dipengaruhi oleh: jumlah pembeli, konsentrasi pembeli, switching cost pembeli, ketersediaan barang, besarnya permintaan pembeli, sensitivitas harga, tingkat diferensiasi, dan sebagainya. 3. Kekuatan penyedia barang/jasa (the power of suppliers) Supplier merupakan tempat dimana dapat membeli input yang digunakan untuk bahan produksi. Hal ini ditentukan oleh beberapa faktor penting diantaranya: switching cost ke supplier lain, jumlah supplier, konsentrasi supplier, ketersediaan barang substitusi, tingkat diferensiasi input, hingga tingkat hubungan dengan supplier. 4. Ancaman produk pengganti (the threat of substitutes) dan pesaing yang kompetitif (competitive rivalry). Analisis ini hanya memfokuskan pada satu bisnis atau strategi binis tertentu. Bagaimana substitusi terhadap barang/ jasa. Apakah konsumen dapat memperoleh barang substitusinya dengan mudah? Semakin banyak dan dekat barang substitusi, maka pelanggan juga bisa beralih dengan mudah. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya switching cost, kecenderungan untuk substitusi, diferensiasi produk, dan lainnya.

21 5. Kompetitor persaingan dalam industri (The intensity of competitive rivalry) Bagaimana intensitas persaingan dalam industri. Semakin banyak jumlah pesaing, dengan produk yang berkualitas dan harga bersaing, maka semakin tinggi tingkat persaingan. Hal ini ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya: jumlah pesaing, perbedaan kualitas, loyalitas pelanggan, diferensiasi produk, perbedaan harga, exit barriers, dan sebagainya. 2.6 Analisa SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) Menurut Rangkuti (2004: 18), analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Menurut John, A.P dan Robinson R.B (1994: 230), analisis SWOT merupakan analisis dari kekuatan dan kelemahan suatu organisasi dan kesempatan serta ancaman dari lingkungannya. Di bawah ini meupakan uraian dari elemen - elemen SWOT adalah: 1. Kekuatan (Strength), merupakan kegiatan - kegiatan perusahaan yang berjalan baik atau sumber daya/ keterampilan dan keunggulan - keunggulan lain yang dikendalikan.

22 2. Kelemahan (Weakness), merupakan kegiatan - kegiatan organisasi yang tidak berjalan dengan baik atau keterbatasan sumber daya, keterampilan dan kapabilitas yang dibutuhkan oleh perusahaan. 3. Peluang (Opportunity), merupakan faktor-faktor luar lingkungan positif atau menguntungkan perusahaan. 4. Ancaman (Threat), meupakan faktor-faktor negatif di luar lingkungan atau situasi yang tidak menguntungka perusahaan. Faktor Internal Terhadap Perusahaan Faktor Eksternal Terhadap Perusahaan Bermanfaat daalam mencapai tujuan Strengths Opportunities Merugikan Dalam mencapai tujuan Weaknesses Threats Tabel 2.1 Tabel Definisi SWOT 2.7 Analisa TOWS Matriks TOWS analisis merupakan alat lanjutan yang digunakan untuk mengembangkan empat pilihan strategi, yaitu SO, WO, ST, dan WT. Matriks TOWS digunakan untuk mempertemukan faktor kunci internal dan eksternal untuk membuat

23 satu strategi dalam suatu perusahaan. Analisa harus didasarkan pada kondisi yang sedang terjadi dengan persaingan yang sedang berjalan. Adapun tujuan dari analisa matris TOWS adalah untuk menggambarkan berbagai alternative yang dapat dijalankan berdasarkan pada faktor kunci internal dan eksternal. Dalam hal ini analisa TOWS bukanlah untuk menentukan strategi yang terbaik, tetapi strategi dapat ditentukan berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan lain dan tidak semua strategi yang dihasilkan dapat dijalankan. Berikut ini adalah penjelasan dari Matriks TOWS: 1. Strategi SO adalah strategi yang dibuat dengan menggunakan kekuatan faktor internal perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dari kesempatan faktor eksternal. 2. Stretegi WO adalah strategi yang dibuat untuk memperbaiki kelemahan faktor internal dengan menggunakan kesempatan faktor eksternal. Selain itu, WO juga digunakan untuk menunjukkan kesempatan yang ada dalam jangkauan yang dapat diraih oleh perusahaan jika dapat memperbaiki kelemahan faktor internal 3. Strategi ST adalah strategi yang dibuat untuk mengantisipasi ancaman faktor eksternal dengan menggunakan kekuatan faktor internal yang ada. 4. Strategi WT adalah strategi yang terjadi jika perusahaan menghadapi factor - faktor kelemahan dan ancaman yang tidak dapat ditangani lagi dengan menggunakan kekuatan dan peluang yang ada. Bentuk-bentuk dari pelaksanaan WT adalah restrukturisasi, likuidasi dan merger. Matriks TOWS terdiri dari beberapa langkah penyusunan, yaitu :

24 1. Menjabarkan semua peluang eksternal perusahaan 2. Menjabarkan semua ancaman eksternal perusahaan 3. Menjabarkan semua kekuatan internal perusahaan 4. Menjabarkan semua kelemahan internal perusahaan 5. Mempersatukan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan strategi yang dapat dilakukan. 6. Mempersatukan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan strategi yang dapat dilakukan 7. Mempersatukan kekuatan internal ancaman eksternal dan strategi yang dapat dilakukan. 8. Mempersatukan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan strategi yang dapat dilakukan. 2.8 Analisa PEST Menurut Kotler dalam bukunya Manajemen Pemasaran (2003:95) PEST terkait dengaan pengaruh lingkungan eksternal dalam suatu bisnis. PEST merupakan suatu alat yang bermanfaat untuk meringkas faktor eksternal yang terjadi dalam operasional perusahaan. Berikut ini adalah factor - faktor yang dipertimbangkan dalam analisa PEST :

25 Politik Ekonomi Bentuk Pemerintahan Stabilitas Politik Kebebasan Pers, Situasi Hukum, Korupsi Tren Regulasi/De-Regulasi Undang-undang tenaga kerja dll Pertumbuhan Ekonomi Tingkat Inflasi dan bunga bank Angka pengangguran, ketersediaan dan biaya tenaga kerja Globalisasi dll Populasi & profil usia Tingkat Pendidikan, kesehatan dan mobilitas sosial Gaya hidup Perubahan sosial & budaya dll Perubahan akibat teknologi baru Pengaruh Internet dan penurunan biaya komunikasi Aktifitas Litbang Perubahan Teknologi dll Sosial & Budaya Teknologi Gambar 2. Analisa PEST 2.8.1 Faktor Politik. Bidang politik memiliki pengaruh besar terhadap peraturan bisnis, tingkat daya beli konsumen dan dan factor - faktor bisnis yang lain seperti: 1. Situasi politik secara umum.

26 2. Kebijakan pemerintah akan mempengaruhi undang-undang yang mengatur pajak atau bisnis. 3. Kebijakan pemerintah pada aturan etika pemasaran. 4. Kebijakan pemerintah dalam menentukan arah ekonomi. 5. Pandangan pemerintah terhadap budaya dan agama. 6. Perjanjian kerjasama negara dengan pihak asing seperti Uni Eropa, NAFTA, ASEAN. 2.8.2 Faktor Ekonomi. Menjelaskan bagaimana situasi ekonomi perdagangan dalam jangka pendek dan maupun jangka panjang. Hal ini benar terutama berlaku untuk pemasaran internasional. Faktor - faktor yang harus diperhatikan antara lain : 1. Suku bunga. 2. Tingkat inflasi. 3. Tingkat pendapatan per kapita. 4. Prospek ekonomi Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita dalam jangka panjang, 2.8.3 Faktor Sosial dan Budaya Sosial dan pengaruh budaya pada bisnis berbeda dari satu negara ke negara. Sangat penting bahwa faktor yang dipertimbangkan. Faktor antara lain: 1. Agama yang dominan.

27 2. Faktor bahasa. 3. Kebiasaan konsumen. 4. Faktor gender. 5. Penyebaran usia penduduk 2.8.4 Faktor Teknologi. Teknologi sangat penting bagi keuntungan kompetitif, dan merupakan pemacu utama globalisasi. Pertimbangkan yang berikut: 1. Teknologi dapat digunakan menjadikan produk dan layanan yang akan dibuat menjadi lebih murah dan kualitas yang lebih baik. 2. Teknologi dapat menawarkan konsumen maupun bisnis dengan produk dan layanan yang lebih inovatif seperti: layanan perbankan internet, telepon selular, dll. 3. Teknologi dapat merubah cara barang maupun jasa didistribusikan. Teknologi menawarkan cara baru untuk berkomunikasi dengan konsumen.