Kebijakan Nasional. Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi - SPMPT (SPMI, SPME) Dr Wonny Ahmad Ridwan, MM

dokumen-dokumen yang mirip
Kebijakan Nasional Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Berdasarkan Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan

Oleh: Tim Pengembang SPMI. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Oleh: Prof. Dr. Johannes Gunawan,SH.,LL.M Prof.Dr. Bernadette M.Waluyo, SH.,MH.,CN. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Oleh: Prof. Dr. Johannes Gunawan,SH.,LL.M Prof.Dr. Bernadette M.Waluyo,SH.,MH.,CN. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Oleh: Tim Pengembang SPMI. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Kebijakan Nasional Sistim Penjaminan Mutu Internal

P Penetapan Standar Pendidikan Tinggi;

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Oleh: Tim Pengembang SPMI. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Oleh: Tim Pengembang SPMI. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Oleh: Tim Pengembang SPMI

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Penyusunan Standar SPMI Perguruan Tinggi

PENYUSUNAN STANDAR SPMI PERGURUAN TINGGI

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... KEPUTUSAN KETUA STMIK PRABUMULIH... BAB I PENDAHULUAN... 1

KEBIJAKAN NASIONAL SISTEM PENJAMINAN MUTU PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

STMIK MUSIRAWAS Jl. Jendral Besar H.M Soeharto RT.08 Kelurahan Lubuk Kupang Kecamatan Lubuklinggau Selatan I Kota Lubuklinggau DOKUMEN STANDAR

PENERAPAN-IMPLEMENTASI

Oleh: Prof. Dr. Johannes Gunawan,SH.,LL.M Ketua Tim Pengembang SPMI. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Pelatihan Sistem Penjaminan Mutu Internal

AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN INSTITUSI

SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI

PENYUSUNAN STANDAR SPMI

BUKU KEBIJAKAN MUTU SPMI UMN AW BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

DOKUMEN SPMI 5. oleh : Titiek Widyastuti Kepala Bidang Penjaminan Mutu Internal BPM UMY Fasilitator SPMI Anggota Majlis Dikti PP Aisyiyah

PENYUSUNAN STANDAR SPMI

Kebijakan Nasional. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

RESIKO PERGURUAN TINGGI (AKREDITASI)

Bab II Model Dasar Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT)

Universitas Riau. Universitas Riau. KEBIJAKAN Sistem Penjaminan Mutu Internal. KEBIJAKAN Sistem Penjaminan Mutu Internal

MANUAL MUTU SPMI (MANUAL MUTU = QUALITY MANUAL) Disampaikan oleh: Dr. Eming Sudiana, M.Si.

Program Studi Arsitektur dan Upaya-upaya Peningkatannya

PANDUAN PELAKSANAAN KERJA

BAB I KEBIJAKAN MUTU INTERNAL FAKULTAS A. Kebijakan Umum 1. Fakultas sebagai bagian dari Universitas Andalas berpartisipasi aktif dalam gerakan menjag

Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi ( SPM-PT ) PDPT

PERAN SPMI BAGI PENINGKATAN KUALITAS PT

KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI. Tahun

PELUANG DAN TANTANGAN MENGHADAPI AKREDITASI PENDIDIKAN TINGGI BERDASARKAN UU 12/2012

ABDURAHMAN ADISAPUTERA BAN-PT

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... KEPUTUSAN KETUA STMIK PRABUMULIH... BAB I PENDAHULUAN... 1

Oleh: Prof. Dr. Johannes Gunawan,SH.,LL.M Koordinator Tim Pengembang SPMI. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

PEDOMAN SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI. Disusun oleh:

Khatib A. Latief Kepala Pusat Pendampingan dan Pengembangan Mutu Akademik Mahasiswa, LPM dan Kepala Perpustakaan UIN Ar-Raniry

Pedoman. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014

KEBIJAKAN MUTU SPMI STMIK BANI SALEH

KEBIJAKAN MUTU SPMI STMIK BANI SALEH

2016, No Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 201

Kebijakan Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan 2012

MANUAL MUTU AKADEMIK

PETA MASALAH DALAM AKREDITASI PRODI BERDASARKAN ISIAN BORANG AKREDITASI

MANUAL MUTU SPMI UNIGAL

MANUAL MUTU STMIK Royal Kisaran

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

STMIK MUSIRAWAS Jl. Jendral Besar H.M Soeharto RT.08 Kelurahan Lubuk Kupang Kecamatan Lubuklinggau Selatan I Kota Lubuklinggau

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS ABULYATAMA

KATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN

STANDAR PENGELOLAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

Manual Mutu Akademik UNIVERSITAS SAMUDRA

Peningkatan Kinerja Sistem Penjaminan Mutu Eksternal dalam Mewujudkan Perguruan Tinggi yang Bermutu dan Berdaya Saing

Oleh: Prof. Dr. Johannes Gunawan,SH.,LL.M Ketua Tim Pengembang SPMI. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

KEBIJAKAN SPMI POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN

Pedoman. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi

BAB I. Pendahuluan. Manual Sistem Penjaminan Mutu Internal 1

Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pendidikan Akademik Pendidikan Vokasi Pendidikan Profesi Pendidikan Jarak Jauh

Sistem Penjaminan Mutu Internal ( SPMI)

Kebijakan Pendidikan Tinggi Bidang Kesehatan. Ridwan Roy T Kasubdit Pembelajaran Ditjen Dikti

PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI BERBASIS AKREDITASI

KATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN

KATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI

KATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN

KATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN

STANDAR MUTU. Program Studi S1 Teknik Elektro. Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)

KATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN

DOKUMEN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TIM UJM UNDIKSHA

BAB I SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI

KENDALA-KENDALA TEKNIS SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) STKIP HATTA-SJAHRIR BANDA NAIRA PROVINSI MALUKU

KEBIJAKAN NASIONAL SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI (SPM DIKTI) DAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)

KATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN

Disajikan pada pelatihan sistem penjaminan mutu akademik Agustus 2008 KOPERTIS WILAYAH III 1

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Instrumen Evaluasi Diri Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan Tinggi D1 : D2 : D3 : D4 : Sp1 : Sp2 : Sp3 : S1 : S2 : S3 :

KEBIJAKAN MUTU AKADEMIK

1. Jatidiri prodi 2. Makna tatapamong 3. Tatapamong dalam konteks SNP 4. Tatapamong dalam perspektif kegiatan akreditasi BAN PT

PEDOMAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL PENDIDIKAN AKADEMIK - PENDIDIKAN VOKASI - PENDIDIKAN PROFESI - PENDIDIKAN JARAK JAUH

SPMI Politeknik Negeri Jakarta

Pedoman. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi

Disusun : 05 November 2014 Revisi : 02 November 2015 MANUAL MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS KADIRI 2015

PENETAPAN STANDAR PENDIDIKAN TINGGI (STANDAR DIKTI) OLEH PERGURUAN TINGGI

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) UNIVERSITAS ISLAM MALANG PUSAT PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS ISLAM MALANG

DOKUMEN KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER ROYAL KISARAN

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMIN MUTU INTERNAL

KATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN

LEMBAGA PENJAMINAN MUTU INSTITUT AGAMA ISLAM DDI POLMAN

Transkripsi:

Kebijakan Nasional Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi - SPMPT (SPMI, SPME) Dr Wonny Ahmad Ridwan, MM Sumber utama : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan dan dikembangkan sendiri sesuai kebutuhan dan modifikasi 1

UU No 20 thn 2003

UU No 20 thn 2003

UU No 20 thn 2003

Pengertian SPM-PT UU No 12 Thn 2012

UU No 12 Thn 2012

PP No 4 th 2014

Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi SPM-PT Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME) Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT)

Pengertian MUTU sesuai dengan standar sesuai dengan harapan pelanggan sesuai dengan harapan pihak-pihak terkait sesuai dengan yang dijanjikan semua karakteristik produk & pelayanan yang memenuhi persyaratan dan harapan

Karakteristik Mutu (berkaitan dengan): a) b) c) d) Fisik Fungsi Waktu/Umur Purnalayan

Dasar Hukum SPM-PT (1)

Dasar Hukum SPM-PT (2)

Dasar Hukum SPM-PT (3)

Dasar Hukum SPM-PT (5)

20/10/2014 17

Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Standar BAN PT Standar Nasional Pendidikan Tinggi(SNPT) 05. Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik 01. Standar isi 05. Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik 02. Standar proses 03. Mahasiswa dan Lulusan 03. Standar kompetensi lulusan 04. Sumber Daya Manusia 04. Standar pendidik dan tenaga kependidikan. 06. Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, serta Sistem 05. Standar sarana & prasarana Informasi 02. Tatapamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, 06. Standar pengelolaan dan Penjaminan mutu 06. Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, serta Sistem 07. Standar Pembiayaan Informasi 05. Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik 08. Standar penilaian pendidikan 01. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta Strategi Pencapaian 07. Penelitian, Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama 09. Penelitian 10. Pengabdian Pada Masyarakat

Higher Education Value Chain Pendidikan Akademik Penelitian Pengabdian kepada Masyarakat Keuan gan SDM Sarana + Prasara na Ke mhsan Organisa si 1. Reputasi 2. Keunggulan Tri Dharma Non Akademik

ARE WE GOING WORLD CLASS? Quality is on the eyes of beholder

Mahasiswa Baru Interaksi di kelas Perpustakaan dan Informasi Praktikum dan Tugas Akhir Program pendukung pembelajaran Tutorial dan latihan-latihan Proses Pembelajaran Hubungan Luas Mendunia Kerjasama kepakaran yang luas Pembelajaran Berbasis ICT Sistem Evaluasi Lulusan Berkualitas Tinggi Laboratorium

Pembinaan kemahasiswaan output STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KKN I BNSP OUTCOME STANDAR KOMPETENSI KERJA penyelarasan MANAGER Incoming Students Teaching-Learning Procces Graduates Akses Kurikulum (KBK,SCL,kewirausahaan, EfSD,model pembelajaran) BAN PT + LAM PENJAMINAN MUTU PENGUSAHA BELUM SEGERA MENDAPAT PEKERJAAN

Standar Pengawal Mutu 1. PP 19/2005 Renstra SNP, PP Kemdikbud 32/2011 2. UU No 12 thn 2012 3. PP No 4 2014 4. Permendik bud no 49 th 2014 SNPT Renstra Visi Misi + Stake Kompetitor Renstra Holders Dikti PT BAN PT Siapa yang melakukan?

Struktur Pengawasan Pendidikan Tinggi Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 Penetapan otonomi perguruan tinggi, yang diatur dalam: Pasal 24 ayat (2) UU Sisdiknas: Perguruan tinggi memiliki otonomi untuk mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan pendidikan tinggi, penelitian ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat. Pasal 50 ayat (6) UU Sisdiknas: Perguruan tinggi menentukan kebijakan dan memiliki otonomi dalam mengelola pendidikan di lembaganya. Penjelasan Pasal 50 ayat (6) UU Sisdiknas: Yang dimaksud dengan otonomi perguruan tinggi adalah kemandirian perguruan tinggi untuk mengelola sendiri lembaganya. 24

?

(Akademik dan Non Akademik)

Dasar Hukum SPM-PT UU.No.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 50 ayat(2): Pemerintah menentukan kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan nasional; Pasal 60: (1) Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. (2) Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh Pemerintah dan/atau lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik. 27

Dasar Hukum SPM-PT PP.No.19 Tahun 2005 Tentang SNP Pasal 1 butir 1: SNP adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pasal 4: SNP bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. 28

Dasar Hukum SPM-PT PP.No.19 Tahun 2005 Tentang SNP Pasal 91: (1) Setiap satuan pendidikan pada jalur formal dan nonformal wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan. (2) Penjaminan mutu pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk memenuhi atau melampaui SNP. Pasal 1 butir 27: Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi yang selanjutnya disebut BAN-PT adalah badan evaluasi mandiri yang menetap kan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan 29

Dasar Hukum SPM-PT PP.No.19 Tahun 2005 Tentang SNP Pasal 2: (1) Lingkup SNP meliputi: a. Standar isi; b. Standar proses; c. Standar kompetensi lulusan; d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan; e. Standar sarana dan prasarana; f. Standar pengelolaan; g. Standar pembiayaan; h. Standar penilaian pendidikan. (2) Untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan SNP dilakukan evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi. 30

Dasar Hukum SPM-PT PP.No.19 Tahun 2005 Tentang SNP Pasal 92 ayat (1): Menteri mensupervisi dan membantu satuan perguruan tinggi melakukan penjaminan mutu Pasal 92 ayat (8): Menteri menerbitkan pedoman program penjaminan mutu satuan pendidikan pada semua jenis, jenjang dan jalur pendidikan. 31

Dasar Hukum SPM-PT PP.No.17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Pasal 96 ayat (1): Perguruan tinggi melakukan penjaminan mutu pendidikan sebagai pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan. Pasal 96 ayat (2): Pelaksanaan penjaminan mutu oleh perguruan tinggi bertujuan untuk memenuhi dan/atau melampaui Standar Nasional Pendidikan agar mampu mengembangkan mutu pendidikan yang berkelanjutan. 32

Dasar Hukum SPM-PT PP.No.4 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Pasal 6 (1) Dalam melaksanakan tanggung jawab di bidang pengawasan, pemantauan, dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c, Menteri memiliki tugas dan wewenang meliputi: a. menetapkan Standar Nasional Pendidikan Tinggi; b. menyusun dan menetapkan sistem penjaminan mutu Pendidikan Tinggi, yang terdiri atas: 1. sistem penjaminan mutu internal oleh setiap Perguruan Tinggi; dan 2. sistem penjaminan mutu eksternal yang dilakukan melalui akreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi dan/atau lembaga akreditasi mandiri; dan c. mengelola pangkalan data Pendidikan Tinggi. 33

Dasar Hukum SPM-PT PP.No.4 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Tata Kelola Perguruan Tinggi Pasal 28 Organisasi PTN dan PTS paling sedikit terdiri atas unsur: a. penyusun kebijakan; b. pelaksana akademik; c. pengawas dan penjaminan mutu;? d. penunjang akademik atau sumber belajar; dan e. pelaksana administrasi atau tata usaha. 34

Dasar Hukum SPM-PT Tata Kelola Perguruan Tinggi Pasal 29 a. senat Universitas/Institut/Sekolah Tinggi/ Politeknik/Akademi/Akademi Komunitas sebagai unsur penyusun kebijakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf a, yang menjalankan fungsi penetapan dan pertimbangan pelaksanaan kebijakan akademik; c. satuan pengawas internal yang dibentuk oleh Pemimpin Perguruan Tinggi sebagai unsur pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf c, yang menjalankan fungsi pengawasan nonakademik untuk dan atas nama Pemimpin Perguruan Tinggi; dan 35

SPM-PT Berdasarkan PP.No.19 Tahun 2005 Tentang SNP Standar Lain (Melampaui SNP) Internally driven 8 Jenis SNP (Standar Minimal) Wajib 36

Standar Mutu PP.No.19 Tahun 2005 Tentang SNP Standar Lain (Melampaui SNP) Internally driven Ditetapkan sendiri oleh PT : a. Penelitian dan publikasi b. Pengabdian kepada masyarakat; c. Sistem informasi; d. Kerjasama institusional dalam dan luar negeri; e. Kemahasiswaan; f. Suasana akademik; g. Sumber pendanaan (revenue generating); h. Bidang lain sesuai ciri khas perguruan tinggi yang bersangkutan. 8 Jenis SNP (Standar Minimal) Wajib UU No 12 Thn 2012 Psl 2 ayat (1) PP No 19/2005 1. Standar Isi 2. Sandar Proses 3. Standar Kompetensi Lulusan 4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 5. Standar Sarana dan Prasarana 6. Standar Pengelolaan 7. Standar Pembiayaan 8. Standar Penilaian Pendidikan 9. Standar Penelitian 10. Standar Pengabdian pada Masyarakat 37

Pengertian SPM-PT (1) Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT) Nasional Kegiatan sistemik pengumpulan, pengolahan, dan penyimpanan data serta informasi tentang penyelenggaraan pendidikan tinggi di semua perguruan tinggi oleh Ditjen Dikti, untuk mengawasi penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh Pemerintah sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 66 ayat (1) dan Ayat (2) UU. Sisdiknas (dahulu disebut EPSBED); 38

UU No 12 Thn 2012

Pengertian SPM-PT (2) Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Kegiatan sistemik penjaminan mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi di perguruan tinggi oleh perguruan tinggi (internally driven), untuk mengawasi penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh perguruan tinggi sendiri secara berkelanjutan (continuous improvement ), sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 50 ayat (6) UU.Sisdiknas juncto Pasal 91 PP.No. 19 Tahun 2005 tentang SNP; 40

Pengertian SPM-PT (3) Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME) Kegiatan sistemik penilaian kelayakan program dan/atau perguruan tinggi oleh BAN-PT atau lembaga mandiri di luar perguruan tinggi yang diakui Pemerintah, untuk mengawasi penyelenggaraan pendidikan tinggi untuk dan atas nama masyarakat, sebagai bentuk akuntabilitas publik sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 60 ayat (2) UU.Sisdiknas dan Pasal 86 ayat (3) PP.No. 19 Tahun 2005 tentang SNP (disebut Akreditasi). 41

Mekanisme SPM-PT (1) 1. Data dan informasi tentang kegiatan masing-masing perguruan tinggi wajib dikumpulkan, diolah, dan disimpan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan di dalam PDPT masing-masing dengan klasifikasi data dan informasi berdasarkan SNP. Kemudian data dan informasi tersebut dikirim, dikumpulkan dan disimpan di dalam PDPT Nasional yang dikelola oleh Ditjen.Dikti. 2. Dengan menggunakan data dan informasi yang telah dikumpulkan dan disimpan di dalam PDPT masing-masing, perguruan tinggi melakukan SPMI (internal quality assurance) melalui evaluasi diri dalam dua lingkup, yaitu pemenuhan SNP dan melampaui ke delapan standar di dalam SNP secara kuantitatif dan kualitatif, serta mengembangkan standarstandar tersebut di atas beserta pemenuhannya secara berkelanjutan (continuous quality improvement); 42

Mekanisme SPM-PT (2) 3. Dengan menggunakan data dan informasi di dalam PDPT Nasional dan visitasi, BAN PT atau lembaga mandiri yang diakui Pemerintah melakukan akreditasi, yang disebut SPME (external quality assurance) dengan memberikan peringkat akreditasi terhadap program/satuan. Pengumpulan, pemeliharaan data seyogyanya menjadi bagian dari budaya akademik di tiap perguruan tinggi 43

Sistem Penjaminan Mutu Internal (1) Pengertian Mutu Perguruan Tinggi Mutu perguruan tinggi adalah kesesuaian antara penyelenggaraan perguruan tinggi dengan SNP, maupun standar yang ditetapkan oleh perguruan tinggi sendiri berdasarkan visi dan kebutuhan dari para pihak yang berkepentingan (stakeholders) Dengan demikian, terdapat standar mutu perguruan tinggi yang: ditetapkan oleh Pemerintah (government); disepakati bersama di dalam perguruan tinggi (vision) ; dikehendaki oleh pihak yang berkepentingan (stakeholders). 44

Sistem Penjaminan Mutu Internal (2) Pengertian Sistem Penjaminan Mutu Internal Sistem Penjaminan mutu internal di perguruan tinggi adalah kegiatan penetapan dan pemenuhan standar nasional pendidikan dan standar yang melampaui SNP secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga stakeholders (mahasiswa, orang tua, dunia kerja, pemerintah, dosen, tenaga penunjang, serta pihak lain yang berkepentingan) memperoleh kepuasan 45

Sistem Penjaminan Mutu Internal (3) Konsep Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan tinggi dinyatakan bermutu atau berkualitas, apabila 1. Perguruan tinggi mampu memenuhi SNP (aspek imperatif) 2. Perguruan tinggi mampu menetapkan dan mewujudkan visinya melalui pelaksanaan misinya (aspek deduktif) 3. Perguruan tinggi mampu memenuhi kebutuhan stakeholders (aspek induktif) 46

Sistem Penjaminan Mutu Internal (4) Tujuan Sistem Penjaminan Mutu Internal Memelihara dan meningkatkan mutu perguruan tinggi secara berkelanjutan (continuous improvement), yang dijalankan oleh perguruan tinggi secara internal untuk memenuhi SNP, mewujudkan visi dan misinya, serta memenuhi kebutuhan stakeholders melalui penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi 47

Sistem Penjaminan Mutu Internal (5) Strategi Sistem Penjaminan Mutu Internal a. Ditjen. Dikti. menetapkan Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan Tinggi b. Perguruan tinggi menggalang komitmen menjalankan sistem penjaminan mutu internal perguruan tinggi c. Perguruan tinggi memilih dan menetapkan sendiri standar mutu yang melampaui SNP berdasarkan visinya d. Perguruan tinggi menetapkan dan menjalankan organisasi dan mekanisme kerja sistem penjaminan mutu internal e. Perguruan tinggi melakukan benchmarking mutu perguruan tinggi secara berkelanjutan (dalam/luar negeri) 48

Sistem Penjaminan Mutu Internal (6) Standar Dalam Sistem Penjaminan Mutu Internal Contoh: Kurikulum Proses pembelajaran Kompetensi lulusan Pendidik dan tenaga kependidikan (SDM) = SNP Sarana dan prasarana Pengelolaan Pembiayaan Penilaian Pendidikan Penelitian dan publikasi UU PT Pengabdian kepada masyarakat Manajemen lembaga (institutional management) Sistem informasi Kerjasama dalam dan luar negeri 49

Sistem Penjaminan Mutu Internal (7) Contoh : Mekanisme Penetapan Standar Mutu SDM PT (Standar 4 BAN PT) Visi PT dan SNP Kebutuhan Stakeholders Standar Mutu SDM Rekrutasi Masa Percobaan Perjanjian Kerja Penilaian Prestasi Kerja Mutasi, Promosi, Demosi Waktu Kerja Kerja Lembur & Cuti Penghasilan & Penghargaan Jaminan Sosial & Kesejahteraan Pengembangan & Pembinaan Keselamatan & Kesehatan Kerja Disiplin Perjalanan Dinas Pengakhiran Hubungan Kerja 50

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Standar isi Standar proses Standar kompetensi lulusan Standar pendidik dan tenaga kependidikan Standar sarana dan prasarana Standar pengelolaan Standar pembiayaan Standar penilaian pendidikan STANDAR AKREDITASI BAN PT Visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian Tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu Mahasiswa dan lulusan Sumber daya manusia Kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik Pembiayaan, sarana dan srasarana, serta sistem informasi Penelitian, pelayanan/pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama

Perubahan sikap dari para pengelola perguruan tinggi yang semula bekerja tanpa standar dan tanpa memerhatikan visi perguruan tinggi, menjadi sikap yang konsisten pada standar, merencanakan apa yang akan dikerjakan dan mengerjakan apa yang telah direncanakan. Pengorganisasian SPMI, baik melalui pembentukan sebuah unit atau lembaga khusus SPMI atau dengan cara menyatukan/melekatkan pelaksanaan SPMI dalam manajemen perguruan tinggi, atau altenatif pengorganisasian lain.

PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan kaizen atau pengembangan berkelanjutan (continuous improvement) mutu pendidikan tinggi di perguruan tinggi SDCA PDCA SDCA PDCA SDCA PDCA S : Standard SDCA PDCA SDCA Quality first Stakeholder - in The next process is our stakeholder Speak with data Upstream management

Quality first Semua pikiran dan tindakan pengelola perguruan tinggi harus memprioritaskan mutu Stakeholder in Semua pikiran dan tindakan pengelola perguruan tinggi harus ditujukan pada kepuasan stakeholders (internal dan eksternal) The next process is our stakeholders Setiap orang yang menjalankan tugasnya dalam proses pendidikan pada PT harus menganggap orang lain yang menggunakan hasil pelaksanaan tugasnya tersebut sebagai stakeholders yang harus dipuaskan.

Speak with data Setiap pengambilan keputusan/kebijakan dalam proses pendidikan pada PT seyogianya didasarkan pada analisis data, bukan berdasarkan pada asumsi atau rekayasa. Upstream management Setiap pengambilan keputusan/kebijakan dalam proses pendidikan pada PT seyogianya dilakukan secara partisipatif dan kolegial, bukan otoritatif.

1. Menjadikan Visi, Misi, dan Tujuan institusi sebagai sumber inspirasi; 2. Menjadikan peraturan perundang-undangan (mulai dari UU hingga Kepmendiknas) sebagai rambu-rambu dan batasan-batasan yang tidak boleh diabaikan atau bahkan disimpangi; 3. Menjadikan masukan dan saran dari pemangku kepentingan eksternal PT yaitu pengguna lulusan, asosiasi profesi, almuni, orang tua/wali mahasiswa, dan masyarakat luas, sebagai bahan pertimbangan;

4. Melibatkan sedapat mungkin semua pemangku kepentingan internal PT seperti dosen, karyawan bukan dosen, dan mahasiswa; 5. Menggunakan berbagai standar dalam SPMI-PT dari PT ternama, lembaga akreditasi PT yang kredibel, atau asosiasi beberapa PT, baik dari dalam maupun luar negeri, dan publikasi tentang SPM-PT yang diterbitkan oleh DitJen Dikti Kemendiknas RI, hanya sebagai contoh atau sumber inspirasi.

Standar adalah pernyataan tertulis yang berisi satu atau kedua hal berikut ini: 1. Spesifikasi atau rincian tentang sesuatu hal khusus, yang memperlihatkan sebuah tujuan, cita-cita, keinginan, kriteria, ukuran, patokan, pedoman; 2. Perintah agar melakukan sesuatu untuk mencapai atau memenuhi spesifikasi dalam angka 1 di atas. Dengan demikian fokus atau isi sebuah standar akan dapat berupa sesuatu yang bersifat input, proses, prosedur, atau hasil akhir (produk).

Standar SPMI-PT adalah dokumen tertulis berisi berbagai kriteria, ukuran, patokan atau spesifikasi dari seluruh kegiatan penyelenggaraan pendidikan tinggi suatu PT untuk mewujudkan visi dan misinya, agar dapat dinilai bermutu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan sehingga memuaskan para pemangku kepentingan internal dan eksternal PT.

Benchmarking Pencapaian & Kepuasan stake holder Pelaksanaan Tridharma PT SDM, Dana, Fasilitas Strategi Kebijakan Visi & Misi

Visi UIN Sunan Ampel. "Menjadi Universitas...?" Standar Standar Prosedur Prosedur

Visi Universitas Indonesia 2012 2017. "Menjadi Universitas Riset Kelas Dunia" Standar Standar Prosedur Prosedur

Menjadi perguruan tinggi berbasis riset, bertaraf internasional, dan unggul sebagai penggerak prima pengarusutamaan pertanian Standar Standar Standar Prosedur Prosedur Prosedur

VISI IPB 2018 PENGARUSUTAMAAN PERTANIAN REPUTASI INOVASI 2017/ 2018 2016 RELEVANSI DAN SUBSTANSI SISTEM DAN KOMPATIBILITAS PRIMA PRESTASI - KONSOLIDASI ORGANISASI (TRANSISI) 2015 2014 2013

Kontrak Kinerja Visi dan Misi IPB Tujuan IPB Sasaran Tahunan IPB Kontribusi & sasaran unit kerja Kontribusi & sasaran penyelia Kontribusi & sasaran kerja individu pegawai

VISI Universitas Laskar Pelangi? menghasilkan sumberdaya manusia yg CERDAS, JUJUR, SANTUN, BERMARTABAT dan MEMILIKI DAYA SAING berdasarkan KOMPETENSI DIBIDANGNYA pada tahun...? Standar Standar Standar Standar Standar Prosedur Prosedur Prosedur Prosedur Prosedur

VISI Universitas Pakuan Pada tahun...,...... Unggul, mandiri berkarakter Standar Standar Standar Prosedur Prosedur Prosedur

Garis Besar Proses SPMI Dokumen/ Buku Kebijakan Mutu Dokumen/ Buku Manual Mutu Dokumen/ Buku Standar Mutu Dokumen/ Buku Formulir Mutu Kaizen Terhadap SPM-PT Dokumen Mutu/ Buku Kebijakan Manual Standar Formulir Tindakan Penjaminan Mutu Audit Pelaksanan Penjaminan Mutu Pelaksanaan Penjaminan Mutu Evaluasi Penjaminan Mutu 68

Garis Besar Isi Dokumen/Buku Kebijakan SPMI ISI Dokumen/ Buku Kebijakan SPMI 1. Visi, Misi, Tujuan Perguruan Tinggi 2. Latar Belakang Perguruan Tinggi menjalankan SPMI. 3. Luas lingkup Kebijakan SPMI (misal: akademik & nonakademik. 4. Daftar dan Definisi Istilah dalam dokumen SPMI. 5. Garis besar kebijakan SPMI pada Perguruan Tinggi antara lain: a. Tujuan dan Strategi SPMI b. Prinsip atau Asas Asas Pelaksanaan SPMI c. Manajemen SPMI (misal: PDCA). d. Unit atau pejabat khusus penanggungjawab SPMI (termasuk struktur organisasi, dan tata kelola SPMI) e. Jumlah dan nama semua standar dalam SPMI. 6. Informasi singkat tentang dokumen SPMI lain yaitu Manual SPMI, Standar SPMI, Formulir SPMI. 7. Hubungan Kebijakan SPMI dengan berbagai Dokumen Perguruan Tinggi lain (misal: Statuta, Renstra).

Garis Besar Isi Dokumen/Buku Manual SPMI ISI Dokumen/ Buku Manual SPMI Dokumen/ Dokumen/ Buku Dokumen/ Manual Buku Dokumen/ SPMI Manual Buku Dokumen/ SPMI Manual Buku SPMI Manual Buku SPMI Manual SPMI 1. Tujuan dan maksud Manual SPMI. 2. Luas lingkup Manual SPMI. a. Manual Penetapan Standar; b. Manual Pelaksanaan Standar; c. Manual Pengendalian Pelaksanaan Standar; d. Manual Peningkatan Standar. 3. Rincian tentang hal yang harus dikerjakan. 4. Pihak yang bertanggungjawab mengerjakan sesuatu. 5. Uraian tentang pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai manual SPMI. 6. Uraian tentang bagaimana dan bilamana pekerjaan itu harus dilaksanakan. 7. Rincian formulir/borang/proforma yang harus dibuat dan digunakan sebagai bagian dari manual SPMI. 8. Rincian sarana yang digunakan sesuai petunjuk dalam manual SPMI.

Garis Besar Isi Dokumen/Buku Standar SPMI ISI Dokumen/ Buku Standar SPMI 1. Definisi Istilah (istilah khas yang diginakan agar tidak menimbulkan tafsir) 2. Rasionale Standar SPMI (alasan penetapan standar tersebut ) 3. Pernyataan Isi Standar SPMI (misal: mengandung unsur A,B,C, dan D) 4. Strategi Pencapaian Standar SPMI (apa/bagaimana mencapai standar) 5. Indikator Pencapaian Standar SPMI (apa yang diukur/dicapai, bagaimana mengukur/mencapai, dan target pencapaian) 6. Pihak yang terlibat dalam pemenuhan Standar SPMI; 7. Referensi (keterkaitan standar SPMI ini dengan standar SPMI lain);

Garis Besar Isi Dokumen/Buku Formulir SPMI ISI Dokumen/ Buku Formulir SPMI Terdapat banyak macam maupun jumlah formulir SPMI sesuai dengan peruntukan untuk setiap standar. Dapat dipastikan bahwa setiap standar membutuhkan berbagai macam formulir sebagai alat untuk mengendalikan pelaksanaan standar,dan merekam mutu hasil pelaksanaan standar.

Alternatif Menjilid Dokumen/Buku SPMI (1) Alternatif I Misalnya terdapat 120 Standar dalam SPMI suatu perguruan tinggi Buku I KEBIJAKAN SPMI Buku II MANUAL SPMI Buku III STANDAR SPMI Buku IV FORMULIR SPMI Berisi Kebijakan SPMI di Perguruan Tinggi yang bersangkutan Manual untuk 120 standar. Setiap manual berisi: Manual penetapan satu standar Manual pelaksanaan satu standar Manual pengendalian pelaksanaan satu standar Manual peningkatan satu standar Berisi 120 standar Satu atau lebih formulir untuk setiap standar

Alternatif Menjilid Dokumen/Buku SPMI (2) Alternatif II Jika terdapat 120 Standar di dalam sebuah perguruan tinggi, maka terdapat: Setiap Buku Standar berisi: (Misalnya Standar Kurikulum) Buku IV FORMULI R SPMI Bab III Standar 1 Kurikulum atau lebih Form untuk Bab IV Bab I Kebijakan SPMI Bab II Manual Standar Kurikulum setiap Formulir Standar Standar Kurikulum 120 Buku Standar Berisi: Manual penetapan standar kurikulum Manual pelaksanaan standar kurikulum Manual pengendalian pelaksanaan standar kurikulum Manual peningkatan standar kurikulum

Terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam penetapan standar, yaitu: 1. Standar adalah penjabaran visi, misi, dan tujuan perguruan tinggi 2. Kepatuhan pada peraturan perundang-undangan yang relevan dengan bidang pendidikan tinggi 3. Kesesuaian standar dengan kebutuhan, tuntutan atau harapan stakehlders. Untuk mengetahui hal itu perlu dilakukan studi pelacakan (tracer study)

Perumusan standar menggunakan kata kerja yang dapat diukur, contoh menetapkan, membuat, menyusun, merancang, dan hindari kata kerja yang tidak dapat diukur, contoh memahami, merasakan Rumusan standar memenuhi unsur: AUDIENCE BEHAVIOR COMPETENCE DEGREE

1. Dekan dan Ketua Jurusan melakukan rekrutasi, pembinaan dan pengembangan dosen tetap agar tercapai rasio dosenmahasiswa sebesar 1:20 paling lambat akhir tahun 2015. 2. Setiap Dosen harus hadir memberi kuliah untuk matakuliah yang diasuhnya minimal 12x dalam setiap semester. 3. Setiap fakultas, paling lambat tahun 2020, harus memiliki dosen tetap dengan kualifikasi akademik minimal Doktor dan berjabatan fungsional Lektor, minimal 80% dari jumlah total dosen tetap.

Pernyataan sebuah standar yang ideal harus memenuhi unsur A (Audience), B (Behaviour), C (Competence), dan D (Degree), yang masing-masing berarti: 1. Audience: subyek yang harus melakukan sesuatu; atau pihak yang harus melaksanakan dan mencapai isi standar; 2. Behaviour: apa yang harus dilakukan, diukur/dicapai/dibuktikan; 3. Competence: kompetensi/kemampuan/spesifikasi/target/k riteria yang harus dicapai; 4. Degree: tingkat/periode/frekuensi/waktu.

Unsur ABCD di atas dalam banyak hal amat mirip dengan apa yang disebut Key Performance Indicators (KPIs). Lazimnya, KPIs merupakan satu paket kesatuan yang terdiri atas: 1. Indicators: tentang apa yang akan diukur/dicapai; 2. Measures: tentang bagaimana cara mengukur/mencapainya; 3. Targets: tentang apa hasil yang kita inginkan. SMART = Simple, Measurement, Aceptable, Realible, Time

Contoh 1: Dekan dan Ketua Jurusan melakukan rekrutasi, pembinaan dan pengembangan dosen tetap) agar tercapai rasio dosen-mahasiswa sebesar 1:20 paling lambat akhir tahun 2015. Anatomi standar ini (Format ABCD): 1. Dekan dan Ketua Jurusan = A; 2. melakukan rekrutasi, pembinaan dan pengembangan dosen tetap = B; 3. agar tercapai rasio dosen-mahasiswa sebesar 1:20 = C; 4. paling lambat akhir tahun 2015 = D.

Dalam format KPI, anatomi standar di atas adalah: 1. Indicators: jumlah dosen tetap dengan gelar minimal S3 dan pangkat Lektor. 2. Measures: mendata jumlah seluruh dosen tetap dengan identitas lengkap yang menunjukkan pendidikan terakhir, tahun penyelesaian pendidikan terakhir, dan jenjang kepangkatan. 3. Target: 80% jumlah dosen tetap bergelar Doktor dan berjabatan fungsional Lektor pada akhir tahun 2020. Strategy: a. Menyusun rencana pengembangan karir akademik dosen dengan memberikan tugas mereka untuk mengikuti pendidikan Doktor b. Menyediakan beasiswa bagi para dosen dengan kriteria tertentu c. Membuat sistem rekruitasi dan pembinaan karir dosen secara terencana.

Mutu, Mutu, Mutu Continuous Quality improvement Quality is a Journey, not a Destination