RANCANG BANGUN SISTEM PENENTUAN KOMPOSISI BAHAN PANGAN HARIAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN KOMPOSISI BAHAN PANGAN HARIAN

Serealia, umbi, dan hasil olahannya Kacang-kacangan, bijibijian,

PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Algoritma Genetika

APLIKASI K-MEANS UNTUK PENGELOMPOKKAN MAHASISWA BERDASARKAN NILAI BODY MASS INDEX (BMI) & UKURAN KERANGKA

Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika

PENENTUAN MATCHING MAKSIMUM PADA GRAPH BIPARTISI BERBOBOT DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM

PENJADWALAN UJIAN AKHIR SEMESTER DENGAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNESA)

ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR

Algoritma Genetika dan Penerapannya dalam Mencari Akar Persamaan Polinomial

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika

BAB III. Metode Penelitian

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 45 Edisi... Volume..., Bulan 20.. ISSN :

KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA

Genetic Algorithme. Perbedaan GA

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T

Integrasi Sistem Pakar dan Algoritma Genetika untuk Mengidentifikasi Status Gizi pada Balita

BAB III PEMBAHASAN. menggunakan model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD) dan penyelesaian

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika

OTOMASI PENJADWALAN KEGIATAN PRKULIAHAN DI PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA ( STUDI KASUS STIKI )

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

MEMBANGUN TOOLBOX ALGORITMA EVOLUSI FUZZY UNTUK MATLAB

PENJADWALAN MESIN BERTIPE JOB SHOP UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS PT X)

ALGORITMA GENETIKA. Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang

Jl. Ahmad Yani, Pontianak Telp./Fax.: (0561)

OPTIMASI PENDUGAAN PARAMETER DALAM ANALISIS STRESS DAN STRAIN TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta

Penyelesaian Puzzle Sudoku menggunakan Algoritma Genetik

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI OPTIMASI PENYUSUNAN IKLAN GAMBAR DENGAN ALGORITMA GENETIKA ABSTRAK

Tabel 3.5 Kapasitas Aliran Air Q rata-rata setiap hari dari jam 00 sampai dengan jam05[pdam].

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN

APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA PADA KNAPSACK PROBLEM UNTUK OPTIMASI PEMILIHAN BUAH KEMASAN KOTAK

OPTIMISASI PENEMPATAN TURBIN ANGIN DI AREA LAHAN ANGIN

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENJADWALAN UJIAN TUGAS AKHIR PADA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

M. Ainul Yaqin 1,Totok Lisbiantoro 2, Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah aktivitas kuliah dan batasan mata kuliah ke dalam slot ruang dan waktu

PENENTUAN JARAK TERPENDEK PADA JALUR DISTRIBUSI BARANG DI PULAU JAWA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA. Abstraksi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 7 Diagram alur proses mutasi.

BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ALGORITMA MEMETIKA DALAM MEMPREDIKSI KURS VALUTA ASING. Untuk memberikan penjelasan mengenai prediksi valuta asing

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 di bawah ini mengilustrasikan jalur pada TSP kurva terbuka jika jumlah node ada 10:

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK VISUALISASI DUA DIMENSI WELL PRODUCTION FORECASTING DENGAN GENETIC ALGORITHM

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI

Sistem Penjadwalan Outsourcing Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus : PT. Syarikatama)

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA SEBAGAI PROBLEM SOLVER DALAM GAME SUDOKU BERBASIS ANDROID

2.16. Keaslian Penelitian BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Analisa sistem Observasi Wawancara

ALGORITMA GENETIKA Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi

Sistem Pendukung Keputusan Pengobatan Penderita Diabetes Menggunakan Integrasi Decision Table dan Algoritma Genetika

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB 2 LANDASAN TEORI

APLIKASI PENYUSUN MENU MAKANAN UNTUK PENCEGAHAN HIPERKOLESTEROLEMIA MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA. Abstrak

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI DENGAN MENGUNAKAN PENYELEKStAN RODA ROULETTE

BAB III PEMBAHASAN. Berikut akan diberikan pembahasan mengenai penyelesaikan CVRP dengan

Implementasi Sistem Penjadwalan Akademik Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Menggunakan Metode Algoritma Genetika

PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Bab II Konsep Algoritma Genetik

BAB 2 LANDASAN TEORI

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIK DI PT. PUTRA SEJAHTERA MANDIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dilingkungan Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

OPTIMASI QUERY DATABASE MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK

OPTIMASI RANCANGAN FILTER BANDPASS AKTIF UNTUK SINYAL LEMAH MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Studi Kasus: Sinyal EEG

Generator Jadwal Perkuliahan Menggunakan Algoritma Genetika

PENERAPAN KRIPTOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA KNAPSACK, ALGORITMA GENETIKA, DAN ALGORITMA ARNOLD S CATMAP PADA CITRA

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI TRANSFER DAYA PADA SISTEM SENSOR GAS. Muthmainnah

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION

APLIKASI HASIL PENCARIAN DAN RUTE PENGIRIMAN BARANG DARI SOLUSI MASALAH TRANSPORTASI BIKRITERIA DENGAN METODE LOGIKA FUZZY

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi dan kalori setiap orang harus terpenuhi dengan cukup setiap harinya. Namun hal ini

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu graph merupakan suatu pasangan { E(G), V(G) } dimana :

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI POLA PENYUSUNAN BARANG DALAM RUANG TIGA DIMENSI ABSTRAK

PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI TURNAMEN UNTUK DATA TIME SERIES

8. Evaluasi Solusi dan Kriteria Berhenti Perumusan Masalah METODE PENELITIAN Studi Pustaka Pembentukan Data

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. Di dalam

Lingkup Metode Optimasi

PEMANFAATAN ALGORITMA FUZZY EVOLUSI UNTUK PENYELESAIAN KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP)

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DALAM PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM WITH PRECEDENCE CONSTRAINTS (TSPPC)

Transkripsi:

ABSTRAKSI RANCANG BANGUN SISTEM PENENTUAN KOMPOSISI BAHAN PANGAN HARIAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Tedy Rismawan, Sri Kusumadewi Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia E-mail: tedyrismawan@yahoo.com, cicie@fti.uii.ac.id Penentuan bahan pangan yang harus dikonsumsi setiap hari menjadi permasalahan penting bagi setiap insan. Pemilihan bahan pangan yang salah mengakitbatkan minimnya nutrisi yang dikandung oleh tubuh. Pada penelitian ini, akan dibangun sebuah sistem pendukung keputusan untuk menentukan komposisi bahan pangan harian dengan algoritma genetika yang mudah digunakan oleh siapapun tanpa harus mengubah kode program. Sistem ini menyediakan fasilitas kepada pengguna untuk mengubah semua nilai parameter yang ada, baik parameter individu maupun parameter dari Algoritma Genetika. Adapun parameter individu yang dapat diubah antara lain : jenis kelamin, umur, tinggi badan, berat badan dan kondisi tubuh (sehat atau sakit). Apabila pengguna dalam kondisi sakit, tersedia juga fasilitas untuk memilih jenis penyakit. Selain itu, sistem ini juga menyediakan fasilitas untuk menambah jenis penyakit yang dapat digunakan oleh para pakar gizi untuk menambah basis pengetahuan pada sistem. Hasil akhir dari sitem ini adalah komposisi bahan pangan yang memiliki nilai kandungan nutrisi terbaik untuk dikonsumsi dalam 1 hari. Kata kunci: Rancang Bangun, Sistem, Komposisi, Bahan Pangan, Algoritma Genetika 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah penentuan komposisi bahan pangan sehari-hari merupakan suatu masalah yang terlihat kecil namun sebenarnya sangat penting karena tubuh memerlukan nutrisi yang cukup setiap harinya. Masyarakat sering mengalami kesulitan dalam menentukan bahan pangan apa saja yang harus dikonsumsi karena banyaknya jenis pangan yang telah tersedia pada saat ini. Dengan mengkonsumsi bahan pangan yang tepat, maka dapat memenuhi semua kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh. Algoritma genetika banyak digunakan pada masalah praktis yang berfokus pada pencarian parameter-parameter optimal [5].Dengan menggunakan konsep algoritma genetika untuk permaslahan tersebut, maka akan dihasilkan suatu keluaran berupa komposisi dari bahan pangan yang sebaiknya dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi di dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang berjudul Aplikasi Algoritma Genetika untuk Penentuan Komposisi Bahan Pangan Harian [4]. Pengembangan yang dilakukan lebih menitikberatkan ke arah rancang bangun sistem. Pada penelitian sebelumnya, sistem yang dibangun memiliki beberapa keterbatasan khususnya dalam hal kemudahan penggunaan sistem karena sistem tersebut masih berbasis teks. Hal ini akan mengakibatkan kesulitan apabila ada pengguna lain yang ingin menggunakan sistem, karena harus mengubah kode pada program. Tujuan penelitian ini adalah membangun suatu sistem pendukung keputusan dengan menggunakan algoritma genetika untuk menentukan komposisi bahan pangan harian yang mudah digunakan. 2. DASAR TEORI 2.1 Algoritma Genetika Algoritma genetika merupakan teknik pencarian yang dilakukan sekaligus atas sejumlah solusi yang mungkin yang dikenal dengan istilah populasi. Individu yang terdapat di dalam satu populasi disebut dengan istilah kromosom. Kromosom ini merupakan suatu solusi yang masih berbentuk simbol. Populasi awal dibangun secara acak, sedangkan populasi berikutnya merupakan hasil evolusi kromosom-kromosom melalui iterasi yang disebut dengan istilah generasi. Pada setiap generasi, kromosom akan melalui proses evaluasi dengan menggunakan alat ukur yang disebut dengan fungsi fitness. Nilai fitness dari suatu kromosom akan menunjukkan kualitas kromosom dalam populasi tersebut [3]. Diagram sederhana algoritma genetika [3] : 1.2 Tujuan 561

Bangkitkan populasi awal Mulai Evaluasi fungsi tujuan Apakah kriteria optimasi tercapai? Seleksi Bangkitkan populasi baru Rekombinasi Mutasi Tidak Gambar 1. Diagram sederhana algoritma genetika 2.2 Nutrisi Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi didapatkan dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh. Penelitian di bidang nutrisi mempelajari hubungan antara makanan dan minuman terhadap kesehatan dan penyakit, khususnya dalam menentukan diet yang optimal [6]. Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya, bila makan tidak dipilih dengan baik, tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial tertentu [1]. Ya Individuindividu terbaik Hasil 3.1 Gambaran umum model Pada penelitian sebelumnya, sistem telah diasumsikan hanya digunakan untuk menghitung komposisi bahan pangan seorang wanita yang berada dalam kondisi sehat. Berat badan, tinggi badan serta usia dari wanita yang akan dihitung kebutuhannya juga telah dimasukkan terlebih dahulu ke dalam sistem. Hal tersebut akan mengakibatkan kesulitan dalam menghitung kebutuhan bahan pangan orang yang berbeda karena harus merubah nilai-nilai yang ada pada kode program. Gambar 2 merupakan gambar dari aliran data pada level 0, dimana terdapat user sebagai pengguna akhir sistem, sistem yang mengolah data dan ahli gizi memberikan parameter-parameter untuk sistem. Sedangkan gambar 3 adalah gambar dari aliran data pada level 1. Pada level ini, data bahan pangan yang dimasukkan oleh ahli gizi ke dalam basis data komposisi_makanan diolah berdasarkan parameterparameter yang diberikan oleh user (umur, berat badan, tinggi badan) dan ahli gizi (kondisi fisik user, parameter algoritma genetika). Untuk proses 4 (komputasi dengan algoritma genetika) digunakan flowchart seperti pada Gambar 1. 2.3 Rumus perhitungan kebutuhan nutrisi a. Kalori menghitung kebutuhan kalori adalah [2] : Untuk pria : 66 + 13.7 x berat badan + 5 x tinggi badan 6.8 x usia (1) Untuk wanita : 655 + 9.6 x berat badan + 1.7 x tinggi badan 4.7 x usia (2) Gambar 2. Diagram konteks level 0 b. Protein menghitung kebutuhan protein adalah [2] : kebutuhan _ kalori x6,25 150 (3) c. Lemak menghitung kebutuhan lemak adalah [2] : 25% x kebutuhan_kalori (4) d. Hidrat arang menghitung kebutuhan hidrat arang adalah [2] : 70% x kebutuhan_kalori (5) 3. MODEL YANG DIUSULKAN Gambar 3. Diagram konteks level 1 Pada penelitian ini dikembangkan sistem yang dapat digunakan oleh pria maupun wanita yang 562

dalam kondisi sehat ataupun sakit. Pada penelitian ini juga telah dikembangkan sistem yang memberikan fasilitas kepada user untuk merubah nilai parameter individu dan parameter untuk Algoritma Genetika. Adapun parameter individu yang dapat diubah adalah : umur, berat badan, tinggi badan, jenis kelamin serta kondisi kesehatan. Sedangkan untuk parameter algoritma genetika, terdapat beberapa parameter yang dapat diubah, antara lain : nilai probabilitas pindah silang, nilai probabilitas mutasi, generasi maksimum, dsb (Gambar 4). Gambar 7. Antar muka untuk menambah jenis penyakit Perbedaan seseorang dalam kondisi sehat atau sakit adalah pada perhitungan kebutuhan kalori per hari, yang mana juga akan mempengaruhi seluruh kebutuhan nutrisi seseorang. Untuk individu yang berada pada kondisi sehat, kebutuhan kalori dihitung menggunakan persamaan (1) atau (2). Penggunannya berdasarkan jenis kelamin dari individu yang menggunakan sistem. Sedangkan untuk individu yang sakit, maka digunakan persamaan [2]: kebutuhan_kalori x faktor_aktivasi x faktor_injuri (6) Gambar 4. Antar muka utama dari aplikasi Pada bagian kondisi kesehatan, dapat dipilih kondisi kesehatan user apakah sehat atau sakit. Apabila dalam kondisi sakit, dapat dipilih jenis penyakit yang terdapat pada daftar jenis penyakit yang telah disediakan (Gambar 5). Berikut ini adalah contoh penambahan jenis penyakit pada aplikasi (Gambar 8) : Gambar 8. Contoh penambahan jenis penyakit Setelah ditambahkan, jenis penyakit tersebut kemudian akan masuk ke dalam aplikasi utama (Gambar 9). Gambar 5. Fasilitas pemilihan jenis penyakit Selain itu, apabila jenis penyakit tidak terdapat pada daftar maka diberikan juga fasilitas untuk menambah jenis penyakit yang belum ada pada daftar. Nantinya, jenis penyakit yang ditambahkan akan disimpan ke dalam basis data (Gambar 6 dan 7). Gambar 9. Jenis penyakit setelah ditambahkan Gambar 6. Fasilitas penambahan jenis penyakit Bahan pangan akan dipilih berdasarkan kandungan kalori, hidrat arang, protein dan lemak yang terkandung di dalamnya. Bahan pangan yang terpilih merupakan kombinasi dari 10 bahan pangan terbaik yang mencukupi kebutuhan nutrisi seseorang dalam 1 hari. 563

Pada penelitian ini yang akan diproses menjadi gen adalah indeks nomor setiap bahan pangan pada data yang ada. Jumlah keseluruhan gen yang ada hasil perkalian dari jumlah gen dan jumlah kromosom. Jumlah gen diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah variabel dan jumlah bit. Sedangkan jumlah kromosom diperoleh dari nilai ukuran populasi. Jumlah dari keseluruhan gen inilah yang akan digunakan sebagai populasi awal. Angka yang muncul pada setiap gen merupakan indeks dari bahan pangan yang terdapat pada basis data. Indeks ini yang nantinya menjadi acuan untuk memperoleh nilai kandungan nutrisi dari setiap bahan pangan yang muncul. Setelah melalui proses inisialisasi, maka dilanjutkan dengan evaluasi. Proses evaluasi disini dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang disebut dengan fungsi fitness. Nilai fitness dari suatu kromosom akan menunjukkan kualitas kromosom dalam populasi. Fungsi fitness yang digunakan adalah : 1 f = (( abs( m a) + abs( n b) + abs( o c) + abs( p d)) + bilkecil) Keterangan : m = kebutuhan kalori keseluruhan yang dihitung secara manual n = kebutuhan protein selama 1 hari yang dihitung secara manual o = kebutuhan lemak selama 1 hari yang dihitung secara manual p = kebutuhan hidrat arang selama 1 hari yang dihitung secara manual a = jumlah kandungan kalori dari 1 bahan makanan b = jumlah kandungan protein dari 1 bahan makanan c = jumlah kandungan lemak dari 1 bahan makanan d = jumlah kandungan hidrat arang dari 1 bahan makanan bilkecil = bilangan untuk menghindari pembagian dengan nol Setelah melalui proses evaluasi, tahap selanjutnya adalah melakukan seleksi. Metode seleksi yang digunakan disini adalah metode seleksi roda roulette (roulette wheel). Proses selanjutnya adalah proses pindah silang.pada proses pindah silang, diperlukan suatu nilai yang biasanya disebut dengan nilai probabilitas pindah silang. Pada penelitian ini, nilai probabilitas pindah silang dapat langsung diatur oleh pengguna. Pada penelitian sebelumnya, nilai ini telah ditentukan besarnya yaitu 0,7. Pada proses ini akan dibangkitkan nilai random yang jumlahnya sama dengan jumlah gen. Nilai random tersebut dibandingkan dengan nilai probabilitas pindah silang. Apabila lebih kecil, maka gen yang bersesuaian akan melalui proses pindah silang. Setelah didapatkan populasi setelah pindah silang, maka selanjutnya akan dilakukan proses mutasi. Di proses ini juga digunakan nilai probabilitas mutasi yang nilainya juga dapat langsung diatur oleh pengguna, sedangkan pada penelitian sebelumnya telah ditentukan besarnya yaitu 0.05. Konsep pemeriksaan pada proses mutasi sama dengan konsep pindah silang. Setelah diperoleh nilai yang akan dimutasi, maka nilai-nilai tersebut diganti dengan nilai dari indeks bahan pangan yang belum pernah muncul pada saat inisialisasi. Semua proses tersebut akan terus diulang hingga maksimum generasi. Setelah mencapai maksimum generasi, maka hasil yang paling optimum akan diambil sebagai kromosom terbaik. Kromosom terbaik inilah yang merupakan indeks dari bahan pangan yang direkomendasikan untuk dikonsumsi dalam 1 hari. 3.2 Data pengujian Pada Contoh pola data yang akan diuji seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Contoh data yang akan diuji [2] No Bhn_pangan Kalori Ha Protein Lemak 1 Kangkung 29 5.4 3 0.3 2 Kembang kol 25 4.9 2.4 0.2 3 Ketimun 12 2.7 0.7 0.1 4 Kubis 24 5.3 1.4 0.2 5 Labu air 17 3.8 0.6 0.2 6 Lobak 19 4.2 0.9 0.1 7 Oyong 18 4.1 0.8 0.2 8 Rebung 27 5.2 2.6 0.3 9 Sawi putih 22 4 2.3 0.3 10 Selada 15 2.9 1.2 0.2 3.3 Hasil Pelatihan Selanjutnya akan digunakan algoritma genetika untuk melakukan pelatihan. Berikut ini adalah hasil pelatihan pada penelitian yang sebelumnya, dimana parameter-parameter yang digunakan telah ditetapkan. Adapun parameterparameter yang digunakan adalah sebagai berikut : Jumlah gen dalam 1 kromosom = 10 Jumlah kromosom dalam 1 populasi = 20 Maksimum generasi = 100 Probabilitas pindah silang = 0.7 Probabilitas mutasi = 0.05 Jenis kelamin = wanita Umur = 26 th Berat badan = 84 kg Tinggi badan = 162.5 cm Kondisi = sehat Berikut ini adalah grafik dari hasil pelatihan (Gambar 10) : 564

Berat badan Tinggi badan Kondisi Jenis Penyakit = 55 kg = 165 cm = sakit = ambulasi Berikut ini adalah grafik dari hasil pelatihan (Gambar 11) : Gambar 10. Hasil pelatihan pada penelitian sebelumnya Kromosom terbaik yang terpilih : 98 116 131 38 96 91 107 116 109 21 Nilai fitness terbaik = 0.00075253 Selanjutnya akan dilakukan pelatihan dimana nilai parameter telah dilakukan perubahan. Adapun parameter yang digunakan adalah : Jumlah gen dalam 1 kromosom = 10 Jumlah kromosom dalam 1 populasi = 20 Maksimum generasi = 250 Probabilitas pindah silang = 0.8 Probabilitas mutasi = 0.03 Jenis kelamin = pria Gambar 11. Hasil pelatihan dengan parameter diisikan oleh user Kromosom terbaik yang terpilih : 91 120 91 96 99 92 37 11 126 96 Nilai fitness terbaik = 0.00062299 Umur = 20 th Adapun hasil dari perhitungan dengan algoritma genetika dengan menggunakan beberapa parameter yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil pelatihan menggunakan beberapa parameter yang berbeda Pelatihan Ke- 1 2 3 Parameter Parameter Individu Usia Tinggi Badan Berat Badan Jenis Kelamin Kondisi Jenis Penyakit 23 155 43 Wanita Sakit Sepsis Parameter Algoritma Genetika Max Gen Uk Populasi Prob Pindah Silang Prob Mutasi Jum Var Jum Bit 125 30 0.75 0.004 10 1 Kromosom Terbaik Fitness Terbaik 54 100 12 130 110 116 68 13 98 81 0.00058864 Parameter Individu Usia Tinggi Badan Berat Badan Jenis Kelamin Kondisi Jenis Penyakit 25 159 50 Pria Sehat - Parameter Algoritma Genetika Max Gen Uk Populasi Prob Pindah Silang Prob Mutasi Jum Var Jum Bit 200 40 0.90 0.006 10 1 Kromosom Terbaik Fitness Terbaik 105 1 83 130 12 105 38 23 105 44 0.00052871 Parameter Individu Usia Tinggi Badan Berat Badan Jenis Kelamin Kondisi Jenis Penyakit 565

18 157 63 Pria Sakit Gagal Hati Parameter Algoritma Genetika Max Gen Uk Populasi Prob Pindah Silang Prob Mutasi Jum Var Jum Bit 300 20 0.88 0.025 10 1 Kromosom Terbaik Fitness Terbaik 116 118 82 37 82 125 122 103 44 116 0.0004988 4 SIMPULAN Gambar 12. Hasil pelatihan untuk pelatihan ke-1 Gambar 13. Hasil pelatihan untuk pelatihan ke-2 Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa : 1. Sistem dapat menghasilkan komposisi bahan pangan yang optimal untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dalam 1 hari. 2. Sistem dapat digunakan oleh siapa saja, baik dalam kondisi sehat maupun sakit. 3. Algoritma genetika dapat digunakan untuk menentukan komposisi bahan pangan harian yang optimal untuk seseorang dengan parameter umur, berat badan, tinggi badan, jenis kelamin dan kondisi tubuh. PUSTAKA [1] Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar ILMU GIZI. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. [2] Hartono, Andry. 2006. Terapi Gizi & Diet Rumah Sakit. ECG, Jakarta. [3] Kusumadewi, Sri. 2003. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Graha Ilmu, Yogyakarta. [4] Rismawan, Tedy ; dan Kusumadewi, Sri. Juni 2007. Aplikasi Algoritma Genetika untuk Penentuan Komposisi Bahan Pangan Harian. SNATI 2007. Jurusan Teknik Informatika, Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. [5] Suyanto. 2006. Algoritma Genetika dalam MATLAB. Andi, Yogyakarta. [6] http://id.wikipedia.org/wiki/gizi. (akses: 3 Mei 2007). Gambar 14. Hasil pelatihan untuk pelatihan ke-3 Gambar 12-14 adalah grafik fitness terbaik dan fitness rata-rata untuk populasi dengan nilai parameter yang berbeda. 566