Visi dan Misi Provinsi Sulawesi Selatan Visi Sulawesi Selatan sebagaimana telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

dokumen-dokumen yang mirip
1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Terwujudnya Ketahanan Pangan Berbasis Usahatani Sebagai. Andalan dan Penggerak Pembangunan Ekonomi Kerakyatan"

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

~ 1 ~ BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

Rencana Strategis (RENSTRA)

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

dan Program Strategis Kabupaten Luwu Timur Propinsi Sulawesi Selatan

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. DPU Bina Marga Provinsi Jawa Timur Renstra BAB I - 1 -

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2015

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Uraian Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

BAB III VISI, MISI DAN NILAI

Perencanaan Stratejik, Pertemuan ke 4

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Kab. Minahasa Selatan MISI TUJUAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Rencana Strategis

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

DAFTAR ISI BAB III ISU-ISU STRATEGIS.

BAB I P E N D A H U L U A N. 1. Latar Belakang

Renstra BKP5K Tahun

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan berdasarkan tugas dan Fungsi

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

RENCANA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAJALENGKA TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

Rancangan Akhir Renstra Dinas Peternakan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PENGANTAR. Ir. Suprapti

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN SENTRA PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas dan mutu perkebunan serta juga ketersediaan input sarana dan

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN MAJALENGKA. dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan. Kebijakan dan program

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BAB III Visi dan Misi

BAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah merupakan langkah awal kegiatan produksi sehingga

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. Pemerintah akan dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis,

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA Perencanaan Strategis Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKPPP)

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

diwujudkan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, yaitu suatu kondisi pelaksanaan pemerintahan yang

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

Transkripsi:

dan Provinsi Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan sebagaimana telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018, merupakan gambaran, sikap mental dan cara pandang jauh kedepan mengenai organisasi sehingga organisasi tersebut tetap eksis, antisipatif dan inovatif. Berdasarkan kondisi dan tantangan yang akan dihadapi Sulawesi Selatan, serta dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki, maka Pembangunan Sulawesi Selatan Tahun 2013 2018 adalah : "SULAWESI SELATAN SEBAGAI PILAR UTAMA PEMBANGUNAN NASIONAL DAN SIMPUL JEJARING KESEJAHTERAAN MASYARAKAT" Untuk memberikan kejelasan tentang makna yang terkandung dalam visi tersebut, maka Pemerintah Provinsi melaksanakan yang akan dijalankan pada 5 (lima) tahun kedepan, sebagai berikut : 1. Mendorong semakin berkembangnya masyarakat yang religius dan kerukunan intra dan antar ummat beragama; 2. Meningkatkan kualitas kemakmuran ekonomi, kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan; 3. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan dan infrastruktur; 4. Meningkatkan daya saing daerah dan sinergitas regional, nasional dan global; 5. Meningkatkan kualitas demokrasi dan hukum; 6. Meningkatkan kualitas ketertiban, keamanan, harmoni sosial dan kesatuan bangsa; 7. Meningkatkan perwujudan kepemerintahan yang baik dan bersih. dan Dinas Kesehatan Memperhatikan visi Pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan yang tertera pada Rencana Strategis Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan 2003-2007 yaitu : Sulawesi Selatan menjadi lebih maju dan terkemuka dalam penerapan kepemerintahan yang baik, maka berdasarkan visi tersebut diatas serta melalui proses analisis lingkungan strategis bidang kesehatan yang meliputi lingkungan internal dan eksternal dan analisis SWOT dirumuskan Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan 2003-2007 sebagai berikut : "Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan menjadi terkemuka dalam menerapkan pelayanan prima menuju Propinsi Sulsel Sehat 2008" Terkemuka adalah sejajar dengan institusi di Propinsi Sulawesi Selatan yang telah maju dan provinsiprovinsi lainnya yang telah maju di Indonesia. Menerapkan dalam hal ini adalah menerapkan peran dan fungsi kepemerintahan di bidang kesehatan yakni membimbing, mengawasi, mengendalikan, membina dan melaksanakan. Pelayanan prima adalah jasa dan program yang sesuai standar pelayanan, kepuasan konsumen serta aparatur yang professional untuk mewujudkan pengelolaan kepemerintahan yang baik.

Provinsi Sulsel Sehat 2007 adalah Provinsi Sulsel dimana masyarakatnya hidup dalam situasi lingkungan sehat, perilaku sehat, mengakses pelayanan kesehatan sehingga dapat memiliki derajat kesehatan masyarakat yang optimal. 1. Menata Sistem Kesehatan Daerah yang sesuai dengan kondisi daerah 2. Meningkatkan dan memantapkan pelayanan prima menuju Provinsi Sulawesi Selatan Sehat 3. Mendorong pemberdayaan, kemandirian masyarakat dan swasta dalam pembangunan kesehatan 4. Memberikan pembinaan, pengawasan dan pengendalian dalam pembangunan kesehatan dan Dinas Peternakan Penetapan sebagai bagian dari perencanaan strategis merupakan langkah penting dan strategis dalam suatu organisasi. Oleh karena itu meskipun organisasi dihadapkan pada berbagai tantangan dan tuntutan pentingnya perbaikan pelayanan, efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumberdaya namun penetapan visi tetap menjadi keharusan. yang dirumuskan terutama untuk memenuhi tuntutan masa depan yang sulit diperhitungkan sejak sekarang. memainkan peran yang menentukan dalam dinamika perubahan sehingga organisasi dapat bergerak maju, fleksibel menuju sasaran masa depan yang lebih baik. Dengan kata lain visi merupakan rekonstruksi keadaan yang diharapkan dapat dicapai dimasa yang akan datang. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dirumuskan visi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulawesi Selatan lima tahun kedepan (2008-2013) sebagai berikut : "Sulawesi Selatan sebagai Pemasok Utama Ternak Potong dan Bibit Tahun 2013" Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka dirumuskan misi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulawesi Selatan sebagai berikut : 1. Menyediakan pangan asal ternak yang ASUH, cukup dan berkualitas; 2. Memberdayakan Sumber Daya Manusia Peternakan untuk menghasilkan produk yang berdaya saing di pasar domestic dan global; 3. Menciptakan peluang-peluang usaha untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat; 4. Menciptakan lapangan kerja di bidang agribisnis dan agroindustri peternakan; 5. Memanfaatkan dan melestarikan sumber daya pendukung dan Dinas Perkebunan Rumusan Pembangunan Perkebunan di Sulawesi Selataan didasarkan atas beberapa Kriteria Pembangunan dan mengacu pada aspek/ ruang lingkup sebagai berikut :

Pendapatan dan kualitas SDM petani, penciptaan produksi yang memiliki daya saing tinggi, pemantapan ekonomi kerakyatan, pengembangan pangan pada areal Perkebunan, Pengembangan Agribisnis berbasis perkebunan serta Peningkatan Kesejahteraan Petani Perkebunan. Sejalan dengan visi Propinsi Sulawesi Selatan tahun 2008-2028 yang telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah ( RPJPD ) Provinsi Sulawesi selatan, yaitu : SULAWESI SELATAN MENJADI WILAYAH TERKEMUKA DI INDONESIA MELALUI PENDEKATAN KEMANDIRIAN LOKAL YANG BERNAFASKAN KEAGAMAAN Serta memeperhatikan Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan 2008 2013 yaitu: SULAWESI SELATAN SEBAGAI PROVINSI SEPULUH TERBAIK DALAM PELAYANAN HAK DASAR YANG DIDUKUNG KELEMBAGAAN PEMERINTAH YANG TERPERCAYA, maka Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan 2008 2013 dirumuskan sebagai berikut : TERWUJUDNYA KOMODITAS UNGGULAN PERKEBUNAN YANG BERDAYA SAING TINGGI MENUJU MASYARAKAT YANG SEJAHTERA" Masyarakat Perkebunan adalah seluruh petani yang terlibat dalam pengelolaan usaha tani Perkebunan baik Perkebunan Rakyat maupun Perkebunan Besar dan Stake Holder lainnya yang dibina melalui wadah kelompok tani, dimana diharapkan agar kelompok tani tersebut dapat bergabung bersama sama kelompok tani lainnya, untuk membangun kelembagaan ekonomi kerakyatan secara komprehensip sehingga terbentuk apa yang disebut Koperasi (Primer Sekunder). Melalui koperasi ini dibina menjadi petani yang professional. Petani yang profesional adalah petani yang memiliki kemampuan pengetahuan dan keterampilan mengakses permodalan, mengelola usahataninya sendiri, sudah dapat menerapkan teknologi dengan baik serta mampu memasarkan sendiri hasil / produksinya tanpa bantuan dari pemerintah. Dengan demikian maka petani yang sudah dibina melalui kelompok dan telah menjadi anggota koperasi diharapkan telah mempunyai kemampuan untuk dapat bermitra dengan perusahaan (Industri) pada setiap kawasan sentra komoditas unggulan. Selanjutnya petani dapat mengintegrasikan dirinya ke dalam industri dan dapat memperoleh saham dari perusahaan Industri. Demikian pula sebaliknya perusahaan industri menanamkan sahamnya kepada petani sehingga keuntungan yang diperoleh dapat dibagi secara patungan. Sehingga terjadi Integrasi antara On Farm dengan Off Farm, sehingga pembangunan perkebunan berjalan lebih efisien dan efektif. Olehnya itu dalam jangka pendek 1 5 tahun (Tahun 2008 2013) adalah tahap awal dengan memberdayakan melalui pendampingan hingga menjadi profesional melalui Pembinaan kelembagaannya, selanjutnya akan diintegrasikan dengan Industri melalui pola pola pengembangan seperti pola Koperasi dengan Investor, Pola Investor dengan Koperasi dan lain lain penggabungan antara Koperasi dengan Investor, maka petani akan dilibatkan di dalam Dewan Direksi atau Dewan Komisaris artinya tanaman petani merupakan asset Perusahaan dan sebaliknya Industri (Pabrik) merupakan milik petani. Dengan demikian maka dikotomi yang selama ini berlangsung di PIR dapat dihindari, dan terjadi integrasi On Farm dan Off Farm dalam suatu kawasan sentra produksi komoditas unggulan.

Berdasarkan Dinas Perkebunan Propinsi sulawesi Selatan tersebut di atas, maka hakikatnya misi yang akan di emban adalah mendukung terwujudnya visi tahun 2013, dengan rumusan misi sebagai berikut : 1. Menciptakan iklim yang kondusif untuk pengembangan usaha Perkebunan. 2. Memberdayakan masyarakat Perkebunan melalui pendampingan serta pengelolaan sumberdaya secara optimal, professional dan transparan. 3. Mengembangkan Perkebunan yang berbudaya Industri dengan landasan efisiensi dan berkelanjutan (sustainability). 4. Mendorong masyarakat Perkebunan untuk profesional dalam pengelolaan usahataninya. dan Dinas Pendapatan Daerah Dinas Pendapatan Daerah pada dasarnya tidak terlepas dan Sulawesi Selatan dan Pemerintah Proivinsi Sulawesi Selatan yaitu Sulawesi Selatan menjadi Wilayah Terkemuka di Indonesia melalui pendekatan kemandirian Iokal yang bernafaskan keagamaan Selain itu juga harus selaras dan mendukung dan Gubernur Sulawesi Selatan 2008 2013, yaitu Sulawesi Selatan sebagai Provinsi sepuluh terbaik dalam pemenuhan Hak Dasar Penetapan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan di samping harus berlandaskan pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku, juga harus merujuk pada tugas Pokok Dinas, yaitu Merumuskan Kebijakan Operasional dan melaksanakan sebagian kewenangan Desentralisasi Provinsi dan kewenangan Iain yang dilimpahkan oleh Gubernur. Untuk kurun waktu 2008 2013 Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan hendaknya mampu mendukung pelaksanaan akselerasi Pembangunan Daerah. Berdasarkan uraian tersebut diatas dan atas dasar hasil evaluasi pencapaian sasaran dan kinerja Renstra 2003-2007 untuk kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan menetapkan sebagai berikut : Dispenda Provinsi Sulawesi Selatan 2008 2013 Terkemuka dalam pengelolaan pendapatan daerah dan pemberian pelayanan kepada masyarakat Untuk mewujudkan sebagaimana tersebut di atas, maka ditetapkan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan sebagai berikut : 1. Meningkatkan penerimaan Pendapatan Daerah sebagai sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan 2. Meningkatkan kualitas pelayanan dan pengelolaan pendapatan 3. Meningkatkan kinerja Sumber Daya Aparatur dan Organisasi.

4. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memenuhi kewajibannya sebagai wajib pajak kepada Daerah/Negara 5. Meningkatkan koordinasi dan pengandalian operasional.