KATA PENGANTAR. RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 1

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT LAPORAN KEGIATAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

1.1 LATAR BELAKANG. pendahuluan

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Wilayah Sungai Tamiang Langsa II-7. Jumlah Curah Hujan Rata-rata Bulanan (mm) Arah dan Kecepatan Angin Rata-rata (knots)

KATA PENGANTAR. Nanga Bulik, 27 Mei 2013 BUPATI LAMANDAU, Ir. MARUKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

D A F T A R I S I Halaman

KATA PENGANTAR. Nanga Bulik, 27 Mei 2013 BUPATI LAMANDAU, Ir. MARUKAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN...I.

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi

Kata Pengantar Bupati Nagan Raya

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN BAPPEDA KOTA BATU

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

DAFTAR ISI RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

KATA PENGANTAR H. DJOHAN SJAMSU, SH PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 1

PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016

KATA PENGANTAR RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2018 KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum Wr. Wb.

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

Daftar Isi DAFTAR ISI... I DAFTAR GAMBAR... IIII DAFTAR TABEL... IV

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN... I-1

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR : 18 TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Kalimantan Utara Latar Belakang Penyusunan Kebijakan Umum APBD

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan

BAB IV GAMBARAN UMUM

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

Diperbanyak Oleh : Sub Bidang Pengendalian Program Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Palangka Raya

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

KEADAAN UMUM WILAYAH

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR TABEL DAFTAR - TABEL

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

DAFTAR TABEL. Miskin Kabupaten Pati Tahun Kabupaten Pati dan Wilayah Sekitarnya Tahun

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

DAFTAR ISI PERDA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

Kata Pengantar menuju Bintan yang maju, sejahtera dan berbudaya

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan BAB II. Gambaran Umum Kondisi Daerah BAB III. Gambaran Pengeloaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KARIMUN TAHUN

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BUPATI LAMANDAU, Ir. MARUKAN

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar...

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan YME serta atas perkenan-nya kita dapat menyelesaikan dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2014. Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2014, disusun dengan berpedoman pada RPJMD Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2012-2016 dan mengacu pada RPJMN Tahun 2010-2014, RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010-2015, mengacu pada pencapaian prioritas dan sasaran pembangunan nasional dalam RKP Tahun 2014, Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014, serta mensinergikan perencanaan dengan melalui pendekatan politik, pendekatan teknokratik dan pendekatan partisipatif serta pendekatan secara bottom-up dan top down. Sesuai fungsinya, dokumen RKPD merupakan dokumen perencanaan teknis operasional tahunan. Oleh karena itu perannya sangat penting dalam menentukan arah perkembangan pembangunan daerah dalam kurun waktu 1 (satu) tahun ke depan serta menjadi pedoman dalam proses penganggaran RAPBD selanjutnya. Untuk itu semua Badan/Dinas/Unit Satuan Kerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat harus mempedomani serta melakukan langkah-langkah sinkronisasi/memaduserasikan rencana program hingga pelaksanaannya. Pada kesempatan ini kami juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah berpartisipasi dalam proses penyusunan dokumen RKPD Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2014. Pangkalan Bun, 2013 BUPATI KOTAWARINGIN BARAT RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 1

UJANG ISKANDAR DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... xiii Daftar Grafik... xiv BAB I PENDAHULUAN.... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-2 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4. Sistematika Dokumen RKPD... I-8 1.5. Maksud dan Tujuan... I-9 1.5.1 Maksud... I-9 1.5.2 Tujuan... 1-10 BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN.... II-1 2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah... II-1 2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi... II-1 2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat... II-56 2.1.3 Aspek Pelayanan Umum.... II-108 2.1.4 Aspek Daya Saing Daerah.... II-113 2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Sampai Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD... II-117 2.2.1 Aspek Tingkat Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Wajib... II-180 2.2.2 Aspek Tingkat Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pilihan... II-118 2.3. Permasalahan Pembangunan... II-203 RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 2

2.3.1 Permasalahan daerah yang berhubungan dengan prioritas dan sasaran pembangunan daerah... II-203 2.3.2 Identifikasi permasalahan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah... II-205 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH.... III-1 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah... III-1 3.1.1 Arah Kebijakan Ekonomi Makro Nasional... III-1 3.1.2 Arah Kebijakan Ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah... III-43 3.1.3 Arah Kebijakan Ekonomi Kabupaten Kotawaringin Barat... III-46 3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah... III-59 3.2.1 Arah Kebijakan Pendapatan Daerah... III-59 3.2.2 Arah Kebijakan Belanja Daerah... III-66 3.2.3 Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah... III-74 BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan... IV-3 4.1.1 Visi dan Misi Pembangunan Daerah... IV-3 4.1.2 Strategi Pembangunan Daerah Tahun 2014... IV-5 4.2. Prioritas Pembangunan... IV-11 4.2.1 Prioritas Pembangunan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat... IV-11 4.2.2 Prioritas Kebijakan Standar Pelayanan Minimal (SPM)... IV-29 4.2.3 Sasaran Pembangunan Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2014... IV-30 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH... V-1 BAB VI PENUTUP... VI-1 RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 3

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tabel 2.2 Luas dan Administrasi Kabupaten Kotawaringin Barat Menurut Kecamatan... Tinggi dari Permukaan Laut dan Persentase Tingkat Kemiringan Menurut Kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Barat... II-2 II-3 Tabel 2.3 Formasi Geologi di Kabupaten Kotawaringin Barat... II-6 Tabel 2.4 Nama-Nama Sungai di Kabupaten Kotawaringin Barat Menurut Panjang yang Dapat Dilayari dan Rata-Rata Kedalaman... II-8 Tabel 2.5 Suhu Udara Rata-Rata Maksimum/Minimum dan Kelembaban Udara di Stasiun Meteorologi Pangkalan Bun... II-9 Tabel 2.6 Kecepatan Angin Rata-Rata di Stasiun Meteorologi Pangkalan Bun (Knot)... II-9 Tabel 2.7 Banyaknya Curah Hujan Di Kabupaten Kotawaringin Barat (mm)... II-10 Tabel 2.8 Tabel 2.9 Tabel 2.10 Tabel 2.11 Tabel 2.12 Tabel 2.13 Tabel 2.14 Tabel 2.15 Penggunaan Lahan di Kabupaten Kotawaringin Barat.. II-11 Kawasan Lindung di Kabupaten Kotawaringin Barat... II-20 Rencana Pengembangan Perumahan... II-27 Kawasan Permukiman di Kabupaten Kotawaringin Barat.... II-29 Kawasan Budidaya di Kabupaten Kotawaringin Barat.. II-34 Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Pengelolaan Sumber Daya Air (Daerah Irigasi dan Rawa)... II-36 Kawasan Strategis Kabupaten Kotawaringin Barat... II-39 Rencana Sistem Pusat Perkotaan/Kegiatan... II-44 RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 4

Tabel 2.16 Kawasan Rawan Bencana Alam di Kabupaten Kotawaringin Barat... II-49 Tabel 2.17 Jumlah Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat Menurut Kecamatan Tahun 2008-2011... II-52 Tabel 2.18 Penduduk Menurut Kecamatan, Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2011... II-53 Tabel 2.19 Tabel 2.20 Penduduk Menurut Kelompok Umur... II-53 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2011... II-56 Tabel 2.21 Tabel 2.22 PDRB Kabupaten Kotawaringin Barat Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011... II-58 Ekspor dan Impor Kabupaten Kotawaringin Barat (US$)... II-58 Tabel 2.23 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2008 2011 Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun 2000 Kabupaten Kotawaringin Barat... II-63 Tabel 2.24 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2008 2011 Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kabupaten Kotawaringin Barat... II-64 Tabel 2.25 Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2008 2011 Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Harga Konstan (ADHK) Kabupaten Kotawaringin Barat... II-65 Tabel 2.26 Tabel 2.27 Tabel 2.28 Pertumbuhan Kontribusi Sektor dan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Harga Konstan (ADHK) Tahun 2010-2011 Kabupaten Kotawaringin Barat... II-66 Nilai Inflasi Rata-Rata Tahun 2007-2012 Kabupaten Kotawaringin Barat... II-68 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Hasil Komoditi Pertanian di Kabupaten Kotawaringin Barat RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 5

Tahun 2011 2012... II-69 Tabel 2.29 Tabel 2.30 Tabel 2.31 Tabel 2.32 Tabel 2.33 Tabel 2.34 Tabel 2.35 Tabel 2.36 Tabel 2.37 Tabel 2.38 Tabel 2.39 Tabel 2.40 Tabel 2.41 Tabel 2.42 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Hasil Tanaman Sayur Mayur di Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2011 2012... II-69 Populasi Ternak di Kabupaten Kotawaringin BaratTahun 2011 2012... II-70 Produksi Daging di Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2011 2012... II-70 Pendapatan Asli Daerah dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun Anggaran 2012... II-73 Luas Potensi Hutan Kab. Kotawaringin Barat Berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor : SK.529/Menhut-II/2012 Tgl 25 September 2012... II-75 Potensi Lahan di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2012... II-76 Luas Areal Perkebunan Per Komoditi di Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2011-2012... II-76 Luas Areal Perkebunan Berdasarkan Kategori Kepemilikan di Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2011-2012... II-77 Produksi perkebunan per komoditi di Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2011-2012... II-77 Nama Perusahaan Perkebunan yang Beroperasi di Kabupaten Kotawaringin Barat Sampai Tahun 2012... II-78 Pemasaran CPO Antar Pulau oleh Perusahaan Perkebunan yang melalui Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2012... II-79 Realisasi Ekspor CPO dari Pelabuhan Kumai sampai pertengahan tahun 2012... II-80 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsinya... II-81 Jumlah Produksi Hasil Hutan Sektor Kehutanan... II-81 RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 6

Tabel 2.43 Tabel 2.44 Tabel 2.45 Tabel 2.46 Tabel 2.47 Tabel 2.48 Tabel 2.49 Tabel 2.50 Jumlah Produksi Hasil Hutan Bukan Kayu Sektor Kehutanan... II-81 Jumlah Produksi Sektor Perikanan... II-82 Jumlah Populasi Ternak di Kabupaten Kotawaringin Barat... II-86 Jumlah Produksi Komoditas Kayu Sektor Perindustrian (M 3 )... II-88 Jumlah Produksi Komoditas Kayu Sektor Perindustrian (US $)... II-89 Volume dan Nilai Ekspor Sektor Pertambangan... II-90 Potensi Objek Wisata di Kabupaten Kotawaringin Barat... II-92 Banyaknya Sekolah, Guru dan Murid menurut Jenis dan Statusnya di Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2011... II-93 Tabel 2.51 Perkembangan Angka Melek Huruf Tahun 2008 2011 Kabupaten Kotawaringin Barat... II-94 Tabel 2.52 Tabel 2.53 Tabel 2.54 Tabel 2.55 Tabel 2.56 Persentase APK dan APM Tahun 2010 2012... II-96 Kinerja Aspek Pelayanan Umum Urusan Pendidikan TA 2010/2011 dan 2011/2012... II-96 Rata - Rata Nilai UASBN dan UN Tiap Jenjang Pendidikan TA 2010/2011 dan 2011/2012... II-97 Angka Putus Sekolah Tiap Jenjang Pendidikan TA 2010/2011 dan 2011/2012... II-97 Capaian dan Target Indikator Derajat Kesehatan... II-101 Tabel 2.57 Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Per 100.000 Penduduk di Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2010 2012... II-101 Tabel 2.58 Tabel 2.59 Rasio Sarana Kesehatan di Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2010 2011... II-102 Jenis Pelayanan Kesehatan Beserta Indikator Kinerja dan Target yang Diharapkan di Kabupaten RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 7

Kotawaringin Barat Tahun 2010 2011... II-103 Tabel 2.60 Tabel 2.61 Tabel 2.62 Tabel 2.63 Tabel 2.64 Tabel 2.65 Tabel 2.66 Tabel 2.67 Penduduk Berusia 10 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama di Kabupaten Kotawaringin Barat... II-106 Kondisi Angkatan Kerja (AK), Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Tahun 2007 2011... II-106 Jumlah Pencari Kerja, Lowongan Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Kotawaringin Barat... II-107 Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Kotawaringin Barat... II-107 Perkembangan Seni, Budaya dan Olahraga Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2010 2011... II-108 Kondisi Sarana dan Prasarana pendidikan Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2010 2011... II-108 Jumlah Posyandu dan Balita Tahun 2006 2011 di Kabupaten Kotawaringin Barat... II-109 Jumlah Posyandu dan Balita Menurut Kecamatan Tahun 2011 di Kabupaten Kotawaringin Barat... II-109 Tabel 2.68 Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan Pustu Tahun 2007 2011... II-109 Tabel 2.69 Tabel 2.70 Tabel 2.71 Tabel 2.72 Tabel 2.73 Tabel 2.74 Jumlah Puskesmas, Poliklinik/R.Bersalin dan Pustu Menurut Kecamatan Tahun 2011... II-110 Jumlah dan Rasio Rumah Sakit Per jumlah Penduduk Tahun 2006-2011 Kabupaten Kotawaringin Barat... II-111 Jumlah Dokter Tahun 2007 2011... II-111 Jumlah Dokter Menurut Kecamatan Tahun 2011... II-111 Jumlah Tenaga Medis Tahun 2007 2011... II-111 Jumlah Tenaga Medis Menurut Kecamatan Tahun 2011 di Kabupaten Kotawaringin Barat... II-112 RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 8

Tabel 2.75 Tabel 2.76 Tabel 2.77 Tabel 2.78 Tabel 2.79 Tabel 2.80 Tabel 2.81 Tabel 2.82 Tabel 2.83 Tabel 2.84 Tabel 2.85 Tabel 2.86 Tabel 2.87 Tabel 2.88 Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Akses Air Minum dan Jumlah Penduduk Tahun 2007-2011 di Kabupaten Kotawaringin Barat... II-112 Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi Tahun 2007 2011... II-112 Rasio Tempat Ibadah Tahun 2006 dan 2011... II-113 Rasio Tempat Pembuangan Sampah terhadap Jumlah Penduduk Tahun 2006 s.d 2010 Kabupaten Kotawaringin Barat... II-113 Ekspor dan Impor Kotawaringin Barat Menurut Komoditas Tahun 2011 (US $)... II-114 Jumlah PMA dan PMDN di Kabupaten Kotawaringin Barat... II-116 Rencana dan Realisasi Investasi PMDN di Kabupaten Kotawaringin Barat s/d akhir Desember 2011... II-116 Rencana dan Realisasi Investasi PMA s/d akhir Desember 2011... II-116 Persentase APK dan APM Tahun 2010-2012... II-118 Kinerja Aspek Pelayanan Umum Urusan Pendidikan TA 2010/2011 dan 2011/2012... II-118 Rata-Rata UASBN dan UN Tiap Jenjang Pendidikan TA 2010/2011 dan 2011/2012... II-119 Angka Putus Sekolah Tiap Jenjang Pendidikan TA 2010/2011 dan 2011/2012... II-119 Capaian Kinerja Bidang Kependudukan... II-140 Jumlah Peserta KB Aktif Tahun 2011-2012... II-144 Tabel 2.89 Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera Tahun 2011-2012... II-145 Tabel 2.90 Tabel 2.91 Ketersediaan Tenaga Kerja Terdidik dan Terlatih Hasil dari Pelatihan Tahun 2011-2012... II-149 Perkembangan Jumlah dan Jenis UMKM di Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2011-2012... II-152 RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 9

Tabel 2.92 Tabel 2.93 Tabel 2.94 Tabel 2.95 Tabel 2.96 Tabel 2.97 Tabel 2.98 Tabel 2.99 Jumlah Koperasi dan Statusnya di Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2011-2012... II-152 Penilaian Kondisi KSP / USP di Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2011-2012... II-153 Pelanggaran Perda di Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2011-2012... II-159 Usul dan Alokasi Formasi PNS Tahun 2007-2012... II-162 Komposisi Penerimaan PNS menurut Golongan Tahun 2007-2012... II-163 Penyelenggaraan Administrasi Kepangkatan PNS Tahun 2006-2012... II-163 Data Base Kepegawaian Tahun 2006-2012... II-164 Penanganan Kasus-Kasus PNS Tahun 2006-2012... II-164 Tabel 2.100 Penghargaan PNS Berprestasi Tahun 2006-2012... II-165 Tabel 2.101 Realisasi Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Tahun 2006-2012... II-165 Tabel 2.102 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Hasil Komoditi Pertanian di Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2011-2012... II-180 Tabel 2.103 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Hasil Tanaman Sayur Mayur di Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2011-2012... II-181 Tabel 2.104 Populasi Ternak di Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2011-2012... II-181 Tabel 2.105 Produksi Daging di Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2011-2012... II-182 Tabel 2.106 Pendapatan Asli Daerah dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun Anggaran 2012... II-185 Tabel 2.107 Luas Potensi Hutan Kabupaten Kotawaringin Barat Berdasarkan (SK Menhut Nomor : SK.529/Menhut- II/2012 Tanggal 25 September 2012)... II-191 RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 10

Tabel 2.108 Hasil Produksi Perikanan Tangkap Tahun 2011-2012... II-196 Tabel 2.109 Hasil Produksi Perikanan Budi Daya Tahun 2011-2012... II-196 Tabel 2.110 Kasus pelanggaran penangkapan ikan dengan alat penangkap ikan yang dilarang tahun 2011-2012... II-196 Tabel 2.111 Perkembangan Jumlah Industri di Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2011-2012... II-200 Tabel 2.112 Identifikasi Permasalahan Pembangunan Daerah... II-205 Tabel 2.113 Identifikasi Permasalahan Pembangunan dari Kebijakan Nasional/Provinsi dan lingkungan Eksternal Lainnya... II-214 Tabel 2.114 Capaian dan Target Indikator Kinerja Daerah... II-215 Tabel 2.115 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Berdasarkan Aspek Pelayanan Umum... II-216 Tabel 2.116 Penentuan Indikator Berdasarkan Aspek Daya Saing Daerah... II-226 Tabel 3.1 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2010-2014 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Kabupaten Kotawaringin Barat... III-50 Tabel 3.2 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2010-2014 Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Kotawaringin Barat... III-51 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2010-2014 Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Harga Konstan (ADHK) Kabupaten Kotawaringin Barat... III-52 Pertumbuhan Kontribusi Sektor dalam PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Harga Konstan (ADHK) Tahun 2010-2014 Kabupaten Kotawaringin Barat... III-53 Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Kabupaten Kotawaringin Barat... III-12 RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 11

Tabel 3.6 Nilai dan Target Inflasi Tahun 2008-2014 Kabupaten Kotawaringin Barat... III-55 Tabel 3.7 Tabel 3.8 Tabel 3.9 Tabel 3.10 Tabel 3.11 Perkiraan Target Pendapatan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2014... III-62 Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2011-2015... III-64 Perkiraan Target Belanja Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2014... III-71 Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2011-2015... III-73 Realisasi dan Proyeksi/Target Pembiayaan Daerah Tahun 2011-2015... III-75 Tabel 4.1 Hubungan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan.... IV-8 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 5.1 Tabel 5.2 Tabel 5.1 Prioritas Pembangunan Daerah... IV-21 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Berdasarkan Aspek Pelayanan Umum... IV-31 Penjelasan Program Pembangunan Daerah... IV-53 Rekapitulasi Rencana Anggaran Belanja SKPD Tahun 2014... V-3 Program, Kegiatan dan Rincian Kegiatan Rencana Kerja SKPD (Renja-SKPD) Tahun 2014... V-4 Target Pencapaian Kinerja Yang Terukur dari Setiap Urusan Pemerintah Daerah Tahun 2014... V-231 DAFTAR GAMBAR RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 12

Gambar 1.1 Keterkaitan Antar Dokumen Perencanaan (UU Nomor 25 Tahun 2004)... I-7 Gambar 2.1 Wilayah Administratif Kabupaten Kotawaringin Barat.. Gambar 2.2 Peta Geologi Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat.. II-2 II-7 Gambar 2.3 Sebaran Penggunaan Lahan di Kabupaten Kotawaringin Barat... II-11 Gambar 2.4. Peta Kawasan Strategis Kabupaten Kotawaringin Barat... II-41 Gambar 2.5 Struktur Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat... II-46 Gambar 2.6 Tingkat Kebakaran Hutan di Kabupaten Kotawaringin Barat... II-48 DAFTAR GRAFIK RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 13

Grafik 2.1 Grafik 2.2 Grafik 2.3 Grafik 2.4. Grafik 2.5 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2005-2011... II-56 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2005-2011... II-57 Posisi Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kabupaten Kotawaringin Barat di Tingkat Kalimantan Tengah Tahun 2011... II-57 Persentase Penduduk Miskin... II-59 Banyaknya Pengangguran Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2007 2011 (%)... II-59 Grafik 2.6 PDRB Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2006 2011 (Trilyun Rupiah)... II-67 Grafik 2.7 Grafik 2.8 PDRB Perkapita Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2005-2011 (Juta Rupiah)... II-67 Inflasi dan Deflasi... II-68 RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 14

BAB I PENDAHULUAN Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) merupakan dokumen yang memiliki peranan penting sebagai mata rantai rencana pembangunan daerah ke penganggaran. Konsistensi perencanaan pembangunan, dimana RKPD sebagai dokumen rencana tahunan, yang merupakan pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). RKPD Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2014, merupakan tahun ketiga implementasi RPJMD periode 2012-2016. 1.1 LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, serta Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah disebutkan bahwa Pemerintah Daerah wajib menyusun Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), yaitu dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun. RKPD disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan. Penyusunan RKPD Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2014 ini memperhatikan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014 dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014, sehingga ada konsistensi antara kewenangan antar tingkat pemerintahan dengan kebutuhan riil masyarakat di seluruh wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat. Rencana Kerja Pemerintah Daerah ini menjadi dasar penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun Anggaran 2014, serta dasar penyusunan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) dan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD). RKPD Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2014 ini merupakan RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 15

dokumen RKPD ketiga untuk RPJMD Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2012-2016. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 pada Bab VIII pasal 103 ayat 2 dijelaskan bahwa penyusunan Rancangan Awal RKPD berpedoman kepada RPJMD Kabupaten, mengacu kepada RPJMD provinsi dan mengacu kepada RPJMN. RKPD Tahun 2014 memuat evaluasi RKPD tahun 2012, rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan, sasaran dan prioritas pembangunan daerah, serta rencana program prioritas kerja yang terukur dan pendanaannya yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah dan pemerintah daerah. 1.2 DASAR HUKUM PENYUSUNAN Dasar hukum penyusunan RKPD Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2014 adalah sebagai berikut : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang- Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) Sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 16

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 10. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundangan-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3373); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 17

Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 110, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5155); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4598); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); 19. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19); 20. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 21. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 18

Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 22. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 23. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816); 24. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 25. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833); 26. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5272); 27. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014; 28. Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 91); 29. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 30. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 19

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517); 31. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 694); 32. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah Tahun 2014 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 471); 33. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 4 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 34); 34. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010-2015 (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2011 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 40); 35. Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 48 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014; 36. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 10 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat; (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2006, nomor 10) 37. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2007, Nomor 32); 38. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 14 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Yang Menjadi Kewenangan Kabupaten Kotawaringin Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2008 Nomor 14); 39. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 5 Tahun 2009 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 20

Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2009, Nomor 5); 40. Peraturan Bupati Kotawaringin Barat Nomor 17 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2012-2016 (Berita Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2012, Nomor 18)... 1.3 HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Kotawaringin Barat 2014 memiliki hubungan dengan berbagai dokumen perencanaan lainnya yakni disusun dengan berpedoman pada RPJMD Kabupaten Kotawaringin Barat, mengacu pada RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah dan RPJMN untuk keselarasan prioritas program dan sasaran pembangunan daerah kabupaten dengan pembangunan daerah provinsi dan Nasional sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 pasal 103. RKPD menjadi acuan bagi setiap SKPD dalam menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD), yang merupakan dokumen perencanaan tahunan SKPD. Disamping itu RKPD menjadi pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) serta rujukan utama dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD). Hubungan keterkaitan antar dokumen perencanaan digambarkan sebagaimana gambar 1.1 berikut : Gambar 1.1 Keterkaitan Antar Dokumen Perencanaan (UU No.25 tahun 2004) RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 21

1.4 SISTEMATIKA DOKUMEN RKPD Dokumen RKPD Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2014 ini terdiri dari 6 (enam) bab, dengan sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Dasar Hukum Penyusunan 1.3. Hubungan Antar Dokumen 1.4. Sistematika Dokumen RKPD 1.5. Maksud dan Tujuan BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah 2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi 2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat 2.1.3 Aspek Pelayanan Umum 2.1.4 Aspek Daya Saing 2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Sampai Tahun Berjalan Realisasi RPJMD 2.2.1. Aspek Tingkat Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Wajib 2.2.2. Aspek Tingkat Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pilihan 2.3. Permasalahan Pembangunan 2.3.1. Permasalahan daerah yang berhubungan dengan prioritas dan sasaran pembangunan daerah 2.3.2. Identifikasi permasalahan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 22

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 3.1.1. Arah Kebijakan Ekonomi Makro Nasional 3.1.2. Arah Kebijakan Ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah 3.1.3. Arah Kebijakan Ekonomi Kabupaten Kotawaringin Barat 3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah 3.2.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah 3.2.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah 3.2.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan 4.2. Prioritas Pembangunan Kabupaten Kotawaringin Barat 4.2.1. Prioritas Dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun 2014 BAB V RENCANA PROGRAM DAERAH DAN KEGIATAN PRIORITAS BABVI PENUTUP 1.5 MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan penyusunan RKPD Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2014 adalah sebagai berikut: 1.5.1. Maksud 1) Sebagai acuan SKPD Kabupaten Kotawaringin Barat dalam menyusun Rencana Kerja SKPD Tahun 2014. 2) Menjadi dasar penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA), serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dan sebagai rujukan RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 23

utama dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun Anggaran 2014. 1.5.2. Tujuan 1) Terciptanya sinergitas dan sinkronisasi pelaksanaan pembangunan antar wilayah, antar sektor pembangunan daerah serta terciptanya efisiensi alokasi sumber daya dalam pembangunan daerah. 2) Terwujudnya keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan. 3) Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan tahunan sebagai pedoman penyusunan dan pelaksanaan rencana kerja tahunan masing-masing unit perangkat daerah. RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 24

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah 2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi 1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah yang terletak di bagian barat dan memiliki Daerah Aliran Sungai Arut dan Sungai Kumai, dengan ibukota Kabupaten di Pangkalan Bun. Luas Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat tercatat 10.759 Km 2 atau sekitar 6,2% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah. Kabupaten Kotawaringin Barat terletak di daerah khatulistiwa diantara 1 0 19 3 0 36 Lintang Selatan dan 110 0 25 112 0 50 Bujur Timur, dengan batas batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Lamandau; Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lamandau dan Kabupaten Sukamara; Sebelah Barat berbatasan langsung dengan Laut Jawa; Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Seruyan Kabupaten Kotawaringin Barat saat ini terdiri dari 81 desa dan 13 kelurahan. Adapun Luas Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat menurut Kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut : RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 25

Tabel 2.1 Luas dan Administrasi Kabupaten Kotawaringin Barat Menurut Kecamatan Luas Wilayah JUMLAH JUMLAH No. Kecamatan Desa + (km 2 ) Desa Kelurahan Kelurahan 1 Kotawaringin Lama 1.257,2 15 2 17 2 Arut Selatan 2.400,0 13 7 20 3 Kumai 2.921,0 15 3 18 4 Pangkalan Banteng 1.306,0 17 0 17 5 Pangkalan Lada 229,0 11 0 11 6 Arut Utara 2.685,0 10 1 11 JUMLAH (KAB/KOTA) 10.798,2 81 13 94 Sumber data : Kobar Dalam Angka Tahun 2012 RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 26

RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 27

Gambar 2.1 Wilayah Administratif Kabupaten Kotawaringin Barat (Sumber : Revisi RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat) 2. Kondisi Topografi Topografis wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat digolongkan menjadi 4 bagian terdiri dari : dataran, daerah dataran berombak, daerah berombak berbukit, dan daerah berbukit bukit yang terdiri dari: 1. Sebelah utara adalah pegunungan dan macam tanah latosol tahan terhadap erosi. 2. Bagian tengah terdiri dari tanah podsolik merah kuning juga tahan terhadap erosi. 3. Sebelah selatan terdiri dari danau dan rawa alluvial/organosol banyak mengandung air. Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat berada pada ketinggian 0 500 m dari permukaan laut dan kemiringan antara 0 40%. Ketinggian tempat berpengaruh terhadap suhu udara, yaitu setiap naik 100 meter suhu akan turun rata rata 0,06 derajat Celsius. Hal tersebut akan menyebabkan semakin tinggi suatu tempat, maka suhu semakin rendah. Dengan demikian ketinggian merupakan faktor yang perlu diperhatikan karena berpengaruh terhadap tumbuh tumbuhan. Tabel 2.2 Kecamatan Tinggi dari Permukaan Laut dan Persentase Tingkat Kemiringan Menurut Kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Barat Luas (Ha) 0 2 % 2 15 % 15 40 % > 40 % Jumlah RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 28

Kotawaringin Lama 45.903,35 64.739,94 3.000,60 0 113.643,89 Arut Selatan 113.593,76 69.107,06 34.963,03 0 217.663,86 Kumai 278.812,90 22.572,55 0 0 301.385,44 Pangkalan Banteng Pangkalan Lada 16.610,11 56.222,47 0 0 72.832,58 7.189,56 24.120,18 0 0 31.309,74 Arut Utara 0 292.410,98 121.342,23 72.460,00 249.450,98 Jumlah 462.109,98 292.410,98 159.305,86 72.460,00 986.286,49 % 46,85 29,65 16,15 7,35 100 Sumber : Revisi RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat Faktor pembentuk iklim adalah curah hujan, suhu udara, kecepatan angin dan kelembaban. Iklim daerah Kabupaten Kotawaringin Barat secara umum beriklim tropis yang dipengaruhi oleh musim kemarau/kering dan musim hujan. Musim kemarau pada Bulan Juni sampai dengan September sedangkan musim penghujan bulan Oktober sampai dengan bulan Mei. Suhu maximum berkisar 31,0 o C 33,8 o C dan suhu minimum antara 21,3 o C 23,4 o C, kelembaban udara berkisar 85,58 %. 3. Geologi dan Tanah Jenis tanah di daerah selatan berbeda jenis tanah yang terdapat di daerah utara. Jenis tanah yang terbentuk erat hubungannya dengan bahan induk (geologi), iklim dan keadaan medannya. Secara garis besar, jenis tanah yang terdapat di kabupaten Kotawaringin Barat adalah sebagai berikut: Podsolik Merah Kuning, Tanah podsolik merah kuning merupakan jenis tanah yang sering dijumpai terletak menyebar di tengah sampai hulu sungai kecamatan Arut Utara, sedikit Arut Selatan dan kecamatan Kumai. Tanah podsolik telah mengalami perkembangan lebih lanjut, bersolum dalam, terbentuk dari bahan induk batu liat, dengan bentuk wilayah berombak sampai agak berbukit. Warna tanah podsolik ini adalah warna merah kuning dengan tekstur halus sampai kasar, dan memiliki drainase baik dengan reaksi tanah masam. Kompleks Podsolik (Podsolik Merah Kuning-Podsol), Tanah regosol podsol merupakan jenis tanah terletak menyebar di tengah kecamatan Kumai, Arut Selatan dan sedikit Kotawaringin Lama. Tanah podsolik telah mengalami perkembangan lebih lanjut, bersolum dalam, RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 29

terbentuk dari bahan induk batu liat, dengan bentuk wilayah berombak sampai agak berbukit. Warna tanah podsol ini adalah warna coklat dengan tekstur halus sampai kasar, dan memiliki drainase baik dengan reaksi tanah masam. Kompleks Regosol (Podsol), dijumpai menyebar di bagian Timur Kecamatan Kumai, tanah ini bersolum dalam terbentuk dari bahan induk endapan pasir yang didominasi mineral kwarsa. Bentuk wilayahnya datar sampai berombak, dengan warna tanah coklat sampai kelabu muda, tekstur kasar, drainase baik dan reaksi tanah masam. Aluvial, jenis tanah ini terbentuk hasil endapan, banyak terdapat di sekitar daerah aliran sungai Lamandau, Arut, dan Kumai serta di daerah pantai sampai ke bagian tengah kecamatan Kumai. Tanah tersebut relatif lebih subur jika dibandingkan dengan tanah-tanah yang mengalami perkembangan lanjut. Organosol, tanah ini terbentuk dari bahan organik yang tertimbun di tempat tersebut, menyebar di kecamatan Kumai dan sedikit di kecamatan Kotawaringin Lama dan Arut Selatan. Warna tanah ini hitam bersifat asam. Oksisol (Lateritik), Jenis tanah oksilik (lateritik) terdapat bagian atas (hulu) kecamatan Arut Utara. Keadaan medan bergelombang, berbukit, dan bergunung dengan solum tanahnya dalam. Tanah jenis ini memiliki tekstur halus, berdrainase baik, hanya saja daerah ini curah hujan sangat tinggi. Warna tanah oksilik adalah kuning kemerahan dan termasuk jenis tanah yang telah lanjut mengalami perkembangan pelapukan. Sedangkan susunan geologi yang terdapat di Kabupaten Kotawaringin Barat tersusun atas 10 formasi, yaitu: 1. Batuan Terobosan Sintang 2. Granit Mandahan 3. Granit Sukadana 4. Batuan GA Berapi 5. Tonalik Sepauk 6. Formasi Dahor 7. Endapan Rawa 8. Batuan Gunung Api 9. Alluvium, dan 10. Formasi Laut RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 30

Rincian mengenai susunan geologi di Kabupaten Kotawaringin Barat dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Formasi Geologi Di Kabupaten Kotawaringin Barat No. Jenis Formasi 1. Batuan Terobosan Sintang 2. Granit Mandahan 3. Granit Sukadana 4. Batuan GA Berapi 5. Tonalit Sepauk 6. Formasi Dahor 7. Endapan Rawa 8. Batuan Gunung api Ktw. Lama Arut Selatan Kumai* Kecamatan Arut Utara Pangk. Banteng Pangk. Lada Jumlah (%) 0 0 0 89,22 0 0 89,22 0,01 265,77 0 0 1.159,50 0 0 1.425,27 0,16 0 0 0 84.598,66 0 0 84.598,66 9,71 10.173,09 0 0 2.115,31 0 0 12.288,40 1,41 0 0 0 47.049,37 0 0 47.049,37 5,40 50.565,04 50.084,89 57.449,03 5.959,05 34.956,68 24.208,56 223.223,25 25,61 52.640,00 118.916,03 120.353,27 0 37.083,02 7.101,18 336.093,50 38,56 0 48.533,61 0 108.479,87 792,87 0 157.806,35 18,11 9. Alluvium 0 129,33 6.912,01 0 0 0 7.041,34 0,81 10. Formasi 0 0 1.997,15 0 0 0 1.997,15 0,23 Laut JUMLAH 113.643,89 217.663,86 186.711,46 249.450,98 72.832,57 31.309,74 871.612,50 100 Sumber : Diolah dari Peta Geologi Kalimantan Tengah, Tahun 2004 Luas lebih kecil, karena sebagian data tidak ada di Kawasan Taman Nasional Tanjung Puting Berdasarkan Tabel 2.3 di atas terlihat bahwa formasi geologi terbanyak yang terdapat di Kabupaten Kotawaringin Barat adalah formasi endapan rawa dan formasi Dahor masing-masing seluas 336.093,50 Ha dan 223.223,25 Ha. Untuk lebih jelasnya mengenai persebaran susunan geologi yang terdapat di Kabupaten Kotawaringin Barat, lihat Gambar RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 31

2.2. Gambar 2.2 Peta Geologi Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat 4. Hidrologi Di daerah Kalimantan pada umumnya sungai sangat berperan penting di dalam kehidupan masyarakat selain tempat untuk mencari nafkah juga berperan sebagai prasarana dan sarana transportasi. Demikian pula di daerah Kabupaten Kotawaringin Barat, sungai berperan sebagai prasarana dan sarana transportasi yang digunakan oleh masyarakat di dalam melakukan aktivitasnya. RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 32

Tabel 2.4 Nama-Nama Sungai di Kabupaten Kotawaringin Barat Menurut Panjang yang Dapat Dilayari dan Rata-Rata Kedalaman No. Nama Sungai Panjang (Km) Dapat Dilayari (Km) Kedalaman (M) Rata-Rata Lebar (M) 1. 2. 3. Sungai Kumai Sungai Arut Sungai Lamandau 175,00 250,00 300,00 100,00 190,00 250,00 6,00 4,00 6,00 Sumber : Revisi RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat 300,00 100,00 200,00 5. Klimatologi Kabupaten Kotawaringin Barat terletak pada daerah beriklim panas dan lembab. Hal ini disebabkan karena secara geografis, masih terletak di sekitar khatulistiwa dan bercurah hujan tinggi. Suhu maksimum berkisar 31,8 C 33,8 C dan suhu minimum antara 22,0 C - 23,8 C. Rata-rata kecepatan angin dalam 10 tahun terakhir berkisar antara 5-7 knot. Kecepatan angin tertinggi terjadi pada bulan Agustus dan September. Jumlah hari hujan 292 hari. Curah hujan di Kabupaten Kotawaringin Barat mulai dari wilayah Selatan hingga ke pedalaman yang menjadi semakin meningkat. Jumlah curah hujan 3.000 mm/tahun dalam 10 tahun terakhir. Rincian kondisi suhu udara, kecepatan angin dan banyaknya curah hujan disajikan pada Tabel 2.5, Tabel 2.6 dan Tabel 2.7. RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 33

No. Tabel 2.5 Suhu Udara Rata-Rata Maksimum/Minimum dan Kelembaban Udara Di Stasiun Meteorologi Pangkalan Bun Bulan Suhu Udara ( 0 C) 2009 2010 2011 Maks Min Maks Min Maks Min Kelembaban Udara (%) 2009 2010 2011 1. Januari 31,6 23,3 33,8 22,0 32,9 22,9 90 88 89 2. Februari 32,4 23,2 32,7 23,3 33,5 22,1 88 84 88 3. Maret 31,9 23,0 32,7 23,1 32,7 22,2 90 88 91 4. April 32,4 23,3 33,3 23,7 32,7 22,4 89 89 91 5. Mei 32,7 23,5 33,5 23,8 33,6 22,8 88 89 90 6. Juni 32,5 23,1 32,6 23,5 32,6 22,4 86 89 87 7. Juli 31,4 21,8 32,2 22,7 32,5 21,5 87 90 88 8. Agustus 32,1 22,3 31,8 23,0 32,6 22,0 84 89 87 9. September 33,4 22,5 32,4 23,2 31,4 22,0 83 90 88 10. Oktober 32,8 22,9 32,6 23,2 33,3 23,2 85 89 89 11. Nopember 32,1 23,3 32,6 23,2 32,5 23,2 90 90 90 12. Desember 31,9 23,4 32,5 22,1 32,6 23,2 89 91 92 Sumber : Kotawaringin Barat Dalam Angka, Tahun 2012 Tabel 2.6 Kecepatan Angin Rata-Rata di Stasiun Meteorologi Pangkalan Bun (Knot) No. Bulan 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 1. Januari 6 5 5 6 6 6 6 6 5 2. Februari 5 5 5 6 5 5 6 6 5 3. Maret 5 5 5 5 6 7 5 6 5 4. April 5 5 5 5 5 6 5 5 2 5. Mei 6 5 6 5 5 6 5 5 2 6. Juni 6 6 6 5 6 6 6 5 3 7. Juli 6 6 6 5 6 6 6 5 3 8. Agustus 6 6 6 6 6 6 6 6 3 9. September 6 6 6 7 6 7 7 6 4 10. Oktober 6 6 6 7 6 6 6 6 3 11. Nopember 5 5 5 5 6 6 5 5 2 12. Desember 6 5 6 5 5 5 5 5 3 Sumber : Kotawaringin Barat Dalam Angka 2012 RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 34

Tabel 2.7 Banyaknya Curah Hujan Di Kabupaten Kotawaringin Barat (mm) No. Bulan Curah Hujan 1. Januari 151,0 2. Februari 77,0 3. Maret 254,0 4. April 306,0 5. Mei 128,0 6. Juni 16,0 7. Juli 79,0 8. Agustus 41,0 9. September 117,0 10. Oktober 178,0 11. Nopember 253,0 12. Desember 487,0 Tahun 2011 2.087,0 2010 3.882,0 2009 2.422,4 2008 2.957,2 2007 3.145,6 2006 2.492,7 2005 2.637,6 2004 2.286,3 2003 2.993,7 2002 3.133,1 2001 2.963,4 Sumber : Kotawaringin Barat Dalam Angka 2012 6. Potensi Pengembangan Wilayah Penggunaan lahan merupakan indikator intensitas pemanfaatan ruang. Penggunaan lahan yang kompleks akan menunjukkan intensitas pemanfaatan ruang yang tinggi. Penggunaan tanah/lahan dapat pula digunakan sebagai bahan untuk melihat tingkat kerusakan lingkungan. Di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat penggunaan tanah/lahan masih didominasi oleh corak alamiah yaitu berupa hutan. Penggunaan tanah/lahan didominasi oleh perkebunan rakyat, perkebunan besar, sawah, ladang / tegalan, kebun campur, permukiman dan lain-lain. RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 35

Tabel 2.8 Penggunaan Lahan di Kabupaten Kotawaringin Barat No. Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) % 1. Hutan Lebat 513.917,11 52,11 2. Ladang/Tegalan 35.635,55 3,61 3. Perairan 11.258,62 1,14 4. Alang-Alang 33.968,94 3,44 5. Semak 46.722,67 4,74 6. Hutan Belukar 167.255,64 16,96 7. Kebun Sejenis 8.201,72 0,83 8. Pemukiman/Kampung 13.042,39 1,32 9. Kebun Campuran 54.984,28 5,57 10. Perkebunan Besar 101.299,57 10,27 Jumlah 986.286,49 100,00 Gambar 2.3 Sebaran Penggunaan Lahan di Kabupaten Kotawaringin Barat (Sumber : Revisi RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat) RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 36

Jenis lahan/tanah pada suatu kawasan wilayah sangat berpengaruh terhadap pengalokasian lahan yang dialokasikan penggunaannya oleh Pemerintah Daerah setempat dalam pengembangan pembangunan kawasan tersebut seperti pertanian, perkebunan, kehutanan dan perumahan. Adapun jenis tanah/lahan yang terdapat di wilayah Kecamatan Kumai meliputi : lotosal, komplek podsolik merah kuning podsol, laterik, alluvial, regosol podsol, organosal serta danau atau rawa - rawa. Demikian pula dalam penggunaan tanah yang merupakan indikator intensitas pemanfaatan ruang. Penggunaan tanah yang kompleks akan menunjukkan intensitas pemanfaatan ruang yang tinggi. Penggunaan tanah/lahan dapat pula digunakan sebagai bahan untuk melihat tingkat kerusakan lingkungan. Di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat penggunaan tanah/lahan masih didominasi oleh corak alamiah yaitu berupa hutan. Penggunaan tanah/lahan didominasi oleh perkebunan rakyat, perkebunan besar, sawah, ladang/tegalan, kebun campur, permukiman dan lain-lain. Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah, dapat diidentifikasi wilayah yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya seperti perikanan, pertanian, pariwisata, industri, pertambangan dan lain-lain dengan berpedoman pada rencana tata ruang wilayah. KERANGKA PIKIRAN POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN BUDIDAYA Kondisi Klimatologi Kondisi Geologi Kondisi Hidrologi Kondisi Topografi Penggunaan Lahan Letak, Luas dan Batas Wilayah Potensi Pengembangan Wilayah Kondisi Geografi Lainnya RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 37

7. Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung 7.1. Hutan Lindung Tujuan ditetapkan hutan lindung adalah mencegah terjadinya erosi, bencana banjir, sedimentasi dan menjaga fungsi hidrologi tanah untuk menjamin ketersediaan unsur hara tanah dan air permukaan. Berdasarkan hasil uji konsistensi dengan RTRWP Kalteng Tahun 2011, maka hingga akhir tahun perencanan 2031, hutan lindung di Kabupaten Kotawaringin Barat diarahkan pengembangannya menjadi hutan yang dapat dikonversi menjadi hutan produksi. Pengembangan kawasan untuk ditetapkan menjadi hutan lindung dalam Penataan Ruang Wilayah di Kabupaten Kotawaringin Barat saat ini hanya meliputi 10.088,82 Ha. 7.2 Kawasan Bergambut dan Resapan Air Kawasan gambut yang perlu dilindungi adalah kawasan yang mempunyai kedalaman > 3m pada hulu sungai dan rawa, yang berfungsi untuk melindungi hidrologi wilayah. Tanah gambut mempunyai ekosistem hutan gambut dan gambut mempunyai kemampuan yang besar untuk menyimpan air (dari alam). Kawasan resapan air di Kabupaten kotawaringin Barat seluas 28.991 Ha yang berada di Kecamatan Arut Selatan seluas 491 Ha, Kecamatan Kumai seluas 5.000 Ha, Kecamatan Pangkalan Lada seluas 6.000 Ha, Kecamatan Pangkalan Banteng seluas 4.500 Ha, Kecamatan Arut Utara seluas 8.000 Ha dan Kecamatan Kotawaringin Lama seluas 5.000 Ha. 7.3. Kawasan Perlindungan Setempat Yang termasuk kedalam Kawasan Perlindungan Setempat adalah sebagai berikut : Sempadan Pantai Perlindungan terhadap sempadan pantai dilakukan untuk melindungi wilayah pantai dari kegiatan yang mengganggu kelestarian fungsi pantai. Kriteria sempadan adalah daratan sepanjang tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai, minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah daratan. Sempadan sungai Perlindungan terhadap sempadan sungai dilakukan untuk melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 38

kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai, serta mengamankan aliran sungai. Kriteria sempadan sungai adalah sekurang-kurangnya 100 meter di kiri kanan sungai besar dan 50 meter di kiri kanan anak sungai yang berada di luar permukiman. Untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 50 meter. Sempadan Mata Air Perlindungan terhadap kawasan sekitar mata air adalah sekurangkurangnya dengan jari-jari 200 meter di sekitar mata air. 7.3.1 Kawasan Sempadan Pantai Peruntukkan fungsional kawasan sempadan pantai dimaksudkan dalam upaya melindungi wilayah pantai dari kegiatan yang mengganggu kelestarian fungsi pantai dengan batas minimal 50-100 meter dari titik pasang tertinggi kearah darat yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi pantai serta dimaksudkan untuk mengamankan kerusakan lingkungan akibat gerusan, abrasi dan intrusi air laut. Kebijaksanaan pemanfaatan kawasan yang ditempuh antara lain: Mencegah segala bentuk kawasan kegiatan budidaya disepanjang pantai yang dapat mengganggu kelestarian fungsi pantai. Mengendalikan kegiatan yang telah ada Mengembalikan fungsi lindung pantai yang telah mengalami kerusakan. Kawasan sempadan pantai ini membentang di bagian selatan wilayah pesisir Kabupaten Kotawaringin Barat, mulai dari Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) di Kecamatan Kumai sampai wilayah pesisir selatan Kecamatan Arut Selatan. Panjang pantai ini kurang lebih 156 Km, sehingga luas lahan perlindungan sempadan pantai adalah 1.560 Ha. 7.3.2 Kawasan Sempadan Sungai Sempadan sungai perlu dilindungi dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai. Sungai-sungai di Kabupaten Kotawaringin Barat yang perlu dilindungi adalah sungaisungai besar seperti Sungai Kumai, Sungai Arut dan Sungai Lamandau. Perlindungannya sekurang-kurangnya 100 meter dari kiri dan kanan sungai dan 50 meter bagi anak sungai diluar permukiman serta apabila RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 39

sungai dan anak sungai tersebut melintasi lingkungan permukiman, maka areal perlindungannya adalah 10-50 meter di kiri-kanan sungai. Sempadan Sungai di Kabupaten Kotawaringin Barat mempunyai luas kurang lebih 725 Km². Untuk DAS Arut luas sempadan sungai sekitar 250 Km², sedangkan DAS Lamandau yang mengalir dari Kabupaten Lamandau memiliki sempadan sungai yang harus dilindungi seluas 325 Km² dan DAS Kumai yang merupakan kumpulan anak - anak sungai memiliki luas 150 Km². 7.3.3 Kawasan Mata Air Kawasan mata air merupakan sumber air baku yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup. Sumber mata air terbesar berasal dari tiga sungai yang berada di Kabupaten kotawaringin barat yaitu, Sungai Kumai sepanjang 175 Km, Sungai Lamandau sepanjang 325 Km dan Sungai Arut sepanjang 250 Km. Untuk kawasan mata air lainnya berada di kecamatan Arut Selatan meliputi tebing tinggi, Danau Sulung, Danau Seluluk, Danau Kenambui. Terdapat kawasan mata air yang berasal dari danau di Kecamatan Kotawaringin Lama (Danau Gatal, Masorayan, Terusan, Asam, Purun dan Batang Pagar) seluas 1,209.9 Ha. 7.3.4 Kawasan Sempadan Danau/Rawa Di Kabupaten Kotawaringin Barat terdapat beberapa danau/rawa yang juga perlu dilindungi sebagai pengendali banjir atau digunakan untuk kepentingan masyarakat sehari-hari maupun untuk kepentingan pertanian dan perkebunan. Danau-danau yang dimaksud tersebut adalah Danau Kenambui dan Sulung di Kecamatan Arut Selatan serta Danau Gatal dan Kotawaringin di Kecamatan Kotawaringin Lama. Areal yang perlu dilindungi adalah selebar 50-100 meter dari bibir danau ke arah darat. 7.4. Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam Perlindungan terhadap kawasan suaka alam dan cagar budaya di Kabupaten Kotawaringin Barat dilakukan untuk melindungi keanekaragaman biota, tipe ekosistem, gejala dan keunikan alam bagi kepentingan plasma nuftah, ilmu pengetahuan dan pembangunan pada umumnya. Dalam peraturan Menteri Kehutanan P.19 tahun 2004, kawasan suaka alam dan cagar budaya ini termasuk dalam Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA). RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 40

Kawasan Pelestarian Alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam. Sedangkan Kawasan Suaka Alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di daratan maupun di perairan, yang berupa cagar alam dan suaka margasatwa. Adapun penjelasan dari masing-masing kategori Kawasan Pelestarian Alam dan Kawasan Suaka Alam adalah sebagai berikut : 7.4.1. Kawasan Suaka Alam Kawasan Suaka Alam merupakan kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan. Kawasan yang merupakan kawasan suaka alam di Kabupaten Kotawaringin Barat yaitu Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP), Tanjung Keluang, Suaka Marga Satwa Sungai Lamandau dan Hutan Lindung. 7.4.1.1 Kawasan Suaka Alam Laut dan Perairan Lainnya Kawasan suaka alam laut di Kabupaten Kotawaringin Barat merupakan kawasan konservasi tumbuhan laut seperti padang lamun dan terumbu karang. Kawasan Padang Lamun yang berada di sepanjang garis pantai desa Teluk Bogam, Desa Sungai Bakau, Gosong Senggora dan Sepagar seluas 210 Ha. Kawasan sebaran terumbu karang berada di Sei Sungai Cabang Timur, Gosong Senggora dan Sepagar seluas 200 Ha. Daerah perlindungan laut khususnya ikan berada di Gosong Senggora dan Tanjung Keluang. 7.4.1.2. Kawasan Pantai Berhutan Bakau Hutan bakau adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Kawasan berhutan bakau habitat tumbuhnya di Sungai Mambang Desa Kubu hingga Desa Sungai Bakau di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat seluas 6,973 Ha. 7.4.1.3 Kawasan Suaka Margasatwa Kawasan Suaka Margasatwa Sungai Lamandau adalah areal yang RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 41

terletak di Kecamatan Arut Selatan dan Kecamatan Kotawaringin Lama. Kawasan ini memiliki luas sebesar 32.711,68 Ha atau 3,1% dari luas wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat. 7.4.1.4 Taman Nasional Taman Nasional Tanjung Puting ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 698/pkts/UM/XI/78, tanggal 13 November 1978 dan SK Menteri Kehutanan No 687/kpts-II/1996, tanggal 25 Oktober 1996 seluas 415.040 Ha. Taman ini secara geografis terletak antara 2º35-3º20 LS dan 111º50-112º15 BT sedangkan secara administratif pemerintahan, terletak berbatasan langsung dengan Kabupaten Seruyan. Luas kawasan yang masuk ke dalam wilayah administrasi Kabupaten Kotawaringin Barat adalah seluas 240.778 Ha. 7.4.1.5. Kawasan Taman Wisata Taman Wisata Alam Tanjung Keluang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 046/kpts-II/1984, tanggal 12 Maret 1984 seluas 2.000 Ha. Taman Wisata Tanjung Keluang secara secara administratif pemerintahan, terletak di kecamatan Kumai. 7.4.1.6. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan Kawasan cagar budaya merupakan kawasan yang dilindungi karena memiliki nilai sejarah dan pengetahuan. Kawasan cagar budaya yang ada di Kabupaten Kotawaringin Barat yaitu Istana Kuning/Keraton Lawang Agung Bukit Indera Kencana, Astana Mangkubumi di Kecamatan Arut Selatan, Astana Al-Nursari, Makam dan Masjid Kyai Gede dan Makam Raja Kuta Tanah di Kecamatan Kotawaringin Lama.Di Kecamatan Arut Utara yaitu rumah adat, batu patahan, tiang pantar, balai pinyang laman, batu dahiang burung, sapundu, rumah betang kuning, batu lancang, tempayan hermaung yadana dan monumen iskandar sambi. 7.4.1.7 Kawasan Hutan Kota Kawasan hutan kota yang telah ditetapkan dengan Perda seluas 785,75 Ha, meliputi : a. Kawasan Wisata Alam Kelurahan Sidorejo seluas 5 Ha SK. Bupati Nomor : 188.45/2/HUK; b. Kawasan Pangkalan TNI AU seluas 713 Ha SK. Bupati Nomor : 3 Tahun 2009; c. Hutan Kota Desa Purbasari seluas 55,75 Ha SK. Bupati Nomor : 188.45/16/HUK; d. Kawasan Klinik Rehabilitasi Orang Utan seluas 12 Ha SK. Bupati Nomor : 188.45/1/HUK pebruari Tahun 2007; RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 42

e. Hutan lindung dalam arti khusus Desa Pasir Panjang Kecamatan Arut Selatan seluas 411 Ha; f. Hutan Kota di Kecamatan Arut Selatan dan Kumai (penanaman turus jalan di Kecamatan Arut Selatan seluas 25 Ha); dan g. Hutan Kota di Kecamatan Arut Selatan (penanaman turus jalan di Kota Pangkalan Bun seluas 10 Ha). 7.1.5. Kawasan Rawan Bencana 7.1.5.1 Kawasan Rawan Kebakaran Kebakaran hutan merupakan salah satu dari realitas kondisi yang ada saat ini. Dampak dari kebakaran hutan berupa kabut asap tidak hanya dirasakan secara lokal namun juga secara regional (lintas wilayah/negara). Untuk itu perlu dilakukan suatu rencana yang mengakomodir kawasan rawan kebakaran hutan yang ada di Kabupaten Kotawaringin Barat. Adapun lokasi dari kawasan rawan kebakaran hutan adalah kawasan yang sebelumnya telah terjadi kebakaran (bekas kebakaran). Di Kabupaten Kotawaringin Barat terdapat 1122 titik rawan atau seluas 205 km 2. Kawasan-kawasan yang perlu ditetapkan sebagai kawasan rawan kebakaran hutan adalah kawasan yang terletak di daerah pesisir, dekat pantai dan muara sungai. Menyingkapi masalah permasalahan kebakaran hutan di Kalimantan Tengah, maka kegiatan pengendalian kebakaran yang meliputi kegiatan mitigasi, kesiagaan, dan pemadaman api. Kegiatan mitigasi bertujuan untuk mengurangi dampak kebakaran seperti pada kesehatan dan sektor transportasi yang disebabkan oleh asap. Beberapa kegiatan mitigasi yang dapat dilakukan antara lain: (1) menyediakan peralatan kesehatan terutama di daerah rawan kebakaran, (2) menyediakan dan mengaktifkan semua alat pengukur debu di daerah rawan kebakaran, (3) memperingatkan pihak-pihak yang terkait tentang bahaya kebakaran dan asap, (4) mengembangkan waduk-waduk air di daerah rawan kebakaran, dan (5) membuat parit-parit untuk mencegah meluasnya kebakaran beserta dampaknya. Kesiagaan dalam pengendalian kebakaran bertujuan agar perangkat penanggulangan kebakaran dan dampaknya berada dalam keadaan siap digerakkan. Hal yang paling penting dalam tahap ini adalah membangun partisipasi masyarakat di kawasan rawan kebakaran. RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 43

Tahapan ketiga adalah kegiatan pemadaman api. Pada tahap ini usaha lokal untuk memadamkan api menjadi sangat penting karena upaya di tingkat lebih tinggi memerlukan persiapan lebih lama sehingga dikhawatirkan api sudah menyebar lebih luas. Pemadaman api di kawasan bergambut jauh lebih sulit daripada di kawasan yang tidak bergambut. Hal in terkait dengan kecepatan api yang sangat cepat dan tipe api di bawah permukaan. Strategi pemadaman api secara konvensional seperti pada kawasan hutan dan lahan tidak bergambut harus dikombinasikan dengan cara-cara khas untuk kawasan bergambut, terutama untuk memadamkan api di bawah permukaan. Pemadaman api di bawah pemukaan dengan menyemprotkan air ke atas permukaan lahan tidaklah efektif, karena tanah gambut mempunyai daya hantar air vertikal yang sangat rendah. Cara lainnya adalah dengan membuat parit yang dialiri, atau penyemprotan air melalui lubang yang telah digali hingga batas api di bawah permukaan. 7.1.5.2 Kawasan Rawan Gelombang Pasang dan Kawasan Rawan Banjir Wilayah di Kabupaten Kotawaringin Barat yang termasuk daerah rawan bencana gelombang pasang yaitu Tanjung Pengujan sampai Tanjung Keluang, Teluk Pulai sampai Teluk Ranggau, Keraya dan Sebuai Kecamatan Kumai. Kawasan rawan banjir di Kecamatan Arut Selatan (Desa Kumpai Batu Bawah, Rangda, Sulung Kenambui, Umpang, Tanjung Trantang), Kecamatan Kotawaringin Lama ( Desa Lalang, Rungun dan Kondang). 7.1.6. Kawasan Lindung Lainnya 7.1.6.1 Kawasan Perlindungan Plasma-Nutfah Kawasan lindung hutan plasma-nutfah merupakan kekayaan alam yang ada di Kabupaten Kotawaringin Barat seluas 233.300 Ha yang berada pada Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) seluas 198.588 Ha, Suaka Marga Satwa Lamandau seluas 32.711,68 Ha dan Tanjung Keluang seluas 2.000 Ha. RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 44

7.1.6.2 Kawasan Terumbu Karang dan Biota Laut yang di Lindungi Kawasan yang merupakan daerah Konservasi Laut Daerah (KKLD) terutama terumbu karang,ikan dan padang lamun yang dilindungi berada di Gosong Senggora dan Sepagar secara geografis terletak antara 111 41'65''BT dan 3 12'58''LS, dan daerah perlindungan laut terutama ikan berada di Gosong Sebogor dan Tanjung Keluang secara geografis terletak antara 111 29'43''BT dan 2 58'38''LS. Pencadangan kawasan konservasi perairan sungai atau danau meliputi : a. Kawasan konservasi perairan sungai Arut di sungai Desa Panahan seluas 1.500 Ha; b. Kawasan konservasi perairan Danau Seluluk seluas 200 Ha; c. Kawasan konservasi perairan Danau Gatal seluas 1.500 Ha; d. Kawasan konservasi perairan Danau Masorayan seluas 250 Ha. Tabel 2.9 Kawasan Lindung di Kabupaten Kotawaringin Barat No KAWASAN LINDUNG LOKASI 1. Kawasan Hutan Lindung seluas 10.088,82 Ha Pulau Samudera di Desa Tanjung Putri 2. Kawasan yang memberikan Perlindungan terhadap Kawasan Bawahannya yaitu kawasan resapan air seluas 28.991 Ha 3. Kawasan Perlindungan Setempat terdiri atas: a. Kawasan sempadan pantai yaitu kawasan di sepanjang pantai sepanjang 156 km. b. Kawasan sempadan sungai pada kanan-kiri sepanjang sungai seluas 725 Km 2. c. kawasan sekitar danau meliputi sekitar Danau Sulung, Danau Kenambui, dan Danau Gatal. Di Kec. Arut Utara. Di Kec. Arut Selatan Di Kec. Arut Selatan seluas 491 Ha, Kec. Kumai seluas 5000 Ha, Kec. Pangkalan Lada seluas 6000 Ha, Kec. Pangkalan Banteng seluas 4500 Ha, Kec. Arut Utara seluas 8000 Ha dan Kec. Kotawaringin Lama seluas 5000 Ha Dari Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) di Kecamatan Kumai sampai wilayah pesisir selatan Kecamatan Arut Selatan Sungai Kumai, S. Lamandau, S. Arut, dan anak-anak sungainya Di Kec. Arut Selatan dan Kec. Kotawaringin lama. No KAWASAN LINDUNG LOKASI d. Kawasan sekitar mata air meliputi wilayah sungai dan danau e. Kawasan lindung spiritual meliputi Kawasan Taman Nasional Tanjung Puting dan Kawasan Air Terjun Patih Mambang Desa Keraya. Sungai Kumai panjang 175 Km, Sungai Lamandau panjang 325 Km dan Sungai Arut panjang 250 Km. Untuk kawasan mata air lainnya di kec. Arut Selatan meliputi tebing tinggi, Danau Sulung, Danau Seluluk, Danau Kenambui. Di Kec. Kotawaringin Lama meliputi Danau Gatal, Masorayan, Terusan, Asam, Purun dan Batang Pagar Di Kec. Kumai RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 45

f. Kawasan kearifan lokal meliputi Desa Pasir Panjang dan Desa Sekonyer 4. Kawasan Cagar Budaya terdiri atas : a. Istana Kuning/Keraton Lawang Agung Bukit Indera Kencana, Astana Mangkubumi ; b. Astana Al-Nursari, Makam dan Masjid Kyai Gede dan Makam Raja Kuta Tanah. c. Rumah Adat, Batu Patahan, Tiang Pantar, Balai Pinyang Laman, Batu Dahiang Burung, Sapundu, Rumah Betang Kuning, Batu Lancang, Tempayan Hermaung Yadana dan Monumen Iskandar Sambi. 5. Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam meliputi : a. Suaka Margasatwa Sungai Lamandau luas 32.711,68 Ha b. Taman Nasional : Taman Nasional Tanjung Putting luas 198.588 Ha 6 Taman wisata laut : Taman Wisata Laut Tanjung Keluang luas 2.558,80 Ha. 7 Taman Wisata Alam meliputi: a. Taman Nasional Tanjung puting luas 240.778 Ha, b. Tanjung keluang luas 2.558,80 Ha, c. Suaka Marga Satwa Sungai Lamandau luas 32.711,68 Ha 8 Kawasan suaka alam laut meliputi : a. kawasan padang lamun seluas 210 Ha b. kawasan sebaran terumbu karang seluas 200 Ha c. daerah perlindungan laut khusus ikan 9 kawasan berhutan bakau di Sungai Mambang Desa Kubu hingga Desa Sungai Bakau seluas 6,973 Ha Di Kec. Arut Selatan dan Kec. Kumai a. Kec. Arut Selatan b. Kec. Kotawaringin Lama c. Kec. Arut Utara di Kec. Arut Selatan dan Kec. Kotawaringin Lama. Di kec. Kumai di Kec. Kumai a. di Kec. Kumai, Kec.P.Banteng b. di Kec. Kumai c. di Kec. Kumai dan kec. Kotawaringin Lama a. sepanjang garis pantai desa Teluk Bogam, Desa Sungai Bakau, Gosong Senggora Kec. Kumai; b. Sei Sungai Cabang Timur, Gosong Senggora dan Sepagar kec. Kumai; c. Gosong Sebogor, Gosong Baras Basah dan Tanjung Keluang Kec. Kumai. Di Kec. Kumai No KAWASAN LINDUNG LOKASI 10 Kawasan hutan kota seluas 785,75 Ha meliputi : a. Kawasan wisata alam Kelurahan Sidorejo seluas 5 Ha b. Kawasan Pangkalan TNI AU seluas 713 Ha c. Hutan kota Desa Purbasari seluas 55,75 Ha d. Kawasan Klinik Rehabilitasi Orang Utan seluas 12 Ha e. Hutan lindung dalam arti khusus Desa Pasir Panjang seluas 411 Ha f. Hutan kota di Kecamatan Arut Selatan dan Kumai (penanaman turus jalan di Kecamatan Arut Selatan seluas 25 Ha) g. Hutan kota di Kecamatan Arut Selatan (penanaman turus jalan di Kota Pangkalan Bun a. Kec. Arut Selatan b. Kec. Arut Selatan c. Kec. Arut Selatan d. Kec. Arut Selatan e. Kec. Arut Selatan f. Kec. Arut Selatan dan Kumai g. Kec. Arut Selatan RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 46

seluas 10 Ha). 11 kawasan lindung lainnya meliputi : a. kawasan perlindungan plasma nutfah terdiri atas Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) seluas 240.778 Ha, Suaka Marga Satwa Lamandau seluas 32.711,68 Ha dan Tanjung Keluang seluas 2.558,80 Ha b. kawasan koridor bagi jenis satwa dan biota laut yang di lindungi yaitu ikan, terumbu karang dan padang lamun di Gosong Senggora, Sepagar, Gosong Sebogor,dan Tanjung Keluan c. kawasan perlindungan cagar biosfer di kawasan Taman Nasional Tanjung Puting a. Kec. Kumai b. Kec. Kumai c. Kec. Kumai 7.2 Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya 7.2.1 Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat ini, dimana untuk menghindari tumpang tindih pengelompokan jenis kawasan budidaya dan untuk menselaraskan produk tata ruang diatasnya, maka penetapan jenis kawasan budidaya mengikuti terminologi dari Pemerintah Daerah Propinsi Kalimantan Tengah dalam produk RTRWP 2006. Kawasan budidaya dikategorikan menjadi; Kawasan Budidaya Hutan Produksi (HP), Hutan Produksi Tetap (HPT), Kawasan Pengembangan Produksi (KPP), Kawasan Permukiman dan Penggunaan Lain (KPPL). 7.2.2. Kawasan Pengembangan Hutan Produksi (HP) Kawasan hutan produksi diarahkan pemanfaatannya untuk tujuan pemenuhan kebutuhan kayu serta keperluan industri, baik untuk tujuan lokal, nasional maupun ekspor. Kawasan Hutan Produksi terdiri dari 3 kawasan, yaitu Kawasan Hutan Produksi Tetap (HP) dan Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK). Dalam draft Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2009, kawasan hutan produksi yang masuk ke dalam wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar terletak di kecamatan Arut Utara, Arut Selatan dan di Kecamatan Kotawaringin Lama, serta sebagian kecil di Kecamatan Pangkalan Banteng, yang terdiri dari Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas 53.468,68 Ha dan Kawasan Hutan Produksi Tetap (HP) seluas 242.593,49 Ha dan Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK) seluas 158.151,49 Ha. RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 47

7.2.3 Kawasan Pengembangan Produksi (KPP) Kawasan Pengembangan Produksi (KPP) diarahkan penggunaannya untuk kegiatan budidaya non kehutanan berskala besar, termasuk diantaranya usaha perkebunan besar swasta (PBS). Luas yang direncanakan untuk Kawasan Pengembangan Produksi (KPP) ini adalah seluas 110.690,05 Ha atau 10,29 % dari luas wilayah kabupaten. 7.2.4 Kawasan Hutan Rakyat (HTR) Penetapan pencadangan lokasi Hutan Tanaman Rakyat (HTR) untuk Kabupaten Kotawaringin Barat ditetapkan oleh Menteri Kehutanan No. SK. 114/Menhut-II/2008 seluas 11.924 Ha meliputi Kecamatan Arut Utara ( Desa Nanga Mua, Desa Pangkut, Desa Sukarami, Desa Kerabu, dan Desa Gandis) dan Desa Amin Jaya Kecamatan Pangkalan Banteng. 7.2.5 Kawasan Pemukiman dan Penggunaan Lain (KPPL) Kawasan Pemukiman dan Penggunaan Lain adalah kawasan dengan peruntukan kegiatan budidaya, kawasan pemukiman kota, desa, kawasan industri, pariwisata, pertanian tanaman pangan, perikanan, peternakan, perkebunan dan hutan rakyat, serta penggunaan lain selain di atas. Kawasan ini direncanakan dengan rinciannya sebagai berikut : 7.2.6. Kawasan Peruntukan Pertanian Untuk kawasan pertanian tanaman pangan yang ada di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat terdiri dari pertanian lahan basah dan pertanian lahan kering, perikanan, dan perkebunan rakyat. Adapun pengelolaan untuk kawasan pertanian ini adalah sebagai berikut : Pengembangan dan intensifikasi lahan basah di Kecamatan Arut Selatan seluas 15.270 Ha, Kotawaringin Lama seluas 2.320 Ha, Kumai seluas 5.577 Ha, Arut Utara seluas 110 Ha, Pangkalan Banteng seluas 610 Ha dan Pangkalan Lada seluas 335 Ha yaitu pada tanah alluvial di sekitar sungai, baik pada lahan pasang surut maupun non pasang surut. Pengembangan dan intensifikasi lahan kering untuk tanaman pangan diarahkan ke Kecamatan Arut Selatan, Kotawaringin Lama, Kumai, Arut Utara, Pangkalan Banteng dan Pangkalan Lada Intensifikasi hortikultura di Kecamatan Arut Selatan, Kotawaringin Lama, Kumai, Arut Utara, Pangkalan Banteng dan Pangkalan Lada RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 48

Upaya perencanaan terhadap kawasan pertanian di Kabupaten Kotawaringin Barat adalah : 1. Pemanfaatan ruang di kawasan peruntukan pertanian harus diperuntukan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dalam hal ini masyarakat Kabupaten Kotawaringin Barat, dengan tetap memelihara sumber daya tersebut sebagai cadangan pembangunan yang berkelanjutan dan tetap memperhatikan kaidah-kaidah pelestarian fungsi lingkungan hidup; 2. Penggunaan lahan untuk kegiatan pertanian tanaman harus memanfaatkan potensi tanah yang sesuai untuk peningkatan kegiatan produksi dan wajib memperhatikan aspek kelestarian fungsi lingkungan hidup dan mencegah kerusakannya; 3. Kawasan pertanian tanaman lahan basah dengan irigasi teknis tidak boleh dialihfungsikan; 4. Kawasan pertanian tanaman lahan kering tidak produktif dapat dialihfungsikan dengan syarat-syarat tertentu yang diatur oleh pemerintah daerah setempat dan atau oleh Departemen Pertanian; 5. Wilayah yang menghasilkan produk perkebunan yang bersifat spesifik lokasi dilindungi kelestariannya dengan indikasi ruang; Wilayah yang sudah ditetapkan untuk dilindungi kelestariannya dengan indikasi geografis dilarang dialihfungsikan; 6. Upaya pengalihan fungsi lahan dari kawasan pertanian lahan kering tidak produktif (tingkat kesuburan rendah) menjadi peruntukan lain harus dilakukan tanpa mengurangi kesejahteraan masyarakat. 7.2.7. Kawasan Peruntukan Perkebunan Kabupaten Kotawaringin Barat dengan luas 1.075.900 Ha, cadangan lahan perkebunan seluas 212.671 Ha, terdiri dari perkebunan besar kelapa sawit, karet, lada, kelapa, dll tersebar di 6 Kecamatan di kabupaten Kotawaringin Barat. 7.2.8. Kawasan Peruntukan Perikanan Kawasan peruntukan perikanan meliputi : a. kawasan peruntukan perikanan tangkap seluas (156 Km x 4 mil) yang berada di perairan laut sepanjang garis pantai, yaitu Desa Teluk Bogam, Kubu, Keraya, Teluk Pulai, Sebuai dan Sungai Bakau Kecamatan Kumai; RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 49

b. kawasan peruntukan budidaya perikanan darat jenis keramba berada di Kelurahan Raja Seberang hingga Kelurahan Baru Kecamatan Arut Selatan dan simpang Sungai Lamandau dan Sungai Arut hingga danau Seluluk; c. kawasan peruntukan budidaya ikan tambak berada di desa Sungai Bakau, Kumai Hilir (Teluk Pengarangan), Sungai Cabang Timur, Keraya, Sebuai di Kecamatan Kumai dan Desa Tanjung Putri Kecamatan Arut Selatan; d. kawasan peruntukan pengembangan budi daya rumput laut di Sungai Bakau dan Teluk Bogam Kecamatan Kumai; dan e. kawasan pengolahan ikan di Kecamatan Kumai. f. Untuk kawasan perikanan tangkap tradisional yang diperbolehkan harus berada di luar zonasi konservasi terumbu karang dan biota laut yang dilindungi dan zona alur transportasi laut. 7.2.9 Kawasan Peruntukan Pertambangan Kawasan peruntukan pertambangan tersebar di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat, yaitu untuk pertambangan batu bara berada di Kecamatan Pangkalan Banteng, Tambang biji besi di Kecamatan Arut Utara (Desa Pandau, Desa Riam dan Desa Sambi), Tambang emas di Kecamatan Arut Utara (Desa Pangkut, Desa Kerabu dan Desa Penyombaan), Tambang zirkon di kecamatan Pangkalan Banteng dan Kecamatan Kumai. 7.2.10. Kawasan Peruntukan Industri Kawasan industri adalah tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri menurut Keppres nomor 41 Tahun 1996. Pengembangan kawasan industri di Kabupaten Kotawaringin Barat berdasarkan Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2008 tentang Rencana Kawasan Industri Kabupaten Kotawaringin Barat. Lokasi kawasan industri berada di kelurahan Kumai hulu, berada di sebelah selatan pelabuhan CPO dan pelabuhan Kumai, dan seberang sungai Kumai, berseberangan dengan pelabuhan CPO pelindo III. 7.2.11. Kawasan Peruntukan Pariwisata Pemanfaatan ruang untuk daya tarik wisata di Kabupaten RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 50

Kotawaringin Barat terletak pada wisata alam yang dapat ditingkatkan pengembangannya secara fisik dan non fisik sehingga dapat berfungsi dan bernilai tambah. Lokasi-lokasi wisata yang ada di Kabupaten Kotawaringin Barat antara lain: 1) Kawasan wisata alam : Kecamatan Kumai seperti : Taman Nasional Tanjung Puting, Pantai Kubu, Pantai Keraya, Pantai Teluk Bogam, Tanjung Keluang, Pantai Sebuai, Air terjun Patih Mambang, Gosong Senggora, Suaka Marga Satwa Lamandau, Danau naruhum. 2) Kawasan wisata budaya : Kecamatan Arut Selatan seperti : Istana Kuning, Astana Mangkubumi, Kolam Pemandian Putri Raja dan Makam Raja-raja Kutaringin yang terletak di tengah kota Pangkalan Bun Kecamatan Kotawaringin Lama : Astana Al Nursari, Masjid Kyai Gede dan Makam Kyai Gede terletak di Kecamatan Kotawaringin Lama. 7.2.12. Kawasan Peruntukan Permukiman Pengembangan kawasan permukiman di Kabupaten Kotawaringin Barat diarahkan untuk pemenuhan perumahan yang layak huni untuk berbagai lapisan masyarakat. Untuk klasifikasi dari permukiman yang ada di Kabupaten Kotawaringin Barat dapat dibagi menjadi tiga yaitu : Permukiman dengan kepadatan tinggi Kawasan permukiman dengan kepadatan tinggi berada di wilayah Kecamatan Pangkalan Lada dengan tingkat kepadatan 116.62 jiwa/km 2, Kecamatan Arut Selatan dengan tingkat kepadatan 37.34 jiwa/km 2, dan Kecamatan Pangkalan Banteng dengan tingkat kepadatan 24.91 jiwa/km 2 ; Permukiman dengan skala kepadatan sedang Kawasan permukiman dengan kepadatan sedang berada di wilayah Kecamatan Kotawaringin Lama dengan tingkat kepadatan 14.20 jiwa/km 2., dan Kecamatan Kumai dengan tingkat kepadatan 14.94 jiwa/km 2 ; Permukiman dengan skala kepadatan rendah Kawasan permukiman dengan kepadatan sedang berada di wilayah Kecamatan Arut Utara dengan tingkat kepadatan 5.08 jiwa/km 2. Jika dilihat dari kecenderungan yang ada pada umumnya RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 51

permukiman yang dibangun oleh pribadi (masyarakat) ada tiga jenis yaitu yang tertata dengan rapi, sembarangan dan tidak teratur, serta kampung kumuh. Permukiman yang dibangun/dikembangkan oleh pengembang umumnya berupa rumah dalam berbagai tipe, sedangkan untuk rumah dinas tidak ada penambahan. Pengembangan kawasan perumahan dan permukiman di Kabupaten Kotawaringin Barat ditentukan berdasarkan atas luasan kapling rumah dibawah ini: a. Rumah kapling kecil, setidaknya seluas 200 meter persegi. b. Rumah kapling menengah, luas lahan antara >250 meter persegi. c. Rumah kapling besar, luas lahan >500 meter persegi. Tabel 2.10 Rencana Pengembangan Perumahan Kecamatan Jumlah Pertambahan Kebutuhan Rumah Tahun 2031 (unit) Luas LahanYang dibutuhkan Untuk Pertambahan Rumah Tahun 2031 (km2) Besar Sedang Kecil Jumlah Besar Sedang Kecil Jumlah Ktw. Lama 638 1.913 3.826 6.377 318.866,36 478.299,54 765.279,26 1.562.445,16 Arut selatan 3.305 9.915 19.830 33.049 1.652.458,38 2.478.687,57 3.965.900,11 8.097.046,06 Kumai 1.610 4.829 9.658 16.097 804.846,65 1.207.269,97 1.931.631,95 3.943.748,57 Arut utara 503 1.510 3.019 5.032 251.611,39 377.417,09 603.867,34 1.232.895,83 P. Banteng 1.200 3.600 7.200 12.001 600.038,96 900.058,43 1.440.093,50 2.940.190,89 P. Lada 985 2.955 5.910 9.850 492.508,46 738.762,70 1.182.020,31 2.413.291,47 Total 8.241 24.722 49.444 82.407 4.120.330,20 6.180.495,30 9.888.792,48 20.189.617,98 Sumber: Hasil Rencana, Tahun 2031 Arahan pengembangan untuk kawasan perumahan di Kabupaten Kotawaringin Barat pada masa mendatang adalah sebagai berikut : a. Pembangunan rumah tidak boleh merusak kondisi lingkungan yang ada. b. Dalam penataan rumah harus memperhatikan lingkungan dan harus berpegang pada ketentuan KDB dan KLB yang telah ditetapkan. c. Pada kawasan-kawasan atau lokasi-lokasi yang berfungsi sebagai ruang terbuka hijau dan bersifat khusus sebaiknya tidak dialihfungsikan untuk permukiman atau kegiatan lain yang diperkirakan dapat menurunkan kualitas lingkungan. d. Mendorong partisipasi masyarakat untuk mengadakan rumah sendiri RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 52

tetapi penataannya harus mengikuti rencana tata ruang dan advis planning yang dikeluarkan oleh Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah. e. Untuk pengembangan perumahan yang dilakukan oleh developer harus disertai juga dengan pembangunan fasilitas umum dan sosial terutama pada RTH dan lapangan olah raga, tempat ibadah, makam, perbelanjaan, serta jalan yang menghubungkan dengan jalan yang ada disekitarnya dan jalan utama kota. f. Pada kawasan terbangun kota, harus disediakan ruang terbuka hijau yang cukup yaitu : Untuk kawasan yang padat, minimum disediakan area 10% dari luas total kawasan. Untuk kawasan yang berkepadatan bangunannya sedang harus disediakan ruang terbuka hijau minimum 20 % dari luas kawasan. Untuk kawasan berkepadatan bangunan rendah harus disediakan ruang terbuka hijau minimum 30 % terhadap luas kawasan secara keseluruhan. Untuk kawasan permukiman, taman harus disediakan ruang terbuka hijau 60 % terhadap luas kawasan secara keseluruhan. Berdasarkan RTRW Kabupaten Kotaearingin Barat, kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan di Kabupaten Kotawaringin Barat sebagaimana tertera dalam tabel berikut : Tabel 2.11 Kawasan Permukiman di Kabupaten Kotawaringin Barat No KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN KAWASAN PERMUKIMAN PERDESAAN 1. Kec. Arut Selatan di Pangkalan Bun a. Tanjung Putri b. Kumpai Batu Bawah c. Kumpai Batu Atas d. Pasir Panjang e. Mendawai f. Mendawai Seberang g. Raja h. Sidorejo i. Madurejo j. Baru RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 53

2. Kec. Kotawaringin Lama di Kotawaringin k. Raja seberang l. Rangda m. Kenambui n. Runtu o. Umpang p. Natai Raya q. Medang Sari r. Natai Baru s. Tanjung Trantang t. Sulung a. Babual Baboti b. Tempayung c. Sakabulin d. Kinjil e. Kotawaringin Hilir f. Riam Durian g. Dawak h. Kotawaringin Hulu i. Lalang j. Rungun k. Kondang l. Suka Mulya m. Sukajaya n. Suka Makmur o. Ipuh Bangun Jaya p. Sumber Mukti q. Palih Baru r. Makarti Jaya 3. Kec. Kumai di Kumai a. Sungai Cabang b. Teluk Pulai c. Sungai Sekonyer d. Kubu e. Sungai Bakau f. Teluk Bogam g. Keraya h. Sebuai i. Sungai Kapitan j. Kumai Hilir k. Batu Belaman l. Sungai Tendang m. Candi n. Kumai Hulu o. Sungai Bedaun p. Bumi Harjo q. Pangkalan Satu 4. Kec. Pangkalan Lada di Pandu Sanjaya a. Pandu Sanjaya b. Purbasari c. Sungai Rangit Jaya d. Sumber Agung e. Lada Mandala Jaya f. Makarti Jaya g. Pangkalan Tiga RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 54

h. Kadipi Atas i. Pangkalan Dewa j. Pangkalan Durin k. Sungai Melawen 5. Kec. Pangkalan Banteng di Karang Mulya a. Pangkalan Banteng b. Mulya Jadi c. Amin Jaya d. Natai Kerbau e. Karang Mulya f. Marga Mulya g. Arga Mulya h. Kebon Agung i. Sido Mulyo j. Simpang Berambai k. Sungai Hijau l. Sungai Bengkuang m. Sungai Pakit n. Sungai Kuning 6. Kec. Arut Utara di Pangkut a. Nanga Mua b. Pangkut c. Sukarami d. Gandis e. Kerabu f. Penyombaan g. Sambi h. Pandau i. Riam j. Penahan k. Sungai Dau 7.2.13. Kawasan Peruntukan Lainnya Rencana Pengembangan Kawasan Perdagangan dan Jasa Seiring dengan perkembangan Kabupaten Kotawaringin Barat maka kegiatan perdagangan di Kabupaten Kotawaringin Barat juga semakin meningkat. Kabupaten Kotawaringin Barat dalam skala nasional dan regional mempunyai fungsi sebagai pusat kegiatan distribusi barang dan jasa untuk wilayah sekitarnya. Sehingga dengan demikian keberadaan pusat perdagangan dan jasa (komersial) yang ada di Kabupaten Kotawaringin Barat mempunyai arti yang sangat penting dan perlu diarahkan secara tepat. Rencana pengembangan kawasan komersial yang ada di Kabupaten RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 55

Kotawaringin Barat adalah sebagai berikut : 1. Kegiatan perdagangan skala besar (grosir) untuk jenis sayuran, ikan dan sejenisnya, garment, elektronika dan barang pelengkapan sehari-hari diarahkan di Kecamatan Kumai, karena dekat dengan pelabuhan dan akan dikembangkan sebagai kawasan industri pengolahan hasil bumi. Kegiatan perdagangan ini perlu dilengkapi dengan tempat bongkar muat barang, tempat parkir kendaraan, container sampah dan pelengkap kebersihan lainnya. 2. Untuk kegiatan perdagangan barang campuran, misalnya garment, elekronika dan jasa seperti bank, show room mobil-motor, bioskop, biro perjalanan, akan dilayani di sekitar pusat kota. Pengembangan perdagangan dan jasa pada kawasan ini diarahkan dengan itensitas rendah-sedang baik dalam bentuk bangunan maupun tarikan orang yang akan datang dengan disertai sistem parkir di dalam (off street) 3. Perdagangan kebutuhan sehari-hari untuk skala kecil dan menengah dilayani oleh pasar yang tersebar di seluruh kecamatan Kabupaten Kotawaringin Barat. Kawasan ini juga dikelilingi oleh pertokoan yang akan menjadi pusat pelayanan bagi wilayah sekitarnya. 4. Sesuai dengan perkembangan Kabupaten Kotawaringin Barat maka diperlukan pengembangan kawasan perdagangan baru dengan berbagai skala pelayanan, mulai dari toko/warung, pertokoan, pasar, yaitu: a) Pusat perdagangan baru, direncanakan pada setiap pusatpusat pelayanan; b) Pertokoan, dimana pengembangannya diperlukan pada kawasan baru yang telah dan akan dikembangkan. Pertokoan ini sebaiknya berdekatan dengan fasilitas umum lainnya sehingga secara keseluruhan berfungsi sebagai pusat lingkungan; c) Toko dan warung, sifatnya eceran dan barang dagangannya merupakan bahan kebutuhan sehari-hari. Arahan pengembangannya adalah menjadi satu dengan kawasan/lingkungan permukiman. 7.2.14. Rencana Pengembangan Kawasan Fasilitas Umum Kawasan Perkantoran RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 56

Kawasan perkantoran yang ada di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat tetap dipertahankan di PKW Kabupaten Kotawaringin Barat Kota Pangkalan Bun yang memiliki skala pelayanan regional, dan di Kecamatan Kumai yang memiliki skala pelayanan kecamatan/lokal, sedangkan untuk instansi lainnya lokasinya menyebar. Kawasan Pendidikan Untuk melayani kebutuhan penduduk, kegiatan pendidikan di Kabupaten Kotawaringin Barat diarahkan tersebar di seluruh wialyah kecamatan. Kawasan Pelayanan Kesehatan Untuk masa yang akan datang lokasi dari rumah sakit yang ada di Kabupaten Kotawaringin Barat tetap dipertahankan mengingat lokasinya yang ada pada saat ini cukup sentral dan mempunyai aksesibilitas yang tinggi, jadi hanya perlu meningkatkan mutu pelayanan saja. Sedangkan untuk pengembangan pelayanan kesehatan lainnya setingkat puskesmas diarahkan di pusat pelayanan lingkungan permukiman terutama pada wilayah baru yang akan dikembangkan sehingga pengembangan baru ini (bersamaan dengan fasilitas lainnya) sekaligus dapat merupakan daya tarik perkembangan daerah pada masa yang akan datang. Selain itu terkait dengan ini untuk pusat pelayanan PKL yang tidak mempuyai fasilitas kesehatan setingkat puskesmas harus dikembangkan pada pusat pelayanan PKL ini. Kawasan Peribadatan Seperti pada umumnya masyarakat di Indonesia, ternyata masyarakat Kabupaten Kotawaringin Barat mayoritas memeluk agama Islam, setelah itu agama Kristen Hindu, dan Budha. Berbagai jenis fasilitas peribadatan ini lokasinya sudah tersebar dan sudah dapat melayani kebutuhan penduduk. Ruang Olah Raga Sesuai dengan kondisi Kabupaten Kotawaringin Barat maka untuk rencana Ruang Olah Raga diarahkan pengembangan lapangan olah raga yang bersifat terbuka terutama disetiap unit lingkungan permukiman yang ada di Kabupaten Kotawaringin Barat. Untuk lapangan olah raga yang ada sekarang sebisa mungkin dihindari untuk peralihan fungsi sebagai kawasan terbangun, dan hanya difungsikan sebagai RTH baik RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 57

untuk tempat olah raga, taman kota, maupun sebagai peresapan air. Ruang Terbuka Non Hijau Kota Ruang terbuka non hijau merupakan ruang terbuka di wilayah perkotaan yang tidak termasuk dalam kategori RTH berupa ruang terbuka yang diperkeras (paved) yaitu jalan maupun ruang-ruang terbuka yang telah diperkeras sehingga tidak terdapat vegetasi yang mampu meresapkan air. Luasan area ruang terbuka non hija diperoleh dari luas lapangan olahraga, lapangan upacara, serta parkir terbuka. Area ini tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat. Rencana pengembangan ruang terbuka non hijau di Kabupaten Kotawaringin Barat adalah mempertahankan ruang terbuka non hijau yang saat ini ada yaitu ruang terbuka yang diperkeras (paved) meliputi taman bermain, stadion olahraga, jaringan jalan serta parkir yang diperkeras sehingga bersama dengan fungsi ruang terbuka hijau (RTH) akan meningkatkan kualitas lingkungan fisik, ekonomi dan sosial Kabupaten Kotawaringin Barat. Kawasan Budi Daya di Kabupaten Kotawaringin Barat, sebagaimana tertera dalam tabel berikut : Tabel 2.12 Kawasan Budi Daya di Kabupaten Kotawaringin Barat No KAWASAN BUDI DAYA LOKASI 1. kawasan peruntukan hutan produksi terdiri atas: a. hutan produksi terbatas (HPT) seluas 49.315 Ha; b. hutan produksi tetap (HP) seluas 246.315 Ha; a. Tersebar di semua kecamatan kabupaten di Kabupaten Kotawaringin Barat; b. Tersebar di semua kecamatan kabupaten di Kabupaten Kotawaringin Barat. 2. Kawasan peruntukan hutan rakyat (HTR) seluas 11.924 Ha di Kecamatan Arut Utara yaitu Desa Nanga Mua, Desa Pangkut, Desa Sukarami, Desa Kerabu, dan Desa Gandis. Dan Desa Amin Jaya Kecamatan Pangkalan Banteng. RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 58

3. Kawasan peruntukan pertanian terdiri atas: a. Kawasan pertanian tanaman pangan (APL) meliputi : 1) Kawasan pertanian lahan basah seluas 34.861 Ha 2) Kawasan pertanian lahan kering seluas 78.295,75 Ha b. Kawasan perkebunan (HPK) seluas 156.063 Ha; 3. Kawasan peruntukan pertambangan (Kawasan Non Kehutanan dan Kawasan Hutan bukan Kawasan Konservasi dengan Pelepasan Menhut) a. kawasan peruntukan pertambangan batu bara; b. kawasan peruntukan pertambangan emas; dan c. kawasan peruntukan pertambangan zirkon. 4. Kawasan peruntukan pariwisata (Kawasan Hutan dan Kawasan Non Hutan) terdiri atas: a. kawasan wisata alam; b. kawasan wisata alam laut/wisata bahari; c. kawasan wisata budaya; d. kawasan wisata buatan. 5. Kawasan peruntukan perikanan a. kawasan peruntukan perikanan tangkap seluas (156 Km x 4 mil); b. kawasan peruntukan budidaya perikanan darat jenis keramba; a. Tersebar di 6 kecamatan b. Tersebar di 6 kecamatan a. di Kecamatan Pangkalan Banteng, Tambang biji besi di Kecamatan Arut Utara meliputi Desa Pandau, Desa Riam dan Desa Sambi; b. di Kecamatan Arut Utara meliputi Desa Pangkut, Desa Kerabu dan Desa Penyombaan; dan c. di kecamatan Pangkalan Banteng dan Kecamatan Kumai. a. di Kecamatan Kumai berupa Taman Nasional Tanjung Puting, Pantai Kubu, Pantai Keraya, Pantai Teluk Bogam, Tanjung Keluang, Pantai Sebuai, Air terjun Patih Mambang, Gosong Senggora, Suaka Marga Satwa Lamandau, Danau naruhum, Sungai Sekonyer, dan kawasan wisata Sungai Buluh Besar; b. pantai Tanjung Keluang, c. di Kecamatan Arut Selatan berupa Istana Kuning, Astana Mangkubumi, Kolam Pemandian Putri Raja dan Makam Raja-raja Kutaringin yang terletak di tengah kota Pangkalan Bun dan di Kecamatan Kotawaringin Lama berupa Astana Al Nursari, Masjid Kyai Gede dan Makam Kyai Gede; d. kawasan taman hiburan rakyat Pangkalan Bun Park. a. di perairan laut sepanjang garis pantai, yaitu Desa Teluk Bogam, Kubu, Keraya, Teluk Pulai, Sebuai dan Sungai Bakau Kecamatan Kumai; b. di Kelurahan Raja Seberang hingga Kelurahan Baru Kecamatan Arut Selatan dan simpang Sungai Lamandau dan Sungai Arut hingga RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 59

c. kawasan peruntukan budidaya ikan tambak; d. kawasan peruntukan pengembangan budi daya rumput laut; dan e. kawasan pengolahan ikan 6. Kawasan peruntukan industri a. kawasan peruntukan industri besar; b. kawasan peruntukan industri kecil; dan c. kawasan peruntukan agroindustri. d. Kawasan Pabrik Pulp PT. Korintiga Hutani berada di Desa Natai Peramuan Kecamatan Kumai 7. Kawasan peruntukan permukiman a. kawasan peruntukan permukiman perkotaan b. kawasan peruntukan permukiman perdesaan 8. Kawasan peruntukan lainnya a. kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan meliputi Hutan kawasan tertentu untuk latihan militer (HKT-M); b. kawasan peruntukan perdagangan dan jasa yaitu pengembangan kawasan komersial dengan kegiatan perdagangan skala besar, sedang dan rumah tangga; dan c. kawasan peruntukan fasilitas umum meliputi kawasan perkantoran, pendidikan, pelayanan kesehatan, peribadatan, ruang olah raga dan kawasan ruang terbuka hijau. danau Seluluk; c. di desa Sungai Bakau, Kumai Hilir (Teluk Pengarangan), Sungai Cabang Timur, Keraya, Sebuai di Kecamatan Kumai dan Desa Tanjung Putri Kecamatan Arut Selatan; d. di Sungai Bakau dan Teluk Bogam Kecamatan Kumai; dan e. di Kecamatan Kumai. a. di Kecamatan Kumai, P.Lada dan P.Banteng; b. tersebar diseluruh daerah di Kabupaten kotawaringin Barat; dan c. tersebar diseluruh daerah di Kabupaten kotawaringin Barat d. Desa Natai Peramuan Kecamatan Kumai a. meliputi Pangkalan Bun, Kotawaringin, Pandu Sanjaya, Karang Mulya, Kumai, Pangkut; b. meliputi desa-desa di Kab. Kotawaringin Barat a. di Kecamatan Kumai; b. tersebar di 6 kecamatan; dan c. tersebar di 6 kecamatan. 7.2.14. Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi Kawasan ini memiliki potensi untuk berkembangnya sektor-sektor strategis yang memiliki pengaruh skala regional dan nasional serta dimungkinkan internasional. Kawasan yang berperan menunjang sektor strategis pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kotawaringin Barat adalah : a. Kawasan Pengembangan Peternakan berupa kawasan Peternakan ruminansia (sapi potong dan kambing) di Kecamatan Arut Selatan, Kumai dan Pangkalan Lada dan non ruminansia (ayam potong dan itik) di Kecamatan Kotawaringin Lama, Arut Selatan, Kumai, Pangkalan Banteng dan Pangkalan Lada; RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 60

b. Kawasan pertanian berkelanjutan yang dipaduserasikan dengan pengembangan irigasi teknis yang terdapat di Kecamatan Arut Selatan seluas 15.270 Ha, Kecamatan Arut Utara seluas 110 Ha, Kecamatan Pangkalan Lada seluas 335 Ha, Kecamatan Pangkalan Banteng seluas 610 Ha, Kecamatan Kotawaringin Lama seluas 2.320 Ha dan Kecamatan Kumai seluas 5.577 Ha; Tabel 2.13 Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Pengelolaan Sumber Daya Air (Daerah Irigasi dan Daerah Rawa) No NAMA DI LOKASI I DAERAH IRIGASI 1. DI BERAMBAI MAKMUR KEC. PANGKALAN BANTENG seluas 250 Ha 2. DI KUMPAI BATU ATAS KEC. ARUT SELATAN seluas 1500 Ha 3. DI PANGKALAN SATU KEC. ARUT SELATAN seluas 100 Ha 4. DI PALIH BARU KEC. KOTAWARINGIN LAMA seluas 300 Ha 5. DI SAGU SUKA MULYA KEC. KOTAWARINGIN LAMA seluas 200 Ha II DAERAH RAWA KEC. ARUT SELATAN KEC. KUMAI DR PASIR PANJANG seluas 50 Ha DR KUMPAI BATU BAWAH seluas 2.500 Ha DR NATAI RAYA seluas 400 Ha DR RANGDA seluas 600 Ha DR KENAMBUI seluas 150 Ha DR UMPANG seluas 500 Ha DR TANJUNG PUTERI seluas 400 Ha DR RUNTU seluas 400 Ha DR MEDANG SARI seluas 200 Ha DR NATAI BARU seluas 200 Ha DR TANJUNG TERANTANG seluas 1.900 Ha DR SULUNG seluas 500 Ha DR MADUREJO seluas 60 Ha DR SIDOREJO seluas 400 Ha DR BARU seluas 600 Ha DR MENDAWAI seluas 3.800 Ha DR RAJA SEBERANG seluas 4.000 Ha DR MENDAWAI SEBERANG seluas 1.000 Ha DR SUNGAI TENDANG seluas 500 Ha DR SUNGAI KAPITAN seluas 600 Ha DR KUBU seluas 300 Ha DR SUNGAI BAKAU seluas 800 Ha DR SEBUAI BARAT/SEI RENGAS seluas 1.600 Ha DR TELUK PULAI seluas 1.000 Ha DR SUNGAI CABANG seluas 500 Ha DR SUNGAI SEKONYER seluas 2.000 Ha DR SUNGAI BEDAUN seluas 300 Ha DR BUMI HARJO seluas 20 Ha RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 61

DR KUMAI HILIR seluas 2.000 Ha DR KUMAI HULU seluas 300 Ha DR CANDI seluas 350 Ha KEC. KOTAWARINGIN LAMA KEC. PANGKALAN LADA KEC. PANGKALAN BANTENG KEC. ARUT UTARA DR LALANG seluas 200 Ha DR RUNGUN seluas 200 Ha DR KONDANG seluas 200 Ha DR RIAM DURIAN seluas 30 Ha DR DAWAK seluas 300 Ha DR KINJIL seluas 15 Ha DR SAKABULIN seluas 65 Ha DR TEMPAYUNG seluas 45 Ha DR BABUAL BABOTI seluas 50 Ha DR SUMBER MUKTI seluas 200 Ha DR SUKA MAKMUR seluas 10 Ha DR IPUH BANGUN JAYA seluas 10 Ha DR KOTAWARINGIN HILIR seluas 850 Ha DR KOTAWARINGIN HULU5 seluas 500 Ha DR LADA MANDALA JAYA seluas 280 Ha DR MAKARTI JAYA seluas 170 Ha DR PURBASARI seluas 150 Ha DR PANGKALAN DEWA seluas 20 Ha DR PANGKALAN BANTENG seluas 150 Ha DR MARGA MULYA seluas 85 Ha DR AMIN JAYA seluas 100 Ha DR ARGA MULYA seluas 10 Ha DR MULYA JADI seluas 125 Ha DR NATAI KERBAU seluas 100 Ha DR SAMBI seluas 50 Ha DR PENYOMBAAN seluas 200 Ha DR PANGKUT seluas 100 Ha c. Kawasan perkebunan yaitu : 1. Perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Kumai, Arut Utara, Arut Selatan, Kotawaringin Lama, Pangkalan Banteng dan Pangkalan Lada; 2. Perkebunan karet di Kecamatan Pangkalan Banteng, Arut Selatan dan Kumai; 3. Perkebunan lada di Kecamatan Pangkalan Lada; d. Kawasan terpadu Industri, pelabuhan, peti kemas dan pergudangan, serta simpul transportasi darat, laut dan udara berupa KSP Pangkalan Bun Kumai, KSP Pandu Sanjaya Karang RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 62

Mulya (Pakam), KSP Pangkut, Kawasan pelabuhan yaitu : Pelabuhan Tanjung Kalap/CPO Bumi Harjo dan Pelabuhan Ro-Ro terletak di Kecamatan Kumai, Bandar udara Iskandar Pangkalan Bun dan Rencana pembangunan bandara baru dengan cadangan lahan seluas 5.000 Ha yang lokasinya terletak di Kecamatan Kumai di tetapkan oleh Surat Keputusan Bupati Kotawaringin Barat nomor : 050/27/Bapp-Set/2010 tanggal 18 Januari 2010 dengan maksud untuk pengembangan jalur transportasi udara komersil yang handal sehingga mampu mengantisipasi kebutuhan daerah 20 tahun mendatang. e. Kawasan strategis ekonomi sektor unggulan agropolitan ( pusat pertanian dan perikanan darat ) di Kecamatan Pangkalan Lada dan Kumai; f. Kawasan strategis ekonomi sektor unggulan minapolitan (pusat pengembangan dan pengolahan ikan laut ) di Kecamatan Kumai. 7.2.16 Kawasan Strategis Untuk Kepentingan Sosio-Budaya Untuk menjaga nilai-nilai luhur budaya lokal sebagai ciri khas pengembangan dan eksistensi budaya bangsa yang menjadi perilaku manusia dan masyarakat dalam segenap aspek kehidupan. Yang termasuk kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya, antara lain, adalah kawasan adat tertentu, kawasan konservasi warisan budaya, seperti Istana Kuning dibangun pada jaman sultan ke IX Pangeran Ratu Imanudin terletak di Desa Raja, Kecamatan Arut Selatan, Istana Mangkubumi dibangun pada masa kerajaan Pangeran Ratu Anum Kesumayuda berada di Kecamatan Arut Selatan dan Astana Al-Nursari dibangun oleh Pangeran Paku Sukma Negara berada di Kecamatan Kotawaringin Lama. 7.2.17. Kawasan Perlindungan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Pengelolaan kawasan lindung dan kritis diarahkan untuk menjaga keseimbangan ekologi sebagai kawasan resapan air dan pengendali banjir,meliputi Taman Nasional Tanjung Puting, Catchment area DAS Arut, Catchment area DAS Kumai. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2008 tentang Penetapan Kawasan Strategis Nasional, Taman Nasional Tanjung Puting merupakan kawasan strategis nasional RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 63

Kabupaten Kotawaringin Barat, merupakan habitat orang utan yang sangat dipertahankan sebagai binatang langka. Selain itu, kawasan Tanjung Puting memiliki kepentingan untuk kegiatan penelitian sains. Sebagai daerah konservasi alam dan lingkungan hidup, maka yang dipertahankan bukan hanya binatangnya saja, melainkan kawasan hutan sebagai habitatnya juga harus dipertahankan untuk menjaga ekosistem lingkungan dan sumber daya airnya. 7.2.18. Kawasan Strategis Pendayagunaan Sumber Daya Alam Kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam yaitu di Kawasan Andalan Laut seluas (156 Km x 4 mil) yang berada di perairan laut sepanjang garis pantai. Tabel 2.14 Kawasan Strategis Kabupaten Kotawaringin Barat No KAWASAN STRATEGIS LOKASI 1. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan, yaitu Hutan Kawasan Tertentu untuk Latihan Militer (HKT-M) di Kecamatan Kumai. 2. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi: a. Pusat Kegiatan Wilayah b. Kawasan pertanian berkelanjutan yang dipaduserasikan dengan pengembangan irigasi teknis; c. Kawasan Perkebunan : 1. Perkebunan kelapa sawit; 2. Perkebunan karet; 3. Perkebunan lada; d. Kawasan terpadu Industri, Pelabuhan, Petikemas dan Pergudangan, serta Simpul Transportasi Darat, Laut dan Udara berupa : KSP Pangkalan Bun Kumai KSP Pandu Sanjaya Karang Mulya (Pakam) KSP Pangkut Kawasan pelabuhan yaitu : Pelabuhan Tanjung Kalap/CPO Bumi Harjo dan Pelabuhan Ro-Ro terletak di Kecamatan Kumai, Bandar udara Iskandar Pangkalan Bun danrencana pembangunan bandara baru e. Kawasan Strategis Ekonomi Sektor Unggulan Agropolitan f. Kawasan strategis ekonomi sektor unggulan minapolitan ( pusat pengembangan dan pengolahan ikan laut ) 3. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi Kota Pangkalan Bun; Tersebar di 6 kecamatan 1. di Kecamatan Kumai, Arut Utara, Arut Selatan, Kotawaringin Lama, Pangkalan Banteng dan Pangkalan Lada; 2. di Kecamatan Pangkalan Banteng, Arut Selatan dan Kumai; 3. di Kecamatan Pangkalan Lada; di Kecamatan Pangkalan Lada dan Kumai di Kecamatan Kumai RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 64

sosial budaya meliputi : a. Kawasan Strategis Sekitar Bangunan Kerajaan/Kesultanan. 4. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi meliputi : a. Kawasan berpotensi pengembangan sumber daya perikanan di Kawasan Andalan Laut seluas (156 Km x 4 mil) 5. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, meliputi : a. Kawasan Strategis Perlindungan Keanekaragaman Hayati terdiri atas : Suaka Margasatwa Sungai Lamandau, Taman Nasional Tanjung Putting, Catchment area DAS Arut Catchment area DAS Kumai Taman Wisata Alam Tanjung Keluang di Pangkalan Bun dan di Kecamatan Kotawaringin Lama di perairan laut sepanjang garis pantai Kec.Kumai dan Ktw.Lama Kec. Kumai Sepanjang sungai Arut Sepanjang sungai Kumai Kec. Kumai RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 65

Gambar 2.4 Peta Kawasan Strategis Kabupaten Kotawaringin Barat RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 66

7.3 Struktur Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat 7.3.1. Rencana Pengembangan Pusat Pusat Kegiatan Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat Rencana pengembangan pusat-pusat kegiatan wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat mengatur susunan pusat-pusat kegiatan yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarkat yang hierarkis memiliki hubungan fungsional. 7.3.1.1. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Kabupaten Kotawaringin Barat Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) merupakan pusat kegitan permukiman perkotaan dengan hirarki pelayanan skala regional/kebupaten (hirarki I), terletak di Kota Pangkalan Bun yang merupakan Ibukota Kabupaten Kotawaringin Barat dengan arahan pengembangan kegitan utama yaitu sebagai pusat pemerintahan dan pelayanan publik, perekonomian dan regional, pusat distribusi dan koleksi barang dan jasa, pusat jasa pendukung kegiatan perekonomian (pengolahan dan pemasaran). Sedangkan untuk kegiatan penunjang utama yaitu sebagai pusat kegiatan pendidikan, kesehatan, peribadatan, perdagangan, dan permukiman. 7.3.1.2. Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) Kabupaten Kotawaringin Barat Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) merupakan pusat permukiman perkotaan dengan skala pelayanan kecamatan (hirarki II) dengan orientasi kegiatan berupa pemerintahan, perdagangan dan jasa, pelayanan masyarakat dan lain-lain. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) ini terletak di ibukota Kecamatan terutama Kecamatan Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat. 7.3.1.3. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Kabupaten Kotawaringin Barat Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan pusat permukiman/kegiatan dengan skala kecamatan atau beberapa desa/kelurahan (hirarki III) dengan arahan pengembangan dan pelayanan sesuai dengan fungsi dan potensi yang dimilikinya. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) meliputi Ibukota Kecamatan (IKK) Pangkalan Banteng kawasan ini diharapkan menjadi kawasan perkotaan dengan fungsi RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 67

sebagai pusat produksi pertanian dan perkebuanan (agropolitan area) dengan skala pelayanan beberapa kecamatan serta menunjang kota dengan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan mempunyai kelengkapan sarana dan prasarana pengembangan wilayah lebih rendah dari Pusat Kegiatan Lokal 7.3.1.4 Pusat Pelayanan Kawasan promosi (PPKp) Kabupaten Kotawaringin Barat Pusat Pelayanan Kawasan promosi (PPKp) merupakan pusat permukiman/kegiatan ditingkatkan menjadi Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dengan skala kecamatan atau beberapa desa/kelurahan (hirarki III) dengan arahan pengembangan dan pelayanan sesuai dengan fungsi dan potensi yang dimilikinya, Pusat Pelayanan Kawasan promosi (PPKp) meliputi Desa Runtu Kecamatan Arut Selatan dan Desa Teluk Bogam di Kecamatan Kumai. 7.3.1.5. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) Kabupaten Kotawaringin Barat Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman/kegaitan dengan skala desa/kelurahan atau beberapa kampung (hirarki IV) dengan arahan pengembangan sakala pelayanan sesuai dengan fungsi dan potensi yang dimilikinya. Pusat pengembangan kegiatan terletak di seluruh pusat desa di Kabupaten Kotawaringin Barat. 7.3.1.6.Kebutuhan Pengembangan Fasilitas Perkotaan Untuk kebutuhan pengembangan fasilitas perkotaan dibagi berdasarkan sistem perkotaan antara lain sebagai berikut : A. Untuk PKW kebutuhan pengembangan fasilitas perkotaan : 1) Pengembangan jalan arteri primer 2) Pengembangan prasarana lingkungan 3) Pengembangan fasilitas perdagangan dan jasa 4) Pengembangan fasilitas pendidikan dan kesehatan 5) Pengembangan kawasan pariwisata B. Untuk PKLp kebutuhan pengembangan fasilitas perkotaan : 1) Pengembangan jalan arteri sekunder 2) Pengembangan dan perbaikan jalan akses ke PPK 3) Pengembangan fasilitas lingkungan 4) Pengembangan fasilitas perdagangan dan jasa RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 68

5) Pengembangan fasilitas pendidikan dan kesehatan 6) Pengembangan industri 7) Optimalisasi pelabuhan Kumai 8) Pengembangan fasilitas agropolitan area C. Untuk PPK kebutuhan pengembangan fasilitas perkotaan : 1) Pengembangan fasilitas lingkungan 2) Pengembangan fasilitas perdagangan dan jasa 3) Pengembangan fasilitas pendidikan dan kesehatan 4) Pengembangan fasilitas agropolitan area D. Untuk PPKp kebutuhan pengembangan fasilitas perkotaan : 1) Pengembangan fasilitas lingkungan 2) Pengembangan fasilitas perdagangan dan jasa 3) Pengembangan fasilitas pendidikan dan kesehatan 4) Pengembangan fasilitas agropolitan area E. Untuk PPL kebutuhan pengembangan fasilitas perkotaan : 1) Pengembangan fasilitas lingkungan 2) Pengembangan fasilitas pendidikan dan kesehatan 3) Pengembangan fasilitas agropolitan area Untuk lebih jelasnya, rencana sistem pusat-pusat perkotaan/pusat kegiatan di di Kabupaten Kotawaringin Barat dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.15 Rencana Sistem Pusat Perkotaan/Kegiatan Tingkat Pelayanan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) Pusat Pengembangan Kegiatan Ibukota Kabupaten Kotawaringin Barat (Kota Pangkalan Bun) Ibukota Kec.Kumai (Kota Kumai) Arahan Pengembangan Kegiatan Utama Pusat pemerintahan dan pelayanan publik Perekonomian jasa kebupaten dan regional Pusat distribusi dan koleksi barang dan jasa Pusat jasa pendukung kegiatan perekonomian (pengolahan dan pemasaran) Pusat pengembangan wilayah bagian barat Kal- Teng Pusat pengembangan sekunder untuk menunjang pusat pelayanan kota hirarki I (PKW) Pusat permukiman perdesaan di seluruh kecamatan Perdagangan dan jasa skala wilayah Arahan Pengembangan Kegiatan Penunjang Utama Pendidikan Kesehatan Peribadatan Perdagangan/ pemasaran Permukiman Pariwisata Pelayanan sosial Perumahan Pertanian Perkebunan dan kehutanan Industri Pariwisata Arahan Pengembangan Sarana dan Prasarana Pengembangan jalan arteri primer Pengembangan prasarana lingkungan Pengembangan fasilitas perdagangan dan jasa Pengembangan fasilitas pendidikan dan kesehatan Pengembangan kawasan pariwisata Optimalisasi Bandara Iskandar Pengembangan jalan arteri sekunder Pengembangan dan perbaikan jalan akses ke PPK Pengembangan fasilitas lingkungan Pengembangan fasilitas perdagangan dan jasa Pengembangan fasilitas RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 69

Tingkat Pelayanan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Pusat Kegiatan Kawasan promosi (PPKp) PusatPelayanan Lingkungan (PPL) Pusat Pengembangan Kegiatan IKK : Kec. Kotawaringin Lama Kec. Pangkalan Banteng Kec. Pangkalan Lada Kec. Arut Utara Desa Runtu di Kecamatan Arut Selatan Desa Teluk Bogam di Kecamatan kumai Semua desa yang ada di Kabupaten Kotawaringin Barat Sumber: Hasil Rencana, Tahun 2009 Arahan Pengembangan Kegiatan Utama pengembangan Pusat pengumpul hasil bumi Outlet masuk wilayah kabupaten/provinsi melalui laut Industri pengolahan hasilhasil pertanian Distributor barang dan jasa skala regional Pusat pengembangan sekunder untuk menunjang pusat pelayanan kota hirarki I (PKW) Pusat permukiman perdesaan di seluruh kecamatan Perdagangan dan jasa skala wilayah pengembangan Pusat pemerintahan dan pelayanan publik skala kecamatan Pusat pengumpul hasil bumi Pusat pengembangan tersier untuk menunjang pusat pelayanan kota hirarki II Pusat pelayanan agropolitan Pengumpul hasil bumi agropolitan Pusat pengembangan tersier untuk menunjang pusat pelayanan kota hirarki II dan III Pengumpul hasil bumi agropolitan Arahan Pengembangan Kegiatan Penunjang Utama Pelayanan sosial Perumahan Pertanian Perkebunan Permukiman Pertanian Perkebunan Perdagangan Permukiman Pertanian Perkebunan Perdagangan Arahan Pengembangan Sarana dan Prasarana pendidikan dan kesehatan Pengembangan industri Optimalisasi pelabuhan Kumai Pengembangan jalan arteri sekunder Pengembangan dan perbaikan jalan akses ke PPK Pengembangan fasilitas lingkungan Pengembangan fasilitas perdagangan dan jasa Pengembangan fasilitas pendidikan dan kesehatan Pengembangan fasilitas agropolitan area Pengembangan fasilitas lingkungan Pengembangan fasilitas perdagangan dan jasa Pengembangan fasilitas pendidikan dan kesehatan Pengembangan fasilitas agropolitan area Pengembangan jalan poros desa Pengembangan fasilitas lingkungan Pengembangan fasilitas perdagangan dan jasa Pengembangan fasilitas pendidikan dan kesehatan Pengembangan fasilitas agropolitan area Struktur Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat sebagaimana tertuang dalam RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2013-2033 sebagaimana tergambar dalam peta berikut : RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 70

Gambar 2.5 Struktur Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat 8. Kawasan rawan bencana a. Ancaman Bencana Alam Di Kabupaten Kotawaringin Barat Indeks rawan bencana multi hazard Kabupaten Kotawaringin Barat termasuk kategori tinggi dengan skor 40 dan berada pada urutan 366 secara nasional serta urutan 6 di Provinsi Kalimantan Tengah. Indeks RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 71

rawan bencana single hazard Kabupaten Kotawaringin Barat untuk banjir termasuk kategori sedang dengan skor 13 dan pada urutan 356 secara nasional. Kebakaran permukiman termasuk kategori tinggi dengan skor 16 berada pada urutan 199 secara nasional. Kekeringan kategori sedang dengan skor 8 dan berada pada urutan 213 secara nasional. Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan kategori tinggi dengan skor 26 dan berada pada urutan 35 secara nasional. b. Rencana Penetapan Kawasan Rawan Kebakaran Hutan Potensi bencana alam di Kabupaten Kotawaringin Barat, sebagaimana daerah lain di kalimantan Tengah, ditetapkan sebagai daerah rawan kebakaran hutan. Berdasarkan Indeks Rawan Bencana yang di keluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana Kabupaten Kotawaringin Barat tidak termasuk daerah yang rawan bencana kebakaran. Provinsi Kalimantan Tengah yang termasuk daerah rawan bencana kebakaran adalah Kota Palangka Raya dengan kategori tinggi, menduduki peringkat 2 nasional dan Kapuas dan Gunung Mas dengan kategori sedang, yang masing-masing menduduki peringkat 35 dan peringkat 41. Pada kenyataannya potensi rawan kebakaran lahan dan hutan di kabupaten Kotawaringin Barat juga sangat memprihatinkan. Hampir setiap tahun permasalahan kebakaran dan kabut asap sangat mengganggu aktivitas masyarakat, terutama di musim kemarau yang panjang dan kekeringan. Kebakaran hutan merupakan salah satu dari realitas kondisi yang ada saat ini. Dampak dari kebakaran hutan berupa kabut asap tidak hanya dirasakan secara lokal namun juga secara regional (lintas wilayah/negara). Untuk itu perlu dilakukan suatu rencana yang mengakomodir kawasan rawan kebakaran hutan yang ada di Kabupaten Kotawaringin Barat. Adapun lokasi dari kawasan rawan kebakaran hutan adalah kawasan yang sebelumnya telah terjadi kebakaran (bekas kebakaran). Di Kabupaten Kotawaringin Barat terdapat 1.122 titik rawan atau seluas 205 km 2. Kawasan-kawasan yang perlu ditetapkan sebagai kawasan rawan kebakaran hutan adalah kawasan yang terletak di daerah pesisir, dekat pantai dan muara sungai. Jumlah hotspot di Provinsi Kalimantan Tengah selama tahun 2006 yang diperoleh dari data MODIS dengan tingkat kepercayaan 80% adalah RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 72

10.488 hotspot. Puncak hotspot terjadi pada tanggal 30 Oktober 2006 dengan jumlah 1.219 hotspot. Sebagian besar hotspot terdistribusi di Kabupaten Pulang Pisau (1.982 hotspot), Kotawaringin Timur (1.848 hotspot), Seruyan (1.632 hotspot), Katingan (1.397 hotspot) dan Kotawaringin Barat (1.122 hotspot). Sedangkan hasil pantauan satelit NOAA 18 per 1 september 2009, terlihat jumlah hotspot menurun hingga 259 titik hotspot, dengan sebaran hotspot tertinggi di Kabupaten Katingan. Kabupaten Kotawaringin barat sendiri per 1 September 2009 tercatat 15 titik sebaran panas (hotspot). Tingkat kerawanan kebakaran kabupaten Kotawaringin Barat sendiri terlihat pada Gambar 2.6. Gambar 2.6. Tingkat Kebakaran Hutan di Kabupaten Kotawaringin Barat (Sumber : Revisi RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat) RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 73

Tabel 2.16 Kawasan Rawan Bencana Alam di Kabupaten Kotawaringin Barat No. KAWASAN RAWAN BENCANA ALAM LOKASI 1. Kawasan rawan gelombang pasang; kawasan yang berada di daerah pantai terutama Tanjung Pengujan sampai Tanjung Keluang, Teluk Pulai sampai Teluk Ranggau, Keraya dan Sebuai Kecamatan Kumai; 2. 3. Kawasan rawan banjir; kawasan rawan kebakaran hutan dan lahan; di Kecamatan Arut Selatan yaitu Desa Kumpai Batu Bawah, Rangda, Sulung Kenambui, Umpang, Tanjung Trantang. Di Kecamatan Kotawaringin Lama yaitu Desa Lalang, Rungun dan Kondang; di daerah pesisir, dekat pantai dan muara sungai. c. Penanggulangan Bencana dan Pengurangan Risiko Bencana Menyingkapi masalah permasalahan kebakaran hutan di Kalimantan Tengah, maka kegiatan pengendalian kebakaran yang meliputi kegiatan mitigasi, kesiagaan, dan pemadaman api. Kegiatan mitigasi bertujuan untuk mengurangi dampak kebakaran seperti pada kesehatan dan sektor transportasi yang disebabkan oleh asap. Beberapa kegiatan mitigasi yang dapat dilakukan antara lain: (1) menyediakan peralatan kesehatan terutama di daerah rawan kebakaran; (2) menyediakan dan mengaktifkan semua alat pengukur debu di daerah rawan kebakaran; (3) memperingatkan pihak-pihak yang terkait tentang bahaya kebakaran dan asap; (4) mengembangkan waduk-waduk air di daerah rawan kebakaran; dan (5) membuat parit-parit untuk mencegah meluasnya kebakaran beserta dampaknya. Kesiagaan dalam pengendalian kebakaran bertujuan agar perangkat penanggulangan kebakaran dan dampaknya berada dalam keadaan siap digerakkan. Hal yang paling penting dalam tahap ini adalah membangun partisipasi masyarakat di kawasan rawan kebakaran, dan ketaatan pada pengusaha terhadap ketentuan penanggulangan kebakaran. RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 74

Tahapan ketiga adalah kegiatan pemadaman api. Pada tahap ini usaha lokal untuk memadamkan api menjadi sangat penting karena upaya di tingkat lebih tinggi memerlukan persiapan lebih lama sehingga dikhawatirkan api sudah menyebar lebih luas. Pemadaman api di kawasan bergambut jauh lebih sulit daripada di kawasan yang tidak bergambut. Hal in terkait dengan kecepatan api yang sangat cepat dan tipe api di bawah permukaan. Strategi pemadaman api secara konvensional seperti pada kawasan hutan dan lahan tidak bergambut harus dikombinasikan dengan cara-cara khas untuk kawasan bergambut, terutama untuk memadamkan api di bawah permukaan. Pemadaman api di bawah pemukaan dengan menyemprotkan air ke atas permukaan lahan tidaklah efektif, karena tanah gambut mempunyai daya hantar air vertikal yang sangat rendah. Cara lainnya adalah dengan membuat parit yang diairi, atau penyemprotan air melalui lubang yang telah digali hingga batas api di bawah permukaan. Sedangkan untuk rawan gelombang pasang yang dapat mengakibatkan abrasi laut diantisipasi dengan pembangunan talud dan pemecah gelombang di tepi pantai. d. Antisipasi Daerah Dalam Menghadapi Kemungkinan Bencana Dalam rangka antisipasi menghadapi bencana baik bencana alam maupun non alam terdapat beberapa kegiatan yang dilaksanakan yang sifatnya sektoral antara lain: penyuluhan penanggulangan bencana oleh Kesbangpollinmas, gelar kesiapsiagaan Taruna Siaga Bencana (TAGANA) di Bumi Perkemahan Bangi Wau Tamiang Layang Barito Timur, dan Jambore TAGANA di Bumi Perkemahan Kiara Payung Jatinangor Jawa Barat, baik kesiapsiagaan yang sifatnya pra bencana, tanggap darurat (saat terjadi bencana) maupun pasca bencana. Penyelenggaraan penanggulangan bencana bertujuan untuk menjamin terselenggaranya pelaksanaan upaya penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh dalam rangka memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman, risiko dan dampak bencana. Penyelenggaraan penanggulangan bencana menjadi kewajiban pemerintah bersama-sama dengan masyarakat, karena itu disebut Penanggulangan Bencana Berbasis Komunitas/Masyarakat (CBDM- Community Based Disaster Management) yang merupakan serangkaian RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 75

aktivitas masyarakat (komunitas) pada saat sebelum, saat dan setelah bencana terjadi untuk mengurangi jumlah korban baik jiwa, kerusakan sarana/prasarana dan terganggunya peri kehidupan masyarakat dan lingkungan hidup dengan mengandalkan sumber dan kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat. Penanggulangan bencana berbasis komunitas juga merupakan upaya mengkolaborasikan penanggulangan bencana sebagai upaya bersama antara masyarakat, LSM, swasta dan Pemerintah. Pembangunan kemampuan penanggulangan bencana ditekankan pada peningkatan kemampuan masyarakat khususnya masyarakat pada kawasan rawan bencana, agar secara dini menekan bahaya tersebut. Dari aspek bantuan bencana senantiasa diupayakan barang buffer stock di gudang Dinas Sosial dari Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Tengah. Pada tanggap darurat diberikan bantuan Darurat Bencana yaitu upaya memberikan bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasar pada saat kaeadaan darurat. Status keadaan darurat bencana suatu keadaan yang ditetapkan oleh pemerintah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi badan yang diberi tugas untuk menanggulangi bencana. Hal ini dilakukan dalam tanggap darurat bencana yaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan yang meliputi penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan serta pemulihan sarana dan prasarana. e. Potensi Bencana yang Diperkirakan Terjadi Potensi bencana yang diperkirakan terjadi antara lain bencana alam berupa banjir di DAS yang ada di Kobar yang melintasi Kecamatan Arut Utara, Kotawaringin Lama, Arut Selatan dan Kumai serta angin puting beliung. Bencana non alam yang potensial adalah bencana kebakaran baik kebakaran hutan dan lahan maupun pemukiman. Yang tidak kalah penting adalah bencana sosial, karena latar belakang kemajemukan penduduk memenungkinkan terjadinya konflik antar etnis yang mengarah pada konflik sosial yang dapat berujung pada bencana sosial. 8. Demografi Aspek kependudukan dalam proses pembangunan berperan penting utamanya dalam meningkatkan nilai tambah guna meningkatkan RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 76

kesejahteraan masyarakat sepanjang kualitas penduduk memenuhi persyaratan dalam meningkatkan produktivitas. Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki jumlah penduduk 230.84 jiwa pada tahun 2009, tahun 2010 berjumlah 241.383 jiwa, dan pada akhir tahun 2011 berjumlah 245.762 jiwa yang tersebar di 81 desa dan 13 Kelurahan dan 6 kecamatan. Dari jumlah penduduk tersebut sebesar 41,42 % penduduk berada di Kecamatan Arut Selatan atau berjumlah 101.805 jiwa, Kecamatan Kumai (19,40 % atau berjumlah 47.674 jiwa), Kecamatan Pangkalan Banteng (13,13 % atau berjumlah 32.270 jiwa), Kecamatan Pangkalan Lada (11,76 % atau berjumlah 28.909 jiwa), Kecamatan Kotawaringin Lama (7,06 % atau berjumlah 17.358 jiwa), Kecamatan Arut Utara (7,22 % atau berjumlah 17.746 jiwa). Secara demografis, peningkatan atau penurunan jumlah penduduk pada dasarnya tergantung pada kelahiran, kematian dan migrasi. Faktor kelahiran dan kematian biasa disebut dengan faktor faktor alamiah, sedangkan arus masuk dan keluar yang disebut dengan migrasi. Dengan mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk di Kabupaten Kotawaringin Barat selama Tahun 2008 2011 menandakan bahwa faktor migrasi penduduk merupakan variabel penting dalam mempengaruhi pertambahan penduduk. Pertumbuhan penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat rata-rata 5 (lima) tahun terakhir (2006-2011) sebesar 3,99 persen. Tabel 2.17 Jumlah Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat Menurut Kecamatan, Tahun 2008 2011 No Kecamatan Jumlah Penduduk (orang) 2008 2009 2010 2011 1. Kec. Kotawaringin Lama 17,535 17.768 17.100 17.358 2. Kec. Arut Selatan 91,043 92.963 100.361 101.805 3. Kec. Kumai 44,682 45.367 47.161 47.674 4. Kec. Arut Utara 13,880 33.273 16.709 17.746 5. Kec. Pangkalan Banteng 33,071 27.321 31.559 32.270 6. Kec. Pangkalan Lada 27,172 14.292 28.493 28.909 Kab. Kotawaringin Barat 227,383 230.984 241.383 245.762 Sumber data : Penduduk Kotawaringin Barat 2012 RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 77

Dilihat dari sex ratio berdasarkan kecamatan, jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan penduduk perempuan, sebagaimana terlihat pada tabel berikut : Tabel 2.18 Penduduk Menurut Kecamatan, Jenis Kelamin Dan Sex Rasio Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2011 KECAMATAN Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Total Sex Rasio Ktw. Lama 9.213 8.145 17.358 113,11 Arut Selatan 52.998 48.807 101.805 108,59 Kumai 24.886 22.788 47.674 109,21 P. Banteng 17.385 14.885 32.270 116,80 P. Lada 15.377 13.532 28.909 113,63 Arut Utara 10.301 7.445 17.746 138,36 KTW. BARAT 130.160 115.602 245.762 112,59 Sumber : Kotawaringin Barat Dalam Angka 2012 Tabel 2.19 Penduduk Menurut Kelompok Umur Kelompok Umur Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Total 0-4 12.997 12.041 25.038 5-9 12.989 12.125 25.114 10-14 11.665 11.021 22.686 15-19 10.367 9.506 19.873 20-24 10.789 9.793 20.582 25-29 13.137 12.512 25.649 30-34 13.280 11.724 25.004 35-39 11.965 10.137 22.102 40-44 9.853 8.100 17.953 45-49 7.594 6.254 13.848 50-54 5.942 4.499 10.441 55-59 3.782 2.754 6.536 60-64 2.398 1.893 4.291 65-69 1.579 1.305 2.884 70-74 912 908 1.820 75+ 911 1.030 1.941 Ktw. Barat 130.160 115.602 245.762 RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 78

Sumber : Kotawaringin Barat Dalam Angka 2012 Pembangunan Kabupaten Kotawaringin Barat merupakan kerja optimal masyarakat, dunia usaha dan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah maupun Nasional. Kinerja pembangunan daerah yang di lihat dari 3 aspek, yaitu : 1) Aspek Kesejahteraan masyarakat; 2) Aspek Pelayanan Umum; dan 3) Apek Daya Saing Daerah Pembangunan di bidang infrastruktur seperti, peningkatan pelayanan bandara Iskandar Pangkalan Bun sehingga dapat didarati pesawat berbadan lebar Boeing 737-500, dengan tujuan penerbangan seluruh Kalimantan dan ke pulau Jawa. Perkembangan penerbangan bahkan telah mampu conecting flight international melalui bandara Soekarno Hatta Jakarta, Bandara A. Yani Semarang, Bandara Juanda Surabaya, Bandara Adi Sumarno Solo, Bandara Adi sucipto Yogyakarta dan Bandara Supadio Pontianak. Pada tahun 2013 sudah dimulai penyusunan studi kelayakan pembangunan bandara baru yang diproyeksikan menjadi bandara Internasional di Teluk Bogam-Keraya Kecamatan Kumai. Pembangunan infrastruktur lainnya meliputi pembukaan jalan menuju kecamatan Arut Utara melalui jalan khusus industri, Jalan Kotawaringin Pangkalan Bun, Jalan menuju pesisir Kumai, jalan menuju kantong-kantong produksi, jalan menuju outlet pelabuhan CPO Tanjung Kalap, serta jalan menuju Pelabuhan Ro-Ro. Bidang Air Bersih pada tahun 2012 dan 2013 dengan membangun pelayanan air bersih di Ibukota Kecamatan (IKK) Pangkalan Banteng dan Pangkalan Lada, serta rencana interkoneksi jaringan Pangkalan Bun- Kumai. Pada tahun 2014 akan menjadi perhatian untuk menata infrastruktur seluruh Kecamatan, baik Pasar, Listrik, Air Bersih, Jalan, Drainase dan Taman Kota. Bidang Lingkungan Hidup Kabupaten Kotawaringin Barat telah mendapat piala Adipura 6 kali berturut-turut. Pada tahun 2012 inovasi baru bidang lingkungan hidup adalah dengan berdirinya Bank Sampah sebagai salah satu terobosan image ekonomi berbasis sampah. Bidang ekonomi kerakyatan, yaitu dengan menciptakan kemandirian ekonomi rumah tangga petani melalui Kebun Mandiri RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 79

Rakyat, dan stimulus oleh Pemerintah Kabupaten melalui penyediaan bibit berkualitas. Bidang Pertanian dengan membuka lahan sawah baru, fasilitasi intensifikasi pertanian dan pasca pertanian. Bidang perikanan antara lain bantuan bagi para nelayan berupa kapal nelayan dan peralatan tangkap serta fasilitasi keramba masyarakat. Konsep pembangunan tahun 2014 akan diarahkan pembangunan dengan pendekatan keterpaduan program. Keberhasilan Pembangunan Kabupaten Kotawaringin Barat secara makro dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pertumbuhan Ekonomi yang selalu tumbuh di atas rata-rata provinsi dan nasional, yakni pada tahun 2011 tumbuh 6,89 %. Tahun 2012 tumbuh 6,95 % dan pada tahun 2014 diperkirakan tumbuh sebesar 7,1 %. 2. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2007 sebesar Rp 15,6855 juta, tahun 2008 sebesar Rp 17,2255 juta, tahun 2009 Rp 17,9374 juta, tahun 2010 sebesar Rp 19,0727 juta, kemudian untuk tahun 2011 sebesar Rp 21,3935 juta, tahun 2012 sebesar 22 juta rupiah dan tahun 2013 diprediksi sebesar 23 juta rupiah serta tahun 2014 sebesar 24 juta rupiah. 3. Laju Inflasi Kota Pangkalan Bun tahun 2010 sebesar 6,78 %, sedangkan pada tahun 2011 laju inflasi sebesar 5,58 %. Pada tahun 2014 inflasi di kabupaten Kotawaringin Barat diperkirakan sebesar 3,5%. 4. Tingkat Kemiskinan secara perlahan mengalami penurunan selama kurun waktu 4 tahun (2008-2012). Jumlah penduduk miskin pada tahun 2009 sebesar 19.600 jiwa atau sebesar 7,76 %, pada tahun 2010 jumlah penduduk miskin sebesar 17.800 jiwa atau sebesar 6,87 % dan pada tahun 2011 jumlah penduduk miskin sebesar 16.500 jiwa atau sebesar 6,27 %, dan pada tahun 2014 diperkirakan turun menjadi 3%. 5. Tingkat pengangguran di Kabupaten Kotawaringin Barat dalam kurun waktu tahun 2008 2012 juga mengalami penurunan. Pada tahun 2008 tingkat pengangguran sebesar 5,43 %, tahun 2009 sebesar 4,74 %, tahun 2010 sebesar 4,46 % dan pada tahun 2011 sebesar 2,81 %, dan tahun 2014 menjadi 2,3%. RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 80

2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat Aspek Kesejahteraan Masyarakat terdiri dari dua fokus, yakni fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi serta fokus kesejahteraan sosial. Aspek Kesejahteraan Masyarakat secara makro dapat dilihat dari Indek Pembangunan Manusia, yang merupakan analisis komposit dari angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan pengeluaran perkapita sebagaimana ditampilkan dalam tabel berikut: Tabel 2.20 Indek Pembangunan Manusia ( IPM ) Kotawaringin Barat Tahun 2011 Perkembangan IPM kabupaten Kotawaringin Barat selalu menunjukkan peningkatan signifikan selama kurun waktu 2005 sampai dengan 2011, yaitu 71,6 pada tahun 2005 menjadi 74,19 pada tahun 2011. Grafik 2.1 IPM Kotawaringin Barat Tahun 2005-2011 RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 81

Disamping itu aspek kesejahteraan dilihat dari indikator ekonomi yang selalu tumbuh di atas rata-rata Provinsi Kalimantan Tengah dan rata-rata nasional, pada tahun 2011 tumbuh 6,89 %. Tahun 2012 pertumbuhan ekonomi diprediksi lebih tinggi dari target pertumbuhan yang tertuang dalam RPJMD 6,8 % hingga mencapai 6,95 %, tahun 2013 pertumbuhan ekonomi diperkirakan sebesar 7 % dan Tahun 2014 diprediksi tumbuh sebesar 7,1 %. Grafik 2.2 Pertubuhan Ekonomi Kotawaringin Barat Tahun 2005 2011 Perkembangan ekonomi Kabupaten Kotawaringin Barat, menunjukan transformasi dari sektor primer (sektor pertanian) ke sektor sekunder yaitu industri dan sektor tersier berupa perdagangan dan jasa. Grafik 2.3 Posisi Pertumbuhan Ekonomi Kotawaringin Barat di Tingkat Kalimantan Tengah Tahun 2011 RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 82

Perekonomian Kabupaten Kotawaringin Barat masih didominasi oleh 3 sektor andalan yaitu sektor pertanian dengan kontribusi terbesar yaitu 42,57 % persen, sektor industri 14,4 % dan perdagangan, hoteldan restoran 16,25 %. Tabel 2.21 PDRB Kabupaten Kotawaringin Barat menurut Lapangan Usaha Tahun 2011 Kinerja ekonomi Kabupaten Kotawaringin Barat yang memberikan kontribusi ekspor Kotawaringin Barat Tahun 2011 sebesar US$ 403.145.168 atau dibandingkan total ekspor Kalteng, 91,35 % berasal dari Kabupaten Kotawaringin Barat. Tabel 2.22 Ekspor dan Impor Kabupaten Kotawaringin Barat ( US $ ) *) Keadaan sampai bulan November 2012 Dari Total Ekspor Kalteng (US$ 385.517.865), 91,35 % melalui Kabupaten Kotawaringin Bart Tingkat Kemiskinan secara perlahan mengalami penurunan selama kurun waktu 4 tahun (2008-2012). Jumlah penduduk miskin pada tahun 2009 sebesar 19.600 jiwa atau sebesar 7,76 %, pada tahun 2010 jumlah penduduk miskin sebesar 17.800 jiwa atau sebesar 6,87 % dan pada RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 83

tahun 2011 jumlah penduduk miskin sebesar 16.500 jiwa atau sebesar 6,27 %. Berdasarkan RPJMD Kabupaten Kotawaringin Barat angka kemiskinan Kabupaten Kotawaringin Barat diprediksi turun menjadi 3% pada tahun 2014. Grafik 2.4 Persentase Penduduk Miskin Tingkat pengangguran di Kabupaten Kotawaringin Barat dalam kurun waktu tahun 2008 2012 juga mengalami penurunan. Pada tahun 2008 tingkat pengangguran sebesar 5,43 %, tahun 2009 sebesar 4,74 %, tahun 2010 sebesar 4,46 % dan pada tahun 2011 sebesar 2,81 % dan pada tahun 2014 diprediksi turun menjadi 2,3%. Grafik 2.5 Banyaknya Pengangguran Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2007 2011 ( % ) RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 84

Rincian masing-masing fokus tersebut dibahas pada bagian dibawah ini : 1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi perekonomian secara makro adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Data PDRB ini menggambarkan jumlah produk nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi atau jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi, jumlah pengeluaran yang dilakukan untuk konsumsi rumah tangga, lembaga swasta, konsumsi pemerintah, dan perubahan ekspor netto dari satu daerah. a. Pertumbuhan dan Struktur Ekonomi Pertumbuhan ekonomi regional sangat erat hubungannya dengan masing-masing sektor yang membentuknya. Hal ini berkaitan erat dengan kontribusi masing-masing sektor yang berpotensi besar maupun sektorsektor yang masih perlu mendapat perhatian lebih untuk dijadikan alternatif pengembangan sehingga diharapkan dapat menjadi sektor yang mempunyai peranan lebih besar di masa mendatang. Pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas kesempatan kerja, pemerataan pembagian pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi dan mengusahakan adanya pergeseran kegiatan ekonomi dari Sektor Primer ke Sektor Sekunder dan Tersier, sehingga tercipta pendapatan masyarakat yang meningkat secara mantap dengan tingkat pemerataan yang sebaik mungkin. Jika ditinjau lebih jauh, Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kotawaringin Barat tahun 2011 ini dibanding tahun 2011, ternyata kesembilan sektor yang membentuknya mengalami kenaikan pertumbuhan ekonomi secara riil yaitu : Sektor Pertanian tumbuh sebesar 12,07 persen; Sektor Pertambangan dan Penggalian tumbuh sebesar 15,58 persen; Sektor Industri Pengolahan tumbuh sebesar 14,07 persen; Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih tumbuh sebesar 14,61 persen; Sektor Bangunan tumbuh sebesar 10,49 persen; Sektor Perdagangan, Restoran dan Hotel yang tumbuh sebesar 12,16 persen ; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang tumbuh sebesar 20,75 persen ; Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahan yang tumbuh sebesar RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 85

22,73 persen dan Sektor Jasa-jasa tumbuh yang tumbuh sebesar 14,29 persen. Dengan demikian secara umum pertumbuhan riil perekonomian regional Kabupaten Kotawaringin Barat tahun 2011 telah mampu ditopang oleh kesembilan sektor yang pertumbuhannya secara keseluruhan positif. Bahkan tiga sektor yang memiliki kontribusi kecil (Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, Sektor Bangunan dan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahan) juga memiliki pertumbuhan yang sangat baik. Pertumbuhan ekonomi riil Kabupaten Kotawaringin Barat tahun 2012 diprediksi sebesar pada kisaran 6,80 persen, target ini berdasakan target RPJMD Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2012-2016. 1). Pertumbuhan PDRB Sektoral Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi perekonomian secara makro adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB Kabupaten Kotawaringin Barat dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Jika dijabarkan secara sektoral yang nilainya di bawah pertumbuhan total PDRB ada 5 (lima) sektor, yaitu berturut-turut : Sektor Industri Pengolahan (6,75%); Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (6,50%); Sektor Bangunan (6,13%); Sektor Jasa-Jasa (5,98%) dan Sektor Pertanian (5,20 %), sementara 4 (empat) sektor yang lain tumbuh diatas total PDRB, yaitu: Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (16,52 %); Sektor Pengangkutan dan Komunikasi (14,24 %); Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih (9,33%); dan Sektor Pertambangan dan Penggalian (7,62 %). 2). Struktur Perekonomian Perekonomian Kabupaten Kotawaringin Barat selama ini masih didominasi oleh sektor Pertanian. Pada 2011 kontribusi sektor pertanian mencapai 42,57 persen dari seluruh produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar Harga Berlaku (HB). Angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan tahun 2010 yang mencapai 43,20. Penurunan ini disebabkan oleh peranan kontribusi Sektor Pertanian khususnya pada Sub Sektor Bahan Makanan, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, Perikanan yang kesemuanya mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Walaupun RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 86

begitu, sub sektor perkebunan tetap mempunyai pengaruh besar terhadap kontribusi PDRB di Kabupaten Kotawaringin Barat. Selain itu, sub sektor perkebunan juga berperan secara signifikan menggantikan posisi Sub Sektor Kehutanan yang sudah mengalami penurunan produksi sejak beberapa tahun terakhir. Peningkatan Sub Sektor Perkebunan ini digambarkan pada laju pertumbuhannya yang mencapai 13,47 persen pada 2011 dibanding tahun 2010 yang hanya 8,17 persen. Sedangkan Sub Sektor Kehutanan sejak beberapa tahun terakhir terus mengalami pertumbuhan negatif, dan di tahun 2011 ini pertumbuhannya minus sebesar 6,62 persen dibanding tahun sebelumnya. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran menempati urutan kedua terbesar dalam besaran kontribusi perekonomian Kabupaten Kotawaringin Barat tahun 2011, yaitu sebesar 16,25 persen. Posisi ketiga dalam struktur perekonomian Kabupaten Kotawaringin Barat tahun 2011 ini masih ditempati oleh Sektor Industri Pengolahan dengan kontribusi sebesar 14,14 persen. Sektor Sektor Jasa-Jasa menempati posisi keempat terbesar dalam hal kontribusi terhadap perekonomian Kabupaten Kotawaringin Barat tahun 2011 yaitu sebesar 8,95 persen. Posisi kelima dalam memberi kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Kotawaringin Barat tahun 2011 yaitu Sektor Pengangkutan dan Komunikasi dengan kontribusi mencapai 8,72 persen disusul oleh Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan sebesar 4,42 persen. Keenam sektor-sektor tersebut diatas menempati kontribusi pada urutan pertama sampai dengan keenam yang merupakan sektor-sektor yang sangat besar mempengaruhi naik turunnya laju pertumbuhan PDRB 2011 Kabupaten Kotawaringin Barat secara signifikan. Sedangkan tiga sektor lainnya memberikan kontribusi yang relatif kecil terhadap PDRB 2011, yakni posisi ketujuh dengan kontribusi sebesar 2,94 persen adalah sektor bangunan, Sektor Pertambangan dan Penggalian dengan kontribusi sebesar 1,62 persen dan posisi terakhir adalah sektor Listrik, Gas dan Air Bersih dengan kontribusi sebesar 0,39 persen. Dapat dikatakan, ketiga sektor tersebut kecil pengaruhnya terhadap perkembangan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kotawaringin Barat secara keseluruhan, karena kontribusinya yang masih relatif kecil. RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 87

Tabel 2.23 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2008 s.d. 2011 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Kabupaten Kotawaringin Barat NO SEKTOR 2008 2009 2010 2011 (RP) % (RP) % (RP) % (RP) % 1 PERTANIAN 1.030.184.100.000 44,87 1.078.266.010.000 44,13 1.134.902.880.000 43,59 1.193.910.040.000 42,90 2 PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 31.535.000.000 1,37 33.351.450.000 1,36 35.033.240.000 1,35 37.702.370.000 1,35 3 INDUSTRI PENGOLAHAN 341.105.360.000 14,86 371.648.130.000 15,21 394.070.920.000 15,14 420.686.930.000 15,12 4 LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 7.626.450.000 0,33 8.445.120.000 0,35 9.099.720.000 0,35 9.949.110.000 0,36 5 BANGUNAN 83.547.340.000 3,64 89.648.690.000 3,67 97.174.790.000 3,73 103.135.810.000 3,71 6 7 8 PERDAG, HOTEL & RESTORAN PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI KEU, PERSEWAAN & JASA PERUSH. 369.325.650.000 16,09 401.183.610.000 16,42 435.108.260.000 16,71 463.390.860.000 16,65 183.355.670.000 7,99 193.531.970.000 7,92 203.612.770.000 7,82 232.606.580.000 8,36 71.774.620.000 3,13 77.100.420.000 3,16 89.606.670.000 3,44 104.408.680.000 3,75 9 JASA-JASA 177.233.130.000 7,72 190.459.300.000 7,79 204.845.850.000 7,87 217.104.450.000 7,80 TOTAL PDRB 2.295.687.320.000 100,00 2.443.634.700.000 100,00 2.603.455.100.000 100,00 2.782.894.830.000 100,00 Sumber : BPS Kotawaringin Barat 2012 RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 88 -

Tabel 2.24 Nilai Dan Kontribusi Sektor Dalam PDRB Tahun 2008 S.D 2011 Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Kotawaringin Barat NO SEKTOR 2008 2009 2010 2011 (RP) % (RP) % (RP) % (RP) % 1 PERTANIAN 1.729.966.520.000 46,99 1.816.953.220.000 44,57 1.948.090.340.000 43,20 2.183.239.900.000 42,57 2 PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 58.483.680.000 1,59 65.537.980.000 1,61 72.095.340.000 1,60 83.329.500.000 1,62 3 INDUSTRI PENGOLAHAN 471.130.330.000 12,80 560.243.990.000 13,74 635.944.960.000 14,10 725.446.040.000 14,14 4 LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 13.624.300.000 0,37 15.705.060.000 0,39 17.558.850.000 0,39 20.123.830.000 0,39 5 BANGUNAN 113.850.670.000 3,09 125.313.050.000 3,07 136.306.470.000 3,02 150.611.070.000 2,94 6 7 8 PERDAG, HOTEL & RESTORAN PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI KEU, PERSEWAAN & JASA PERUSH. 574.406.420.000 15,60 658.787.690.000 16,16 743.050.300.000 16,48 833.405.040.000 16,25 292.444.250.000 7,94 336.083.030.000 8,24 370.548.950.000 8,22 447.431.420.000 8,72 127.499.280.000 3,46 148.823.340.000 3,65 184.614.220.000 4,09 226.575.160.000 4,42 9 JASA-JASA 300.408.540.000 8,16 349.393.360.000 8,57 401.590.100.000 8,90 458.995.920.000 8,95 TOTAL PDRB 3.681.813.990.000 100,00 4.076.840.720.000 100,00 4.509.799.530.000 100,00 5.129.157.880.000 100,00 Sumber : BPS Kotawaringin Barat 2012 RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 89 -

Tabel 2.25 Perkembangan Kontribusi Sektor Dalam PDRB Tahun 2008-2011 Atas Dasar Harga Berlaku (HB) Dan Harga Konstan (HK) Kabupaten Kotawaringin Barat 2008 2009 2010 2011 NO Sektor HB HK HB HK HK HB HK HB % % % % % % % % 1 Pertanian 43,20 43,59 42,57 42,90 43,59 42,16 42,34 42,57 2 Pertambangan& Penggalian 1,60 1,35 1,62 1,35 1,35 1,63 1,38 1,62 3 Industri Pengolahan 14,10 15,14 14,14 15,12 15,14 14,26 15,47 14,14 4 Listrik,Gas&Air bersih 0,39 0,35 0,39 0,36 0,35 0,40 0,36 0,39 5 Konstruksi 3,02 3,73 2,94 3,71 3,73 3,04 3,82 2,94 6 Perdagangan, Hotel, & Restoran 16,48 16,71 16,25 16,65 16,71 16,18 17,08 16,25 7 Pengangkutan & Komunikasi 8,22 7,82 8,72 8,36 7,82 9,22 7,99 8,72 8 Keuangan, sewa, & Js. Perusahaan 4,09 3,44 4,42 3,75 3,44 4,21 3,52 4,42 9 Jasa-jasa 8,90 7,87 8,95 7,80 7,87 8,91 8,04 8,95 PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kotawaringin Barat 2012 RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II - 90 -

Tabel 2.26 Pertumbuhan Kontribusi Sektor Dan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (HB) Dan Harga Konstan (HK) Tahun 2010-2011 Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun NO Sektor 2010 2011 Hb (%) Hk (%) Hb (%) Hk (%) 1 Pertanian 7,98 5,25 12,07 5,20 2 Pertambangan & Penggalian 10,01 5,04 15,58 7,62 3 Industri Pengolahan 13,51 6,03 14,07 6,75 4 Listrik,Gas & Air bersih 11,80 7,75 14,61 9,33 5 Konstruksi 8,77 8,40 10,49 6,13 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 12,79 8,46 12,16 6,50 7 Pengangkutan & Komunikasi 10,26 5,21 20,75 14,24 8 Keuangan, sewa, & Jasa Perusahaan 24,05 16,22 22,73 16,52 9 Jasa-jasa 15,23 7,82 14,29 5,98 PDRB 10,99 6,56 13,73 6,89 Sumber : Kotawaringin Barat Dalam Angka 2012 3). Pendapatan Perkapita Sasaran utama dari perkembangan ekonomi regional bukan saja untuk meningkatkan nilai tambah sektoral, akan tetapi juga berupa untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi belum tentu menjamin kemakmuran yang tinggi pula pada masyarakat karena mungkin pertumbuhan penduduknya cukup tinggi pula. Dengan demikian jelas bahwa untuk melihat keberhasilan pembangunan tidak cukup hanya melihat dari nilai PDRB semata namun juga perlu mencermati perkembangan PDRB Perkapita sebagai salah satu indikator tingkat kesejahteraan dari aspek pendapatan. Secara umum pendapatan setiap penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat dicerminkan oleh pendapatan regional per kapita. Pendapatan regional tidak terlepas dari pengaruh meningkatnya PDRB. Dari tahun 2005 sampai saat ini, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku selalu menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun yakni dari 2, 62 triliun pada tahun 2005 menjadi 5,13 triliun pada tahun 2011. RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II 91

Grafik 2.6 PDRB Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2005 2011 ( Trilyun Rp. ) PDRB per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2005 Kabupaten Kotawaringin Barat sebesar Rp 13,144 juta, menjadi 20,87 juta pada tahun 2011. Hal ini menunjukkan produk seluruh sektor di Kobar yang dihasilkan dari 9 sektor ekonomi secara bertahap menunjukkan perbaikan yang berimplikasi terhadap penurunan angka pengangguran, dan penurunan angka kemiskinan. Grafik 2.7 PDRB per Kapita Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2005 2011 ( Juta Rp. ) b. Laju Inflasi Laju Inflasi Kota Pangkalan Bun tahun 2010 sebesar 6,78 %, sedangkan pada tahun 2011 laju inflasi sebesar 5,58 %. Pada bulan Desember 2012 terjadi Inflasi sebesar 0,81%, laju inflasi Tahun Kalender RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II 92

(Jan-Des 2012) sebesar 3,99% dan laju inflasi Year on year (Des 2011 Des 2012) sebesar 3,99%. Komoditas pemicu Inflasi antara lain daging ayam ras, ikan gabus, ikan tenggiri, ikan asin telang, ikan baung, sawi hijau, daging sapi, angkutan udara komoditas penghambat laju inflasi angtara lain ketimun, jagung muda, kacang panjang, cabe hijau, dan cabe rawit. Grafik 2.8 Inflasi dan Deflasi Tabel 2.27 Nilai Inflasi Rata-Rata Tahun 2007-2012 Kabupaten Kotawaringin Barat Uraian 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Inflasi 12,46 % 2,81 % 6,78 % 7,93 % 5,58 % 3,99 % c. Gambaran Singkat Sektor 1. Pertanian Produksi tanaman pangan secara keseluruhan cenderung mengalami kenaikan seperti padi, jagung, kedelai, dan ubi jalar. Pencapaian kinerja output dan outcome tersebut mendukung pencapaian keberhasilan Urusan Pertanian sebagai berikut : 1. Meningkatnya produktifitas komoditi pertanian tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2011 dengan rincian sebagai berikut : RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 i II 93