Teknik Skoring untuk berbagai analisis spasial AY 13
Multiple Criteria Evaluation (MCE) According to Smith (1980), multiple criteria evaluation (MCE) is defined as: "The weighting of independent criteria in terms of judged relative importance or judged relative value"
LAND CAPABILITY Pemanfaatan Suatu lahan untuk suatu peruntukan tertentu harus mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhinya itu adalah variabel-variabel kapabilitas lahan
Faktor Lingkungan untuk kemiringan lereng dan vegetasi Peruntukan lahan untuk Perumahan Peruntukan Lahan untuk Pertanian Faktor Lingkunga n Kelas Lereng No. Indeks Bobot Nilai Kapabilitas Bobot Nilai Kapabilitas Bobot Nilai Kapabilitas Bobot Nilai Kapabilitas Sudut Lereng 0-5% 1 5 20 5 25 5-15% 2 4 16 3 15 15-30% 3 4 2 8 5 2 10 30-50% 4 1 4 1 5 50%+ 5 0 0 0 0 Vegetasi Rumput 1 4 12 5 5 Semak 2 3 9 3 3 Rumput Gajah Hutan Jati Hutan Campur 3 5 15 2 2 3 4 2 6 1 1 5 1 3 1 1 1 www.themegallery.com
PEMAHAMAN KESESUAIAN LAHAN Apa yang dimaksud kesesuaian lahan? Penilaian mengenai kesesuaian suatu bentang tanah terhadap penggunaan tertentu pada tingkat pengelolaan dan hasil yang wajar, dengan tetap memperhatikan kelestarian produktifitas dan lingkungannya
Contoh Kelas Kesesuaian Lahan Kelas Tingkatan Ketentuan S1 S2 S3 S4 T Sesuai Kesesuaian Sedang Kesesuaian Kecil Sesuai bersyarat Tidak Sesuai Tanah tidak mempunyai pembatas yang berarti untuk jenis penggunaan tertentu secara berkelanjutan, atau hanya memiliki pembatas yang sangat kecil Tanah yang mempunyai pembatas yang dalam keseluruhannya merupakan pembatas tingkat sedang untuk jenis penggunaan tanah tertentu secara berkelanjutan Tanah yang mempunyai pembatas-pembatas yang dalam keseluruhannya merupakan pembatas tingkat berat untuk penggunaan tertentu secara berkelanjutan Tanah yang memerlukan perlakuan khusus atau tanah dimana memerlukan persyaratan tambahan yang harus dipenuhi untuk berhasilnya suatu penggunaan tanah Tanah yang mempunyai pembatas-pembatas yang kritis sehingga dianggap tidak sesuai bagi penggunaan tanah tertentu menurut kriteria yang digunakan
Environmental Factors Social Factors McHarg Environmental Factors Overlay Social Factors Overlay Recommended Route
Suitability Model - example evaluate a GIS model for Campground Suitability with the following criteria Prefer gentle slopes Prefer near roads Prefer near water Prefer good views of water Prefer westerly aspect can t be too close to water or too steep (legal constraints)
PEMAHAMAN PELUANG (OPPORTUNITY) Ketika menentukan peluang bahwa suatu site tertentu dapat menjadi potensi perencanaan, penting untuk memastikan bahwa peluang (opportunity) adalah indikasi dari keseluruhan tujuan yang mengatur proses pemilihan lokasi. Sejumlah peluang dapat berhubungan dengan tujuan penempatan tertentu. peluang kesesuaian lahan dapat diklasifikasikan sebagai Hard (mutlak ada) atau soft (dapat berubah). Peluang Hard adalah mereka yang dianggap sebagai kebutuhan yang penempatan suatu penggunaan lahan tertentu atau kegiatan tidak bisa tanpa. Peluang Soft adalah mereka yang bermanfaat untuk proses penentuan tapak, tetapi yang tidak mutlak penting untuk memutuskan dimana penggunaan lahan atau kegiatan tertentu dapat terjadi.
PEMAHAMAN RINTANGAN (CONSTRAINTS) Ketika menentukan batasan bahwa suatu site tertentu dapat ditentukan, penting untuk memastikan bahwa mereka memiliki hubungan yang jelas dengan tujuan keseluruhan proses seleksi yang mengatur site. Sejumlah kendala mungkin berhubungan dengan tujuan penempatan tertentu. Seperti peluang, rintanga kesesuaian lahan dapat diklasifikasikan sebagai hard atau soft. Rintangan Hard adalah mereka dianggap benar-benar membatasi penempatan suatu penggunaan lahan tertentu atau kegiatan. Rintangan Soft adalah mereka menunjukkan bahwa pengaruh negatif dalam proses penentuan site, tetapi yang tidak sepenuhnya menghambat suatu area dari penggunaan lahan tertentu atau kegiatan.
TEKNIK ANALISIS KESESUAIAN LAHAN Alternatif peta kesesuaian lahan perlu dievaluasi terhadap tujuan awal untuk mendapatkan peta kesesuaian lahan yang optimal. Macam teknik analisis kesesuaian lahan meliputi: Boolean Overlay Arithmetic Overlay Weighted Overlay
Metode Boolean Overlay Hanya mengenal angka 0 dan 1 Dalam konteks kesesuaian 0 = tidak sesuai, 1 = sesuai Analisis perkalian angka 0 x 0, 0 x 1, dan 1 x 1 Sesuai jika suatu lokasi semuanya memenuhi (angka 1) Disebut juga operasi biner (binary) Dalam kasus ini dilakukan dengan metode Overlay
Contoh produk akhir metode Boolean Overlay 0 = Tdk memenuhi 1 = Memenuhi
Metode Arithmetic Overlay Menggunakan rumus algoritma untuk mencari kesesuaian lahan (Perkalian, Pembagian, pertambahan dan pengurangan)
Contoh produk akhir metode algorithm overlay Kalkulasi menggunakan rumusan/ model matematis tertentu
Hasil di Indeks sesuai perhitungan www.themegallery.com
Metode Weighted Overlay LAYERS RANK EVALUATION WEIGHT S SUITABILIT Y SOIL 3- Best 2- Good 1- Worst clay silt 3 2 3 silt sand 2 1 SLOPE 1-2% 2-5% 3 2 1 17 23 5+% 1-2% 1 3 12 21 FLOODPLAIN 1 0 1 3 5 1 0 1 3
Contoh Aplikasi Weighted Overlay
www.themegallery.com
Aplikasi Teknik Skoring Dalam Perencanaan Wilayah & Kota Kesesuaian lahan untuk pengembangan wilayah pertanian: Padi Kakao Kelapa sawit dll Kesesuaian lahan untuk mitigasi bencana: Banjir Tsunami Longsor dll Kesesuaian lahan untuk pengembangan wilayah baru (Mencari wilayah untuk pengembangan perkotaan baru) Kesesuaian lahan untuk kawasan budidaya: Permukiman Pendidikan Pariwisata
Macam Peraturan/keputusan pemerintah dalam menggunakan teknik skoring untuk analisis Kesesuaian lahan SK MENTERI PERTANIAN No.837/Kpts/Um/11/1980 & No.683/Kpts/UM/8/1981 Tentang kriteria dan tata cara penetapan hutan lindung dan produksi
Macam Peraturan/keputusan pemerintah dalam menggunakan teknik skoring untuk analisis Kesesuaian lahan
Macam Peraturan/keputusan pemerintah dalam menggunakan teknik skoring untuk analisis Kesesuaian lahan
Macam Peraturan/keputusan pemerintah dalam menggunakan teknik skoring untuk analisis Kesesuaian lahan PP No.47/1997 Tentang RTRWN kriteria Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya
Macam Peraturan/keputusan pemerintah dalam menggunakan teknik skoring untuk analisis Kesesuaian lahan
Macam Peraturan/keputusan pemerintah dalam menggunakan teknik skoring untuk analisis Kesesuaian lahan
Macam Peraturan/keputusan pemerintah dalam menggunakan teknik skoring untuk analisis Kesesuaian lahan
Macam Peraturan/keputusan pemerintah dalam menggunakan teknik skoring untuk analisis Kesesuaian lahan
Contoh Aplikasi Kesesuaian lahan EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI PENGOLAHAN METODE BOOLEAN BERBASIS GIS
Langkah-langkah Penentuan Kesesuaian Lahan Kawasan Industri Pengolahan Peninjauan lokasi (rekonans) Penyusunan Kriteria Evaluasi Pengumpulan data yang relevan Verifikasi data Analisis Penyajian hasil-sementara Ground Truth Hasil Akhir
KRITERIA KAWASAN INDUSTRI 1. Bukan Tanah Subur untuk Pertanian (~ bukan lahan kelas S1) 2. Lereng (kurang dari 5 %) 3. < 1 km dari jaringan jalan yang ada (Proximity to Transportation) 4. > 150 m dari tubuh air (Proximity to Water Bodies) (BUFFER ZONE) 5. Penggunaan lahan: Hutan, Semak/ belukar, padang rumput, daerah terbuka {bukan pemukiman}= Bukan Hutan Lindung 6. Luas Areal > 10 ha Kriteria Lain: 1. Kedekatan dengan bahan baku (proxy to raw materials) 2. Kedekatan dengan pelabuhan atau terminal angkutan 3. Kedekatan dengan kompleks pemukiman 4. Kesediaan melepas lahan (oleh pemilik lahan) 5. Secara spasial sesuai dengan arahan (kebijakan) RTRWP/K
DATA SPASIAL Peta jenis tanah Peta land use (dari klasifikasi citra satelit) Kesesuaian lahan untuk pertanian Peta ketinggian (m dpl) Peta lereng Peta jaringan jalan Peta sungai, dan aliran (drainase)
Visualisasi Lokasi True Color Composit LANDSAT ETM+ 2000
Kriteria 1: Bukan Lahan S1 untuk Pertanian
Lahan yang bukan S1 Lahan Kelas 1 (S1) Sekarang diusahakan untuk pertanian Intensif.
Kriteria 2: Lereng < 5% DEM = Digital Elevation Model Menunjukkan ketinggian d.p.l Bersifat continue
Lahan dengan lereng < 5% Semua lereng > 5% diberi angka 0, dan yang < 5% diberi angka 1.
Kriteria 3: < 1 km dari jalan yang ada PENGGUNAN LAHAN TAHUN 2000 PETA JALAN TAHUN 2000
Mencari lahan dengan jarak < 1 km dari jalan Proses Buffering (Euclidean Distance)
Kriteria 4: Lahan > 150 m dari sungai PENGGUNAN LAHAN TAHUN 2000 PETA SUNGAI TAHUN 2000
Lahan dengan jarak > 150 m dari sungai Proses Buffering (Euclidean Distance)
Kriteria 5: Penggunaan lahan: Hutan, Semak/ belukar, padang rumput, daerah terbuka {bukan pemukiman}
Lahan dengan land use: Hutan, Semak/belukar, Padang rumput, Tanah kosong 0 = Tdk memenuhi 1 = Memenuhi
ANALISIS BOOLEAN (0, 1), menggunakan perkalian Operasi: Kesesuaian = {Tanah x Lereng x Jalan x Sungai x Land- Use}
Overlay
HASIL: Kesesuaian Lahan Untuk Pengembangan Kawasan Industri Pengolahan x
GROUND TRUTH dan Penyajian Hasil Harus dilakukan Pengecekan di lapang Bandingkan dengan hasil Koreksi Penyajian hasil, cetak peta
Metode Weighted Overlay Analysis PENENTUAN LOKASI BARU PERUMAHAN METODE Weighted Overlay Analysis BERBASIS GIS
Metode Weighted Overlay Analysis Pemilihan Lokasi Untuk Penentuan Perumahan baru
Metode Weighted Overlay Analysis Kriteria 1. Guna lahan berupa Lahan kosong
Metode Weighted Overlay Analysis Kriteria 2. Kedekatan terhadap Jaringan Jalan Utama
Metode Weighted Overlay Analysis Kriteria 3. Kedekatan terhadap Pusat Kota
Metode Weighted Overlay Analysis Kriteria 4. Kedekatan terhadap Guna lahan permukiman Yang ada
Metode Weighted Overlay Analysis Kriteria 5. Kedekatan terhadap Pantai
Metode Weighted Overlay Analysis Pembobotan terhadap variabel dan parameter spasial
Metode Weighted Overlay Analysis Hasil Akhir dari kesesuaian lokasi Perumahan Baru