METODE ANALISIS HARGA PANGAN 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Adreng Purwoto, Handewi P.S. Rachman, dan Sri Hastuti Suhartini. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Jl. A. Yani No.

I. PENDAHULUAN. (Riyadi, 2002). Dalam komponen pengeluaran konsumsi masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang. Salah satu produk makanan paling penting di dunia adalah beras, terutama di

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

3 KERANGKA PEMIKIRAN

DAMPAK LIBERALISASI PERDAGANGAN TERHADAP KINERJA KETAHANAN PANGAN NASIONAL

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2011 DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP KERAWANAN PANGAN TEMPORER/MUSIMAN

3 KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. pasar lokal dari yang terpengaruh oleh volatilitas harga di pasar dunia, dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Lengkap Ekonomi Collins (1997) dalam Manaf (2000),

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dikembangkannya tanaman kelapa sawit di Indonesia pada tahun 60-an,

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN BERAS DAN JAGUNG DI PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Daftar Isi. Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... vii 1. PENDAHULUAN...1

VII. MODEL PERMINTAAN IKAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu sektor utama di negara ini. Sektor tersebut

BAB III KEBIJAKAN STABILISASI HARGA

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2008 KONSORSIUM PENELITIAN: KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013 ISBN:

I. PENDAHULUAN. Indonesia menurut lapangan usaha pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sektor

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

BAB I PENDAHULUAN. negara (Krugman dan Obstfeld, 2009). Hampir seluruh negara di dunia melakukan

MANAJEMEN KETAHANAN PANGAN ERA OTONOMI DAERAH DAN PERUM BULOG 1)

Fungsi Permintaan Penawaran dan Equilibrium Pasar. Dr. Muh. Yunanto, MM. Kuliah Minggu ke-3

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode two stage least squares (2SLS). Pada bagian ini akan dijelaskan hasil

KEBIJAKAN HARGA. Kebijakan Yang Mempengaruhi Insentif Bagi Produsen : Kebijakan Harga_2. Julian Adam Ridjal, SP., MP.

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI, PERMINTAAN, IMPOR, DAN HARGA BAWANG MERAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

I. PENDAHULUAN. umumnya, khususnya sebagai sumber penyediaan energi dan protein. Neraca

Analisis Penyebab Kenaikan Harga Beras

II. TINJAUAN PUSTAKA. penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN. Kebijakan publik adalah keputusan pemerintah yang berpengaruh terhadap

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

PEMASARAN HASIL PERTANIAN: Aplikasi Penawaran dan Permintaan

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Teori Penawaran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris, yakni salah satu penghasil

PENERAPAN METODE TWO STAGE LEAST SQUARES PADA MODEL PERSAMAAN SIMULTAN DALAM MERAMALKAN PDRB

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masalah dalam mencukupi ketersediaan pangan adalah:

Bab IV. Metode dan Model Penelitian

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODOLOGI PENELITIAN

II. PENGEMBANGAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kemampuan sektor pertanian dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bersama masyarakat. Dalam hal ini pemerintah menyelenggarakan pengaturan,

3. Peramalan Penjualan ( Proyeksi Penjualan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sarnowo dan Sunyoto (2013:1) permintaan adalah jumlah barang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah konsumsi beras dan pemenuhannya tetap merupakan agenda

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penerapan Model Dinamis dalam Sistem Penawaran dan Permintaan Beras di Indonesia

ANALISIS KENDALA INVESTASI BAGI PENANAM MODAL UNTUK INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN ORIENTASI EKSPOR FEBRINA AULIA PRASASTI

MODEL SIMULASI PENYEDIAAN KEBUTUHAN BERAS NASIONAL

ANALISIS PERDAGANGAN BIJI KAKAO INDONESIA

ANALISIS PERDAGANGAN BIJI KAKAO INDONESIA

Daerah Jawa Barat, serta instansi-instansi lain yang terkait.

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN JURNAL

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

IX. KESIMPULAN DAN SARAN

PENDAHULUAN. Indonesia, tercapainya kecukupan produksi beras nasional sangat penting

I. PENDAHULUAN. membentuk sumberdaya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas. Menurut

OPERASIONALISASI KEBIJAKAN HARGA DASAR GABAH DAN HARGA ATAP BERAS

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Umum Cabai Merah

IV. METODE PENELITIAN

IX. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN...

I. PENDAHULUAN. Gula merupakan salah satu komoditas perkebunan strategis Indonesia baik

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

Pada umumnya ilmu ekonomi mempelajari hubungan-hubungan antara. variabel ekonomi. Hubungan-hubungan yang fungsional tersebut mendefinisikan

Kuliah I-Dasar-dasar Permintaan & Penawaran

Boks.1 PENGARUH PERUBAHAN HARGA TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN KOMODITI BAHAN MAKANAN DI KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EKONOMI MIKRO PAB243-3(3-0)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras merupakan salah satu komoditas penting dalam kehidupan sosial

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan stabilitas di bidang ekonomi yang sehat dan dinamis, pemeliharaan di bidang ekonomi akan tercipta melalui pencapaian

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PERMINTAAN TEPUNG TERIGU DI INDONESIA (Periode ) OLEH M.

BAB I. PENDAHULUAN. berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan,

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DAN KETERSEDIAAN BERAS DI TINGKAT NASIONAL

III. KERANGKA PEMIKIRAN. sektor produksi merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan ekonomi.

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) MATA KULIAH EKONOMI UMUM (EKO 160) Pengajar : TIM DOSEN

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN SALAK PONDOH (Studi Kasus di Desa Sigaluh Kecamatan Sigaluh Banjarnegara) ABSTRAK

ANALISIS TIME SERIES DAN FORECASTING DATA KEUANGAN

III. KERANGKA TEORI. sisi produksi maupun pasar, disajikan pada Gambar 1. Dari sisi produksi,

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup dan kehidupannya. Undang-Undang Nomor 18 Tahun

Penerapan model Almost Ideal Demand System ( AIDS ) pada pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan di Kecamatan Tambak Kabupaten Banyumas

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. dengan kekuatan permintaan dan penawaran (Waluya, 2003)

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS DI INDONESIA TAHUN (Pendekatan Error Correction Model) Erikson Manurung

Boks 3. KEBIJAKAN PENTARGETAN INFLASI DAN IMPLEMENTASINYA PADA TINGKAT PEREKONOMIAN REGIONAL

IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. A. Kontribusi Pangan Terhadap Laju Inflasi Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. lain yang sesuai dengan kebutuhan ternak terutama unggas. industri peternakan (Rachman, 2003). Selama periode kebutuhan

BAB 3 METODE PENELITIAN

Transkripsi:

METODE ANALISIS HARGA PANGAN 1 Handewi P.S. Rachman Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Jl. A. Yani No. 70 Bogor 16161 Abstrak Harga dan kaitannya dengan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani merupakan salah satu elemen penting dalam ekonomi pangan. Terkait dengan hal tersebut, maka analisis harga pangan menjadi hal penting guna perumusan kebijakan stabilisasi harga dan peningkatan produksi pangan serta membuat peramalan harga pangan ke depan. Makalah ini bertujuan untuk membahas metode analisis harga pangan. Cakupan bahasan meliputi pentingnya analisis harga pangan, alternatif teknik analisis harga pangan), dan pemanfaatan analisis harga pangan. Secara umum terdapat tiga metoda analisis harga yang biasa digunakan oleh para analis, yaitu (1) analisis kuantitatif yang didasarkan pada pola perilaku yang terjadi pada data deret waktu (time-series data), (2) pendekatan neraca (balance-sheet approach), dan (3) pendekatan kuantitatif dengan memperhatikan keterkaitan antar variabel (fungsi permintaanpenawaran-harga). Selain itu, dapat digunakan teknik riset operasi seperti metode linear programming. Hasil analisis harga dapat dimanfaatkan sebagai bahan masukan bagi pengambil kebijakan di bidang pangan khususnya terkait dengan upaya perumusan kebijakan stabilisasi harga dan peningkatan produksi pangan untuk menjamin kestabilan ketersediaan pangan. Selain itu hasil analisis harga juga dapat digunakan untuk membuat peramalan harga suatu komoditas di masa yang akan datang. Kata kunci: analisis harga, pangan PENDAHULUAN Pangan merupakan komoditas strategis dan bahkan sering dikaitkan dengan aspek politis di berbagai negara termasuk Indonesia. Hal ini disebabkan karena pangan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk mempertahankan hidup. Oleh karenanya, pemenuhan kebutuhan pangan bagi setiap penduduk setiap waktu merupakan hak azasi manusia yang harus diupayakan oleh pemerintahan suatu negara. Di Indonesia, pentingnya masalah pangan dapat ditunjukkan antara lain dengan telah diundangkannya Undang-Undang No 7 tahun 1996 tentang pangan. Selain itu berbagai kebijakan terkait dengan upaya peningkatan produksi pangan dan berbagai faktor pendukungnya, kebijakan stabilitas harga pangan serta sistem distribusinya dalam 1 Makalah disampaikan pada Apresiasi Sistem Distribusi Pangan dan Harga Pangan oleh Badan Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian, di Pusat Manajemen Pengembangan SDM Pertanian, Ciawi,-Bogor, 3 5 Juli 2005 78

upaya pemenuhan kebutuhan pangan (khususnya pangan pokok beras) telah dilaksanakan secara terus menerus dalam setiap tahapan pembangunan. Dari berbagai aspek ekonomi pangan, harga merupakan salah satu aspek penting yang perlu mendapat perhatian. Pentingnya harga pangan terutama di tingkat petani-produsen (dengan tetap melindungi konsumen), dilakukan oleh pemerintah di berbagai negara melalui kebijakan intervensi. Secara umum tujuan kebijakan pemerintah di bidang pangan (harga) adalah untuk mencapai salah satu atau kombinasi dari beberapa hal berikut: (1) membantu meningkatkan pendapatan petani, (2) melindungi petani kecil untuk tetap memiliki insentif menghasilkan pangan, (3) mencapai swasembada pangan dan mengurangi ketergantungan impor, (4) menurunkan ketidakstabilan harga dan pendapatan petani, dan (5) memperhatikan daya beli konsumen agar kebutuhan pangan penduduk terpenuhi. Beberapa instrumen kebijakan harga pangan dalam rangka melindungi petani produsen yang umum dilakukan pemerintah adalah melalui (1) penetapan harga tertinggi-terendah dan atau harga pembelian pemerintah, (2) penetapan waktu dan atau volume impor, (3) pengaturan volume stok (cadangan) pangan pemerintah dan pelepasan stok ke pasar, dan (4) penetapan larangan ekspor. Dari uraian di atas, terlihat bahwa aspek harga dan kaitannya dengan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani merupakan salah satu elemen penting dalam ekonomi pangan. Terkait dengan hal tersebut, maka analisis harga pangan menjadi hal penting guna perumusan kebijakan stabilisasi harga dan peningkatan produksi pangan serta membuat peramalan harga pangan ke depan. Makalah ini bertujuan untuk membahas metode analisis harga pangan. Cakupan bahasan meliputi (1) pendahuluan, (2) pentingnya analisis harga (pangan), (3) alternatif teknik analisis harga (pangan), (4) pemanfaatan analisis harga pangan, dan (5) penutup. PENTINGNYA ANALISIS HARGA (PANGAN) Terminologi analisis harga (pangan) biasanya mengacu pada analisis kuantitatif dari keterkaitan antara aspek permintaan - penawaran - harga. Dalam hal demikian umumnya penggunaan alat analisis ekonometrik merupakan metode analisis yang sering digunakan. Namun demikian, penggunaan tabel-tabel sederhana dan atau grafik dengan pembahasan secara deskriptif analitis juga menjadi alternatif metode yang sering digunakan dalam analisis harga. Setidaknya terdapat dua alasan mengapa analisis harga penting untuk dilakukan, dalam hal ini terkait dengan tujuan melakukan analisis harga, yaitu (1) untuk mengestimasi koefisien (parameter) ekonomi tertentu seperti elastisitas permintaan dari 79

harga komoditas, dan (2) untuk meramalkan (forecasting) harga pada masa datang dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat harga komoditas tertentu. Pendugaan (estimasi) dari elastisitas permintaan dan atau harga merupakan salah satu masukan penting bagi pengambil kebijakan pangan untuk menentukan alternatif kebijakan seperti dalam program stabilisasi harga pangan, peningkatan produksi (suplai) dan atau penetapan aturan ekspor-impor pangan. Selain itu, analisis harga (pangan) juga sering digunakan untuk menganalisis perilaku harga dan peubahpeubah yang terkait. Sebagai contoh apabila kita ingin mengetahui bagaimana trend (kecenderungan), siklus, atau keteraturan dan ketidakteraturan dari harga suatu komoditas pada rentang waktu tertentu, maka penggunaan analisis harga menjadi hal penting yang dapat menjawab pertanyaan tersebut. ALTERNATIF TEKNIK ANALISIS HARGA (PANGAN) Secara umum terdapat tiga pilihan alternatif teknik dalam analisis harga, yaitu (1) analisis kuantitatif yang didasarkan pada pola perilaku yang terjadi pada data deret waktu (time-series data), (2) pendekatan neraca (balance-sheet approach), dan (3) pendekatan kuantitatif dengan memperhatikan keterkaitan antar variabel (fungsi permintaan - penawaran - harga). Selain itu, beberapa ekonom juga menggunakan teknik riset operasi seperti metode linear programming dalam analisis harga (Tomeck and Robinson, 1990). Masing-masing alat analisis di atas memiliki kelebihan dan keterbatasan. Oleh karena itu pemilihan alat analisis oleh peneliti/pengkaji/petugas tergantung pada tujuan analisis dan ketersediaan sumberdaya (tenaga, waktu, biaya) yang ada. Analisis Kuantitatif berdasar Pola Perilaku dari Data Deret Waktu Pendekatan dengan teknik analisis kuantitatif berdasar pola perilaku dari data deret waktu umumnya digunakan untuk melakukan peramalan harga yang akan datang berdasar perilaku kecenderungan harga yang terjadi selama selang waktu ke belakang (satu - dua - lima atau beberapa tahun yang lalu). Pola yang diamati bisa data harian, bulanan, musiman, tahunan, dan siklus atau kecenderungan umum yang terjadi. Semakin panjang data deret waktu tersedia maka semakin tinggi kemampuan dalam meramalkan harga ke depan. Kelemahan metode ini adalah apabila terjadi gejolak faktor eksternal (El Nino, La Nina, krisis ekonomi) maka rataan atau pola perubahan harga yang terjadi tidak dapat sepenuhnya dijadikan acuan peramalan harga ke depan. Salah satu metode sederhana untuk melakukan peramalan harga yang akan datang adalah dengan mengasumsikan bahwa pola kecenderungan yang telah ada (terjadi) akan berlangsung terus pada waktu yang akan datang. Dengan teknik ini rataan perubahan harga tahunan (trend - persen perubahan harga/tahun) selama beberapa 80

waktu ke belakang menjadi acuan untuk melakukan peramalan harga yang akan terjadi di masa akan datang. Teknik ini dapat dilakukan dengan menggunakan tabel-tabel analisis dan perhitungan sederhana. Penggunaan deflator dalam analisis harga juga biasa digunakan dalam analisis data deret waktu. Umumnya data indeks harga konsumen (CPI-consumer price index) biasa digunakan untuk mengukur nilai riil dari harga maupun pendapatan, yaitu dengan membagi nilai nominal dengan indeks harga. Namun demikian penggunaan data harga dan pendapatan dalam nilai nominal ataupun riil tergantung pada tujuan analisis. Cara lain untuk melakukan peramalan harga dengan pendekatan kuantitatif dari data deret waktu adalah dengan menggunakan asumsi bahwa terdapat perubahan laju kecenderungan harga yang akan datang dibandingkan waktu yang lalu. Dalam hal demikian, penggunaan grafik merupakan salah satu metode sederhana yang dapat digunakan untuk melihat pola perilaku harga dan laju perubahan yang ada. Grafik dua dimensi dimana peubah harga sebagai aksis vertikal dan periode waktu sebagai aksis horizontal merupakan cara yang umum dipakai. Pendekatan Neraca (balance-sheet approach) Pendekatan dengan menggunakan teknik neraca umumnya digunakan oleh perusahaan yang ingin mengetahui posisi keseimbangan penawaran dan permintaan yang dapat memberikan informasi sebagai bahan perencanaan produksi yang akan datang bagi seorang pengusaha. Melalui pendekatan neraca dapat diketahui apakah dengan tingkat harga yang terjadi terdapat surplus atau defisit terhadap produk (komoditas) tertentu. Analisis neraca ini juga bermanfaat bagi pengambil keputusan di bidang pangan terkait dengan perencanaan di bidang produksi komoditas di suatu wilayah dan pengaturan alokasi distribusi dari daerah surplus ke daerah defisit. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam analisis harga dengan pendekatan neraca ini adalah bahwa dalam mengidentifikasi suplai (penawaran) perlu memperhitungkan data produksi, impor-ekspor (antar wilayah, antar negara), dan bantuan/transfer dari pihak lain (jika ada). Sementara itu dari sisi permintaan penting untuk memperhatikan adanya penggunaan oleh industri, konsumsi penduduk, penggunaan lain, tercecer, dan susut. Keakuratan penyediaan data permintaan dan penawaran akan menentukan keakuratan estimasi adanya surplus/defisit pangan pada tingkat harga yang terjadi di suatu wilayah pada waktu tertentu. Pendekatan Kuantitatif dengan Memperhatikan Keterkaitan antar Variabel Penggunaan fungsi penawaran dan permintaan merupakan salah satu contoh pendekatan analisis harga yang memperhatikan keterkaitan antar variabel. Keterkaitan antar variabel dapat divisualisasikan dengan menggunakan grafik maupun metode statistik. Penggunaan diagram dan atau penyajian secara grafis merupakan tahap awal 81

yang dapat dilakukan sebelum menganalisis secara lebih detail dengan menggunakan analisis ekonometrika. Analisis regresi berganda merupakan salah satu model sederhana yang dapat digunakan untuk analisis harga dengan memperhatikan keterkaitan antar variabel. Persamaan regresi berganda secara umum mengungkapkan hubungan antara peubah (variabel) tidak bebas (Y) dengan beberapa peubah bebas (X). Secara matematis hubungan tersebut dituliskan sebagai berikut: Y t = 0 + 1X t1 + 2 X t2 + 3X t3 +.+ kx tk + e t Dimana: Y t = peubah tidak bebas yang diamati X tk e t k t = peubah bebas yang diamati, sebanyak k peubah = galat (error/disturbance term) = parameter yang diduga = 1, 2, 3..T jumlah pengamatan dari setiap peubah Dalam contoh di atas, peubah Y tergantung (dipengaruhi) secara linear oleh peubah bebas X dan galat. Dalam pendugaan besaran koefisien, metode OLS (ordinary least square) merupakan metode yang umum dipakai. Namun demikian, ketepatan pemilihan dalam penggunaan metode dan asumsi apakah hubungan antar peubah bersifat linear, kuadratik, atau bentuk lain tergantung pada bagaimana peubah Y dan X dibangun (Jhonston, 1984; Maddala, 1977). Selain itu pemilihan metode pendugaan dan asumsi dalam analisis juga sangat ditentukan oleh expert-judgment peneliti berdasar pengalaman empiris di lapang. Dari ke tiga teknik pendekatan analisis harga seperti diuraikan di atas, beberapa hal yang perlu mendapat perhatian adalah (1) perumusan masalah dan penetapan spesifikasi model untuk memecahkan masalah yang ada merupakan tahap awal yang penting dalam analisis harga, (2) penyediaan data pengamatan dari peubahpeubah yang akan digunakan dalam analisis, spesifikasi model operasional akan sangat ditentukan oleh ketersediaan data, (3) teknik analisis dan evaluasi uji ketepatan metode secara logika, teoritis dan empiris. Tomeck dan Robinson (1990) menyebutkan terdapat 3 hal yang diperlukan oleh seorang analis untuk dapat melakukan analisis harga secara baik, yaitu (1) memiliki pengetahuan teori ekonomi yang baik, hal ini dapat membantu dalam memformulasikan model, (2) analis harus mempunyai pengetahuan yang baik terhadap fenomena ekonomi dari sektor (komoditas) yang dianalisis termasuk ketersediaan datanya, dan (3) analis perlu memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang metode dasar statistik. Apabila seorang analis telah memiliki tiga kemampuan tersebut dilengkapi dengan pengetahuan dalam pengolahan dengan sistem komputasi, maka analisis harga pangan dapat dilakukan secara baik. 82

PEMANFAATAN ANALISIS HARGA (PANGAN) Pemanfaatan analisis harga terkait dengan pemahaman dan interpretasi dari hasil analisis untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi perumusan kebijakan di bidang pangan, utamanya yang terkait dengan kebijakan peningkatan produksi, harga dan permintaan pangan. Interpretasi Hasil Peramalan Harga berdasar Kecenderungan yang Terjadi Dengan mengasumsikan trend harga suatu komoditas (rataan perubahan harga tahunan) yang terjadi akan tetap berlangsung di masa yang akan datang, kita dapat meramalkan tingkat harga komoditas tersebut di waktu yang akan datang. Demikian pula halnya apabila kita mengasumsikan adanya perubahan laju kecenderungan harga untuk peramalan harga yang akan datang dapat dilakukan dengan menetapkan besaran laju perubahan yang terjadi. Dengan estimasi dan ramalan harga yang mungkin terjadi tersebut kita dapat merencanakan alokasi wilayah produksi suatu komoditas dengan pertimbangan utama adalah peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. Dalam penentuan kebijakan ini analisis harga untuk berbagai komoditas yang memiliki keterkaitan dalam sisi permintaan maupun penawaran atau proses produksi juga menjadi pertimbangan dalam merumuskan kebijakan. Interpretasi dari Parameter Dugaan Seperti telah diuraikan sebelumnya, salah satu analisis sederhana dalam penggunaan model ekonometrika dalam analisis harga adalah melakukan pendugaan dari parameter harga dan permintaan terhadap suatu komoditas (pangan). Secara empiris, menduga elastisitas harga dan permintaan dan atau penawaran suatu komoditas merupakan isu yang dapat dijadikan bahan masukan bagi pengambil kebijakan pangan. Teori ekonomi mendefinisikan bahwa elastisitas harga terhadap permintaan menunjukkan proporsi (persen) perubahan permintaan yang akan terjadi apabila terjadi perubahan harga pada persentase tertentu. Dalam hal ini perubahan permintaan (kuantitas) dapat disebabkan oleh perubahan harga komoditas itu sendiri (elastisitas harga sendiri), maupun oleh perubahan harga barang lain (elasitisitas silang) baik yang bersifat substitusi maupun komplemen (Pindyck and Rubinfeld, 1994). Dengan metoda yang sama juga dapat dilakukan pendugaan untuk mengukur perubahan pendapatan terhadap permintaan suatu komoditas (elastisitas pendapatan terhadap permintaan). Interpretasi dari dugaan parameter permintaan karena perubahan harga maupun pendapatan merupakan bahan masukan bagi pengambil kebijakan pangan dalam menetapkan kebijakan harga maupun besaran pasokan (suplai) dan produksi pangan di suatu wilayah. Pertimbangan yang digunakan dalam penetapan 83

kebijakan tersebut selain besaran estimasi parameter adalah keterjangkauan dan daya beli yang terefleksikan dari peubah pendapatan konsumen terhadap harga yang ada dan tingkat harga yang masih memberikan insentif bagi produsen untuk tetap mengusahakan komoditas pangan yang dianalisis. Selain itu penggunaan analisis statistik sederhana seperti koefisien variasi dan standar deviasi dari data harga komoditas secara deret waktu juga banyak digunakan oleh analis untuk mengetahui stabilitas harga yang terjadi dari suatu komoditas di suatu wilayah. Dalam hal ini semakin kecil nilai koefisien variasi maupun standar deviasi dari data harga di suatu wilayah dapat diinterpretasikan bahwa harga relatif stabil atau memiliki fluktuasi yang rendah. Stabilitas harga merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk memberikan sinyal kepada produsen terhadap faktor risiko harga yang mungkin dihadapi produsen dari pengusahaan suatu komoditas. PENUTUP Tanpa berpretensi mengabaikan peubah ekonomi, sosial, budaya dan politik, dalam menganalisis ekonomi pangan, peubah harga dari suatu komoditas merupakan aspek penting yang menentukan keberlanjutan pasar serta keseimbangan permintaan dan penawaran suatu komoditas (pangan). Dalam hal demikian maka analisis harga (pangan) merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan. Secara umum terdapat tiga metode analisis harga yang biasa digunakan oleh para analis, yaitu (1) analisis kuantitatif yang didasarkan pada pola perilaku yang terjadi pada data deret waktu (time-series data), (2) pendekatan neraca (balance-sheet approach), dan (3) pendekatan kuantitatif dengan memperhatikan keterkaitan antar variabel (fungsi permintaan-penawaran-harga). Selain itu, beberapa ekonom juga menggunakan teknik riset operasi seperti metode linear programming dalam analisis harga. Masing-masing alat analisis di atas memiliki kelebihan dan kekurangan, oleh karena itu pemilihan alat analisis oleh peneliti/pengkaji/petugas tergantung pada tujuan analisis dan ketersediaan sumberdaya (tenaga, waktu, biaya) yang ada. Hasil analisis harga dapat dimanfaatkan sebagai bahan masukan bagi pengambil kebijakan di bidang pangan khususnya terkait dengan upaya perumusan kebijakan stabilisasi harga dan peningkatan produksi pangan untuk menjamin kestabilan ketersediaan pangan. Selain itu hasil analisis harga juga dapat digunakan untuk membuat peramalan harga suatu komoditas di masa yang akan datang. Hal ini penting bagi perumus kebijakan dalam menetapkan tingkat harga dengan tetap mempertimbangkan kepentingan produsen maupun konsumen. 84

DAFTAR PUSTAKA Jhonston, J. 1984. Econometric Methods. Third edition. New York: Mc Graw-Hill. Maddala, G.S. 1977. Econometrics. New York: Mc Graw-Hill. Pindyck, R.S. and D.L. Rubinfeld. 1994. Microeconomics. Third Edition. Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey. Tomeck, W.G. and K.L. Robinson. 1990. Agricultural Product Prices. Third Edition. Cornell University Press. 85