MSDM STRATEGIK: INTEGRASI ANTARA UNIVERSALISTIC, CONTINGENCY, CONFIGURATIONAL, DAN CONTEXTUAL PERSPECTIVE Wijayanti Universitas Muhammadiyah Purworejo

dokumen-dokumen yang mirip
Human Resources Management (HRM)

Manajemen SDM. 1 st Week

Becoming a Learning Organization. Becoming. a Learning Organization. File D:optima/Klien/SIPF/Becoming a Learning Org/PP-H/120214

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MSDM STRATEGIK DAN KEUNGGULAN BERSAING YANG BERKESINAMBUNGAN: PERAN KAPABILITAS DINAMIK DAN KAPABILITAS INOVASI MURKHANA FAIRUZZABADI

PERENCANAAN SDM. Job Analysis/Analisa Pekerjaan 9/22/2011. Tujuan Instruksional Khusus

Strategic Human Resource Management

Strategic Management for Government Organization. Yodhia Antariksa. Pusdiklat Spimnas. Bidang Kepemimpinan.

KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENGEMBANGKAN ORGANISASI KOMPETITIF PADA PEMERINTAHAN KABUPATEN MUSI RAWAS

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DI RUMAH SAKIT. Chriswardani S FKM MIKM UNDIP

(Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia, Ruang lingkup dan Fungsi MSDM) Fauzie Rahman

PERENCANAAN SUMBERDAYA MANUSIA YANG EFEKTIF: STRATEGI MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DEPARTEMEN HUMAN RESOURCE PT EXTRUPACK DENGAN METODE HUMAN RESOURCE SCORECARD

Perkembangan Ilmu Perilaku Organisasi a.posisi ilmu perilaku organisasi dalam kajian organisasi secara umum b. Peranan dan kontribusi ilmu perilaku

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan

ORGANIZATION THEORY AND DESIGN

Perilaku Individu dan Manajemen Sumber Daya Manusia Internasional

PENILAIAN KINERJA MALCOLM BALDRIDGE

Strategic Human Resources Management and Planning Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik dan Perencanaan. Pertemuan ke-2

PERANAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASIONAL UNTUK PENCAPAIAN KEUNGGULAN KOMPETITIF

Personal characteristic (sdm issues dalam organisasi)

Human Resource Management

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

# $ !!" ! #$! $% # %!!!'(!! +!! % %+!'!! " #! # % #, #,-! #! )!! %" .'.!% % ) ' ' '!!!! % '! $ )!!'" /!.!% % ) $ % & (!!!!.!% %!$

Human Resource Management

KEUNGGULAN KOMPETITIF

Human Resources Development

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA (MJ 205) PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia, Ruang lingkup dan Fungsi MSDM. Rachmasari Pramita W, ST, MM

# $ !!" ! # $! $ % !!" # %!!! '(!! # * $ %!+ + +!! % %+!'!! " " " #! # % # '!$ #, #,-! # '-!!! #! )!! %" .'.!% % ) ' ' '!!!! % '! $ )!!

BAB ORIENTASI KONSEP PPO

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil menengah (UKM) produksi tahu di industri tahu Kota

CHAPTER 3: ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Peranan Aset Stratejik dan Pengaruh Moderasi Lingkungan Dalam Peningkatan Kinerja Perusahaan Farmasi di Indonesia

ii ~ Manajemen Sumber Daya Manusia

MSDM. By Farlianto. /

SILABUS MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA (MJ 205) PROGRAM STUDI MANAJEMEN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

STRATEGI PENGELOLAAN SUMBERDAYA MANUSIA YANG TERINTEGRASI DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN LINGKUNGAN GLOBAL Rochmi Widayanti

BAB6 KESIMPULAN DAN SARAN

vii Universitas Kristen Maranatha

Strategy Review, Evaluation, and Control

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2. PERAN STRATEGIS MSDM 2

PERANCANGAN BALANCED SCORECARD LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE UNTUK MENCAPAI SUSTAINABLE GROWTH DI PT. YAMAHA INDONESIA MOTOR MANUFACTURING BALI

HUBUNGAN TIPE STRATEGI BISNIS DAN STRATEGI PEMASARAN DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BERSAING PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN MANAJEMEN TENAGA PENJUAL

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG JASA PENYEDIAAN INFORMASI DALAM PERKEMBANGAN IPTEK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

BAGAIMANA STRATEGI BERKEMBANG DI DALAM ORGANISASI? Oleh: Tri Widodo W. Utomo Pengantar Pembahasan mengenai hal ini berkisar sekitar dasar-dasar

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Globalisasi, liberalisasi perdagangan, deregulasi dan. organisasi dihadapkan pada lingkungan yang serba tidak pasti.

Kompetensi Dasar: 1. Peran MSDM dalam Bisnis Ritel 2. Struktur Organisasi 3. Proses MSDM

Gambar 1. 2 Struktur Organisasi Direktorat HCM Telkom Indonesia

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

KOMPETENSI APOTEKER DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA SEBAGAI DIREKTUR RUMAH SAKIT

Intoduction: Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. distributor barang, kreditor, karyawan, pemilik, serta pemerintah. Para pemangku

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

David Sugihartana TESIS

ORIENTASI KONSEP PO YUDHA PRAKASA, S.AB, M.AB L/O/G/O

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya bisnis ritel seperti yang terlihat pada 2009 ketika sektor ritel

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Internal Assessment. The Nature of an Internal Audit. Chapter 4

TOPIK 4 MODEL MANAJEMEN MUTU

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

HUBUNGAN SERIKAT KARYAWAN MANAJEMEN PERTEMUAN 13

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini

Minggu 3: Manajemen Modern

I. PENDAHULUAN. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruhnya karya tulis ini dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

Intoduction: Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

MANAJEMEN STRATEJIK DAN BUDAYA PERUSAHAAN: DAMPAK SERTA IMPLEMENTASI

Taryana Suryana. M.Kom

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya,

KURIKULUM MAGISTER MANAJEMEN

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan yang yang telah

Strategi & Upaya Menjadi Sekretaris yang Kompeten dan Profesional

BAB 4 HASIL 4.1 IMPLEMENTASI STRATEGI EMPLOYER BRANDING DALAM EMPLOYEE VALUE PROPOSITION

SMT KODE NAMA MATA KULIAH SKS PRASYARAT

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan

Penempatan Pegawai. School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation. Job Analysis. 1 st Week

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era industri gelombang keempat, industri ekonomi kreatif (creative

Career Management.

Proses adalah bagaimana keputusan dibuat dan pekerjaan dilakukan di suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

Pertemuan Kedua Ketiga Manajemen Sumber Daya Manusia

LAMPIRAN 1. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman terkoreksi ( Pertumbuhan terjadi

Analisis Jabatan. Dr. Alimatus Sahrah, M.Si, MM FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

Human Resource Management

Transkripsi:

MSDM STRATEGIK: INTEGRASI ANTARA UNIVERSALISTIC, CONTINGENCY, CONFIGURATIONAL, DAN CONTEXTUAL PERSPECTIVE Wijayanti Universitas Muhammadiyah Purworejo Abstraksi Pendekatan-pendekatan dalam strategi MSDM yang selama ini dikenal dan banyak diangkat dalam jurnal penelitian adalah universalistic perspective, contingency perspective, configurational perspective, dan contextual perspective. Perpaduan antara beberapa perspektif akan menghasilkan suatu model yang komprehensif. Integrasi tersebut akan memberikan satu lagi pilihan kepada organisasi dalam menentukan strategi MSDM yang cocok dan sesuai dengan tujuan organisasi. Kata kunci: universalistic perspective, contingency perspective, configurational perspective, dan contextual perspective. I. Pendahuluan Krisis keuangan dan perubahan teknologi yang sangat cepat sampai saat ini sangat berpengaruh terhadap organisasi. Hal itu mendorong dan memaksa organisasi untuk melakukan perubahan dalam fungsifungsi manajemen yang selama ini dianggap sebagai manajemen personalia yang kecenderungannya bersifat personal administrative. Fakta tersebut menuntut manajemen SDM untuk memahami perubahan yang semakin komplek yang selalu akan terjadi di lingkungan bisnis. Organisasi juga harus mengantisipasi perubahan teknologi, dan memahami dimensi internasional yang mulai memasuki bisnis akibat informasi yang berkembang cepat. Perubahan paradigma dari personal administrative manajemen SDM telah memberikan fokus yang berbeda dalam melaksanakan fungsinya di dalam organisasi. Meskipun demikian, masih tetap ada perdebatan tentang perubahan manajemen personalia tersebut 27

menjadi Manajemen Sumber Daya Manusia. Pada konteks Manajemen Sumber Daya Manusia, muncul pendekatan-pendekatan yang berkaitan dengan strategi MSDM. Menurut Alcazar, 2005; Strategi manajemen sumber daya manusia merupakan suatu integrasi dari seperangkat praktek, kebijakan, dan strategi organisasi untuk mengelola human capital yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh strategi bisnis. Pioner dari pengembangan pendekatan strategi MSDM adalah Galbraith &Nathason (1978), Schiler (1981), Davis (1981), Lindroh (1982), dan Sweet (1982) dalam Alcazar 2005. Pendekatanpendekatan dalam strategi MSDM yang selama ini dikenal dan banyak diangkat dalam jurnal penelitian adalah universalistic perspective, contingency perspective, configurational perspective, dan contextual perspective. Universalistic perspective merupakan pendekatan yang sederhana dan cenderung pada best practice. Fokus utama dalam model adalah tentang kebijakan dalam SDM yang terpisah dihubungkan dengan kinerja organisasional. Universalistic perspective mempunyai kontribusi dalam penelitian strategi MSDM pada penilaian pentingnya faktor human capital untuk mencapai kinerja organisasi yang optimal. Dengan demikian, dapat memperbaiki kemampuan karyawan dalam organisasi dengan memberikan kompensasi, pelatihan, dan penilaian kinerja. Contingency perspective merupakan model yang didasarkan pada interaksi dan menyatakan bahwa keefektifan serta kebijakan MSDM harus konsisten dengan aspek-aspek perusahaan (Michie, 2005). Dalam perspektif ini faktor eksternal dimasukkan sebagai variabel yang penting dalam organisasi. Dalam configurational perspective, terdapat dimensidimensi organizational seperti strategi, struktur, culture, dan proses. Configurational mengacu pada best practice dan pendekatan 28

contingency. Dalam prakteknya cenderung menyederhanakan realitas yang terjadi dalam MSDM. Pendekatan yang lain adalah contextual perspective. Dalam pendekatan ini strategi MSDM sudah fokus pada berbagai variable. Menurut alcazar, 2005; organisasi sudah fokus pada dimensi sosial, ekonomi, institusional, politik, legal, teknologi, dan konteks persaingan. Untuk mencapai existensi, organisasi tidak hanya fokus pada pencapaian tujuan, tetapi bagaimana hubungannya dengan konteks external dan organisasional yang akan menentukan keputusan manajerial. Kontribusi utamanya adalah mempertimbangkan kembali hubungan antara sistem strategi MSDM dengan konteksnya. Dari berbagai perpektif tersebut akan lebih baik jika ada suatu perspektif yang mampu memenuhi minimal dimensi internal dan dimensi eksternal. Dengan demikian, strategi MSDM akan menjadi fungsi yang terintegrasi dengan seluruh fungsi lainnya di dalam organisasi, untuk bersama-sama mencapai sasaran yang sudah ditetapkan oleh organisasi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memperkenalkan pendekatan baru yang mengitegrasikan pendekatan yang ada di atas. keempat 2. Integrasi Antara Universalistic, Contingency, Configurational, Dan Contextual Perspective Pendekatan yang mencoba mengintegrasikan keempat model di atas di perkuat oleh Alcazar et al. 2005 yang mencoba memperkenalkan suatu model baru yang mengintegrasikan antara universalistic contingency perspective, perspective, configurational perspective, dan contextual perspective. Perpaduan antara beberapa perspektif akan menghasilkan suatu model yang komprehensif. Hal tersebut akan menutupi kekurangan pada keempat perspektif yang sudah ada. Universalistic perspective tidak melihat praktek-praktek dalam SDM yang saling berhubungan. Pendekatan ini kurang solid dalam 29

hal fondasi teoritikal dan metodologi (alcazar, 2005). Apabila organisasi menerapkan universalistic perspective maka organisasi hanya akan fokus pada internal organisisasi atau variabel-variabel organisasional. Hal ini tidak akan ada masalah ketika organisasi tidak akan melakukan inovasi untuk merespon adanya perubahan dari lingkungan eksternal organisasi. Jika organisasi memperhitungkan aspek eksternal, maka pendekatan ini kurang cocok. Untuk itu diperlukan pendekatan lain yang fokus pada variabel-variabel ekstenal. Pendekatan atau perspektif itu kita kenal dengan nama contingency perspective. Walaupun faktor ekternal juga menjadi fokus, tetapi pendekatan ini orientasinya masih bersifat mikro. Jika organisasi mengadopsi pendekatan contingency, maka tidak memperhitungkan variabel politik yang memang tidak bisa dipungkiri akan berpengaruh pada existensi organisasi. Misalnya suatu organisasi yang akan mempekerjakan karyawan dari negara lain, maka organisasi harus mengerti dan mempunyai pengetahuan menyangkut segala sesuatu yang berhubungan dengan kondisi politik dan culture negara tersebut. Selain hal di atas, kepastian kebijakan dalam organisasi akan sangat tergantung pada kepastian lingkungan dan faktor-faktor yang mempengaruhi organisasi. Dalam contingency perspective juga dikatakan bahwa oeganisasi membutuhkan kondisi fit. Banyak ahli yang mengatakan bahwa dengan kondisi fit organisasi akan cenderung kaku dan struktur tidak fleksibel. Perpektif ini membutuhkan analisas yang mendalam lagi dari fungsi manajemen SDM di dalam mengembangkan tipologi khusus untuk mengukur strategi bisnis (Alcazar, 2005). Untuk mengatasi hal tersebut, ada satu perspective yang disebut configurational perspective. Kelemahan configurational perspective ini menurut Alcazar dkk sulit dalam pengukuran menggunakan alat statistik yang umum digunakan dalam organisasi dan penelitian strategi. Menurut 30

meyer et al, 1993, keterbatasannya terletak pada ukuran dan teknologi yang tidak pasti. Cenderung menyederhanakan realitas dalam strategi MSDM. untuk mengatasi hal tesebut organisasi membutuhkan pendekatan yang lebih komplek. Kelemahan lain dari pendekatan ini adalah dukungan empiris yang tidak mencukupi dan tidak ada konsensus tentang praktek-praktek yang seharusnya terhubung dalam sistem SDM (Alcazar, 2005). Untuk dimensi sosial diperkenalkan pada contextual perspective tetapi tidak memperhatikan efek yang ada dalam strategi, kebijakan, dan praktek SDM. Efek tersebut meliputi efek organisasional, efek sosial, dan individual. Jika hal ini terabaikan maka organisasi tidak akan fokus antara lain pada inovasi, kemampuan beradaptasi, produktifitas, komitmen, dan pembelajaran. Organisasi yang tidak mempunyai komitmen dari indiviadu atau karyawan tentu saja tidak dapat exist. Demikian juga jika organisasi tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan eksternal yang selalu berubaha, maka organisasi tidak maju. Untuk mengatasi gap yang terjadi diantara realitas strategi MSDM maka diperkenalkan model terintegrasi yang komprehensif oleh Alcazar et al. 2005. Model integrasi tersebut dapat di lihat pada bagan di bawah ini. Bagan I: Integrating universalistic perspective, contingency perspective, configurational perspective, and contextual perspective Socio economical context Legislation, politics, institution, social and economic issue, culture, unions, educative system, labour market Organizational context Climate, culture, size, structure, technology, innovation, particular interest Strategy HRM strategy Organizational effect Cohesion, adaptability, innovation, problem resolosion, Social effect Productivity, quality of life, human capital development Human Policies : training & development, Capital Wijayanti : Msdm Strategik: evaluation, Integrasi compensation, Antara Universalistic, Contingency, Configurational, Dan Contextual staff management, Perspective sozialization, recruitment & selection, work design Individual effect Performance, satisfaction, commitment, learning 31

Sumber : Alcazar, 2005 Dari gambar di atas dapat terlihat bahwa secara horizontal ada sebuah pola hubungan yang sesuai dengan aktivitas dalam MSDM. Strategi MSDM tidak hanya sebagai formulasi strategi, kebijakan, dan praktek yang menentukan sistem terhubung satu dengan yang lainnya. Hal tersebut untuk mengelola dan mengembangkan pengetahuan pengetahuan, skill, dan kemampuan organisasi yang dapat digunakan untuk melakukan inovasi sehingga mempunyai kompetensi yang bisa menjadi keunggulan kompetitif organisasi. Misalnya dalam kaitannya dengan individual effect, menuntut kecepatan dan kualitas dari Top Management Team (TMT) dalam pengambilan keputusan. Kinerja, komitmen, dan pembelajaran dari Top management Team akan berdampak pada kepuasan karyawan maupun individu lain yang terkait dengan organisasi. Social effect dapat terlihat hubungan sosial manager karyawan dan pelaku lain diluar organisasi. Collin and Clark, 2003, berpendapat bahwa TMT social network akan menjadi keunggulan kompetitif perusahaan dengan teknologi tinggi. Dalam comprehensive perspective SDM sebagai objek dari strategi MSDM. Efek dari sistem dianggap tidak hanya untuk aspek internal tetapi juga konsekuensi dari keputusan strategi MSDM pada level sosial. Konsistensi horizontal ini berimplikasi pada efisiensi internal pada praktek-praktek organisasi (Michie, 2005). MSDM di Secara vertikal, terdapat seperangkat variabel organisasi dan variabel sosio economi. Konsistensi vertikal mengacu pada hubungan antara sistem dalam MSDM dan karakteristik perusahaan yang lain seperti strategi. Organisasi yang mengadopsi perspektif ini tidak hanya bisa beradaptasi dengan lingkungan yang selalu berubah 32

tetapi dapat secara proaktif menghadapi perubahan yang terjadi. Organisasi yang proaktif akan lebih beruntung apabila terjadi perubahan dan akan lebih siap menghadapi persaingan dalam bisnis internasional maupun nasional. II. Simpulan Dari beberapa perspective yang banyak diangkat dalam beberapa artikel yaitu universalistic perspective, contingency perspective, configurational perspective, dan contextual perspective dapat dibuat model yang lebih komprehensif seperti apa yang diperkenalkan oleh Alcazar et al, 2005. Adopsi comprehensive perspective akan lebih kuat dalam menjelaskan strategi MSDM. Terlihat dalam perspektif yang baru, bahwa strategi, kebijakan, dan praktek untuk mengelola human capital sebuah organisasi. Integrasi perspektif akan memberikan satu lagi pilihan kepada organisasi dalam menentukan strategi MSDM yang cocok dan sesuai dengan tujuan organisasi. III. Daftar Pustaka Alcazar, Fernando martin, Pedro M. Romero-Fernandez, Gonzalo sanchez-gardey. (2005) Strategic Human Resource Management: Integrating the Universalistic, Configurational Contextual Contingent, and Perspectives, Intemationai Journal of Human Resource Management 16: 5 May 2005 633-659. Colbert, B. A. (2004) The complex resource-based view: Implications for theory and practice in strategic human resource management, Academy of Management Review, 29: 341-358. Collins, C. J. and Clark, K. D. (2003), Strategic human resource practices, top management team social networks, and firm 33

performance: the role of human resource practices in creating organizational competitive advantage, Academy of Management Review, 46; 740-751. Michie, Jonathan and Maura Sheehan. (2005). Business strategy, human resources, labour market flexibility and competitive advantage, Intemationai Journal of Human Resource Management 16:3 March 2005 445 464. 34