PROGRAM KERJA PENGURUS BPD PHRI BALI RAKERDA BPD PHRI BALI DENPASAR, 13 PEBRUARI 2013

dokumen-dokumen yang mirip
DENPASAR, 22 NOVEMBER 2012 SIDANG PLENO MUSDA XII ASITA BALI 2012 HASIL KEPUTUSAN PROGRAM KERJA MUSDA ASITA BALI XII 2012

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan terhadap sektor perhotelan di DIY, maka kesimpulan yang dapat

Badan Nasional Sertifikasi Profesi. =================================== Pembentukkan Badan Koordinasi Sertifikasi Profesi - BKSP PEDOMAN BNSP

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH PROVINSI BALI TAHUN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB 23 PERBAIKAN IKLIM KETENAGAKERJAAN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG STANDARISASI PENGELOLAAN DAYA TARIK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor pariwisata khususnya industri perhotelan di

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 17

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal antara lain latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode penelitian.

MENYUSUN STRATEGI. "Strategi yang paling sukses berakar pada visi, bukan rencana".

BAB I PENDAHULUAN. public tentu harus mempublikasikan laporan keuangan perusahaan tersebut

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2012 TENTANG SERTIFIKASI KOMPETENSI DAN SERTIFIKASI USAHA DI BIDANG PARIWISATA

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN HOTEL & RESTORAN INDONESIA (PHRI)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai orang, yang terdiri atas orang lakilaki

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN

RENCANA KERJA DIREKTORAT BINA SERTIFIKASI PROFESI TAHUN 2009 DAN 2010

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja telah menjadi permasalahan serius. Salah satu upaya pemerintah

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Sistem irigasi subak merupakan warisan budaya masyarakat Bali. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

PERSETUJUAN TENTANG KERJA SAMA PARIWISATA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK PERANCIS

DPD ASITA BALI PROGRAM KERJA PERIODE

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG USAHA JASA PERJALANAN WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PANDUAN MUTASI ATAU ROTASI TENAGA PERAWAT BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. potensi keindahan dan kekayaan alam Indonesia. Pemanfaatan disini bukan berarti

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP STUDI KELAYAKAN BISNIS

BAB IV PENUTUP. LAK RSSN Bukittinggi Tahun

IV.B.9. Urusan Wajib Penanaman Modal

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan dan pengujian model yang dapat menjelaskan sebab dan akibat perilaku seorang

Untuk mewujudkan akuntabilitas yang tinggi dalam menjalankan sertifikasi profesi, maka LSP-P1 STP Bandung :

IV. PROGRAM STUDI: PELATIHAN OLAHRAGA PARIWISATA (POPARI) A. Identitas Jurusan/Program Studi 1. Nama Program Studi : Pelatihan Olahraga Pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sektor yang cukup diperhitungkan dan diperhatikan oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. turis dalam melakukan perjalanan wisata atupun bisnis. lingkungan atau tempat-tempat tujuan wisata khususnya.

Jalan Basuki Rachmat No. 76, Surabaya - Indonesia. Phone: Fax:

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. internet dalam kebutuhan masyarakat sehari-hari. Hampir setiap masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan perubahan sehingga mampu mengikuti perkembangan zaman.

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 2 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN DINAS PERIZINAN DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN INDRAMAYU

PERUMUSAN HASIL RAKOR DITJEN KEBUDAYAAN 2016

INDIKATOR KINERJA BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN

* Gambaran Umum Kecamatan Denpasar Utara *

PROFIL LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI P-3 PARIWISATA DAN SPA INDONESIA (LSP PARSI)

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2013

Jumlah Restoran dan Kafe

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan deskripsi, analisis dan pembahasan hasil penelitian, pada

TANTANGAN EKSTERNAL : Persiapan Negara Lain LAOS. Garment Factory. Automotive Parts

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. Bali terkenal sebagai daerah tujuan wisata dengan keunikan berbagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN HOTEL DAN RESTORAN INDONESIA ( PHRI )

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB)

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. 4.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Visi Rumah Sakit

URAIAN RUPMD BAB I PENDAHULUAN

STRATEGI PEMASARAN PAKET INBOUND TOUR: STUDI KASUS DI PT. LOTUS ASIA TOURS JIMBARAN BALI

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran terdapat berbagai permasalahan yang penting dan harus segera diselesaikan,

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang unik dibandingkan dengan propinsi lain di mana pilar-pilar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi (Pengalaman Praktis di Universitas Warmadewa Denpasar)

9. URUSAN PENANAMAN MODAL

BAB.I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. pengimplementasian marketing plan berjalan lancar, maka jika ingin terus eksis dan berhasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kedudukan sektor pariwisata di dunia perekonomian Indonesia semakin

SOSIALISASI GLOBAL CODE OF PRACTICE ON THE INTERNATIONAL RECRUITMENT OF HEALTH PERSONNEL

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG USAHA JASA PERJALANAN WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BALI,

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

ANALISIS SWOT PENGEMBANGAN KERJA SAMA OPERASI (KSO) PADA PT NATA BERSAMA TOURS & TRAVEL

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 56 TAHUN 2008 TENTANG

(Lembaga Sertifikasi Profesi Kegiatan Usaha Hulu Migas)

Strength Rating Bobot Hasil Tersedianya SDM yang memiliki kompetensi, pengetahuan terhadap regulasi dan teknologi yang memadai. Sub Total 0.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

otonomi daerah sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 memberikan peluang bagi Pemerintah Daerah selaku pengelola

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN RAKORNIS KOPERASI & UKM, KERJASAMA, PROMOSI DAN INVESTASI SE-KALIMANTAN BARAT

minimal US $ 4,200, minimal US $ 250, minimal US $ 1,500,000.00

BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengaruh penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. devisa negara. Salah satu Visi Pariwisata Indonesia yaitu, industri pariwisata

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

Transkripsi:

PENGURUS BPD PHRI BALI RAKERDA BPD PHRI BALI DENPASAR, 13 PEBRUARI 2013

1. BIDANG HUKUM DAN PEMERINTAHAN 2. BIDANG ORGANISASI DAN KELEMBAGAAN 3. BIDANG KERJASAMA DAN INVESTASI 4. BIDANG PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN SERTIFIKASI 5. BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA DAN LITBANG 6. BIDANG PROMOSI DAN MARKETING 7. BIDANG KEBUDAYAAN DAN LINGKUNGAN

BIDANG HUKUM DAN PEMERINTAHAN 1. Membangun data base yang lengkap dan akurat mengenai sektor pariwisata Bali. 2. Berkonsultasi dengan pemerintah dalam hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan pada sektor pariwisata di Bali. 3. Diupayakan untuk membuat m MoU dengan lembaga/instansi terkait mengenai upaya untuk bekerjasama, saling berkonsultasi, berbagi informasi serta mendukung dalam menangani segala permasalahan yang timbul dalam industri Pariwisata Bali. 4. Menyelenggarakan seminar/gathering dan sejenisnya yang berkaitan dengan upaya desiminasi informasi dan memahami peraturan pemerintah.

BIDANG ORGANISASI DAN KELEMBAGAAN 1. Meningkatkan dan memantapkan tugas pokok baik secara internal maupun external, fungsi dan peranan organisasi diantara para anggota melalui kerjasama, baik sesama anggota industri pariwisata, Pemerintah Daerah dan masyarakat. 2. Menertibkan tata cara, prosedur dan proses untuk menjadi anggota PHRI sehingga setiap anggota memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap Organisasi serta memiliki kesadaran untuk ikut memiliki 3. Menciptakan suasana yang kondusif yang menguntungkan seluruh anggota melalui penyamaan visi serta persepsi terhadap situasi yang dihadapi, yang menguntungkan seluruh anggota, ditengah fluktuasi perkembangan Pariwisata Bali dan persaingan diantara para pelaku usaha Hotel dan Restoran. 4. Mengoptimalkan fungsi dan memanfaatkan kantor sekretariat secara maksimal

BIDANG KERJASAMA DAN INVESTASI 1. Membangun data base yang lengkap dan akurat, yang berkaitan dengan organisasi-organisasi yang dapat membantu permodalan industri pariwisata Bali, khususnya usaha kecil dan menengah. 2. Diupayakan untuk dapat membuat MoU dengan institusi permodalan mengenai kesiapan dalam membantu anggota. 3. Bekerjasama dengan Bidang Pemerintahan dan Hukum menyelenggarakan seminar mengenai investasi dan permodalan. 4. Menghimbau dan mendorong pemerintah agar membangun pemerataan pariwisata Bali.

BIDANG PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN SERTIFIKASI 1. Melakukan uji kompetensi terhadap karyawan melalui kerjasama dengan lembaga sertifikasi profesi pariwisata. 2. Melakukan pelatihan SDM jasa akomodasi, jasa makanan dan minuman serta SPA melalui kerjasama dengan LSP Pariwisata. 3. Melakukan standarisasi usaha pariwisata sesuai ketentuan yang berlaku.

4. Melakukan kegiatan program diversifikasi produk organisasi PHRI Bali, sehingga memperkokoh keberadaan atau eksistensi PHRI, baik dilingkup anggota, pemerintah dan masyarakat. 5. Melakukan program pengembangan PHRI Bali, yakni dengan memperluas jaringan kerja (Network), baik vertikal maupun horisontal

BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA DAN LITBANG 1. Peningkatan kualitas SDM PHRI Provinsi Bali, baik manyangkut manajerial maupun teknis. 2. Pengadaan program pelatihan penelitian melalui kerjasama dengan Perguruan Tinggi, baik negeri maupun swasta di lingkup Bali. 3. Melakukan kegiatan penelitian, baik secara mandiri maupun bekerjasama dengan pemerintah maupun lembaga-lembaga lain, seperti sekolah dan lembaga pendidikan tinggi, khususnya mengenai bidang kepariwisataan dan bidang lain yang relevan dan memiliki keterkaitan dengan pariwisata.

BIDANG PROMOSI DAN MARKETING 1. Mendorong terbentuknya Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD). 2. Mengoptimalkan fungsi dan peran e-marketing dalam kegiatan promosi baik internal maupun eksternal dengan tetap menjunjung tinggi etika bisnis. 3. Melakukan evaluasi terhadap program-program promosi secara reguler. 4. Mendorong dan mengajak BPC PHRI seluruh Bali untuk aktif dalam kegiatan promosi Bali.

BIDANG KEBUDAYAAN DAN LINGKUNGAN 1. Menindak lanjuti MOU/Kesepakatan antara BPD PHRI Bali dengan team Tri Hita Karana, MUDP, PHDI, dll 2. Memberi himbauan kepada masyarakat luas khususnya di Bali agar tidak sampai kehilangan asset/tanah, demi kepentingan pariwisata. 3. Berupaya memfasilitasi penyelesaian sengketa yang muncul antara investor dan masyarakat.

4. Mengadakan Seminar atau Semiloka untuk memberikan masukan/tanggapan terhadap lembaga-lembaga autoritas dalam rangka penyusunan regulasi, khususnya yang berkaitan dengan pembangunan pariwisata Bali. 5. Melaksanakan penghijauan di daerah-daerah yang tandus di seluruh Bali. 6. Menghimbau seluruh pembangunan usaha di bidang pariwisata untuk berwawasan lingkungan.