PERBANDINGAN KUAT MEDAN LISTRIK DI BAWAH SALURAN TRANSMISI 150 KV ANTARA G.I. T.KUNING DAN G.I

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI INTENSITAS MEDAN LISTRIK DI SUTT 150 kv KONFIGURASI VERTIKAL UNTUK LINGKUNGAN PEMUKIMAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH JUMLAH DAN JARAK MESH PERISAI TERHADAP INDUKSI TEGANGAN TINGGI PADA SALURAN TEGANGAN RENDAH

KAJIAN KUAT MEDAN LISTRIK PADA KONFIGURASI HORISONTAL SALURAN TRANSMISI 150 KV

PERANCANGAN ALAT PENGUKUR BESAR MEDAN LISTRIK PADA SALURAN TRANSMISI

STUDI PERENCANAAN SALURAN TRANSMISI 150 kv BAMBE INCOMER

PERHITUNGAN ARUS INDUKSI ELEKTROSTATIS DI BAWAH SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI 500 KV DI JALUR PEDAN-UNGARAN TUGAS AKHIR

PEMETAAN MEDAN LISTRIK

PENGARUH ELEKTRODA CINCIN PERATA TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN ISOLATOR RANTAI JENIS PORSELEN

TUGAS AKHIR JHON KENNEDI SIMANUNGKALIT

PEMAJANAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) 150 KV DI PROPONSI RIAU

I. PENDAHULUAN. Untuk pengukuran kuat medan listrik dan kuat medan magnet di bawah konduktor

BAB III KEADAAN UMUM MENARA SUTET

PENGARUH PERISAI PELAT LOGAM TERHADAP INDUKSI TEGANGAN SURJA PETIR PADA INSTALASI TEGANGAN RENDAH

Rangkuman Listrik Statis

TUGAS AKHIR PERHITUNGAN KUAT MEDAN LISTRIK DI BAWAH SALURAN TRANSMISI

TUGAS AKHIR PENGARUH IMPEDANSI SURJA PEMBUMIAN MENARA TRANSMISI TERHADAP TEGANGAN LENGAN MENARA WINDY ROLAND TOBING NIM :

ANALISA GAYA DAN INTENSITAS MEDAN LISTRIK PADA SUTM 20 kv TERHADAP LINGKUNGAN Muhammad Asrial 1*, Yani Ridal 1, Mirzazoni 1

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. terbuat dari tembaga. Plat dengan tebal 0,5 mm dibentuk lingkaran dengan

PENGARUH KENAIKAN TEMPERATUR TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA PADA ELEKTRODA BOLA TERPOLUSI ASAM

SKRIPSI. STUDI INTENSITAS MEDAN LISTRIK DI SUTT 150 kv KONFIGURASI VERTIKAL UNTUK LINGKUNGAN PEMUKIMAN. I Nyoman Yudi Prayoga

BAB II KAJIAN PUSTAKA

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

PENGARUH POSISI STUB ISOLATOR TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR PIRING GELAS

TUGAS AKHIR DISTRIBUSI TEGANGAN SURJA PETIR PADA TIAP MENARA TRANSMISI MINDO SIMBOLON NIM :

ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA

STUDI ALIRAN DAYA PADA SISTEM KELISTRIKAN SUMATERA BAGIAN UTARA (SUMBAGUT) 150 kv DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE POWERWORLD VERSI 17

RINGKASAN DAN LATIHAN - - LISTRIK STATIS - LISTRIK STATI S

PENGARUH UKURAN BUTIRAN AIR HUJAN TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA

INFRASTRUKTUR ENERGI LISTRIK

EVALUASI KINERJA SISTEM PTROTEKSI KAWAT TANAH. TRANSMISI 150 kv SEI ROTAN TEBING TINGGI. Oleh : SADAK NAINGGOLAN Nim :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penyaluran daya listrik akan terjadi rugi-rugi daya penyaluran dan

RANCANG BANGUN VOLTMETER ELEKTROSTATIK UNTUK PENGUKURAN NILAI EFEKTIF TEGANGAN TINGGI AC 100 KV

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2006, tentang penugasan kepada PT. PLN (Persero) untuk melakukan

KUAT MEDAN ELEKTRIK DI PERMUKAAN ISOLATOR PENDUKUNG

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

STUDI TEGANGAN LEBIH IMPULS AKIBAT PENGGUNAAN KONFIGURASI MIXED LINES (HIGH VOLTAGE OVERHEAD-CABLE LINES) 150 KV

STUDI DISTRIBUSI TEGANGAN DAN ARUS BOCOR PADA ISOLATOR RANTAI DENGAN PEMBASAHAN

ANALISIS DATA MEDAN LISTRIK DENGAN METODE BAYANGAN DAN PERSAMAAN KARAKTERISTIK IMPEDANSI DI BAWAH ANDONGAN JARINGAN TRANSMISI SUTT 150 KV SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH FREKUENSI TERHADAP REDAMAN PADA KABEL KOAKSIAL

TUGAS AKHIR ANALISA KONDISI DAN DAMPAK KEGAGALAN PENYALURAN PEMBANGKITAN SEKTOR BELAWAN AKIBAT TERPUTUSNYA JARINGAN TRANSMISI

2 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 36 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomo

V. Medan Magnet. Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik

Listrik yang tidak mengalir dan perpindahan arusnya terbatas, fenomena kelistrikan dimana muatan listriknya tidak bergerak.

Ulangan Harian 1 : Elektrostatis 1

PENENTUAN SLACK BUS PADA JARINGAN TENAGA LISTRIK SUMBAGUT 150 KV MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY

ANALISIS RUGI- RUGI DAYA PADA PENGHANTAR SALURAN TRANSMISI TEGANGAN TINGGI 150 KV DARI GARDU INDUK KOTO PANJANG KE GARDU INDUK GARUDA SAKTI PEKANBARU

Fisika Dasar. Pertemuan 11 Muatan & Gaya Elektrostatis

STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

Menganalisis rangkaian listrik. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

Fisika EBTANAS Tahun 1996

LAMPIRAN A KUAT MEDAN LISTRIK PADA TITIK UJI A, B, DAN C UNTUK BERBAGAI MACAM JENIS KONFIGURASI KAWAT PENGHANTAR

PENGARUH HUJAN TERHADAP TEGANGAN LEWAT DENYAR ISOLATOR PIRING TERPOLUSI

BAB I PENDAHULUAN. Tegangan tinggi dapat diukur dengan menggunakan alat ukur elektroda bola-bola.

TEGANGAN EFFECTIVE (RMS), PEAK DAN PEAK-TO-PEAK

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni 2014

MEDAN LISTRIK OLEH DISTRIBUSI MUATAN. Tri Rahajoeningroem, MT T. Elektro - UNIKOM

Materi Listrik. LISTRIK STATIS Hukum Coulomb Medan Listrik Potensial Listrik Kapasitor Contoh Soal

PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN. SUTT/SUTET Dan ROW. Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai Nilai Perusahaan

MITIGASI GANGGUAN TRANSMISI AKIBAT PETIR PADA PT. PLN (PERSERO) P3B SUMATERA UPT TANJUNG KARANG

PENGARUH PEMBERSIHAN OLEH HUJAN TERHADAP ARUS BOCOR ISOLATOR PIN-POST 20 KV TERPOLUSI

Evaluasi Belajar Tahap Akhir F I S I K A Tahun 2005

Analisa Dampak SUTET 500 KV Bagi Masyarakat Yang Berada Disekitarnya

STUDI PERKIRAAN SUSUT TEKNIS DAN ALTERNATIF PERBAIKAN PADA PENYULANG KAYOMAN GARDU INDUK SUKOREJO

BAB II SISTEM SALURAN TRANSMISI ( yang membawa arus yang mencapai ratusan kilo amper. Energi listrik yang

SKRIPSI COVER LUAR STUDI INTENSITAS MEDAN LISTRIK SUTT 150 kv KONFIGURASI HORIZONTAL UNTUK LINGKUNGAN PEMUKIMAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

LUQMAN KUMARA Dosen Pembimbing :

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di bawah konduktor Gardu Induk Teluk Betung

STUDI PENGATURAN TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERHUBUNG DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG TR 5 GI TARUTUNG)

ANALISIS PERBANDINGAN PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN MEDAN LISTRIK PADA SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI 500 kv

iammovic.wordpress.com PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB 1 PENDAHULUAN

STUDI KARAKTERISTIK DISTRIBUSI KUAT MEDAN LISTRIK PADA KONFIGURASI SUTM 20 kv

Pembahasan Simak UI Fisika 2012

BINOVATIF LISTRIK DAN MAGNET. Hani Nurbiantoro Santosa, PhD.

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGARUH KELEMBABAN UDARA TERHADAP KUAT MEDAN LISTRIK DI SEKITAR SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI. Rio Sandi *)

Doc. Name: SBMPTN2015FIS999 Version:

IMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID PADA TOWER TRANSMISI 150 KV

Kata Kunci : Transformator Distribusi, Ketidakseimbangan Beban, Arus Netral, Rugi-rugi, Efisiensi

PENGARUH POSISI SIKAT DAN PENAMBAHAN KUTUB BANTU TERHADAP EFISIENSI DAN TORSI MOTOR DC SHUNT

PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR KERING BHT02 RSG GA SIWABESSY TERHADAP ARUS NETRAL DAN RUGI-RUGI

ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON TRANSIEN PEMBUMIAN GRID

BAB 2 KLASIFIKASI JARINGAN DISTRIBUSI

D. 75 cm. E. 87 cm. * Pipa organa terbuka :

A. SALURAN TRANSMISI. Kategori saluran transmisi berdasarkan pemasangan

Muatan dan Gaya Listrik

PENENTUAN TITIK INTERKONEKSI DISTRIBUTED GENERATION

atau pengaman pada pelanggan.

KUMPULAN SOAL SOAL PERSIAPAN UJIAN NASIONAL 2011/2012 SEKOLAH MENENGAH ATAS

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT)

Kuis I Elektromagnetika I TT3810

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam)

Transkripsi:

PRBANDINGAN KUAT MDAN LISTRIK DI BAWAH SALURAN TRANSMISI 150 KV ANTARA G.I. T.KUNING DAN G.I. BRASTAGI BRDASARKAN PNGUKURAN DAN PRHITUNGAN DNGAN MNGGUNAKAN MTOD BAYANGAN Syafril Ramadan, Hendra Zulkarnain Konsentrasi Teknik nergi Listrik, Departemen Teknik lektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONSIA e-mail: syafril.ramadan@yahoo.com ABSTRAK Kuat medan listrik yang dihasilkan saluran transmisi dapat menimbulkan dampak yang merugikan terhadap penduduk yang berada di sekitar saluran transmisi tersebut. Pengukuran secara periodik perlu dilakukan untuk melihat apakah kuat medan listrik tersebut masih berada pada ambang batas yang diizinkan. Dalam tulisan ini, dilakukan perbandingan hasil perhitungan kuat medan listrik dengan pengukuran yang telah dilakukan oleh PT PLN P3B Sumatera UPT Medan. Perhitungan dilakukan dengan metode bayangan dan bantuan software MATLAB. Hasil pengukuran dan perhitugan kuat medan untuk beberapa titik tinjau masih di bawah standar ambang batas kuat medan listrik yang diizinkan. Perbedaan rata-rata kuat medan listrik antara perhitungan dan pengukuran adalah sebesar 145 % untuk menara 01-02 dan 21% untuk menara 11-12. Kata Kunci: kuat medan listrik, metode bayangan, saluran transmisi 1. Pendahuluan Fungsi utama suatu saluran transmisi adalah untuk menyalurkan energi listrik dari pusat pembangkit ke pusat-pusat beban. Untuk mengurangi rugi-rugi daya disepanjang saluran transmisi, maka dipakailah tegangan tinggi. Pemakaian tegangan tinggi ini selain mengurangi rugi-rugi daya, juga menghasilkan medan listrik yang tinggi di sekitar kawat penghantar [1]. Medan listrik yang tinggi di sekitar kawat penghantar menimbulkan dampak merugikan bagi penduduk yang bertempat tinggal di dekat saluran transmisi. Dalam tulisan ini akan dibahas perhitungan dan pengukuran kuat medan listrik di bawah saluran transmisi 150 kv daerah Medan-Johor antara G.I. (Gardu Induk) Titi Kuning dan G.I.(Gardu Induk) Berastagi antara menara 01-02 yang rapat pemukiman penduduk dan menara 11-12 yang melewati pemukiman dan perkebunan penduduk dengan menggunakan metode bayangan dan melihat apakah kuat medan listrik tersebut masih berada dalam standar nilai ambang batas kuat medan listrik yang diizinkan. 2. Kuat Medan Listrik dan Metode Bayangan Gaya antara dua muatan listrik Q 1 dan Q 2 yang sejenis adalah sebanding dengan hasil perkalian kedua muatan dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua muatan tersebut. Dengan menggunakan simbol-simbol besaran, Hukum Coulomb ditulis[2]: F = k (1) Gaya merupakan besaran vektor, oleh sebab itu, gaya memiliki besar dan arah. Jika persamaan (1) ditulis sebagai persamaan vektor, dengan mensubtitusikan nilai k maka diperoleh : F = a πє (2) -7- copyright @ DT FT USU

Gaya per satuan muatan yang didefinisikan sebagai intensitas medan listrik, yaitu: = = πє a (3) Jika di dalam sebuah konduktor mengalir arus listrik, maka di sekitar konduktor tersebut akan muncul medan listrik. Hal ini disebabkan oleh karena arus listrik merupakan aliran muatan listrik. Kuat medan listrik di sekitar konduktor yang dialiri arus dapat dihitung dengan menggunakan rumus [3]: = ρ πє a (V/m) (4) di mana: r = Jarak konduktor dengan titik P a = Vektor satuan jarak konduktor ρ = Kerapatan muatan konduktor (Coulomb/ meter) Jika dua buah konduktor yang masingmasing bermuatan Q dan +Q, diberi jarak d satu sama lain, maka diantara kedua konduktor tersebut akan muncul medan listrik. Arah medan listrik yang ditimbulkan adalah sama, karena muatan keduanya berlawanan. Munculnya medan listrik ini mengakibatkan munculnya potensial listrik pada masing-masing konduktor. Untuk menghitung potensial listrik yang disebabkan oleh salah satu konduktor di titik P sebagai berikut [4]: Vp = (V) (5) є l ρ =Kerapatan muatan konduktor D = Jarak antara kedua konduktor r = Jari-jari konduktor Perhitungan dengan metoda bayangan, ditetapkan suatu konfigurasi lengkap yang mencakup konfigurasi awal dan konfigurasi bayangannya [5]. Dalam aplikasinya pada saluran transmisi tenaga listrik, ditetapkan suatu konfigurasi bayangan dari konfigurasi penghantar terhadap tanah. Tanah dianggap sebagai media bertegangan nol volt (V=0). Gambar 1. Penghantar bermuatan di atas tanah dan bayangannya dqp = Jarak muatan Q dengan titik P Dqp = Jarak bayangan muatan Q dengan titik P h = Tinggi muatan Q dari permukaan tanah Q = Muatan suatu konduktor Q = Muatan bayangan suatu konduktor P = Titik tinjau Untuk saluran transmisi dengan jumlah konduktor n, potensial listrik dari masingmasing konduktornya adalah sebagai berikut [5]: V 1 = ρ l πє + ρ l πє ( ) +...+ ρ l πє ( ) V n = ρ l πє + ρ l πє ( ) +...+ ρ l πє dalam matriks dapat dinyatakan sebagai berikut V l 2H l r ( D ) d V 2πє = l D l 2H ρ d r 2πє atau dapat juga disingkat sebagai [V] n = [P] πє nn [ρ ] n (kv) (6) ρ = Kerapatan muatan konduktor n = Jumlah konduktor H = Jarak konduktor dari permukaan tanah D = Jarak konduktor dengan bayangan konduktor lain d = Jarak konduktor dengan konduktor lain V 1 = Potensial listrik pada konduktor 1 V n = Potensial listrik pada konduktor n Pada saluran transmisi, potensial listrik V dari konduktor sudah ditentukan pada nilai tertentu. Oleh karena itu, Persamaan (6) pada pembahasan sebelumnya digunakan untuk mendapatkan kerapatan muatan ρ dari masingmasing konduktor saluran transmisi. Dalam hal ini, Persamaan (6) dapat dirubah menjadi: [ ρ ] n = 2πє [P] nn -1 [V] n (C/m) Untuk konduktor i, kuat medan listriknya terhadap titik P dapat dituliskan sebagai berikut [6]: pi = ρ ( ) πє ρ (V/m) sedangkan untuk bayangan konduktor i, medan listriknya terhadap titik P dapat dituliskan sebagai pii = ρ ( ) πє (V/m) -8- copyright @ DT FT USU

sehingga kuat medan listrik total di titik P, untuk jumlah konduktor n, dapat dituliskan seperti p = [ pi + pii ] (kv/m) λ = Kerapatan muatan konduktor i x p, y p = titik P x i, y i = konduktor i a x, a y = Vektor satuan arah sumbu x dan y = Jarak antara konduktor i dengan titik P r i r ii = x x + y y = Jarak antara bayangan konduktor i dengan titik P = x x + y + y 3. Perhitungan Kuat Medan Listrik di Bawah Saluran Transmisi 150 kv Sebelum menghitung kuat medan listrik di bawah saluran transmisi pada transmisi 150 kv antara G.I. T.Kuning dan G.I. Berastagi, perlu diketahui terlebih dahulu beberapa informasi tentang transmisi 150 kv antara G.I. T.Kuning dan G.I. Berastagi. a. Menara Transmisi Konstruksi menara transmisi 150 kv antara GI.T.Kuning dan GI. Berastagi dapat dilihat dari Gambar 2. Gambar 2. Konstruksi menara transmisi antara GI T.Kuning dan GI. Berastagi b. Konduktor Tipe menara : Saluran ganda Konduktor Fasa : 1x240 mm 2 ACSR GMR : 0.0289 ft (0.0088 m) Konduktor Tanah : 1 x 50 mm 2 GSW Diameter : 0.0262 ft (0.008 m) Andongan : 3.5 m Untuk menghitung besar kuat medan listrik pada titik setinggi x meter dari permukaan tanah dan ditengah-tengah saluran transmisi, maka menara transmisi harus diambil sebagai sumbu acuan, seperti dalam Gambar 3. Gambar 3. Sumbu menara menjadi sumber acuan untuk menghitung kuat medan listrik Perhitungan kuat medan listrik di bawah saluran transmisi untuk sembarang koordinat titik P dilakukan dengan batuan software Mathlab dengan menggunakan rumus dan datadata yang sudah diberikan pada bagian sebelumnya. Kuat medan listrik dihitung berdasarkan koordinat titik pengukuran yang diambil oleh PT. PLN P3B Sumatera UPT Medan sehingga dapat dibandingkan antara hasil perhitungan dan pengukuran. pengukuran dinyatakan dengan (Xp;Yp). Xp untuk arah sumbu horizontal dan Yp untuk arah vertikal atau tinggi titik tinjau dari permukaan tanah, dimana nilai Yp selalu tetap (1,4 meter). Dengan sumbu menara sebagai acuan, Xp bernilai positif untuk titik pengukuran bergeser ke kanan dan Xp bernilai negatif untuk titik pengukuran bergeser ke kiri. Dengan memasukkan koordinat-koordinat tersebut ke dalam program yang telah dibuat maka kuat medan listrik antara menara 01-02 dapat dilihat pada Tabel 1. dan menara 11-12 pada Tabel 2. Tabel 1. Kuat medan listrik berdasarkan perhitungan antara menara 01-02 No Xp Yp Xp Xp 1 0 1,4 1,77 0 1,4 1,77 2 2 1,4 1,79-2 1,4 1,71 3 4 1,4 1,78-4 1,4 1,63 4 6 1,4 1,76-6 1,4 1,51 5 8 1,4 1,72-8 1,4 1,36 6 10 1,4 1,7-10 1,4 1,21 7 12 1,4 1,69-12 1,4 1,05 8 14 1,4 1,7-14 1,4 0,9 9 16 1,4 1,73-16 1,4 0,77 10 18 1,4 1,76-18 1,4 0,65-9- copyright @ DT FT USU

Tabel 2. Kuat medan listrik berdasarkan perhitungan antara menara 11-12 No Xp Yp Xp Xp 1 0 1,4 1,4 0 1,4 1,4 2 2 1,4 1,38-2 1,4 1,38 3 4 1,4 1,31-4 1,4 1,31 4 6 1,4 1,2-6 1,4 1,2 5 8 1,4 1,1-8 1,4 1,1 6 10 1,4 0,92-10 1,4 0,92 7 12 1,4 0,76-12 1,4 0,76 8 14 1,4 0,62-14 1,4 0,62 9 16 1,4 0,49-16 1,4 0,49 10 18 1,4 0,37-18 1,4 0,37 4. Perbandingan dan Analisis Berdasarkan hasil perhitungan dan pengukuran yang telah dilakukan oleh PT PLN P3B Sumatera Medan, terdapat perbedaan besar kuat medan listrik di beberapa titik tinjau. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. untuk menara 01-02 dan Tabel 4. untuk menara 11-12. Tabel 3. Perbandingan hasil perhitungan dan pengukuran kuat medan listrik menara 01-02 No (Xp;Yp) 1 2 1 (0; 1,4) 1,77 2,6 0,83 2 (2; 1,4) 1,79 2,52 0,73 3 (4; 1,4) 1,78 2,45 0,67 4 (6; 1,4) 1,76 2,26 0,5 5 (8; 1,4) 1,72 1,92 0,2 6 (10; 1,4) 1,7 1,85 0,15 7 (12; 1,4) 1,69 1,595-0,095 8 (14; 1,4) 1,7 1,322-0,378 9 (16; 1,4) 1,73 1,035-0,695 10 (18; 1,4) 1,76 0,795-0,965 11 (0; 1,4) 1,77 3,02 1,25 12 (-2; 1,4) 1,71 3,5 1,79 13 (-4; 1,4) 1,63 3,85 2,22 14 (-6; 1,4) 1,51 3,92 2,41 15 (-8; 1,4) 1,36 4,28 2,92 16 (-10; 1,4) 1,21 4,5 3,29 17 (-12; 1,4) 1,05 4,6 3,55 18 (-14; 1,4) 0,9 4,46 3,56 19 (-16; 1,4) 0,77 4,42 3,65 20 (-18; 1,4) 0,65 3,98 3,33 (%) 145 1 = Kuat Medanlistrik berdasarkan perhitungan 2 = Kuat Medan listrik berdasarkan pengukuran Berdasarkan Tabel 3 di atas, perbedaan rata-rata kuat medan listrik antara perhitungan dan pengukuran untuk menara 01-02 yang rapat pemukiman penduduk dan terdapat gedunggedung tinggi adalah sebesar 145 %, hal ini menunjukkan bahwa terjadi perbedaan yang signifikan antara perhitungan dan pengukuran. Secara grafik dapat dilihat pada Gambar 4 K ua t m e da n lis trik (K V / m ) 5 4 3 2 1 0-20 -15-10 -5 0 5 10 15 20 Jarak horizontal titik tinjau terhadap sumbu acuan pengukuran perhitungan Gambar 4. Grafik perbandingan kuat medan listrik berdasarkan perhitungan dan pengukuran menara 01-02 Tabel 4. Perbandingan hasil perhitungan dan pengukuran kuat medan listrik menara 11-12 No (Xp;Yp) 1 2 1 (0; 1,4) 1,4 0,635 0,765 2 (2; 1,4) 1,38 0,622 0,758 3 (4; 1,4) 1,31 0,875 0,435 4 (6; 1,4) 1,2 0,888 0,312 5 (8; 1,4) 1,1 0,955 0,145 6 (10; 1,4) 0,92 0,988-0,068 7 (12; 1,4) 0,76 1,077-0,317 8 (14; 1,4) 0,62 1,125-0,505 9 (16; 1,4) 0,49 1,26-0,77 10 (18; 1,4) 0,37 1,24-0,87 11 (0; 1,4) 1,4 0,658 0,742 12 (-2; 1,4) 1,38 0,645 0,735 13 (-4; 1,4) 1,31 0,633 0,677 14 (-6; 1,4) 1,2 0,618 0,582 15 (-8; 1,4) 1,1 0,552 0,548 16 (-10; 1,4) 0,92 0,488 0,432 17 (-12; 1,4) 0,76 0,465 0,295 18 (-14; 1,4) 0,62 0,428 0,192 19 (-16; 1,4) 0,49 0,388 0,102 20 (-18; 1,4) 0,37 0,342 0,028 (%) Berdasarkan Tabel 4 di atas, perbedaan rata-rata kuat medan listrik antara perhitungan 21-10- copyright @ DT FT USU

dan pengukuran untuk menara 11-12 yang terdapat pemukiman dan perkebunan penduduk adalah sebesar 21%. hal ini menunjukkan bahwa perbedaan rata-rata kuat medan listrik antara perhitungan dan pengukuran untuk menara 01-02 jauh lebih besar daripada menara 11-12. Secara grafik dapat dilihat pada Gambar 5 K u a t m e d a n lis trik (K V / m ) 1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2-20 -15-10 -5 0 5 10 15 20 Jarak horizontal titik tinjau terhadap sumbu acuan pengukuran perhitungan Gambar 5. Grafik perbandingan kuat medan listrik berdasarkan perhitungan dan pengukuran menara 11-22 Perbedaan yang terjadi antara hasil perhitungan dan pengukuran disebabkan oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor yang diperkirakan dapat menyebabkan terjadinya perbedaan hasil perhitungan dan pengukuran kuat medan listrik tersebut adalah sebagai a. Jarak konduktor terhadap konduktor lain akibat adanya andongan. Akibat adanya andongan menyebabkan jarak setiap konduktor di sepanjang saluran transmisi tidak tetap, namun dalam perhitungan jarak setiap konduktor di sepanjang saluran transmisi selalu sama. b. Kerataan permukaan tanah Dalam penggunaan metode bayangan kerataan permukaan tanah dapat mempengaruhi hasil perhitungan karena mempengaruhi tinggi konduktor dan jarak antara konduktor dengan bayangan konduktor tersebut. c. Pengaruh bangunan, pepohonan dan benda lainnya yang ada di sekitar menara transmisi. Dalam perhitungan kuat medan listrik pengaruh bangunan, pepohonan dan benda lainnya yang ada di sekitar menara transmisi tidak diperhitungkan. d. Permitivitas udara Permitivitas udara di sekitar konduktor transmisi berubah-ubah, hal ini disebabkan oleh adanya debu dan partikel-partikel kecil lain yang ada di udara. Namun dalam Tugas Akhir ini permitivitas tersebut dianggap konstan yaitu 8,854 X 10-12 F/m. e. Ketelitian alat ukur kuat medan listrik Alat ukur yang digunakan oleh PT PLN P3B Sumatera UPT Medan dalam mengukur kuat medan listrik Medan-Johor adalah Holaday MF HI-3604, dimana alat ukur ini diperoleh oleh PT PLN P3B Sumatera UPT Medan pada tahun 2000 dan pada saat pengukuran, alat ukur tersebut dalam keadaan belum pernah dikalibrasi sejak tahun diperoleh pada tahun 2000. Hal ini dapat mempengaruhi hasil pengukuran kuat medan listrik. f. Titik terendah dan titik tengah saluran transmisi Akibat adanya andongan, titik terendah saluran transmisi berada di tengah-tengah saluran transmisi tersebut. Kesalahan dalam penentuan titik terendah saluran transmisi menyebabkan kesalahan dalam pengukuran kuat mdan listrik. g. titik ukur titik ukur menjadi hal terpenting dalam pengukuran kuat medan listrik. titik ukur ditentukan sebelum melakukan pengukuran. 5. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini adalah: 1. Besar kuat medan listrik di titik tinjau masih di bawah standar nilai ambang batas kuat medan listrik yang diizinkan.(5 kv/m menurut SNI 04-6950-2003) 2. Perbedaan rata-rata kuat medan listrik antara perhitungan dan pengukuran adalah sebesar 145 % untuk menara 01-02 dan 21% untuk menara 11-12. 3. Terdapat beberapa faktor yang diperkirakan menjadi penyebab terjadinya perbedaan perhitungan dan pengukuran kuat medan listrik -11- copyright @ DT FT USU

6. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ali Zumar (alm) dan Surnaini selaku orang tua penulis, Ir. Hendra Zulkarnain selaku dosen pembimbing, juga Ir. Zulkarnaen Pane dan Ir. Syahrawardi selaku dosen penguji penulis yang sudah membantu penulis dalam menyelesaikan paper ini, serta teman-teman penulis yang sudah memberikan dukungan selama pembuatan paper ini. 7. Daftar Pustaka [1] Tobing, Bonggas L., 2003, Dasar Teknik Pengujian Tegangan Tinggi, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama [2] ffendi Rustam; Slamet Syamsudin; Wilson S. Sinambela; Soemarto, 2007, Medan lektromagnetika Terapan, Jakarta: rlangga [3] Jr., William H. Hayt; John A. Buck, 2006, lektromagnetika, disi ketujuh, Diterjemahkan oleh: Irzam Harmein, ST., Jakarta: rlangga. [4] Begamudre, Rakosh Das, 2006, xtra High Voltage AC Transmission ngineering, Third dition, New Delhi: New Age International Publisher. [5] Sutanto, Jusmin; Achmad Mudawari; Syafrudin, Pemetaan Bidang kipotensial SUTT Hantaran Tunggal 500kV di sekitar Permukaan Tanah, Politeknik Negeri Bandung, Universitas Tanjung Pura Pontianak. [6] Juswan, Alexander, 2003, Studi Perhitungan Kuat Medan Listrik dan Medan Magnet di bawah Saluran Transmisi 150 KV, Surabaya: Universitas Kristen Petra -12- copyright @ DT FT USU