IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. terbuat dari tembaga. Plat dengan tebal 0,5 mm dibentuk lingkaran dengan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. terbuat dari tembaga. Plat dengan tebal 0,5 mm dibentuk lingkaran dengan"

Transkripsi

1 34 IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Alat Ukur Tegangan dan Arus Induksi Alat ukur tegangan induksi dibuat dengan menggunakan dua buah plat yang terbuat dari tembaga. Plat dengan tebal 0,5 mm dibentuk lingkaran dengan diameter yang berbeda. Di mana, plat untuk bagian atas dengan diameter 20 cm dan plat bagian bawah dengan diameter 30 cm. Plat dipisahkan dengan empat buah isolator, dalam hal ini dengan menggunakan styrofoam yang ditempelkan pada kedua plat dengan menggunakan double tape. Pada ujung kedua plat dijepitkan dua buah penjepit buaya yang disalurkan pada kabel koaksial (kabel antena tv), yang kemudian disalurkan pada voltmeter digital. Penggunaan dua buah plat dengan diameter berbeda adalah sesuai dengan prinsip garis equipotensial kuat medan listrik. Ini menyatakan hubungan kuat medan listrik dan tegangan pada suatu medan uniform. Di sekitar kuat medan listrik terdapat titik-titik dengan potensial yang sama. Letak titik-titik tersebut tergantung dari bentuk benda. Untuk logam lingkaran, titik-titik dengan potensial sama, atau titik-titik equipotensial, terletak pada permukaan lingkaran dan permukaan tersebut disebut permukaan equipotensial. Jadi, perbedaan potensial antara dua titik yang terletak pada permukaan yang

2 35 sama adalah nol, walaupun tidak ada usaha yang dilakukan untuk memindahkan suatu muatan diantara titik-titik tersebut. Jika dua konduktor dengan potensial berbeda dihubungkan dengan suatu kabel, kuat medan listrik yang timbul disekitar konduktor disebabkan oleh perbedaan potensial atau tegangan diantara kedua konduktor dan mengakibatkan elektron bebas bergerak menuju ke potensial yang lebih tinggi, dan arus listrik akan mengalir di dalam kabel. Elektron-elektron akan mengalir hingga potensial kedua konduktor menjadi sama atau tidak ada perbedaan potensial antara keduanya. Potensial dari tanah dianggap nol, karena setiap konduktor yang dihubungkan dengan tanah selalu kehilangan muatan listriknya. Gambar 13. Rangkaian alat bantu ukur tegangan induksi Untuk alat ukur arus induksi menggunakan sebuah lilitan yang berbentuk lingkaran. Lingkaran untuk membentuk lilitan menggunakan isolator dengan

3 36 diameter 10 cm dengan menggunakan insulation tape. Lilitan menggunkan kawat tembaga dengan diameter 0.11 mm dengan jumlah lilitan 500 lilitan. Pada ujung kedua lilitan disalurkan pada amperemeter untuk mengetahui besarnya arus induksi yang terukur. Penggunaan lilitan ini didasarkan pada percobaan Faraday dimana disekitar kuat medan magnet yang berubah-ubah terdapat arus induksi atau kesimpulan dari percobaan Faraday adalah arus induksi pada suatu loop atau suatu kumparan dapat dihasilkan oleh perubahan kuat medan magnet yang memasuki loop atau kumparan itu. Percobaan Faraday dengan menggerakan magnet batang di sekitar lilitan kawat yang dihubungkan ke galvanometer pada kedua ujungnya. Pada saat magnet di gerakan jarum galvanometer bergerak dan saat megnet berhenti digerakan maka jarum galvanometer kembali ke nol. Hal ini disesuikan dengan alat ukur yang dibuat yaitu berbentuk lilitan dengan kuat medan magnet yang telah ada pada konduktor gardu induk. Arus induksi yang dihasilkan oleh kuat medan magnet dapat ditangkap oleh lilitan alat ukur yang di buat. Gambar 14. Rangkaian alat bantu ukur arus induksi

4 37 B. Pengkalibrasian Alat Ukur Pengkalibrasian dilakukan di sekitar konduktor G.I Teluk Betung (Bandar Lampung). Pengkalibrasian dilakukan pada tanggal 16 agustus 2010, pada pagi hari pukul WIB sampai dengan pukul WIB, di bawah tegangan konduktor pada 146 kv dan arus beban 95 A. Pengambilan data dimulai dengan pengukuran kuat medan listrik dan pengukuran tegangan induksi yang dihasilkan oleh konduktor di sekitar gardu induk. Pengukuran ini dilakukan pada masingmasing phasa (R,S,T) pada konduktor yang berbeda yaitu konduktor pada PMS (pemisah), PMT (pemutus), dan CT (current transformer/trafo arus) pada konduktor G.I. Teluk Betung. Pengukuran dilakukan di 52 titik pengukuran yang terdiri dari 3 phasa (R,S,T) dengan 13 konduktor berbeda untuk setiap phasa. Masing-masing tempat yaitu PMT (2 phasa R, 2 phasa S, dan 2 phasa T), PMS (2 phasa R, 2 phasa S, dan 2 phasa T) dan CT (1 phasa R, 1 phasa S dan 1 phasa T). Pengukuran dilakukan dengan ketinggian berbeda dari permukaan tanah pada masing-masing phasa, yaitu pada ketinggian 0 m dari permukaan tanah, 0,5 m dari permukaan tanah, 1 m dari permukaan tanah dan 1,5 m dari permukaan. Hal ini dilakukan karena untuk mengetahui perbandingan besar kuat medan listrik dan tegangan yang terukur disetiap titik pengukuran dapat diketahui. Dari data di dapatkan, semakin alat ukur dekat dengan konduktor maka semakin besar kuat medan listrik dan tegangan yang terukur. Hal ini dikarenakan pusat kuat medan listrik terbesar terletak pada pusat konduktor. Dari data diperoleh untuk kisaran

5 38 kuat medan listrik yang terukur adalah antara 0,7-16,85 kv/m, sedangkan untuk tegangan induksi yang terukur adalah 0,8-17,07 volt. Untuk kuat medan magnet pengukuran dilakukan sama seperti kuat medan listrik. Hal ini dilakukan karena untuk mengetahui perbandingan besar kuat medan magnet dan arus yang terukur di setiap titik pengukuran dapat diketahui. Dari data didapatkan, semakin alat ukur dekat dengan konduktor maka semakin besar pula kuat medan magnet dan arus yang terukur. Hal ini dikarenakan pusat kuat medan magnet terbesar terletak pada pusat konduktor yang diukur. Pada pengukuran didapatakan kuat medan magnet yang terukur pada Holaday adalah berkisar antara 1,03 4,13 A/m dan arus terukur adalah berkisar antara 4,17 17,2. Data dari pengukuran dapat dilihat pada bab lampiran bagian A. C. Menentukan persamaan empiris dan standard error untuk kuat medan listrik 1. Menentukan persamaan empiris kuat medan listrik dengan regresi linier Persamaan empiris data pengukuran dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan regresi linear dengan rumus sebagai berikut : = dimana: dan,

6 39 Tabel 1. Tabel data untuk menentukan persamaan empiris kuat medan listrik No 1 Tempat Ketinggian (m) 0 Phasa Kuat medan listrik (kv/m) (Data Y) Tegangan (V) (Data X) 2 0,5 1,75 1,8 3,24 3,15 R 3 1 3,67 3,9 15,21 14,31 12 PMT 1,5 7,45 7,6 57,76 56, ,6 1,7 2,89 2,72 X 2 XY 0,9 1,01 1,02 0,91 4 1,5 13,23 13,5 182,25 178, ,72 0,8 0,64 0,58 6 0,5 3,65 3,7 13,69 13,51 S 7 1 5,32 5,5 30,25 29,26 8 1,5 8,53 8,6 73,96 73, ,9 2,1 4,41 3, ,5 2,41 2,6 6,76 6,27 T ,89 6,9 47,61 47, ,5 5,4 5,6 31,36 30,24 R ,42 7,5 56,25 55, ,5 10,6 10,9 118,81 115, ,63 0,8 0,64 0, ,5 3,47 3,5 12,25 12,15 S ,59 3,7 13,69 13, ,5 4,92 5,02 25,20 24, ,7 0,8 0,64 0, ,5 2,72 2,8 7,84 7,62 T ,1 2,3 5,29 4, ,5 10,52 10,7 114,49 112, ,78 1,9 3,61 3, ,5 4,39 4,43 19,62 19,45 R ,01 10,3 106,09 103, ,5 15,5 15,8 249,64 244, ,32 1,4 1,96 1, ,5 S 3,23 3,6 12,96 11, , ,00 15, ,5 16,85 17,01 289,34 286,62 CT ,8 0,9 0,81 0, ,5 6,95 7,2 51,84 50,04 T ,65 8,8 77,44 76, ,5 10,3 10,9 118,81 112, ,32 1,4 1,96 1, ,5 5,8 5,87 34,46 34,05 R ,7 6,9 47,61 46, ,5 16,72 16,9 285,61 282, S 0,81 0,85 0,72 0,69

7 40 No Tempat Ketinggian (m) Phasa Kuat Medan Listrik (kv/m) (Data Y) Tegangan (V) (Data X) 42 0,5 2,86 2,88 8,29 8, S 2,59 2,7 7,29 6, ,5 8,23 8,3 68,89 68,31 45 CT 0 1,24 1,26 1,59 1, ,5 2,78 2,8 7,84 7,78 T ,8 4,9 24,01 23, ,5 13,45 13,6 184,96 182, ,5 2,27 2,3 5,29 5,22 PMS T ,3 3,5 12,25 11,55 X 2 XY 1,32 1,5 2,25 1, ,5 10,53 10,92 119,25 114,99 Jumlah 278,57 286, , ,88 Dari data di atas maka persamaan regresi linear dapat ditentukan, yaitu: = = = = = =

8 41 maka, dan persamaan regresi linearnya adalah: = = dimana, = kuat medan listrik = tegangan terukur Jadi, persamaan empiris untuk kuat medan listrik adalah: E = -0,08 + (0,988 x Tegangan Terukur Dari persamaan empiris di atas dengan memasukan nilai tegangan yang terukur, maka akan didapatkan nilai perhitungan kuat medan listrik. Nilai kuat medan listrik dari pengukuran dan nilai dari perhitungan dengan menggunakan persamaan empiris ditabelkan pada tabel 7 lampiran dan perbandinga kedua nilai digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

9 kv/m Kuat medan listrik pengukuran Titik Pengukuran Kuat medan listrik persamaan empiris Gambar 16. Hubungan antara kuat medan listrik terukur dengan kuat medan listrik perhitungan dengan persamaan empiris. Grafik di atas merupakan hubungan antara kuat medan listrik terukur dengan kuat medan listrik perhitungan dengan persamaan empiris. Sumbu x merupakan jumlah titik pengukuran dan sumbu y merupakan kuat medan listrik. Pada grafik dapat dilihat, bahwa untuk perbedaan antara kuat medan listrik pengukuran dengan kuat medan listrik persamaan empiris tidak terlalu besar, rata-rata mendekati sama. 2. Menentukan standard error persamaan empiris Menentukan standard error dari data pengukuran yang dilakukan dengan membandingkan kuat medan listrik yang terukur dengan perhitungan dengan

10 43 menggunakan persamaan empiris. Persamaan standard error dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan : [ ] [ [ ] ] Sebelum melakukan perhitungan untuk standard error maka terlebih dahulu dilakukan pengolahan data dengan membuat koefisien X untuk kuat medan listrik terukur dan koefisien Y untuk kuat medan listrik dari perhitungan persamaan empiris yang didapat. Tabel 2. Tabel data untuk menentukan standard error kuat medan listrik No. Kuat Medan Listrik Kalibrasi (kv/m) (Data Y) Tegangan Terukur (V) Kuat Medan Listrik Persamaan Empiris (kv/m) (Data X ) Y 2 X 2 XY 1 0,9 1,01 0,99 0,81 1,00 0,90 2 1,75 1,8 1,78 3,06 3,18 3,12 3 3,67 3,9 3,86 13,47 14,91 14, ,23 13,5 13,37 175,03 178,62 176,82 5 0,72 0,8 0,79 0,52 0,63 0,57 6 3,65 3,7 3,66 13,32 13,42 13,37 7 5,32 5,5 5,45 28,30 29,65 28,97 8 8,53 8,6 8,51 72,76 72,49 72,62 9 1,9 2,1 2,08 3,61 4,32 3, ,41 2,6 2,57 5,81 6,63 6, ,89 6,9 6,83 47,47 46,66 47, ,45 7,6 7,52 55,50 56,61 56, ,6 1,7 1,68 2,56 2,83 2, ,4 5,6 5,54 29,16 30,74 29, ,42 7,5 7,43 55,06 55,13 55, ,6 10,9 10,79 112,36 116,45 114, ,63 0,8 0,79 0,40 0,63 0, ,47 3,5 3,47 12,04 12,01 12, ,59 3,7 3,66 12,89 13,42 13, ,92 5,02 4,97 24,21 24,70 24, ,7 0,8 0,79 0,49 0,63 0, ,72 2,8 2,77 7,40 7,68 7,54

11 44 No. Kuat Medan Listrik Kalibrasi (kv/m) (Data Y) Tegangan Terukur (V) Kuat Medan Listrik Persamaan Empiris (kv/m) (Data X ) Y 2 X 2 XY 23 2,1 2,3 2,28 4,41 5,18 4, ,52 10,7 10,59 110,67 112,21 111, ,78 1,9 1,88 3,17 3,54 3, ,39 4,43 4,39 19,27 19,23 19, ,01 10,3 10,20 100,20 103,98 102, ,5 15,8 15,64 240,25 244,67 242, ,32 1,4 1,39 1,74 1,92 1, ,23 3,6 3,56 10,43 12,70 11, ,98 4 3,96 15,84 15,68 15, ,85 17,01 16,84 283,92 283,58 283, ,8 0,9 0,89 0,64 0,79 0, ,95 7,2 7,13 48,30 50,81 49, ,65 8,8 8,71 74,82 75,90 75, ,3 10,9 10,79 106,09 116,45 111, ,32 1,4 1,39 1,74 1,92 1, ,8 5,87 5,81 33,64 33,77 33, ,7 6,9 6,83 44,89 46,66 45, ,72 16,9 16,73 279,56 279,93 279, ,81 0,85 0,84 0,66 0,71 0, ,86 2,88 2,85 8,18 8,13 8, ,59 2,7 2,67 6,71 7,14 6, ,23 8,3 8,22 67,73 67,52 67, ,24 1,26 1,25 1,54 1,56 1, ,78 2,8 2,77 7,73 7,68 7, ,8 4,9 4,85 23,04 23,53 23, ,45 13,6 13,46 180,90 181,28 181, ,32 1,5 1,49 1,74 2,21 1, ,27 2,3 2,28 5,15 5,18 5, ,3 3,5 3,47 10,89 12,01 11, ,53 10,92 10,81 110,88 116,87 113,84 Jml 278,57 283, , , ,56 Persamaan standard error data : [ ] [ [ ] ]

12 45 [ ] [ [ ] ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] Jadi standard error dari data diatas adalah : 0,10 X 100% = 10% Nilai hasil perhitungan kuat medan listrik harus dikalikan dengan standard error. D. Menentukan persamaan empiris dan standard error dari kuat medan magnet 1. Menentukan persamaan empiris kuat medan listrik dengan regresi linier Persamaan empiris data pengukuran dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan regresi linear dengan rumus sebagai berikut : = dimana: dan,

13 46 No 1 Tabel 3. Tabel data untuk menentukan persamaan empiris kuat medan magnet Tempat Ketinggian (m) 0 Phasa Kuat Medan Magnet (A/m) (Data Y) Arus Terukur (A) (Data X) 2 0,5 R 1,59 6,41x ,09x ,19 x ,58 6,32x ,94x ,99x ,5 2,18 8,73x ,21x ,03x10-6 PMT ,17 4,79x ,94x ,60x ,5 R 1,24 5,03x ,30x ,24x10-6 X 2 XY 1,35 5,41x ,27x ,3x ,5 1,71 6,82x ,51x ,66x ,81 11,2x ,44x ,47x ,5 S 3,04 12,02x ,48x ,54x ,28 13x x ,64x ,5 3,72 13,9x ,21x ,71x ,97 7,62x ,06x ,01x ,5 1,87 7,52x ,55x ,06x10-6 T ,07 7,92x ,73x ,39x ,41 5,64x ,81x ,95x ,5 1,53 6,32x ,94x ,67x ,26 9,12x ,17x ,61x ,5 S 2,53 10,2x ,04x ,81x ,96 11,9x ,61x ,22x ,5 3,41 13,8x ,44x ,06x ,23 4,88x ,81x ,00x ,5 1,39 5,54x ,69x ,70x10-6 T ,28 5,41x ,27x ,92x ,5 1,32 5,25x ,56x ,93x ,11 4,41x ,45x ,90x ,5 1,45 5,82x ,87x ,44x10-6 R ,57 6,3x ,69x ,89x ,5 2,08 8,14x ,26x ,93x S 2,37 9,29x ,30x ,02x ,5 2,93 11,7x ,89x ,28x10-6 CT 31 1 S 3,57 14,7x ,09x ,48x ,5 4,12 17,2x ,84x ,86x ,24 4,89x ,91x ,06x ,5 1,64 5,45x ,70x ,91x10-6 T ,12 8,46x ,57x ,94x ,5 2,89 11,62x ,02x ,58x10-6

14 47 No 37 Tempat Ketinggian (m) 0 Phasa Kuat Medan Magnet (A/m) (Data Y) Arus Terukur (A) (Data X) 38 0,5 1,48 6,01x ,12x ,89x10-6 R ,64 6,46x ,73x ,59x ,5 2,95 11,8x ,24x ,81x10-6 CT S ,57 14,4x ,36x ,41x10-6 X 2 XY 1,25 5,05x ,50x ,31x ,5 1,63 6,54x ,77x ,66x ,39 9,6x ,16x ,94x ,5 4,13 16,7x ,89x ,97x ,07 4,39x ,27x ,70x ,5 1,36 5,56x ,91x ,56x10-6 T ,92 7,82x ,15x ,01x ,5 2,38 9,55x ,20x ,73x ,03 4,17x ,39x ,30x ,5 1,38 5,62x ,58x ,76x10-6 PMS T ,53 5,91x ,93x ,04x ,5 1,82 7,23x ,27x ,16x10-6 Jumlah 107,52 429,54x ,19x ,89x10-6 Dari data di atas maka persamaan regresi linear dapat ditentukan, yaitu: = = = = = = dan,

15 48 maka, dan persamaan regresi linearnya adalah: = = ) dimana, = kuat medan magnet = arus terukur Jadi, persamaan empiris untuk kuat medan listrik adalah: H = x Arus Terukur Dari persamaan empiris diatas didapatkan nilai perhitungan kuat medan magnet. Nilai kuat medan magnet dari pengukuran dan perhitungan ditabelkan

16 49 pada tabel 8 bab lampiran. Perbandingan kedua nilai ditampilkan dalam bentuk grafik sebagai beikut: A/m Titik Pengukuran Kuat medan listrik pengukuran Kuat medan listrik persamaan empiris Gambar 17. Hubungan antara kuat medan listrik terukur dengan kuat medan listrik perhitungan dengan persamaan empiris. Grafik diatas merupakan hubungan antara kuat medan magnet terukur dengan kuat medan listrik perhitungan dengan persamaan empiris. Sumbu x merupakan jumlah titik pengukuran dan sumbu y merupakan kuat magnet. Pada grafik dapat dilihat, bahwa untuk perbedaan antara kuat medan listrik pengukuran dengan kuat medan listrik persamaan empiris tidak terlalu besar, rata-rata mendekati sama.

17 50 2. Menentukan standard error persamaan empiris Menentukan standard error dari data pengukuran yang dilakukan dengan membandingkan kuat medan listrik yang terukur dengan perhitungan dengan menggunakan persamaan empiris. Persamaan standard error dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan : [ ] [ [ ] ] Sebelum melakukan perhitungan untuk standard error maka terlebih dahulu dilakukan pengolahan data dengan membuat koefisien X untuk kuat medan magnet terukur dan koefisien Y untuk kuat medan magnet dari perhitungan persamaan empiris yang didapat. Tabel 4. Tabel data untuk menentukan standard error kuat medan magnet No. Kuat Medan Magnet Kalibrasi (A/m) (Data Y) Arus (A) Kuat Medan Magnet Persamaan Empiris (A/m) (Data X ) Y 2 X 2 XY 1 1,35 5,41x10-6 1,35 1,82 1,83 1,83 2 1,59 6,41x10-6 1,60 2,53 2,57 2,55 3 1,58 6,32x10-6 1,58 2,50 2,50 2,50 4 1,71 6,82x10-6 1,71 2,92 2,91 2,92 5 2,81 11,2x10-6 2,80 7,90 7,84 7,87 6 3,04 12,02x10-6 3,01 9,24 9,03 9,14 7 3,28 13,00x10-6 3,25 10,76 10,56 10,66 8 3,72 13,90x10-6 3,48 13,84 12,08 12,93 9 1,97 7,62x10-6 1,91 3,88 3,63 3, ,87 7,52x10-6 1,88 3,50 3,53 3, ,07 7,92x10-6 1,98 4,28 3,92 4, ,18 8,73x10-6 2,18 4,75 4,76 4, ,17 4,79x10-6 1,20 1,37 1,43 1, ,24 5,03x10-6 1,26 1,54 1,58 1,56

18 51 No. Kuat Medan Magnet Kalibrasi (A/m) (Data Y) Arus (A) Kuat Medan Magnet Persamaan Empiris (A/m) (Data X ) Y 2 X 2 XY 15 1,41 5,64x10-6 1,41 1,99 1,99 1, ,53 6,32x10-6 1,58 2,34 2,50 2, ,26 9,12x10-6 2,28 5,11 5,20 5, ,53 10,2x10-6 2,55 6,40 6,50 6, ,96 11,9x10-6 2,98 8,76 8,85 8, ,41 13,8x10-6 3,45 11,63 11,90 11, ,23 4,88x10-6 1,22 1,51 1,49 1, ,39 5,54x10-6 1,39 1,93 1,92 1, ,28 5,41x10-6 1,35 1,64 1,83 1, ,32 5,25x10-6 1,31 1,74 1,72 1, ,11 4,41x10-6 1,10 1,23 1,22 1, ,45 5,82x10-6 1,46 2,10 2,12 2, ,57 6,30x10-6 1,58 2,46 2,48 2, ,08 8,14x10-6 2,04 4,33 4,14 4, ,37 9,29x10-6 2,32 5,62 5,39 5, ,93 11,7x10-6 2,93 8,58 8,56 8, ,57 14,7x10-6 3,68 12,74 13,51 13, ,12 17,2x10-6 4,30 16,97 18,49 17, ,24 4,89x10-6 1,22 1,54 1,49 1, ,64 5,45x10-6 1,36 2,69 1,86 2, ,12 8,46x10-6 2,12 4,49 4,47 4, ,89 11,62x10-6 2,91 8,35 8,44 8, ,25 5,05x10-6 1,26 1,56 1,59 1, ,48 6,01x10-6 1,50 2,19 2,26 2, ,64 6,46x10-6 1,62 2,69 2,61 2, ,63 6,54x10-6 1,64 2,66 2,67 2, ,39 9,60x10-6 2,40 5,71 5,76 5, ,95 11,8x10-6 2,95 8,70 8,70 8, ,57 14,4x10-6 3,60 12,74 12,96 12, ,13 16,7x10-6 4,18 17,06 17,43 17, ,07 4,39x10-6 1,10 1,14 1,20 1, ,36 5,56x10-6 1,39 1,85 1,93 1, ,92 7,82x10-6 1,96 3,69 3,82 3, ,38 9,55x10-6 2,39 5,66 5,70 5, ,03 4,17x10-6 1,04 1,06 1,09 1, ,38 5,62x10-6 1,41 1,90 1,97 1, ,53 5,91x10-6 1,48 2,34 2,18 2, ,82 7,23x10-6 1,81 3,31 3,27 3,29 Jml. 107,52 107,39 259,28 259,39 259,22

19 52 Persamaan standard error data : [ ] [ [ ] ] [ ] [ [ ] ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] Jadi standard error dari data di atas adalah : 0,066 X 100% = 6,67% Nilai hasil perhitungan kuat medan listrik harus dikalikan dengan standard error. E. Analisis Perhitungan Data yang sudah didapat di atas dilakukan perhitungan dan menentukan persamaan empiris dengan menggunakan regresi linear. Untuk kuat medan listrik didapatkan persamaan empiris dengan rumus:

20 53 E = -0,08 + (0,988 x Tegangan Terukur ) Sedangkan untuk persamaan empiris kuat medan magnet dengan membandingkan kuat medan magnet yang terukur dengan arus terukur dengan menggunakan regresi linear adalah: H = Untuk standard error dari perhitungan didapatkan error alat ukur tegangan induksi adalah 10%, sedangkan error alat ukur arus induksi adalah sebesar 6%. Nilai standard error menunjukan nilai toleransi alat ukur. Artinya, setiap hasil perhitungan kuat medan listrik dan kuat medan magnet yang menggunakan persamaan empiris harus dikalikan dengan nilai standard error. Nilai koefisien determinasi untuk kuat medan listrik dan tegangan terukur adalah sebesar 0,9995, perhitungan dapat dilihat pada bab lampiran D. Sedangkan untuk koefisien determinasi kuat medan magnet dan arus terukur adalah sebesar 0,9997, dapat dilihat bab lampiran E. Berdasarkan nilai koefisien determinasi di atas, persamaan empiris dapat dipakai untuk pengukuran kuat medan listrik dan kuat medan magnet, hal ini dikarenakan nilai koefisien determinasi untuk data pengukuran mendekati 1 (baik sekali) sehingga model persamaan empiris dikatakan baik. Fungsi utama koefisien determinasi adalah untuk menguji ketepatan hasil analisis regresi, melalui

21 54 penentuan besarnya pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) secara keseluruhan Wilfrid J. Dixon Frank J. Massey, Jr Pengantar Analisis Statistik. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di bawah konduktor Gardu Induk Teluk Betung

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di bawah konduktor Gardu Induk Teluk Betung 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di bawah konduktor Gardu Induk Teluk Betung Bandar Lampung. Dengan mengambil beberapa titik penelitian diantara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Untuk pengukuran kuat medan listrik dan kuat medan magnet di bawah konduktor

I. PENDAHULUAN. Untuk pengukuran kuat medan listrik dan kuat medan magnet di bawah konduktor 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Untuk pengukuran kuat medan listrik dan kuat medan magnet di bawah konduktor transmisi maupun Gardu Induk dibutuhkan alat ukur yang sangat mahal. Alat yang

Lebih terperinci

TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET

TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET 1. Sebuah kapasitor keping sejajar yang tebalnya d mempunyai kapasitas C o. Ke dalam kapasitor ini dimasukkan dua bahan dielektrik yang masing-masing tebalnya d/2 dengan konstanta

Lebih terperinci

FISIKA LAPORAN PENGAMATAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK (LILITAN & TRANSFORMATOR) Oleh: Wisnu Pramadhitya Ramadhan/36/XII-MIPA 6

FISIKA LAPORAN PENGAMATAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK (LILITAN & TRANSFORMATOR) Oleh: Wisnu Pramadhitya Ramadhan/36/XII-MIPA 6 FISIKA LAPORAN PENGAMATAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK (LILITAN & TRANSFORMATOR) Oleh: Wisnu Pramadhitya Ramadhan/36/XII-MIPA 6 SMA NEGERI 2 BOGOR Jl. Keranji Ujung No.1 Budi Agung, Bogor 16165; No Telp: (0251)

Lebih terperinci

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK 2. Kegiatan Belajar 2 INDUKSI ELEKTROMAGNETIK a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini Anda dapat 1. Menjelaskan kaitan antara medan magnet dan arus listrik. 2. Menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...

Lebih terperinci

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Induksi Elektromagnet Nama : Kelas/No : / - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS BOLAK-BALIK Induksi

Lebih terperinci

HUKUM INDUKSI FARADAY

HUKUM INDUKSI FARADAY HUKUM INDUKSI FARADAY Michael Faraday (1791-1867), seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris, membuat hipotesis (dugaan) bahwa medan magnet seharusnya dapat menimbulkan arus listrik. Untuk membuktikan kebenaran

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 21 L A M P I R A N Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mata Pelajaran : Fisika Topik : Induksi Elektromagnetik Kelas : XII IPA Hari, Tanggal : Selasa, 13 Desember 2011 Waktu : 07.30-09.00 wib Tempat : SMA

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. Listrik statis adalah energi yang dikandung oleh benda yang bermuatan listrik.

LISTRIK STATIS. Listrik statis adalah energi yang dikandung oleh benda yang bermuatan listrik. KELISTRIKAN DAN KEMAGNETAN SITI MAESYAROH STKIP INVADA 2015 LISTRIK adalah adalah sesuatu yang memiliki muatan positif (proton) dan muatan negatif (elektron) yang mengalir melalui penghantar (konduktor)

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA ALAT UKUR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

PRINSIP KERJA ALAT UKUR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II PRINSIP KERJA ALAT UKUR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II TRANSFORMATOR Transformator digunakan untuk mengubah tegangan. Penggunaan di Laboratorium umumnya untuk menurunkan tegangan listrik PLN 110 atau 220 volt

Lebih terperinci

LEMBAR VALIDASI SOAL

LEMBAR VALIDASI SOAL LEMBAR VALIDASI SOAL PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PROBLEM POSING TIPE FREE-PROBLEM POSING DAN TIPE STRUCTURED-PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL LISTRIK DINAMIS SISWA KELAS X SMAN I NGAGLIK

Lebih terperinci

ARUS LISTRIK. Tiga hal tentang arus listrik. Potensial tinggi

ARUS LISTRIK. Tiga hal tentang arus listrik. Potensial tinggi Arus dan Hambatan Arus Listrik Bila ada beda potensial antara dua buah benda (plat bermuatan) kemudian kedua benda dihubungkan dengan suatu bahan penghantar, maka akan terjadi aliran muatan dari plat dengan

Lebih terperinci

KEMAGNETAN. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-8

KEMAGNETAN. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-8 MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-122 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-8 CAKUPAN MATERI 1. MAGNET 2. FLUKS MAGNETIK 3. GAYA MAGNET PADA SEBUAH ARUS 4. MUATAN SIRKULASI 5. EFEK HALL

Lebih terperinci

LISTRIK DINAMIS Listrik mengalir

LISTRIK DINAMIS Listrik mengalir LISTRIK DINAMIS Listrik mengalir Menentukan arus listrik dan arus elektron. Arah arus listrik Arah elektron Arus lisrik adalah aliran muatan positif dari potensial tinggi ke potensial rendah Arus elektron

Lebih terperinci

PERCOBAAN e/m ELEKTRON

PERCOBAAN e/m ELEKTRON PERCOBAAN e/m ELEKTRON A. TUJUAN 1. Mempelajari sifat medan magnet yang ditimbulkan oleh kumparan Helmholtz.. Menetukan nilai e/m dengan medan magnet. B. PERALATAN 1. Seperangkat peralatan e/m. Sumber

Lebih terperinci

TOPIK 5 PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

TOPIK 5 PENGUKURAN BESARAN LISTRIK TOPIK 5 PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Pengukuran sering dilakukan dalam melakukan analisis rangkaian. Pengukuran dilakukan untuk mendapatkan nilai besaran listrik, seperti : nilai arus yang melalui suatu

Lebih terperinci

TOPIK 9 ELEKTROMAGNETIK

TOPIK 9 ELEKTROMAGNETIK TOPIK 9 ELEKTROMAGNETIK HUKUM FARADAY DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Hukum Faraday Setelah dalam tahun 1820 Oersted memperlihatkan bahwa arus listrik dapat mempengaruhi jarum kompas, Faraday mempunyai kepercayaan

Lebih terperinci

Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana

Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana 1. Tujuan Untuk mengetahui cara mengukur arus dan tegangan listrik 2. Alat dan bahan a. Amperemeter b. Voltmeter c. Hambatan d. Sumber

Lebih terperinci

Medan Magnetik. Sumber Tegangan

Medan Magnetik. Sumber Tegangan Medan Magnetik INDUKSI ELEKTROMANETIK PENDAHULUAN Dalam pembahasan mengenai medan magnet telah dijelaskan bahwa : - Arus listrik dapat menghasilkan medan magnetik - Medan magnetik mengerjakan gaya pada

Lebih terperinci

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 9 Fisika

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 9 Fisika Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 9 Fisika Listrik Dinamis - Soal Pilihan Ganda Doc. Name: K13AR09FIS0201 Doc. Version : 2015-11 halaman 1 01. Arus listrik yang mengalir di dalam sebuah kawat penghantar disebabkan

Lebih terperinci

Kelas XII Semester 1

Kelas XII Semester 1 MEDAN MAGNET Kelas XII Semester 1 MEDAN MAGNET Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Materi STANDART KOMPETENSI Kelas XII 2 Semester 1 Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS SENSOR DAN AKTUATOR Linear Variable Differential Transformers (LVDT)

LAPORAN TUGAS SENSOR DAN AKTUATOR Linear Variable Differential Transformers (LVDT) LAPORAN TUGAS SENSOR DAN AKTUATOR Linear Variable Differential Transformers (LVDT) ANGGOTA: 1. DIEGO SENNA GERDIYOKO [12/330248/TK/39430] 2. MUHAMMAD LUTHFY K [12/333842/TK/40184] 3. WADID MUJTABA FILLAH

Lebih terperinci

Pilih satu jawaban yang paling benar dari dengan cara memberikan tanda silang (X) pada huruf di depan pilihan jawaban tersebut.

Pilih satu jawaban yang paling benar dari dengan cara memberikan tanda silang (X) pada huruf di depan pilihan jawaban tersebut. Pilih satu jawaban yang paling benar dari dengan cara memberikan tanda silang (X) pada huruf di depan pilihan jawaban tersebut. 1. Muatan-muatan listrik yang sejenis tolak menolak dan mauatan-muatan listrik

Lebih terperinci

menerapkan konsep induksi elektromagnetik untuk menjelaskan prinsip kerja beberapa alat yang memanfaatkan prinsip induksi elektromagnetik.

menerapkan konsep induksi elektromagnetik untuk menjelaskan prinsip kerja beberapa alat yang memanfaatkan prinsip induksi elektromagnetik. Bab 11 Sumber: Ensiklopedia Iptek 2007 Induksi Elektromagnetik Hasil yang harus kamu capai: memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Setelah mempelajari bab ini, kamu harus

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM Oleh Nama NPM Semester : Yestri Hidayati : A1E011062 : II. B Tanggal Praktikum : Jum at, 06 April 2012 UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang

Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang Arus listrik Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang bergerak dari terminal negatif (-) ke

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 FISIKA

Antiremed Kelas 10 FISIKA Antiremed Kelas 10 FISIKA Listrik Dinamis - Latihan Soal Doc Name : AR10FIS0601 Version : 2012-08 halaman 1 01. Suatu kawat tembaga dengan luas penampang 8. 10-7 m 2 mengalirkan arus listrik sebesar 2

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Tujuan dan Manfaat Percobaan. Manfaat :

Bab I Pendahuluan. Tujuan dan Manfaat Percobaan. Manfaat : Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Kita sebagai mahasiswa teknik haruslah mengerti tentang hukum-hukum dasar dalam fisika.contoh salah satunya adalah Hk.Faraday tentang Induksi Elektromagnetik. Induksi

Lebih terperinci

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII gaya F. Jika panjang kawat diperpendek setengah kali semula dan kuat arus diperbesar dua kali semula, maka besar gaya yang dialami kawat adalah. Medan Magnet

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 15 BAB III LANDASAN TEORI Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi yang sebelumnya terlebih dahulu dinaikkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN BAB III METODE PROSES PEMBUATAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai tempat serta waktu dilakukannya proses pembuatan dapur busur listrik, alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan dapur busur

Lebih terperinci

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saluran Transmisi Saluran transmisi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang berperan menyalurkan daya listrik dari pusat-pusat pembangkit listrik ke gardu induk.

Lebih terperinci

Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET

Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET Oleh : Drs. Sutrisno, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Induksi Elektromagnet

Induksi Elektromagnet Induksi Elektromagnet Fluks magnet Sebagaimana fluks listrik, fluks magnet juga dapat diilustrasikan sebagai banyaknya garis medan yang menembus suatu permukaan. n Fluks listrik yang dihasilkan oleh medan

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1 LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1 KODE: L - 4 JUDUL PERCOBAAN : ARUS DAN TEGANGAN PADA LAMPU FILAMEN TUNGSTEN DI SUSUN OLEH: TIFFANY RAHMA NOVESTIANA 24040110110024 LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS

Lebih terperinci

KELOMPOK 4 JEMBATAN DC

KELOMPOK 4 JEMBATAN DC KELOMPOK 4 JEMBATAN DC Latar Belakang Masalah Dalam umumnya Jembatan Wheatstone dipergunakan untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya relative kecil

Lebih terperinci

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam)

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam) Kumpulan Soal Fisika Dasar II Universitas Pertamina (16-04-2017, 2 jam) Materi Hukum Biot-Savart Hukum Ampere GGL imbas Rangkaian AC 16-04-2017 Tutorial FiDas II [Agus Suroso] 2 Hukum Biot-Savart Hukum

Lebih terperinci

Induksi Elektromagnetik

Induksi Elektromagnetik Induksi Elektromagnetik GGL induksi Generator Dinamo Trafo Cara kerja Trafo Jenis-jenis Trafo Persamaan pada Trafo Efisiensi Trafo Kegunaan Trafo A. GGL induksi Hubungan Pergerakan garis medan magnetik

Lebih terperinci

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF)

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF) FISIKA II Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF) Jika suatu kawat penghantar digerakkan memotong arah suatu medan magnetic, maka akan timbul suatu gaya gerak listrik pada kawat penghantar tersebut.

Lebih terperinci

BAB 6 INDUKSI ELEKTROMAGNET

BAB 6 INDUKSI ELEKTROMAGNET Lab lektronika Industri Fisika 2 A 6 INDUKSI LKTROMAGNT 1. GGL INDUKSI Pada ab 5 telah dibicarakan bahwa arus yang mengalir pada penghantar akan menimbulkan medan magnet. Setelah itu para ilmuwan juga

Lebih terperinci

Mengukur Kuat Arus dan Beda Potensial Listrik Konsep Arus Listrik dan Beda Potensial Listrik

Mengukur Kuat Arus dan Beda Potensial Listrik Konsep Arus Listrik dan Beda Potensial Listrik LISTRIK DINAMIS Daftar isi Mengukur Kuat Arus dan Beda Potensial Listrik Hukum Ohm Hambatan kawat penghantar Penghantar listrik Hukum Kirchoff Rangkaian Seri Rangkaian Paralel Rangkain campuran Keluar

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem tenaga listrik DC Arus listrik searah dikenal dengan singkatan DC (Direct Current). Sesuai dengan namanya listrik arus searah itu mengalir ke satu jurusan saja dalam

Lebih terperinci

Pilih satu jawaban yang paling benar dari dengan cara memberikan tanda silang (X) pada huruf di depan pilihan jawaban tersebut.

Pilih satu jawaban yang paling benar dari dengan cara memberikan tanda silang (X) pada huruf di depan pilihan jawaban tersebut. Pilih satu jawaban yang paling benar dari dengan cara memberikan tanda silang (X) pada huruf di depan pilihan jawaban tersebut. 1. Muatan-muatan listrik yang sejenis tolak menolak dan mauatan-muatan listrik

Lebih terperinci

SOAL SOAL TERPILIH 1 SOAL SOAL TERPILIH 2

SOAL SOAL TERPILIH 1 SOAL SOAL TERPILIH 2 SOAL SOAL TERPILIH 1 1. Sebuah kumparan mempunyai 50 lilitan dalam waktu 0,02 s kumparan dimasuki fluks 310 mwb, yang kemudian turun hingga 100 mwb. Berapakah GGL induksi rata rata yang dibangkitkan oleh

Lebih terperinci

RINGKASAN MATERI TEGANGAN DAN TAHANAN LISTRIK

RINGKASAN MATERI TEGANGAN DAN TAHANAN LISTRIK RINGKASAN MATERI TEGANGAN DAN TAHANAN LISTRIK Ano/ppl/2012 RINGKASAN MATERI TEGANGAN DAN TAHANAN LISTRIK Mata Pelajaran Bahan Kajian Kelas/semester Potensi Dasar : Dasardasar listrik dan elektronika :

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika Medan Magnet - Latihan Soal Doc. Name: RK13AR12FIS0301 Version: 2016-10 halaman 1 01. Medan magnet dapat ditimbulkan oleh: (1) muatan listrik yang bergerak (2) konduktor

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK LABORATORIUM TTPL DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2014 PERCOBAAN I BRIEFING PRAKTIKUM Briefing praktikum dilaksanakan hari Selasa

Lebih terperinci

Bahan Ajar BAB II. Teori umum alat ukur analog Tatap muka : Minggu 3, Minggu 4, Minggu 5

Bahan Ajar BAB II. Teori umum alat ukur analog Tatap muka : Minggu 3, Minggu 4, Minggu 5 Bahan Ajar BAB II. Teori umum alat ukur analog Tatap muka : Minggu 3, Minggu 4, Minggu 5 1 MINGGU 3,4 & 5 TEORI UMUM ALAT UKUR ANALOG Prinsip dasar pengukuran. Pengukuran menunjukkan kuantitas besaran

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA. Gaya Magnetik antar kawat berarus. Nama :

LAPORAN PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA. Gaya Magnetik antar kawat berarus. Nama : LAPORAN PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA Gaya Magnetik antar kawat berarus Nama : Sujiyani Kassiavera Rizki Prabawati Septian Efendi Prisma Gita Azwar Dosen Pembimbing : (A1E010010) (A1E010022) (A1E010023)

Lebih terperinci

Bab. Listrik Dinamis. Hasil yang harus Anda capai: menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi.

Bab. Listrik Dinamis. Hasil yang harus Anda capai: menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi. Bab 8 Sumber: Young Scientist,1994 Nyala lampu pada malam hari, selain berfungsi sebagai penerangan juga menjadi bagian dari keindahan kota. Listrik Dinamis Hasil yang harus nda capai: menerapkan konsep

Lebih terperinci

V. Medan Magnet. Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik

V. Medan Magnet. Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik V. Medan Magnet Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik Di tempat tersebut ada batu-batu yang saling tarik menarik. Magnet besar Bumi [sudah dari dahulu dimanfaatkan

Lebih terperinci

i : kuat arus listrik (A) a : jarak dari kawat berarus (m)

i : kuat arus listrik (A) a : jarak dari kawat berarus (m) INDUKSI MAGNETIK Hans Christian Oersted pada tahun 18 menemukan bahwa arus listrik dalam sebuah kawat penghantar dapat menghasilkan efek magnetik. Efek magnetik yang ditimbulkan oleh arus tersebut dapat

Lebih terperinci

1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi perubahan medan magnetik dapat menimbulkan perubahan arus listrik (Michael Faraday) Fluks magnetik adalah banyaknya garis-garis medan magnetik yang menembus permukaan bidang secara tegak lurus GGL induksi

Lebih terperinci

TUGAS FISIKA DASAR 2

TUGAS FISIKA DASAR 2 TUGAS FISIKA DASAR 2 RANGKUMAN MAGNET Dosen Pengampu: Bachrun Sutrisno Ir. M.Sc. Oleh: Nama : RIFQI ARIGHI FAHMI NIM : 13522121 Kelas : B UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA A. Pengertian Magnet Magnet atau magnit

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL SOAL PERSIAPAN UJIAN NASIONAL 2011/2012 SEKOLAH MENENGAH ATAS

KUMPULAN SOAL SOAL PERSIAPAN UJIAN NASIONAL 2011/2012 SEKOLAH MENENGAH ATAS By: DR. Ibnu Mas ud KUMPULAN SOAL SOAL PERSIAPAN UJIAN NASIONAL 2011/2012 SEKOLAH MENENGAH ATAS A. OPTIKA FISIS 1. Jarak antara garis terang ke dua ke pusat pada percobaan Young adalah 4 mm. Jarak antara

Lebih terperinci

D. 6,25 x 10 5 J E. 4,00 x 10 6 J

D. 6,25 x 10 5 J E. 4,00 x 10 6 J 1. Besarnya usaha untuk menggerakkan mobil (massa mobil dan isinya adalah 1000 kg) dari keadaan diam hingga mencapai kecepatan 72 km/jam adalah... (gesekan diabaikan) A. 1,25 x 10 4 J B. 2,50 x 10 4 J

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain melalui

Lebih terperinci

BAB VIII LISTRIK DINAMIS

BAB VIII LISTRIK DINAMIS BAB VIII LISTRIK DINAMIS STANDAR KOMPETENSI : 7. Menerapkan konsep-konsep kelistrikan (baik statis maupun dinamis) dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi. Kompetensi

Lebih terperinci

MAGNET JARUM. saklar. Besi lunak. Sumber arus Oleh : DRS. BRATA,M.Pd. SMAN1 KRA. kumparan. lampu. kumparan

MAGNET JARUM. saklar. Besi lunak. Sumber arus Oleh : DRS. BRATA,M.Pd. SMAN1 KRA. kumparan. lampu. kumparan MAGNET JARUM Besi lunak saklar kumparan kumparan lampu Sumber arus Oleh : DRS. BRATA,M.Pd. SMAN1 KRA Jika arus listrik dapat menimbulkan medan magnet, apakah medan magnet juga dapat menimbulkan arus listrik?

Lebih terperinci

Rangkaian Seri Perhatikan rangkaian hambatan seri pada Gambar 6. Gambar 6

Rangkaian Seri Perhatikan rangkaian hambatan seri pada Gambar 6. Gambar 6 DAFTA ISI DAFTA ISI... BAB 9. ANGKAIAN DC... 9. angkaian esistor... 9. Hukum Kirchoff...4 9. angkaian Kapasitor...7 9.4 angkaian esistor-kapasitor...9 9.5 Bahaya Listrik : Kebocoran Arus...0 9.6 Alat-Alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada gardu induk harus memiliki sistem pembumian yang handal yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada gardu induk harus memiliki sistem pembumian yang handal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada gardu induk harus memiliki sistem pembumian yang handal yang memenuhi standard aman bagi manusia dan peralatan yang berada di area gardu induk. Sistem pembumian

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RANGKAIAN RC (RESISTOR DENGAN KAPASITOR)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RANGKAIAN RC (RESISTOR DENGAN KAPASITOR) LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RANGKAIAN RC (RESISTOR DENGAN KAPASITOR) TANGGAL PERCOBAAN : 12-03-2017 TANGGAL PENGUMPULAN : 17-03-2017 WAKTU PERCOBAAN : 11.30-13.30 WIB Nama Praktikan : Amrina

Lebih terperinci

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA. Jl. Ganesha No 10 Bandung Indonesia SOLUSI

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA. Jl. Ganesha No 10 Bandung Indonesia SOLUSI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA Jl. Ganesha No 10 Bandung 4013 Indonesia A. PERTANYAAN SOLUSI MODUL TUTORIAL FISIKA DASAR IIA (FI-101) KE 0

Lebih terperinci

Medan Magnet di Sekitar Kawat Berarus

Medan Magnet di Sekitar Kawat Berarus Medan Magnet di Sekitar Kawat Berarus Laporan Pengamatan (Fisika) Kelompok Ario Bimo W (0) Aysh Nugroho (0) Reza Adi S (6) Triyuli Syaftunia R (30) Kelas XII IPA 5 SMA NEGERI CIREBON Jl. DR. Cipto Mangunkusumo.

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Kecenderungan posisi sebuah magnet

Gambar 2.1. Kecenderungan posisi sebuah magnet Kemagnetan Prinsip kemagnetan mempunyai peranan yang sangat penting dalam prinsip kerja suatu mesin listrik (sebutan untuk generator, transformator dan motor). Magnet mempunyai dua karakteristik. Pertama,

Lebih terperinci

INDUKTANSI DIRI KELOMPOK : ASEP SAEPUDIN (060347) DEDI HERMAWAN ( ) DENI MOH BUDIMAN (054115)

INDUKTANSI DIRI KELOMPOK : ASEP SAEPUDIN (060347) DEDI HERMAWAN ( ) DENI MOH BUDIMAN (054115) INDUKTANSI DIRI KELOMPOK : ASEP SAEPUDIN (060347) DEDI HERMAWAN (0605673) DENI MOH BUDIMAN (054115) LELIAN E MATITAMOLE (054082) NAWAL UBAID SALIM (060235) NIA NURHAYATI (0605671) SUDARMAN (0605653) YOGA

Lebih terperinci

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart 1. Hipotesis tentang gejala kelistrikan dan ke-magnetan yang disusun Maxwell ialah... a. perubahan medan listrik akan menghasilkan medan magnet b. di sekitar muatan listrik terdapatat medan listrik c.

Lebih terperinci

SIMAK UI Fisika

SIMAK UI Fisika SIMAK UI 2016 - Fisika Soal Halaman 1 01. Fluida masuk melalui pipa berdiameter 20 mm yang memiliki cabang dua pipa berdiameter 10 mm dan 15 mm. Pipa 15 mm memiliki cabang lagi dua pipa berdiameter 8 mm.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di Gardu Induk 150 KV Teluk Betung Tragi Tarahan, Bandar Lampung, Provinsi Lampung. B. Data Penelitian Untuk mendukung terlaksananya

Lebih terperinci

SANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R

SANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R DOKUMEN ASaFN. Sebuah uang logam diukur ketebalannya dengan menggunakan jangka sorong dan hasilnya terlihat seperti pada gambar dibawah. Ketebalan uang tersebut adalah... A. 0,0 cm B. 0, cm C. 0, cm D.

Lebih terperinci

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Kelompok besaran berikut yang merupakan besaran

Lebih terperinci

MAGNETAN MENENTUKAN MEDAN MAGNET BUMI PADA PERCOBAAN MEDAN MAGNET DI SEKITAR KAWAT BERARUS

MAGNETAN MENENTUKAN MEDAN MAGNET BUMI PADA PERCOBAAN MEDAN MAGNET DI SEKITAR KAWAT BERARUS 4 KEMAGNET MAGNETAN AN PROBLEM 1. MENENTUKAN MEDAN MAGNET BUMI PADA PERCOBAAN MEDAN MAGNET DI SEKITAR KAWAT BERARUS Mulanya gejala kelistrikan dan kemagnetan dianggap sebagai dua hal yang terpisah hingga

Lebih terperinci

HUKUM OHM. 1. STANDAR KOMPETENSI. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari.

HUKUM OHM. 1. STANDAR KOMPETENSI. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari. HUKUM OHM 1. STANDAR KOMPETENSI. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari. 2. KOMPETENSI DASAR. Menganalisis percobaan listrik dinamis dalam suatu rangkaian serta penerapannya

Lebih terperinci

Induksi Elektromagnetik. Tenaga listrik dapat dibangkitkan dengan generator. Apa hubungannya generator dengan

Induksi Elektromagnetik. Tenaga listrik dapat dibangkitkan dengan generator. Apa hubungannya generator dengan VIII Induksi Elektromagnetik Tenaga listrik dapat dibangkitkan dengan generator. Apa hubungannya generator dengan induksi elektromagnetik? Arus listrik bagaimana yang dapat dihasilkan beberapa tiang listrik

Lebih terperinci

dan Hukum I Kirchhoff

dan Hukum I Kirchhoff Bab 9 Hukum Ohm dan Hukum I Kirchhoff Pada suatu malam Ani belajar fisika, tiba-tiba ia melihat nyala lampu pijar di depannya meredup. Sambil berpikir Ani berjalan ke ruang tamu lalu menyalakan lampu neon.

Lebih terperinci

Evaluasi Belajar Tahap Akhir F I S I K A Tahun 2005

Evaluasi Belajar Tahap Akhir F I S I K A Tahun 2005 Evaluasi Belajar Tahap Akhir F I S I K A Tahun 2005 EBTA-SMK-05-01 Bahan dimana satu arah berfungsi sebagai konduktor dan pada arah yang lain berfungsi sebagai isolator A. konduktor B. isolator C. semi

Lebih terperinci

Laporan Kerja Praktek di PT.PLN (Persero) BAB III TINJAUAN PUSTAKA. 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker)

Laporan Kerja Praktek di PT.PLN (Persero) BAB III TINJAUAN PUSTAKA. 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker) BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker) PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker) adalah sistem pengaman pada Tiang Portal di Pelanggan Tegangan Menengah 20 kv yang dipasang

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI DESAIN GENERATOR AXIAL KECEPATAN RENDAH MENGGUNAKAN 8 BUAH MAGNET PERMANEN DENGAN DIMENSI 10 X 10 X 1 CM

NASKAH PUBLIKASI DESAIN GENERATOR AXIAL KECEPATAN RENDAH MENGGUNAKAN 8 BUAH MAGNET PERMANEN DENGAN DIMENSI 10 X 10 X 1 CM NASKAH PUBLIKASI DESAIN GENERATOR AXIAL KECEPATAN RENDAH MENGGUNAKAN 8 BUAH MAGNET PERMANEN DENGAN DIMENSI 10 X 10 X 1 CM Disusun untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai

Lebih terperinci

EFEK HALL UNTUK MENENTUKAN TETAPAN HALL (Rh) DAN KONSENTRASI ELEKTRON (n) DALAM LOGAM Cu

EFEK HALL UNTUK MENENTUKAN TETAPAN HALL (Rh) DAN KONSENTRASI ELEKTRON (n) DALAM LOGAM Cu 1 EFEK HALL UNTUK MENENTUKAN TETAPAN HALL (Rh) DAN KONSENTRASI ELEKTRON (n) DALAM LOGAM Cu Muhammad Heriyanto Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Sebelas Maret, Surakarta E-mail: hh_eriyanto@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

DIGITAL CLAMP AMPERE METER

DIGITAL CLAMP AMPERE METER DIGITAL CLAMP AMPERE METER Hany Ferdinando Handry Khoswanto Rudyanto Sarmiento Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Surabaya, email: {hanyf,handry}@petra.ac.id Abstract: Pengukuran besarnya

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN SALURAN TRANSMISI 150 kv BAMBE INCOMER

STUDI PERENCANAAN SALURAN TRANSMISI 150 kv BAMBE INCOMER SALURAN TRANSMISI 150 kv BAMBE INCOMER Widen Lukmantono NRP 2209105033 Dosen Pembimbing Ir.Syariffuddin Mahmudsyah, M.Eng Ir.Teguh Yuwono JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UTS Semester Ganjil Doc. Name: RK13AR12FIS01UTS Doc. Version: 2016-09 halaman 1 01. Suatu kawat penghantar ohmik dihubungkan paralel dengan ggl variabel (sumber

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL FISIKA SMA KELAS XII IPA ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA NEGERI 16 SURABAYA

KISI-KISI PENULISAN SOAL FISIKA SMA KELAS XII IPA ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA NEGERI 16 SURABAYA KISI-KISI PENULISAN SOAL FISIKA SMA KELAS XII IPA ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA NEGERI 16 SURABAYA No 1. 1. Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam menyelesaikan masalah Y = A sin ( t kx)

Lebih terperinci

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 Halaman 1 LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 SMP NEGERI 55 JAKARTA A. GGL INDUKSI Sebelumnya telah diketahui bahwa kelistrikan dapat menghasilkan kemagnetan.

Lebih terperinci

BAB II L I S T R I K. Muatan ada 3 : 1. Proton : muatan positif. 2. Neutron : muatan netral 3. Elektron : muatan negative

BAB II L I S T R I K. Muatan ada 3 : 1. Proton : muatan positif. 2. Neutron : muatan netral 3. Elektron : muatan negative BB II L I S T I K. ELEKTOSTTIK. Muatan () F Materi Molekul tom Muatan ada 3 :. Proton : muatan positif Benda bermuatan ada 3 :. Benda bermuatan positif 2. Benda bermuatan negatif 3. Benda bermuatan netral

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika K13 evisi Antiremed Kelas 12 Fisika Listrik Arus Searah Soal Doc Name: K13A12FIS0101 Version : 2016-10 halaman 1 01. Suatu kawat tembaga dengan luas penampang 8.10-7 m 2 mengalirkan arus listrik sebesar

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH JUMLAH LILITAN DAN PANJANG KUMPARAN TERHADAP VOLTASE DAN ARUS BANGKITAN PADA MEKANISME PEMANEN ENERGI GETARAN

STUDI PENGARUH JUMLAH LILITAN DAN PANJANG KUMPARAN TERHADAP VOLTASE DAN ARUS BANGKITAN PADA MEKANISME PEMANEN ENERGI GETARAN Sidang Tugas Akhir Bidang Studi : Desain STUDI PENGARUH JUMLAH LILITAN DAN PANJANG KUMPARAN TERHADAP VOLTASE DAN ARUS BANGKITAN PADA MEKANISME PEMANEN ENERGI GETARAN Disusun oleh : DENNY SAPUTRA NRP. 2105

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 08 Fisika

Antiremed Kelas 08 Fisika Antiremed Kelas 08 Fisika Potensial dan hantaran listrik Pilihan Ganda Doc. Name: K13AR08FIS0503 Version : 2014-10 halaman 1 01. Arus litrik yang mengalir didalam sebuh kawat penghantar disebabkan oleh

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984 SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Besarnya usaha untuk menggerakkan mobil

Lebih terperinci

MEDAN IMBAS MAGNET I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

MEDAN IMBAS MAGNET I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM MEDAN IMBAS MAGNET I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan mampu memahami bahwa arus listrik dapat menimbulkan medan magnet II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 1. Menyelidiki

Lebih terperinci

1. Dalam suatu ruang terdapat dua buah benda bermuatan listrik yang sama besar seperti ditunjukkan pada gambar...

1. Dalam suatu ruang terdapat dua buah benda bermuatan listrik yang sama besar seperti ditunjukkan pada gambar... Kumpulan Soal Latihan UN UNIT LISTRIK & MAGNET Gaya Coulomb, Energi & Potensial Listrik 1. Dalam suatu ruang terdapat dua buah benda bermuatan listrik yang sama besar seperti ditunjukkan pada gambar....

Lebih terperinci

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-12 CAKUPAN MATERI 1. TRANSFORMATOR 2. TRANSMISI DAYA 3. ARUS EDDY DAN PANAS INDUKSI 4. GGL INDUKSI KARENA GERAK

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-12 CAKUPAN MATERI 1. TRANSFORMATOR 2. TRANSMISI DAYA 3. ARUS EDDY DAN PANAS INDUKSI 4. GGL INDUKSI KARENA GERAK MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-122 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-12 CAKUPAN MATERI 1. TRANSFORMATOR 2. TRANSMISI DAYA 3. ARUS EDDY DAN PANAS INDUKSI 4. GGL INDUKSI KARENA GERAK

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Konsep kemagnetan dan induksi elektromagnetik untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU

Lebih terperinci

Magnet adalah suatu benda yang memiliki gejala dan sifat dapat mempengaruhi bahan-bahan tertentu yang berada di sekitarnya.

Magnet adalah suatu benda yang memiliki gejala dan sifat dapat mempengaruhi bahan-bahan tertentu yang berada di sekitarnya. Medan Magnetik Muqoyyanah 1 KEMAGNETAN (MAGNETOSTATIKA) Magnet adalah suatu benda yang memiliki gejala dan sifat dapat mempengaruhi bahan-bahan tertentu yang berada di sekitarnya. Cara membuat magnet;

Lebih terperinci

RANCANG-BANGUN PIRANTI IDENTIFIKASI RADIASI ELEKTROMAGNETIK (KASUS DI SEKITAR BERKAS SINAR KATODA)

RANCANG-BANGUN PIRANTI IDENTIFIKASI RADIASI ELEKTROMAGNETIK (KASUS DI SEKITAR BERKAS SINAR KATODA) LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN PROGRAM SP4 Tahun anggaran 004 RANCANG-BANGUN PIRANTI IDENTIFIKASI RADIASI ELEKTROMAGNETIK (KASUS DI SEKITAR BERKAS SINAR KATODA) Oleh: Agus Purwanto Slamet MT Sumarna

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 3. KEMAGNETAN DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETLatihan Soal 3.2

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 3. KEMAGNETAN DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETLatihan Soal 3.2 SMP kelas 9 - FISIKA BAB 3. KEMAGNETAN DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETLatihan Soal 3.2 1. Agar medan magnet yang dihasilkan menjadi lebih besar, maka kawat kumparan yang digunakan adalah kawat yang diameternya

Lebih terperinci

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Pada saat magnet bergerak terhadap kumparan, pada ujung-ujung kumparan timbul tegangan listrik dan pada penghantar timbul arus listrik. peristiwa tersebut dinamakan induksi elektromagnetik. generator AC

Lebih terperinci