1. KONSEP DASAR GARDU DISTRIBUSI

dokumen-dokumen yang mirip
12 Gambar 3.1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan ol

LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL

BAB III LANDASAN TEORI

STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

MAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru. Oleh :

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR

Sistem Listrik Idustri

LAPORAN KERJA PRAKTEK. Menengah) / KUBIKEL PADA PT.PLN (Persero) JAKARTA RAYA DAN TANGERANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type

LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI

LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMELIHARAAN PREVENTIVE PADA GARDU DISTRIBUSI JENIS BETON PELANGGAN UMUM TEGANGAN RENDAH

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI ANALISA PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI BERDASARKAN BEBAN LEBIH DI PT. PLN (PERSERO) AREA KEDIRI UPJ RAYON SRENGAT BLITAR

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Persiapan Pembangunan Gardu Distribusi Tipe Portal

BAB III GARDU DISTRIBUSI

MAKALAH RANCANGAN LISTRIK TEKNIK LISTRIK SEMESTER V

BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI

DAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV

BAB III METODE PEKERJAAN. 3.1 Blok Diagram Perencanaan dan Pemasangan SUTR. Mulai

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu beton (tembok) Gardu kios Gardu portal

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE

SOP Memelihara Transformator Distribusi Gardu Tiang

Bagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya

TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd.

STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN GARDU HUBUNG TENAGA LISTRIK

BAB III KEBUTUHAN GENSET

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

D. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN...

TEORI LISTRIK TERAPAN

BAB III LANDASAN TEORI

SOAL DAN PEMBAHASAN. : SMK Negeri Nusawungu. KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik : Siswanta, S.

Politeknik Negeri Sriwijaya

PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

UPAYA MENGATASI BEBAN LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI 160 KVA PADA PENYULANG KELAN TUBAN

ANALISA SISTEM INSTALASI LISTRIK DAN PEMBAGIAN DAYA 900 WATT PADA RUMAH 2 TINGKAT

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN. P 1 P 2. Gambar 4.1 Rangkaian Pengujian Rasio Trafo Arus S 2 S 1. Alat Uji Arus 220 V

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). b. Letak titik sumber (pembangkit) dengan titik beban tidak selalu berdekatan.

MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA

RANCANGAN BUS BAR PERANGKAT HUBUNG BAGI (PHB) LISTRIK BANGUNAN IRADIATOR GAMMA KAPASITAS 200 kci-prfn.

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum

JOBSHEET PRAKTIKUM 5 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

BAB III DASAR TEORI.

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

Kata kunci : gardu beton; grid; pentanahan; rod

STUDI KELAYAKAN BUSBAR GARDU TRAFO TIANG 20 Kv (Baru) PADA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FT UM. Yuni Rahmawati

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN

3. PENGENALAN KUBIKEL 20 KV DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA

Pemasangan Komponen PHB Terdapat beberapa macam pemasangan dalam pemasangan komponen PHB yaitu :

DAFTAR PUSTAKA. [1] Badan Standarisasi Nasional. Desember Peraturan Umum Instalasi

INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SESUAI PUIL 2000

makalah tentang kubikel 20 kv

LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOPERASIAN AUTOMATIC METER READING (AMR)

BAB III DEFINISI DAN PRINSIP KERJA TRAFO ARUS (CT)

SPESIFIKASI PERANGKAT HUBUNG BAGI (PHB) TEGANGAN RENDAH GARDU LISTRIK DITINJAU DARI ASPEK KEAMANAN DAN KESEHATAN MANUSIA DISEKITAR

BAB III PERANCANGAN ALAT

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

REKONSTRUKSI PANEL DISTRIBUSI DAYA LISTRIK PP-IB LABORATURIUM INSTALASI LISTRIK POLBAN MENURUT STANDAR SNI PUIL 2000

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV OPTIMALISASI BEBAN PADA GARDU TRAFO DISTRIBUSI

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV GROUND FAULT DETECTOR (GFD)

BAB III METODELOGI DAN DATA PENELITIAN. 3.1 Metode Perhitungan Losses Pada Sambungan

BAB III KOMPONEN DAN PROSES PEMASANGAN. Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik dan mengurangi

BAB IV ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA

LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMELIHARAAN JUMPER SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH DENGAN PDKB-TM METODE BERJARAK

saklar pemisah (disconnecting switch)

3. Perhitungan tahanan pembumian satu elektroda batang. Untuk menghitung besarnya tahanan pembumian dengan memakai rumus :

Analisa Perancangan Gardu Induk Sistem Outdoor 150 kv di Tallasa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

PERLENGKAPAN HUBUNG BAGI DAN KONTROL

BAB III PENGOLAHAN DATA

Kelompok 7 : 1. Herianto A S Purba 2. Winner 3. Elman

STUDI PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH DAN TEGANGAN MENENGAH DAERAH KERJA PT. PLN (PERSERO) RAYON DELI TUA LAPORAN TUGAS AKHIR

Transkripsi:

GARDU DISTRIBUSI

1. KONSEP DASAR GARDU DISTRIBUSI 1.1. Gardu listrik pada dasarnya adalah rangkaian dari suatu peralatan hubung bagi : PHB tegangan menegah PHB tegangan rendah Masing-masing dilengkapi gawai-gawai kendali dengan komponen proteksinya. 1.2. Jenis-jenis gardu listrik atau gardu distribusi didesain berdasarkan maksud dan tujuan penggunaannya sesuai dengan peraturan-peraturan teknis ekonomis dan peraturan Pemda setempat. Gardu distribusi konstruksi beton Gardu distribusi konstruksi metal clad (kiosk type). Gardu distribusi tipe tiang portal Gardu distribusi tipe tiang cantol

Lanjutan 1.2. 1.3. Komponen-komponen gardu : PHB sisi tegangan menengah Pemisah dan sakelar daya Pengaman transformator PHB tegangan rendah Pengaman tegangan rendah Sistem pembumian Alat-alat indikator 1.4. Ketentuan teknis komponen gardu beton. 1.4.1. Komponen tegangan menengah (contoh rujukan PHB tegangan menengah) Tegangan perencanaan.24 kv Power frekwensi withstand voltage 50 kv untuk 1 menit Impulse withstand voltage 125 kv

Lanjutan 1.4.1 Arus nominal. 400 A Arus nominal transformator.. Arus hubung singkat dalam 1 detik 12,5 ka Short circuit making current.. 31,5 ka Komponen tegangan rendah (contoh rujukan PHB tegangan rendah). Tegangan perencanaan 414 volt (fasa-fasa). Power frekwensi wisthstand 3 Kv untuk1menit. test fasa-fasa Impulse withstand voltage 2 kv Arus perencanaan rel/busbar 800 A,1200A 1800 A. Arus perencanaan sirkit keluar 400 A Test ketahanan tegangan rendah... 1.4.2.

Lanjutan 1.4.2. 1.5. Rel 800 A 1200 A 1800 A Rms Value (waktu 0,5 detik) 16 ka 25 ka 32 ka peak 32 ka 52 ka 72 ka 1.6. Ketentuan teknis gardu tiang Untuk transformator dan rak tegangan rendah sama dengan gardu beton. PHB sisi tegangan menengah (contoh rujukan) Cut out fused 12 A, 16 A, 20 A Arrester.5 ka, 10 ka

2. BAGAN SATU GARIS GARDU DISTRIBUSI 2.1 Gardu portal 1. Arrester. 2. Proteksi cut out fused 3. Transformator Distribusi 4. Sakelar beban tegangan rendah 5. PHB Tegangan rendah 6. Sirkit keluar dilengkapi pengaman lebur (N.H. Fuse) 2 4 1 3 5 6

Lanjutan 1.6. 2.2. Gardu Beton. 1 2 3 8 6 4 5 7

Lanjutan 2.2. Keterangan : 1. Kabel masuk-pemisah atau saklar beban (load break) 2. Kabel keluar-sakelar beban (load break) 3. Pengaman transformator-sakelar beban+pengaman lebur 4. Sakelar beban sisi TR. 5. Rak TR dengan 4 sirkit tekan. 6. Pengaman lebur TM (HRC-Fuse). 7. Pengaman lebur TR (NH Fuse). 8. Transformator. 2.3. Gardu Cantol 2.3.1. Gardu cantol 1 fasa dengan transforamtor CSP (completely self protected) untuk pelayanan satu fasa.

Lanjutan 2.3.1. SUTM 3 1 2 L1 N L2 2 Keterangan : 1. Transformator 2. Sirkit akhir 2 fasa 3. Arrester 4. Cut out fused, sakelar beban TR sudah terpasang di dalam transformator. Catatan : EL I N = 220 Volt EL II N = 220 Vol EL I EL II = 440 Volt

Lanjutan 2.3.1. 2.3.2. Untuk pelayanan sistem 3 fasa memakai 3 buah trafo 1 fasa dengan titik netral di gabungkan dari tiap-tiap transformator menjadi satu. 2.3.3. Instalasi dalam PHB terbagi atas 6 bagian utama. Instalasi switch gear tegangan menengah Instalasi switch gear tegangan rendah Instalasi transformator Instalasi kabel tenaga dan kabel kontrol Instalasi pembumian Bangunan fisik gardu

3. BANGUNAN FISIK GARDU BETON 3.1. Ukuran dan dimensi Gardu beton mengikuti ketersediaan lahan yang ada, namun harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut untuk PHB tertutup : Tinggi bangunan minimum 3 meter Jarak kiri kanan PHB terhadap tembok minimum 1 meter. Jarak belakang PHB terhadap dinding minimal 80 cm (0,8 meter). Pintu keluar minimal 0,75 meter. Bagian depan PHB terhadap dinding minimal 1 meter. Jarak antara PHB TM dengan PHB TR minimal 1 mater. Jarak antara PHB TM dengan transformator minimal 1 meter.

Lanjutan 3.1. Catatan : Pada beberapa kondisi jarak yang diambil terhadap dinding 60 cm dan jarak antar PHB, trafo sebesar 1,2 meter. 3.2. Lubang kabel naik ke PHB minimal sedalam 1,2 meter dan harus diberikan lobang kerja (manhole) minimal ukuran 0,8 x 0,6 meter. 3.3. Lubang ventilasi diberikan cukup pada dinding dikiri kanan PHB. (lihat gambar susunan dalam gardu distribusi untuk bermacam-macam ukuran dari PT. PLN (Persero). 3.4. Untuk bangunan kontak gardu distribusi tipe antena (hanya ada kabel masuk), misalnya metal clad kiosk atau gardu darurat (mobile surstation). Jarak luar peralatan dengan bagian konduktif terbuka minimal 20 cm. Jarak bagian konduktif dan bagian konduktif terbuka minimal 60 cm.

4. BANGUNAN FISIK GARDU PORTAL 4.1. Gardu portal adalah gardu listrik tipe terbuka (outdoor) yang memakai konstruksi tiang/menara kedudukan transformator minimal 3 meter diatas platform. umumnya memakai tiang beton ukuran 2x500 dan 4.2. Perlengkapan peralatan terdiri atas : Fuse cut out Arrester lighting Transformer type 250, 315, 400 kva Satu lemari PHB tegangan rendah maksimal 4 jurusan Isolator tumpu atau gantung Sistem pentanahan (contoh lihat gambar konstruksi gardu PT.PLN (Persero)) 4.3. Lemari PHB TR dipasang minimal 1,2 meter diatas permukaan tanah atau 1,5 meter pada daerah yang sering terkena banjir. Pada beberapa tempat gardu portal juga dipasang trafo arus untuk pengukuran alat ukur pelangganpelanggan tegangan rendah.

5. BANGUNAN FISIK GARDU CANTOL 5.1. Gardu cantol adalah type gardu listrik dengan transformator yang dicantolkan pada tiang listrik besarnya kekuatan tiang minimal 500 dan. 5.2. Instalasi gardu dapat berupa : 1 Cut out fused 1 lighting arrester 1 panel PHB tegangan rendah dengan 2 jurusan. atau transforamtor completely self protected (CSP Transformator) Lihat contoh gambar konstruksi gardu cantol PT. PLN (Persero)

6. INSTALASI SWITCHGEAR TEGANGAN MENENGAH PHB-TM 6.1. Switchgear tegangan menengah atau sel TM atau sel kubikel Diletakkan diatas lubang kabel naik. Terdiri atau minimal 2 kompartemen untuk kabel naik (loud break switch) dan pengaman transformator. 6.2. Sambungan terminal kabel dengan kubikel /sel TM memakai bimetal connector, mengingat inti kabel memakai alumunium sementara kubikel memakai tembaga. 6.3. Jarak minimal dinding belakang kubikel pada gardu beton minimal 0,8 meter (pada beberapa pemakaian hampa 0,3 meter) dan dengan dinding kiri kanan kubikel minimal 1 meter. 6.4. Pada daerah-daerah lembab,kompartemen dalam kubikel dilengkapi pemanas 150 watt (misalnya gardu dekat pabrik es, PDAM).

7. INSTALASI PERLENGKAPAN HUBUNG BAGI TEGANGAN RENDAH 7.1. PHB TR atau rak TR terdiri atas 3 bagian : Sirkit masuk + sakelar Rel pembagi Sirkit keluar + pengaman lebur maksimum 8 sirkit 7.2. Spesifikasi mengikuti kapasitas transformator distribusi yang dipakai.

8. INSTALASI KABEL DAYA DAN KABEL KONTROL 8.1. KHA kabel daya antara kubikel ke transformator minimal 125 % arus beban nominal transformator. Pada beberapa konstruksi memakai kabel TM single core Cu : 3 x 1 x 25 mm² atau 3 x 1 x 35 mm². 8.2. Antara transformator dengan Rak TR memakai kabel daya dengan KHA 125 % arus nominal. Pada beberapa instalasi memakai kabel inti tunggal masingmasing kabel perfasa, Cu 2 x 3 x 1 x 240 mm² + 1 x 240 mm².

9. INSTALASI KABEL KONTROL 9.1. Instalasi lain yang ada pada gardu distribusi adalah instalasi penerangan. Instalasi alat pembatas dan pengukur Instalasi kabel scada untuk kubikel dengan motor kontrol Instalasi pengaman pelanggan untuk APP pelanggan tegangan menengah

10. CONTOH GAMBAR MONOGRAM GARDU DISTRIBUSI 10.1. Bagan 1 garis LBS DS PT 3X1X25MM2 CU 2X1X240 MM2 +N 1200 A IN OUT 1000 A HRC 16A 380/220V 630 KVA NH FUSE 160 A SIRKIT KELUAR

Lanjutan 10.1. 10.2. Penampang fisik 0,8 meter CU 3 x 1 x 25 mm2 3 x 1 x 35 mm2 1 meter Kubikel TM (PHB TB) Kabel Tray TM 1 meter CU 3 x 2 x 1 x 240 mm2 + 1 x 240 mm2 1 meter Trafo PHB TR (RAK TR) Pembumian Plate CU 2 x 20 mm2 atau CU 1 x 50 mm2 SKTM

11. INSTALASI PEMBUMIAN 11.1. Instalasi pembumian pada gardu berdasarkan ketentuan yang diberlakukan setempat. Tujuan utamanya adalah mendapatkan nilai pentanahan elektroda maksimum 1 ohm. 11.2. Jenis-jenis Elektroda (lihat PUIL 2000 Bab III). Contoh : Instalasi pembumian di PT. PLN Distribusi Jakarta Raya & Tangerang kabel 1 x 50 mm² Cu digelar dibawah fondasi melingkar tertutup. Pada beberapa titik tiap-tiap 1 meter dikeluarkan sebagai terminal pembumian. Kabel ini berfungsi juga sebagai ikatan penyama potensial. Elektroda Pentanahan

Lanjutan 11.2. Contoh : Penggunaan elektroda batang pada gardu distribusi : Memakai elektroda dengan kedalaman 3-6 meter. Jarak tanam minimal 2 meter atau sejarak 1 x panjang elektroda. Pada terminal keluar harus diberi bak kontrol untuk melakukan pengukuran tahanan tanah. Bak kontrol 20 cm x 20 cm Bangunan Gardu D = 3 6 meter Elektroda Pembumian

12. CONTOH DIAGRAM INSTALASI PEMBUMIAN GARDU DISTRIBUSI. Kabel Tray PHB-TR /RAKTR SR Kubikel Pintu Besi Gardu Transformator Kabel Tray CU 16 mm2 N CU 16 mm2 CU 50 mm2 CU 50 mm2 N CU 50 mm2 Keterangan : Elektroda pembumian grid CU 1 x 50 mm2 digelar di bawah pondasi gardu. Pada titik-titik tertentu dikeluarkan setinggi 30 cm untuk terminal pembumian. Penghantar terminal memakai CU 1 x 16 mm2 untuk BKT. CU 1 x 50 mm2 untuk Netral Transformator BKT, Transformator dan Rak TR.

Lanjutan 12. 12.1. Ikatan Pembumian Semua bagian-bagian konduktif terbuka dan bagian konduktif extra pada gardu dihubungkan dengan penghantar ke ikatan penyama potensial pembumian. Titik netral sistem tegangan rendah pada terminal netral transformator, pada Rak PNB-TR dibumikan, dihubungkan pada elektroda pembumian. Klem pengikat harus terbuat dari bahan tahan korosi minimal memakai baut ukuran 10 mm². 12.2. Konstruksi penunjang. Beberapa konstruksi penunjang terdapat pada kelengkapan konstruksi gardu yang kebutuhannya disesuaikan setempat. Kabel Tray harus terbuat dari bahan anti korosif untuk keperluan tiap-tiap 3 meter jalur kabel. Klem kabel untuk memperkuat dudukan kabel pada ikatan dinamis atau kabel tray bisa terbuat dari kayu (Support cable).

Lanjutan 12.2. J- bolt clamp Spice plate plate bar Collar- penjepit kabel pada Rak TR/TM. Fisser ukuran 10 mm² panjang 60 mm², 120 mm² Insulating bolt, baut dilapisi nilon, makrolon. Insulating slim, bahan bakelit, nilon, makrolon. Terminal hubung, plat dibawah sel TM. Clampping connector φ 9 mm², 13 mm², 17 mm². T- connector lunimog-clamp terbuat dari Cu. Angle clamp connector (knee-konektor) Connecting blok terbuat dari tembaga Straight clamp connector Lihat gambar terlampir. Untuk konstruksi pemasangan contoh pada standard konstruksi instalasi gardu PT. PLN (Persero).

13. PROSEDUR UJI LAIK INSTALASI GARDU Sebelum dioperasikan instalasi gardu distribusi harus dilakukan uji laik yang meliputi : 13.1. Uji verifikasi rencana 13.1.1. Meneliti kesesuaian hasil pelaksanaan dengan rancangan bahan referensi adalah persyaratanpersyaratan teknis pada rancangan surat perintah kerja. 13.1.2. Meneliti kesesuaian spesifikasi teknis dengan material yang terpasang. 13.2. Uji fisik hasil pelaksanaan. 13.2.1. Meneliti apakah hasil pelaksanaan telah memenuhi persyaratan fisik hasil pekerjaan (kokoh, tidak goyang) tekukan, belokan kabel dan lain-lain. 13.2.2. Meneliti mekanisme kerja peralatan. 13.2.3. Meneliti kebenaran pengkabelan, pengawatan instalasi listrik.

Lanjutan 13.2.3. 13.2.4. Meneliti kekencangan ikatan-ikatan mur,baut, konnector dan lain-lain. 13.2.5. Meniliti kabel-kabel instalasi tidak menahan beban mekanik selain beban sendiri. 13.2.6. Meneliti pengkabelan (wiring) instalasi kontrol. 13.3. Uji Ketahanan Isolasi 13.3.1. Melakukan uji ketahanan isolasi dengan alat megger pada tiap antar fasa dan fasa tanah (referensi PUIL 1 volt = 1 kilo ohm) pada sisi TM dan TR. 13.3.2. Uji dilakukan juga pada transformator. 13.4. Uji ketahanan Impulse Melakukan uji withstand test 50 kv per 1 menit. 13.5. Uji Power Frekwensi. Melakukan uji tegangan 24 kv selama 15 menit.

Lanjutan 13.5.. 13.6. Uji alat proteksi 13.6.1. Uji fisik pengaman lebur dengan multi meter 13.6.2. Uji Rak proteksi (jika ada) 13.7. Uji alat-alat kontrol 13.7.1. Setelah dioperasikan uji unjuk kerja alat-alat kontrol (lampu, voltmeter, ampere meter). Hasil uji laik didokumenkan untuk izin operasional.

14. INSTALASI GARDU UNTUK PELANGGAN TEGANGAN MENENGAH 14.1. Instalasi untuk pelanggan tegangan menengah, hanya ditambah: 14.1.1. Satu sel kubikel transformator tegangan 14.1.2. Satu sel kubikel sambungan pelanggan dengan fasilitas : Circuit breaker yang bekerja atas datar batas arus nominal.daya tersambung pelanggan. Transformator arus. 14.1.3. Satu sel kubikel untuk sambungan kabel milik pelanggan. 14.1.4. Satu set alat ukur ( KWH meter, KVARH meter) 14.1.5. Satu set relai pembatas beban. 14.2. Spesifikasi teknis dan ketentuan instalasinya sama dengan ketentuan instalasi sel kubikel lain. 14.3. Uji opersional dilaksanakan dengan tambahan uji unjuk kerja circuit breaker dan relai pembatas pelanggan.

Lanjutan 14.3. 14.4. Bagan satu garis sambungan listrik pelanggan TM. LBS PT SAMBUNGAN PELANGGAN TRAFO ARUS HRC FUSE TRAFO TEGANGAN CIRCUIT BREAKER + RELAY PEMBATAS APP Contoh-contoh type-type sel kubikel sambungan pelanggan Alsthom : PGDb, PGDt Merlin Gerin : DM12, DM22 INSTALASI PELANGGAN