KOMUNIKASI LISAN DALAM KELOMPOK Oleh Ido Priyono Hadi Materi kuliah Program Studi Manajemen Perhotelan UK Petra 2000/2001. Rapat

dokumen-dokumen yang mirip
Mengelola Rapat (Handling Meeting) By: Evada El ummah Khoiro, S.AB., M.AB Prodi Administrasi Niaga 2

PERANAN SEKRETARIS DALAM MENYELENGGARAKAN RAPAT DI SEKRETARIAT DPRD KOTA TANGERANG SELATAN. Oleh: Drs. I Made Wijana & Andora

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

MATERI ADMINISTRASI HUMAS DAN KEPROTOKOLAN UNTUK KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK MUHAMMADIYAH 02 MALANG OLEH: NORIS BAGUS MULYO

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Persiapan rapat dan membuat notulen

BAB III LANDASAN TEORI

Mengelola Pertemuan atau Rapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG ROYONG REPUBLIK INDONESIA Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 1960 Tanggal 12 Juli 1960

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1964 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DPR-GR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan dan organisasi, baik swasta maupun. pemerintahan Sumber Daya Manusia yang produktif dapat tercapai apabila

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

terhadap Tingkat Pengetahuan Karyawan tentang Nilai-Nilai Leidora Ardiyani / Ike Devi Sulistyaningtyas

SIAPA YANG MENJALANKAN MANAJEMEN DI KOPERASI?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEDOMAN DEWAN DIREKSI PT ENSEVAL PUTERA MEGATRADING TBK

Pengertian Komentar. Unsur-Unsur Diskusi. Materi. Manusia, sebagai pelaksana. Terdiri dari moderator, notulis, peserta dan pemakalah/penyaji

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas)

Tambahan DAFTAR PERIKSA PERKEMBANGAN DIRI SENDIRI

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

Anggaran Rumah Tangga Daihatsu Zebra Club (ZEC)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1960 TENTANG PERTURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG ROYONG REPUBLIK INDONESIA

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Pengertian Sekretaris. peran seorang sekretaris bukan hanya sebagai salah satu karyawan dalam

LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA. (Versi Ringkas)

Pembentukan koperasi menurut Undang-Undang no.25 tahun 1992 padal 6 ayat (1) dan (2) adalah sebagai berikut : Koperasi Primer.

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL (MUNAS) IV FEDERASI SERIKAT PEKERJA PERKAYUAN PERHUTANAN DAN UMUM SELURUH INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Penyediaan informasi yang cepat, akurat dan lengkap akan

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

TATA TERTIB. Rapat akan diselenggarakan dalam bahasa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Metode (method). Secara harafiah berarti cara. metode atau metodik berasal dari

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1960 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN TATA-TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG ROYONG

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

Penulisan Karya Ilmiah 1

Pedoman Komite Nominasi dan Remunerasi. PT Astra International Tbk

SEKRETARIS & SEKRETARIAT

PEDOMAN PENYELENGGARAAN RAPAT ANGGOTA KOPERASI

K O M I S I I N F O R M A S I

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1957 TENTANG PANITIA NEGARA PERIMBANGAN KEUANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. bertahan. Setiap organisasi dituntut untuk siap menghadapi perkembangan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2000 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN JAWATAN RADIO REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PANDUAN PERKULIAHAN SEMINAR PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT (LS413)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 1959 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERANCANG NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Komunikasi Organisasi

Keterampilan Dasar Memimpin dan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

TATA TERTIB MUSYAWARAH PROVISI DPD HIPKI (Himpunan Penyelenggara Pelatihan Dan Kursus Indonesia) PROVINSI LAMPUNG. Pasal 1 NAMA DAN STATUS

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 1959 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERANCANG NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 / 2004 TENTANG

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN LAMPUNG TENGAH. A. Tugas dan Fungsi Sekretariat DPRD Kabupaten Lampung Tengah

ABSTRAK (RINGKASAN PENELITIAN)

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 10/SK/K01-SA/2009 TENTANG KETENTUAN & TATA KERJA SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 133 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PERCETAKAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PIAGAM DIREKSI PT DUTA INTIDAYA, TBK.

1. Pasal 6 Penetapan Presiden No. 4 tahun 1960 tentang Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong;

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari hari, maupun dalam kehidupan suatu perusahaan/organisasi.

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Agenda Acara PENYUSUNAN RANCANGAN RKPDESA TA 2018 Melalui MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA., September 2017

BAB V TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter) PENDAHULUAN

PRAKTEK HEARING DENGAN EKSEKUTIF

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

TATA TERTIB LUAR BIASA. PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk.

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

Strategi Belajar CERDAS Pada Pendidikan Jarak Jauh. Tri Darmayanti UNIVERSITAS TERBUKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123 TAHUN 2000 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN JAWATAN RUMAH SAKIT DR. M. DJAMIL PADANG

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

Arsip Nasional Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pimpinannya untuk mengurus hal-hal yang bersifat rahasia, misalnya membuat

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PERSEROAN TERBATAS BANK PERKREDITAN RAKYAT DELTA ARTHA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dalam kehidupan suatu perusahaan, baik itu perusahaan swasta

PEDOMAN DEWAN KOMISARIS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2003 TENTANG PERUSAHAAN UMUM KEHUTANAN NEGARA (PERUM PERHUTANI) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Motivasi merupakan masalah yang sangat penting dalam setiap

Arti Sekretaris dan Kesekretariatan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN UMUM PERCETAKAN UANG REPUBLIK INDONESIA (PERUM PERURI)

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan oleh pejabat-pejabat pemerintahan. Itu merupakan satu jenis

BUPATI KEPULAUAN YAPEN

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Komite Nominasi dan Remunerasi mempunyai tugas dan tanggung jawab:

Standar Pelayanan Pengkoordinasian Penyusunan Acara dan Pelaksanaan Keprotokolan Menteri Sekretaris Negara

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Standar Kompetensi : 1. Memahami kondisi ketenagakerjaan dan dampaknya terhadap pembangunan ekonomi.

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT DUTA INTIDAYA, TBK

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH PERUBAHAN KE VII

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

Transkripsi:

1 KOMUNIKASI LISAN DALAM KELOMPOK Oleh Ido Priyono Hadi Materi kuliah Program Studi Manajemen Perhotelan UK Petra 2000/2001 Pada kuliah tatapmuka kali ini, saya akan menyampaikan materi mengenai Rapat pada Anda semua mahasiswa Program Studi Manajemen Perhotelan. Pengertian Rapat Apa yang dimaksud dengan Rapat? 1. Rapat, merupakan suatu bentuk media komunikasi kelompok resmi yang bersifat tatap muka, yang sering diselenggarakan oleh banyak organisasi, baik swasta maupun pemerintah. 2. Rapat merupakan alat untuk mendapatkan mufakat, melalui musyawarah kelompok. 3. Rapat merupakan media yang dapat dipakai unttuk pengambilan keputusan secara musyawarah untuk mufakat. 4. Rapat merupakan pertemuan antara para anggota di lingkungan kantor/ perusahaan/ organisasi sendiri untuk membicarakan, merundingkan suatu masalah yang menyangkut kepentingan bersama. Secara singkat dapat dikatakan bahwa rapat, adalah pertemuan para anggota organisasi/ perusahaan [para staf pegawai] untuk membahas hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan organisasi/ kantor/ perusahaan. Seorang pemimpin tidak akan begitu saja mengadakan rapat. Ia perlu mengadakan rapat apabila : 1. Pemimpin memerlukan sumbangan pemikiran atau pendapat dari para stafnya atau para pembantunya, karena pemimpin tidak mau mengambil keputusan secara sepihak. 2. Materi yang akan dibicarakan dibicarakan bersifat rahasia, sehingga pemimpin berpendapat bahwa materi itu tidak tepat apabila melalui saluran administrasi pada umumnya. 3. Masalah yang merupakan subject matter tidak dapat dipecahkan melalui saluran administrasi, karena masalah itu harus segera dipecahkan. 4. Pemimpin bermaksud memberikan kesempatan kepada para bawahan untuk memberikan saran-saran, pendapat secara langsung kepada pemimpin terhadap suatu masalah yang berhubungan dengan kepentingan bersama. 5. Ada masalah yang jelas dan harus mendapat penyelesaian melalui rapat. 6. Telah diputuskan oleh pimpinan agar diselenggarakan rapat atau telah tiba saatnya untuk diselenggarakan rapat secara berkala [Wursanto 1990 : 137] Agar terselenggara rapat yang baik, perlu diadakan persiapan terlebih dahulu. Adapun persiapanpersiapan tersebut adalah : 1. Agenda, yaitu menentukan materi yang akan dibahas dan banyaknya waktu yang diperlukan untuk membahas materi tsb. 2. Working paper, jika dianggap perlu harus ditentukan siapa yang akan membuatnya, jika sudah siap kepada siapa working paper itu dibagikan. 3. Pemimpin rapat, tentukan siapa yang akan memimpinnya. 4. Jumlah peserta rapat, perlu diperhitungkan jumlah anggota rapat. Terlalu banyak anggota rapat akan mengurangi kefektifan rapat. 5. Undangan rapat, sebaiknya diedarkan jangan terlalu jauh dari hari H-nya. Undangan harus lengkap berisi antara lain :

2 Hari, tanggal, tempat rapat, agenda dan acara rapat. Bentuk surat undangan jika jenis rapat bersifat intern cukup dengan undangan biasa. Jika jenis rapat ektern, undangan perlu dirancang khusus sesuai dengan yang l lazim digunakan. 6. Pengaturan ruang rapat, perlu diperhatikan cahaya dan ventilasi serta pengaturan tempat duduk. 7. Alat perlengkapan rapat. Agar rapat terselenggara dengan baik perlu perlengkapan disiapkan dengan baik. Alat-alat tsb misalnya pengeras suara, papan tulis [whiteboard] lengkap dengan penghapus dan alat tulis, OHP, dan alat tulis lainnya yang diperlukan. 8. Kesehatan termasuk didalamnya menu konsumsi serta obat. 9. Akomodasi jika dianggap perlu, jika rapat memakan waktu lebih dari satu hari [Widjaja 1997 : 157] Macam-Macam Rapat Rapat dapat dibedakan menjadi beberapa macam, tergantung pada segi peninjauannya. 1. Menurut tujuannya, rapat dapat dibedakan menjadi : a) Rapat penjelasan, ialah rapat yang bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada para anggota, tentang kebijakan yang diambil oleh pimpinan organisasi, tentang prosedur kerja atau tata-cara kerja baru, untuk mendapat keseragaman kerja. b) Rapat pemecahan masalah bertujuan untuk mencari pemecahan tentang suatu masalah yang sedang dihadapi. Suatu masalah dikatakan sebagai problem solving apabila masalah itu pemecahannya berhubungan dengan masalah-masalah lain, saling mengait. Masalah itu demikian sulitnya, demikian ruwetnya karena keputusan yang akan diambil akan mempunyai pengaruh atau akibat terhadap masalah yang lain. c) Rapat perundingan, yaitu rapat yang bertujuan menghindari timbulnya suatu perselisihan, mencari jalan tengah agar tidak saling merugikan kedua belah pihak. 2. Menurut sifatnya rapat dibedakan menjadi : a) Rapat Formal, yaitu rapat yang diadakan dengan suatu perencanaan terlebih dahulu, menurut ketentuan yang berlaku, dan pesertanya secara resmi mendapat undangan. b) Rapat Informal, yaitu rapat yang diadakan tidak berdasarkan suatu perencanaan formal, dan dapat terjadi setiap saat, kapan saja, dimana saja, dengan siapa saja. Rapat informal dapat juga terjadi secara kebetulan, dimana para pesertanya bertemu secara kebetulan, dan kemudian membicarakan suatu masalah yang mempunyai kepentingan bersama. c) Rapat Terbuka, yaitu rapat yang dapat dihadiri oleh setiap anggota. Materi yang dibahas bukan masalah yang bersifat rahasia. d) Rapat Tertutup, yaitu rapat yang hanya dihadiri oleh peserta tertentu, dan biasanya yang dibahas menyangkut masalah-masalah yang masih bersifat rahasia. 3. Menurut jangka waktunya, rapat dapat dibedakan menjadi : a) Rapat mingguan, yaitu rapat yang diadakan sekali seminggu. Membahas masalah-masalah yang bersifat rutin yang dihadapi oleh masing-masing manajer. b) Rapat bulanan, rapat yang diadakan sebulan sekali, setiap akhir bulan, untuk membahas hal-hal atau peristiwa yang terjadi pada bulan yang lalu. Misalnya, membahas rugi laba bulan yanglalu. c) Rapat semesteran, yaitu rapat yang diadakan sekali setiap semester [enam bulan], yang bertujuan untuk mengadakan evaluasi hasil kerja sama enam bulan yang lalu, dan mengambil langkah-langkah selanjutnya, jangka waktu enam bulan berikutnya. d) Rapat tahunan, yaitu rapat yang diadakan sekali setahun misalnya, rapat Dewan Komisaris, rapat umum pemegang saham.

3 4. Menurut frekuensinya, dapat dibedakan menjadi : a) Rapat rutin, rapat yang sudah ditentukan waktunya [mingguan, bulanan, tahunan] b) Rapat insidental, yaitu rapat yang tidak berdasarkan jadwal, tergantung pada masalah yang dihadapi. Biasanya rapat diadakan apabila masalah yang dihadapi itu merupakan masalah yang sangat urgen, yang harus segera dipecahkan. Selain kita mengenal berbagai macam rapat seperti yang telah diutarakan di atas, kita masih mengenal satu jenis rapat yaitu yang dinamakan rapat kerja. Istilah-istilah lain yang mempunyai pengertian yang sama, ialah rapat dinas, musyawarh kerja. Rapat kerja ialah pertemuan para karyawan/ pemimpin yang membahas hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas suatu instansi. Suatu rapat atau pertemuan dapat disebut sebagai rapat kerja apabila mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1. Adanya tujuan pertemuan itu, 2. Adanya pimpinan dan kelompok peserta dalam pertemuan atau rapat itu. 3. Adanya tukar menukar pendapat di antara para peserta rapat, 4. Tidak ada pidato-pidato Terlepas dari istilah yang dipergunakan, apakah itu dinamakan rapat kerja atau rapat dinas atau istilah lain, suatu pertemuan dikatakan rapat apabila : 1. Dalam pertemuan itu dibicarakan suatu masalah yang berhubungan dengan tujuan organisasi, dan harus dipecahkan secara musyawarah. 2. Setiap peserta harus berpartisipasi aktif 3. Pembicaraan harus bersifat terbuka, tidak ada prasangka atau praduga yang bersifat negatif diantara para peserta. 4. Adanya unsur pemimpin dalam suatu pertemuan, yang memberikan pengarahan, bimbingan terhadap jalannya pertemuan. Syarat-Syarat Rapat Yang Baik Rapat merupakan media komunikasi kelompok, yang pada prinsipnya untuk mendapatkan saling pengertian. Dari pihak pemimpin, rapat bertujuan memberikan kesempatan kepada bawahan untuk menyampaikan pendapat, saran, ide-ide langsung kepada pemimpin. Dari pihak bawahan, rapat merupakan kesempatan baik untuk bertatap muka dengan pimpinan sekaligus dengan para staf lainnya. Agar tujuan rapat sesuai dengan yang diharapkan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam rapat. Rapat dikatakan baik apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Dipimpin oleh seorang pimpinan yang baik [baca : tipe pemimpin rapat] Pimpinan yang baik adalah : seorang yang aktif, berwawasan luas, cakap, dapat memberikan bimbingan dan pengarahan pada saat rapat berlangsung. Dapat berbicara dengan jelas, bersikap tegas, tidak mendominasi pembicaraan, tidak otoriter, memberikan kesempatan yang sama pada setiap anggota untuk memberikan suaranya. Check list berikut dapat membantu seorang pimpinan rapat/ pertemuan : Menjelaskan sasaran dan tujuan? Menetapkan prioritas Mendorong proses pembuatan keputusan Mengarahkan orang-orang pada kemampuan terbaik mereka => berkomunikasi dengan baik dg peserta, melempar pertanyaan-pertanyaan, mendorong peserta membuat asumsi, mendengar, menjelaskan persoalan, memotivasi pertemuan untuk mencapai tujuan utama rapat/ pertemuan, menangkap agenda-agenda pribadi yang tersembunyi dari para peserta, dan mengendalikannya Merangsang hal-hal terbaik dari peserta Mengatur waktu dengan baik Menyimpulkan dengan dibantu oleh seorang Notulis [lihat tentang notulis]

4 2. Suasana rapat terbuka Artinya tidak ada hal-hal yang disembunyikan. Tiap anggota rapat berbicara secara terbuka, obyektif sehingga tidak menimbulkan prasangka yang negatif terhadap peserta rapat yang lain. 3. Tiap peserta rapat berpartisipasi aktif dan hindari terjadinya monopoli pembicaraan 4. Selalu mendapat bimbingan dan pengawasan Pimpinan rapat berfungsi sebagai pemberi bimbingan, pengarahan, kemudahan terhadap para peserta rapat. Pemimpin harus mampu mengadakan pengawasan terhadap jalannya rapat, pengawasan terhadap para peserta rapat, baik secara kelompok, maupun secara individu, agar pembicaraan tidak menyimpang dari tujuan rapat. 5. Hindari perdebatan Suatu rapat tidak efektif apabila terjadi debat yang berkepanjangan tanpa arah, sehingga menghabiskan waktu dan tujuan rapat tidak tercapai. 6. Pertanyaan singkat dan jelas Tipe Pemimpin Rapat 1. Tipe Otoriter Pimpinan menganggap dirinya sebagai orang yang paling berkuasa, paling mengetahui Pimpinan menentukan segala kegiatan kelompok secara otoriter Pimpinan yang menentukan, apakah yang akan dilakukan oleh kelompok Para peserta rapat tidak diberi kesempatan untuk memberikan pandangan atau pendapat atau saran-saran Pemimpin tidak terlibat dalam interaksi kelompok peserta Pemimpin hanya memberikan instruksi-instruksi mengenai apa yang harus dikerjakan. Sifat kepemimpinan yang demikian mengakibatkan rapat/ pertemuan tidak hidup, statis, hanya menunggu perintah dari atas. 2. Tipe Laissez-faire Disebut juga tipe liberal Pemimpin memberikan cukup kebebasan kepada para peserta untuk mengambil langkah-langkah sendiri dalam menghadapi sesuatu. Pemimpin menyerahkan segala sesuatunya kepada para peserta [penentuan tujuan, langkah-langkah, kegiatan-kegiatan yang akan diambil, serta sarana atau alat yang akan dipergunakan] Pemimpin bersifat pasif, tidak ikut terlibat langsung dalam kegiatan kelompok, tidak mengambil inisiatif apapun Pemimpin seolah-olah hanya bertindak sebagai penonton saja, meskipun ia berada di tengah-tengah para peserta. 3. Tipe Demokratis Sifatnya terbuka ; memberikan kesempatan kepada para anggota untuk ikut berperan aktif, ikut menentukan tujuan kelompok, berperan sebagai pembimbing. Memberi pengarahan, memberi petunjuk, memberi bantuan kepada para peserta, terlibat langsung dalam interaksi rapat, ikut serta dalam kegiatan kelompok Keputusan yang diambil berdasarkan hasil musyawarah Tipe kepemimpinan demokratis sering dibedakan dengan dengan tipe open management. Perbedaannya terletak pada pengambilan keputusan. [Wursanto 2000 : 142 143] Tipe demokratis Keputusan berdasarkan hasil musyawarah dengan memperhatikan masukan dan saransaran dari peserta, suara terbanyak ikut menentukkan pengambilan keputusan. Tipe Open management Keputusan akhir berada di tangan pemimpin, walaupun peserta diberikan kesempatan memberikan masukan dan saran-saran. Pemimpin bertindak sebagai decision maker. Contoh Persiapan Rapat/ Pertemuan Seorang notulis, biasanya seorang sekretaris yang bersama ketua membuat persiapan rapat/ pertemuan ; selama rapat membuat notulen, mencatat mereka yang hadir, mencatat tindakan yang akan diambil; oleh siapa; tanggal deadline.

5! Penataan Domistik Tempat, waktu, lama rapat/pertemuan Siapa yang akan hadir Siapa yang akan memimpin Siapa yang akan diminta berbicara! Kertas kerja Agenda Notulen pertemuan sebelumnya Laporan yang harus dibaca lebih dahulu Laporan tertulis atau grafik yang diperlukan! Tujuan/ persiapan Apa yang Anda ingin capai? Perlukah diadakan penelitian terhadap berbagai pandangan? Perlukah melibatkan saran seseorang spesialis? Apakah Anda memahami alasan diadakannya pertemuan? Apakah perlu membahas materi pertemuan dengan seoarng atasan Anda?! Kontribusi Apakah Anda membutuhkan bantuan visual? Apakah dibutuhkan bantuan laporan tertulis? Berapa besar pengetahuan umum terhadap pokok bahasan? Jika Anda harus mengadakan presentasi, sudahkah Anda membaca semua pokok bahasan yang perlu? [Ron Ludlow & Fergus Panton 2000, 114-115] Urutan Pelaksanaan Rapat! Pembukaan Pembukaan yang dilakukan oleh pimpinan tertinggi perusahaan [dewan komisaris] atau pejabat, yang menyatakan bahwa rapat resmi dibuka. Pimpinan tertinggi/ pejabat hanya memberikan pengarahan seperlunya, dan hal-hal yang dianggap penting sebagai pedoman lebih lanjut bagi peserta rapat. Pimpinan tertinggi/ pejabat tidak terlibat dalam rapat yang akan berlangsung. Pembukaan yang dilakukan oleh pimpinan rapat, yang menyatakan parat siap dimulai, umumnya diawali dengan berdoa. Pimpinan mengikuti rapat sampai dengan selesai.! Pembagian Tugas Peserta rapat dibagi dalam beberapa kelompok, sesuai dengan topik yang dibahas. Masalah yang dibawa dalam rapat bisa dibagi dalam beberapa topik! Diskusi/ rapat kelompok! Rapat pleno Dalam rapat pleno, setiap kelompok menyampaikan hasil pembahasannya menurut topik yang dibahas. Kelompok lain mungkin memberikan ulasan, pandangan, masukan, dll.! Perumusan Biasanya diserahkan kepada suatu tim tersendiri, yang dinamakan tim perumus.! Reproduksi dan pendistribusian naskah Hasil perumusan diserahkan kepada ketua atau pemimpin rapat untuk disahkan. Naskah yang telah disetujui/ disahkan kemudian diperbanyak untuk selanjutnya dibagikan kepada para peserta rapat, dan unit-unit kerja dalam organisasi yang ada hubungannya dengan hasil rapat. [Wursanto 2000 : 151 152] Referensi dari : 1. Wursanto, Ig, Drs. 2000, Etika Komunikasi Kantor, Yogyakarta : Kanisius 2. Ludlow, Ron, 2000, The Essence of Effective Communication, Yogyakarta : ANDI and Pearson Education Asia Pte. Ltd. 3. Widjaja, H.A.W, Prof. Drs, 1997, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Jakarta : Bumi Aksara