PEMBUATAN TAWAS Eka Yulli Kartika 1112016200031 Kelompok 3: Eka Noviana N.A,Masfufatul Ilma, Nina Afria Damayanti Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Kampus 1 UIN Syahid Jakarta, Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 TangSel Abstak Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik(rumah tangga), yang lebih dikenal sebagai sampah, yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia senyawa organik dan senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia. Ion Al + 3 yang juga ada dapat diikat dengan 3 pembentukan tawas, memanfaatkan limbah pembuatan tanah pemucat, yaitu dengan membuatnya menjadi tawas. Pembuatan tawas pada praktikum ini dibentuk dengan mereaksikan KOH dengan alumunium foil dan H 2 SO 4. Hasil dari praktikum ini di dapatkan berat kristal sebanyak 2,56 gr. Untuk menguji berhasil ataukah tidaknya tawas yang sudah terbentuk maka memasukkan Kristal (tawas) kedalam air got. Pendahuluan Limbah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia karena setiap aktifitas manusia cenderung menghasilkan limbah atau buangan. Jumlah/volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi manusia terhadap barang/material yang digunakan sehari-hari. Salah 1
satu limbah yang banyak ditemukan di lingkungan adalah limbah kaleng. Jika disebutkan satu per satu banyak sekali limbah kaleng yang dihasilkan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Proses daur ulang akan menghemat energi dan eksploitasi sumber daya alam sekaligus mengurangi timbunan sampah di TPA. Selain untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan timbunan sampah di TPA, proses daur ulang juga dapat menambah nilai ekonomis dari limbah kaleng terutama recovery dari logam-logam seperti aluminium, seng, timah, atau besi. Dugaan kuat bahwa beberapa kaleng bekas mengandung aluminium dengan kadar yang bervariasi, mengingat aluminium mempunyai sifat tahan korosi, ringan dan mudah di dapat sehingga memungkinkan untuk dijadikan bahan baku kaleng. Kandungan aluminium dalam kaleng bekas juga memberi peluang untuk diolah menjadi bahan koagulan penjernih air (tawas) atau bahan dalam deodorant (PDF) Alumunium adalah logam putih, yang liat dan dapat ditempa, bubuknya berwarna abuabu. Ia melebur pada 659 o C. Bila terkena udara, objek-objek alumunium teroksidasi pada permukaannya tetapi lapisan oksida ini melindungi objek dari oksida lebih lanjut (Vogel; 266). Tawas atau alumunium sulfat mempunyai daya pengikat koloid, partikel-partikel kotoran sehingga mengelompok, dan cepat mengendap. Sedangkan kaporit dan kapur berfungsi sebagai desifektan atau pemberantas kuman ( Widarto; 15) Alat dan Bahan : Bahan dan Langkah Kerja Labu erlenmeyer Corong Gelas kimia Spatula Neraca ohauss Kaca arloji Air got Es batu 2 buah 2 buah secukupnya secukupnya 2
Kertas saring Tabung reaksi Rak tabung reaksi Larutan KOH 20% Aluminium foil Larutan H 2 SO 4 6 M 2 lembar Langkah Kerja : Timbang Alumunium Foil sebanyak 2 gram Masukkan KOH 20% sebanyak 40 ml kedalam labu Erlenmeyer Masukkan Alumunium tadi kedalam Erlenmeyer yang berisi KOH Amati reaksi yang terjadi (tunggu sampai berhenti bereaksi, ditandai dengan tidak adanya gelembung gas) Labu erlenmeyer yang berisi campuran KOH dan aluminium foil dipanaskan menggunkan magnetic stirer sampai tidak terlihat gelembung Campuran tersebut di saring kemudian filtratnya dibiarkan dingin Filtrat yang sudang dingin di tambahkan larutan H 2 SO 4 6 M sebanyak 30 ml (akan terbentuk gumpalan putih) Lalu hasilnya direndam dalam es batu sampai mengkristal Kristal tadi di diamkan selama 1 hari Setelah 1 hari, timbang Kristal yang terbentuk Masukkan sedikit Kristal kedalam tabung reaksi yang berisi air got Amati seberapa jernih air got tersebut setelah dimasukkan kristal tersebut. 3
Hasil dan Pembahasan Masa Alumunium Foil Volume KOH Berat kertas saring Kristal yang terbentuk 2 gr 40 ml 0,54 gr 2,56 gr Pembuatan tawas dari alumunium foil yang direaksikan dengan KOH mula-mula menghasilkan suatu reaksi. Reaksi yang terbentuk yaitu gas H 2, ditandai dengan munculnya gelembung-gelembung gas. Untuk mempercepat suatu reaksi maka dilakukan pemanasan sehingga gelembung-gelembung gas hilang setelah semua alumunium bereaksi, dan larutannya berubah menjadi warna hitam. Untuk menghilangkan pengotornya maka dilakukan penyaringan menggunakan kertas saring. Setelah itu filtratnya ditetesi H 2 SO 4 6M sebanyak 30 ml. Hasilnya akan terbentuk gumpalan putih. Gumpalan putih tersebut merupakan pembentukan dari Al 2 (SO 4 ) 3. Penambahan H 2 SO 4 membentuk Al(OH) 3 bersama-sama dengan K[Al(OH) 4 ], namun setelah berlebih H 2 SO 4 melarutkan Al(OH) 3 menjadi Al 2 (SO 4 ) 3 berupa larutan bening tak berwarna. Penambahan larutan H 2 SO 4 dilakukan agar seluruh senyawa K[Al(OH) 4 ] dapat bereaksi sempurna. Senyawa Al 2 (SO 4 ) 3 yang terbentuk bereaksi kembali dengan K 2 SO 4 membentuk Kristal. Untuk mempercepat terbentuknya Kristal, filtrat disimpan di dalam rendaman es batu. Kristal (tawas) akan terbentuk setelah di diamkan selama satu hari. Setelah Kristal (tawas) di diamkan selama satu hari di dapat berat Kristal sebanyak 2,56 gr. Untuk menguji berhasil ataukah tidaknya tawas yang sudah terbentuk maka kami memasukkan satu sendok spatula tawas kedalam tabung reaksi yang berisi air got. Hasil penjernihan air got menggunakan tawas dari kelompok kami kurang jernih. Hal tersebut karena ada langkah kerja yang salah. Ketika setelah ditetesi dengan H 2 SO 4 pekat seharusnya tak perlu di saring, namun kelompok kami melakukan hal tersebut sehingga mempengaruhi hasil penjernihan tersebut. Figure Terlampir 4
Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa : Tawas atau alumunium sulfat mempunyai daya pengikat koloid, partikel-partikel kotoran sehingga mengelompok, dan cepat mengendap Hasil Kristal (tawas) terdapat sebanyak 2,56 gr Gumpalan putih yang terbentuk merupakan pembentukan dari Al 2 (SO 4 ) 3 5
Daftar Pustaka Vogel.1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makrodan Semimikro. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka Widarto. Penjernihan air.(http//books.google.co.id) Ojs.unud.ac.id 6
Terlampir 7