MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI MEDIA GAMBAR DAN KARTU KATA SISWAKELAS 1-B SD NEGERI DELITUA KABUPATENDELI SERDANG

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

Bismar Yogaswara Universitas Negeri Malang

LATIPA HANIM HARAHAP Guru SMP Negeri 29 Medan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

BERTHA LUBIS Guru SMP Negeri 4 Medan ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Lorentya Yulianti Kurnianingtyas & Mahendra Adhi Nugroho Halaman 66-77

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 10 NOMOR 2 OKTOBER 2014

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

1130 ISSN:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE DI SMP NEGERI 7 MEDAN

MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Peningkatan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII B di MTs Muhammadiyah 1 Ponorogo

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

ABSTRAKSI. Irma Susilowati Guru SMA Negeri 1 Cepiring

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

Tugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga

BUDIMAN SIHOMBING Guru SMP Negeri 15 Medan

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

Aisyatir Rodiah Guru Mata Pelajaran PAI di SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

Mufarizuddin,M.Pd. 1 ABSTRAK. Keyword : Hasil belajar Matematika, Strategi Mathematical Investigation

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA

Bintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan

Taofikoh NIP MTs Negeri Kendal

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tiamsa Napitupulu Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Antonius Girsang Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

Abas. Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan PMIPA FKIP UNIB ABSTRAK

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Akhlakul Karimah dan Irni Cahyani STKIP PGRI Banjarmasin

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Abstrak

Oleh: Purningsih, S.Pd. SMK YPT Purworejo Abstrak

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Alamson Silalahi Guru SMP Negeri 4 Medan Surel :

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

Niasni Sinaga Guru SMP Negeri 3 Berastagi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE

PENERAPAN METODE JIGSAW LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN SISWA KELAS V SD NEGERI TEBING TINGGI

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWAKELAS VIII U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA TIPE JIGSAW TENTANG POKOK BAHASAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN

Edudikara, Vol 1 (2); 34-41,

ROSLIANA SITOMPUL* DAN DEBBIE GUSTRINI ARUAN**

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Rizka Nelia Soviana, Rini dan Erviyenni Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

Asniar Elfrida Tambun Guru Biologi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Surel:

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PROSIDING ISBN :

Muhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam

MEIDITA CAHYANINGTYAS K

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI KELAS XI IPA-1 DI SMA NEGERI 3 BAGAN SINEMBAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

Transkripsi:

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW FAHRUDDIN Guru SMA Negeri 1 Medan Email: fahruddin1958@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus.tiap siklus terdiri atas tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Data hasil belajar siswa diperoleh melalui tes hasil belajar. Data aktivitas belajar diperoleh dari lembar observasi. Hasil penelitian diperoleh bahwa hasil belajar siswa pada Siklus I dan Siklus II menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif type Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar dari pretes, siklus I dan siklus II masingmasing 20,3, menjadi 70,3 dan 83,5. Selain itu Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Aktivitas siswa pada sikkus I adalah 58 dalam kategori kurang menjadi 77,73 dalam kategori baik pada siklus II. Siswa kelas X memberi pendapat positif terhadap pelaksanaan model pembelajaran kooperatif type Jigsaw. Kata kunci: Kooperatif jigsaw, aktivitas, hasil belajar PENDAHULUAN Pendidikan merupakan peranan sangat penting dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa. Keberhasilan pembangunan di sektor sumber daya manusia dalam pendidikan mempunyai pengaruh sangat penting terhadap pengaruh sektor lainnya. Pendidikan yang di selenggarakan dengan baik dan bermutu akan menghasilkan sumber daya manusia yang tangguh bagi pembangunan nasional. Permasalahan yang sudah sejak lama dan masih hangat dibicarakan adalah mengenai mutu pendidikan yang masih rendah. Rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa dipengaruhi banyak faktor antara lain: banyaknya guru yang masih menggunakan pendekatan konvensional dalam mengajar, seperti menggunakan ceramah dimana pelajaran berlangsung satu arah, guru menerangkan sementara siswa menyalin, materi yang disampaikan guru menjadi kurang menarik sehingga siswa merasa bosan dan jenuh, media dan perpustakaan yang tidak maksimal, kurangnya minat siswa dalam belajar dan lain sebagainya. Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pembelajaran berbasis konstruktivis yakni pemberian pengalaman langsung kepada siswa sehingga siswa membentuk sendiri pengetahuannnya. Pada pembelajaran ini guru berperan sebagai fasilitator, memfasilitasi siswa untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran, tidak hanya menerima apa yang diceramahkan oleh guru seperti pada pembelajaran konvensional. Dengan demikian proses pembelajaran di kelas harus dirancang sedemikian rupa sehingga siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pengalaman penulis sebagai guru sejarah menunjukkan bahwa nilai hasil belajar siswa pada mata sejarah 9

belum menggembirakan. Sebagai contoh selama 3 semester terakhir hanya sekedar mencapai nilai kean minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 75. Sebagai seorang guru saya merasa dengan metode ceramah yang saya gunakan selama ini dalam pembelajaran sudah saya lakukan dengan baik tapi tetap belum mencapai hasil seperti yang saya harapkan. Dalam pembelajaran yang saya lakukan sepertinya siswa kurang bersemangat dan kurang aktif, diminta bertanya hanya beberapa siswa yang menjawab, sebaliknya kalau diberikan pertanyaan hanya sebagian kecil juga yang menjawab dan memberikan pendapat, kebanyakan dari siswa pasif dalam pembelajaran. Berdasarkan pengalaman tersebut saya mencoba melakukan pembelajaran dengan suatu model pembelajaran yang banyak melibatkan siswa dan memfasilitasi siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dengan cara melakukan penlitian tindakan kelas (PTK). Melihat rekaman peneliti yang menjadi masalah selama ini adalah hasil belajar siswa dan aktivitas belajarnya. Untuk mengurangi permasalahan hasil belajar siswa, aktivitasnya, dan sikapnya selama kegiatan belajar mengajar, maka guru menerapkan Model pembelajaran Kooperatif Type Jigsaw. Model pembelajaran Kooepratif Type Type Jigsaw merupakan suatu model pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Guru juga harus mampu berkomunikasi baik dengan siswanya, serta membukakan wawasan berpikir dari seluruh siswa. Tujuan Dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini, adalah untuk mengetahui peningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif type Jigsaw. Selanjutnya, manfaat penelitian ini, sebagai berikut. 1. Bagi guru, untuk menambah wawasan dalam pengembangan profesi guru. 2. Bagi sekolah, sebagai bahan alternatif untuk berbagai model pembelajaran inovatif di sekolah. 3. Bagi siswa, belajar menjadi menyenangkan, siswa berpartisipasi dalam pembelajaran tidak hanya mendengar ceramah dari guru. 4. Bagi peneliti, menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman tentang pelaksanaan model pembekajaran koperatif type jigsaw pada pembelajaran sejarah. METODE PENELITIAN Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Medan sebanyak 32 orang. Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif type jigsaw pada standar kompetensi memahami prinsip dasar ilmu sejarah untuk meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang berhasil dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Aktivitas belajar siswa diperoleh melalui lembar observasi hasil pengamatan disetiap siklus. Hasil belajar 10

siswa diperoleh dari tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif hasil tes dan aktivitas belajar siswa. Untuk menentukan hasil belajar siswa digunakan rumus sebagai berikut : Skor = Jumlah total skor x100 Jumlah soal HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian a. Tahap Pendahuluan Sebelum penelitian dilakukan, peneliti bersama bapak dan ibu guru sejarah di SMA Negeri 1 Medan melalukan diskusi untuk mengidentifiasi permasalahan pembelajaran. Berdasarkan hasil identifikasi dapat diketahui bahwa kelas yang memiliki permasalahan adalah kelas X-1. Hal ini ditunjukkan dari banyaknya siswa kelas X-1 yang belum mencapai KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah, yaitu 75 untuk mata pelajaran Sejarah. Pada saat diadakan ulangan harian, kelas X-1 selalu memiliki nilai rata-rata paling rendah bila dibanding kelas X yang lain. Hasil diskusi disepakati bahwa masalah-masalah dalam pembelajaran akan diperbaiki dengan menerapkan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa berpartisipasi aktif dan bekerjasama dengan temannya dalam tugas-tugas terstruktur disebut sebagai model pembelajaran kooperatif (Lie, 1995:65). Selanjutnya disiapkan rencana pembelajaran, lembar observasi, tes hasil belajar dan angket. Sebelum pembelajaran dilakukan pretes untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Data hasil pretes disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1 Distribusi Hasil Belajar Pretes Nilai Frekuensi Ket Ratarata 10 3 15 8 20 10 20,3 25 6 30 5 Jumlah 32 Data di atas menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa untuk materi tersebut sangat rendah, tidak ada (0%) siswa yang mencapai kean belajar. b. Deskripsi Data dan Tindakan Data Siklus I Rencana Tindakan Penelitian tindakan kelas pada siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan dengan kompetensi dasar mendeskripsikan tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praksara dan masa aksara. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I ini, guru sebagai peneliti dibantu oleh teman sejawat yang bertindak sebagai observer yang membantu peneliti mengamati aktivitas belajar siswa. Pelaksanaan Tindakan Proses pembelajaran pada siklus I dilakukan sesuai RPP yang telah disusun dengan kegiatan sebagai berikut: a) Membuka pelajaran dengan salam, menyampaikan secara singkat kompetensi dasar yang akan dicapai. b) Menjelaskan secara singkat tentang tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa pra-aksara dan masa aksara. 11

c) Guru mengorganisasi siswa membuat kelompok asal d) Guru membentuk kelompok ahli dan membagi LKS yang harus diselesaikan oleh kelompok ahli. e) Guru membimbing kelompok ahli menyelesaikan LKS, Guru meminta kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan mempresentasekan hasil kerjanya kepada kelompok asal. f) Membimbing siswa dalam menyimpulkan hasil diskusi kemudian menyempurnakan kesimpulan yang telah disampaikan siswa. g) Memberikan penghargaan kepada kelompok yang tampil terbaik dan mampu menjawab pertanyaan LKS. Observasi dan Evaluasi Pada saat pelaksanakan tindakan dengan melaksanakan model pembelajaran kooperatif peneliti dibantu oleh teman sejawat. Tujuan dilakukannya pengamatan ini adalah untuk mengamati proses kegiatan pembelajaran, memberikan masukan tentang pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan mengamati aktivitas siswa untuk memberikan catatan-catatan penting kepada peneliti tentang aktivitas siswa di kelas. Setelah berakhirnya pelaksanaan siklus I diadakan tes hasil belajar yang selanjutnya disebut sebagai postes I. Hasil belajar yang diperoleh pada siklus I selama dua pertemuan disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2 Hasil Belajar Siklus I Ket Ratarata Nilai Frekuensi 50 3 71,56 60 8 70 6 80 11 Tuntas 90 4 Tuntas Jumlah 32 Rata-rata hasil belajar pada siklus I menunjukkan bahwa nilai yang dicapai oleh siswa belum semua mencapai KKM (75), 17 orang siswa (53%) belum mencapai kean belajar, ada 15 orang sisa (47%) yang sudah mencapai kean belajar. Hal ini terjadi karena masih terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksanaan tindakan yang perlu diperbaiki pada siklus selanjutnya. Penilaian aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi aktivitas yang diamati pada saat proses pembelajaran berlangsung mulai dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir. Aspek yang menjadi indikator aktivitas siswa adalah aspek menyimak dan memperhatikan, mengajukan pertanyaan, memberikan pendapat dalam diskusi dan menjawab pertanyaan. Refleksi Dari hasil observasi dan evaluasi bahwa pelaksaaan model pembelajaran kooperatif type jigsaw sudah baik dan membuat siswa aktif namun pada proses pembelajarannya masih diketemukan hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian berkaitan dengan penelitian tindakan kelas yaitu pembagian kelompok kurang hetrogen sehingga ada satu kelompok asal yang merupakan kelompok siswa pandai. Presentasi yang dilakukan oleh kelompok ahli terhadap kelompok asal masih kurang terarah sehingga masih 12

ada beberapa anggota kelompok yang kurang memperhatikan presentasi dari kelompok ahli. Pembahasan lebih didominasi beberapa orang sehingga belum semua siswa berpartisipasi aktif. Hanya beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan. Deskripsi Tindakan Siklus II Melihat hasil evaluasi dan aktivitas belajar siklus 1 peneliti bersama teman sejawat melakukan refleksi, selanjutnya peneliti melaksanakan pembelajaran tetap pada kompetensi dasar mendeskripsikan tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa pra-aksara dan masa aksara. Pelaksanaan Tindakan Pada siklus 2 ini penelitian tindakan kelas merupakan penyempurnaan atau perbaikan model pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I. Dari hasil observasi dan evaluasi siklus 2 sudah ada perbaikan namun tetap diketemukan hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian yaitu masih ada siswa yang belum mencapai kean minimal. Setelah siklus II dilakukan, diakhir siklus II diberikan tes hasil belajar sebagai postes II. Data hasil postes II disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3 Hasil Belajar Siklus II Nilai Frekuensi Keterangan Ratarata 50 1 60 2 70 2 79,68 80 21 Tuntas 90 4 Tuntas 100 2 Tuntas Jumlah 32 Data di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari 71,56 pada siklus I menjadi 79,68 pada sikus II, dengan peningkatan 8,12. Siswa yang mencapai kean belajar adalah 27 orang (84,4%) yang tidak hanya 5 orang (15,6%). d. Deskripsi Data Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa Nilai rata-rata hasil belajar dan kean belajar serta aktivitas belajar siswa dari pretes, siklus I dan siklus II adalah sebagai pada Tabel 4 berikut: Tabel 4. Rekapitulasi Data Awal, Siklus I, dan Siklus II No Indikator Awal I II 1. Hasil 20,3 70,3 83,5 belajar 2. Aktivitas - 58 77,73 Belajar 3. Ketunta san Belajar - 47 84,4 Data pada Tabel 4. dapat dituliskan dalam grafik histogram, grafiknya dapat dilihat pada gambar 1. 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Pretes Siklus I Siklus II Gambar 1. Grafik Data Awal, Siklus I, dan Siklus II 13

e. Pendapat Siswa terhadap Jigsaw diperoleh dari hasil angket yang Pelaksanaan Model Pembelajaran diberikan dalam 8 pertanyaan adalah Kooperatif seperti pada Tabel 5. Berikut Pendapat siswa tentang penerapan model Tabel 5. Pendapat Siswa terhadap Penerapan Model Pembelajaran No Kriteria Sangat Setuju (%) Setuju (%) Ragu-ragu (%) 1 Apakah model pembelajaran 78,12 21,88 - Jigsaw membuat pembelajaran lebih menyenangkan 2 Menurut anda apakah model pembelajaran pembelajaran koperatif type Jigsaw cocok 75,0 18.75 6,25 digunakan dalam belajar sejarah? 3 Apakah model pembelajaran 81,25 12,5 6,25 Jigsaw dapat melatih kemampuan bertanya anda? 4 Apakah model pembelajaran 81,25 18,75 - Jigsaw dapat melatih kemampuan anda mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat teman 5 Apakah model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan 71,88 28,12 - kemampuan berbicara didepan forum 6 Apakah model pembelajaran 81,25 18,75 - Jigsaw membuat anda lebih mudah memahami materi pelajaran sejarah? 7 Apakah model pembelajaran Jigsaw dapat mengurangi 87,5 12,5 - rasa bosan anda dalam belajar sejarah? 14

8 Apakah model pembelajaran koperatif type Jigsaw lebih bermanfaat dalam belajar? 8 Apakah model pembelajaran koperatif type Jigsaw lebih bermanfaat dalam belajar? Pembahasan Berdasarkan hasil observasi aktivitas diskusi kelompok, hasil angket dan hasil tes pada siklus II dapat dievaluasi bahwa langkah-langkah yang telah diprogramkan dan dilaksanakan mampu mencapai tujuan yang diharapkan dalam penelitian. Dengan demikian pembelajaran koperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar. Selain itu pembelajaran koperatif tipe Jigsaw di respon positif oleh siswa yang tampak dari kuesioner yang diberikan dimana menurut siswa pembelajaran menjadi lebih menyenangkan (78,12%), pembelajaran dapat mengurangi rasa bosan dan jenuh siswa (87,5%), dengan model Jigsaw menjadikan siswa lebih mudah memahami dan mengingat materi pelajaran sejarah (81,25%) serta 75% dari siswa menyatakan bahwa model jigsaw cocok digunakan dalam pelajaran sejarah. Sementara dampak pembelajaran kooperatif sudah terlihat dari tumbuhnya keinginan untuk saling membantu dalam pembelajaran untuk menyelesaikan tugas mereka. Hal ini dikarenakan pembelajaran dengan model koperatif tipe Jigsaw memberikan banyak keuntungan yaitu (1) pada siswa saat kerja kelompok siswa menjadi lebih bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan, karena setiap siswa ditugaskan untuk bertanggung jawab yang sama dalam menyelesaikan 68,75 25,0 6,25 68,75 25,0 6,25 permasalahan sesuai dengan tugasnya pada kelompok ahli yang harus mereka sampaikan pada kelompok asalnya. (2) Kegiatan kerja kelompok diskusi menjadi wadah bagi siswa dalam bekerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik seperti menjawab soal-soal mengenai materi dari guru, mengerjakan LKS serta mengerjakan PR; memberi kesempatan bagi siswa baik secara individual maupun kelompok untuk memperoleh nilai yang baik sekaligus memperoleh keterampilan berkomunikasi dan keterampilan sosial dengan cara duduk bersama, saling berdiskusi dalam pembagian tugas, saling berbicara dengan berani mengeluarkan pendapat dan menghargai pendapat orang lain di depan umum dan bekerja sama memecahkan semua soal pada LKS melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya, berupa saling membantu dalam menyelesaikan tugas kelompok, sehingga membiasakan siswa untuk dapat menerima teman-temannya yang mempunyai latar belakang berbeda (keberagaman) dan pada waktu yang bersamaan siswa dapat menjadi narasumber bagi teman yang lain, yaitu siswa yang memiliki kemampuan tinggi (pandai) dapat memberikan pengetahuan/informasi kepada siswa yang memiliki kemampuan rendah (kurang). (3) Siswa diberi kesempatan bertanya, memberikan jawaban dan pendapat sehingga menjadikan setiap anggota kelompok akan saling 15

membantu demi keberhasilan dan nama baik kelompok, setiap siswa antusias dalam memahami permasalahan, bertanggung jawab untuk menyelesaikan pertanyaan dan memberikan jawaban terutama jika menyangkut tugas siswa dalam kelompok. Model pembelajaran koperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer, diperoleh bahwa aktivitas siswa mengalami peningkatan yang positif. Pada pertemuan I rata-rata aktivitas siswa diperoleh sebesar 58, dan masih berkategori kurang, karena siswa masih belum terbiasa dengan pembelajaran kooperatif, masih kurang percaya diri, belum berani mengemukakan ide atau pendapatnya. Oleh karena itu, peneliti terus memberikan instruksi dan arahan kepada siswa hingga siswa paham dan termotivasi melaksanakan tugas kelompok dan tangggung jawab dalam pembelajaran. Pada pertemuan II ratarata aktivitas siswa diperoleh sebesar 77,73 dan sudah tergolong baik, karena bertambahnya keberanian dan jumlah siswa yang bertanya maupun mengemukakan pendapat, siswa sudah lebih memahami pembelajaran kooperatif dengan memberikan perhatian, memahami tugas, bertanggungjawab dalam kelompok, menguasai materi dan percaya diri dalam menyajikan hasil diskusi. Dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw nilai aktivitas kelompok yang diperoleh pada pada siklus I sampai II mengalami peningkatan dan tergolong baik, hal tersebut menggambarkan adanya aktivitas siswa dalam kelompok berjalan lancar sehingga dapat mempengaruhi pola belajar dan hasil belajar siswa. Dengan demikian pembelajaran koperatif tipe Jigsaw mempengaruhi aktivitas yang memiliki kontribusi yang positif (baik) terhadap hasil belajar siswa, terbukti dari peningkatan hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata pretes, siklus I dan siklus II masing 20,3, 70,3 dan 83,5, dengan kean belajar 47% pada siklus I menjadi 84,4 % pada sikus II. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw guru hanya berperan sebagai fasilitator yang memberikan kebebasan berinisiatif dan berpikir kepada para siswa untuk memancing keluar semua bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswa, sehingga informasi-informasi belajar yang diperoleh oleh siswa merupakan upaya mereka sendiri dan pastinya merupakan pengalaman penting dan memberikan kesan tersendiri terhadap dirinya. Disamping itu model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw juga mengajarkan kepada siswa untuk menggunakan kecerdasan sosial dan emosionalnya, dimana dalam model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw siswa diarahkan untuk bekerja sama dengan rekan-rekannya dalam memecahkan suatu masalah, siswa dipancing untuk berani mengeluarkan ide-idenya sendiri mengingat rekan diskusinya adalah teman-temannya sendiri yang sudah ia kenal sebelumnya. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berlangsung dengan baik dalam mencapai tujuannya, yaitu kita harus lebih mengarahkan siswa lebih aktif dalam diskusi kelompok. Berdasarkan hasil penelitian terdapat suasana yang kurang kondusif ketika kelompok melakukan diskusi yang dilakukan dalam masing-masing kelompok, 16

dimana ada siswa yang mengambil kesempatan untuk bermain-main dalam pelaksanaan diskusi. Dalam setiap pertemuan diharapkan peneliti dapat mengunakan waktu seefektif mungkin untuk mencapai tujuan yang diinginkan Dari uraian diatas, maka sebaiknya pembelajaran itu diarahkan kepada pembelajaran yang fleksibel dan demokratis, siswa menjadi subjek belajar sedangkan yang menjadi objek adalah materi atau bahan yang sedang dipelajari, berbeda dengan model pembelajaran konvensional dimana guru sebagai subjek yang begitu aktif menyampaikan materi pelajaran dan siswa merupakan objek yang pasif, yang harus mendengarkan guru sehingga kegiatan belajar mengajar cenderung membosankan bagi siswa. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Model Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa ditunjukkan oleh hasil penelitian. Hasil belajar siswa meningkat dari pretes, siklus I dan siklus II masingmasing 20,3, menjadi 70,3 dan 83,5. 2. Model Jigsaw dapat meingkatkan aktivitas belajar siswa. Aktivitas siswa pada sikkus I adalah 58 dalam kategori kurang, menjadi 77,73 dalam kategori baik pada siklus II. 3. Siswa kelas X memberi pendapat positif terhadap pelaksanaan model pembelajaran kooperatif. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar guru mata pelajaran Sejarah dapat menggunakan model Jigsaw sebagai salah satu alternative model pembelajaran. RUJUKAN Arikunto,S., 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Djamarah,S dan A, Zain., 2006, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar, 2001. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara. Gredler, Margareth E. Bell,1994. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: Raja Grafindo Persada bekerjasama dengan Pusat Antar Universitas di Universitas Terbuka Lie, A., 2008, Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang- Ruang Kelas, Penerbit PT. Grasindo, Jakarta. Purwanto, Ngalim. 1992, Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Sagala, S., 2009. Konsep dan makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Sardiman, A.M. 2003. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Slameto, 2001. Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme. Jakarta: Prestasi Pustaka. Woolfolk, Anita. 2007. Educational Psychologi. New York: Pearson. 17