DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR POKOK BAHASAN PECAHAN PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MEMAHAMI MATERI PECAHAN CAMPURAN KELAS V SEKOLAH DASAR

Analisis Kesalahan Siswa Kelas V SDN Ngerong dalam Mengerjakan Soal Matematika

BAB VI PENUTUP. 1. Langkah-langkah mendiagnosis kesulitan siswa ialah sebagai berikut: a. Observasi untuk mengetahui subyek yang akan diteliti

DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR (DKB)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. diperkenalkan lagi hal baru yaitu bilangan yang digunakan untuk menyatakan

TES DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI SDN 7 SERANG

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Kiki Yuni Astuty 1, Pradnyo Wijayanti 2

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Dalam kehidupan sehari-hari, matematika juga

ANALISIS KESALAHAN SISWA PADA OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN BULAT DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENERAPKAN ATURAN EKSPONEN

30 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Kelas IV

ANALISIS KESULITAN SISWA SMK CITRA MEDIKA SUKOHARJO DALAM MENYELESAIKAN SOAL BENTUK AKAR DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA

ANALISIS KEMAMPUAN PENGETAHUAN KONSEPTUAL DAN PROSEDURAL SISWA SD DALAM POKOK BAHASAN PECAHAN

Membimbing siswa untuk merangkum materi yang baru saja disajikan

BAB I PENDAHULUAN. perkalian dan pembagian. Operasi aritmatika dalam pecahan tidak sesederhana

EFEKTIVITAS METODE KUIS INTERAKTIF DAN EXPLICIT INTRUCTION PADA PRESTASI BELAJAR MAHASISWA STKIP PGRI NGAWI

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. Pada BAB V ini, peneliti akan membahas hasil penelitian dan diskusi hasil

PENGAJARAN REMEDIAL KERJA KELOMPOK DALAM PENGUASAAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT

DIAGNOSIS KESALAHAN SISWA PADA MATERI FAKTORISASI BENTUK ALJABAR DAN SCAFFOLDINGNYA. Imam Safi i*, Toto Nusantara** Universitas Negeri Malang

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA BILANGAN PECAHAN KELAS VIII SMP 19 MANOKWARI

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN No : 14

DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA DAN PEMBELAJARAN REMEDIAL DALAM MATERI OPERASI PADA PECAHAN BENTUK ALJABAR DI KELAS VIII SMPN 2 JETIS BANTUL

Oleh Slamet Purwanto SDN Setono 5 Kec. Ngrambe

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan formal, penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari tujuan pendidikan. ukur dari keberhasilan penyelengaraan pendidikan.

SKIM PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT OLEH SISWA SD JURNAL. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kesulitan Belajar Matematika Berkaitan dengan Konsep pada Topik Aljabar: Studi Kasus pada Siswa Kelas VII Sekolah ABC Lampung

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. 1. Jenis Kesalahan Siswa Dalam Mengerjakan Soal Cerita Pokok Bahasan

Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. dan menempatkan manusia sebagai titik sentral pembangunan tampak semakin

Kegiatan Pembelajaran Indikator Teknik Bentuk Instrumen. Tugas individu. Memberikan contoh bilangan bulat.

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai letak dan penyebab kesalahan yang. persamaan linier dua variabel adalah sebagai berikut:

Konsep Dasar Pengajaran Remedial untuk Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik dalam Mempelajari Statistika

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN DI KELAS VII SMPN MODEL TERPADU MADANI

Ani Wantini SMP N 10 Semarang. Abstrak

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DAN SCAFFOLDING- NYA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN PENGURANGAN PECAHAN DI SDN 6 BULANGO SELATAN KABUPATEN BONE BOLANGO

CONTOH MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS IV SDN KRIAN 2 DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI PECAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang paling sulit (Mulyono, 1999:25). Meskipun demikian, semua orang

PENELUSURAN KESALAHAN SISWA DAN PEMBERIAN SCAFFOLDING DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VI SDN 2 TAMANSARI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA UASBN 2014/2015

AYO MENABUNG!! Oleh: Sylvana Novilia S. A. Pendahuluan

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PADA BENTUK PECAHAN

Operasi pada Bilangan Pecahan

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam kurikulum 2006, bertujuan antara lain agar siswa

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SPLDV BERDASARKAN LANGKAH PENYELESAIAN POLYA

PEMBELAJARAN BERBANTUAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat, ditambah

RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD

BAB III METODE PENELITIAN

A n a l i s i s K e s u l i t a n S i s w a S M A d a l a m Menyelesaikan Soal Cerita Matematika pada Pokok Bahasan Peluang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Standar Kompetensi: 1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meraih perbaikan, perubahan dan kemajuan. Manusia dalam skala individu,

KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL BANGUN RUANG SISI LENGKUNG SISWA KELAS VIII SMP PGRI 1 KEDIRI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Matematika secara umum didefinisikan sebagai bidang ilmu yang

PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS V SDN BALONGGEMEK 1 JOMBANG

BAB II KAJIAN TEORI. bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang yang mencakup

Pengaruh Pemberian Pekerjaan Rumah..Made Teken 40

RANCANGAN AKTIVITAS TUTORIAL (RAT)

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) DUNIA MATEMATIKA 2

MODUL MATEMATIKA KELAS 5 SEMESTER 2

CONTOH SILABUS BERDIVERSIFIKASI DAN PENILAIAN BERBASIS KELAS

BAB I PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang diberikan sejak pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Problematika dalam Pembuktian Pernyataan Menggunakan Prinsip Induksi Matematika serta Alternatif Penyelesaiannya

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

Sumber: Kamus Visual, 2004

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika (berhitung) diberikan kepada peserta didik

Perencanaan dan Pengembangan Program Pembelajaran Matematika

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MELAKUKAN OPERASI ALJABAR. Arini Fardianasari ABSTRAK

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Matematika SD

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM PEMAHAMAN MATERI FUNGSI KOMPOSISI SISWA KELAS XI SEMESTER 2 MAN PESANGGARAN TAHUN PELAJARAN

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL- SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TOROH

Tinjauan Mata Kuliah A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

ANALISIS TIPE KESALAHAN BERDASARKAN TEORI NEWMAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATA KULIAH MATEMATIKA DISKRIT

Alamat Korespondensi: Jl. Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta, , 2)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI PENELITIAN. bab ini akan dikemukakan pembahasan dan diskusi hasil penelitian yang menyangkut

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL- SOAL OPERASI CAMPURAN PADA MATERI OERASI HITUNG BILNAGAN BUULAT JURNAL OLEH

PEMBELAJARAN MATEMATIKA di SD

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA SKRIPSI

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MEMBACA JAM MELALUI METODE MEKAR JAMSIA PADA SISWA KELAS 2 SEKOLAH DASAR NEGERI TANGGUL WETAN 05 JEMBER.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mudah dari berbagai tempat di dunia, di sisi lain kita tidak mungkin

BAB II KAJIAN PUSTAKA

JURNAL PUBLIKASI. SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD )

MINIMARKET GURU UNTUK BELAJAR PENGURANGAN Oleh:

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

PROSES SCAFFOLDING BERDASARKAN DIAGNOSIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERTIDAKSAMAAN KUADRAT DENGAN MENGGUNAKAN MAPPING MATHEMATICS

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Transkripsi:

DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR POKOK BAHASAN PECAHAN PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Oleh: Erny Untari Dosen STKIP PGRI Ngawi Abstarksi: Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab kesulitan belajar siswa dalam menyesaikan soal pecahan dalam berbagai macam operasi hitung. Penelitian dilaksanakan di SDN Pojoksari 1, Kecamatan Sukomoro Kabupaten Magetan, dan subyek penelitiannya adalah seluruh siswa kelas V Tahun Pelajaran 2012/2013. Jenis penelitian ini penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes dan wawancara. Teknik analiasa yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik interaktif. Kata Kunci : Diagnosis, Kesulitan Matematika, Pecahan PENDAHULUAN Sekolah Dasar merupakan pondasi yang sangat bermanfaat dalam memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai jenjang sekolah dasar harus pula memperkuat pondasi itu. Pembelajaran matematika tidak pernah terlepas dengan operasi hitung baik operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian maupun pembagian. Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan (Depdikbud, 1999) menyatakan bahwa pecahan merupakan salah satu topik yang sulit untuk diajarkan. Data di lapangan juga menunjukkan masih banyak siswa yang salah dalam mengerjakan soal-soal pada pokok bahasan pecahan. Kesulitan yang dialami siswa, memungkinkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika pada setiap pokok bahasan dalam pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas ternyata ada permasalahan yaitu rendahnya kualitas pemahaman konsep-konsep pada bilangan pecahan terutama pada operasi hitung. Di sini peneliti merasa penting untuk meneliti dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami oleh siswa kelas V pada pokok bahasan Bilangan Pecahan. PEMBAHASAN Konsep Dasar Diagnosis Kesulitan Belajar Pengertian Diagnosis Menurut Thorndike dan Hagen yang dikutip oleh Abin Syamsudin Makmun (2007 : 307) diagnosis dapat diartikan sebagai (1) upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang sesama mengenai gejala-gejalanya, (2) studi yang seksama terhadap fakta sesuatu hal untuk 1

menemukan karakteristik atau kesalahankesalahan dan sebagainya yang esensial, (3) keputusan yang dicapai setelah dilakukan studi yang seksama atas gejalagejala atau fakta tentang suatu hal. Kesulitan Belajar Matematika Kesulitan belajar dalam mata pelajaran matematika memiliki corak dan karakteristik tersendiri apabila dibandingkan dengan kesulitan belajar dalam mata pelajaran yang lain. Menurut Wood (2007 : 68) bahwa beberapa karakteristik kesulitan siswa dalam belajar matematika adalah : (1) kesulitan membedakan angka, simbol-simbol, serta bangun ruang, (2) tidak sanggup mengingat dalil-dalil matematika, (3) menulis angka tidak terbaca atau dalam ukuran kecil, (4) tidak memahami simbol-simbol matematika, (5) lemahnya kemampuan berpikir abstrak, (6) lemahnya kemampuan metakognisi (lemahnya kemampuan mengidentifikasi serta memanfaatkan algoritma dalam memecahkan soal-soal matematika). Sedangkan menurut Radatz kesalahan yang sering dilakukan siswa adalah kesalahan dalam penggunaan bahasa matematika dengan bahasa sehari-hari, kemampuan dalam keruangan, kemampuan dalam penguasaan prasyarat, kesalahan dalam penguasaan teori, dan kesalahan dalam penerapan aturan yang relevan (Hendrik Radatz, 1979:163). Diagnosis Kesulitan Belajar Berdasarkan pengertian diagnostik dan pengertian kesulitan belajar seperti terurai di depan maka pengertian diagnosis kesulitan belajar dapat dirangkum dari kedua pengertian tersebut. Jadi definisi dari diagnosis kesulitan belajar adalah suatu proses upaya untuk memahami jenis dan karakteristik serta latar belakang kesulitan-kesulitan belajar dengan menghimpun dan mempergunakan berbagai data / informasi selengkap dan seobyektif mungkin sehingga untuk mengambil kesimpulan dan keputusan serta mencari alternatif kemungkinan pemecahannya. Prosedur Diagnosis Kesulitan Belajar Ross dan Stanley dalam Makmum Abin Syamsudin menggariskan tahapan-tahapan diagnosis (the level of diagnosis) itu sebagai berikut : 5.How can errors be prevented? Bagaimana kelemahan itu dapat dicegah? 4.What remedies are suggested? Penyembuhan-pentembuhan apakah yang disarankan? 3.Why are the errors occur? 2

Mengapa kelemahan-kelemahan itu terjadi? 2.Where are the errors located? Di manakah kelemahan-kelemahan itu dapat dialokasikan? 1.How are the pupils having trouble? Siapa-siapa siswa yang mengalami gangguan? Bilangan Pecahan Pengertian Bilangan Pecahan Bilangan pecahan adalah bilangan rasional yang dinyatakan dalam bentuk X = a, dengan a bilangan bulat dan b b bilangan asli, bila-mana a tidak habis dibagi b. A dinamakan pembilang dan b dinamakan penyebut. (Tampomas, 2003 : 54). 2.Suatu pecahan dapat dinyatakan dalam bentuk a b dengan b 0, a disebut pembilang dan b disebut penyebut. Operasi Hitung Utama Pada Himpunan Bilangan Operasi hitung pada himpunan bilangan disebut operasi hitung. 1)Penjumlahan 2)Pengurangan 3)Perkalian 4)Pembagian KERANGKA BERPIKIR Prestasi belajar matematika yang tinggi merupakan harapan semua pihak. Akan tetapi apabila kenyataannya masih jauh dari harapan maka diperlukan langkah-langkah untuk mengatasi kekurangan tersebut. Salah satu langkah yang diperlukan tersebut adalah dengan diagnosis kesulitan belajar matematika. Pada dasarnya kegiatan diagnosis adalah merupakan proses upaya memahami jenis dan karakteristiknya beserta dengan latar belakang kesulitankesulitan belajar dengan menghimpun dan menggunakan berbagai data atau informasi selengkap dan seobyektif mungkin sehingga memungkinkan untuk mengambil kesimpulan, keputusan serta mencari alternatif kemungkinan jalan pemecahan kesulitan tersebut. Siswa usia anak SD kelas V dalam memahami pembelajaran matematika masih sangat perlu dibutuhkan suatu alat peraga yang dapat mengantarkan pemahaman anak pada konsep yang dituju. Alat peraga tersebut dapat meenjadi jembatan bagi anak, yang untuk selanjutnya anak dapat memahami secara abstrak dari konsep-konsep matematika yang ada. Hal yang juga turut berperan dalam kegiatan diagnosis kesulitan belajar adalah kurikulum matematika SD yang nantinya diterjemahkan ke dalam silabus dan rencana pembelajaran yang 3

merupakan pedoman pelaksanaan proses pembelajaran sekaligus pengambilan sumber materi dengan evaluasinya. Mengapa sampai harus dilaksanakan diagnosis kesulitan belajar matematika? Hal ini dilakukan tentunya dikarenakan adanya sesuatu yang kurang dalam proses pembelajaran terutama setelah diadakan evaluasi. Dengan adanya evaluasi setiap akhir pembahasan pokok bahasan matematika tentunya akan dapat memberikan masukan, pada materi apa siswa sudah menguasai dan pada materi apa siswa belum menguasai. Dari evaluasi ini pula dapat ditentukan mengapa siswa tidak dapat menguasai atau memahami konsepnya. Dari hasil evaluasi inilah kita akan mengetahui sejauh mana siswa mengalami kesulitan belajar, dan dari evaluasi ini pula dapat dilakukan langkah dignosis akan kesulitan belajar siswa. Kesalahan dalam pengerjaan soal dapat didiagnosis menurut jenis-jenis kesalahannya yang menjadikan informasi tersebut menjadi sangat berarti. METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Subyek Penelitian Lokasi penelitian Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas V SDN pojoksari I Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Magetan. Subyek penelitian Seluruh siswa kelas V SDN Pojoksari I Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Magetan. Teknik Pengumpulan Data Tes Tes dalam penelitian ini memuat soal uraian tentang materi pecahan. Bentuk soal uraian dipilih untuk mengumpulkan data mengenai kesalahan siswa karena dalam menjawab soal uraian, siswa dituntut untuk menguraikan langkahlangkah ataupun proses yang dilakukan untuk menyelesaikan soal tersebut. Dalam menyelesaikan soal uraian siswa bebas memilih cara yang merupakan perwujudan dari aktivitas kognisi siswa untuk berpikir dan menggunakan kemampuan yang telah diketahui untuk menyelesaikan soal. Dari hasil pekerjaan siswa dapat terlihat jelas kesalahankesalahan yang mungkin dilakukan oleh siswa dalam mengerjakan soal. Wawancara Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis wawancara mendalam dengan ciri-ciri sebagai berikut : 1. Melibatkan individual 2. Bertatap muka dan menggunakan bahasa verbal Langkah-langkah diagnosis 4

Langkah pertama yang dilakukan adalah mengidetifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar. Adapun langkah-langkah mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar adalah sebagai berikut : 1. Menandai siswa dalam satu kelas atau dalam kelompok yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar pada pokok bahasan pecahan. 2. Menganalisis hasil ulangan dengan melihat sifat kesalahan yang dibuat. 3. Melekukan observasi pada siswa saat kegiatan proses belajar mengajar yaitu mengamati tingkah laku siswa dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu yang diberikan di dalam kelas. 4. Mendapatkan kesan atau pendapat dari guru lain terutama wali kelas dan guru pembimbing. Langkah berikutnya adalah menandai dan melokalisasi letak kesulitan belajar siswa. Setelah dilokalisasi kesulitan belajar, kemudian menentukan jenis dan karakteristik kesulitan belajar dan faktor penyebab kesulitan belajar. Analisa data Analisa data dilakukan untuk menentukan materi mana yang belum dikuasai siswa, mengidentifikasi jenis kesalahan yang dilakukan siswa, kemudian menentukan kesulitan atau kekurangan yang diduga menjadi penyebab kesalahan siswa dalam menjawab soal. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik interaktif yaitu suatu teknik analisis data kualitatif yang terdiri dari tiga alur kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi yang terjadi secara bersamaan. (Sukardi, 2006 : 72). HASIL PENELITIAN Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian yang dilakukan ini menggunakan 4 langkah dalam desain kerjanya yaitu (1) tahap persiapan pelaksanaan tes, (2) tahap pelaksanaan tes, (3) tahap analisis dan wawancara dan (4) tahap kesimpulan. Dugaan Penyebab Kesalahan Dari beberapa jawaban yang didapatkan ternyata beberapa siswa yang tidak mengerjakan seperti yang diharapkan, hal ini dimungkinkan bahwa siswa tersebut memang sepenuhnya tidak mengerti dan memahami konsep. Namun ada juga yang dimungkinkan karena konsep prasyarat yang dimiliki kurang. Kemungkinan kesulitan atau kekurangan yang diduga menjadi penyebab kesalahan adalah : 5

1. Kesalahan yang dialami siswa dalam mengerjakan operasi hitung pada bilangan pecahan adalah sebagai berikut : a. Penjumlahan dan pengurangan pada bilangan pecahan 1) Menjumlah atau mengurangi pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut. 2) Salah dalam mengubah bilangan pecahan campuran menjadi pecahan biasa dan salah mengubah bilangan pecahan biasa menjadi pecahan campuran. 3) Penyebut sudah disamakan tetapi pembilang belum disesuaikan. 4) Salah dalam menentukan KPK (kelipatan persekutuan terkecil) untuk menyamakan penyebutnya. 5) Salah dalam menyederhanakan bilangan pecahan pada hasil akhir. 6) Tidak teliti dalam menjumlah. b. Perkalian bilangan pecahan 1) dilakukan adalah mengalikan bagian bulat dengan bagian bulat dan mengalikan bagian pecahan dengan bagian pecahan. 2) Salah mengubah bilangan pecahan biasa menjadi bilangan pecahan campuran dan sebaliknya kemudian baru mengalikannya. 3) Menyamakan penyebutnya terlebih dahulu baru kemudian mengali- kannya seperti pada operasi penjumlahan dan pengurangan. 4) Salah,menyederhanakan pecahan hasil akhir. 5) Tidak teliti dalam menentukan hasil akhir pada operasi perkalian. c. Pembagian bilangan pecahan 1) Bilangan yang dibagi dibalik (yang dibalik seharusnya bilangan pembagi) 2) Pada pembagian bilangan pecahan biasa, langsung membagi pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut atau penyebutnya tetap. 3) Pada pembagian bilangan pecahan campuran, lansung membagi bagian bulat dengan bagian bulat dan bagian pecahan dengan bagian pecahan (pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut atau penyebutnya dibuat tetap) kemudian hasilnya dijumlahkan. 4) Salah dalam mengubah bilanga pecahan campuran menjadi bilangan pecahan biasa kebudian baru melakukan operasi pembagian. 5) Tidak teliti dalam perhitungan hasil akhir. d. Operasi hitung campuran 1) Salah dalam urutan pengoperasian yaitu mengurutkan pengerjaan dari 6

depan (seharusnya memperhatikan sifat operasi, mana yang lebih kuat). 2) Salah mengubah bilangan pecahan campuran menjadi bilangan pecahan biasa. 3) Apabila bilangan pecahan campuran, mengoperasikan bagian bulat dengan bagian bulat dan bagian pecahan dengan bagian pecahan. 4) Disamakan penyebutnya tanpa memperhatikan operasi yang dikerjakan (seperti pada operasi penjumlahan dan pengurangan). Tidak teliti dalam perhitungannya untuk mendapatkan hasil akhir. a. Belum memahami konsep b. Menggunakan proses yang keliru c. Ceroboh dalam memahami maksud soal d. Kurang memahami konsep prasyarat e. Salah dalam komputasi atau perhitungan SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Beradasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan: Kesalahan siswa dalam nenyelesaikan soal cerita disebabkan oleh: 1. Belum memahami konsep 2. Menggunakan proses yang keliru 3. Ceroboh dalam memahami maksud soal 4. Kurang memahami konsep Saran prasyarat 5. Salah dalam komputasi atau perhitungan 1. Hendaknya guru dapat memaksimalkan kegiatan proses belajar mengajar, yaitu tidak hanya mengajar target kurikulum terselesaikan, tetapi juga memperhatikan tingkat penguasaan siswanya terhadap materi yang dimaksud. Sebaiknya setiap akhir tatap muka selalu dilakukan tes dan juga diberikan pekerjaan rumeh yang selalu diperiksa oleh guru sekaligus meminta untuk menjelaskan setiap langkah yang mana yang belum dikuasai siswa agar dapat melakukan bimbingan secara intensif. Satu hal lagi yang perlu diperhatikan adalah menggunakan buku sumber yang tidak asing. Bagi siswa hendaknya bersikap aktif menerima buku sumber selain yang diberikan guru. 2. Hendaknya pada saat selesai mengerjakan materi, guru memberikan tugas berkaitan dengan yang dijelaskan tadi. Untuk kesalahan pemahaman konsep atau istilah, guru dapat mengajarkan konsep dengan cara menekankan definisi dan sifat-sifat yang dapat diturunkan dari definisi, menekankan contoh-contoh dan alasannya, membandingkan dan mempertentangkan obyek yang tidak 7

sesuai dengan konsep, dan memberikan contoh lawan. DAFTAR PUSTAKA Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Makmum Syamsudin Abin. 2007. Psikologi Pendidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: Rosdakarya. Radatz Hendrik. 1979. Error Analysis in Mathematics Education. Journal for Research in Mathematics Education: Vol. 10, No.3 (May, 1979). Pp. 163-172. Sukardi. 2006. Penelitian Kualitatif- Naturalistik Pendidikan. Usaha Keluarga. Dalam Yokyakarta: Wood, D. 2007. Kiat Mengatasi Gangguan Belajar. diterjemahkan ole Ivan Taniputera. Katahati. Jogjakarta: Wiwik Sustiwiriani. 2007. Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika Pada Pokok Bahasan Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Di Kecamatan Kabupaten Wonosari Gunungkidul: Tesis Uiversitas Sebelas Maret. 8