3.KUALITAS TELUR IKAN

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. lkan nila merupakan salah satu jenis ikan yang bernilai ekonomis tinggi. Ikan nila

I. PENDAHULUAN. Usaha budidaya ikan baung telah berkembang, tetapi perkembangan budidaya

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (2015),

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk

statistik menggunakan T-test (α=5%), baik pada perlakuan taurin dan tanpa diberi Hubungan kematangan gonad jantan tanpa perlakuan berdasarkan indeks

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kata kunci: ikan nila merah, tepung ikan rucah, vitamin E, TKG, IKG

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium

genus Barbodes, sedangkan ikan lalawak sungai dan kolam termasuk ke dalam species Barbodes ballaroides. Susunan kromosom ikan lalawak jengkol berbeda

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

5. PARAMETER-PARAMETER REPRODUKSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari protein. Bahan ini berfungsi untuk membangun otot, sel-sel, dan

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Derajat Pemijahan Fekunditas Pemijahan

III. BAHAN DAN METODE

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

I. PENDAHULUAN. berupa potensi hayati maupun non hayati. Sumberdaya kelautan tersebut dapat

BAHAN DAN METODE. Tabel 1. Subset penelitian faktorial induksi rematurasi ikan patin

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) MARWANA

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Fisik Reproduksi Lele dumbo. Tabel 4 Karakteristik fisik reproduksi lele dumbo

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, ikan mas memiliki beberapa keunggulan yaitu pertumbuhannya yang

I. PENDAHULUAN. Maggot merupakan larva lalat black soldier atau serangga bunga, memiliki

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN Nomor: KEP. 42/MEN/2001 TENTANG PELEPASAN VARIETAS UDANG GALAH SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

PEMIJAHAN IKAN TAWES DENGAN SISTEM IMBAS MENGGUNAKAN IKAN MAS SEBAGAI PEMICU

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Kebutuhan Protein Pakan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan benih ikan mas, nila, jambal, bawal dan bandeng di bendungan

PENAMBAHAN VITAMIN E DALAM PAKAN UNTUK MENINGKATKAN POTENSI REPRODUKSI INDUK IKAN SEPAT HIAS ( Trichogaster sp )

Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS MERAH NAJAWA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Media terhadap Pertambahan biomassa Cacing Tanah Eudrilus eugeniae.

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

I. PENDAHULUAN. lemak omega 3 yang ada pada ikan (Sutrisno, Santoso, Antoro, 2000).

2.KEBUTUHAN NUTRISI INDUK IKAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) RAJADANU SUPER RD

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN. Inseminasi Buatan pada Ayam Arab

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) JAYASAKTI

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. dan sekresi kelenjar pelengkap saluran reproduksi jantan. Bagian cairan dari

LAMPIRAN Lampiran 1. Tabel formulasi pakan ikan gurami

I. PENDAHULUAN. ekonomis penting. Ikan mas telah memasyarakat dan tersebar hampir di seluruh

HASIL DAN PEMBAHASAN. Total jumlah itik yang dipelihara secara minim air sebanyak 48 ekor

RETENSI ENERGI PADA IKAN

I. P E N D A H U L U A N

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 52/MEN/2004 T E N T A N G PELEPASAN VARIETAS IKAN NILA JICA SEBAGAI VARIETAS BARU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Derajat Kelangsungan Hidup (SR) Perlakuan Perendaman (%)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Ciri Morfologis Klasifikasi

TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Bernhard Grzimek (1973) dalam Yovita H.I dan Mahmud Amin

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SALINA

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kisi-kisi Soal Uji Kompetensi Program studi Agribisnis Sumberdaya Perairan. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Essensial

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PELEPASAN IKAN LELE MUTIARA.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH TEPUNG IKAN LOKAL DALAM PAKAN INDUK TERHADAP PEMATANGAN GONAD DAN KUALITAS TELUR IKAN BAUNG (Hemibagrus nemurus Blkr.

PEMATANGAN GONAD IKAN PALMAS (Polypterus senegalus) DENGAN MENGGUNAKAN PAKAN YANG BERBEDA

PEMBERIAN PAKAN DENGAN KADAR PROTEIN YANG BERBEDA TERHADAP TAMPILAN REPRODUKSI INDUK IKAN BELINGKA (Puntius belinka Blkr)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

BAB III BAHAN DAN METODE

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) GALUNGGUNG SUPER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang merupakan kambing lokal Indonesia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :

I PENDAHULUAN. Tanaman kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan salah satu tanaman

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan protein hewani di Indonesia semakin meningkat seiring dengan

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

MANFAAT PENAMBAHAN PUTIH TELUR AYAM KAMPUNG PADA PELET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KADAR PROTEIN IKAN MAS (Cyprinus carpio Linne) Trianik Widyaningrum

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

[Evaluasi Hasil Produksi Ternak Unggas]

PENDAHULUAN. mempunyai potensi yang cukup besar sebagai penghasil telur karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae,

PENDAHULUAN. sehingga dapat memudahkan dalam pemeliharaannya. Kurangnya minat terhadap

PERTUMBUHAN CALON INDUK IKAN BERONANG Siganus guttatus TURUNAN PERTAMA (F-1) DENGAN BOBOT BADAN YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13

PEMBENIHAN KAKAP PUTIH (Lates Calcarifer)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang yang lebih banyak sehingga ciri-ciri kambing ini lebih menyerupai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang 70% alamnya merupakan perairan

Transkripsi:

3.KUALITAS TELUR IKAN Kualitas telur dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi: umur induk, ukuran induk dan genetik. Faktor eksternal meliputi: pakan, suhu, cahaya, kepadatan dan populasi. Faktor Internal Genetika induk ikan juga akan mempengaruhi mutu telur yang akan dihasilkan. Dua faktor internal non genetik yang mempengaruhi mutu telur dan keturunan ikan yang penting adalah umur induk dan ukuran tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ikan betina yang memijah untuk pertama kali menghasilkan telur berukuran kecil. Diameter telur meningkat dengan jelas untuk pemijahan kedua dan laju peningkatan ini lebih lambat pada pemijahan-pemijahan selanjutnya. Bobot telur lebih bergantung kepada umur dibandingkan diameter telur. Hubungan antara umur induk betina dengan ukuran telur adalah kuadrat dimana induk betina muda yang 23

memijah untuk pertama kali memproduksi telur-telur berukuran kecil, induk betina yang berumur sedang menghasilkan telur-telur berukuran besar dan induk betina yang sudah tua kembali menghasilkan telur berukuran kecil. Hubungan ini memungkinkan untuk menentukan umur optimal. Pengaruh umur terhadap komposisi kimia telur juga telah dibuktikan oleh beberapa penelitian. Persentase protein dan lipida dalam telur ikan meningkat dengan meningkatnya umur ikan sampai nilai maksimum, sedangkan pada ikan mas (Cyprinus carpio) jumlah asam-asam amino paling rendah pada umur induk betina tiga tahun dan paling tinggi pada umur 7-8 tahun dan menurun lagi pada umur 11-14 tahun. Hal yang sama terjadi juga pada laju pertumbuhan embrio yang lebih tinggi pada umur betina 6-8 tahun. Ukuran tubuh induk menentukan ukuran tubuh keturunan. Selanjutnya ditemukan pada 162 spesies ikan air tawar, dimana diameter telur berkorelasi nyata dengan panjang ikan saat matang gonad. Demikian juga peningkatan bobot basah telur sejalan dengan peningkatan 24

bobot badan. Faktor lain yang mempengaruhi mutu telur adalah posisi oosit di dalam ovari. Faktor Eksternal Pasokan makanan yang melimpah umumnya dapat memproduksi telur yang lebih besar daripada spesies yang sama yang menerima lebih sedikit makanan. Namun pengaruh pasokan makanan tidak terlihat pada perubahan komposisi proksimat telur, persentase penetasan dan daya hidup larva. Jadi pengaruh pembatasan makanan terhadap mutu telur diimbangi oleh fakta bahwa ikan dapat mempertahankan mutu telurnya dengan mempengaruhi jumlahnya dan lipida yang ada dalam gonad dapat digunakan untuk tujuan metabolik hanya dibawah kondisi kekurangan makanan. Pengaruh kualitas makanan terhadap sifat-sifat telur seperti ukuran telur dan komposisi telur, dilaporkan bahwa induk betina yang diberi makan pelet memproduksi telur yang lebih kecil daripada yang diberi pakan basah, demikian juga pengaruh positif pakan yang berasal dari tepung ikan. Pada ikan red seabream yang 25

diberi pakan protein rendah dan kekurangan posfor daya tetas telurnya rendah dan larva abnormal. Mutu Telur Mutu telur didefenisikan sebagai potensi telur untuk menyangga kehidupan embrio yang ada didalamnya dan menopang kehidupan larva sebelum mendapatkan makan dari luar. Beberapa indikator tentang mutu telur antara lain: Warna telur Telur yang normal dengan abnormal dapat dilihat dari warnanya. Telur ikan mas yang baik adalah transparan dan terang. Berbeda dengan telur ikan gurame yang baik apabila berwarna jernih dan coklat serta mengapung dipermukaan. Sifat mengapung telur ikan tersebut disebabkan oleh kandungan lipida yang terdapat dalam telur. Lipida total merupakan komponen kedua setelah protein total bahan kering telur ikan yang merupakan bagian utama cadangan lemak kuning telur, dan butiran minyak bebas akan membantu daya apung telur ikan. 26

Diameter Telur Ukuran larva yang lebih besar biasanya berasal dari telur yang berukuran besar pula. Perbedaan ukuran diameter telur tersebut disebabkan oleh mutu pakan yang diberikan kepada induk, baik protein, lemak maupun unsur mikronutrien, sedangkan komponen utama bahan baku telur adalah protein, lipida, karbohidrat dan abu. Induk ikan gurame yang diberi pakan yang mengandung vitamin E menghasilkan ukuran diameter telur yang lebih besar dibandingkan dengan tanpa diberi perlakuan vitamin E. Hal yang sama juga pada ikan patin, dimana induk yang pakannya ditambah vitamin E menghasilkan diameter telur rata-rata lebih besar bila dibandingkan dengan yang tanpa diberi vitamin E. Derajat Pembuahan Telur Persentase derajat pembuahan yang tinggi selain dipengaruhi persentase kematangan akhir telur juga dipengaruhi oleh kualitas sperma. Semakin tinggi persentase kematangan akhir dan semakin baik kualitas 27

spermatozoanya semakin tinggi pula derajat pembuahannya. Kematangan akhir telur juga dipengaruhi dari pakan yang diberikan kepada induk. Induk ikan gurame yang pakannya di tambah vitamin E menunjukkan derajat pembuahan telur yang tinggi dibandingkan dengan yang tanpa diberi vitamin E. Dari kenyataan ini menunjukkan vitamin E mempunyai fungsi fisiologis dalam proses pemijahan, fertilisasi dan daya tetas telur. Hal tersebut menunjukkan bahwa -tokoferol dibutuhkan dalam jumlah besar sebagai antioksidan. Vitamin E dengan aktif akan terikat pada lipoprotein selaput sel dan organella subseluler serta terlibat pada pencegahan peroksida phospholipid dari pada selaput mitokondria, mikrosom-mikrosom dan lisosom, juga menjaga integritas selaput subseluler. Derajat Penetasan Telur Kualitas telur yang baik dapat juga direfleksikan dengan peningkatan derajat tetas telur. Penambahan vitamin E dalam pakan sampai batas tertentu akan menghasilkan derajat tetas telur yang tinggi.vitamin E 28

berfungsi sebagai pemelihara keseimbangan metabolik dalam sel dan sebagai anti oksidan intraseluler. Komponen utama telur adalah kuning telur yang merupakan sumber energi material bagi embrio yang sedang berkembang, jumlah dan mutu kuning telur sangat menentukan keberhasilan perkembangan embrio dan pasca embrio. Vitamin E yang diberikan dalam pakan induk mempunyai suatu peranan penting dalam proses reproduksi, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kualitas telur, daya tetas telur dan kelangsungan hidup larva. Kelangsungan Hidup Larva Perbedaan derajat kelangsungan hidup larva dapat disebabkan oleh mutu telur yang dihasilkan oleh induk. Derajat kelangsungan hidup larva yang rendah dapat disebabkan karena pakan yang diberikan kepada induk, komposisi nutrien pakannya tidak sesuai dengan kebutuhannya (reproduksi). 29

Kenormalan Larva Keberhasilan suatu penetasan tidak hanya ditentukan oleh derajat tetasnya saja, tetapi juga kualitas larva yang dihasilkan, seperti tingkat abnormal larva. Semakin tinggi kadar vitamin E dalam pakan, maka larva abnormal semakin rendah. Kondisi ini mirip dengan kasus pada ikan grass carp dengan berat rata-rata 4.5 gam yang diberi pakan dengan kadar vitamin E sebesar 0.2 gram/100 gram pakan, terlihat ikan tersebut menjadi abnormal (distrofi otot) sebanyak 80%, dan semakin tinggi kadar vitamin E dalam pakan, gejala abnormalitas berkurang secara signifikan. 30