5.2 Dasar Teori Perilaku pondasi dapat dilihat dari mekanisme keruntuhan yang terjadi seperti pada gambar :

dokumen-dokumen yang mirip
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

1. Rencanakan Tulangan Lentur (D19) dan Geser (Ø =8 mm) balok dengan pembebanan sbb : A B C 6 m 6 m

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pondasi Pertemuan - 5

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. : Perancangan Struktur Beton. Pondasi. Pertemuan 12,13,14

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pondasi Pertemuan - 4

TULANGAN GESER. tegangan yang terjadi

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB )

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 6.

BAB V PENULANGAN BAB V PENULANGAN. 5.1 Tulangan Pada Pelat. Desain penulangan pelat dihitung berdasarkan beban yang dipikul oleh

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. maupun bangunan baja, jembatan, menara, dan struktur lainnya.

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi

ANALISA PELAT LANTAI DUA ARAH METODE KOEFISIEN MOMEN TABEL PBI-1971

PERHITUNGAN TUMPUAN (BEARING ) 1. DATA TUMPUAN. M u = Nmm BASE PLATE DAN ANGKUR ht a L J

3.6.4 Perhitungan Sambungan Balok dan Kolom

Bab 6 DESAIN PENULANGAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERENCANAAN AWAL (PRELIMINARY DESIGN)

BAB V PENULANGAN STRUKTUR

BAB 3 ANALISIS PERHITUNGAN

Perhitungan Struktur Bab IV

BAB IV ESTIMASI DIMENSI KOMPONEN STRUKTUR

D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi

DAFTAR NOTASI. xxvii. A cp

DAFfAR NOTASI. = Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi ( batang. = Luas dari tulangan geser dalam suatu jarak s. atau luas dari tulangan

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pelat Pertemuan - 3

BAB V PERBANDINGAN DEFORMASI DAN PENULANGAN DESAIN. Pada bab V ini akan membahas tentang perbandingan deformasi dan

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

ABSTRAK. Kata Kunci: gempa, kolom dan balok, lentur, geser, rekomendasi perbaikan.

fc ' = 2, MPa 2. Baja Tulangan diameter < 12 mm menggunakan BJTP (polos) fy = 240 MPa diameter > 12 mm menggunakan BJTD (deform) fy = 400 Mpa

8/21/2012 Client. Bunawan File : - Time : Ari, W. αs : 40. L : 1.00 m ht : 0.30 m

n ,06 mm > 25 mm sehingga tulangan dipasang 1 lapis

Andini Paramita 2, Bagus Soebandono 3, Restu Faizah 4 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

DESAIN BALOK ELEMEN LENTUR SESUAI SNI

Mencari garis netral, yn. yn=1830x200x x900x x x900=372,73 mm

BAB V PENULANGAN ELEMEN VERTIKAL DAN HORIZONTAL

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB II STUDI PUSTAKA

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

PERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung (SNI ) dan tata cara perencanaan gempa

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pelat Pertemuan - 1

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

Desain Elemen Lentur Sesuai SNI

Yogyakarta, Juni Penyusun

xxv = Kekuatan momen nominal untuk lentur terhadap sumbu y untuk aksial tekan yang nol = Momen puntir arah y

BAB V DESAIN TULANGAN STRUKTUR

BAB II BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03

DAFTAR NOTASI. = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas penampang tiang pancang (mm²)

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL.. i. LEMBAR PENGESAHAN ii. KATA PENGANAR.. iii ABSTRAKSI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang... 1

= keliling dari pelat dan pondasi DAFTAR NOTASI. = tinggi balok tegangan beton persegi ekivalen. = luas penampang bruto dari beton

BAB I PENDAHULUAN. beton bertulang dituntut tidak hanya mampu memikul gaya tekan dan tarik saja, namun

DAFTAR NOTASI. A cp. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

Soal 2. b) Beban hidup : beban merata, w L = 45 kn/m beban terpusat, P L3 = 135 kn P1 P2 P3. B C D 3,8 m 3,8 m 3,8 m 3,8 m

Kata Kunci : beton, baja tulangan, panjang lewatan, Sikadur -31 CF Normal

Analisis Perilaku Struktur Pelat Datar ( Flat Plate ) Sebagai Struktur Rangka Tahan Gempa BAB III STUDI KASUS

L p. L r. L x L y L n. M c. M p. M g. M pr. M n M nc. M nx M ny M lx M ly M tx. xxi

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

DAFTAR NOTASI. Luas penampang tiang pancang (mm²). Luas tulangan tarik non prategang (mm²). Luas tulangan tekan non prategang (mm²).

BAB IV ANALISA STRUKTUR

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan

BAB V PONDASI DANGKAL

DAFTAR ISTILAH. Al = Luas total tulangan longitudinal yang memikul puntir

REVIEW DESAIN STRUKTUR GEDUNG CENTER FOR DEVELOPMENT OF ADVANCE SCIENCE AND TECHNOLOGY (CDAST) UNIVERSITAS JEMBER DENGAN KONSTRUKSI BAJA TAHAN GEMPA

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pelat Pertemuan - 2

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Permasalahan utama yang dihadapi dalam perencanaan gedung bertingkat tinggi

PERHITUNGAN VOIDED SLAB JOMBOR FLY OVER YOGYAKARTA Oleh : Ir. M. Noer Ilham, MT. [C]2008 :MNI-EC

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

Jl. Banyumas Wonosobo

BAB III LANDASAN TEORI. Dimensi, berat kendaraan, dan beban yang dimuat akan menimbulkan. dalam konfigurasi beban sumbu seperti gambar 3.

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR

BAB V ANALISIS PEMBEBANAN STRUKTUR. A. Spesifikasi Data Teknis Banguan

Perhitungan Penulangan Kolom Suatu kolom portal beton bertulang, yang juga berfungsi menahan beban lateral, dengan dimensi seperti gambar :

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

Struktur Balok-Rusuk (Joist) 9 BAB 3. ANALISIS DAN DESAIN Uraian Umum Tinjauan Terhadap Lentur 17

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

2.5.3 Dasar Teori Perhitungan Tulangan Torsi Balok... II Perhitungan Panjang Penyaluran... II Analisis dan Desain Kolom...

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERHOTELAN DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK) DI KOTA PADANG

BAB III LANDASAN TEORI. dibebani gaya tekan tertentu oleh mesin tekan.

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

BAB III METODOLOGI PEMBAHASAN. Adapun data-data yang didapat untuk melakukan perencanaan struktur. a. Gambar arsitektur (gambar potongan dan denah)

II. TINJAUAN PUSTAKA. rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain ( jalan

1.6 Tujuan Penulisan Tugas Akhir 4

D4 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Underpass berbentuk kotak Sumber:

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

HUBUNGAN BALOK KOLOM

Data data perencanaan: 1. Bentang jambatan : 2. Lebar jembatan : 3. Lebar trotoar : 4. Jarak gelegar memanjang : 5. Jenis lantai :

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB V PENULANGAN STRUKTUR

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

DAFTAR NOTASI BAB I β adalah faktor yang didefinisikan dalam SNI ps f c adalah kuat tekan beton yang diisyaratkan f y

Transkripsi:

BAB V PONDASI 5.1 Pendahuluan Pondasi yang akan dibahas adalah pondasi dangkal yang merupakan kelanjutan mata kuliah Pondasi dengan pembahasan khusus adalah penulangan dari plat pondasi. Pondasi dangkal disebut juga pondasi telapak yang berfungsi mendukung bangunan gedung bertingkat ringan pada tanah dengan daya dukung yang cukup baik. Di Indonesia pondasi ini biasanya diletakkan pada kedalaman 0,70m sampai 3,00m dibawah permukaan tanah. Jenis2 pondasi dangkal dan besarnya daya dukung tanah sudah dibahas pada mata kuliah Pondasi. Beberapa asumsi / anggapan yang berlaku pada pondasi umumnya adalah : Tanah dianggap sebagai lapisan yang elastis dan plat pondasi adalah lapisan yang kaku, sehingga tekanan tanah dapat dianggap terbagi rata atau berubah linear. Tegangan tanah yang digunakan untuk menghitung pondasi adalah tegangan tanah total dikurangi tegangan tanah akibat beban diatas pondasi ( plat pons dan tanah urugan ) 5.2 Dasar Teori Perilaku pondasi dapat dilihat dari mekanisme keruntuhan yang terjadi seperti pada gambar : penampang kritis Crack 45 PONDASI 5-1

Retak miring dapat terjadi pada daerah sekitar beban terpusat atau daerah kolom, disebabkan karena momen lentur yang terjadi pada daerah muka kolom. Hal ini memperjelas akan adanya penampang kritis ( SK SNI 3.8.4.2 ) dari muka kolom : d/2 untuk pondasi plat 2 arah ( two way actions) d untuk pondasi plat 1 arah ( one way actions ) Distribusi tegangan kontak ( Contact pressure ) P M P q = P / A e = M / P B e < 1/6 B e = 1/6 B e > 1/6 B PONDASI 5-2

Pada perencanaan pondasi dangkal ini ditinjau beberapa hal seperti : 1. Design terhadap lentur 2. Design terhadap Geser 3. Pemindahan gaya dan momen pada dasar kolom 4. Panjang penyaluran tulangan 5.3 Perencanaan Pondasi 5.3.1 Design Lentur Momen rencana adalah akibat gaya2 yang bekerja diseluruh luas pondasi pada satu sisi bidang vertical yang melalui pondasi. Bidang vertical terletak pada lokasi sbb ( SK SNI 3.8.4.2) o Pada muka kolom untuk pondasi plat telapak o Ditengah antara dinding tepid an tengah untuk pondasi yang memikul dinding o Ditengah antara tepi kolom dan tepi plat alas baja untuk kolom yang menggunakan plat dasar baja Distribusi tulangan pada plat pondasi segi empat 2 arah o Tulangan pada arah memanjang harus tersebar merata o Tulangan pada arah pendek, sebagian tulangan harus disebar merata pada jalur yang sama dengan panjang sisi pendek plat pondasi, yaitu : 2 tulangan pada lebar jalur ( β + 1 ) = tulangan pada lebar jalur β = H / B Sisa tulangan harus disebarkan diluar jalur tsb SNI 3.8.4.4 PONDASI 5-3

B B H 5.3.2 Design terhadap geser Kekuatan geser dari plat pondasi telapak terhadap beban terpusat ditentukan oleh kondisi seperti : One way action - Aksi Balok satu arah Two way action - Aksi Plat, dua arah. Ketebalan plat pondasi memberikan dukungan yang sangat besar pada kekuatan geser pondasi. Aksi Balok : SNI hal 49 Vc = 1/6 fc b w d > Vn ~ Vu / ø b w d = lebar plat pondasi = tinggi efektif Aksi Plat : SNI hal 50 Vc = ( 1 + 2 / β c ) (fc /6) b o d β c = sisi panjang / sisi pendek b o = keliling penampang kritis ( lokasi d/2) PONDASI 5-4

5.3.3 Pemindahan Gaya dan Momen pada dasar kolom Gaya terpusat dan momen lentur pada dasar kolom dipindahkan ke telapak pondasi dengan jalan menumpu pada beton dan tulangan, pasak/angker atau alat sambung mechanic. Tegangan tumpu didasar kolom adalah : fs = ø ( 0.85 fc ) dimana ø = 0,70 fb = 0.60 fc Tegangan tekan yang melampaui teg izin tumpu ini harus dipikul oleh angker /pasak atau tulangan memanjang. Luas tulangan minimum adalah 0,5% Ag, dan paling sedikit ada 4 tulangan yang melintang pertemuan kolom dan plat pondasi apabila tegangan tumpu tidak terlampaui. Ag adalah luas bruto penampang kolom. Tebal minimum pondasi umumnya > 150 mm untuk pondasi diatas tanah angker pasak H B PONDASI 5-5

5.3.4 Daya dukung dan penjangkaran Daya dukung kolom dan pondasi umumnya berbeda sesuai dengan mutu beton nya sesuai dengan SNI ( hal 32 ). Untuk Kolom : Ø Pn = Ø 0,85 fc A Untuk Pondasi : ( A 2 / A 1 ) < 2,0 Ø Pn = { ( A 2 / A 1 )} Ø 0,85 fc A Penjangkaran yang baik harus memenuhi panjang penyaluran sesuai dengan syarat yang ada seperti pada Kolom / Pondasi ldb = (d b f y ) / (4 f c ) > 0,04 d b f y 5.3.5 Langkah2 Perencanaan Pondasi Beberapa langkah sudah dibahas pada mata kuliah Pondasi dan pembahasan berikutnya adalah penulangan sesuai dengan SNI 1991. Tentukan tegangan izin tanah, boring atau penyelidikan tanah Tentukan gaya yang bekerja pada dasar kolom yang berasal dari struktur diatas pondasi yaitu beban tak berfaktor. Tentukan kombinasi yang menentukan. Tentukan luas pondasi dari beban kerja sesuai metode elastis. Tentukan gaya beban nominal dari beban berfaktor dan faktor reduksi kekuatan Ø serta intensitas beban rencana. Tentukan tebal pondasi dengan cara trial n error berdasarkan check geser dari syarat pondasi. One action ; Vc = 1/6 fc b w d > Vn ~ Vu / ø Two action : Vc = ( 1 + 2 / β c ) (fc /6) b o d PONDASI 5-6

Tentukan Luas tulangan berdasarkan Gaya dalam momen nominal Mn = Mu / Ø, dimana Ø = 0,8 pada bidang kritis pondasi. Tulangan minimum adalah 0,0018 b w d ( fy = 400 MPa ) atau 0,0025 b w d ( fy = 240 MPa ) Distribusi tulangan dalam kedua arah. Untuk pondasi persegi panjang, pada jalur pusat/inti adalah As 1 = ( 2 / ( β + 1 ) ) As total Diluar jalur pusat As 2 = As - As 1 Panjang penyaluran / penjangkaran tulangan Kekuatan Daya dukung kolom Pnb > Pu / Ø sedangkan pondasi Pnb = { ( A 2 / A 1 )} Ø 0,85 fc A { ( A 2 / A 1 )} < 2,0 5.4 Pondasi Telapak Bujur Sangkar Diketahui : 600 915 P Teg izin tanah 500kN/m2 γ tanah 21.1 kn/m2 γ beton 23.4 kn/m2 PDL = 1023 kn PLL = 756 kn P kolom = 1779 kn Dimensi kolom = b/h = 356 / 356 ( mm ) Fc ( kolom) = 37.91MPa Fc ( pons) = 20.68 MPa Fy = 413.7 MPa PONDASI 5-7

a. Tegangan izin tanah Tegangan ijin tanah lunak ( peraturan pembebanan ) 500 kn/m2 Metode ini untuk beban kerja ( tidak berfaktor ) b. Estimasi ukuran pondasi Beban tanah diatas pons = 0.915*21.1= 19.3065 kn/m2 Beban slab pons = 0.6*23.4= 14.04 kn/m2 Tegangan tanah = 500 ( 33.35) = 467 kn/m2 Luas pondasi Af = (P DL + P LL ) / 467 = 3.9 m 2 dicoba = 2m x 2m, Area = 4m2, I = 1/12 bh 3 = 1.3 m 4, W =1/6bh 2 =1.3m 3 c. Contact pressure Beban kolom =.356 2.915 23.4 = 2,714 kn Beban Slab =.6 x 2 2 x 23.4 = 56,600 kn Beban tanah =.915 x ( 2 2 -.356 2 ) x 21.1= 75,000 kn = 133,000 kn Contact pressure = ( 1702+133)/4 = 478 kn/m 2 < 500 kn/m 2 d. Intensitas beban rencana P u = 1.2 P DL + 1.6 P LL = 2597 kn q u = 649,- kn/m 2 = 650 kn/m 2 e. Design terhadap geser SNI - 49 h pons = 600 mm ( dicoba), d = 70 mm ( SK SNI), d = 530 mm One way actions Area = 2000 x 292 mm 2 Vn = ( q u A )/ Ø = 633 kn/m2 Vc = 1/6 fc b w d = 803 kn/m2 > 633 kn/m2 PONDASI 5-8

Two way actions Area = 2000 2 x 886 2 mm 2 Vn = ( q u A )/ Ø = 3483 kn/m2 Vc = 1 + ( 2/ ßc) x 1/6 ( fc ) bo d < 1/3 ( fc ) bo d ßc = 1, Kll bo = 4 * 886 Vc = 1/3 ( 20.68) ( 4*886) (530) = 2847 kn/m2 < 3483 kn/m2 Tebal pondasi diperbesar, d = 600 mm, h = 670 mm Vc = 1/3 ( fc ) bo d = 1/3 ( 20.68)(4*(356+600)(600) = 3478 kn/m2 Ξ 3483 kn/m2 OKAY f. Design terhadap lentur Panjang penampang kritis pd muka kolom, L = 2000/2-356/2 = 822 mm Mu = ½ q u L 2 = ½ 650.822 2 = 220 knm Mn = Mu / 0.8 = 275 knm { Mn/bd 2 } = ρ fy ( 1 0.588 ρ fy/fc ) 220 10 6 / ( 1000*600 2 ) = ρ 413.7 ( 1 -.588 ρ * 413.7/20.68 ) = 0.6111 = 413.7 ρ - 4866.3 ρ 2 4866.3 ρ 2-413.7 ρ + 0.6111 = 0 ρ 1,2 = { 413.7 + ( 413.7 2 4x 4866.3 x.6111) }/ (2x4866.3) ρ 1 =.0835 ; ρ 2 = 0.0015 use ρ min = 0.0018 ; As = ρ (1000 x 600 ) = 1080 mm2 digunakan D19 250, tulangan tekan D14 250 ( 616 mm2 ) ldb = (0.02 *A b f y ) / f c ) (faktor) > 0,06 d b f y faktor = 2 400/413.7 = 1.033, Ab( D19) = 284 mm2 ldb = 534 mm > 472 mm Panjang yang melalui muka kolom adalah : = 2000/2 356/2 70 = 752 mm > 534 mm ( OKAY ) {} PONDASI 5-9

g. Penjangkaran As min = 0.005 Ag =.005 356 2 = 634 mm2 Digunakan 4 D19 ( 4 * 284 = 1134 mm2 ) KOLOM ldb = (d b f y ) / (4 f c ) = PONDASI = 19 x 413.7 / ( 4x 37.91) = 319 mm > 0,04 d b f y =.04 x 19 x 413.7 = 314 mm ldb = (d b f y ) / (4 f c ) = = 19 x 413.7 / ( 4x.20.68 ) = 455 mm > 0,04 d b f y =.04 x 19 x 413.7 = 314 mm h. Daya dukung kolom SNI - 32 Pu = 2437.20 kn fc kolom = 37.91 MPa and fc pons = 20.68 MPa Daya dukung kolom ; Ø Pn Ø 0,85 fc A =.70 x.85 x 37.91 x 356 2 2882 kn > 2437.20 kn OK Daya dukung Pondasi ; Ø Pn { ( A 2 / A 1 )} = { ( 2000 2 / 356 2 )} = 5,- > 2.0 { (A 2 /A 1 )}Ø 0,85 fc A = 2x.70 x.85 x 20.68 x 356 2 3145 kn > 2437.20 kn OK PONDASI 5-10

600 D14-250 4D19 670 D19-250 2000 PONDASI 5-11

5.5 Pondasi Telapak 4 PERSEGI Diketahui : Pu Pu klm = 3425 kn Dimensi kolom = b/h = 350 / 450 ( mm ) Fc ( kolom) = 37.91MPa Fc ( pons) = 20.68 MPa Fy = 413.7 MPa h d/2 d 3000 450 4500 a. tegangan izin tanah Tegangan ijin tanah lunak, Metode ini untuk beban kerja b. Ukuran pondasi Diketahui dari pons 3000 x 4500 Beban Pu = 3425 kn Luas pondasi Af = 13.5 m 2 PONDASI 5-12

c. Contact pressure Hasil design pondasi, dengan tegangan < allowable stress d. Intensitas beban rencana P u = 3425 kn, Af = 13.5 m2 q u = 254,- kn/m 2 e. Design terhadap geser SNI - 49 h pons = 750 mm ( dicoba), d = 70 mm ( SK SNI), 20 mm untuk tulangan, maka d = 660 mm One way actions Area = 3.0 x 1.365 m 2 Vn = ( q u A )/ Ø = 1732 kn/m2 Vc = 1/6 fc b w d = 1500 kn/m2 < 1732 kn/m2 Dicoba d = 730 mm, maka L = 4500/2 450/2-730 = 1295 mm Vn = ( q u A )/ Ø = 254 * 1.295 * 3 /0.6 = 1647 kn/m2 Vc = 1/6 fc b w d = 1660 kn/m2 > 1647 kn/m2 d = 750 mm dan h = 800 mm.. OK Two way actions d = 750 mm, bo = ( 450+750+350+750 )*2 = 4600 mm A = ( 4,5*3) [ {.45+.75 } * {.35+.75} ] = 12.18 m 2 Vn = ( q u A )/ Ø = 5156 kn/m2 Vc = 1 + ( 2/ ßc) x 1/6 ( fc ) bo d < 1/3 ( fc ) bo d ßc = 4.5/3 = 1.5, Kll bo = 4600 mm Vc = 1/3 ( 20.68) ( 4600) (750) = 5230 kn > 5156 kn Tebal pondasi diperbesar, d = 750 mm.. OK PONDASI 5-13

f. Design terhadap lentur Panjang penampang kritis pd muka kolom, L = 4500/2-450/2 = 2025 mm Mu = ½ q u L 2 = ½ 254 2.025 2 = 521 knm Mn = Mu / 0.8 = 651 knm Trial error and check Assume (d-a/2) = 0.9 d = 675, so As = Mn / ( fy * jd ) = As = 2331 mm2 ; ρ 1 =.0031 digunakan D19 125 ( 2160 mm2) tulangan tekan D14 250 ( 616 mm2 ) check it ; a = As*fy / (.85fc b ) = 50.84 mm Mn = 647.61 knm Ξ 651 knm.. OK Distribusi tulangan Tulangan arah pendek 3000 mm ; ßc = 4.5/3 = 1.5 ; As1 / As = 2/ (ßc +1) = 2 / 2.5 total = 2160*4.5 = 9720 mm2 As1 = 2 / 2.5 * 9720 = 7776 mm2 / 3m = 2592 mm2 Untuk bentang 3m panjang (D19-100, As= 2850mm2) sisanya = 9720 7776 = 1944 mm2 / 1.5 m = 1296 mm2 untuk bentang 2 x.75m (D19-250, As= 1140 mm2) g. Panjang tulangan tarik ldb = (0.02 *A b f y ) / f c ) (faktor) > 0,06 d b f y faktor = 2 400/413.7 = 1.033, Ab( D19) = 284 mm2 ldb = 534 mm > 472 mm Panjang yang melalui muka kolom adalah : = 3000/2 350/2 70 = 1255mm > 534 mm ( OKAY ) PONDASI 5-14

h. Penjangkaran As min = 0.005 Ag =.005 350 450 = 708 mm2 Digunakan 4 D19 ( 4 * 284 = 1134 mm2 ) KOLOM ldb = (d b f y ) / (4 f c ) = PONDASI = 19 x 413.7 / ( 4x 37.91) = 319 mm > 0,04 d b f y =.04 x 19 x 413.7 = 314 mm ldb = (d b f y ) / (4 f c ) = = 19 x 413.7 / ( 4x.20.68 ) = 455 mm > 0,04 d b f y =.04 x 19 x 413.7 = 314 mm i. Daya dukung kolom SNI - 32 Pu = 3425 kn fc kolom = 37.91 MPa and fc pons = 20.68 MPa Daya dukung kolom ; Ø Pn Ø 0,85 fc A =.70 x.85 x 37.91 x 350 x 450 3582 kn > 3425 kn OK Daya dukung Pondasi ; Ø Pn { ( A 2 / A 1 )} = { ( 4.5x3 /.35x.45 )} = 9,- > 2.0 { (A 2 /A 1 )}Ø 0,85 fc A = 2x.70 x.85 x 20.68 x 350x450 3908 kn > 3425 kn OK PONDASI 5-15

D14-250 4D19 800 D19-100 D19-250 D19-125 2000 PONDASI 5-16