BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. (dalam Mangun, 2010:116.), membagi tiga ranah perilaku yang dapat dijadikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA

KONSEP OPTIK DAN PERAMBATAN CAHAYA. Irnin Agustina D.A,M.Pd.

Menurut Wina Sanjaya (2007 : ) mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dari metode inkuiri, yaitu :

SIFAT-SIFAT CAHAYA. 1. Cahaya Merambat Lurus

A. SIFAT-SIFAT CAHAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu

BAB II KAJIAN TEORI. masalah dengan menggunakan kemampuan berfikir kritis dan logis.

LAMPIRAN LAMPIRAN 48

Cahaya. Bab. Peta Konsep. Gambar 17.1 Pensil yang dicelupkan ke dalam air. Cermin datar. pada. Pemantulan cahaya. Cermin lengkung.

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke

STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pembelajaran IPA. menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

Gelombang Cahaya. Spektrum Gelombang Cahaya

Sifat-sifat gelombang elektromagnetik

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB II KAJIAN TEORI. Metode berasal dari Bahasa Yunani Methodos yang berarti cara atau jalan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

fisika CAHAYA DAN OPTIK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Negeri Sidorejo Lor 05 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam. Pengembang : Mimi Irawan

STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATA PELAJARAN IPA. Oleh Elsy Zuriyani, S.Si,M.Pd (Widiyaiswara BDK Palembang) Abstrak

CAHAYA. Kamu dapat menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. akibat. Tegak lurus.

PENDALAMAN MATERI CAHAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang guru SD yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya,

LAMPIRAN 1 (Pra Penelitian)

SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. CAHAYALATIHAN SOAL BAB 10. batu baterai. dinamo. lilin. aki

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar

Teori Belajar dan Pembelajaran Strategi Pembelajaran Inkuiri & Teori Gestalt STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI DAN TEORI GESTALT

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA

biasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias

DASAR-DASAR OPTIKA. Dr. Ida Hamidah, M.Si. Oleh: JPTM FPTK UPI Prodi Pend. IPA SPs UPI

4/FISIKA DASAR/LFD PEMBENTUKAN BAYANGAN OLEH CERMIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh

134 ISSN X. Edisi Khusus No. 2, Agustus 2011 ABSTRAK

O L E H : B H E K T I K U M O R O W AT I T R I W A H Y U N I W I N D Y S E T Y O R I N I M A R I A M A G D A L E N A T I T I S A N I N G R O H A N I

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

Elyas Narantika NIM

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Rasa Ingin tahu. a. Pengertian Rasa Ingin Tahu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Lampiran 1 Surat Keterangan Izin UJI Coba Instrumen dari kampus

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Teori Atom Mekanika Klasik

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Susi Ardiyanti, 2013

BAB II PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING KAITANYA DENGAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Lampiran 1 SURAT IZIN OBSERVASI DAN PENELITAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan oleh para ahli dalam mendeteksi keberhasilan dan tujuan. mengasuh peserta didik ke ranah kedewasaan.

BAB I PENDAHULUAN. IPA itu suatu cara atau metode mengamati Alam (Nash, 1963) maksudnya, membentuk suatu perspektif baru tentang objek yang diamati.

C E R M I N. Oleh: Anggi Budi Wirawan NIT: Akademi Pelayaran Niaga Semarang Desember

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MENGAPA PERLU PEMBELAJARAN TEMATIK?

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V DI SD NEGERI CIBOGO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LEVELS OF INQUIRY MODEL DAN KEMAMPUAN INKUIRI. guru dengan siswa dalam berinteraksi. Misalnya dalam model pembelajaran yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

SOAL EVALUASI SEBELUM VALIDITAS SOAL VALIDITAS

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Mengunakan Metode Inkuiri Pada Siswa Kelas V SDN No 1 Balukang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SIFAT DAN PERAMBATAN CAHAYA. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

ALAT OPTIK. Bagian-bagian Mata

Lampiran 1. Surat Ijin Uji Validitas Surat Ijin Melakukan Penelitian Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi

Disusun oleh : MIRA RESTUTI PENDIDIKAN FISIKA (RM)

OLIMPIADE SAINS NASIOANAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

KISI PLPG 2013 MATA PELAJARAN FISIKA

PEMBELAJARAN KONSTRUTIVIS, INKUIRI/DISKOVERI

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan alam adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam semesta dan segala isinya.

Gambar 3. 1 Ilustrasi pemantulan spekuler (kiri) dan pemantulan difuse (kanan)

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari kegiatan manusia, yang dalam Undang-Undang

3. Menganalisis berbagai besaran fisis pada gejala kuantum dan batas-batas berlakunya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsepkonsep

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

PERUBAHAN PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP BAYANGAN NYATA DAN BAYANGAN MAYA SETELAH MELAKUKAN KEGIATAN EKSPERIMEN FISIKA DASAR II TENTANG CERMIN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

LAMPIRAN 1 SOAL EVALUASI SEBELUM VALIDASI SOAL EVALUASI POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA

memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN I ( RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ) A. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I. : SMP Kristen Sendang Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. dari pembelajaran. Pembelajaran sains diharapkan pula memberikan

7.4 Alat-Alat Optik. A. Mata. Latihan 7.3

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

8 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. Kajian Teoretis 2.1.1 Hakekat Pemahaman Siswa Pemahaman dalam penelitian ini adalah jenjang kemampuan siswa sekolah dasar, dimana kemampuan siswa ada tahapannya. Menurut Bloom.dkk (dalam Mangun, 2010:116.), membagi tiga ranah perilaku yang dapat dijadikan acuan untuk merumuskan tujuan pengajaran dan untuk mengembangkan instumen penilaiannya.tiga ranah/ domain perilaku itu adalah perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik. 1) Ranah Kognitif Ranah kognitif adalah kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan dari tingkat rendah sampai tingkat tinggj yang terdiri dari: Ingatan (C-1), Pemahaman (C-2), Aplikasi (C-3), Analisa (C-4), Sintesa (C-5), dan Evaluasi (C-6). Menurut Arends (2008: 30) perilaku kognitif merupakan perilaku siswa dalam upaya mengenal dan memahami materi pelajaran. Lebih lanjut Arends (2008: 32-34) mengemukakan bahwa secara hierarkis, perilaku kognitif mencakup 6 tahapan kemampuan yakni: pengetahuan /knowledge, pemahaman/comprehension, penerapan/application, analisis/ analysis, sintesis dan evaluasi. 8

9 2) Ranah Afektif Ranah afektif adalah kemampuan yang berkaitan dengan perasaan, sikap, emosi, derajat, penerimaan, atau penolakan terhadap suatu objek. 3) Ranah Psikomotorik Ranah psikomotorik adalah kemampuan melakukan pekerjaan dengananggota badan (berkaitan dengan gerak fisik). Yang termasuk ranah psikomotorik adalah gerak fisik, kordinasi, dan kemampuan menggunakan area gerak motorik. Perkembangan dari kemampuan ini adalah menganjurkan latihan dan menekankan pada tahap-tahap diantaranya adalah kecepatan, frekwensi, jarak, prosedur, atau teknik dalam latihan. Pemahaman merupakan proses berpikir dan belajar. Dikatakan demikian karena untuk menuju ke arah pemahaman perlu diikuti dengan belajar dan berpikir. Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya mengerti benar dalam suatu hal. Pemahaman muncul dari hasil evaluasi dan refleksi diri sendiri (Wenning, 2006: 67). Pemahaman adalah suatu proses mental terjadinya adaptasi dan transformasi ilmu pengetahuan. Pemahaman merupakan landasan bagi siswa untuk membangun insight dan wisdom. Pemahaman merupakan indikator unjuk kerja yang siap direnungkan, dikritik, dan digunakan oleh orang lain. Pemahaman adalah tingkatan kemampuan yang mengharapkan seseorang mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini ia tidak hanya hapal secara verbalitas, tetapi

10 memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan, maka operasionalnya dapat membedakan, mengubah, mempersiapkan, menyajikan, mengatur, menginterpretasikan, menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh, memperkirakan, menentukan, dan mengambil keputusan. Pemahaman dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Karena itu belajar berarti harus mengerti secara mental makna dan filosofisnya, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa dapat memahami suatu situasi. Hal ini sangat penting bagi siswa yang belajar. Memahami maksudnya, menangkap maknanya, adalah tujuan akhir dari setiap belajar. Comprehension atau pemahaman memiliki arti yang sangat mendasar yang meletakkan bagian bagian belajar pada proporsinya. Tanpa itu, skill pengetahuan dan sikap tidak akan bermakna (Sardiman, 2011 : 42 43 ). 2.1.2 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Menurut Usman ( 2006 : 8 9 ) Usia siswa di Sekolah Dasar berkisar 6 12 tahun. Masa ini merupakan masa sekolah. Pada masa ini anak sudah matang untuk belajar atau sekolah. Disebut masa sekolah, karena dia telah menyelesaikan tahap para-sekolahnya yaitu taman kanak kanak. Psikologi kognitif menunjukkan bahwa memang anak sejak usia dini anak telah mampu mengembangkan kemampuan kognitifnya, tetapi dengan strategi yang berbeda dengan anak usia kelas 4,5 dan 6 SD. Perkembangan memori, bahasa, dan berpikir anak usia 6 8 tahun ditandai dengan segala sesuatu yang bersifat

11 konkrit. Pada usia sekitar 8 9 tahun anak dapat berpikir, berbahasa dan mengingat sesuai yang dipenuhnya bersifat abstrak dan memahami konsep abstrak tersebut. Karakteristik perkembangan pada siswa sekolah dasar dapat juga dilihat tahap tahap perkembangan kognitif menurut teori Piaget bahwa usia anak yang sekolah di sekolah dasar berkisar 6,0 atau 7,0 sampai dengan 11,0 atau 12,0 tahun. Usia 6,0 atau 7,0 tahun dalam teori Piaget masuk dalam kategori Preoperational periode dalam tahapan intuitive. Periode ini ditandai dengan dominasi pengamatan yang bersifat egosentrik ( belum memahami cara orang lain memandang objek yang sama ), seperti searah ( selancar ). 2.1.3 Hakikat Pembelajaran IPA di SD Pendidikan di SD disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental anak, artinya dengan tingkat kemampuan berfikir anak. Pikiran anak masih terbatas pada obyek di sekitar lingkungan. Pada tingkat ini anak dapat mengenal bagian-bagian dari benda-benda seperti berat, warna dan bentuknya. Kemampuan yang dikembangkan adalah menggolongkan dengan berbagai cara, menyusun dan merangkai berurutan, melakukan proses berfikir kebalikan, melakukan operasi matematika, seperti menambah, mengurangi dan mengalikan. Anak SD sudah mampu mengklasifikasikan bagian-bagian, struktur dan fungsi. Dia berfikir kebalikan misalnya merpati termasuk burung, burung itu bertelur maka anak dapat menyimpulkan bahwa merpati dapat

12 bertelur. Anak belum dapat berfikir abstrak tetapi ia dapat membuat hipotesis sederhana. Menurut Samatowa (2010:63) pembelajaran IPA dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivis dengan memperhatikan dan mempertimbangkan pengetahuan awal siswa yang mungkin diperoleh diluar sekolah. Mata Pelajaran IPA merupakan pengetahuan yang mendasar bagi siswa untuk memahami gejala-gejala alam yang sederhana dan memberi bekal pengetahuan dasar yang diperlukan bagai siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. IPA untuk SD diberikan sebagai mata pelajaran sejak di kelas III, sedangkan kelas I dan II diberikan secara terpadu pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. 2.1.4 Sifat-sifat Cahaya 2.1.4.1 Pengertian Cahaya Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380 750 mm.pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang tidak.cahaya adalah paket partikel yang disebut foton. Kedua definisi di atas adalah sifat yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan sehingga disebut "dualisme gelombang-partikel". Paket cahaya yang disebut spektrum kemudian dipersepsikan secara visual oleh indera penglihatan sebagai

13 warna. Studi mengenai cahaya dimulai dengan munculnya era optika klasik yang mempelajari besaran optik seperti: intensitas, frekuensi atau panjang gelombang, polarisasi dan fasa cahaya. Sifat-sifat cahaya dan interaksinya terhadap sekitar dilakukan dengan pendekatan paraksial geometris seperti refleksi dan refraksi, dan pendekatan sifat optik fisisnya yaitu: interferensi, difraksi, dispersi, polarisasi. Masingmasing studi optika klasik ini disebut dengan optika geometris dan optika fisis. Albert Einstein pada tahun 1926 membuat postulat berdasarkan efek fotolistrik, bahwa cahaya tersusun dari kuanta yang disebut foton yang mempunyai sifat dualitas yang sama. Karya Albert Einstein dan Max Planck mendapatkan penghargaan Nobel masing-masing pada tahun 1921 dan 1918 dan menjadi dasar teori kuantum mekanik yang dikembangkan oleh banyak ilmuwan, termasuk Werner Heisenberg, Niels Bohr, Erwin Schrödinger, Max Born, John von Neumann, Paul Dirac, Wolfgang Pauli, David Hilbert, Roy J. Glauber dan lain-lain. Era ini kemudian disebut era optika modern dan cahaya didefinisikan sebagai dualisme gelombang transversal elektromagnetik dan aliran partikel yang disebut foton. Pengembangan lebih lanjut terjadi pada tahun 1953 dengan ditemukannya sinar maser, dan sinar laser pada tahun 1960.Era optika modern tidak serta merta mengakhiri era optika klasik, tetapi memperkenalkan sifatsifat cahaya yang lain yaitu difusi dan hamburan.

14 2.1.4.2 Sifat-Sifat Cahaya Dapatkah kamu melihat benda-benda yang ada di sekelilingmu dalam keadaan gelap? Kamu tentu menjawab tidak dapat. Tahukah kamu mengapa kita hanya dapat melihat benda-benda ketika ada cahaya yang mengenai benda tersebut? Cahaya yang masuk melalui jendela kamarmu di pagi hari merambat lurus seperti terlihat pada gambar di awal bab. Merambat lurus merupakan salah satu sifat cahaya. Agar kamu mengetahui sifat-sifat cahaya lainnya, perhatikan uraian berikut ini. Benda-benda yang ada di sekitar kita dapat kita lihat apabila ada cahaya yang mengenai benda tersebut. Cahaya yang mengenai benda akan dipantulkan oleh benda ke mata sehingga benda tersebut dapat terlihat. Cahaya berasal dari sumber cahaya. Semua benda yang dapat memancarkan cahaya disebut sumber cahaya. Contoh sumber cahaya adalah matahari, lampu, senter, dan bintang. Cahaya memiliki sifat merambat lurus, menembus benda bening, dan dapat dipantulkan. 1. Cahaya Merambat Lurus Pernahkah kamu melihat cahaya matahari yang masuk melalui celahcelah atau jendela yang ada di rumahmu? Bagaimana arah rambatan cahaya tersebut? Cahaya yang masuk melalui celah-celah jendela merambat lurus Bagaimanakah cahaya itu bergerak, apakah merambat lurus atau berkelokkelok? Pernahkah kamu memperhatikan seberkas cahaya yang masuk pada sebuah lubang kecil di ruang yang relatif gelap? Bagaimanakah perambatan cahaya yang kamu lihat? Untuk membuktikan jawabanmu, Jika kamu

15 melakukan kegiatan tersebut dengan baik, cahaya akan keluar dari karton terakhir ketika lubang ketiga karton tersebut berada pada satu garis lurus. Hal ini membuktikan bahwa cahaya merambat lurus. Hal yang sama terjadi pada saat kamu melihat perambatan cahaya melalui lubang kecil di suatu ruang yang gelap. Jika sumber cahaya tersebut adalah Matahari, kamu akan melihat perbedaan arah rambat cahaya di ruang gelap tersebut ketika Matahari terbit sampai Matahari terbenam. Akibat cahaya merambat lurus, benda yang tidak tembus cahaya seperti buku, pohon, kertas, atau tubuh manusia akan membentuk bayangan apabila terkena cahaya. 2. Cahaya Menembus Benda Bening Mengapa kaca jendela rumahmu merupakan kaca yang bening? Bagaimana jika kaca tersebut ditutup dengan triplek atau kertas karton? Apakah cahaya matahari dapat masuk? Cahaya dapat masuk ke dalam rumahmu selain melalui celah-celah juga melalui kaca jendela yang ada di rumahmu. Kaca yang bening dapat ditembus oleh cahaya matahari. Apabila kamu menutup kaca jendela rumahmu dengan menggunakan karton maka cahaya tidak dapat masuk ke dalam rumahmu. Hal ini menunjukkan bahwa cahaya hanya dapat menembus benda yang bening. 3. Sifat-sifat Cahaya Apabila Mengenai Cermin Datar dan Cermin Lengkung (Cekung dan Cembung) Sifat-sifat cahaya yang dihasilkan oleh cermin tentunya berbeda-beda sesuai dengan bentuk permukaan cermin tersebut. Berdasarkan permukaannya,

16 cermin dikelompokkan menjadi tiga, yaitu cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung. Cermin datar adalah cermin yang permukaan pantulnya datar. Contohnya cermin yang ada di meja rias. Cermin cekung adalah cermin yang pemukaan pantulnya berupa cekungan. Cekungan ini seperti bagian dalam dari bola. Contohnya bagian dalam lampu senter dan lampu mobil. Cermin cembung adalah cermin yang permukaan pantulnya berupa cembungan. Cembungan ini seperti bagian luar suatu bola. Contohnya spion pada mobil dan motor. a. Sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar Hampir setiap hari tentunya kamu berkaca di depan cermin yang ada di kamarmu. Untuk mengetahui sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cemin datar, Dari kegiatan yang kamu lakukan tersebut, kita dapat mengetahui sifatsifa bayangan yang dibentuk oleh cermin datar. Sifat-sifat tersebut adalah sebagai berikut. 1) Bayangan benda tegak dan semu. Bayangan semu adalah bayangan yang dapat kita lihat dalam cermin, tetapi di tempat bayangan tersebut tidak terdapat cahaya pantul. 2) Besar dan tinggi bayangan sama dengan besar dan tinggi benda sebenarnya. 3) Jarak benda dengan cermin sama dengan jarak bayangannya. 4) Bagian kiri pada bayangan merupakan bagian kanan pada benda dan sebaliknya.

17 b. Sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin cekung Cahaya pada lampu mobil danlampu senter menggunakan cermin cekung.bagaimanakan sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung? Semua sinar yang datang sejajar sumbu utama (O) akan dipantulkan kembali melalui titik fokus. Jadi, sinar pantul akan berkumpul/berpotongan di satu titik yaitu titik fokus. c. Sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin cembung Dalam kehidupan sehari-hari kita jumpai benda yang menggunakan cermin cembung, yaitu cermin pada kaca spion kendaraan bermotor baik mobil ataupun motor. Pada kendaraan bermotor, kaca spionnya menggunakan cermin cembung dengan tujuan agar pengemudi lebih mudah mengendarai kendaraannya, ketika melihat kendaraan dan benda lain yang ada di belakangnya. Apabila kamu memperhatikan kendaraan yang ada di belakang motor atau mobil yang sedang kamu naiki maka bayangan mobil di cermin terlihat lebih kecil dari aslinya. 2.1.5 Pengertian Metode Pembelajaran Inkuiri Metode pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Metode mengajar merupakan salah

18 satu komponen yang harus ada dalam kegiatan pembelajaran. Pada dasarnya metode mengajar ini merupakan cara atau teknik yang digunakan oleh guru dalam melakukan interaksi dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam kegiatan pembelajaran. Pada dasarnya metode mengajar ini merupakan cara atau teknik yang digunakan oleh guru dalam melakukan interaksi dengan peserta didik pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Menurut Ahmad Fatirul (2008: 112) prinsip-prinsip yang berkaitan dengan faktor perkembangan kemampuan peserta didik diantaranya adalah: (a) Metode mengajar harus memungkinkan dapat membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik lebih jauh terhadap materi pelajaran (curriostory). (b) Metode mengajar harus memungkinkan dapat memberikan peluang untuk berekspresi yang kreatif dalam aspek seni. (c) Metode mengajar harus memungkinkan peserta didik belajar melalui pemecahan masalah. (d) Metode mengajar harus memungkinkan peserta didik untuk selalu ingin menguji kebenaran sesuatu (sikap skeptis). (e) Metode mengajar harus memungkinkan peserta didik untuk melakukan sendiri penemuan (berinkury) terhadap sesuatu topik permasalahan. (f) Metode mengajar harus memungkinkan peserta didik untuk belajar secara mandiri (independent study). (g) Metode mengajar harus memungkinkan peserta didik untuk belajar secara bekerja sama (cooperative learning). (h)

19 Metode mengajar harus memungkinkan peserta didik untuk lebih termotivasi dalam belajarnya. Peserta didik diprogramkan agar selalu aktif secara mental maupun fisik. Materi yang disajikan guru bukan begitu saja diberikan dan diterima oleh peserta didik tetapi diusahakan sedemikian rupa sehingga mereka memperoleh berbagai pengalaman dalam rangka menemukan sendiri konsep-konsep yang direncanakan oleh. Menurut Hamzah ( 2008 : 31 ) Model ini dapat juga mengajarkan siswa untuk dapat menerima atau menghargai orang lain terhadap suatu masalah yang bertentangan dengan sikap yang ada pada dirinya. Sanjaya (2007:196) menjelaskan ciri utama strategi pembelajaran inkuiri sebagai berikut: (a) Strategi Inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. (b) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self believe). Dengan demikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Oleh sebab itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri. (c) Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.

20 Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal, namun sebaliknya siswa akan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran. Sanjaya (2007:197) mengemukakan bahwa metode pembelajaran inkuiri akan efektif apabila dilakukan hal-hal berikut ini. 1) Guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang ingin dipecahkan. Dengan demikian dalam strategi inkuiri penguasaan materi pelajaran bukan sebagai tujuan utama pembelajaran, akan tetapi yang lebih dipentingkan adalah proses belajar. 2) Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep yang sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian. 3) Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu 4) Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemauan dan kemampuan berpikir. Strategi inkuiri akan kurang berhasil diterapkan kepada siswa yang kurang memiliki kemampuan untuk berpikir. 5) Jika jumlah siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh guru.

21 6) Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa. 2.1.6 Prinsip-Prinsip Penggunaan Metode Pembelajaran Inkuiri Sanjaya (2007:199) menjelaskan bahwa dalam penggunaan metode Pembelajaran Inkuiri terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru, yakni: 1) Berorientasi pada Pengembangan Intelektual Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, strategi pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. 2) Prinsip Interaksi Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi antara siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. 3) Prinsip Bertanya Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan Strategi Pembelajaran Inkuiri adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir.

22 4) Prinsip Belajar untuk Berpikir Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal. Belajar yang hanya cenderung memanfaatkan otak kiri, misalnya dengan memaksa anak untuk berpikir logis dan rasional, akan membuat anak dalam posisi kering dan hampa. 5) Prinsip Keterbukaan Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala sesuatu mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya. 2.1.7 Langkah-Langkah Pelaksanaan Metode Pembelajaran Inkuiri Sanjaya (2007: 201) menjelaskan bahwa secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

23 1) Orientasi Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini adalah: a) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa. b) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan. c) Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa. 2) Merumuskan Masalah Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa akan memiliki motivasi belajar yang tinggi manakala dilibatkan dalam merumuskan masalah yang hendak dikaji. Dengan demikian, guru sebaiknya tidak merumuskan sendiri masalah pembelajaran, guru hanya memberikan topik yang akan dipelajari, sedangkan bagaimana rumusan masalah yang sesuai dengan topik yang telah

24 ditentukan sebaiknya diserahkan kepada siswa. Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti. Artinya guru perlu mendorong agar siswa dapat merumuskan masalah yang menurut guru jawaban sebenarnya sudah ada, tinggal siswa mencari dan mendapatkan jawabannya secara pasti. Konsep-konsep dalam masalah adalah konsepkonsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa. 3) Merumuskan Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir. Potensi berpikir itu dimulai dari kemampuan setiap individu untuk membuktikan tebakannya, maka ia akan sampai pada posisi yang bisa mendorong untuk berpikir lebih lanjut. 4) Mengumpulkan Data Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. 5) Menguji Hipotesis Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.

25 6) Merumuskan Kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasrkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran. 2.1.8 Keunggulan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Inkuiri Sanjaya (2007 : 208) menjelaskan bahwa metode pembelajaran inkuiri memiliki keunggulan dan kelemahan. Adapun keunggulan metode pembelajaran inquiri sebagai berikut. 1) Metode pembelajaran inkuiri merupakan metode pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna. 2) Metode pembelajaran inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. 3) Metode pembelajaran inkuiri merpakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. 4) Keuntungan lain adalah metode pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

26 Di samping memiliki keunggulan, metode Pembelajaran Inkuiri juga mempunyai kelemahan, di antaranya: 1) Jika metode pembelajaran inkuiri digunakan sebagai metode pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa. 2) Metode ini sulit dalam merencakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar. 3) Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan. 4) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka metode Pembelajaran Inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru. 2.2. Kajian Penelitian Yang Relevan Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan saya lakukan antara lain : 1. Siti Masnawi, dalam skripsinya yang berjudul Meningkatkan Hasil Belajar Tentang Sifat Sifat air Dalam Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Inkuiri pada Siswa Kelas III SDN 10 Kabila tahun 2010. Dalam kesimpulan penelitiannya dinyatakan bahwa penggunaan metode Inquiri sangat cocok untuk pembelajaran Sifat Sifat Air di kelas III SDN 10 Kabila. Hal ini ditunjukkan

27 oleh peningkatan jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas rata rata mencapai 87 %. 2. Indah Siatin, dalam skripsinya yang berjudul Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Konsep Pengaruh Perubahan Lingkungan Fisik Terhadap Daratan Pada Siswa Kelas IV SDN Bumiayu 3 Malang Tahun 2011. Dalam kesimpulan penelitiannya dinyatakan bahwa Penerapan Metode Inkuiri sangat cocok untuk pembelajaran Pengaruh Perubahan Lingkungan Fisik Terhadap Daratan Pada Siswa Kelas IV SDN Bumiayu 3 Malang. Hal ini ditunjukkan oleh hasil ketuntasan klasikal 93,3 % dari kenaikan nilai rata rata siswa 90. Jadi dengan melihat hasil kesimpulan dari beberapa skripsi yang relevan maka metode Inkuri dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA tentang Sifat Sifat Cahaya di Kelas V SDN 16 Paguyaman. 2.3. Hipotesis Tindakan Adapun hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah Jika guru menggunakan metode inkuiri maka pemahaman siswa tentang konsep sifat sifat cahaya di kelas V SDN 16 Paguyaman meningkat. 2.4. Indikator Keberhasilan Jika pemahaman siswa telah mencapai 80% dari jumlah siswa kelas V maka indikator kinerja pada mata pelajaran IPA tentang konsep sifat-sifat cahaya berhasil.