Tingkat Pendapatan Kelurahan Pendapatan Petambak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Luas Masing-Masing Kelurahan di Kawasan Tambak Kecamatan Benowo, Tahun 2008 Sumber : Hasil Analisa, 2010

fungsi jalan, harga lahan, pertumbuhan penduduk, kepadatan penduduk dan ketersediaan sarana prasarana. C uste s r te I Cluster II

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PREVIEW II ARAHAN PENGENDALIAN ALIH FUNGSI DAERAH RESAPAN AIR MENJADI LAHAN TERBANGUN DI KECAMATAN LEMBANG, BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Peran Pemerintah dalam Perlindungan Penataan Ruang

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya

PENGARUH PERKEMBANGAN PERMUKIMAN TERHADAP DINAMIKA HARGA LAHAN DI SURABAYA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Penataan Ruang sebagai suatu sistem proses perencanaan tata ruang,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pengelolaan Sampah. Pedoman.

STRATEGI UMUM DAN STRATEGI IMPLEMENTASI PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA Lokasi Kecamatan /Wilayah

RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) IBUKOTA KECAMATAN TALANG KELAPA DAN SEKITARNYA

Pengendalian pemanfaatan ruang

Pengendalian Konversi Lahan Pertanian Pangan Menjadi Non Pertanian Berdasarkan Preferensi Petani di Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan

Rencana Umum Tata Ruang Kota yang telah ditetapkan;

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

TATA RUANG KABUPATEN BANDUNG PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Arahan Pengendalian Alih Fungsi Daerah Resapan Air Menjadi Lahan Terbangun di Kecamatan Lembang, Bandung

KAJIAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN AKIBAT PENGARUH PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR SELATAN KOTA SALATIGA

REVITALISASI KEHUTANAN

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. terdapat beberapa kesimpulan sebagai berikut :

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya Di Kelurahan Tambak Wedi

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

Disampaikan oleh: DR. Dadang Rukmana

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terdahulu, dapat diambil kesimpulan-kesimpulan selama penelitian dilakukan.

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SEWA DAN RUMAH KOST

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN IZIN GANGGUAN DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

PENYUSUNAN STANDAR TEKNIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Rencana Struktur Tata Ruang Kawasan Perkotaan Metropolitan. Skala peta = 1: Jangka waktu perencanaan = 20 tahun

SIDANG UJIAN TUGAS AKHIR

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: C-52

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan sebesar 1,49 % pada tahun Badan Pusat Statistik (BPS,

PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN

Pengelompokkan Kategori Berdasarkan Karakteristik Ruas Jalan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. sebuah permasalahan penataan ruang yang hampir dihadapi oleh semua

Pengendalian Konversi Lahan Pertanian sebagai Upaya Sinergis Program Lumbung Pangan Nasional di Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan

Implikasi dan Implementasi UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang di Provinsi Jawa Timur

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. A. Upaya yang Dilakukan Pemerintah dan Masyarakat dalam Mencegah dan. Menanggulangi Pencemaran Air Akibat Limbah Industri Rumahan sesuai

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH

HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

Terjaganya fungsi lindung kawasan

PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 14 TAHUN 2009 TENTANG

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Tugas Akhir PW Dosen Pembimbing : Ir. Heru Purwadio, MSP

PENGELOLAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 1 TAHUN 2010

Arahan Optimalisasi RTH Publik Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

d. ketentuan tentang prosedur perubahan perizinan dari satu kegiatan menjadi kegiatan lain

Rencana Tata Ruang Wilayah kota yang mengatur Rencana Struktur dan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 132, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444).

BAB VI OPTIMALISASI PENGENDALIAN PENTAAN RUANG DALAM RANGKA PERUBAHAN FUNGSI LAHAN SAWAH IRIGASI TEKNIS DI KAWASAN PANTURA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap negara memiliki sistem perencanaan pembangunan

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN TAHUN

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Permukiman Kumuh Kelurahan Ploso

Pengembangan Pantai Utara Jakarta dalam Review Perpres 54/2008 tentang Penataan Ruang Jabodetabekpunjur

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH

Pokok-Pokok Substansi PERATURAN PEMERINTAH NO 24 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengarahan KISI-KISI PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN CIPTA KARYA

KELEMBAGAAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DI DAERAH

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya Bab VIII

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI

BAB 5 PENUTUP 5.1 Temuan Studi

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN BREBES TAHUN ANGGARAN 2010 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 1 TAHUN 2010

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Penentuan Nilai Insentif dan Disinsentif Pada Pajak Bumi dan Bangunan Sebagai Instrumen Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian di Sidoarjo

RETRIBUSI JASA USAHA 2011 PERDA KOTA PONTIANAK NO.1,LD.2011/NO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN 2012

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG MELALUI INSTRUMEN INSENTIF DAN DISINSENTIF PADA KAWASAN PARIWISATA PESISIR DI PANTAI AMAHAMI DAN NI U

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

Kelurahan Sememi, Kandangan dan Klakah Rejo memiliki fungsi jalan arteri sekunder. Dominasi kegiatan : Perdagangan, permukiman. Kelurahan Tambak Osowilangon memiliki fungsi jalan kolektor sekunder dan lingkungan. Dominasi kegiatan : Pertambakan, permukiman. Pengembangan infrastruktur jalan yang diizinkan hanya untuk mendukung kegiatan pertanian Melakukan dan menerapkan zoning regulasi terhadap perkembangan setiap kegiatan di sepanjang jalan terutama mekanisme perizinan Insentif berupa keringanan pajak untuk penggunaan lahan pertanian di sekitar jalan Penerapan zoning regulasi sebagai instrumen untuk mengarahkan kegiatan yang sesuai berdasarkan RTR. Pengenaan sanksi yang tegas dan berkekuatan hukum bagi pelaku perubahan fungsi lahan yang tidak sesuai dengan izin perencanaan dan pembangunan yang telah dikeluarkan Menjaga fungsi jalan arteri dengan mengembangkan jalur samping (frontage road) (Kriteria Pemanfaatan Ruang Arteri) Fungsi Jalan Pengembangan jalur samping (frontage road) Pengaturan kegiatan apa saja yang diperbolehkan di sepanjang jalan utama dengan zoning regulasi Mekanisme perizinan yang ketat dan sanksi tegas Tidak diperbolehkan adanya pembangunan jalan baru di kawasan tambak kecuali pendukung kegiatan pertambakan

Peningkatan pendapatan para petambak tidak sama di masing-masing kelurahan. Untuk Kelurahan T.Osowilangon mengalami pengembangan pendapatan tertinggi dalam waktu 4 thn terakhir. Kelurahan Sememi T.Osowilangon Klakah Rejo Kandangan Pendapatan Petambak Rp.425.000,00 Rp.800.000,00 Rp.775.000,00 Rp.425.000,00 Mekanisme disinsentif kepada para petambak dalam mempertahankan lahan tambak Insentif terhadap program yang mendukung kegiatan yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Pengembangan ekonomi rakyat guna mempertahankan lahannya sebagai konservasi Peningkatan produksi perikanan dengan teknologi Pengembangan Infrastruktur oleh pemerintah untuk menfasilitasi para petambak Pengenalan produksi perikanan melalui event event Pengembangan industri olahan hasil produksi perikanan yang bisa meningkatkan pendapatan masyrakat sekitar Tingkat Pendapatan Peningkatan hasil produksi perikanan Perayaan Panen Raya setiap kegiatan panen dilakukan Pembenahan infrastruktur pendukung perikanan seperti TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Insentif pajak penghasilan khusus untuk para petambak di Kawasan tambak Kecamatana Benowo Pengembangan industri pengolahan hasil perikanan

kelurahan memiliki peningkatan nilai lahan yang paling tinggi yaitu kelurahan Sememi yaitu sebesar Rp.750.000 kelurahan Kandangan tidak mengalami peningkatan nilai lahan yang signifikan Kebijakan pemerintah Kelurahan Harga Lahan Sememi 750.000 T.Osowilangon 625.000 Klakah Rejo 650.000 Kandangan 400.000 Penanggulangan spekulasi harga lahan dengan kebijakan pemerintah Mekanisme Pemberian Kompensasi High and Low Property Tax Zoning yaitu dengan penerapan pajak dan retribusi yang tinggi Pengenaan pajak progresif (Mekanisme Insentif Pasal 35 UU No.26 Tahun 2007) Melindungi lahan konservasi dengan mengembangkan pajak lahan (Land Tax) dan pengenaan betterment tax. Penerapan Land Consolidation terhadap lahan yang dilindungi Penerapan insentif kebijakan-kebijakan nilai lahan untuk menghindari adanya spekulasi harga lahan yang ada di pasar Nilai Lahan menentukan harga lahan terutama di kawasan tambak

kelurahan Sememi memiliki laju pertumbuhan penduduk paling tinggi dibandingkan dengan kelurahan lainnya yaitu sebesar 983 jiwa dalam waktu 4 tahun. tingginya angka kelahiran dan rendahnya angka kematian terutama di daerah pertambakan. Pelibatan peran serta masyarakat dalam proses pengendalian perubahan peggunaan lahan Pengendalian yang dapat dilakukan berupa peningkatan pengawasan terhadap pemanfaatan ruang kawasan, termasuk pemberian informasi atau laporan pelaksanaan pemanfaatan ruang Penerapan zoning regulation untuk menentukan dimana letak kawasan khusus permukiman Peningkatan kesadaran masyarakat dengan sosialisasi kepada masyarakat tentang pengertian, dampak dan sanksi perubahan penggunaan lahan Pengetatan pengawasan dan perijinan untuk menghindari penetrasi kegiatan permukiman Pertumbuhan Penduduk Sosialisasi program-program kesehatan sebagai penghambat peningkatan jumlah kelahiran di kawasan pertambakan. Mendorong masyarakat di kawasan pertambakan untuk bertempat tinggal di luar kawasan pertambakan Mendorong peran aktif masyarakat dengan sosialisasi serta melibatkan masyarakat Peningkatan pengawasan dan pengetatan ijin Pengenaan sanksi dan pengawasan terhadap perkembangan kegiatan

Kelurahan Sememi ini memiliki tingkat urbanisasi yang paling tinggi dibandingkan kelurahan lainnya yaitu sebesar 706 jiwa Ketidakmerataan pembangunan di Kecamatan Benowo, sehingga penduduk terkonsentrasi di sepanjang jalan utama. Upaya pengawasan dan penertiban terhadap perubahan penggunaan lahan (Mekanisme Pemantauan Pemanfaatan Ruang). Pelibatan peran serta masyarakat dalam sosialisasi pengendalian lahan Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dan pengawasan dalam pengendalian perubahan lahan Meningkatkan partisipasi masyarakat baik masyarakat lokal maupun pendatang Dengan upaya pemerataan pembangunan pada kawasan di sekitar Kota Surabaya sehingga aktivitas perdagangan dan jasa tidak terpusat Tingkat Urbanisasi Penduduk yang datang dari luar daerah kawasan penelitian diperbolehkan tinggal dengan ketentuan tidak diperkenankan bertempat tinggal di kawasan yang diperuntukkan untuk kawasan pertambakan. Proses perizinan yang ketat oleh RT, RW setempat bagi para pekerja industri Pelibatan masyrakat pendatang dan masyarakat sekitar dalam penyusunan Rencana Tata Ruang terkait dengan arahan pengendalian lahan tambak di Kecamatan Benowo

Kelurahan Sememi merupakan kelurahan yang memiliki prosentase peningkatan jumlah sambungan air bersih tertinggi yaitu sebesar 0,67 % Belum ada upaya disinsentif terhadap penyediaan air untuk membatasi perubahan lahan akibat faktor ini Pembangunan infrastruktur pada kawasan budidaya hanya terbatas sebagai pendukung kegiatan budidaya tersebut Mekanisme Disinsentif dalam Pasal 35 UU No. 26 Tahun 2007, pembatasan penyediaan infrastruktur pada kawasan yang peruntukkan lahannya tidak sesuai dengan kebijakan pemerintah, Penertiban kegiatan/aktivitas penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang dan sanksi yang tegas bagi pelakunya (Mekanisme Penertiban). penerapan disinsentif berupa pemberian syarat teknis kepada pembangunan infrastruktur lebih ketat penerapan disinsentif yaitu tidak melakukan penambahan infrastruktur yang tidak menunjang berkembangnya kegiatan yang diarahkan Ketersediaan Air Mekanisme Perizinan oleh PDAM terkait dengan perizinan sambungan air bersih di kawasan tambak ini dengan di awasi oleh pemerintah Untuk kawasan di sepanjang jalan Pakal-Kandangan, dilakukan pembatasan jumlah sambungan air bersih Penertiban dan sanksi yang tegas terhadap setiap pelanggaran yang terjadi Penerapan mekanisme disinsentif berupa pembatasan dalam penyediaan infrastruktur terkait biaya maupun retribusi BACK

Kesimpulan Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di kawasan pertambakan berdasarkan hasil analisis skoring berupa kuisioner antara lain adalah : fungsi jalan, tingkat pendapatan, nilai lahan, pertumbuhan penduduk, tingkat urbanisasi dan ketersediaan air. Arahan pengendalian yang dapat diterapkan untuk kawasan pertambakan di Kecamatan Benowo dirumuskan berdasarkan faktorfaktor penyebabnya. Arahan disusun dengan teknik triangulasi berdasarkan fakta empiri, teori dan studi kasus. Arahan pengendalian di kawasan tambak terdiri dari zoning regulasi, insentif disinsentif, mekanisme penertiban dan perizinan. BACK

TERIMA KASIH