BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dalam hidupnya mengalami perkembangan dalam serangkaian

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. secara terus-menerus, dan berkesinambungan. Proses penuan ini akan. sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan farmakologis dan psikoterapeutik sudah sedemikian maju. Gejalagejala

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

BAB I PENDAHULUAN. periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia atau lansia

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. tahun Data WHO juga memperkirakan 75% populasi lansia di dunia pada. tahun 2025 berada di negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. terapi lingkungan untuk pasien dengan depresi yaitu Plant therapy di mana tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang. menurun. Menurut World Health Organization (WHO) lansia

BAB I PENDAHULUAN. Lansia yang berhenti bekerja, umumnya menderita post power. syndrome, kehilangan kepercayaan diri karena berkurangnya peran

Arifal Aris Dosen Prodi S1 keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan dan kerusakan banyak sel-sel syaraf, sehingga lansia seringkali

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu kejadian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

I. PENDAHULUAN. lain. Keadaan tersebut sangat berpotensi menimbulkan masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. mengindikasikan bahwa jumlah penduduk lanjut usia (lansia) dari tahun ke. baik dari segi kualitas maupun kuantitas (Stanley, 2006).

BAB I PENDAHULUHAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Usia lanjut adalah suatu proses yang tidak dapat dihindari

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan secara terus menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI DESA MANDONG TRUCUK KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. usia tua di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan usia harapan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses menua adalah sebuah proses yang mengubah orang dewasa sehat menjadi

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN. Seseorang mulai memasuki tahap lanjut usia dimulai saat memasuki usia 60

BAB I PENDAHULUAN. dan berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkakan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam

Sedeangkan jumlah lansia Sumatera Barat pada tahun 2013 sebanyak 37,3795 jiwa

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya (Padila, 2013). Pada tahun 2012, UHH penduduk dunia rata rata

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penuaan merupakan proses normal perubahan yang berhubungan dengan waktu,

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung. Keluarga mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. menandakan jumlah lansia dari tahun ke tahun akan bertambah. Di negara maju

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan warga lansia terbesar di seluruh dunia pada tahun yaitu

HUBUNGAN ANTARA STATUS INTERAKSI SOSIAL DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA DARMA BHAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. umur harapan hidup tahun (Nugroho, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. lansia. Semua individu mengikuti pola perkemban gan dengan pasti. Setiap masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat alamiah dan normal terjadi pada setiap manusia. Setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. membuatnya depresi. Depresi menjadi masalah kesehatan jiwa yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun. Pada tahun 2010, diprediksi jumlah lansia sebesar 23,9 juta jiwa dengan

BAB I PENDAHULUAN. psikologis, sosial, dan ekonomi Menurut (BKKBN 2006). WHO dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. tercatat paling pesat di dunia dalam kurun waktu Pada tahun 1980

BAB 1 PENDAHULUAN. terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduknya. Hal ini

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapi. sebagai persepsi individu mengenai keberfungsian mereka di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) [2], usia lanjut dibagi

BAB I PENDAHULUAN. Batasan lansia yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau World

BAB I PENDAHULUAN. Studi penelitian yang dilakukan oleh lembaga demokrafi Universitas

BAB 1 PENDAHULUAN. lansia di Indonesia yang berusia 60 tahun ke atas sekitar 7,56%. Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan

STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

BAB I PENDAHULUAN di prediksikan jumlah lansia akan mengalami peningkatan sebesar 28,8 juta

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR JENIS KELAMIN DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI DESA LUWANG, GATAK, SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan menjadi 3 yakni young old (70-75 tahun), old ( laporan PBB, populasi lansia meningkat sebesar dua kali lipat hanya

Pendekatan Umum Menuju Pemulihan

BAB I PENDAHULUAN. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Di dunia, stroke

BAB I PENDAHULUAN. yaitu lanjut usia yang berusia antara tahun, danfase senium yaitu lanjut usia

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL THEODORA MAKASSAR

kehidupan yaitu anak, dewasa, dan tua. Seseorang yang melewati fase dewasa usia 60 tahun ke atas dalam kehidupannya dikatakan sebagai lanjut usia.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan. Seseorang yang usia lanjut akan mengalami adanya perubahan yang. pada remaja, menstruasi dan menopause pada wanita

I. PENDAHULUAN. (Nugroho, 2008). Lanjut usia bukanlah suatu penyakit. Lanjut usia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Orang tua merupakan sosok yang paling terdekat dengan anak. Baik Ibu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bermakna pada beberapa dekade terakhir ini. Peningkatan tersebut adalah 45,7 tahun

BAB I PENDAHULUAN. wajar akan dialami semua orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya

BAB I PENDAHULUAN. jiwa (satu dari 10 orang berusia lebih dari 60 tahun) dan pada tahun 2025 jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang maksimal. Setelah itu tubuh manusia menyusut dikarenakan berkurangnya jumlah sel-sel yang ada dalam tubuh. Sebagai akibatnya, tubuh juga akan mengalami penurunan fungsi secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan fungsi normalitas sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi serta memperbaiki kerusakan yang diderita (Maryam, Ekasari, Rosidawati, Jubaedi & Batubara, 2008). Menua atau menjadi tua suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia dan tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis, maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutuh, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerak lambat, dan figur tubuh yang tidak proporsional (Nugroho, 2008). Proses menua secara linier dapat digambarkan melalui tiga tahap, yaitu kelemahan (impairment), keterbatasan (disability) dan keterlambatan atau ketidakmampuan (handicap) yang akan dialami bersamaan dengan proses 1

kemunduran. Gambaran fungsi tubuh pada lansia mengenai kekuatan atau tenaga menurun sebesar 88%, fungsi penglihatan menurun 72%, kelenturan tubuh sebesar 64%, daya ingat sebesar 61%, daya pendengaran sebesar 67%, dan bidang seksual sebesar 86%. Menghadapi berbagai keterbatasan fisik, psikis dan sosial tersebut mereka membutuhkan bantuan dan perhatian dari orang lain untuk mencapai rasa tentram, nyaman, kehangatan dan perlakuan yang layak dari lingkungannya. Lansia dengan ketergantungan tinggi akan mengalami gangguan sensori yang menyebabkan ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar dan dapat menimbulkan permasalahan tersendiri bagi lansia (Nugroho, 2000 dalam Murtutik & Dewi). Pada usia lanjut banyak persoalan hidup yang dihadapi oleh lansia. Akibat dari proses menua sering terjadi masalah seperti krisis ekonomi karena lansia sudah tidak dapat bekerja secara optimal, tidak punya keluarga atau sebatang kara, merasa kehilangan teman, tidak adanya teman sebaya yang bisa diajak bicara, merasa tidak berguna, sering marah dan tidak sabaran, kurang mampu berpikir dan berbicara, merasa kehilangan peran dalam keluarga, mudah tersinggung dan merasa tidak berdaya. Kondisi seperti ini dapat memicu terjadinya depresi pada lansia (Tamher & Noorkasiani, 2009 dalam Siboro & Rusdi, 2012). Permasalahan yang terjadi pada usia lanjut adalah kekurangan kemampuan dalam beradaptasi secara psikologis terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya, lansia tinggal di panti membuat konflik antara 2

integritas, pemuasaan hidup dan keputusan karena kehilangan dukungan sosial yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk memelihara dan mempertahankan kepuasaan hidup sehingga mudah terjadi depresi pada lansia (Aspiani, 2014). Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan sedih dan gejala penyertaannya, termasuk perubahan pola tidur, perubahan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, rasa bersalah, harga diri rendah, kemurungan, kelesuan, ketidakgairahan hidup, perasaan tidak berguna dan gagasan bunuh diri (Aspiani, 2014). Depresi merupakan kondisi umum yang terjadi pada lansia dan alasan terjadinya kondisi ini dapat dilihat pada saat mengkaji kondisi sosial, kejadian hidup, dan masalah fisik pada lansia. Depresi juga merupakan gangguan dalam perasaan (mood) yang ditanda dengan kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan, sehingga tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas. Keperibadian seseorang masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian atau Spliting of Personality) prilaku dapat terganggu namun masih dalam keadaan normal (Hawari, 2011). Depresi pada lansia ditandai oleh ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian dan keluhan hilang memori, lansia yang depresi berbicara dengan lambat, Setelah lama terdiam, hanya menggunakan beberapa kata dan nada suara rendah serta menoton. Banyak yang lebih suka duduk sendirian dan berdiam diri. Lansia yang depresi dapat mengabaikan kebersihan dan penampilan diri mereka, 3

serta selalu merasa khawatir, cemas dan memiliki perasaan tidak berarti dan bersalah dalam hidupnya (Davison, Neale & Kring, 2004). Faktor depresi pada lansia dapat disebabkan antara lain, lansia yang ditinggalkan oleh semua anak-anaknya karena masing-masing sudah membentuk keluarga, berhenti dari pekerjaan (pensiun) sehingga kontak dengan teman kerja terputus atau berkurang, mundurnya dari berbagai kegiatan (akibat jarang bertemu dengan banyak orang), ditinggalkan oleh orang yang dicintai misalnya pasangan hidup, saudara, sahabat dan lainlain. Kesepian akan sangat dirasakan oleh lansia yang hidup sendirian tanpa anak, kondisi kesehatan rendah, penurunan fungsi tubuh, tingkat pendidikan rendah, masalah sosial ekonomi dan rasa percaya diri rendah dan beberapa penyebab tersebut bisa timbul depersi (Aspiani, 2014). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan prevalensi depresi pada masyarakat dunia adalah 3%, penelitian di Eropa dan Amerika Serikat memperkirakan bahwa 9-26% perempuan dan 5-12% laki-laki pernah menderita penyakit depresi yang gawat dalam kehidupanya dan WHO juga memperkirakan pada tahun 2020, depresi akan menjadi penyebab penyakit kedua terbanyak didunia setelah penyakit kardiovaskuler (Hariyanto, 2010 dalam Maulida, 2012). Populasi umum menurut WHO depresi adalah penyakit umum yang merupakan salah satu penyebab utama kecacatan di seluruh dunia yang diperkirakan sekitar 350 juta orang yang terkena dampak dan paling buruk depresi dapat menyebabkan bunuh diri, orang yang bunuh diri diperkirakan mencapai 1 4

juta kematian per tahun. Data menyebutkan bahwa depresi merupakan penyebab utama bunuh diri. World Health Organization (WHO) dalam jangka beberapa tahun terakhir ini jumlah penduduk dunia yang sudah lanjut usia mengalami peningkatan yakni pada tahun 2010 penduduk lansia mencapai 350 juta jiwa dan yang mengalami depresi sekitar 20%. Sedangkan pada tahun 2011 jumlah penduduk dunia yang sudah lanjut usia hanya sekitar 250 juta jiwa dan yang mengalami depresi sekitar 19%. Sementara pada tahun 2012 penduduk lansia mencapai 680 juta jiwa dan yang mengalami depresi sekitar 32%. Perkembang lansia sangat dirasakan oleh negara-negara berkembang dibanding dengan negara-negara maju di dunia (Ishak, 2013 dalam Firdawati & Riyadi, 2014). Menurut data yang dikeluarkan oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia bahwa jumlah lansia yang ada di Indonesia tiap tahun mengalami peningkatan. Survei yang dilakukan Persatuan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa (PDSKJ) pada tahun 2007 menyebutkan sekitar 94% masyarakat Indonesia mengalami depresi dari mulai tingkat ringan hingga paling berat (Susanto, 2007 dalam Maulidia, 2012). Pada tahun 2008 berjumlah 9.5 juta jiwa dan yang mengalami depresi sekitar 20%. Tahun 2009 berjumlah 11,3 juta jiwa dan mengalami depresi sekitar 18%, memasuki tahun 2010 lansia berjumlah 17,2 juta jiwa. Pada tahun 2011 lansia mencapai 19,5 juta jiwa dan yang mengalami depresi sekitar 32% (Ishak, 2013 dalam Firdawati & Riyadi, 2014). Menurut data dari Analisis Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010 Sumatera Utara, jumlah lansia yang tinggal di perkotaan sebanyak 346.673 (5,43%) dan 5

jumlah lansia yang tinggal di pedesaan sebanyak 419.149 (6,35%). Jumlah keseluruhan yang tinggal di perkotaan dan pedesaan sebesar 765.822 (5,90%) (Badan Pusat Statistik, 2010). Data hasil penelitian ditemukan bahwa lansia mengalami depresi ringan (64,0%), depresi sedang (22,0%), depresi berat (14,0%), yang dilakukan oleh Rezki, Murtiani & Ilyas di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Nabaji Gowa Makassar Tahun 2014. Hasil penelitian ditemukan bahwa lansia mengalami depresi (60%) dan yang tidak mengalami depresi (40%), yang dilakukan oleh Muna, Arwani & Purmono di Panti Werda Pelkris Pengayoman Kota Semarang Tahun 2003. Hasil penelitian ditemukan bahwa lansia depresi ringan (30,9%), depersi sedang (25,2%), depresi berat (8,9%) sisanya tidak mengalami depresi (35,0%), yang dilakukan oleh Siahaan di Unit Pelayanan Terpadu Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai Tahun 2013. Berdasarkan hal diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai tingkat depresi pada lansia di Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera Suka Makmur Kec. Sibolangit Tahun 2015. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran tingkat depresi pada lansia di Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera Suka Makmur Kecamatan Sibolangit Tahun 2015? 6

1.3 Tujuan Penelitian Mengidentifikasi gambaran tingkat depresi pada lansia di Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera Suka Makmur Kecamatan Sibolangit Tahun 2015. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Pelayanan Kesehatan Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan terbaik pada lansia dengan depresi sebagai bagian dari evidence base practice (bukti praktik dasar). 1.4.2 Bagi Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera Suka Makmur Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan informasi pendukung dalam memberikan pelayanan kesehatan atau keperawatan dan memberikan dukungan baik secara emosional dan moral kepada lansia terkait dengan depresi pada lansia. 1.4.2 Bagi Penelitian Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi data dasar, bagi mahasiswa Fakultas Keperawatan USU atau penelitian yang tertarik untuk meneliti tentang depresi pada lansia dalam ruang lingkup yang luas. 7