FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL THEODORA MAKASSAR
|
|
- Ivan Hermanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL THEODORA MAKASSAR Bunga Anton 1, Nursalim 2, Sri Purnama Rauf 3 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3 Poltekkes Kemenkes Makassar ABSTRAK adalah suatu jenis ganguan alam perasaan atau emosi yang di sertai komponen psikologi: anoreksia, konstipasi,kulit lembab (rasa dingin) tekana darah dan denyut nadi menurun. adalah salah satu bentuk ganguan jiwa pada alam perasaan (efektif,mood). Gejala-gejala depresi ini sering berhubungan dengan penyesuaian yang terhambat terhadap kehilangan dalam hidup dan stressor. Hubungan stres dan kejadian depresi pada lansia seringkali melibatkan dukungan sosial, dukungan keluarga, dan dukungan emosional yang cukup tersedia sehingga dapat digunakan lansia dalam menghadapi stressor. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian depresi pada lansia di Panti sosial Theodora Makassar. Jenis penelitian yang dipakai adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional study. Populasi pada penelitian ini adalah semua lansia yang tinggal di Panti sosial Theodora Makassar sebanyak 30 orang lansia dengan jumlah sampel yang diteliti adalah seluruh populasi (total sampling). Data diperoleh dengan menggunakan lembar kuisoner. Data dianalis menggunakan program komputerisasi dengan =0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kejadian depresi pada lansia adalah stress =0,035,dukungan keluarga =0,047 dan kondisi fisik =0,013. Pada lansia faktor stress, kondisi fisik dan dukungan keluarga sangat berpengaruh terhadap kejadian depresi. Oleh karena itu faktor-faktor tersebut dapat menjadi perhatian khusus pada lansia untuk mengatasi kejadian depresi pada lansia. Kata kunci :, stres, dukungan keluarga, kondisi fisik PENDAHULUAN Salah satu indikator keberhasilan pembangunan nasional adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk di Indonesia. Hal ini akan dapat menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia semakin meningkat dari tahun ke tahun( Aryani,2009). Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2009, Di perkirakan mulai tahun 2010 akan terjadi ledakan jumlah penduduk lanjut usia. Hasil prediksi menunjukkan bahwa persentase penduduk lanjut usia akan mencapai 9,77 persen dari total penduduk pada tahun 2010 dan menjadi 11,34 persen pada tahun Penduduk lanjut usia dua tahun terakhir di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta jiwa dan meningkat menjadi juta jiwa, jumlah ini termasuk terbesar ke empat setelah China, India dan Jepang.(Azizah,2011) pada lanjut usia terus menjadi masalah kesehatan mental yang serius, meskipun perkembangan pengobatan farmakologis dan psikoterapeutik sudah sedemikian maju. Gejala-gejala depresi ini sering berhubungan dengan penyesuaian yang terhambat terhadap kehilangan dalam hidup dan stressor. Stressor pencetus seperti pensiun yang terpaksa, kematian pasangan, kemunduran kesehatan karena penyakit fisik, kedudukan sosial, penghasilan dan rumah tinggal akan mempengaruhi rasa aman lansia sehingga menyebabkan depresi. (Aryani,2008) pada lansia dimanifestasikan dengan adanya keluhan merasa tidak berharga, sedih yang berlebihan, murung, tidak bersemangat, merasa kosong, tidak ada harapan, menuduh diri, ide-ide pikiran bunuh diri dan pemeliharaan diri yang kurang bahkan penelantaran diri. Hubungan stres dan kejadian depresi pada lansia seringkali melibatkan dukungan sosial, dukungan keluarga, dan dukungan emosional yang cukup tersedia sehingga dapat digunakan lansia dalam menghadapi stressor.(hidayat A.A.A 2008). Prevalensi depresi pada lansia sangat tinggi, sekitar % lansia yang menjalani rawat jalan mengalami depresi. Angka ini meningkat menjadi % pada lansia 550
2 dengan penyakit kronis dan perawatan lama yang mengalami depresi. menyerang % lansia 65 tahun keatas yang tinggal dikeluarga dan angka depresi meningkat secara drastis pada lansia yang tinggal diinstitusi, dengan sekitar 50% penghuni perawatan jangka panjang memiliki gejala depresi ringan sampai sedang. Meskipun depresi banyak terjadi di kalangan lansia, depresi ini sering di diagnosis salah atau diabaikan. Rata-rata % lanjut usia yang mengunjungi dokter atau tempat pelayanan kesehatan adalah mereka dengan depresi yang acapkali tidak terdeteksi karena lansia lebih banyak memfokuskan pada keluhan badaniah yang sebetulnya adalah penyerta dari gangguan emosi.(hawari,d,2008) Berdasarkan data yang di peroleh peneliti di panti sosial Theodora Makassar bahwa pada tahun 2009 terdapat 50 orang dan ada 18 orang (35%) lansia yang menderita depresi. Pada tahun 2010 terdapat 40 orang dan 14 orang (35%) lansia yang menderita depresi. Pada tahun 2011 terdapat 40 orang dan 20 orang lansia (50%) lansia yang menderita depresi. Sedangkan untuk tahun 2012 dari bulan Januari sampai Desember terdapat 25 orang dan 21orang (84%) lansia yang menderita depresi. Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh lansia tersebut, maka peneliti penting untuk melakukan penelitian mengenai Faktorfaktor yang berhubungan dengan kejadian depresi pada lansia di Panti sosial Theodora Makassar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian depresi pada lansia di Panti sosial Theodora Makassar. BAHAN DAN METODE Lokasi, populasi, dan sampel Jenis penelitian yang dipakai adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional study. Populasi pada penelitian ini adalah semua lansia yang tinggal di Panti sosial Theodora Makassar sebanyak 30 orang lansia dengan jumlah sampel yang diteliti adalah seluruh populasi (total sampling). Populasi pada penelitian ini adalah semua lansia yang tinggal atau terdaftar pada bulan November sampai Desember 2012 di Panti sosial Theodora Makassar. Besarnya populasi adalah 30 orang lansia. Penentuan sampel dalam penelitian ini berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh peneliti sebanyak 30 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah Total sampling mengambil anggota populasi semua menjadi sampel. Pengumpulan data dan pengolahan data Data primer diperoleh melalui kuesioner yang di dapatkan langsung dari responden. Data sekunder diperoleh dari pencatatan di Panti sosial Theodora makassar. Data ini digunakan sebagai data pelengkap untuk data primer yang berhubungan dengan masalah yang diteliti yang diperoleh dari tempat penelitian, yaitu bagian rekam medic Puskesmas Liukang Tupabbiring Pangkep. Pengolahan data dilakukan dengan : 1. Editing Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isi kuesioner apakah kuesioner suda diisi dengan lengkap, jelas jawaban dari responden, relevan jawaban dengan pertanyaan. ( Agus Rianto, 2010). 2. Koding Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka/bilangan. ( Agus Rianto, 2010). 3. Tabulasi Setelah data terkumpul dan tersusun selanjutnya dapat dikelompokkan ke dalam ke dalam suatu tabel menurut itemitem yang sesuai dengan tujuan penelitian. Analisis Data Untuk memudahkan analisis data maka data dikelompokkan ke dalam tabel kerja, kemudian data dianalisis secara statistik analitik melalui perhitungan persentasi dan hasil perhitungan jumlah. a. Analisis Univariat Untuk mengetahui dan memperlihatkan distribusi frekuensi, ukuran tendensi sentral atau grafik serta persentase dari tiap variabel yang diteliti. b. Analisis Bivariat Untuk mengetahui interaksi 2 variabel yaitu hubungan tiap variabel independen dan variabel dependen yang diuji dengan uji Chi-Square dengan tingkat kemaknaan p<α (0,05). Uji statistik dengan menggunakan komputer program SPSS versi 16,0. HASIL PENELITIAN Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Dukungan Keluarga Dukungan Keluarga n (%) Baik 22 73,3 Kurang 8 26,7 Dari tabel 1 hasil pengamatan menunjukkan dari 30 responden yang diteliti sebanyak 22 responden (73,3%) dengan dukungan keluarga yang baik dan 8 responden (26,7%) dengan dukungan keluarga yang kurang. 551
3 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Kondisi Fisik Kondisi Fisik n (%) Baik 19 63,3 Kurang 11 36,7 Dari Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa sebanyak 19 responden (63,3%) yang memiliki kondisi fisik baik dan 11 responden (36,7%) yang memiliki kondisi fisik kurang. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Kejadian Kejadian n (%) Tidak 14 46,7 Ringan 13 43,3 Berat 3 10 Dari tabel 3 diatas menunjukkan bahwa sebanyak 14 responden (46,7%) yang tidak depresi, 13 responden (43,3%) yang depresi ringan dan 3 responden (10%) yang depresi berat. Tabel 4. Hubungan Antara Faktor Stres Dengan Kejadian Kejadian depresi Faktor Stres Tidak depresi Ringan Berat Jumlah Tidak ada gejala stress 11 36,7 7 23, Ada gejala stress p = 0,035 adalah 0.035, oleh karena p α, maka dapat hubungan antara faktor stress dengan kejadian Tabel. 5 Hubungan Antara Faktor Dukungan Keluarga Dengan Kejadian Faktor Kejadian depresi Dukungan Tidak Jumlah Keluarga Ringan berat Baik 13 43,3 8 26,7 1 3, ,3 Kurang 1 3,4 5 16,6 2 6,7 8 26,7 p = 0,047 adalah 0.047, oleh karena p α, maka dapat hubungan antara faktor dukungan keluarga dengan kejadian Tabel 6. Hubungan Antara Faktor Kondisi Fisik Dengan Kejadian Faktor Kejadian depresi jumlah Kondisi Fisik Tidak depresi ringan Berat Baik , ,3 Kurang 2 6, ,7 p = 0,013 adalah 0.013, oleh karena p α, maka dapat hubungan antara faktor kondisi fisik dengan kejadian depresi PEMBAHASAN 1. Hubungan Faktor Stres dengan Kejadian Stress merupakan salah faktor terhadap kejadian depresi pada lansia. Bentuk stressor bisa berasal dari dalam diri seseorang ataupun dari luar (lingkungan). Dari hasil penelitian pada tabel 4 didapatkan bahwa dari faktor stress pada responden sebagian berada dalam kondisi depresi. Dan dari hasil Uji Chi-Square Test nilai yang dipakai adalah nilai Pearson Chi Square dimana nilai signifikan yang diperoleh adalah 0.035, oleh karena p α, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara faktor stress dengan kejadian Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ayu Fitri (2011) pada Panti Werda Sosial Pucang Gading Semarang yang mengatakan bahwa ada hubungan antara stress dengan kejadian depresi. Hal ini memperkuat penilitian ini dikarenakan pada respoden merasakan masalah-masalah yang bisa membuat responden menjadi depresi. Hal-hal yang bisa mempengaruhi sehingga responden megalami depresi antara lain yaitu nafsu makan dan berat badan menurun, sulit konsentrasi dan daya ingat menurun. Hal ini sejalan dengan teori menurut Milner (2011) dalam Tamher-Noorkasiani, tentang stress dan koping yang mengatakan stres itu dikaitkan kejadian eksternal serta situasi lingkungan yang membebani kemampuan adaptasi individu, terutama beban emosional dan 552
4 kejiwaan; sedangkan koping adalah cara berpikir dan bereaksi yang ditujukan untuk mengatasi beban atau transaksi yang menyakitkan itu ( stressor ). 2. Hubungan Faktor Dukungan Keluarga Dengan Kejadian Keluarga berperan penting dalam mencegah terhadap kejadian depresi pada lansia. Kunjungan keluarga pada lansia yang ditinggal di panti-panti sosil dapat mengurangi depresi pada lansia. Dari hasil penelitian pada tabel 5 didapatkan bahwa dari faktor dukungan keluarga pada responden sebagian berada dalam kondisi depresi. Dan dari hasil Uji Chi-Square Test Square dimana nilai signifikan yang diperoleh adalah 0.047, oleh karena p α, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara faktor dukungan keluarga dengan kejadian Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Conny Oktizulvia (2010) pada lansia di Wilayah Kelurahan Parupak Tabing Kota Tangah Padang yang mengatakan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kejadian depresi. Dengan demikian penelitain tersebut memperkuat hasil penelitin yang dilakukan dikarenakan pada respoden mengatakan jarang dikunjungi oleh keluarga dan kalaupun dikunjungi tidak dalam waktu yang lama. Sehingga responden merasa kurang mendapat perhatian dan kurang dihargai selama berada di panti. Hal ini sejalan dengan teori menurut Samiun (2006) mengatakan salah satu kebutuhan manusia adalah kebutuhan mencintai dicintai, rasa aman, dan terlindung, keinginan untuk dihargai dan dihormati. Jika seseorang kehilangan orang yang dicintai, maka akan menyebabkan orang itu mengalami kesedihan yang mendalam, kekecewaan, rasa bersalah dan seterusnya yang pada akhirnya orang itu akan jatuh dalam depresi. 3. Hubungan Faktor Kondisi Fisik dengan Kejadian Salah satu faktor yang munculnya depresi pada lansia adalah kondisi fisik. Semakin bertambahnya usia maka secara fisiologis fungsi tubuh mulai menurun. Hal ini dapat dilihat dari kondisi fisik pada lansia seperti daya ingat yang kurang, penglihatan menurun, tangan dan kaki yang mulai gemetar dan lain sebagainya termasuk kondisi fisik yang menurun akibat suatu penyakit yang diderita.. Dari hasil penelitian pada tabel 6 didapatkan bahwa kondisi fisik pada responden sebagian berada dalam kondisi depresi. Dan dari hasil Uji Chi-Square Test nilai yang dipakai adalah nilai Pearson Chi Square dimana nilai signifikan yang diperoleh adalah 0.013, oleh karena p α, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara faktor dukungan keluarga dengan kejadian Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ayu Fitri (2011) pada Panti Werda Sosial Pucang Gading Semarang yang mengatakan bahwa ada hubungan antara kondisi fisik dengan kejadian depresi. Sehingga dari penelitian tersebut memperkuat hasil penelitian yang dilakukan dimana ditemukan bahwa respoden masuk pada kategori umur eldery dan old, sehingga kondisi fisik ini dapat mempengaruhi segala aktivitasnya dan lansia merasa tidak bisa berbuat apaapa selama berada di panti. Sebagian responden kadang hanya diam, komunikasi yang kurang baik dengan perawat ataupun dengan lansia lainnya dan kebanyakan hanya baring ditempat tidurnya. Apabila hal ini berlanjut maka lansia akan mengalami depresi yang berat. Hal ini sejalan dengan teori menurut (Nugroho,2009) yang mengemukakan tentang perubahan-perubahan fisiologis pada lansia yang membagi atasi tiga yaitu perubahan fisik, perubahan mental dan perubahan psikososial. Perubahanperubahan fisik atau kondisi fisik yang terjadi pada lansia secara fisiologis akan berkurang fungsinya. Perubahan fisik ini meliputi perubahan sel tubuh, sistem persyarafan, sistem pendengaran, sistem penglihatan, sistem kardiovaskuler, sistem pernapasan, sistem pencernaan, sistem perkemihan, sistem endokrin, sistem integument dan sistem musculoskeletal. Adapun perubahan-perubahan tersebut bisa menjadi salah pencetus terjadinya depresi pada lansia jika lansia tidak menerima kondisinya saat ini. Lansia akan merasa kurang harga diri, merasa tidak dihargai dan merasa tidak berguna lagi. Sehingga lansia bisa mengalami depresi yang berat akibat dari ketidaksiapan terhadap perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada dirinya. Dari hasil penelitian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa pada lansia faktor stress, kondisi fisik dan dukungan keluarga sangat berpengaruh terhadap kejadian depresi. Oleh karena itu faktorfaktor tersebut dapat menjadi perhatian khusus pada lansia untuk mengatasi 553
5 kejadian depresi pada lansia. Dengan demikian hasil penelitian dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya. KESIMPULAN 1. Dari hasil penelitian diperoleh hasil sebagaian lansia berada pada tingkat depresi ringan dan lebih banyak lansia yang tidak depresi. 2. Dari hasil penelitian diperoleh ada hubungan antara faktor stress dengan kejadian depresi pada lansia di Panti Sosial Theodora Makassar. 3. Dari hasil penelitian diperoleh ada hubungan antara faktor dukungan keluarga dengan kejadian depresi pada lansia di Panti Sosial Theodora Makassar. 4. Dari hasil penelitian diperoleh ada hubungan antara faktor kondisi fisik dengan kejadian depresi pada lansia di Panti Sosial Theodora Makassar. SARAN 1. Bagi institusi Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman dan acuan dalam memberikan asuhan keperawatan bagi klien depresi pada lansia. 2. Bagi Instansi Diharapkan penelitian ini sebagai bahan informasi untuk tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan keperawatan. 3. Bagi Peneliti Berikutnya Diharapkan bagi peneliti berikutnya dapat menggunakan metode penelitian yang lain agar dapat memperoleh hasil yang lebih optimal lagi. DAFTAR PUSTAKA Aryani, (2008), Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pada Lansia Di Desa Mandong Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten, Universitas Muhammadiyah, Surakarta. Azizah L.M., (2011), Keperawatan Lanjut Usia, Graha Ilmu, Yogyakarta. BPS, (2012), Data Kependudukan Indonesia, Diakses 30 Maret Brunner dan Suddar, (2001), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol 2, Edisi 8. EGC, Jakarta Dwi V & Fitrah., (2010), Memahami Kesehatan pada lansia, Trans Info Media, Jakarta. Hawari D., (2008), Manajemen stress cemas dan depresi, Balai Penerbit FKUI, Jakarta. Hidayat A.A.A., (2008), Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah, Salemba Medika,Jakarta. Hidayat A.A.A., (2009), Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data, Salemba Medika, Jakarta. Nursalam.,(2011) Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta. Nugroho W., (2009), Keperawatan Gerontik, EGC, Jakarta Rasmun, (2004), Stres, Koping dan Adaptasi ( Teori & Pohon Masalah keperawatan ), Sagung Seto, Jakarta. Setiati,Harimurti dan roosheroe, (2006), Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Mutia Medika, Jakarta Stanly and Bare, ( 2007), Keperawatan Gerontik dan Geriatrik.EGC, Jakarta Tamher S., & Noorkasiani, (2009), Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan, Salemba Jakarta. Teddy Hidayat, (2008), Perawatan Lanjut Usia, EGC, Jakarta. 554
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI DESA MANDONG TRUCUK KLATEN
1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI DESA MANDONG TRUCUK KLATEN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagai persyaratan meraih derajat Sarjana Keperawatan Disusun Oleh : ATIK ARYANI J 210
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciSTUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA
STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA Suryono Dosen Akper Pamenang Pare Kediri Proses menua yang dialami lansia mengakibatkan berbagai perubahan fisik, mental, dan emosional seiring dengan bertambahnya usia.
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014
PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengobatan farmakologis dan psikoterapeutik sudah sedemikian maju. Gejalagejala
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Depresi merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Depresi merupakan masalah psikologis yang banyak terjadi pada lanjut usia. Masalah tersebut ditandai dengan perasaan sedih mendalam yang berdampak pada gangguan interaksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dua miliar pada tahun 2050 (WHO, 2013). perkiraan prevalensi gangguan kecemasan pada lanjut usia, mulai dari 3,2 %
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini, jumlah lanjut usia di atas 60tahun lebih dari 800 juta. proyeksi menunjukkan bahwa angka ini akan meningkat menjadi lebih dari dua miliar pada tahun
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Fadhil Al Mahdi STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin *korespondensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terapi lingkungan untuk pasien dengan depresi yaitu Plant therapy di mana tujuan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terapi lingkungan merupakan salah satu bentuk upaya kuratif yang dapat dilakukan untuk membantu proses penyembuhan penyakit karena lingkungan berkaitan erat dengan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV. SULAWESI SELATAN Beatris F. Lintin 1. Dahrianis 2. H. Muh. Nur 3 1 Stikes Nani Hasanuddin
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KETIDAKTERATURAN SIKLUS HAID PADA MAHASISWI PRODI D III KEBIDANAN TINGKAT II STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KETIDAKTERATURAN SIKLUS HAID PADA MAHASISWI PRODI D III KEBIDANAN TINGKAT II STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN Nur Aini Rahmawati 1), Siti Komariyatun 2) Abstrak : Haid adalah perdarahan
Lebih terperinciPOLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN
POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN Efitri Novalina Siboro*, Iwan Rusdi ** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU ** Dosen Departemen Keperawatan Jiwa dan Komunitas
Lebih terperinciMEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG
MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG Asri Rahmawati, Arena Lestari, Ferry Setiawan ABSTRAK Salah satu penyakit yang menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki siklus hidup yang terus berjalan dari waktu ke waktu dan usia lanjut merupakan tahap akhir dari siklus tersebut yang merupakan kenyataan nyata yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat, juga dapat diukur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuatnya depresi. Depresi menjadi masalah kesehatan jiwa yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang pasti akan mengalami kesulitan hidup, terkadang hal tersebut menjadi penyebab beberapa orang mengalami putus asa dan membuatnya depresi. Depresi menjadi
Lebih terperinciANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR
ANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR Sarnita 1, Yasir haskas 2 1 STIKES Nani Hasanuddin 2 STIKES Nani Hasanuddin ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia sejak lahir dibagi dalam beberapa masa, yaitu masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa serta masa lansia. Keberhasilan pemerintah dalam
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI Iwan Permana, Anita Nurhayati Iwantatat73@gmail.com
Lebih terperinciStudy Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi
Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi Oleh : Nurul Hidayah, S.Kep.Ns ABSTRAK Latar belakang : Diabetes mellitus adalah penyakit kronis
Lebih terperinciISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014
HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA TAMPAN PROVINSI RIAU TAHUN 2014 ALINI Dosen STIKes Tuanku
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015
ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015 Fatma Abd Manaf 1, Andi ayumar 1, Suradi Efendi 1 1 School od Health
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes adalah suatu penyakit kronis yang terjadi akibat kurangnya produksi insulin oleh pankreas atau keadaan dimana tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi gangguan metabolisme glukosa dan lipid, disertai oleh
Lebih terperinci71 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) PENDAHULUAN
HUBUNGAN TUGAS DAN LINGKUNGAN DENGAN STRESS KERJA PADA PERAWAT RAWAT INAP Gita Fajrianti (STIKes Abdi Nusa Pangkalpinang) ABSTRAK Stress kerja pada perawat dapat mengakibatkan mudah terserang penyakit,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk lansia semakin meningkat dari tahun ke tahun diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai
Lebih terperinciPriyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK
PERBEDAAN TINGKAT STRES PADA LANSIA YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA DI DESA TEBON KECAMATAN BARAT KABUPATEN MAGETAN DAN DI UPT PSLU (PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA) KECAMATAN SELOSARI KABUPATEN MAGETAN Priyoto
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KONDISI FISIK DENGAN TINGKAT STRES PADA LANSIA DI DUSUN JIMUS DESA PULE KECAMATAN MODO KABUPATEN LAMONGAN ABSTRACT
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KONDISI FISIK DENGAN TINGKAT STRES PADA LANSIA DI DUSUN JIMUS DESA PULE KECAMATAN MODO KABUPATEN LAMONGAN Abdul Rokhman*, Edi Tulus Tiono** Dosen Prodi S1 Keperawatan STIKES
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (Nugroho, 2008). Lanjut usia bukanlah suatu penyakit. Lanjut usia adalah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia (lansia) merupakan suatu keadaan atau proses alamiah yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Memasuki usia tua terjadi banyak perubahan baik itu perubahan
Lebih terperinciHubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Kepuasan Hidup Lansia di Kelurahan Bebel Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan
Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Kepuasan Hidup Lansia di Kelurahan Bebel Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan Ika Pratiwiningrum, Siti Muawanah Aida Rusmariana, Rita Dwi Hartanti Keberadaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan dan kerusakan banyak sel-sel syaraf, sehingga lansia seringkali
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lansia merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan menurunnya kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungan. Perubahan-perubahan
Lebih terperincie-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
HUBUNGAN TINGKAT DEMENSIA DENGAN KONSEP DIRI PADA LANJUT USIA DI BPLU SENJA CERAH PROVINSI SULAWESI UTARA Meiske Gusa Hendro Bidjuni Ferdinand Wowiling Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciSTIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar. (Alamat Respondensi: ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DALAM MENCEGAH PENYAKIT CA MAMAE PADA MAHASISWI KEBIDANAN STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR Lyssa Sumiarsih 1, H. Syamsul Rijal 2 1
Lebih terperinciSedeangkan jumlah lansia Sumatera Barat pada tahun 2013 sebanyak 37,3795 jiwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk terjadi secara global, tidak terkecuali di Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut usia (lansia). Undang-undang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
51 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana diteliti hubungan variabel dengan variabel
Lebih terperinciSkripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH NIM : S RINA AGUSTINA NIM: S
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN DERAJAT KEKEBALAN TERHADAP STRES (SKALA MILLER & SMITH) PADA LANSIA DI KELURAHAN KEDUNGWUNI TIMUR KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak ditemukan di daerah tropis seluruh dunia. Filariasis atau penyakit kaki gajah adalah suatu infeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dalam hidupnya mengalami perkembangan dalam serangkaian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam hidupnya mengalami perkembangan dalam serangkaian periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lansia. Semua individu mengikuti pola perkembangan
Lebih terperinciPromotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) DI RUANGAN PERAWATAN JIWA RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROPINSI SULAWESI TENGAH Sugeng Adiono Politeknik Kesehatan Kementerian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang maksimal. Setelah itu tubuh manusia menyusut dikarenakan berkurangnya jumlah sel-sel yang ada dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membedakan menjadi dua macam usia, yaitu usia kronologis dan usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lansia adalah seseorang yang mengalami usia lanjut. Para ahli membedakan menjadi dua macam usia, yaitu usia kronologis dan usia biologis (Nawawi, 2009). Pada lansia
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR
PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR Purniaty Kamahi 1, Sudirman 2, H. Muhammad Nur 3 1 STIKES Nani Hasanuddin
Lebih terperinciSurvey inkontinensia urin yang dilakukan oleh Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSU Dr. Soetomo tahun 2008 terhadap 793 pen
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Inkontinensia urin adalah pengeluaran urin yang tidak terkendali pada waktu yang tidak terkendali dan tanpa melihat frekuensi maupun jumlahnya yang mana keadaan ini
Lebih terperinciANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN LAMA MASA KERJA DENGAN STRES PADA PERAWAT DI PUSKESMAS BLOOTO KOTA MOJOKERTO. Arief Fardiansyah 1 *)
ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN LAMA MASA KERJA DENGAN STRES PADA PERAWAT DI PUSKESMAS BLOOTO KOTA MOJOKERTO Arief Fardiansyah 1 *) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan beban kerja
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KUTA BARO KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 SUSI NOVITA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KUTA BARO KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 SUSI NOVITA Mahasiswi Stikes U budiyah Banda Aceh Abstrak Latar Belakang : Berdasarkan
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H
HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2015 Suriani Ginting, Wiwik Dwi Arianti
Lebih terperinciSAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa
GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MILITUS DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI DIET RENDAH GLUKOSA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR SAMSUL BAHRI ABSTRAK : Masalah kesehatan dipengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan berdampak pada penurunan angka kelahiran, angka kesakitan dan angka kematian serta peningkatan angka harapan hidup penduduk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian manusia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah makhluk yang berakal budi / mampu menguasai makhluk lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan
Lebih terperinciSyntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017
Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 251-089 e-issn : 258-1398 Vol. 2, No 2 Februari 2017 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA WELAS ASIH
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI Diajukan Untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Disusun oleh:
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG 7 Anik Eka Purwanti *, Tri Nur Hidayati**,Agustin Syamsianah*** ABSTRAK Latar belakang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Dimana pada usia lanjut tubuh akan mencapai titik perkembangan yang maksimal, setelah
Lebih terperinciHUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS
HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS Rizka Himawan,Diyah Krisnawati, ABSTRAK Latar Belakang:
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN *Dewiyusrianti Lina
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN 2014 *Dewiyusrianti Lina ABSTRAK Stress merupakan hal yang dapat terjadi pada pasien
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PASIEN HALUSINASI PENDENGARAN TERHADAP RESIKO PERILAKU KEKERASAN DIRUANG KENARI RS.KHUSUS DAERAH PROVINSI SUL-SEL
HUBUNGAN ANTARA PASIEN HALUSINASI PENDENGARAN TERHADAP RESIKO PERILAKU KEKERASAN DIRUANG KENARI RS.KHUSUS DAERAH PROVINSI SUL-SEL Elshy Pangden Rabba 1, Dahrianis 2, Sri Purnama Rauf 3 1 STIKES Nani Hasanuddin
Lebih terperinciHUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA 60-74 TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG Catharina Galuh Suryondari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendedes, Jalan
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE DI WILAYAH KERJA RUMAH SAKIT RAJAWALI CITRA BANGUNTAPAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : AYU PUTRI UTAMI NIM
Lebih terperinciHUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN
HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Hariadi Widodo 1, Nurhamidi 2, Maulida Agustina * 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2 Politeknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercatat paling pesat di dunia dalam kurun waktu Pada tahun 1980
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laju pertumbuhan jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia tercatat paling pesat di dunia dalam kurun waktu 1980-2025. Pada tahun 1980 penduduk lansia di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk terjadi secara global, tidak terkecuali di Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut usia (lansia), yakni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Usia lanjut adalah suatu proses yang tidak dapat dihindari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia lanjut adalah suatu proses yang tidak dapat dihindari oleh semua manusia. Usia lanjut membuat para lansia sangat rentan dengan berbagai penyakit, bukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan yang terjadi setiap daerah, banyak menyebabkan perubahan dalam segi kehidupan manusia baik fisik, mental,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering diwarnai kondisi hidup yang tidak sesuai dengan harapan. Banyak faktor yang menyebabkan seorang
Lebih terperinciHUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 2013
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 203 Paulinus Masa Sato, Adriani Kadir 3 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani Hasanuddin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami proses penuaan di dalam kehidupannya. Menurut Padila (2013), proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang di mulai sejak permulaan
Lebih terperinciHUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA
Jurnal Kesehatan Masyarakat HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA T.SUDIAN Mahasiswa Prodi S Kesehatan Masyarakat STIKES U Budiyah Inti
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.
47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Lokasi Penelitian Penelitian tentang Hubungan Antara Faktor Demografi dengan Pada Penderita Hipertensi di Kabupaten Gunungkidul DIY telah dilakukan di Puskesmas
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA
HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajad
Lebih terperinciHUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANJUT USIA DI DESA TOMBASIAN ATAS KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT. Andriano H Sengkey Mulyadi Jeavery Bawotong
HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANJUT USIA DI DESA TOMBASIAN ATAS KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT Andriano H Sengkey Mulyadi Jeavery Bawotong Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciSTIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI INSTALASI RAWAT INAP BEDAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ANDI MAKKASAU PAREPARE Sandra Aswar 1, St. Hamsinah 2, Adriani
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANSIA USIA TAHUN DI DESA MAYANGGENENG KECAMATAN KALITIDU KABUPATEN BOJONEGORO
HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANSIA USIA 60-70 TAHUN DI DESA MAYANGGENENG KECAMATAN KALITIDU KABUPATEN BOJONEGORO Oleh S.Nurul Sya diyah AKADEMI KESEHATAN RAJEKWESI BOJONEGORO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit yang terjadi karena pankreas tidak dapat menghasilkan insulin atau penyakit kronis yang terjadi ketika tubuh tidak dapat secara
Lebih terperinciArifal Aris Dosen Prodi S1 keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK
PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)-STIMULASI SENSORI TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA PASURUAN BERLOKASI DI BABAT KABUPATEN LAMONGAN Arifal Aris Dosen Prodi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah mempunyai berbagai resiko yang lebih mengarah pada kecerdasan, moral, kawasan sosial dan emosional, fungsi kebahasaan dan adaptasi sosial.
Lebih terperinciSIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN
SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN Asrina Pitayanti (STIKES Bhakti HUsada Mulia) ABSTRAK Pelayanan pada lansia untuk meningkatkan derajad kesehatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
55 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI Guna memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk lansia semakin meningkat dari tahun ke tahun. diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses menua adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses menua adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan struktur serta fungsi normalnya secara perlahan-lahan, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gangguan kesuburan atau infertilitas (Agarwa et al, 2015). Infertil merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi pasangan suami istri memiliki keturunan merupakan hal yang di sangat diharapkan. Namun, sebanyak 15% pasangan didunia memiliki gangguan kesuburan atau infertilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kondisi sehat baik secara fisik, mental, sosial maupun spiritual yang mengharuskan setiap orang hidup secara produktif baik secara sosial maupun
Lebih terperinciE-Jurnal Sariputra, Juni 2016 Vol. 3(2)
HUBUNGAN STRESS DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI BPLU (BALAI PENYANTUNAN LANJUT USIA) SENJA CERAH MANADO RELATED WITH STRESS IN THE ELDERLY IN INSOMNIA BPLU (BALAI PENYANTUNAN LANJUT USIA) SENJA CERAH MANADO
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU
PENELITIAN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU Ardelia Gestinarwati*, Holidy Ilyas **, Idawati Manurung** *Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang ** Dosen Jurusan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEMBUHAN PASIEN PENDERITA DEMAM TYPHOID DI RUANG PERAWATAN INTERNA RSUD KOTA MAKASSAR
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEMBUHAN PASIEN PENDERITA DEMAM TYPHOID DI RUANG PERAWATAN INTERNA RSUD KOTA MAKASSAR Siti Nasrah 1, Andi Intang 2, Burhanuddin Bahar 3 1 STIKES Nani Hasanuddin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah suatu penyakit cerebrovascular dimana terjadinya gangguan fungsi otak yang berhubungan dengan penyakit pembuluh darah yang mensuplai darah ke otak (Wardhani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia atau lansia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam serangkaian periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia atau lansia (Nugroho, 2008).
Lebih terperinciJurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN SPIRITUAL DI RUANG PERAWATAN RUMAH SAKIT NENE MALLOMO KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG TAHUN 217 Hasrul, Rini Muin Kutipan: Hasrul,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
29 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel dengan
Lebih terperinciPERBEDAAN DEPRESI ANTARA PRIA DAN WANITA DI POSYANDU LANSIA DESA WINONGGO MADIUN
PERBEDAAN DEPRESI ANTARA PRIA DAN WANITA DI POSYANDU LANSIA DESA WINONGGO MADIUN Asrina Pitayanti Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKES Insan Cendekia Medika Jombang Email : asrina_pitayanti@yahoo.com
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI SERTA PERAN KELUARGA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAWATAN SUBAN KECAMATAN BATANG ASAM TAHUN 2015 Herdianti STIKES
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA STATUS INTERAKSI SOSIAL DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA DARMA BHAKTI SURAKARTA
HUBUNGAN ANTARA STATUS INTERAKSI SOSIAL DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA DARMA BHAKTI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Disusun
Lebih terperinciJurnal Kesehatan Kartika 7
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN DIABETES MELLITUS DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSU CIBABAT CIMAHI TAHUN 2010 Oleh : Hikmat Rudyana Stikes A. Yani Cimahi ABSTRAK Obesitas merupakan keadaan yang melebihi dari berat
Lebih terperinciPENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA
PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA Pandeirot *, Fitria**, Setyawan** Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan William Booth
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seseorang mulai memasuki tahap lanjut usia dimulai saat memasuki usia 60
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penuaan merupakan tahap akhir siklus kehidupan dari perkembangan normal yang akan dialami individu dan tidak dapat dihindari (Sutikno, 2011). Seseorang mulai
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 2, Oktober 2012 ISSN HUBUNGAN STRES DENGAN KENAIKAN TEKANAN DARAH PASIEN RAWAT JALAN
PENELITIAN HUBUNGAN STRES DENGAN KENAIKAN TEKANAN DARAH PASIEN RAWAT JALAN I Wayan Darwane*, Idawati Manurung** Hipertensi adalah tekanan darah persistem dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmhg dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Merupakan Rumah Sakit Umum (RSU) terbesar yang ada di Wilayah Provinsi
Lebih terperinciPENILAIAN TERHADAP STRESOR & SUMBER KOPING PENDERITA KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI. Semarang
PENILAIAN TERHADAP STRESOR & SUMBER KOPING PENDERITA KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI Desi Ariyana Rahayu 1), Tri Nurhidayati 2) 1) Departemen keperawatan jiwa, FIKKES, Unimus, Jln. Kedungmundu Raya no
Lebih terperinci