Object Tracking Berbasis Background Substraction dan Kalman Filter. Kata kunci: object tracking, Kalman filter, Substraction background.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGHITUNGAN KEPADATAN KENDARAAN DI JALAN TOL MENGGUNAKAN METODE GAUSSIAN MIXTURE MODEL DAN KALMAN FILTER

Pengenalan Benda di Jalan Raya dengan Metode Kalman Filter. Roslyn Yuniar Amrullah

PELACAKAN LEVEL KETINGGIAN AIR BERDASARKAN WARNA DENGAN BACKGROUND SUBSTRACTION

BAB III KALMAN FILTER DISKRIT. Kalman Filter adalah rangkaian teknik perhitungan matematika (algoritma)

III. PERANCANGAN SISTEM Flowchart Proses System Berikut ini adalah gambaran umum sistem yang akan dibangun pada Tugas Akhir ini.

Analisa dan Pemodelan Kerumunan Orang pada Video Digital

Pengenalan Objek Berdasarkan Warna Merah Menggunakan Metode Subtraction dan Blobanalysis Pada Canal Rgb Melalui Real-Time Video

Tenik Informatika S1,Institut Teknologi Nasional Malang Jalan Raya Karanglo Km 2 Malang

Rancang Bangun Sistem Penghitung Laju dan Klasifikasi Kendaraan Berbasis Pengolahan Citra

ANALISIS PELACAKAN OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND ESTIMATION PADA KAMERA DIAM DAN BERGERAK (Hasil Penelitian)

Rancang bangun penghitung dan pengidentifikasi kendaraan menggunakan Multiple Object Tracking

Analisis Perbandingan Algoritma Optical Flow dan Background Estimation untuk Pendeteksian Objek pada Video

IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5 ISSN: PENERAPAN ALGORITMA KALMAN FILTER UNTUK PELACAKAN WAJAH

BAB IV PENGUJIAN ALGORITMA TRACKING

DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL

ESTIMASI POSISI ROBOT MOBIL MENGGUNAKAN UNSCENTED KALMAN FILTER. Oleh: Miftahuddin ( )

Estimasi Kecepatan Kendaraan Menggunakan Kalman Filter

PRAKTIKUM 1 SINYAL, SYSTEM, DAN KONTROL PENGENALAN MATLAB 1. Percobaan 1 Vektor Penulisan vektor di MATLAB

BAB I PENDAHULUAN. Pengaturan lampu lalu lintas di Indonesia masih bersifat kaku dan tidak

Penerapan Algoritma Particle Filter pada Face Tracking

BAB II LANDASAN TEORI

Prosid i ng SNATIF K e - 4 Tahun ISBN:

Analisis Perbandingan Algoritma Optical Flow dan Background Estimation untuk Pendeteksian Objek pada Video

BAB III METODE PENELITIAN. tracking obyek. Pada penelitian tugas akhir ini, terdapat obyek berupa bola. Gambar 3.1. Blok Diagram Penelitian

IMPLEMENTASI PERHITUNGAN KECEPATAN OBJEK BERGERAK BERBASIS WEBCAM DAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

Perbandingan Metode Kalman Filter, Extended Kalman Filter, dan Ensemble Kalman Filter pada Model Penyebaran Virus HIV/AIDS

Pengujian Tracking Color Menggunakan IP Webcam untuk Deteksi Ketinggian Air

ANALISIS PELACAKAN OBJEK MOBIL DENGAN OPTICAL FLOW PADA KAMERA DIAM DAN BERGERAK

APLIKASI PENDETEKSI OBJEK BERGERAK PADAIMAGE SEQUENCE DENGAN METODE BACKGROUNDSUBSTRACTION. Abstrak

Pengembangan Prototype Sistem Untuk Manajemen Lahan Parkir Dengan Jaringan Sensor Kamera Nirkabel

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. CV Dokumentasi CV berisi pengolahan citra, analisis struktur citra, motion dan tracking, pengenalan pola, dan kalibrasi kamera.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pensil berbentuk lurus, berwarna biru, dan berbahan kayu. Kedua objek ini

ALGORITMA ADAPTIVE COVARIANCE RANK UNSCENTED KALMAN FILTER UNTUK ESTIMASI KEADAAN PADA PERSAMAAN AIR DANGKAL

Aspek Penerapan Video Segmentasi Sebagai Sistem Pendeteksi Pelanggaran Lalu Lintas

MENENTUKAN KEPADATAN LALU LINTAS DENGAN PENGHITUNGAN JUMLAH KENDARAAN BERBASIS VIDEO PROCESSING

1BAB I. 2PENDAHULUAN

Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB III EXTENDED KALMAN FILTER DISKRIT. Extended Kalman Filter adalah perluasan dari Kalman Filter. Extended

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisa Gerakan Manusia Pada Video Digital

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. objek, analisis blob, SMS service, dan video saving. Deteksi objek adalah proses untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pengukuran Tinggi Permukaan Air Berbasis Gelombang Ultrasonik Menggunakan Kalman Filter

BAB 2 LANDASAN TEORI

APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK

Pengukuran Tinggi Permukaan Air Berbasis Gelombang Ultrasonik Menggunakan Kalman Filter

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Citra Digital

IP TRAFFIC CAMERA PADA PERSIMPANGAN JALAN RAYA MENGGUNAKAN METODE LUASAN PIKSEL

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING )

Implementasi Kalman Filter Pada Sensor Jarak Berbasis Ultrasonik

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Pengenalan Pola/ Pattern Recognition

APLIKASI METODE ENSEMBLE KALMAN FILTER (ENKF) PADA MODEL PENURUNAN PRODUKSI SUMUR PANAS BUMI

ANALISIS PENGURANGAN DERAU PADA SINYAL LOUDSPEAKER MENGGUNAKAN FILTER ADAPTIF KALMAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

APLIKASI WEBCAM UNTUK MENJEJAK PERGERAKAN MANUSIA DI DALAM RUANGAN

Estimasi Solusi Model Pertumbuhan Logistik dengan Metode Ensemble Kalman Filter

SEMINAR TUGAS AKHIR. Penerapan Metode Ensemble Kalman Filter untuk Estimasi Kecepatan dan Ketinggian Gelombang Non Linear pada Pantai

SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 )

GLOSARIUM Adaptive thresholding Peng-ambangan adaptif Additive noise Derau tambahan Algoritma Moore Array Binary image Citra biner Brightness

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APLIKASI PENGENALAN RAMBU BERBENTUK BELAH KETUPAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penjejakan Objek Visual berbasis Algoritma Mean Shift dengan menggunakan kamera Pan-Tilt

BAB III METODE PENELITIAN

PENGATURAN KECERAHAN DAN KONTRAS CITRA SECARA AUTOMATIS DENGAN TEKNIK PEMODELAN HISTOGRAM

PENERAPAN HAND MOTION TRACKING PENGENDALI POINTER PADA VIRTUAL MOUSE DENGAN METODE OPTICAL FLOW

oleh: M BAHARUDIN GHANIY NRP

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya air yang digunakan oleh

PENENTUAN KUALITAS DAUN TEMBAKAU DENGAN PERANGKAT MOBILE BERDASARKAN EKSTRASI FITUR RATA-RATA RGB MENGGUNAKAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pengolahan citra digital memiliki kegunaan yang sangat luas. geologi, kelautan, industri, dan lain sebagainya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan pengetahuan dibidang kecerdasan buatan sedemikian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Konvolusi. Esther Wibowo Erick Kurniawan

PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN SOBEL DALAM MENDETEKSI TEPI SUATU CITRA DIGITAL

SIMULASI DAN ANALISIS SISTEM PENGHITUNG KEPADATAN LALU LINTAS DAN KLASIFIKASI KENDARAAN BERBASIS WEBCAM DENGAN METODE BACKGROUND SUBTRACTION

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam aplikasi seperti digunakan untuk sistem pengawasan (monitoring

Verifikasi Citra Wajah Menggunakan Metode Discrete Cosine Transform Untuk Aplikasi Login

Analisa Perbandingan Algoritma Histogram of Oriented Gradient (HOG) dan Gaussian Mixture Model (GMM) Dalam Mendeteksi Manusia

SIMULASI DAN ANALISIS SISTEM SMART TRAFFIC LIGHT BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DENGAN METODE DETEKSI TEPI DAN SEGMENTASI

Pendahuluan Pengantar Pengolahan Citra. Bertalya Universitas Gunadarma, 2005

Penghitung Kendaraan Menggunakan Background Substraction dengan Background Hasil Rekonstruksi

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya

Implementasi Morphology Concept and Technique dalam Pengolahan Citra Digital Untuk Menentukan Batas Obyek dan Latar Belakang Citra

TRACKING OBJECT MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING BERBASIS STEREO VISION

Transkripsi:

Object Tracking Berbasis Background Substraction dan Kalman Filter Nasrulloh Ratu B.S.L 115060800111076 satrialoka@gmail.com Deby Faisol Akbar 115060800111065 lastace22@gmail.com Abstrak Dalam proses pendeteksian objek bergerak terdapat berbagai macam metode yang digunakan. Beberapa diantaranya yang sering digunakan adalah background substraction dan Kalman filter. Kedua metode ini memiliki fungsi yang berbeda terhadap pengolahan citra. Penelitian ini berusaha untuk memadukan kedua metode ini untuk membantu dalam object tracking pada video. Hasil yang didiperoleh adalah dengan metode subtraction objek berhasi ditracking, dan dengan penambahan metode Kalman filter, estimasi pergerakan objek dapat dilakukan. Kata kunci: object tracking, Kalman filter, Substraction background. I. Pendahuluan Dewasa ini perkembangan teknologi sudah sangat pesat dan mencakup banyak bidang. Salah satunya yang mendapat perhatian cukup serius adalah pengolahan citra digital. Di bidang ini tidak hanya citra pada sebuah gambar yang diproses melainkan mencakup video juga. Salah satu hal pemrosesan pada video yang berkembang dengan pesat saat ini adalah object tracking. Pada penelitian kali ini kami mengangakat tema pemrosesan citra pada video yaitu object tracking. Disini kami akan menggunaan metode background substraction yang merupakan pengenalan objek dengan melakukan pengolahan terhadap citra obek dan citra background selain itu kami juga menggunakan metode Kalman filter yang merupakan algoritma estimator yang berfungsi untuk menentukan estimasi state berdasarkan state sebelumnya. Video yang kami gunakan disini menggunakan video objek yang kami rekam sendiri menggunakn perangkat perakam video. II. Tinjauan Pustaka A. Matlab Matlab adalah sebuah bahasa dengan kemampuan tinggi untuk melakukan komputasi teknis. Bahasa ini menggabungkan komputasi, visualisasi, dan pemrograman dalam satu kesatuan yang mudah digunakan. Pemakaian matlab meliputi: 1. Matematika komputasi 2. Pengembangan algoritma 3. Akuisisi data 4. Pemodelan, simulasi, dan prototype 5. Grafik saintifik, dan enginering 6. Perluasan pemakaian seperti GUI Matlab adalah sistem interaktif yang mempunyai basis data array yang tidak membutuhkan dimensi. Ini memungkinkan kita dapat menyelesaikan banyak masalah komputasi teknis, khususnya yang berkaitan dengan formulasi matrik dan vektor. B. Subctraction Method Motion Detection Pemrosesan citra biasanya dapat diartikan sebagai pemrosesan gambar digital. dari sebuah gambar dapat

dilakukan berbagai macam images prosessing, begitu pula dengan video. Karena pada dasarnya terdiri atas beberapa gambar yang saling berganti atau biasa disebut frame. Biasanya dalam 1 detik pada sebuah video terdapat 12 frame atau gambar yang sequen beganti. Hal ini berlangsung secara cepat sehingga kita mungkin tidak menyadarinya. Pada proyek ini akan dibahas pemrosesan pada video, yaitu tracking objek bergerak. Penelitian dalam segmentasi, estimasi dan tracking objek bergerak pada video banyak mendapat perhatian dalam beberapa tahun belakangan ini. Tracking objek bergerak merupakan suatu hal penting dalam sistem video, misalnya pada olah raga, lalu lintas, dll. Beberapa metode telah digunakan untuk mendeteksi objek bergerak secara otomatis. Metode-metode ini dapat diklasifikasikan dalam 3 kategor besar yaitu: 1. Background substraction, 2. Temporal different based, dan 3. Pendekata berbasis kemungkinan. Tiaptiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pokok proses dalam background substraction based adalah dengan melakukan subtraksi terhadap gambar saat ini dengan gambar sebelumnya. Kemudian hasil substraksi akan dianalisa untuk menemukan pergerakan objek. Namun metode ini memiliki kekurangan yaitu jika terdapat noise yang cukup besar maka objek yang ditracking tidak akan dikenali. C. Kalman Filter Kalman filter merupakan estimator rekursif. Ini berarti bahwa hanya estimasi state dari langkah waktu sebelumnya dan pengukuran saat ini yang dibutuhkan untuk menghitung estimasi kondisi saat ini. dengan demikian, tidak ada riwayat pengamatan atau perkiraan diperlukan. Kalman filter memiliki dua fitur khas. Salah satunya adalah model matematika yang dijelaskan dalam hal konsep statespace. Konsep lain adalah bahwa solusi dihiutng secara rekursif. Biasanya kalman filter digambarkan dengan model state sistem dan model pengukuran. Model state-space dijelaskan sebagai model state sistem dan model pengukuran seperti yang ditunjukkan pada persamaan 1 dan 2: s(t) = O(t-1)s(t-1)+w(t) (1) z(t) = H(t)s(t)+v(t) (2) Dimana O(t-1) dan H(t) merupakan state matrix transisi dan matrix pengukuran secara berturut-turut. w(t) dan v(t) merupakan noise gaussian white dengan rata-rata nol. Kalman filter memiliki 2 fase yaitu: langkah prediksi dan langkah koreksi. Langkah prediksi bertanggung jawab untuk memproyeksikan ke depan kondisi saat ini, memperoleh prior estimasi state S(t-). Tugas langkah koreksi adalah untuk umpan balik. Ini menggabungkan pengukuran aktual ke dalam sebuah prior estimasi untuk mendapatkan estimasi improved posterior S(t+). Yang mana sesuai dengan persamaan 3. S + (t) = S - (t) + k(t) [ z(t) - H(t) S - (t) (3) Yang mana k(t) pembobotan dan dideskripsikan pada persamaan 4. k(t) = ( ) ( )( ) ( ) ( ) ( ) ( ) (4) Dalam (4), p(-t) adalah prior kovarian kesalahan estimasi. Hal ini akan didefinisikan pada persamaan (5). P - (t) = E [e - (t) e - (t) T ] (5)

Dimana e - (t) = s(t) s - (t) adalah prior kesalahan estimasi. Selain itu, kovarian error estimasi didefinisikan seperti ditunjukkan dalam persamaan 6. P + (t) = E[e + (t) e + (t) T ] (6) Dimana e + (t) = s(t) s + (t) adalah posterior estimasi error. Langkah presikdi dan langkah koreksi dilaksanakan secara berulang seperti ditunjukkan oleh persamaan 7,8,9,10, dan 11. Langkah prediksi: s - (t) = O(t-1) s + (t-1) (7) p - (t) = O(t-1) p + (t+1) O(t-1) T + Q(t-1) (8) langkah koreksi: k(t) = p - (t) H(t) T [H(t)p - (t) H(t) T + R(t)] -1 (9) s + (t) = s - (t) k(t)[z(t) H(t) s - (t)] (10) p + (t)=[1-k(t)h(t)] p - (t) (11) Siklus prediksi-koreksi ini terus berulang-ulang. Pada persamaan 9 perhitungan error R(t) dan perolehan Kalman k(t) berada pada rasio terbalik. Semakin kecil R(t), perolekan k(t) bobot semakin besar. Dalam hal ini, pengukuran yang lebih dipercaya sedangkan hasil prediksi kurang. Namun sebagai priori estimasi error p - (t) mendekati nol, perolehan k(t) bobot sisa kurang berat. Penghitungan aktual adalah kurang dipercaya dan kurang, sedangkan hasil prediksi lebih dipercaya lagi dan lagi. III. Pembahasan A. Motion Detection Untuk mendeteksi objek bergerak, kita memilih background gambar dari gambar sequence pertama. Kemudian masingmasing gambar dalam proses dikurangi oleh gambar latar belakang. Secata teoritis, daerah nol dalam hasil pengurangan adalah lokasi dari gerak objek. Bagaimanapun juga, ada beberapa hal yang lain yang muncul dalam percobaan ini yang dapat menjadikan perubahan background secara keseluruhan pada percobaan ini. Beberapa hal tersebut antara lain adalah: noises. Perubahan cahaya dan gerakan bayangan benda. Beberapa hal ini dapat menyebabkan video traking menjadi terlihat mengalami gangguan oleh karena itu diperlukan sebuah video dengan background tetap dan memiliki kontras warna yang cukup baik. Metode yang kami usung terdiri dari dua tahap utama yaitu: deteksi objek dan pelacakan objek. B. Background substraction Background substraksi pada dasarnya dihitung dengan mengambil perbedaan intensitas citra dengan background gambar tersebut. Dalam tulisan ini, langkah pertama yang kami lakukan adalah dengan menyimpan tiap frame pada variabel ke variabel. Kemudian menghitung perbedaan absolut masing-masing komponen warna secara terpisah. Kemudian kami menghitung rata-rata dari tiga komponen warna tadi untuk mendapat hasil pengurangan background. Penghitungan tersebut dirumuskan sebagai berikut: A(x,y,c)=abs(X n (x,y,c)-x 0 (x,y,c)); semua x,y,c B(x,y)=(A(x,y,1)+A(x,y,2)+A(x,y,3))/3; dimana untuk

X n dan X 0 adalah citra dan background citra masing-masing, x dan y adalah koordinat persegi panjang, dan c adalah indeks warna: 1 untuk merah, 2 untuk hijau, dan 3 untuk biru. B(x,y) adalah hasil subtraksi. C. Deteksi Objek Setelah mendapatkan region, maka langkah selanjutnya adalah dengan memberikan label pada region-region yang didapatkan sebelunya. Dari sini tiap-tiap region akan ditandai, kami menggunakan fungsi regionprops pada matlab untuk operasi ini. Untuk mendapatkan objek bergerak kami menggunakan bubble sort untuk mendapatkan region terbesar. Jadi, dari region-region yang telah ditandai tadi akan dilakukan sorting, dari sorting ini akan diambil region terbesar. Berikut adalah operasi bubble sort yang digunakan: for nn = 1:MM if markimg(nn).area > markimg(1).area tmp = markimg(1); markimg(1)= markimg(nn); markimg(nn)= tmp; end end D. Objek Tracking Dari tiap region yang telah ditandai pada citra yang terdapat pada tiap frame, akan membentuk sebuah objek ditandai oleh sebuah box. Ukuran box akan berubah sesuai dengan region objek, seperti yang terlihat pada kode berikut: bb = markimg(1).boundingbox; xcorner = bb(1); ycorner = bb(2); xwidth = bb(3); ywidth = bb(4); cc = markimg(1).centroid; centroidx(i)= cc(1); centroidy(i)= cc(2); bb disini adalah bounding box, xcorner dan ycorner adalah titik x dimana sudut bounding box dibuat, sedangkan xwidth dan ywidth merupakan lebar dan tinggi bounding box. Ukuran dari bounding box akan terus berubah-ubah menyesuaikan dari ukuran objek yang ditrak. Bounding box ini akan terus muncul pada setiap objek pada tiaptiap frame yang akan terus bergantian. Sehingga, akan nampak sebuah video yang didalamnya terdapat objek yang sedang di trak. E. Kalman Filter 2D Rumus umum yang berlaku pada kalman filter 2D adalah: X (t + 1) = F X (t) + W (t), W ~ N (0, Q), Y (t) = HX (t) + V (t), V ~ N (0, R) Menggerakan partikel pada subjek kecepatan konstan terhadap gannguan acak pada lintasannya. Posisi baru (x1, x2) adalah posisi lama ditambah kecepatan (DX1, dx2) ditambah noise w. Dalam penghintungan posisi partikel Menggunakn persamaan F. Hasil Percobaan Metode kami adalah pemrograman dengan bahasa Matlab. Sedangkan video yang kami gunakan disini adalah dengan

video yang kami buat sendiri melalui perangkat perekam video. Pada gambar 1 merupakan citra dari background gambar. Gambar 2 merupakan screenshot dari video dengan objek yang sudah ditrak, nampak sebuah objek yang berada dalam kotak berwarna biru. Sedangkan gambar 3 dan 4 berturut-turut merupakan gambar dari screenshot dari video traking yang di dalamnya sudah diterapkan, kotak biru merupakan kotak traking objek sedang kotak berwarna merah merupakan kotak dari kalman filter. Gambar 1. Background citra IV. Daftar pustaka 1. W.L. Khong, W.Y. Kow, H.T. Tan, H.P. Yoong, K.T.K. Teo, Kalman Filtering Based Object Tracking in Surveillance Video System, School of Engineering and Information Technology Universiti Malaysia Sabah. 2. Kleinbauer, Rachel. (November 2004). Kalman Filtering Implementation in Matlab. Helsinki; Helsinki University of Technology. 3. Amrullah, Y. Roslyn. Pengenalan Benda di Jalan Raya dengan Metode Kalman Filter. 4. 2D Target Tracking Using Kalman Filter. http://www.mathworks.com/matlabc entral/fileexchange/14243-2d-targettracking-using-kalmanfilter/content/target%20tracking%20u sing%20kalman/kalman.m. Diakses: tanggal 16 januari 2014. Gambar 2. Traking objek Gambar 3. Kalman filter