BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi zakat, PSAK 109, Lembaga Amil Zakat dan rerangka pemikiran. Selain itu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 109 AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH

Workshop Pengelola NU CARE-LAZISNU JATIM AKUNTANSI LAZIS (PSAK 109)

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

NU CARE LAZISNU UPZIS TRENGGALEK NERACA PERIODE : 01 OKTOBER OKTOBER 2017

BAB II LANDASAN TEORI

AKUNTANSI LEMBAGA AMIL ZAKAT BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO 109 DAN PSAK LAIN YANG RELEVAN

BAB II LANDASAN TEORI. a. Penelitian yang dilakukan Umah dan Kristin,(2011) yang berjudul Penerapan

Materi: 14 AKUNTANSI ZIS (PSAK 109)

AKUNTANSI LEMBAGA AMIL ZAKAT BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO 109 DAN PSAK LAIN YANG RELEVAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pengumpulan dan Pengelolaan Dana Zakat Pada Lembaga Amil Zakat

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN

PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109)

- 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Alchudri Dosen Akuntansi UIN SUSKA Riau. Disampaikan pada Pelatihan Akuntansi Syariah Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum UIN SUSKA Riau 21 April 2010

AKUNTANSI ZAKAT PSAK 109 TAHUN Dr. Saparuddin Siregar SE.Ak, SAS, MAg, MA, CA

ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN LAPORAN KEUANGAN BAZIS PROVINSI PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN ACUAN PSAK 109

BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 109 TAHUN 2008 TERHADAP PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB II TELAAH PUSTAKA. Akuntansi (accountancy) berasal dari akar kata to account, yang salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Menurut Aziz

BAB II TELAAH PUSTAKA. 2.1 Akuntansi, Akuntansi Syariah dan Akuntansi Zakat. Akuntansi ( accountancy) berasal dari akar kata to accout, yang artinya


BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam melakukan analisis, peneliti akan mengidentifikasi bagaimana penerapan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS MODEL LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT PKPU SEMARANG

Pedoman Akuntansi. Lembaga Zakat

EVALUASI PENERAPAN PSAK NO.109 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ/SHADAQAH PADA BAZNAS KOTA YOGYAKARTA

BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pengelolaan Zakat di BAZNAS Tulungagung dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat.

Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED PSAK 101 Hak Cipta 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan oleh para akademisi namun telah ada beberapa peneliti yang

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang

IMPLEMENTASI PSAK NO. 109 PADA BADAN AMIL ZAKAT SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NOMOR 109 PADA BADAN AMIL ZAKAT DAERAH KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Secara umum Badan Lembaga Agama mempunyai tujuan untuk mencapai

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008

PENERAPAN PSAK NO. 109 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ/SEDEKAH PADA BAZNAS PROVINSI SULAWESI UTARA

STUDI EVALUASI AKUNTANSI ZAKAT PADA LAZIS DENGAN PEDOMAN PSAK 109

BAB II PSAK NO. 1 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAN PSAK NO. 101 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

BAB II BAHAN RUJUKAN

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI

IRMA YUNI

Evaluasi Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat (Laz) Poliban

Laporan KEUANGAN. Wajar Tanpa Pengecualian. Opini Audit Keuangan :

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

Rizal, Sri Adella Fitri, dan Hadiyati Minazzulami

proses yaitu pencatatan dan penyajian sebagai berikut: 1 Laporan keuangan BMT disusun atas dasar cash basic. Dengan

BAB IV ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ZIS PADA BAZ DI JAWA TIMUR

YAYASAN DOMPET DHUAFA REPUBLIKA LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 Desember 2011 dan 2010

Sabrina Shahnaz., Penerapan PSAK No.109 Tentang

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 109 PADA RUMAH ZAKAT CABANG SEMARANG. Layaknya perusahaan-perusahaan nirlaba lainnya, dalam melaksanakan

Catatan 31 Maret Maret 2010

JUMLAH ASET LANCAR

TRANSPARANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN LEMBAGA ZAKAT

II. LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASURANSI SYARIAH

JUMLAH AKTIVA

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ DAN SEDEKAH PADA BAITUL MAL KOTA LHOKSEUMAWE

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN SISTEM AKUNTANSI ZAKAT

Dini Iriani Ekonomi/Akuntansi

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 101 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam memandang bahwa sumber daya alam yang tersedia cukup untuk seluruh

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

BAGIAN II LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH

Laporan KEUANGAN. Wajar Tanpa Pengecualian. Opini Audit Keuangan :

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam menjaga kelangsungan hidup organisasi pengelola zakat

LAZ "SWADAYA UMMAH" LAPORAN POSISI KEUANGAN Per : 31 Desember 2010

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

AKUNTANSI ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH (PSAK 109): Upaya Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas Organisasi Pengelola Zakat (OPZ)

BAB 5 PENUTUP. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah laporan keuangan

Dr. Aset Ijarah 1,000,000,000

BAB 2 LANDASAN TEORI. beribadah kepada-nya. Cara beribadah kepada Allah dilakukan dengan. harta benda (maliyah) adalah zakat.

KAJIAN PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAQ/SEDEKAH BERDASARKAN PSAK 109 PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KOTA MAKASSAR

Imelda D. Rahmawati Firman Aulia P Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH BERDASARKAN PSAK 109 PADA BADAN AMIL ZAKAT KOTA BITUNG

BAB I PENDAHULUAN. Secara demografik dan kultural, bangsa Indonesia, khususnya masyarakat

PENGARUH PENERAPAN PERNYATAAN STANDART AKUNTANSI KEUANGAN NO. 109 TERHADAP AKUNTABILITAS PEMBUKUA PADA BAZ KABUPATEN TULUNGAGUNG

Akuntansi Keuangan Koperasi

SALDO AKHIR (30 Dzulhijjah H) 31,115,191, DOMPET DHUAFA REPUBLIKA LAPORAN ARUS KAS Periode 01 Ramadhan 30 Ramadhan 1431.

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Zakat merupakan rukun Islam ke tiga dan merupakan salah satu unsur

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 109 TENTANG AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ/SEDEKAH PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL KOTA MANADO

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. Uraian :... Uraian : Mengikuti diklat atau pelatihan akuntansi zakat (PSAK 109) : Uraian :...

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II DASAR TEORI. 1. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan. dikeluarkan oleh badan yang berwenang. Standar Akuntansi Keuangan

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

BAB 1 PENDAHULUAN. pengembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan, pengembangan. serta bantuan lainnya (Depag RI, 2007 a:1)

PENERAPAN PSAK 109 TENTANG AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH PADA BAZ KOTA PEKANBARU

TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN,

EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS ORGANISASI NIRLABA (Studi Kasus pada Lembaga Amil Zakat Nasional Nurul Hayat Cabang Solo)

LAPORAN AKTIVITAS JANUARI - FEBRUARI T A H U N UNIT YBM PLN PUSAT DAN DANA KKS

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAGIAN XVII CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH PADA BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KOTA GORONTALO. Imran Danial Akuntansi/S1 Akuntansi

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II menjelaskan mengenai landasan teori dan konsep yang mendukung penelitian, yaitu pengertian zakat, infak/sedekah, kompetensi sumber daya manusia, akuntansi zakat, PSAK 109, Lembaga Amil Zakat dan rerangka pemikiran. Selain itu bab ini juga membahas penelitian terdahulu dan rerangka teori. A. Landasan Teori 1. Pengertian Zakat, Infak/Sedekah Zakat berasal dari kata zaka yang berarti berkah, tumbuh dan baik. Menurut lisan al Arab, kata zaka mengandung arti suci, tumbuh, berkah dan terpuji. Zakat menurut terminology (syar i) adalah sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah SWT untuk diberikan kepada orang yang berhak menerima zakat (mustahiq) yang disebutkan didalam Al-Qur an. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011, zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan disebutkan bahwa zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh muzakki sesuai dengan ketentuan syariah untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya (Mustahiq). 9

10 Zakat merupakan kewajiban syariah yang harus diserahkan oleh muzakki kepada mustahiq baik melalui amil maupun secara langsung. Ketentuan zakat mengatur mengenai persyaratan nisab, haul (baik yang periodik maupun yang tidak periodik), tarif zakat (qadar), dan peruntukannya. Pengertian infak/sedekah dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan adalah harta yang diberikan secara suka rela oleh pemiliknya, baik yang peruntukannya dibatasi (ditentukan) maupun tidak dibatasi. Infak/sedekah merupakan donasi sukarela, baik ditentukan maupun tidak ditentukan peruntukannya oleh pemberi infak/sedekah. Zakat dan infak/sedekah yang diterima aoleh amil harus dikelola sesuai dengan prinsipprinsip syariah dan tata kelola yang baik. 2. Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Menurut Abdussamad (2013), kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk bekerja dengan sukses serta menghasilkan prestasi kerja, dan kesuksesan suatu organisasi tergantung pada kombinasi kompetensi kepemimpinan yang efektif dan kompetensi tenaga kerjanya. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian negara Nomor 46A Tahun 2003 tanggal 21 Novermber 2003 dalam Yuliarta (2013) menyatakan bahwa kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan jabatannya, sehingga

11 PNS tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara prfesional, efektif, dan efisien. Spencer and Spencer dalam Abdussamad (2013) menyatakan bahwa ada lima karakteristik kompetensi, yaitu sebagai berikut : a. Keterampilan (skill), kemampuan untuk mampu melaksanakan tugas-tugas fisik dan mental tertentu. b. Pengetahuan (knowledge), yaitu informasi yang dimiliki seseorang khususnya pada bidang spesifik. Pengetahuan merupakan kompetensi yang kompleks. Biasanya tes pengetahuan mengukur kemampuan untuk memilih jawaban yang paling benar, tetapi tidak bisa melihat apakah seseorang dapat melakukan pekerjaan berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya itu. c. Konsep diri (self concept), sikap, nilai atau self image dari orang-orang. Konsep diri yaitu semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. d. Motif (motive), apa yang secara konsisten di pikirkan atau keinginankeinginan yang menyebabkan melakukan tindakan. Apa yang mendorong perilaku yang mengarah dan di pilih terhadap kegiatan atau tujuan tertentu.

12 e. Sifat/ciri bawaan (trait), cirri fisik dna reaksi-reaksi yang bersifat konsisten terhadap situasi atau informasi. Menurut Prayitno (BKN, 2003:110), standar kompetensi mencakup tiga hal, yaitu : a. Pengetahuan (Knowledge), yaitu fakta dan angka dibalik aspek teknis; b. Keterampilan (Skills), yaitu kemampuan untuk menunjukkan tugas pada tingkat kriteria yang dapat diterima secara terus menerus dengan kegiatan yang paling sedikit; c. Sikap (Attitude), yaitu yang ditujukan kepada pelanggan dan orang lain bahwa yang bersangkutan mampu berada dalam lingkungan kerjanya. Yenita dalam Yuliarta (2013) menyatakan bahwa kompetensi dalam melaksanakan fungsi terdiri dari : a. Bagian keuangan memiliki staf yang berkualifikasi dalam jumlah yang cukup. b. Minimal staf sub bagian penatausahaan keuangan/akuntansi merupakan lulusan D3 akuntansi atau lebih. c. Memiliki uraian peran dan fungsi yang jelas dalam melaksanakan tugas. d. Peran dan tanggung jawab ditetapkan secara jelas dalam Peraturan Daerah. e. Uraian tugas sesuai dengan fungsi akuntansi yang sesungguhnya. f. Terdapat pedoman mengenai prosedur dan proses akuntansi.

13 g. Telah melaksanakan proses akuntansi. h. Memiliki sumber daya pendukung operasional yang cukup. i. Dilakukannya pelatihan-pelatihan untuk membantu penguasaan, dan pengembangan keahlian dalam tugas. 3. Akuntansi Zakat Akuntansi (accounting) merupakan proses pencatatan, penggolongan, pengikhtiaran dari transaksi-transaksi suatu perusahaan atau badan dalam nilai uang atau penyusunan laporan keuangan dan analisisnya. Pada umumnya akuntansi meliputi tujuan dan maksud penyusunan serta analisis tentang penyelenggaraan tata buku. Secara umum akuntansi dapat di definisikan sebagai suatu kegiatan yang memiliki fungsi untuk menyajikan informasi keuangan dari suatu kesatuan usaha ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Tidak jauh berbeda dari pengertian akuntansi pada umumnya, akuntansi zakat dapat di definisikan sebagai kegiatan yang berfungsi menyajikan informasi keuangan untuk kepentingan manajemen dalam pengambilan keputusan serta sebagai bentuk pelaporan pertanggung jawaban dana sosial yang di kelola organisasi kepada masyarakat umum sesuai dengan peraturan dan standar yang berlaku. Pengelolaan zakat telah diatur berdasarkan Undang-Undang nomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, keputusan menteri agama no. 581

14 tahun 1999 dan keputusan direktur jendral bimbingan masyarakat Islam dan urusan haji no. D/29 tahun 2000 tentang pedoman teknis pengelolaan zakat. Standar pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan transaksi zakat dan infak/sedekah telah dikeluarkan oleh IAI dalam bentuk Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 109 (ED PSAK 109) tentang akuntansi zakat dan infak/sedekah. Selanjutnya ED PSAK 109 disahkan menjadi PSAK 109 dan efektif berlaku untuk tahun buku 11 Januari 2012. 4. Akuntansi Zakat Dalam PSAK Nomor 109 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan pedoman dalam melakukan praktek akuntansi dimana uraian materi di dalamnya mencakup hampir semua aspek yang berkaitan dengan akuntansi, yang dalam penyusunannya melibatkan sekumpulan orang dengan kemampuan dalam bidang akuntansi yang tergabung dalam suatu lembaga yang dinamakan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Sebelum PSAK No. 109 dikeluarkan pemerintah melalui IAI, organisasi pengelola zakat belum memiliki sebuah standar akuntansi mengenai zakat, infaq dan sedekah sehingga masing-masing organisasi pengelola zakat memiliki perbedaan dalam menyusun laporan keuangannya. 1) Karakteristik Zakat merupakan kewajiban syariah yang harus diserahkan oleh muzakki kepada mustahiq baik melalui amil maupun secara langsung.

15 Ketentuan zakat mengatur mengenai persyaratan nisab, haul (baik yang periodik maupun yang tidak periodik), tarif zakat (qadar), dan peruntukannya. Infak/sedekah merupakan donasi sukarela, baik ditentukan maupun tidak ditentukan peruntukannya oleh pemberi infak/sedekah. Zakat dan infak/sedekah yang diterima oleh amil harus dikelola sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan tata kelola yang baik. 2) Pengakuan dan Pengukuran a) Zakat Penerimaan zakat diakui pada saat kas atau asset lainnya diterima. Zakat yang diterima dari muzakki diakui sebagai penambah dana zakat : (1) Jika dalam bentuk kas maka sebesar jumlah yang diterima (2) Jika dalam bentuk non kas maka sebesar nilai wajar asset non kas tersebut Penentuan nilai wajar asset non kas yang diterima menggunakan harga pasar. Jika harga pasar tidak tersedia, maka dapat menggunakan metode penentuan nilai wajar lainnya sesuai yang diatur dalam PSAK yang relevan. Zakat yang diterima diakui sebagai dana amil untuk bagian amil dan dana zakat untuk bagian nonamil. Penentuan jumlah atau

16 persentase bagian untuk masing-masing mustahiq ditentukan oleh amil sesuai dengan prinsip syariah dan kebijakan amil. Jika muzakki menentukan mustahiq yang harus menerima penyaluran zakat melalui amil maka asset zakat yang diterima seluruhnya diakui sebagai dana zakat. Jika atas jasa tersebut amil mendapatkan ujrah/fee maka diakui sebagai penambah dana amil. b) Infak/sedekah Infak/sedekah yang diterima diakui sebagai dana infak/sedekah terikat atau tidak terikat sesuai dengan tujuan pemberi infak/sedekah sebesar : (1) Jumlah yang diterima, jika dalam bentuk kas. (2) Nilai wajar, jika dalam bentuk non kas. Penentuan nilai wajar asset nonkas yang diterima menggunakan harga pasar untuk asset non kas tersebut. Jika harga pasar tidak tersedia, maka dapat menggunakan metode penentuan nilai wajar lainnya sesuai yang diatur dalam PSAK yang relevan. Infak/sedekah yang ditermia diakui sebagai dana amil untuk bagian amil dan dana infak/sedekah untuk bagian penerima infak/sedekah. Penentuan jumlah atau persentase bagian untuk para penerima infak/sedekah ditentukan oleh amil sesuai dengan prinsip syariah dan kebijakan amil.

17 c) Dana Nonhalal Penerimaan nonhalal adalah semua penerimaan dari kegiatan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah, antara lain penerimaan jasa giro atau bunga yang berasal dari bank konvensional. Penerimaan nonhalal pada umumnya terjadi dalam kondisi darurat atau kondisi yang tidak diinginkan oleh entitas syariah karena secara prinsip dilarang. Penerimaan nonhalal diakui sebagai dana nonhalal, yang terpisah dari dana zakat, dana infak/sedekah dan dana amil. Aset nonhalal disalurkan sesuai dengan syariah. 3) Penyajian Amil menyajikan dana zakat, dana infak/sedekah, dana amil, dan dana nonhalal secara terpisah dalam neraca (laporan posisi keuangan). 4) Pengungkapan a) Zakat Amil harus mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan transaksi zakat, teteapi tidak terbatas pada : (1) Kebijakan penyaluran zakat, seperti penentuan skala prioritas penyaluran, dan penerima;

18 (2) Kebijakan pembagian antara dana amil dan dana nonamil atas penerimaan zakat, seperti persentase pembagian, alasan, dan konsistensi kebijakan; (3) Metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan zakat diterima langsung mustahiq; dan (4) Hubungan istimewa antara amil dan mustahiq yang meliputi: (a) Sifat hubungan istimewa; (b) Jumlah dan jenis asset yang disalurkan; dan (c) Presentase dari asset yang disalurkan tesebut dari total penyaluran selama periode. b) Infak/sedekah Amil harus mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan transaksi infak/sedekah, teteapi tidak terbatas pada : (1) Metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan infak/sedekah berupa asset nonkas; (2) Kebijakan pembagian antara dana amil dan dana nonamil atas infak/sedekah, seperti persentase pembagian, alasan dan konsistensi kebijakan; (3) Kebijakan penyaluran infak/sedekah, seperti penentuan skala prioritas penyaluran, dan penerima;

19 (4) Keberadaan dana infak/sedekah yang tidak langsung disalurkan tetapi dikelola terlebih dahulu, jika ada maka harus diungkapkan jumlah dan persentase dari seluruh penerimaan infak/sedekah selama periode pelaporan serta alasannya; (5) Hasil yang diperoleh dari pengelolaan yang dimaksub poin (4) diungkapkan secara terpisah; (6) Penggunaan dana infak/sedekah menjadi asset kelolaan yang diperuntukkan bagi yang berhak, jika ada, jumlah dan persentase terhadap seluruh penggunaan dana infak/sedekah serta alasannya; (7) Rincian jumlah penyaluran dana infak/sedekah yang mencakup jumlah beban pengelolaan dan jumlah dana yang diterima langsung oleh penerima infak/sedekah; (8) Rincian dana infak/sedekah berdasarkan peruntukannya, terikat dan tidak terikat; dan (9) Hubungan istimewa antara amil dengan penerima infak/sedekah yang meliputi: (a) Sifat hubungan istimewa; (b) Jumlah dan jenis asset yang disalurkan; dan (c) Presentase dari asset yang disalurkan tersebut dari total penyaluran selama periode.

20 Selain membuat pengungkapan, amil juga mengungkapkan hal-hal berikut: (1) Keberadaan dana nonhalal, jika ada, diungkapkan mengenai kebijakan atas penerimaan dan penyaluran dana, alasan dan jumlahnya; dan (2) Kinerja amil atas penerimaan dan penyaluran dana zakat dan dana infak/sedekah. c) Laporan Keuangan Amil Komponen laporan keuangan yang lengkap dari amil terdiri dari : (1) Neraca (laporan posisi keuangan) Neraca adalah suatu laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan atau kekayaan suatu perusahaan atau organisasi pada saat tertentu. Unsur-unsur neraca (laporan posisi keuangan) sebagai berikut : (a) Aset Asset disusun berdasarkan urutan likuiditasnya. Dalam penyajiannya di neraca, asset dikelompokkan ke dalam asset lancar dan aset tidak lancar. Akun yang terdapat dalam Aset terdiri dari : i. Kas dan setara kas

21 ii. Instrument keuangan iii. Piutang iv. Asset tetap dan akumulasi penyusutan (b) Kewajiban Kewajiban disusun berdasarkan tanggal jatuh tempo. Dalam penyajiannya di neraca, kewajiban dikelompokkan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Akun yang terdapat dalam kolom kewajiban terdiri dari : i. Biaya yang masih harus dibayar ii. Kewajiban imbalan kerja (c) Saldo dana Saldo dana atau aktiva bersih adalah sisa aktiva setelah dikurangi kewajiban. Saldo dana dalam laporan neraca terdiri dari : i. Dana zakat ii. Dana infak/sedekah iii. Dana amil iv. Dana nonhalal

22 Ilustrasi 1 Tabel 2.1 Neraca (Laporan Posisi Keuangan) BAZ XXX Per 31 Desember 2XX2 Keterangan Rp Keterangan Rp Aset Kewajiban Aset lancer Kewajiban jangka pendek Kas dan setara kas Xxx Biaya yang masih harus dibayar Instrumen keuangan Xxx Piutang Xxx Kewajiban jangka panjang Imbalan kerja jangka panjang Aset tidak lancer Jumlah kewajiban Aset tetap Xxx Saldo Dana Akumulasi penyusutan () Dana zakat Dana infak/sedekah Dana amil Dana nonhalal Jumlah dana Jumlah asset Xxx Jumlah Kewajiban dan Saldo Dana Sumber: IAI, 2008, PSAK 109 Akuntansi Zakat dan Infaq/Sedekah (2) Laporan perubahan dana Laporan perubahan dana menyajikan berbagai penerimaan dan penyaluran untuk dana zakat dan dana infak/sedekah, serta berbagai penerimaan dan penggunaan dana amil dan dana nonhalal. Dalam laporan perubahan dana terdapat penerimaan dana dan penggunaan dana.

23 (a) Penerimaan Dana Penerimaan dana adalah penambahan sumber daya organisasi yang berasal dari pihak eksternal dan internal, baik berbentuk kas maupun non kas. (b) Penggunaan Dana Ilustrasi 2 Tabel 2.2 Penggunaan dana adalah pengurangan sumber daya organisasi baik berupa kas maupun non kas dalam rangka penyaluran, pembayaran beban, atau pembayaran hutang. Laporan Perubahan Dana BAZ XXX Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2XX2 Keterangan Rp DANA ZAKAT Penerimaan Penerimaan dari muzakki Muzakki entitas Muzakki individual Hasil penempatan Jumlah penerimaan dana zakat Bagian amil atas penerimaan dana zakat Jumlah penerimaan dana zakat setelah bagian amil Penyaluran Fakir-Miskin Riqab Gharim Muallaf Sabilillah Ibnu sabil () () () () () ()

24 Keterangan Jumlah penyaluran dana zakat Surplus (defisit) Saldo awal Saldo akhir DANA INFAK SEDEKAH Penerimaan Infak/sedekah terikat atau muqayyadah Infaksedekah tidak terikat atau mutlaqah Bagian amil atas penerimaan dana infak/sedekah Hasil pengelolaan Jumlah penerimaan dana infak/sedekah Penyaluran Infak/sedekah terikat atau muqayyadah Infak/sedekah tidak terikat atau mutlaqah Alokasi pemanfaatan asset kelolaan (misalnya beban penyusutan dan penyisihan) Jumlah penyaluran dana infak/sedekah Surplus (defisit) Saldo awal Saldo akhir DANA AMIL Penerimaan Bagian amil dari dana zakat Bagian amil dari dana infak/sedekah Penerimaan lainnya Jumlah penerimaan dana amil Penggunaan Beban pegawai Beban penyusutan Beban umum dan administrasi lainnya Jumlah penggunaan dana amil Surplus (defisit) Saldo awal Saldo akhir Rp () () () () () () () () () ()

25 Keterangan Rp DANA NONHALAL Penerimaan Bunga bank Jasa giro Penerimaan nonhalal lainnya Jumlah penerimaan dana nonhalal Penggunaan Jumlah penggunaan dana nonhalal Surplus (defisit) Saldo awal Saldo akhir Jumlah saldo dana zakat, dana infak/sedekah, dana amil dan dana nonhalal () Sumber: IAI, 2008, PSAK 109 Akuntansi Zakat dan Infaq/Sedekah (3) Laporan perubahan aset kelolaan Laporan perubahan asset kelolaan adalah laporan yang menggambarkan perubahan dana saldo atas kuantitas dan nilai asset kelolaan, baik asset lancer kelolaan maupun tidak lancer untuk masing-masing jenis dana selama peride tertentu.

26 Ilustrasi 3 Tabel 2.3 Laporan Perubahan Aset Kelolaan BAZ XXX Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2XX2 Saldo awal penambahan Pengurangan Penyisihan Akumulasi penyusutan Saldo akhir Dana infak/ sedekah aset kelolaan lancar (misal piutang bergulir) () () - Dana infak/ sedekah aset kelolaan tidak lancar (misal rumah sakit atau sekolah) () - () Sumber: IAI, 2008, PSAK 109 Akuntansi Zakat dan Infaq/Sedekah (4) Laporan arus kas Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. (5) Catatan atas laporan keuangan Catatan atas laporan keuangan menjelaskan mengenai gambaran umum organisasi, ikhtisar kebijakan akuntansi, serta penjelasan pos-pos laporan keuangan dan informasi penting

27 lainnya. Catatan atas laporan keuang yang disajikan amil sesuai dengan PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah dan PSAK yang relevan. 5. Lembaga Amil Zakat (LAZ) Menurut Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 dan keputusan menteri agama Nomor 581 Tahun 1999 tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999, dan Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji Nomor D/291 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat. Bahwa pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengumpulan pendistribusian serta pendayagunaan zakat. Dalam regulasi pemerintah tentang zakat, diakui adanya dua jenis Organisasi Pengelola Zakat (OPZ), yaitu Badan Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat. Badan Amil Zakat (BAZ) dibentuk dan tersusun dari tingkat pusat sampai tingkat kecamatan. Badan Amil Zakat merupakan badan pengelola zakat yang dibentuk oleh pemerintah dan kepengurusannya tediri dari unsur masyarakat dan pemerintah, sedangkan Lembaga Amil Zakat merupakan organisasi pengelola zakat yang pembentukannya berasal dari masyarakat yang dikukuhkan, dibina dan dilindungi oleh pemerintah. Tugas utama Badan Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat yaitu mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat sesuai dengan ketentuan agama.

28 B. Hasil Penelitian Terdahulu 1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Nasrullah (2014) pada Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) di wilayah Priangan Timur, Jawa Barat menunjukkan bahwa SDM bagian keuangan/akuntansi pada setiap Organisasi Pengelola Zakat memiliki kompetensi yang baik. Selain itu, standar akuntansi zakat, infak dan sedekah (PSAK No 109) juga telah diterapkan dengan baik, sehingga kualitas laporan keuangan setiap OPZ di Priangan Timur dinyatakan baik. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kompetensi SDM berpengaruh terhadap penerapan PSAK No. 109 pada OPZ di Priangan Timur. Namun secara parsial, pengaruh kompetensi SDM tidak signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Untuk menghasilkan laporan keuangan yang baik, diperlukan faktor lain selain SDM, seperti faktor eksternal atau lingkungan eksternal, pemanfaatan teknologi informasi dan pengendalian internal. 2. Windiastuti (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Sumber Daya Manusia Bidang Akuntansi Dan Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Kasus Pada Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah Kota Bandung) menyatakan bahwa kompetensi Sumber Daya Manusia Bidang Akuntansi dan Pengendalian Internal di BPKAD kota Bandung memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah. C. Model Penelitian

29 Pendidikan & Pengetahuan SDM Bagian Keuangan Pengalaman Kerja Kompetensi SDM Bag. Keuangan Kemampuan Gambar 2.1 Model Penelitian