ANALISIS PERHITUNGAN PERSEDIAAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN MENURUT PERPAJAKAN PADA CV ALAM ABADI MULIA PALEMBANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok)

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA KOSIKA AMIK INTeL Com GLOBAL INDO KISARAN

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 PENILAIAN PERSEDIAAN DAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN

2.1.2 Jenis-jenis Persediaan Menurut Carter (2006:40) Jenis-jenis persediaan pada perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatan. usahanya melakukan transaksi pembelian barang dagang kemudian untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VXII AKUNTANSI PERSEDIAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS METODE PENILAIAN PERSEDIAAN AKHIR BAHAN BAKAR MINYAK PADA PT. DIMAS GAPERBI BITRUL MENTARI (SPBU KARANGANYAR) TEGAL

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. PLN (Persero) PEMBANGKITAN SUMBAGSEL SEKTOR KERAMASAN PALEMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 Persediaan (inventory)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi

BAB II LANDASAN TEORI. oleh beberapa ilmuan dalam ruang lingkup yang berbeda, antara lain :

SATUAN ACARA PERKULIAHAN : KK KOORDINATOR MATA KULIAH : IMAM SUBAWEH, SE.AK, MM

Biaya persediaan = Rp ,-

ANALISIS COST OF CAPITAL

Analisis Sistem Akuntansi Persediaan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN PADA PT. PALEM BAJA PALEMBANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sangat sensitif bagi perkembangan financial perusahaan. Dalam akuntansi,

Analisis Cost Of Capital dan Pengaruhnya Terhadap Laba Pada PT Bumi Jasa Utama-Kalla Rent Makassar

PERSEDIAAN. Berdasarkan kriteria di atas, persediaan akan mencakup unsure-unsur sebagai berikut:

Materi: 7 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (PENILAIAN, ESTIMASI & PERPUTARAN PERSEDIAAN)

EVALUASI METODE PENILAIAN PERSEDIAAN KAITANNYA DENGAN HARGA POKOK PENJUALAN Studi kasus pada Cabang PT. CLI

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI KEUANGAN PADA CV. DINAMIKA CIPTA SELARAS KUPANG. Oleh: Jasintha Dessy Tapatfeto*

BAB II LANDASAN TEORI

Materi: 06 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (Sistem Pencatatan & Metode Persediaan)

Ir. Rini Anggraini, MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SISTEM PENCATATAN DAN METODE PENILAIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA PT. NUSANTARA SURYA SAKTI CABANG SEKAYU

PENGARUH METODE PENILAIAN PERSEDIAAN TERHADAP PENENTUAN HARGA POKOK PENJUALAN (Study kasus pada PT. Dirgantara Pancapersada di Bandar Lampung)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PERSEDIAAN MATERIAL PADA PT. PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN DAN JARINGAN (APJ) GRESIK RANGKUMAN TUGAS AKHIR

SISTEM BIAYA TAKSIRAN A. PENGERTIAN DAN TUJUAN SISTEM BIAYA TAKSIRAN Pengertian Sistem Biaya Taksiran Sistem biaya taksiran adalah salah satu harga

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG DAGANG (PSAK NO.09) PADA LAPORAN KEUANGAN PT. KEBAYORAN PHARMA SAMARINDA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN : KK KOORDINATOR MATA KULIAH : IMAM SUBAWEH, SE.AK, MM

PENERAPAN LAPORAN ARUS KAS YANG SESUAI DENGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (Studi Kasus Pada PT. Kent Transindo Indonesia Cabang Kediri)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pada masa sekarang sedang dihadapkan dengan era globalisasi yang

BAB 24 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG

P E R S E D I A A N. (Prosedur Taksiran) Materi 5

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP BERWUJUD PADA CV WIDITAMA MANDIRI. Hartono Saputra Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

SATUAN ACARA PERKULIAHAN : KK KOORDINATOR MATA KULIAH : IMAM SUBAWEH, SE.AK, MM

Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi;

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Klasifikasi Persediaan

RENCANA PEMBELAJARAN

PERLAKUAN AKUNTANSI PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP BEBAN POKOK PENJUALAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN GBPP) Mata Kuliah : Akuntansi Bobot SKS : 3 Jumlah Jam: Semester:

Akuntansi Persediaan (INVENTORY)

BAB I PENDAHULUAN. This page was created using BCL ALLPDF demo software. To purchase, go to

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sesuai dengan yang kita ketahui bahwa penerimaan negara untuk

TAKSIRAN KERUGIAN PIUTANG TAK TERTAGIH (Uncollectible Accounts)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERSEDIAAN A. HARGA PEROLEHAN/HARGA POKOK PERSEDIAAN

Bab 9 Persediaan. Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess

Oleh :Rr Indah Mustikawati PSAK 14 PERSEDIAAN IAS 2 - INVENTORIES

ANALISA PENERAPAN METODE PENILAIAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA PT. YANA PRIMA HASTA PERSADA, Tbk. SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. datang. Akan tetapi laba yang besar bukan merupakan ukuran perusahaan itu

BAB I PENDAHULUAN. Berdirinya suatu perusahaan tentunya memiliki tujuan, baik tujuan jangka pendek

BAB I PENDAHULUAN. jumlah kebutuhan masyarakat, diantara kebutuhan masyarakat tersebut, kebutuhan yang

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER PROGRAM DIII BISNIS & KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MANAKARRA ELISABETH RIUPASSA POLITEKNIK NEGERI AMBON

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak Persediaan. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

BAB II LANDASAN TEORI. keakuratan data dan penelitian yang dilakukan saat ini. Dalam penelitian

TINJAUAN ATAS METODE PENCATATAN, PENILAIAN, DAN PELAPORAN PERSEDIAAN PADA PT. TRISULA TEXTILE INDUSTRIES BERDASARKAN PSAK NO. 14

Analisis Estimasi Biaya. Hanna Lestari, M.Eng Teknik Industri-UDINUS-2014

ISSN ANALISIS STATEMENT OF CASHFLOW UNTUK MENGEVALUASI KEMAMPUAN KOPERASI DALAM MENGHASILKAN KAS DAN SETARA KAS

ANALISIS COST OF CAPITAL DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA PADA PT HADJI KALLA GROUP DI MAKASSAR. SULTAN ISKANDAR STIE-YPUP Makassar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14 PERSEDIAAN

BAB II LANDASANTEORI

SILABUS PENGANTAR AKUNTANSI BISNIS II

BEBAN DIBAYAR DI MUKA

Persediaan Barang Dagangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Zaki Baridwan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persediaan merupakan elemen yang penting bagi keseluruhan aktiva lancar

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

Transkripsi:

ANALISIS PERHITUNGAN PERSEDIAAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN MENURUT PERPAJAKAN PADA CV ALAM ABADI MULIA PALEMBANG Neni Agustria Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang Abstrak Sektor perdagangan khususnya retail (eceran) sebagai salah satu penunjang perekonomian yang mampu banyak menyerap tenaga kerja. Dalam kebijakan ekonomi nasional sektor perdagangan merupakan salah satu sektor yang paling penting, sebagai penyumbang besar dari segi pendapatan negara dalam hal pajak. Perusahaan adalah organisasi mencari profit/keuntungan/laba yang dinyatakan dalam bentuk rupiah. Di suatu perusahaan laporan persediaan barang merupakan persoalan yang sangat penting, hal ini berhubungan dengan perkembangan dan kemajuan perusahaan tersebut dalam melakukan usahanya. Persediaan barang merupakan suatu elemen utama dari modal kerja yang termasuk aktiva lancar yang selalu dalam keadaan berputar dan merupakan masalah pembelanjaan aktiv, dimana persediaan yang mempunyai pengaruh langsung terhadap keuntungan yang di peroleh perusahaan. Kata Kunci : Analisis, Perhitungan, Persedian, Perpajakaan, Standar Akuntansi Keuangan. PENDAHULUAN CV. Alam Abadi Mulia adalah perusahaan yang bergerak dalam usaha pengadaan barang dan distributor alat sparepart mobil, yang berpusat di Palembang. Dalam hal ini di dalam CV. Alam Abadi Mulia mempunyai beberapa masalah dalam pembuatan laporan seperti laporan persediaan barang, dalam hal pengelohan data persediaan, perusahaan tersebut masih menggunakan cara manual, pada saat terjadinya transaksi pembelian maupun penjualan. Maka dalam hal ini sebaiknya perusahaan dapat menggunakan metode pencatatan buku (Perfectual). Dalam metode buku setiap jenis persediaan dibuatkan rekening sendirisendiri. Setiap terjadi masuk dan keluar barang dicatat pada buku sehingga dengan cepat dapat diketahui persediaan akhir. Atau perusahaan dapat menggunakan metode pencatatan fisik. Dalam Metode fisik adalah metode penghitungan secara langsung (stock opname) jika ingin mengetahui persediaan akhir. Setelah persediaan barang yang ada di gudang dihitung baru bisa di ketahui persediaan akhirnya. Dari persediaan ini kemudian diperhitungkan harga pokoknya. Selain itu persediaan merupakan aktiva sensitif terhadap kekunoan, penurunan harga, pencurian, pemborosan dan kerusakan. Terutama dalam penentuan besarnya investasi dalam persediaan. Oleh karena itu kesalahan penetapan investasi dalam perhitungan persediaan barang diterapkan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan. Dalam penerapan perhitungan dan pencatatan persediaan yang benar akan mempengaruhi efektivitas dan efisiensi perusahaan tersebut. Pelaksanaan sistem dan prosedurnya lebih terarah dan akan memberikan efektivitas bagi perusahaan dalam mencapai tujuan yaitu keuntungan yang sebesarbesarnya. 1

LANDASAN TEORI Akuntansi Keuangan Menurut Kieso, et al. tahun ( 2002 : 3) menyatakan bahwa : Akuntansi Keuangan (Financial Accounting) adalah sebuah proses yang berakhir pada pembuatan laporan keuangan menyangkut perusahaan secara keseluruhan untuk digunakan baik oleh pihakpihak internal maupun pihak eksternal. Persediaan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (1999:14.1) : Persediaan adalah aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan, dalam proses produksi, dalam perjalanan, dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Menurut Baridwan (2000:149), menyatakan bahwa : Persediaan merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan barang barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan, namun akan tergantung pada jenis usaha perusahaan. Secara umum istilah persediaan barang dipakai untuk menunjukkan barangbarang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barangbarang yang akan dijual. Metode Pencatatan Persediaan Menurut Zaki Baridwan (2000 : 151 ) metode pencatatan akuntansi terhadap persediaan yang terdapat pada suatu perusahaan ada 2 metode yang lazim digunakan yaitu metode fisik ( periodik ) dan metode buku ( perpectual ). Pajak Menurut Prof. Dr.Rochmat Soemitro, SH sebagaimana dikutip oleh ( Siti Resmi, 2008:1 ) :Iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang undang ( yang dapat dipaksakan ) dengan tidak mendapat jasa timbal balik ( kontraprestasi ) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi pajak yang dikemukan oleh S.I Djajadiningrat sebagaimana dikutip oleh ( Siti Resmi, 2008:1 ): Suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1. Analisa Metode Pencatatan Persediaan Perusahaan CV. Alam Abadi Mulia dalam melakukan pencatatan persediaan hanya menggunakan pencatatan biasa, agar kelangsungan perusahaan tetap terjaga dan perkembangannya meningkat diwaktu mendatang, maka penulis mencoba untuk menerapkan mengenai metode pencatatan persediaan menurut Standar Akuntansi Keuangan dan Pajak. Metode Pencatatan Persediaan Sistem Fisik Pencatatan sistem fisik disebut juga dengan sistem periodik ( periodical system ). Ciri ciri pencatatan persediaan dengan sistem fisik, antara lain sebagai berikut : a. Transaksi pembelian barang dicatat debet pada akun Pembelian, sementara transaksi penjualan barang, didalam jurnal hanya dicatat harga jual. 2

b. Nilai persediaan pada akhir periode, diketahui setelah dilakukan pemeriksaan dan perhitungan barang secara fisik. c. Pembelian dan penjualan barang, tidak dicatat ke dalam akun Persediaan sehingga akun Persediaan hanya menunjukan informasi nilai persediaan awal pada akhir periode. Dengan menggunakan pencatatan sistem fisik pada CV. Alam Abadi Mulia maka dalam mengetahui laba kotor yang di peroleh dalam suatu periode, lebih dahulu harus menghitung secara fisik persediaan barang pada akhir periode, hal ini. dilakukan dengan cara menghitung, mengukur atau menimbang kuantitas (banyaknya) barang yang masih ada digudang. Nilai persediaan barang pada akhir periode, biasanya ditemui kesulitan sehubungan dengan barang yang dibeli bermacam macam. Untuk menentukan harga persatuan sebagai dasar penilaian persediaan barang pada akhir periode dapat digunakan beberapa metode penilaian diantaranya metode MPKP atau FIFO, metode MTKP atau LIFO, metode rata rata Tertimbang dan metode Identifikasi Khusus. Perhitungan harga pokok penjualan dilakukan dengan cara : Persediaan barang awal Rp. x x Pembeliaan (Netto) Rp. x x ( +) Tersedia untuk di jual Rp. x x x Persediaan barang akhir Rp. x x x ( ) Harga pokok penjualan Rp. x x x Pada metode ini, jika ingin menyusun laporan keuangan jangka pendek misalnya bulanan sangat lambat dikarenakan harus mengadakan perhitungan fisik atas persediaan barang. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa dalam pencatatan sistem fisik, metode persediaan diterapkan pada akhir periode yaitu untuk menentukan nilai (harga pokok) persediaan barang yang masih ada. Metode Pencatatan Persediaan Sistem Perpectual Di dalam metode ini perusahaan selalu mengadakan pencatatan, baik pembelian, pemakaian dan penjualan, sehingga setiap saat dapat diketahui secara tertulis jumlah persediaan dan mutasinya. Di dalam metode ini ada 3 alat yang saling memperkuat satu sama lainnya : a) Kartu gudang yang mencatat mutasi bahan secara fisik dalam kuantum. b) Administrasi persediaan dibagian pembukuan yang mencatat mutasi bahan dan nilainya ( baik kuantum maupun harganya.) c) Perhitungan fisik setiap akhir periode, yaitu dilakukan perhitungan fisik untuk dicocokkan dengan catatan. Ciri ciri metode tersebut antara lain : a. Transaksi pembelian barang, dicatat debet pada akun Persediaan atau akun Kas, atau Hutang dagang. b. Transaksi penjualan barang dicatat sebagai berikut : Harga ( hasil ) penjualan dicatat debet pada akun Kas atau Piutang dagang, kredit pada akun Penjualan. Harga pokok barang dijual, dicatat pada akun Harga Pokok Penjualan dan kredit pada akun Persediaan. Saldo akun Persediaan menunjukan harga pokok (nilai) persediaan barang yang masih ada digudang. Dari ciri ciri diatas dapat disimpulkan bahwa pada pencatatan sistem perpectual baik transaksi pembelian, maupun penjualan barang dicatat kedalam akun Persediaan, dengan 3

kata lain ( keluar masuknya barang akan tampak dalam akun Persediaan. Di bandingkan dengan metode fisik maka metode buku merupakan cara yang lebih baik untuk mencatat persediaan yaitu dapat membantu memudahkan penyusunan neraca dan laporan laba rugi, juga dapat digunakan untuk mengawasi barang barang dalam gudang. Metode Perhitungan Persediaan Untuk mendekati permasalahan pengukuran persediaan, dalam hal penunjukkan biaya setiap item, ada empat metode perhitungan (FIFO. LIFO, Ratarata, dan Identifikasi khusus) yang dikembangkan dan disetujui oleh GAAP (Prinsip Akuntansi yang diterima secara Umum). Berikut ini disajikan informasi perusahaan CV. Alam Abadi Mulia pada bulan Januari 2008 adalah sebagai berikut : Tabel 1. Pada CV Alam Abadi Mulia Palembang Data Persediaan Baut roda Mobil Bulan Januari 2008 Tanggal Keterangan Kuantitas Harga Jual Harga /Unit Total Harga Total Harga 2008 Unit Beli Jual Beli 01Jan Persediaan Awal 40 Rp Rp 2.000.000 03Jan Pembelian 20 Rp 40.000 Rp 800.000 06Jan Penjualan 26 Rp 55.500 Rp 1.443.000 10Jan Pembelian Rp Rp Rp 1.225.000 13Jan Pembelian 60 Rp Rp Rp 2.700.000 16Jan Penjualan 40 Rp 52.300 Rp 2.092.000 19Jan Pembelian 25 Rp 55.000 Rp Rp 1.375.000 21Jan Penjualan 17 Rp 56.500 Rp 960.500 Jan Penjualan 40 Rp 57.000 Rp 2.280.000 26Jan Pembelian 60 Rp Rp Rp 3.000.000 27Jan Pembelian Rp 52.000 Rp Rp 1.820.000 28Jan Penjualan 40 Rp 56.000 Rp 2.240.000 30Jan Penjualan 27 Rp 55.000 Rp 1.485.000 31Jan Pembelian 33 Rp Rp Rp 1.485.000 Rp 10.500.500 Rp 14.405.000 Atas data berikut maka persediaan akhir CV. Alam Abadi Mulia Palembang sebanyak 118 unit. Dan memperoleh total penjualan pada akhir bulan Januari adalah Rp. 10.500.500, dan beban operasi sebesar Rp. 2, berdasarkan laporan laba rugi bulan Januari 2008. Pada saat menghitung persediaan akhir dan biaya pokok penjualan, akan sangat membantu jika terlebih dahulu diketahui biaya pokok barang tersedia untuk dijual adalah sebagai berikut : Persediaan, 1 Januari 2008 (40 unit @ Rp. ) Rp. 2.000.000. Pembelian bersih : 20 Unit @ Rp. 40.000, Rp. 800.000. Unit @ Rp., Rp. 1.225.000. 60 Unit @ Rp., Rp. 2.700.000. 25 Unit @ Rp. 55.000, Rp. 1.375.000. 60 Unit @ Rp., Rp. 3.000.000. Unit @ Rp. 52.000, Rp. 1.820.000. 4

33 Unit @ Rp., Rp. 1.485.000. Jumlah pembelian ( 268 Unit ) Rp. 12.405.000. Biaya pokok barang tersedia untuk dijual Persediaan akhir ( 118 Unit ) Biaya pokok penjualan ( 190 Unit ) Rp. 14.405.000. Sistem Persediaan FIFO Periodik Pada sistem persediaan FIFO Periodik, perhitungan akan dilakukan pada akhir periode. Karena jumlah unit persediaan akhir adalah 118 unit, maka yang dicari adalah 118 unit barang yang terakhir kalinya dibeli oleh perusahaan, dengan sistem FIFO barang barang yang dibeli pada awal periode sudah dijual terlebih dahulu. Dengan demikian, 118 unit barang yang paling akhir dibeli adalah : 33 unit @ Rp., pada 31 Jan = Rp. 1.485.000, unit @ Rp. 52.000, pada 27 Jan = Rp. 1.820.000, 50 unit @ Rp., pada 26 Jan = Rp. 2.500.000, + Persediaan akhir Rp. 5., Sistem Persediaan FIFO Perpectual Metode ini berdasarkan anggapan bahwa barang yang dibeli (masuk) adalah barang yang paling dahulu keluar (dijual), maka perhitungan metode FIFO dari sistem persediaan perpectual dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 2. Kartu Stock Baut roda Mobil Berdasarkan Metode FIFO Bulan Januari 2008 Tgl Pembelian Biaya pokok penjualan Saldo Unit Harga Total Harga Unit Harga Total Harga Unit Harga Total Harga Unit Unit Unit Jan 1 40 2.000.000 3 20 40.000 800.000 40 2.000.000 20 40.000 800.000 6 26 1.300.000 14 700.000 20 40.000 800.000 10 1.225.000 14 700.000 20 40.000 800.000 1.225.000 13 60 2.700.000 14 700.000 20 40.000 800.000 1.225.000 60 2.700.000 16 14 700.000 29 1.015.000 20 40.000 800.000 60 2.700.000 6 210.000 19 25 55.000 1.375.000 29 1.015.000 60 2.700.000 25 55.000 1.375.000 21 17 595.000 12 420.000 60 2.700.000 25 55.000 1.375.000 12 420.000 32 1.440.000 28 1.260.000 25 55.000 1.375.000 26 60 3.000.000 32 1.440.000 25 55.000 1.375.000 60 3.000.000 52.000 1.820.000 32 1.440.000 25 55.000 1.375.000 60 3.000.000 5

52.000 1.820.000 27 28 32 1.440.000 17 55.000 9 8 55.000 440.000 60 3.000.000 52.000 1.820.000 30 17 55.000 9 50 2.500.000 10 500.000 52.000 1.820.000 31 33 1.485.000 50 2.500.000 52.000 1.820.000 33 1.485.000 Jml 308 12.405.000 190 7.300.000 Perhitungan akhir menunjukan bahwa : Biaya pokok barang tersedia untuk dijual... Rp. 14.405.000, Persediaan akhir (33 x )+( x 52.000)+(50 x ) Rp. 5., Biaya pokok penjualan Rp. 8.600.000, Dalam perhitungan metode FIFO dari sistem persediaan perpectual, besarnya persediaan akhir adalah Rp. 5., sama sebagaimana halnya dengan metode FIFO periodik. Sistem Persediaan LIFO Periodik Pada sistem persediaan LIFO Periodik, perhitungan akan dilakukan pada akhir periode. Karena jumlah unit persediaan akhir adalah 118 unit, maka yang dicari adalah 118 unit barang yang terakhir kalinya dibeli oleh perusahaan, dengan sistem LIFO barangbarang yang dibeli pada akhir periode sudah dijual terlebih dahulu. Dengan demikian, 118 unit barang yang paling awal dibeli adalah : 40 unit @ Rp., pada 1 Jan (awal) = Rp. 2.000.000, 20 unit @ Rp. 40.000, pada 3 Jan = Rp. 800.000, unit @ Rp., pada 10 Jan = Rp. 1.225.000, unit @ Rp., pada 13 Jan = Rp. 1.0, + Persediaan akhir Rp. 5.060.000, Sistem Persediaan LIFO Perpectual Metode ini berdasarkan barangbarang yang dikeluarkan dari gudang akan dibebani dengan harga pokok pembelian yang terakhir disusul dengan yang masuk sebelumnya. Persediaan akhir dihargai dengan harga pokok pembelian yang pertama dan berikutnya. Maka perhitungan harga pokok persediaan dan harga pokok penjualan sebagai berikut : 6

Tabel 3. Kartu Stock Baut roda Mobil Berdasarkan Metode LIFO Bulan Januari 2008 Tgl Pembelian Biaya pokok penjualan Saldo Unit Harga Total Harga Unit Harga Total Harga Unit Harga Total Harga Unit Unit Unit Jan 1 40 2.000.000 3 20 40.000 800.000 40 2.000.000 20 40.000 800.000 6 20 6 40.000 800.000 300.000 10 1.225.000 1.225.000 13 60 2.700.000 60 1.225.000 2.700.000 16 40 1.800.000 20 19 25 55.000 1.375.000 21 8 20 12 26 60 3.000.000 27 52.000 1.820.000 28 30 31 33 1.485.000 20 25 17 55.000 9 20 8 5 55.000 52.000 440.000 900.000 420.000 1.820.000 2 60 60 55 27 52.000 1.404.000 28 28 33 Jml 308 12.405.000 190 9.069.000 55.000 55.000 52.000 52.000 52.000 52.000 1.225.000 900.000 1.225.000 900.000 1.375.000 1.225.000 900.000 440.000 3.000.000 3.000.000 1.820.000 2.860.000 1.456.000 1.456.000 1.485.000 Perhitungan akhir menunjukan bahwa : Biaya pokok barang tersedia untuk dijual... Rp. 14.405.000, Persediaan akhir (33 x )+(28 x 52.000)+( x ) + ( x ) = Rp. 5.446.000, Biaya pokok penjualan Rp. 8.959.000, Dalam perhitungan metode LIFO dari sistem persediaan perpectual, besarnya persediaan akhir adalah Rp. 5.446.000, sedangkan pada metode LIFO dari sistem periodik besarnya persediaan akhir adalah Rp. 5.060.000,. Sistem Persediaan Rata rata Bergerak Dalam metode ini, barang barang yang dikeluarkan akan dibebani harga pokok pada akhir periode, karena harga pokok rata rata baru dihitung pada akhir periode, dan akibatnya jurnal untuk mencatat berkurangnya persediaan barang juga dibuat pada akhir 7

periode. Apabila harga pokok rata rata dicatat setiap ada pengeluran barang maka diperlukan untuk menghitung harga pokok ratarata setiap kali terjadi pembelian barang, sehingga dalam satu periode akan terdapat beberapa harga pokok rata rata. a. Metode Fisik Persediaan akhir dihitung sebagai berikut : Januari 1 Persediaan 40 Unit @ Rp.. Rp. 2.000.000. 3 20 Unit @ Rp. 40.000. Rp. 800.000. 10 13 19 26 27 31 Unit @ Rp.. 60 Unit @ Rp., 25 Unit @ Rp. 55.000, 60 Unit @ Rp., Unit @ Rp. 52.000, 33 Unit @ Rp., Rp. 1.225.000. Rp. 2.700.000. Rp. 1.375.000. Rp. 3.000.000. Rp. 1.820.000. Rp. 1.485.000. 308 Unit Rp.14.405 + 5.000. Rp 14.405.000 Harga pokok rata rata tertimbang : 308 = Rp. 46.679. per unit Persediaan barang 31 Januari 2008 : 118 unit @ Rp. 46.679 = Rp. 5.508.122, Harga pokok penjualan : Rp. 14.405.000. Rp. 5.508.122, = Rp. 8.896.878. b. Metode Buku (Perpectual) Tabel 3. Kartu Stock Baut roda Mobil Berdasarkan Metode Rata Rata bergerak Bulan Januari 2008 8

Perhitungan akhir menunjukan bahwa : Biaya pokok barang tersedia untuk dijual... Rp. 14.405.000, Persediaan akhir (85 x 48.742) + (33 x ) Rp. 5.628.070, Biaya pokok penjualan Rp. 8.776.930, Dalam perhitungan metode ratarata bergerak dari sistem persediaan periodik, besarnya persediaan akhir adalah Rp. 5.508.122, sedangkan pada sistem perpectual besarnya persediaan akhir adalah Rp. 5.628.070,. Apabila ketiga metode tersebut di atas diperbandingkan akan nampak bahwa nilai persediaan dan biaya pokok penjualan yang dihasilkan berbeda. Maka dapat kita lihat dari ketiga metode penentuan biaya pokok penjualan metode FIFO lebih rendah jumlahnya dengan metode ratarata bergerak dan metode LIFO. Hal ini disebabkan karena pada metode FIFO barang barang yang dibeli pertama diasumsikan pertama dijual sehingga persediaan akhir terdiri dari barang barang yang dibeli baru baru saja. Akibat dari berbedanya nilai persediaan akhir dan biaya pokok penjualan adalah berbedanya laba bersih, Laba bersih tertinggi akan diperoleh apabila perusahaan menggunakan metode FIFO. Laba terendah akan dihasilkan oleh metode LIFO. Metode ratarata akan menghasilkan laba bersih, total aktiva dan modal di antara nilai menurut FIFO dan LIFO. Ketiga metode tersebut di atas boleh dipilih untuk diterapkan harus memperhatikan manfaat yang bisa diambil. Tetapi patut diperhatikan, bahwa analisis seperti diterangkan diatas, hanya terjadi apabila harga beli barang dagang mengalami penurunan, maka hasil analisis yang diperoleh merupakan kebalikan dari padanya. Penilaian persediaan barang didasarkan pada harga perolehan. Penilaian pemakaian persediaan untuk perhitungan harga pokok penjulan pada pajak hanya boleh dilakukan dua cara yaitu : 1. Metode Ratarata (Average) 2. Metode FIFO PENUTUP Berdasarkan uraian dari babbab sebelumnya mengenai Analisis Perhitungan Persediaan Menurut Standar Akuntansi Keuangan dan Menurut Perpajakan pada CV.Alam Abadi Mulia Palembang, maka pada bab ini penulis akan memberikan suatu simpulan dan saran yang dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi perusahaan untuk perbaikan.dari hasil analisis diatas dan kondisi perusahaan serta kondisi ekonomi saat ini sebaiknya perusahaan tetap menggunakan metode rata rata jika harga serta kurs sedang fluktuatif, maka dengan menggunakan metode ini harga akan menjadi standar (tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah) karena harga pokok penjualan yang dikenakan merupakan harga ratarata dari total dalam harga periode tersebut. 9

DAFTAR PUSTAKA Baridwan, Zaki, 2000, Intermediate Accounting, Edisi Ketujuh, Penerbit BPFE, Yogyakarta. Ikatan, Akuntan, Indonesia, 1999, Standar Akuntansi Keuangan, Jilid 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Manulang, 1997, Pengantar Ekonomi Perusahaan, Penerbit Ghalia Indonesia, Medan. Resmi, Siti, 2008, Perpajakan: Teori dan Kasus, Edisi Keempat, Penerbit Salemba Empat, Jakarta S.R Soemarso, 1992, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Keempat, Penerbit Rineka, Cipta, Jakarta. 10