BAB II LANDASANTEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASANTEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASANTEORI A. Persediaan 1. Pengertian Persediaao Secara umum pengertian persediaan menunjuk pada barang-barang yang dimiliki dengan tujuan untuk dijual dalam kegiatan operasi normal perusahaan sedangkan peranan persediaan adalah sebagai sumber utama pendapatan perusahaan melalui penjualan. Persediaan merupakan bagian dari harta perusahaan dalam bentuk barang yang ditujukan untuk dijual maupun untuk di proses lebih lanjut sebelum dijual. Pengertian persediaan didalam beberapa kepustakaan umumnya mengemukakan definisi yang berbeda meski maksud yang terkandung didalamnya hampir sama. Menurut Zaki Baridwan (1999 : 149) persediaan adalah : "Secara umum istilah persediaan barang dipakai untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual" Sementara itu Keiso, Weygandt, and Warfield (2000 : 393) mendefinisikan persediaan sebagai berikut: "Asset items heldfor sale in the ordinary course of business or goods that will be used or consumed in the production ofgoods to be sold".

2 Artinya : Persediaan adalah aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam aktivitas normal perusahaan atau yang akan digunakan dalam proses produksi. Ikatan Akuntansi Indonesia melalui Pernyataan standar Akuntansi Keuangan, untuk selanjutnya disebut (Per 1 April 2002, PSAK No. 14.1) mendefinisikan persediaan adalah aktiva: 1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal. 2. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; atau 3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan {supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali, misalnya barang dagangan yang dibeli pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan tanah dan properti lainnya untuk dijual kembali. Persediaan juga mencakup barang jadi yang telah diproduksi, barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi oleh perusahaan dan termasuk bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi atau dengan kata lain adalah bahan baku untuk di produksi. Menurut Eldon S. Hendrikson (2001 : 2) persediaan dapat didefinisikan sebagai berikut: "Persediaan meliputi barang-barang dagangan yang dimaksudkan untuk dijual dalam kondisi usaha normal dan bahan baku serta bahan pembantu yang digunakan dalam proses produksi untuk dijual, yang harus dipisahkan dari penggolongan ini adalah persediaan pembantu {supplies) yang akan terpakai dalam kegiatan-kegiatan non produksi, surat-surat berharga yang dimiliki untuk dijual kembali tetapi bersifat insidental bagi kegiatan perusahaan dan aktiva tetap dan pabrik yang sedang digunakan atau tengah menunggu untuk dijual setelah terpakai lagi".

3 10 Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk dapat dikategorikan sebagai persediaan, hams memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. Barang tersebut adalah barang berwujud. 2. Dimaksudkan untuk dijual, baik langsung maupun tidak langsung (melalui proses produksi). Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah suatu aktiva yang pengklasifikasiannya tergantung kepada perusahaannya, apakah perusahaan dagang ataukah perusahaan manufaktur. Jika perusahaan tersebut merupakan perusahaan dagang maka persediaannya disebut sebagai persediaan barang dagang {merchandise inventory) dan memiliki karakteristik tertentu seperti persediaan tersebut merupakan milik perusahaan dan persediaan tersebut merupakan barang yang siap dijual kepada konsumen dalam aktivitas perusahaan. Jika perusahaan yang dimaksud adalah perusahaan manufaktur, maka persediaannya diklasifikasikan ke dalam tiga kategori yaitu sebagai : bahan baku (raw material), barang setengah jadi (goods in process), dan barang jadi (finished goods), 2. Klasifikasi Persediaan Berdasarkan pengertian pada bagian sebelumnya maka persediaan dapat di klasifikasikan menurut jenis usaha dari perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan dagang biasanya membeli persediaannya dalam bentuk yang sudah siap untuk dijual. Mereka melaporkan harga pokok

4 II yang ditetapkan pada unit-unit tersimpan yang belum terjual sebagai persediaan barang dagang. Hanya satu perkiraan persediaan, persediaan barang dagang yang nampak dalam laporan keuangan. Berikut ini akan dibahas beberapajenis persediaan : Menurut Zaki Baridwan (1999 : ) dalam perusahaan manufaktur persediaan barang yang dimiliki terdiri dari berbagai jenis : 1. Bahan baku dan penolong Bahan baku adalah barang-barang yang akan menjadi bagian dari produk jadi yang dengan mudah dapat diikuti biayanya, Sedangkan bahan penolong adalah barang-barang yang juga menjadi bagian dari produk jadi tetapi jumlahnya relatif kecil atau sulit diikuti biayanya. 2. Supplies Pabrik Barang-barang yang mempunyai fiangsi melancarkan proses produksi. 3. Barang dalam proses Barang-barang yang sedang dikerjakan tetapi pada tanggal neraca, barang-barang tersebut belum selesai dikerjakan atau masih memerlukan pengerjaan lebih lanjut 4. Produk selesai Barang-barang yang sudah selesai dikerjakan dalam proses produksi dan menunggu saat penjualannya, Sedangkan jenis persediaan menurut Jay M Smith dan K Fred Skousen (terjemahan), (2001 : ): 1. Bahan Baku

5 12 Barang-barang yang diperoleh untuk digunakan dalam proses produksi. 2. Barang dalam proses Terdiri dari bahan baku yang sebagian telah diproses dan perlu dikerjakan lebih lanjut sebelum dapat dijuaj. 3. Barang Jadi Merupakan produk yang telah diproduksi dan menuggu saat untuk dijual. 3. Sifat Persediaan Istilah persediaan meliputi barang-barang dagangan yang dimaksudkan untuk dijual dalam kondisi usaha normal dan bahan baku serta bahan pembantu yang dipergunakan dalam proses produksi untuk dijual. Yang harus dipisahkan dari penggolongan ini adalah persediaan pembantu (supplies) yang akan terpakai dalam kegiatan-kegiatan non produksi, surat-surat berharga yang dimiliki untuk dijual kembali, tetapi bersifat insidental bagi kegiatan perusahaan, dan aktiva tetap yang sedang dipergunakan atau yang tengah menunggu untuk dijual setelah tidak terpakai lagi. Dalam definisinya yang tradisional, persediaan merupakan aktiva lancar, karena persediaan biasanya akan diubah menjadi kas atau aktiva lainnya dalam siklus operasi perusahaan. Namun demikian, barang dagangan yang usang dan tak dapat dijual jika jumlahnya material harus dikeluarkan dari klasifikasi ini kecuali jika dapat dilempar ke pasar yang ada dalam periode penjualan normal. Persediaan biasanya dianggap sama dengan stok barang dagangan, meskipun perhitungan akuntansi untuk arus barang dagangan biasanya

6 13 dianggap lebih penting. Dalam struktur akuntansi tradisional, stok barang dagangan yang ada pada akhir satu periode saling terkait dengan arus periode tersebut, meskipun mereka bisa ditetapkan secara residual. Karena itu penilaian stock barang akan terpengaruh oleh penandingan nilai-nilai input dengan pendapatan (revenue) untuk periode sebelum tanggal neraca, dan juga bisa terpengaruh oleh proses penandingan selama periode sebelumnya. Dalam proses penilaian persediaan, persediaan dapat dibedakan dan aktiva moneter dan biaya yang dibayar dimuka (prepaid expense). Aktiva moneter menunjukkan jumlah daya beli yang tersedia atau yang akan tersedia pada suatu saat di masa yang akan datang. Nilai berjalan aktiva moneter karenanya dapat dihitung dengan jalan mendiskontokan (menghitung nilai tunai) penerimaan atau konversi kas yang diharapkan. Pada umumnya tak ada cara yang dapat dipergunakan untuk menetapkan nilai-nilai jasa ini dari segi pendapatan tambahan yang akan dihasilkan oleh jasa-jasa ini. Mereka hanya dapat dinilai menurut nilai perolehannya yaitu harga pokok berjalan atau harga pokoknya di masa lampau. Di lain pihak, persediaan bukan aktiva moneter karena jumlah kas atau sumber daya likuid yang dapat dihasilkan melalui penjualan harga di masa depan, walaupun harga-harga itu mungkin bisa diramal dengan cukup akurai, waktu penerimaan kasnya di masa depan belum juga bisa dipastikan, sehingga sulit untuk membuat estimasi nilai sekarangnya _

7 14 Keabsahan (validitas) harga output persediaan juga tergantung pada jumlah biaya langsung tambahan dan penggunaan sumber daya gabungan (joint resources) serta kegiatan gabungan (joint activities) +. ^perusahaan yang diperlukan untuk menjual barang tersebut dan mengumpulkan hasil tagihannya. Berkenaan dengan hal ini, maka persediaan dapat disamakan dengan biaya yang dibayar dimuka Tetapi secara umum dapat dikatakan bahwa nilai sekarang (present value) barang dagangan dapat lebih mudah diestimasi dari taksiran arus kas dimasa depan dibandingkan dengan biaya yang dibayar dimuka (prepaid expense). B. Metode Pencatatan Persediaan Menurut Jay M. Smith dan K. Fred Skousen (2001 : 365) pencatatan ataupun penentuan persediaan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : a. Metode Pencatatan Secara Periodik. b. Metode Pencatatan Secara Perpetual. a. Pencatatan Persediaan Secara Periodik Dalam melakukan pencatatan persediaan secara periodik, perusahaan memerlukan inventarisasi fisik persediaan, dimana perusahaan menghitung, mengukur, atau menimbang barang pada akhir periode akuntansi untuk dapat menentukan atau mencatat kuantitas persediaan yang dimiliki oleh perusahaan.

8 15 Menurut Niswonger & Fees (1999 : 392) "Dalam sistem berkala, setiap kali terjadi penjualan, hanya pendapatan dan penjualan tersebut yang dicatat pada saat penjualan. Tidak dibuat jurnal untuk mencatat harga pokok barang yang dijual Konsekuensinya harus diadakan perhitungan fisik untuk menentukan nilai persediaan pada akhir periode. Umumnya pemitungan fisik secara Iengkap hanya mungkin diadakan pada tahun akhir periode (fiscal)". Dalam pencatatan persediaan dengan menggunakan sistem periodik, perusahaan mencatat pembelian barang dagang dalam perkiraan pembelian. Pada akhir periode, pada perkiraan persediaan, perusahaan menggantikan nilai persediaan awal dengan nilai persediaan akhir berdasarkan hasil perhitungan fisik. Berikut ini adalah jurnal yang harus dibuat apabila perusahaan menggunakan pencatatan dengan sistem periodik: 1. Untuk mencatat pembelian bahan baku Pembelian Xxx Kas / hutang dagang Xxx 2. Untuk mencatat penjualan secara kredit Piutang dagang. xxx Penjualan Xxx 3. Untuk mencatat persediaan pada akhir periode Ikhtisar laba rugi Persediaan akhir xxx xxx Persediaan awal Ikhtisar rugi laba xxx xxx

9 16 b. Pencatatan Persediaan Secara Perpetual Dalam melakukan pencatatan secara perpetual, perusahaan diharuskan melakukan pengelolaan catatan persediaan yang menunjukkan ikhtisar berlanjut terhadap pos-pos persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Pernyataan di atas diperkuat dengan teori yang dikemukakan oleh Skousen Albrecht Stice Stice (1999 : 364) yang berpendapatan bahwa metode pencatatan secara perpetual adalah merupakan : "Sistem akuntansi untukpersediaan yang merinci catatan dari jumlah unit dan biaya dari setiap tramaksi pembelian dan penjualan yang dibuat selama periode akuntansi". Pencatatan dilakukan setiap kali terjadi transaksi yang berkaitan dengan persediaan, baik itu penerimaan maupun pengeluaran persediaan, sehingga pada akhirnya saldo akhir yang terdapat dalam catatan persediaan merupakan jumlah yang sama seperti persediaan yang terdapat di gudang perusahaan. Pencatatan dengan sistem perpetual dapat dilakukan dengan mencatat kuantitas persediaannya saja atau dapat juga dilakukan dengan mencatat kuantitas dan harga persediaan tersebut. Pada perusahaan manufaktur, penerapan pencatatan secara perpetual memerlukan pencatatan dari setiap pergerakan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Dalam pencatatan persediaan dengan menggunakan sistem perpetual, perusahaan akan mencatat setiap mutasi yang terjadi pada persediaan barangnya. Jadi daftar perhitungan perusahaan akan selalu menunjukkan nilai persediaan pada setiap saat Sistem perpetual juga memberikan

10 17 tingkat kontrol terhadap persediaan lebih akurat dibandingkan sistem periodik karena informasi persediaan dengan menggunakan sistem perpetual selalu mencerminkan keadaan persediaan sekarang. Berikut ini adalah jurnal yang dibuat manakala perusahaan menggunakan pencatatan persediaan dengan sistem perpetual: 1. Untuk mencatat pembelian bahan baku Bahan baku xxx Kas / Hutang dagang xxx 2. Untuk mencatat penggunaan bahan baku dalam proses produksi Barang dalam proses xxx Bahan baku xxx 3. Untuk mencatat penjualan barang jadi Harga pokok penjualan xxx Barang jadi xxx C. Metode Penilaian Persediaan Menurut Jay M. Smith dan K. Fred Skousen (2001 : 374) ada 6 metode yang paling sering digunakan dalam melakukan penilaian persediaan yang meliputi: A. Metode Indentifikasi Spesifik B. Metode Rata-rata Tertimbang C. Metode First In-First Out D. Metode Last In-First Out Tradisional i. Metode Last In-First Out-Barang Spesifik ii. Metode Last In-First Out-Dalam Nilai Uang / Dollar Value E. Metode Persediaan Eceran F. Metode Laba Kotor

11 18 A. Metode Identifikasi Spesifik Metode ini memerlukan pengidentifikasian setiap barang yang terjual dan setiap barang yang ada dalam persediaan. Harga pokok dari setiap barang yang terjual dimasukkan dalam harga pokok barang penjualan, sedangkan harga pokok dari setiap barang yang ada di tangan dimasukkan ke dalam persediaan. Tujuan utama penandingan biaya spesifik dengan pendapatan spestfik dapat dicapai paling tepat melalui pengidentifikasian yang khusus atas biaya Masing-masing unit diberi label menurut harga pada saat perolehannya, dan kemudian harga ini dibandingkan dengan harga jual pada saat diserahkan kepada seorang konsumen. Perbedaan yang terjadi diasumsikan merupakan laba kotor atas transaksi yang bersangkutan. B. Metode Rata-rata Tertimbang Metode ini menetapkan harga barang-barang di dalam persediaan atas dasar biaya rata-rata dari semua barang serupa yang tersedia selama periode bersangkutan. Penggunaan metode rata-rata tertimbang memberi peluang setiap harga beli mempengaruhi penilaian persediaan dan harga pokok penjualan. Asumsi yang dipergunakan adalah bahwa operasi pembelian dan penjualan mengakibatkan pengumpulan biaya dan pembebanan biaya-biaya ini pada

12 19 barang-barang yang dijual dan barang-barang yang belum dijual dengan basis harga tunggal. Harga tunggal ini diasumsikan sebagai suatu harga per unit yang diwakili semua barang yang ditangani selama periode tertentu. C. Metode First In-First Out Metode FIFO mengasumsikan bahwa barang digunakan sesuai dengan urutan pembeliannya, dengan kata lain, barang pertama yang dibeli adalah yang pertama digunakan. Sedangkan persediaan yang masih ada dengan demikian akan mencerminkan pembelian yang paling terakhir. Aturan yang terdapat dalam metode FIFO terutama didasarkan pada asumsi bahwa aturan itu merupakan suatu taksiran yang baik untuk indentifikasi spesifik sebagian besar tipe barang industri pada umumnya sudah dianggap sebagai manajemen persediaan yang baik jika digunakan unit-unit yang paling lama terlebih dahulu dan menyelenggarakan suatu persediaan berjalan yang menampilkan persediaan barang yang paling baru. Kelebihan dan kekurangan metode FIFO menurut Keiso et al (2002 : 461) sebagai berikut: Kelebihan dari metode FIFO adalah 1. Persediaan akhir dilaporkan dengan nilai menurut harga pokok yang paling baru. 2. Jumlah persediaan akhir akan terdiri dari pembelian yang paling baru. 3. Tidak memperkenankan manipulasi laba, karena perusahaan tidak bebas untuk mengambil persediaan pokok tertentu.

13 20 Kekurangan dari metode FIFO adalah 1. Harga pokok periode berjalan tidak sesuai dengan pendapatan periode berjalan pada perhitungan Iaba rugi, 2. Harga pokok yang paling lama dibebankan pada pendapatan yang lebih baru, yang dapat menyebabkan penyimpangan dalam harga pokok dan Iaba bersih perusahaan. D. Metode Last In-First Out Metode ini berusaha untuk mencocokan harga pokok dari barang yang dibeli terakhir terhadap pendapatan. Penilaian persediaan dengan menggunakan metode LIFO, mengasumsikan bahwa dalam beberapa situasi LIFO dapat diasumsikan mencerminkan keadaan khusus barangbarang atau menyajikan arus barang secara normal. Sebagai contoh, bahan baku tertentu yang tak dapat rusak seperti misalnya batu bara dan biji besi dapat disimpan dengan cara sedemikian rupa sehingga perolehanperolehan baru bisa ditempatkan ditumpukan bagian atas dan jumalahjumlah yang dipindahkan ke produksi atau apabila bahan baku tersebut hendak dipakai maka pengambilan akan dilakukan dari bagian atas pula, sehingga meninggalkan suatu persediaan besi yang semi permanen, yang hanya dapat dipergunakan dalam keadaan darurat. Bilamana barangbarang tidak bergerak menurut aturan seperti ini maka metode last in-first out yang dipakai secara umum disebut LIFO tiruan {artificial).

14 21 Kelebihan dan kekurangan metode LIFO menurut Keiso et al (2002 : ) sebagai berikut: Kelebihan dari metode LIFO adalah : 1. Harga pokok yang paling bani dicocokan dengan pendapatan akan memberikan laba masa berjalan lebih baik. 2. Menangguhkan pajak penghasilan selama tingkat harga naik dan kuantitas persediaan tidak menurun, karena barang yang paling akhir dibeli pada tingkat harga yang lebih tinggi dicocokan terhadap pendapatan (dengan demikian meningkatkan arus kas). 3. Laba bersih perusahaan masa depan tidak banyak dipengaruhi oleh penurunan harga. Kekurangan dari metode LIFO adalah 1. Laba perusahaan berkurang. 2. Persediaan menjadi terlalu rendah. 3. Arus fisikjarang diperkirakan. 4. Likuidasi persediaan dapat menyimpangkan laba bersih dan mengakibatkan pajak yang lebih tinggi. Tujuan utamanya dari metode ini adalah penandingan biaya berjalan dengan pendapatan berjalan, yang menghasilkan konsep operasional laba yang mengeluarkan keuntungan dan kerugian penguasaan persediaan. Dengan adanya perkembangan jaman dimana nilai persediaan dalam suatu perusahaan makin bertambah kompleks, untuk itu diperlukan suatu pengembangan terhadap metode LIFO yang sudah ada, yaitu :

15 22 i. Metode Last In-First Out - Barang Spesifik ii. Metode Last In-First Out - Dalam nilai uang (dollar value) i. Metode Last In-First Out- Barang Spesifik Untuk mengatasi masalah likuidasi LIFO dan untuk menyederhanakan akuntansi, barang-barang digabungkan kedalam kelompok. Kelompok didefinisikan sebagai pos-pos dengan sifat yang serupa, Jadi bukan hanya unit-unit yang identik, sejumlah unit yang serupa digabungkan dan diperhitungkan bersama. Dengan menggunakan" pendekatan LIFO kelompok barang spesifik, likuidasi berkurang kemungkinannya untuk teijadi karena pengurangan satu kuantitas di dalam kelompok dapat di-offset dengan kenaikan dalam yang lain. ii. Metode Last In-First Out- Dalam Nilai Uang (Dollar Value) Metode LIFO nilai dollar ini ditetapkan sebagai suatu cara yang berguna untuk menghindarkan keharusan untuk membuat catatan-catatan mengenai harga-harga LIFO asli dan harga-harga kenaikan untuk masing-masing unsur yang tercakup dalam persediaan dan produsen. Kuantitas persediaan akhir diukur dengan harga-harga tahun dasar, jika jumlah ini melampaui nilai dollar persediaan awal tahun dalam hargaharga tahun dasar, maka kelebihannya merupakan kenaikan tahun tersebut. Kenaikan ini kemudian ditetapkan kembali menurut harga

16 23 tahun berjalan dengan jalan mengalikan kenaikan tersebut pada tahun dasar dengan rasio persediaan akhir pada akhir tahun terhadap kuantitas yang sama yang dinilai dengan harga tahun dasar. Kadangkala rasio tersebut ditetapkan dengan mempergunakan sampel persediaan dari keseluruhan barang yang ada di perusahaan. Jadi dollar tahun dasar diasumsikan sebagai suatu ukuran yang layak untuk menetapkan perubahan dalam kuantitas persediaan. Keistimewaan yang penting dari metode LIFO dalam nilai uang (dollar value) adafah bahwa kenaikan dan penurunan di dalam kelompok ditentukan dan diukur dalam satuan total nilai dollar, bukan kuantitas fisik dari barang-barang dalam kelompok persediaan. Hal penting yang menjadi perhatian dalam menghitung nilai persediaan akhir suatu barang dengan menggunakan metode LIFO dalam nilai uang (dollar value) adalah diperlukannya suatu indeks harga. Perhitungan ataupun data harga dapat diperoleh melalui dua cara, yaitu : 1. Tingkat indeks harga umum / spesifik eksternal. Data-data tingkat indeks harga umum eksternal dapat diperoleh dengan jalan mendapatkan informasi melalui publikasi-publikasi yang dilakukan pemerintah, dalam hal ini adalah Biro Pusat Statistik (BPS) atau Iembaga-lembaga lain yang berkompeten dalam hal tersebut. Data-data yang biasanya digunakan sebagai angka indeks harga akhir tahun adalah data-data mengenai indeks harga konsumen bulanan (consumer price index = CPI) atau

17 24 menggunakan indeks produsen bulanan (producer price index = PPI). 2. Tingkat indeks harga barang spesifik internal Apabila data-data dari pihak ekstemal tidak tersedia dengan baik atau dianggap tidak relevan, perusahaan dapat menghitung indeks harga internalnya sendiri. Indeks harga yang dihitung akan memberikan ukuran atas perubahan harga atau tingkat biaya diantara tahun dasar dan tahun berjalan. Indeks dihitung untuk setiap tahun sesudah tahun dasar. Rumus untuk menghitung indeks harga tahun berjalan secara internal adalah sebagai berikut: Indeks harga tahun berjalan = Persediaan akhir tahun periode yang bersangkutan pada harga pokok tahun berjalan Persediaan akhir untuk periode yang bersangkutan pada harga pokok tahun dasar. Metode Persediaan Eceran Dalam metode persediaan eceran, kuantitas persediaan ditetapkan melalui perhitungan yang sesungguhnya dan dinilai pada mulanya dengan harga eceran berjalan. Untuk laporan-iaporan intern, persediaan denga harga eceran itu dapat diestimasi dengan mengurangkan penjualan

18 25 bersih untuk periode tersebut sampai tanggal bersangkutan dari total barang yang tersedia dengan harga eceran Dalam prosedur ini, persediaan menipakan jumlah residual yang sama dengan yang diperoleh jika mempergunakan metode persediaan perpetual. F. Metode Laba Kotor Kegunaan utama metode laba kotor ini adalah sebagai alat ukur untuk mengestimasi persediaan bilamana perhitungan persediaan tidak mungkin dilakukan atau tidak praktis, dan sebagai suatu tes atas persediaan akhir yang dihitung dengan cara lainnya Sedangkan SAKno.14 paragraf 41, menyatakan bahwa: "Biaya persediaan harus dihitung dengan menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama (MPKP atau FIFO), rata-rata tertimbang (weighted average method) atau masuk terakhir keluar pertama (MTKP atau LIFO)". Dari pernyataan SAK no. 14 tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa metode penilaian persediaan yang beriaku untuk diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan adalah hanya metode FIFO, LIFO, dan Rata-rata Tertimbang, G. Dampak Penerapan Metode Penilaian Persediaan Terhadap Laba Laba adalah pengembalian (return) yang melebihi investasi. Sebuah perusahaan menghasilkan laba hanya jika jumlah finansial dari aktiva bersih perusahaan pada akhir periode lebih besar daripada jumlah

19 26 finansial aktiva bersih pada awal periode bersangkutan sesudah mengeluarkan pengaruh transaksi dengan pemilik. Hal ini sesuai dengan pengertian laba atau rugi bersih untuk periode berjalan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (per 1 April 2002 : PSAK No.25 Paragraf 7,8 dan 9) yaitu: 1. Semua unsur pendapatan dan beban yang diakui dalam satu periode hams tercakup dalam penetapan laba atau rugi untuk periode tersebut, kecuali jika standar akuntansi keuangan yang berlaku mensyaratkan atau memperbolehkan sebaliknya 2. Biasanya semua unsur pendapatan dan beban yang diakui dalam suatu periode tercakup dalam penetapan laba atau rugi bersih untuk periode tersebut, termasuk juga pos luar biasa dan dampak perubahan estimasi akuntansi. Tetapi dalam keadaan tertentu mungkin diperlukan untuk mengeluarkan unsur-unsur tertentu dari laba atau rugi bersih untuk periode berjalan. Pernyataan ini menyangkut dua kondisi tertentu: koreksi atas kesalahan yang mendasar dan dampak perubahan kebijakan akuntansi. 3. Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan terdiri atas unsur-unsur berikut, yang masinng-masing hams diungkapkan pada laporan laba rugi: a) Laba atau rugi dari aktivitas normal; dan b) Pos luar biasa Menurut Zaki Baridwan (1999 : 31) menyatakan bahwa pengertian laba adalah sebagai berikut: Laba adalah modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik. Dengan adanya berbagai macam metode penilaian persediaan yang dapat digunakan akan menimbulkan adanya perbedaan dalam menilai persediaan dalam suatu perusahaan. Perbedaan dalam penilaian

20 27 persediaan juga akan berpengaruh terhadap perhitungan laba-rugi perusahaan dalam periode tertentu. Penerapan metode FIFO dalam menilai persediaan yang sedang mengalami kenaikan harga, akan membawa dampak kurang tunmnya biaya produksi, karena biaya yang digunakan adalah biaya terlama yang belum mengalami kenaikan. Dengan tunmnya biaya produksi, maka laba kotor akan mengalami kenaikan. Hal yang sebaliknya terjadi apabila FIFO diterapkan pada saat harga-harga mengalami penurunan, karena dalam menghitung harga pokok atau biaya produksi, harga persediaan yang dipakai adalah harga lama yang masih tinggi, sehingga biaya produksi tinggi dan mengakibatkan laba kotor perusahaan akan mengalami penurunan. Dampak yang akan diperoleh dengan menggunakan metode LIFO sebagai metode penilaian persediaan adalah bahwa situasi harga-harga barang yang sedang mengalami kenaikan, perusahaan akan mengaitkan harga pokok periode berjalan yang tinggi, karena harga persediaan yang dipakai adalah harga terakhir yang sedang mengalami kenaikan, dengan menaikkan harga jualnya. Jika situasi sebaliknya yang terjadi, dimana terjadi penurunan harga persediaan, maka secara otomatis biaya produksinya pun akan rendah, disesuaikan dengan harga persediaan menurun. Dalam situasi seperti ini, perusahaan dapat tetap mempertahankan harga jual produknya, dengan harapan akan memperoleh laba kotor yang lebih besar, tetapi perusahaan dapat pula

21 28 mengambil pilihan lain, yaitu dengan menurunkan hargajual produknya, yang besamya mengikuti persentase penuninan harga bahan baku atau biaya produksi. Apabila yang digunakan oleh perusahaan adalah metode biaya ratarata tertimbang, maka besamya kenaikan ataupun penuninan laba kotor akan cenderung sama dengan kenaikan ataupun penuninan harga persediaan. Hal ini terjadi karena harga persediaan yang dipakai dalam perhitungan biaya produksi, dihitung berdasarkan harga rata-rata dari persediaan yang dibeli, baik pada masa lalu maupun yang bam dibeli.

BAB I PENDAHULUAN. This page was created using BCL ALLPDF demo software. To purchase, go to

BAB I PENDAHULUAN. This page was created using BCL ALLPDF demo software. To purchase, go to BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan era globalisasi yang juga mempengaruhi kemajuan perkembangan dunia usaha, Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang menggalakkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi dan Persediaan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Menurut (Jerry J.Weygandt 2007:5) pengertian akuntansi adalah : Suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan Dalam perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur, persediaan sangat penting dan termasuk bagian aktiva lancar yang aktif. Persediaan (inventory) adalah

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan ditujukan pada bahan baku yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal dan dalam kasus perusahaan manufaktur, yaitu barang dalam proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Menurut Keiso, Weygandt dan Warfield (2007:402) persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal,

Lebih terperinci

Akuntansi Persediaan (INVENTORY)

Akuntansi Persediaan (INVENTORY) Akuntansi Persediaan (INVENTORY) PERSEDIAAN (INVENTORY) Persediaan adalah barangbarang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barangbarang yang akan dijual. Klasifikasi Persediaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sangat sensitif bagi perkembangan financial perusahaan. Dalam akuntansi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sangat sensitif bagi perkembangan financial perusahaan. Dalam akuntansi, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Jenis-Jenis Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan asset perusahaan yang mempunyai pengaruh yang sangat sensitif bagi perkembangan financial

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Pengertian Akuntansi menurut Rudiyanto ( 2012 : 4 ) akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Dasar Persediaan 1. Peneliti Terdahulu Fransiska Simorangkir (2008) meneliti tentang Analisis Penerapan Metode Laba Kotor Dalam Penilaian Persediaan Pada Laporan Keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan

BAB II LANDASAN TEORITIS. Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Persediaan Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan tergantung pada jenis usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Evaluasi dan Kebijakan 2.1.1 Pengertian Evaluasi dan Kebijakan Pengertian evaluasi menurut Syahrul dan Nizar (2000:58) adalah sebagai berikut: Penilaian atau proses penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur selalu memerlukan persediaan, tanpa adanya persediaan para pengusaha akan dihadapkan pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Internal 1. Pengertian Pengendalian Internal Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan Persediaan ( inventory ) adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala sesuatu atau sumber daya sumber daya perusahaan yang disimpan dalam antisipasi pemenuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002;2) menyatakan bahwa : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Setiap perusahaan mengharapkan mendapat keuntungan untuk mencapai hal tersebut manajemen harus dapat mengelola faktor-faktor produksi dimana dalam

Lebih terperinci

PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok)

PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok) PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok) Karakteristik Persediaan Di dalam akuntansi, persediaan meliputi semua barang yang dimiliki oleh perusahaan pada saat tertentu dengan tujuan untuk dijual, dikonsumsi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Secara umum akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Kemajuan suatu perusahaan dapat dilihat dari proses akuntansi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur,

BAB II BAHAN RUJUKAN. Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur, BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan, tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada

Lebih terperinci

PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok)

PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok) PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok) Karakteristik Persediaan Di dalam akuntansi, persediaan meliputi semua barang yang dimiliki oleh perusahaan pada saat tertentu dengan tujuan untuk dijual, dikonsumsi,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.14 (2009:14.5), persediaan diartikan sebagai berikut: Persediaan adalah aset : a.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan Pada umumnya, persediaan (inventory) merupakan barang dagangan yang utama dalam perusahaan dagang. Persediaan termasuk dalam golongan aset lancar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan Yang dimaksud dengan persediaan adalah sejumlah barang jadi, bahan baku, barang dalam proses yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk dijual atau diproses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan Persediaan dalam perusahaan mempunyai kedudukan yang sangat penting baik dalam jumlah maupun dalam peranannya. Jumlah (nilai) persediaan pada umumnya relatif

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Tidak bisa dipungkiri bahwa di dalam kehidupan sehari-hari, seluruh kegiatan membutuhkan jasa akuntansi. Karena informasi akuntansi berguna

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan PSAK No.14 (2012), paragraf 06, Persediaan adalah Aset yang dimiliki dan tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa, dalam proses produksi untuk penjualan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Zaki Baridwan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Zaki Baridwan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Zaki Baridwan (2000:1) akuntansi adalah suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Zimmerman (1960) yang menjelaskan tentang kebijakan akuntansi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Zimmerman (1960) yang menjelaskan tentang kebijakan akuntansi dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Akuntansi Positif Teori akuntansi positif merupakan teori yang dikembangkan oleh Watts dan Zimmerman (1960) yang menjelaskan tentang kebijakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Akuntansi Sebelum membahas tentang judul di atas maka perlu adanya penjelasan mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi akuntansi ini

Lebih terperinci

BAB PERSEDIAAN. Mohammad Aryo Arifin, SE., M.Si., Ak Page 1

BAB PERSEDIAAN. Mohammad Aryo Arifin, SE., M.Si., Ak Page 1 BAB PERSEDIAAN PENGERTIAN PERSEDIAAN Persediaan merupakan salah satu aset yang paling penting bagi banyak perusahaan. PSAK 14 mendefinisikan persediaan sebagai aset yang: a) Tersedia untuk dijual dalam

Lebih terperinci

Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi;

Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi; Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar terbesar dari perusahaan manufaktur maupun

Lebih terperinci

EVALUASI ATAS PENERAPAN AKUNTANSI PERSEDIAAN (PSAK NO. 14) PADA PT. APIS

EVALUASI ATAS PENERAPAN AKUNTANSI PERSEDIAAN (PSAK NO. 14) PADA PT. APIS EVALUASI ATAS PENERAPAN AKUNTANSI PERSEDIAAN (PSAK NO. 14) PADA PT. APIS SKRIPSI Program Studi Akuntansi Nama : KADAR RAHMAWAN N I M : 03202-283 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2007 EVALUASI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan dan Jenis-jenis Persediaan 2.1.1 Persediaan Barang Menurut Zaki Baridwan (2000:149) pengertian persediaan (inventory) adalah: pos-pos aktiva yang dimiliki

Lebih terperinci

2.1.2 Jenis-jenis Persediaan Menurut Carter (2006:40) Jenis-jenis persediaan pada perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut :

2.1.2 Jenis-jenis Persediaan Menurut Carter (2006:40) Jenis-jenis persediaan pada perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan dan Jenis-jenis Persediaan 2.1.2 Pengertian Persediaan Persediaan adalah bagian utama dalam neraca dan sering kali merupakan perkiraan yang nilainya cukup

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan harus dimiliki sebuah perusahaan karena merupakan produk perusahaan yang harus dijual sebagai sumber pendapatan perusahaan. Persediaan merupakan

Lebih terperinci

BAB 4 Persediaan (inventory)

BAB 4 Persediaan (inventory) BAB 4 Persediaan (inventory) Akuntansi Dasar 2 Modul Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian persediaan 2. Menjelaskan sistem akuntansi dalam

Lebih terperinci

Analisis Sistem Akuntansi Persediaan

Analisis Sistem Akuntansi Persediaan Analisis Sistem Akuntansi Persediaan Muhammad Rizal Satria, SE., M.Ak., Ak. Program Studi Akuntansi, Politeknik Pos Indonesia rizalstr@gmail.com ABSTRACT Inventories are covering all goods owned by the

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat Persediaan Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar terbesar dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan 2.1.1 Definisi Persediaan Persediaan (inventory) adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal, atau barang yang akan

Lebih terperinci

BAB 4 PENILAIAN PERSEDIAAN DAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN

BAB 4 PENILAIAN PERSEDIAAN DAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN BAB 4 PENILAIAN PERSEDIAAN DAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN A. Penilaian Persediaan dan Perhitungan Harga Pokok Penjualan dengan Metode FIFO Persediaan adalah barang yang dimiliki perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persediaan adalah aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Persediaan adalah aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persediaan adalah aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal; dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; dalam bentuk bahan atau

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Penilaian & Pengendalian Persediaan. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Persediaan. Penilaian & Pengendalian Persediaan. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Persediaan Modul ke: Penilaian & Pengendalian Persediaan Fakultas Ekonomi & Bisnis Dinar Nur Affini, SE., MM. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Penilaian Persediaan Penilaian Persediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan Pesediaan pada umumnya merupakan barang-barang yang tersedia untuk dijual yaitu jika perusahaan itu berbentuk perusahaan dagang, jika perusahaan berbentuk

Lebih terperinci

itu harus dicatat, dikelompokan dan diikhtisarkan selama periode

itu harus dicatat, dikelompokan dan diikhtisarkan selama periode BAB II LANDASAN TEORI A. PERSEDIAAN 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan, yang secara continu diperoleh atau diproduksi dan dijual.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis Berbagai teori yang berhubungan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam penjelasan di bawah ini: 1. Persediaan a. Pengertian persediaan Persediaan merupakan

Lebih terperinci

Biaya persediaan = Rp ,-

Biaya persediaan = Rp ,- BAB 5 PERSEDIAAN A. Pengertian Salah satu aset lancar yang umumnya memiliki nilai yang besar diantara aset-aset lancar lainnya adalah persediaan. Persediaan merupakan jenis aset produktif yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan antarperusahaan akhir-akhir ini tidak lagi terbatas secara lokal tetapi mencakup kawasan regional dan global. Oleh karena itu, setiap perusahaan

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak Persediaan. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak Persediaan. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: 05 Akuntansi Pajak Persediaan Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013 Email : suhirmanmadjid@ymail.com

Lebih terperinci

Materi: 06 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (Sistem Pencatatan & Metode Persediaan)

Materi: 06 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (Sistem Pencatatan & Metode Persediaan) Materi: 06 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (Sistem Pencatatan & Metode Persediaan) TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menggambarkan kontrol internal terhadap pesediaan. 2. Menjelaskan pengaruh pencatatan persediaan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Menurut Handri Mulya, (2010:214) Persediaan dalam sebuah perusahaan merupakan aset yang cukup besar nilainya. Keberadaannya dalam sebuah perusahaan juga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasi kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasi kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, Sistem dan Metode Pencatatan Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan atau sering disebut dengan persediaan barang dagang (merchandise inventory) secara umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cepatnya perkembangan bisnis di Indonesia menyebabkan banyak. baru yang tumbuh membuat persaingan menjadi semakin ketat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Cepatnya perkembangan bisnis di Indonesia menyebabkan banyak. baru yang tumbuh membuat persaingan menjadi semakin ketat sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cepatnya perkembangan bisnis di Indonesia menyebabkan banyak perusahaan bersaing secara sehat agar mampu bertahan. Banyaknya perusahaan baru yang tumbuh membuat persaingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Fungsi, dan Jenis Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi kegiatan perusahaan dagang. Sebagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Definisi atau Pengertian Persediaan. persediaan dapat diartikan sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI Definisi atau Pengertian Persediaan. persediaan dapat diartikan sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan 2.1.1 Definisi atau Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2011;14.5), persediaan dapat diartikan sebagai berikut

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14 PERSEDIAAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14 PERSEDIAAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14 PERSEDIAAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14 tentang Persediaan disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan lain, baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan lain, baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis I. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan adalah barang-barang yang biasanya dapat dijumpai di gudang tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat

Lebih terperinci

EVALUASI METODE PENILAIAN PERSEDIAAN KAITANNYA DENGAN HARGA POKOK PENJUALAN Studi kasus pada Cabang PT. CLI

EVALUASI METODE PENILAIAN PERSEDIAAN KAITANNYA DENGAN HARGA POKOK PENJUALAN Studi kasus pada Cabang PT. CLI Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 4 No. 1, April 2004 JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 4 No. 1, April 2004 : 7 14 EVALUASI METODE PENILAIAN PERSEDIAAN KAITANNYA DENGAN HARGA POKOK PENJUALAN Studi kasus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini jumlah perusahaan-perusahaan di Indonesia semakin meningkat, baik perusahaan lokal maupun perusahaan multinasional. Jumlah perusahaan yang semakin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan adalah barang - barang yang biasanya dapat dijumpai di gudang tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Persediaan merupakan salah satu aset yang memiliki nilai yang cukup UKDW

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Persediaan merupakan salah satu aset yang memiliki nilai yang cukup UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persediaan merupakan salah satu aset yang memiliki nilai yang cukup besar. Hal ini didukung oleh Cushing dan LeClere (1992) dalam Astuti (2005) yang menyatakan bahwa

Lebih terperinci

Analisis Sistem Persediaan dalam Akuntansi Mina Sari dan Muhammad Dahria

Analisis Sistem Persediaan dalam Akuntansi Mina Sari dan Muhammad Dahria Analisis Sistem Persediaan dalam Akuntansi Mina Sari dan Muhammad Dahria Abstrak Persediaan (inventory) adalah meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu, dengan tujuan untuk dijual

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persediaan merupakan elemen yang penting bagi keseluruhan aktiva lancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persediaan merupakan elemen yang penting bagi keseluruhan aktiva lancar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Persediaan merupakan elemen yang penting bagi keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan baik perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur. Perbedaan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Pengertian Akuntansi Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2001 : 1198 )

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Pengertian Akuntansi Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2001 : 1198 ) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Tinjauan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2001 : 1198 ) adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat, ( sesudah mempelajari, menyelidiki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ade Irmayani (2014), menyatakan bahwa akuntansi merupakan kontrol dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ade Irmayani (2014), menyatakan bahwa akuntansi merupakan kontrol dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Akuntansi Ade Irmayani (2014), menyatakan bahwa akuntansi merupakan kontrol dan juga berfungsi sebagai alat untuk mengukur tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Kinerja Perusahaan. Kinerja merupakan hal yang penting yang harus dicapai oleh setiap

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Kinerja Perusahaan. Kinerja merupakan hal yang penting yang harus dicapai oleh setiap 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Perusahaan 1. Pengertian Kinerja Perusahaan Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2002) Kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan Pengertian Persediaan Syakur (2009;125)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan Pengertian Persediaan Syakur (2009;125) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan Persediaan merupakan suatu elemen yang paling penting bagi perusahaan dagang maupun perusahaan industri, tanpa adanya persediaan perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan

Lebih terperinci

Bab 9 Persediaan. Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess

Bab 9 Persediaan. Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess Bab 9 Persediaan Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess Tujuan 1. Mengikhtisarkan dan memberikan contoh-contoh prosedur pengendalian internal atas persediaan. 2. Menjelaskan pengaruh kesalahan

Lebih terperinci

ANALISA PENERAPAN METODE PENILAIAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA PT. YANA PRIMA HASTA PERSADA, Tbk. SIDOARJO

ANALISA PENERAPAN METODE PENILAIAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA PT. YANA PRIMA HASTA PERSADA, Tbk. SIDOARJO ANALISA PENERAPAN METODE PENILAIAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA PT. YANA PRIMA HASTA PERSADA, Tbk. SIDOARJO Alifah Soesilawati Soema Admaja STIE Mahardhika Surabaya ABSTRAK Di dalam penerapan akuntansi persediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan adalah suatu aktiva perusahaan yang menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan industri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Persediaan 2.1.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam kegiatan operasional perusahaan yang secara berlanjut

Lebih terperinci

lancar, sehingga investasi pada persediaan memerlukan dana yang cukup

lancar, sehingga investasi pada persediaan memerlukan dana yang cukup BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan dan Perputaran Persediaan Sumber penghasilan yang utama dari sebuah perusahaan adalah penjualan atas barang - barang atau jasa yang dihasilkan. Harga jual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persediaan merupakan salah satu bagian yang penting dalam aktivitassetiap

BAB I PENDAHULUAN. Persediaan merupakan salah satu bagian yang penting dalam aktivitassetiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persediaan merupakan salah satu bagian yang penting dalam aktivitassetiap perusahaan, baik perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur.persediaan juga mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdirinya suatu perusahaan tentunya memiliki tujuan, baik tujuan jangka pendek

BAB I PENDAHULUAN. Berdirinya suatu perusahaan tentunya memiliki tujuan, baik tujuan jangka pendek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berdirinya suatu perusahaan tentunya memiliki tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek pada umumnya adalah mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk tujuan itu (Fess et al, 2006:452). Menurut PSAK No. 14, persediaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk tujuan itu (Fess et al, 2006:452). Menurut PSAK No. 14, persediaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Persediaan Persediaan digunakan untuk mengindikasikan (1) barang dagang yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi bisnis perusahaan; (2) bahan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Klasifikasi Persediaan

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Klasifikasi Persediaan BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Klasifikasi Persediaan Klasifikasi dan pengukuran yang terpisah atas persediaan di perlukan karena perannya sebagai salah satu aktiva lancar yang paling penting bagi banyak perusahaan.

Lebih terperinci

LANDASAN TEORITIS. dimiliki, agar tujuan usaha perusahaan dapat tercapai. Aktiva merupakan

LANDASAN TEORITIS. dimiliki, agar tujuan usaha perusahaan dapat tercapai. Aktiva merupakan BAB II LANDASAN TEORITIS A. Hakikat Aktiva Dalam menjalankan usahanya, perusahaan menggunakan modal yang dimiliki, agar tujuan usaha perusahaan dapat tercapai. Aktiva merupakan modal yang ada dalam perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan. 1) Sumber daya modal atau uang berhubungan dengan sejumlah uang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan. 1) Sumber daya modal atau uang berhubungan dengan sejumlah uang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoretis 1. Sumber Daya Perusahaan a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan Sumber daya perusahaan merupakan alat yang digunakan perusahaan dalam mencapai tujuannya (Amirullah,

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP BEBAN POKOK PENJUALAN

PERLAKUAN AKUNTANSI PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP BEBAN POKOK PENJUALAN PERLAKUAN AKUNTANSI PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP BEBAN POKOK PENJUALAN Aloisius Hama Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi(STIE) Yapan Jalan IKIP Gunung Anyar Blok E No 152-154 dan 197-198,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. oleh beberapa ilmuan dalam ruang lingkup yang berbeda, antara lain :

BAB II LANDASAN TEORI. oleh beberapa ilmuan dalam ruang lingkup yang berbeda, antara lain : BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Akuntansi Penjelasan mengenai definisi akuntansi ini telah didefinisikan atau diuraikan oleh beberapa ilmuan dalam ruang lingkup yang berbeda, antara lain : Menurut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat, dan mengomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tetapi laba yang besar belum merupakan ukuran perusahaan itu telah bekerja secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tetapi laba yang besar belum merupakan ukuran perusahaan itu telah bekerja secara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis Perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan untuk memperoleh laba. Akan tetapi laba yang besar belum merupakan ukuran perusahaan itu telah bekerja secara efesein.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Piutang 1) Pengertian Piutang Piutang merupakan keringanan kepada langganan-langganannya pada waktu melakukan pembayaran atas penjualan barang. Menurut Warren et al (2008: 404)

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha iv

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha iv ABSTRAK Dewasa ini, perusahaan bersaing semakin ketat untuk memperoleh laba dan mengembangkan usahanya. Salah satu cara untuk menghadapi persaingan ini adalah dengan mengelola persediaan. Persediaan merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengertian Sistem Romney dan Steinbart (2014:3) menyatakan bahwa sistem adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat satu dengan yang lainnya, yang berfungsi secara bersama-sama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk kegiatan bisnis untuk dijual tanpa perubahan bentuk atau untuk diproses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk kegiatan bisnis untuk dijual tanpa perubahan bentuk atau untuk diproses BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Jenis-Jenis Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan asset perusahaan yang mempunyai pengaruh yang sangat sensitif bagi perkembangan financial

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Ika Ratna Sari (2007) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Profit

BAB II URAIAN TEORITIS. Ika Ratna Sari (2007) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Profit BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Ika Ratna Sari (2007) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Profit Margin, dan Metode Arus Biaya Persediaan terhadap Market Value pada industri barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatan. usahanya melakukan transaksi pembelian barang dagang kemudian untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatan. usahanya melakukan transaksi pembelian barang dagang kemudian untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatan usahanya melakukan transaksi pembelian barang dagang kemudian untuk dijual kembali tanpa mengubah bentuknya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Piutang Usaha 2.1.1. Pengertian dan Klassifikasi Piutang Penjualan kredit merupakan strategi yang digunakan perusahaan untuk mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan Pada hakekatnya persediaan merupakan faktor-faktor yang penting bagi setiap perusahaan industri maupun perusahaan dagang. Persediaan merupakan salah satu

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA KOSIKA AMIK INTeL Com GLOBAL INDO KISARAN

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA KOSIKA AMIK INTeL Com GLOBAL INDO KISARAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA KOSIKA AMIK INTeL Com GLOBAL INDO KISARAN Siti Rahmayuni dan Muhammad Rusli Staf Pengajar AMIK INTeL Com GLOBAL INDO ABSTRAK Persediaan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Cepatnya perkembangan bisnis di Indonesia menyebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Cepatnya perkembangan bisnis di Indonesia menyebabkan banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cepatnya perkembangan bisnis di Indonesia menyebabkan banyak perusahaan bersaing secara sehat agar mampu bertahan. Banyaknya perusahaan baru yang tumbuh membuat persaingan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PT Industri Telekomunikasi

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PT Industri Telekomunikasi BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) yang dimulai sejak pada tanggal

Lebih terperinci

Pengertian Persediaan

Pengertian Persediaan Pengertian Persediaan Persediaan adalah aset: (a) tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, (b) dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; atau (c) dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies)

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN PERSEDIAAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN MENURUT PERPAJAKAN PADA CV ALAM ABADI MULIA PALEMBANG

ANALISIS PERHITUNGAN PERSEDIAAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN MENURUT PERPAJAKAN PADA CV ALAM ABADI MULIA PALEMBANG ANALISIS PERHITUNGAN PERSEDIAAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN MENURUT PERPAJAKAN PADA CV ALAM ABADI MULIA PALEMBANG Neni Agustria Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang Abstrak Sektor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang menggunakan informasi tersebut. Definisi ini mengandung dua pengertian,

BAB II LANDASAN TEORI. yang menggunakan informasi tersebut. Definisi ini mengandung dua pengertian, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Menurut Soemarso (2002:3), pengertian akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mengukur, dan malaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan

Lebih terperinci