ANALISIS TEORITIS DAN PENERAPAN UJI AUTOKORELASI DARI FIVE BASIC TEST UNTUK MENGUJI KEACAKAN BARISAN BIT

dokumen-dokumen yang mirip
Rancangan Aplikasi Pemilihan Soal Ujian Acak Menggunakan Algoritma Mersenne Twister Pada Bahasa Pemrograman Java

PENGEMBANGAN MODEL RANTAI MARKOV UNTUK MENGUJI KETERDUGAAN PADA BARISAN ABJAD

Analisis Statistik Menggunakan Strict Avalanche Criterion (SAC) Test Pada Algoritma Kriptografi PRESENT

Percobaan Perancangan Fungsi Pembangkit Bilangan Acak Semu serta Analisisnya

STATISTIKA EKONOMI I Chapter 4 Distribusi Probabilitas Normal dan Binomial Chapter 5 Teori Sampling

IMPLEMENTASI UJI KORELASI UNTUK PENGUJIAN SUB KUNCI PADA ALGORITMA KRIPTOGRAFI BLOCK CIPHER PRESENT MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN C++

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Menurut Darnius, O (2006, Hal : 53) simulasi dapat diartikan sebagai suatu

MODUL II DISTRIBUSI PELUANG DISKRIT DAN KONTINU

PENGGUNAAN POLINOMIAL UNTUK STREAM KEY GENERATOR PADA ALGORITMA STREAM CIPHERS BERBASIS FEEDBACK SHIFT REGISTER

Forum Statistika dan Komputasi : Indonesian Journal of Statistics. journal.ipb.ac.id/index.php/statistika

PEMBANGKIT BILANGAN RANDOM RANDON NUMBER GENERATOR (RNG)

PEMODELAN BILANGAN ACAK DAN PEMBANGKITANNYA. Pemodelan & Simulasi

Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

LANDASAN TEORI. menyatakan hubungan antara variabel respon Y dengan variabel-variabel

ANALISIS TEORITIS DAN EMPIRIS UJI CRAPS DARI DIEHARD BATTERY OF RANDOMNESS TEST UNTUK PENGUJIAN PEMBANGKIT BILANGAN ACAKSEMU

PENGEMBANGAN ALGORITMA ENKRIPSI DEKRIPSI BERBASIS LFSR MENGGUNAKAN POLINOMIAL PRIMITIF

KOMBINASI ALGORITMA ONE TIME PAD CIPHER DAN ALGORITMA BLUM BLUM SHUB DALAM PENGAMANAN FILE

KONSISTENSI ESTIMATOR

Aplikasi Teori Bilangan Bulat dalam Pembangkitan Bilangan Acak Semu

ANALISIS DATA SECARA RANDOM PADA APLIKASI MINITAB DENGAN MENGGUNAKAN DISTRIBUSI PELUANG

DISTRIBUSI TEORITIS. Variabel Acak Distribusi Teoritis Binomial Normal

DISTRIBUSI TEORITIS DISTRIBUSI TEORITIS

Pembahsan Tugas 9 Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang Kontinyu

Studi dan Analisis Mengenai Pengujian Bilangan Acak: Diehard Battery of Randomness Test

UJI STATISTIK NON PARAMETRIK. Widha Kusumaningdyah, ST., MT

KRIPTOGRAFI KLASIK DENGAN METODE MODIFIKASI AFFINE CIPHER YANG DIPERKUATDENGANVIGENERE CIPHER

Distribusi Normal Distribusi normal, disebut pula distribusi Gauss, adalah distribusi probabilitas yang paling banyak digunakan dalam berbagai

Artikel Ilmiah. Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Pembangkitan Bilangan Acak Dengan Metode Lantai Dan Modulus Bertingkat

ANALISIS UJI STATISTIK BERBASIS KORELASI PADA ALGORITMA SNOW 2.0

BAB Kriptografi

PERBANDINGAN DISTRIBUSI BINOMIAL DAN DISTRIBUSI POISSON DENGAN PARAMETER YANG BERBEDA

PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT UNTUK VARIABILITAS BERDASARKAN MATRIKS KOVARIANSI DAN MATRIKS KORELASI. Abstrak

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH SIMULASI (KB) KODE / SKS : KK / 3 SKS

BAB 2 LANDASAN TEORI

Kumpulan pasangan nilai-nilai dari variabel acak X dengan probabilitas nilai-nilai variabel random X, yaitu P(X=x) disebut distribusi probabilitas X

FORMAT LAPORAN MODUL V DISTRIBUSI SAMPLING

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA TWOFISH DAN TEA (TINY ENCRYPTION ALGORITHM) PADA DATA SUARA

Statistika Farmasi

ANALISIS GRAFIK KENDALI np YANG DISTANDARISASI UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS DALAM PROSES PENDEK

KEKUATAN KONVERGENSI DALAM PROBABILITAS DAN KONVERGENSI ALMOST SURELY

PEMBANGKIT RANDOM VARIATE

PROGRAM APLIKASI KRIPTOGRAFI PENYANDIAN ONE TIME PAD MENGGUNAKAN SANDI VIGENERE

Distribusi Diskrit dan Kontinu yang Penting. Oleh Azimmatul Ihwah

Penaksiran Parameter Regresi Linier Logistik dengan Metode Maksimum Likelihood Lokal pada Resiko Kanker Payudara di Makassar

DISTRIBUSI TEORITIS. P(M) = p = probabilitas untuk mendapat bola merah (sukses) 30

Analisis Pengembangan Algoritma Yarrow Menjadi Algoritma Fortuna

PROSES POISSON MAJEMUK. 1. Pendahuluan

Pengantar Statistika

Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Kontinyu 1. Adam Hendra Brata

METODE SOLOVAY-STRASSEN UNTUK PENGUJIAN BILANGAN PRIMA

PERBANDINGAN KURVA PADA DISTRIBUSI UNIFORM DAN DISTRIBUSI BINOMIAL

STUDI MENGENAI KRIPTANALISIS UNTUK BLOCK CIPHER DES DENGAN TEKNIK DIFFERENTIAL DAN LINEAR CRYPTANALYSIS

DISTRIBUSI ERLANG DAN PENERAPANNYA. Rini Kurniasih 1, Getut Pramesti 2 Mahasiswi Pendidikan Matematika FKIP UNS, Dosen Pendidikan Matematika FKIP UNS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pembangkitan Nilai MAC dengan Menggunakan Algoritma Blowfish, Fortuna, dan SHA-256 (MAC-BF256)

PEMBANGKIT BILANGAN ACAK

Tugas Kelompok. Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kuantitatif. Judul Makalah Revisi DISTRIBUSI PELUANG

Distribusi Probabilitas Diskrit: Binomial, Multinomial, & Binomial Negatif

IMPLEMENTASI ALGORITMA SEAL PADA KEAMANAN DATA

STATISTIKA II IT

BAB I PENDAHULUAN. dapat dianggap mendekati normal dengan mean μ = μ dan variansi

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Pendiskritan Pembangkit Bilangan Acak Peta Logistik Menggunakan Fungsi Trigonometri Osilasi Tinggi

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi

Probabilitas & Distribusi Probabilitas

Penggabungan dan Pemecahan. Proses Poisson Independen

ENKRIPSI DAN DEKRIPSI DATA DENGAN ALGORITMA 3 DES (TRIPLE DATA ENCRYPTION STANDARD)

Analisis Penerapan Berbagai Chaotic Map sebagai Pembangkit Bilangan Acak Semu

KRIPTOGRAFI HILL CIPHER DENGAN MENGGUNAKAN OPERASI MATRIKS

Makalah Statistika Distribusi Normal

DISTRIBUSI PROBABILITAS (PELUANG)

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BI5106 ANALISIS BIOSTATISTIK Bab 3 Peubah Acak dan Dist

BAB 2 LANDASAN TEORI

Distribusi probabilitas dan normal. Statisitik Farmasi 2015

LANDASAN TEORI. Distribusi Gamma adalah salah satu keluarga distribusi probabilitas kontinu.

ESTIMASI PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL DENGAN TRANSFORMASI MODEL REGRESI MENGGUNAKAN METODE KUADRAT TERKECIL LINIER

STATISTIKA. Muhamad Nursalman Pendilkom/Ilkom UPI

RC4 Stream Cipher. Endang, Vantonny, dan Reza. Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10 Bandung 40132

Studi dan Implementasi Pengamanan Basis Data dengan Teknik Kriptografi Stream Cipher

MODIFIKASI METODE LINEAR CONGRUENTIAL GENERATOR UNTUK OPTIMALISASI HASIL ACAK

Uji SAC Terhadap Algoritma Speck

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut Open Darnius (2006, hal: 53) simulasi dapat diartikan sebagai suatu

APLIKASI ENKRIPSI CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GINGERBREADMAN MAP. Suryadi MT 1 Tony Gunawan 2. Abstrak

Analisis Keacakan Generator Angka Pseudorandom Mersenne Twister dengan Metode Diehard Test

PENGUJIAN KEACAKKAN OUTPUT ALGORITMA CLEFIA-128 MODE COUNTER BERDASARKAN NIST SP

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : STATISTIKA DASAR JURUSAN : TEKNIK KOMPUTER JUMLAH SKS : 2

Pertukaran kunci Diffie-Hellman dengan Pembangkit Bilangan Acak Linear Congruential Generator (LCG)

IMPLEMENTASI PROTOKOL SECRET SPLITTING DENGAN FUNGSI HASH BERBASIS LATTICE PADA NOTARIS DIGITAL

BAB III PENYANDIAN ONE TIME PAD MENGGUNAKAN SANDI VIGENERE

BAB 1 PENDAHULUAN. ii Bagaimana rata-rata atau nilai tengah dibuat oleh Stimulan eksternal.

Nilai Harapan / Nilai Ekspektasi

Analisis dan Implementasi Pengamanan Pesan pada Yahoo! Messenger dengan Algoritma RSA

TINJAUAN PUSTAKA. mengestimasi parameter regresi. Distribusi generalized. digunakan dalam bidang ekonomi dan keuangan.

DISTRIBUSI BINOMIAL STKIP SILIWANGI BANDUNG LUVY S ZANTHY KAPSEL SMA

STK 211 Metode statistika. Materi 4 Peubah Acak dan Sebaran Peluang

Message Authentication Code (MAC) Pembangkit Bilangan Acak Semu

Transkripsi:

ANALISIS TEORITIS DAN PENERAPAN UJI AUTOKORELASI DARI FIVE BASIC TEST UNTUK MENGUJI KEACAKAN BARISAN BIT Sari Agustini Hafman dan Arif Fachru Rozi Lembaga Sandi Negara E-mail: sari.hafman@lemsaneg.go.id, arif.fachru@lemsaneg.go.id Abstrak: uji autokorelasi adalah salah satu uji yang terdapat dalam five basic test yang bertujuan untuk memeriksa korelasi antara barisan bit dengan versi pergeserannya. Untuk membuktikan seberapa baik uji autokorelasi dapat memeriksa korelasi yang terdapat dalam suatu barisan bit maka dilakukan analisis baik secara teoritis maupun empiris. Analisis teoritis dilakukan dengan menerapkan berbagai teori statistik terhadap proses pembentukan statistik uji sedangkan analisis secara empiris dilakukan dengan menerapkan uji tersebut pada barisan bit yang dihasilkan oleh suatu pseudorandon number generator (PRNG). Kata kunci: barisan bit, korelasi, five basic test, uji autokorelasi. Keamanan sistem kriptografi harus hanya bergantung pada kunci yang digunakan dalam sistem tersebut (Kerckhoffs, 1883). Terdapat tiga tipe keacakan barisan kunci yang dihasilkan oleh Pseudo Random Number Generator (PRNG) atau Random Number Generator (RNG) yaitu pseudorandom sequence (barisan acak semu), cryptographically secure pseudorandom sequences (barisan acaksemu yang aman secara kriptografi) dan real random sequences (barisan yang acak nyata). Untuk menguji tipe keacakan barisan kunci yang dihasilkan oleh suatu PRNG/RNG, pendekatan yang umum dilakukan adalah dengan membangkitkan barisan kunci dalam jumlah besar dan mengaplikasikan berbagai uji statistik. Jika barisan yang dihasilkan PRNG/RNG tersebut lulus dari berbagai uji statistik, hal ini berarti barisan tersebut tidak dapat dibedakan dengan barisan yang acak nyata. Henry Beker dan Fred Piper (1982) mengajukan lima uji statistik untuk menganalisis keacakan barisan kunci yang dihasilkan oleh suatu PRNG/RNG. Kelima uji statistik tersebut dinamakan five basic test. Jika suatu barisan bit lulus five basic test maka barisan bit tersebut dinyatakan acak secara lokal atau local randomness (Henry Beker dan Fred Piper, 1982). Kelima uji tersebut adalah uji frekuensi, uji serial, uji poker, uji run dan uji autokorelasi. Analisis teoritis dengan menggunakan pendekatan matematis terhadap uji frekuensi, uji serial dan uji poker telah dilakukan pada tahun 2008 (Hafman, S.A. & Yulianingsih, N., 2008). Oleh karena itu, pada tulisan ini akan dibahas uji lainnya yaitu uji autokorelasi. Untuk membuktikan seberapa baik uji autokorelasi dapat memeriksa korelasi yang terdapat dalam suatu barisan bit maka dilakukan analisis baik secara teoritis maupun empiris. Analisis teoritis dilakukan dengan menerapkan berbagai teori statistik terhadap proses pembentukan statistik uji sedangkan analisis secara empiris dilakukan dengan menerapkan uji tersebut pada barisan bit yang dihasilkan oleh suatu PRNG. 825

Hafman dan Rozi, Analisis Teoritis,826 KAJIAN PUSTAKA Distribusi Bernoulli Suatu distribusi Bernoulli dibentuk oleh suatu percobaan Bernoulli (Bernoulli trial). Sebuah percobaan Bernoulli harus memenuhi syarat: 1. Keluaran (outcome) yang mungkin hanya salah satu dari sukses atau gagal 2. Jika probabilitas sukses p, maka probabilitas gagal q = 1 p. Dalam sebuah percobaan Bernoulli, dengan p adalah probabilitas sukses dan q = 1 p adalah probabilitas gagal, dan jika X adalah variabel acak yang menyatakan sukses, maka dapat dibentuk sebuah distribusi probabilitas Bernoulli sebagai fungsi probabilitas sebagai berikut: dengan dan. Distribusi Binomial Distribusi binomial berasal dari percobaan binomial yaitu suatu proses Bernoulli yang diulang sebanyak n kali dan saling bebas. Secara langsung, percobaan binomial memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Percobaan Bernoulli dilakukan berulang-ulang sebanyak n kali. 2. Setiap percobaan menghasilkan keluaran yang dapat dikatagorikan sebagai gagal dan sukses. 3. Probabilitas sukses p tetap konstan dari satu percobaan ke percobaan lain. 4. Percobaan yang berulang adalah saling bebas. Percobaan Bernoulli dapat menghasilkan suatu sukses dengan probabilitas p dan gagal dengan probabilitas q = 1 p maka distribusi probabilitas variabel acak binomial X dengan jumlah sukses di dalam n percobaan diberikan oleh dengan ( ) ( ). Distribusi Normal Distribusi Normal adalah model distribusi kontinu yang penting dalam teori probabilitas. Distribusi normal memiliki kurva berbentuk lonceng yang simetris. Dua parameter yang menentukan distribusi normal adalah mean ( ) dan variansi ( ). Fungsi kerapatan probabilitas dari distribusi normal adalah: ( ) ( ) dengan adalah rata-rata, adalah variansi dan Teorema Limit Pusat : Jika adalah mean dari sampel acak berukuran n yang diambil dari suatu populasi dengan mean dan variansi maka bentuk limit dari distibusi dengan adalah berdistribusi ( ). Pseudorandom Number Generator (PRNG) Definisi 1 (Schneier,1996): PRNG adalah pembangkit barisan bilangan acaksemu, yang membutuhkan seed (input) dengan proses pembangkitan tiap elemen tergantung dari formulasi matematis yang digunakan pada PRNG tersebut. Proses pembangkitan tiap elemen dari PRNG memiliki hubungan linier sesuai fungsi matematis yang digunakan, sehingga untuk meminimalisir kelinierannya, digunakan fungsi non-linier dan pengaturan parameter inputnya. Untuk memenuhi sifat unpredictable, pada umumnya PRNG menggunakan input berupa barisan bit acak yang berasal dari suatu RNG (Random Number Generator). Uji Autokorelasi Uji autokorelasi merupakan salah satu uji statistik yang terdapat dalam five basic test. Pada uji ini, diasumsikan bahwa adalah barisan bit dengan panjang n dan merupakan variabel acak

827, KNPM V Universitas Negeri Malang, Juni Tahun 2013 karena merupakan kejadian saling bebas dimana. Tujuan dari uji autokorelasi adalah untuk memeriksa korelasi antara barisan bit dengan versi pergeserannya (Menezes,dkk., 1996). Misalkan d adalah bilangan bulat dengan. Jumlah bit dalam barisan s yang tidak sama dengan barisan s yang telah digeser sejauh d adalah ( ) dengan adalah operasi XOR. Operasi XOR merupakan operasi logika bitwise yang bekerja dengan membandingkan dua buah bit yang apabila pada salah satu bitnya bernilai benar (dinotasikan dengan bit 1) maka hasil akhir operasi XOR tersebut adalah benar. Namun, bila kedua bit yang akan dibandingkan bernilai salah (dinotasikan dengan bit 0) atau benar maka hasil akhirnya adalah salah. Statistik ujinya adalah : mendekati distribusi ( ) jika. METODE Penelitian ini terdiri atas dua tahap yaitu penelitian secara teoritis dan secara empiris. Berikut penjelasan dari kedua metode tersebut. Penelitian Secara Teoritis Penelitian secara teoritis dilakukan dengan menerapkan berbagai teori statistik untuk membuktikan proses pembentukan statistik uji autokorelasi dan panjang barisan minimal yang harus dipenuhi agar hasil uji autokorelasi valid. Penelitian Secara Empiris Untuk membuktikan seberapa baik uji autokorelasi dapat memeriksa korelasi yang terdapat dalam suatu barisan bit maka dilakukan analisis secara empiris dengan menerapkan uji autokorelasi pada 30 barisan bit yang dihasilkan oleh PRNG Mersenne Twister dengan menggunakan d yang berbeda baik d acak maupun terurut. Jumlah d yang dipilih secara acak adalah 70 buah atau sekitar 1,4 % dari 5000 kemungkinan nilai d. Untuk d terurut digunakan sebanyak 9 buah mulai dari d = 2 s.d. d = 10. Panjang barisan bit yang dibangkitkan adalah 10.000 bit dengan tingkat kepercayaan ( ) yang digunakan adalah 0,05 dan hipotesis nol ( ) pada uji ini adalah barisan acak atau tidak ada korelasi antara barisan bit dengan versi pergeserannya. Jika maka diterima atau barisan dikatakan acak. Jika tidak demikian maka ditolak atau barisan dikatakan tidak acak. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Teoritis Pembentukan Statistik Uji Pada tahap ini dengan menerapkan berbagai teori statistik akan ditunjukkan bahwa mendekati ( ). Berikut ini adalah hasil analisis teoritisnya. Misalkan s adalah barisan bit yang dibangkitkan oleh PRNG dengan ( ) adalah jumlah bit dalam barisan s yang tidak sama dengan barisan s yang telah digeser sejauh d. adalah bit ke-i dari barisan yang bernilai 0 atau 1 merupakan kejadian bernoulli sehingga ( ). Misalkan maka : bila atau dan bila atau Nilai harapan dari sama dengan karena ( ) ( ) Untuk menghitung ragam dari x terlebih dahulu dihitung nilai ( ) karena ( ( )).

Hafman dan Rozi, Analisis Teoritis,828 Karena x merupakan variabel acak diskrit maka ( ) ( ) sehingga Misalkan ( ) maka ( ) merupakan kejadian binomial sehingga nilai harapan dari ( ) adalah ( ( )) ( ) ( ) ( ( )) ( ) ( ) Untuk mencari statistik uji dari uji autokorelasi maka ( ) distandarisasi sehingga ( ) ( ( )) ( ) ( ( )) Berdasarkan Central Limit Theorem (CLT), untuk distribusi dari mendekati ( ). Panjang Barisan Minimal Pada subbab ini akan ditunjukkan bahwa mendekati distribusi ( ) jika. Berikut adalah penjelasannya. Pada uji autokorelasi terdapat beberapa hal yang harus dipenuhi yaitu : 1. Uji autokorelasi berdasarkan atas distribusi pendekatan normal sehingga agar pendekatan tersebut valid, ukuran sampelnya paling sedikit adalah 20. 2. Banyaknya pergeseran (d) pada uji autokorelasi maksimal hanya sebanyak. Dengan menggunakan pernyataan pada poin 1 dan 2 akan ditunjukkan panjang minimal yang harus dipenuhi agar suatu barisan dapat diuji dengan menggunakan uji autokorelasi. Berdasarkan poin 1 diperoleh pertidaksamaan. Pertidaksamaan tersebut dapat dinyatakan juga dengan pertidaksamaan yang sama nilainya dengan. Karena merupakan nilai maksimal yang diperbolehkan dari d maka dapat dinyatakan dengan d sehingga diperoleh. Atau dengan kata lain, panjang barisan bit minimal agar hasil uji autokorelasi valid adalah. Analisis Empiris Hasil pengujian dengan menggunakan uji autokorelasi pada barisan yang dihasilkan oleh PRNG Mersenne Twister ditampilkan dalam bentuk tabel. Tabel 1 memperlihatkan hasil uji autokorelasi dengan 70 buah d yang dipilih secara acak pada sebuah barisan bit berukuran 10000 bit yang dibangkitkan PRNG Mersenne Twister. Tabel 1 Hasil Uji Autokorelasi dengan 70 d Berbeda

829, KNPM V Universitas Negeri Malang, Juni Tahun 2013 Berdasarkan informasi dari Tabel 1, terdapat 5 barisan bit yang memiliki korelasi dengan versi pergeserannya yaitu ketika d = 2,3,4,321 dan 909 atau sebesar 7,143%. Selain menerapkan uji autokorelasi dengan menggunakan d acak, dilakukan juga pengujian terhadap 30 barisan bit lain yang dihasilkan oleh PRNG Mersenne Twister. Ke-30 barisan tersebut selanjutnya diuji dengan menggunakan nilai d terurut, mulai dari d = 2 s.d. d = 10. Hasil uji beserta kesimpulan terhadap ke-30 barisan bit tersebut disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 3 Kesimpulan Hasil Uji Autokorelasi pada 30 Barisan Bit dengan Tabel 2 Hasil Uji Autokorelasi pada 30 Barisan Bit dengan 10 d Berbeda Pada Tabel 3 terlihat bahwa terdapat 9 barisan bit yang tidak lulus uji ketika di seluruh d, diantaranya barisan 1, 2,7. Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 3 dapat disimpulkan bahwa uji autokorelasi cukup efektif untuk mendeteksi adanya korelasi antara barisan bit dengan versi pergeserannya baik ketika pergeserannya kecil maupun ketika pergeseran bitnya besar (mendekati ). PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1. Pada uji autokorelasi, jumlah bit dalam barisan yang tidak sama dengan versi pergeserannya merupakan kejadian binomial sehingga dengan menggunakan central limit theorem diperoleh bahwa statistik uji autokorelasi mendekati distribusi normal baku. 2. Panjang barisan bit minimal agar hasil uji autokorelasi valid dan jumlah pergeseran maksimal adalah sebesar dengan n adalah panjang

Hafman dan Rozi, Analisis Teoritis,830 barisan bit dan d adalah banyaknya pergeseran.. 3. Hasil uji autokorelasi terhadap satu barisan bit yang berasal dari PRNG Mersenne Twister dengan 70 d acak maupun terhadap 30 barisan bit dengan menggunakan d terurut menunjukkan uji autokorelasi cukup efektif untuk mendeteksi adanya korelasi antara barisan bit dengan versi pergeserannya baik ketika pergeserannya kecil ( ) maupun ketika pergeseran bitnya besar ( ). DAFTAR RUJUKAN Beker, H. & Piper. 1982. Cipher System The Protection of Communications. London. Northwood Books Hafman,S.A. & Yulianingsih, N. 2008. Analisis Matematis Terhadap Tiga Uji Keacakan Pada Five Basic test dengan Menggunakan Teori-Teori Statistika. Prosiding Konferensi Nasional Matematika XIV. Universitas Sriwijaya Palembang. Kerckhoffs,A. 1883. La Cryptographic Militaire. Journal des Sciences Militaires IX, 5-38. Menezes, dkk. 1996. Handbook of Applied Cryptogaphy. CRC Press Inc. Schneier B. 1996. Applied Cryptography : Protocols, Algorithms and Source Code in C 2 nd Edition. Canada. John Wiley & Sons.