BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum PT Pegadaian (Persero) (VOC) mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PT. PEGADAIAN. sejarah pegadaian di indonesia, berasal dari Bank Van Leening zaman VOC. 1 Pada

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III OBJEK PENELITIAN : PERUM PEGADAIAN PUSAT. Alamat : Jalan Kramat Raya No. 162 Jakarta Pusat Fax : (021) ,

BAB II PROFIL PT. PEGADAIAN (PERSERO) KANWIL I MEDAN. A. Sejarah Ringkas Perusahaan PT. Pegadaian (Persero) Kanwil I Medan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC mendirikan Bank Van Leening

BAB I PENDAHULUAN. perusahann. Tumbuh dan berkembangnya perusahaan sangat tergantung

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pegadaian berdiri pada tanggal 20 Agustus 1746 di Batavia (sekarang

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. PEGADAIAN (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK PERUSAHAAN BERDASARKAN KEPMEN BUMN NOMOR KEP-100/MBU/2002 (PERIODE )

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PT INDOFARMA (PERSERO) TBK (Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor :KEP- 100/MBU/2002)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB III OBJEK DAN METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Salemba, beralamatkan di Jl. Salemba Raya No. 2 Jakarta Pusat

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sistem gadai. Lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia tanggal 20 Agustus Pada

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat

BAB III GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH KENDAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PEGADAIAN(PERSERO) CABANG PERAWANG JALAN RAYA PERAWANG KM. 5. Belanda (VOC) yaitu pada sekitar abad ke-19.

Wicak Lingga Bahara Muhammad Saifi Zahroh Z.A Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC mendirikan Bank Van Leening

Financial Check List. Definisi Pegadaian. Mengapa Masayrakat Perlu Menggunakan Jasa Pegadaian? Kapan Masyarakat. Menggunakan Jasa. Pegadaian?

I. PENDAHULUAN. merupakan beban yang amat berat dirasakan oleh sebagian warga masyarakat.

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN BUMN PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi. Inflasi sendiri merupakan kenaikan harga secara bersamaan atau

BAB II KAJIA PUSTAKA DA KERA GKA PEMIKIRA

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN Page 127

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PT. PEGADAIAN (PERSERO) BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI BUMN NO: KEP-100/MBU/2002

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PT WIJAYA KARYA (PERSERO) TBK DAN PT WASKITA KARYA ( PERSERO) TBK

BAB II BAHAN RUJUKAN. Menurut Kasmir (2010) menjelaskan bahwa : Sedangkan Najmudin (2011) menyatakan bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan pengkajian kinerja keuangan PDAM Kabupaten Kudus, yang meliputi 4

BAB II LANDASAN TEORI. dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Laporan

PEGADAIAN ATA 2014/2015 M3/IT /NICKY/

BAB II LANDASAN TEORI. BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan

Fitri Rezeki Amalia 1

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI KABUPATEN KUPANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Prosedur Dan Sistem Informasi Akuntansi. harus dilakukan untuk menjalankan suatu fungsi tertentu.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH DEWI SARTIKA. Dalam bab ini, penulis akan menjelaskan sejarah ringkas penubuhan Institusi Pegadaian

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. (VOC) mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang

BAB III DATA PERUSAHAAN. Sejarah Pegadaian penuh warna. Berasal dari Bank Van Leening yang didirikan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang semakin canggih sangat berpengaruh bagi sebuah perusahaan. Persaingan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut James C. Van Horne, (2013:36) menyebutkan bahwa, Laporan adalah

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. kepustakaan tentang sejarah PT. Pegadaian (Persero), yaitu semenjak mulai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB 5 PENUTUP. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui mekanisme pengadaan barang pemerintah, Diantaranya. penyediaan infrastuktur telekomunikasi, maupun barang-barang keperluan

BAB III ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pegadaian (Persero) Cabang Gorontalo Selatan termasuk dalam sejumlah

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK DAN HASIL PENELITIAN

Fandi Wijaya Raden Rustam Hidayat Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGEVALUASI TINGKAT KESEHATAN DAN PERKEMBANGAN USAHA PADA PERUM PEGADAIAN CABANG KEDIRI (TAHUN )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI

ANALISIS PENGELOLAAN DANA DALAM KAITAN PENCAPAIAN LABA PADA PERUM PEGADAIAN CABANG AMPENAN TAHUN

BAB II LANDASAN TEORI. sasaran, standar, dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Sedangkan Fahmi (2012)

Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan Pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda

BAB I PENDAHULUAN. modern ini, merupakan beban yang amat berat dirasakan oleh sebagian warga. sakit dan biaya untuk mengadakan kegiatan usaha lainnya.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT PEGADAIAN (PERSERO) SKRIPSI. Derajat Sarjana Ekonomi

Pandu Soetjitro. STIE AKA Semarang. Abstrak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS RASIO RLS (RENTABILITAS, LIKUIDITAS, DAN SOLVABILITAS) PADA KUD DWI TUNGGAL KECAMATAN BULUS PESANTREN KABUPATEN KEBUMEN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG

BAB III LAPORAN PENELITIAN. A. Profil Pegadaian KC Syariah Raden Intan Lampung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. Sampoerna, Tbk periode tahun 2012 sampai 2014, maka dapat ditarik kesimpulan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebutuhan yang mendesak atau kekurangan dana dalam memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN PEMBAHASAN. Perum Pegadaian merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Pegadaian

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk

BAB II LANDASAN TEORI

Daftar skor penilaian indikator-indikator aspek keuangan. Tabel 2.2 Daftar skor penilaian ROE ROI (%)

BAB I PENDAHULUAN. jasa mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Perusahaan jasa. menggunakan jasa yang perusahaan tersebut tawarkan, sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi paling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kompas.com harga saham Garuda pada saat Initial Public Offering (IPO), hargas

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT Pegadaian (Persero) Sejarah Pegadaian di mulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda (VOC) mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan sistem gadai, lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia pada tanggal 20 Agustus 1746. Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda (1811-1816) Bank Van Leening milik pemerintah dibubarkan, dan masyarakat diberi keleluasaan untuk mendirikan usaha pegadaian asal mendapat lisensi dari Pemerintah Daerah setempat (liecentie stelsel). Namun metode tersebut berdampak buruk, pemegang lisensi menjalankan praktek rentenir atau lintah darat yang dirasakan kurang menguntungkan pemerintah berkuasa (Inggris). Oleh karena itu, metode liecentie stelsel diganti menjadi pacth stelsel yaitu pendirian pegadaian diberikan kepada umum yang mampu membayarkan pajak yang tinggi kepada pemerintah. Pada saat Belanda berkuasa kembali, pola atau metode pacth stelsel tetap dipertahankan dan menimbulkan dampak yang sama dimana pemegang hak ternyata banyak melakukan penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya. Selanjutnya pemerintah Hindia Belanda menerapkan apa yang disebut dengan cultuur stelsel dimana dalam kajian tentang pegadaian, saran yang dikemukakan adalah sebaiknya kegiatan pegadaian ditangani sendiri oleh 52

pemerintah agar dapat memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan Staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa usaha Pegadaian merupakan monopoli Pemerintah dan tanggal 1 April 1901 didirikan Pegadaian Negara pertama di Sukabumi (Jawa Barat), selanjutnya setiap tanggal 1 April diperingati sebagai hari ulang tahun Pegadaian. Pada masa pendudukan Jepang, gedung Kantor Pusat Jawatan Pegadaian yang terletak di Jalan Kramat Raya 162 dijadikan tempat tawanan perang dan Kantor Pusat Jawatan Pegadaian dipindahkan ke Jalan Kramat Raya 132. Tidak banyak perubahan yang terjadi pada masa pemerintahan Jepang, baik dari sisi kebijakan maupun Struktur Organisasi Jawatan Pegadaian. Jawatan Pegadaian dalam Bahasa Jepang disebut Sitji Eigeikyuku, Pimpinan Jawatan Pegadaian dipegang oleh orang Jepang yang bernama Ohno-San dengan wakilnya orang pribumi yang bernama M. Saubari. Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, Kantor Jawatan Pegadaian sempat pindah ke Karang Anyar (Kebumen) karena situasi perang yang kian terus memanas. Agresi militer Belanda yang kedua memaksa Kantor Jawatan Pegadaian dipindah lagi ke Magelang. Selanjutnya, pasca perang kemerdekaan Kantor Jawatan Pegadaian kembali lagi ke Jakarta dan Pegadaian kembali dikelola oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dalam masa ini Pegadaian sudah beberapa kali berubah status, yaitu sebagai Perusahaan Negara 53

(PN) sejak 1 Januari 1961, kemudian berdasarkan PP.No.7/1969 menjadi Perusahaan Jawatan (PERJAN), selanjutnya berdasarkan PP.No.10/1990 (yang diperbaharui dengan PP.No.103/2000) berubah lagi menjadi Perusahaan Umum (PERUM). Kemudian pada tahun 2011, perubahan status kembali terjadi yakni dari Perum menjadi Perseroan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 51 tahun 2011. Kini usia Pegadaian telah lebih dari seratus tahun, manfaat semakin dirasakan oleh masyarakat, meskipun perusahaan membawa misi public service obligation, ternyata perusahaan masih mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam bentuk pajak dan bagi keuntungan kepada Pemerintah, disaat mayoritas lembaga keuangan lainnya berada dalam situasi yang tidak menguntungkan. 4.2 Visi dan Misi PT Pegadaian (Persero) Visi PT Pegadaian (Persero) adalah sebagai solusi bisnis terpadu terutama berbasis gadai yang selalu menjadi market leader dan mikro berbasis fidusia selalu menjadi yang terbaik untuk masyarakat menengah kebawah. Misi PT Pegadaian (Persero) adalah: 1. Memberikan pembiayaan yang tercepat, termudah, aman dan selalu memberikan pembinaan terhadap usaha golongan menengah kebawah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. 54

2. Memastikan pemerataan pelayanan dan infrastruktur yang memberikan kemudahan dan kenyamanan di seluruh Pegadaian dalam mempersiapkan diri menjadi pemain regional dan tetap menjadi pilihan utama masyarakat. 3. Membantu Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat golongan menengah kebawah dan melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya perusahaan. 4.3 Struktur Organisasi PT Pegadaian (Persero) Struktur Organisasi PT Pegadaian (Persero) terdiri dari Direktur Utama, dibantu oleh lima direktur lainnya yaitu Direktur Bisnis I, Direktur Bisnis II, Direktur Bisnis III, Direktur Keuangan, dan Direktur Umum dan SDM. Setiap anggota direksi dibantu oleh pegawai dengan tugas dan fungsi masing-masing. 55

Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT Pegadaian (Persero) Sumber : PT Pegadaian (Persero) 4.4 Kegiatan Usaha PT Pegadaian (Persero) PT Pegadaian (Persero) adalah satu-satunya lembaga keuangan pemerintah yang bergerak di bidang jasa penyaluran uang pinjaman kepada masyarakat umum atas dasar hukum gadai dengan jaminan barang bergerak. PT Pegadaian (Persero) mempunyai kegiatan usaha diantaranya sebagai berikut : 56

1. Penghimpunan Dana Dana yang diperoleh oleh PT Pegadaian (Persero) untuk melakukan kegiatan usahanya berasal dari: 1. Pinjaman jangka pendek dari Perbankan 2. Pinjaman jangka pendek dari pihak lainnya 3. Penerbitan obligasi 4. Modal sendiri 2. Pengguna Dana Dana yang telah berhasil dihimpun kemudian digunakan untuk mendanai kegiatan usaha Pegadaian. Dana tersebut antara lain digunakan untuk hal-hal berikut ini: 1. Uang kas dan dana likuid lain 2. Pembelian dan pengadaan berbagai macam bentuk aktiva tetap dan inventaris. 3. Pendanaan kegiatan operasional 4. Penyaluran Dana Penggunaan dana yang utama adalah untuk disalurkan dalam bentuk pembiayaan atas dasar hukum gadai. Lebih dari 50 % dana yang telah dihimpun oleh Pegadaian tertanam dalam bentuk aktiva ini, karena memang ini merupakan kegiatan utamanya. Penyaluran dana ini diharapkan akan dapat menghasilkan penerimaan dari bunga yang dibayarkan oleh nasabah. Penerimaan inilah yang 57

merupakan penerimaan utama bagi Pegadaian dalam menghasilkan keuntungan. 5. Investasi lain Kelebihan dana atau idle fund, yang belum diperlukan untuk mendanai kegiatan operasional maupun penyaluran dana belum dapat disalurkan kepada masyarakat, dapat ditanam dalam berbagai macam bentuk investasi jangka pendek dan menengah. Investasi ini dapat menghasilkan penerimaan bagi Pegadaian, namun penerimaan ini bukan merupakan penerimaan utama yang diharapkan oleh Pegadaian. 4.5 Produk dan Jasa PT Pegadaian (Persero) Dengan perkembangan jaman dan teknologi, serta meningkatnya kebutuhan masyarakat, PT Pegadaian (Persero) selalu memberikan alternatif produk dan jasa yang bervariasi guna memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabahnya. Saat ini pegadaian telah memiliki 17 jenis produk yang ditawarkan kepada masyarakat, namun ada beberapa produk yang masih dalam tahap coba, karena hanya ditawarkan pada beberapa lokasi yang memang benar-benar sangat membutuhkan produk tersebut. a. KCA (Kredit Cepat Aman) Kredit gadai adalah pemberian pinjaman dalan jangka waktu tertentu kepada nasabah atas dasar hukum gadai dengan jaminan barang bergerak. Sasaran dari produk ini adalah masyarakat yang membutuhkan dana tunai 58

dalam waktu cepat. Barang jaminan yang dapat diterima sebagai barang jaminan adalah barang jaminan emas perhiasan, kendaraan, elektronik, barang rumah tangga dan kain. b. RAHN Pembiayaan RAHN dari Pegadaian Syariah adalah solusi tepat kebutuhan dana cepat yang sesuai syariah. Barang jaminan yang dapat diterima sebagai barang jaminan adalah barang jaminan perhiasan, barang elektronik atau kendaraan bermotor. Lima belas menit dana pun cair. Jangka waktu kredit ini adalah maskimal 120 hari atau 4 bulan dan dapat diperpanjang sesuai dengan keinginan nasabah. c. KREASI (Kredit Angsuran Sistem Fidusia) KREASI adalah Kredit dengan angsuran bulanan yang diberikan kepada Usaha Mikro Kecil dan menengah (UMKM) untuk pengembangan usaha dengan sistem Fidusia. Sistem Fidusia berarti agunan untuk pinjaman cukup dengan BPKB sehingga kendaraan masih bisa digunakan untuk usaha. KREASI merupakan solusi terpercaya untuk mendapatkan fasilitas kredit yang cepat, mudah dan murah. Sasaran kredit kreasi ini adalah pengusaha mikro/kecil baik perorangan maupun berbadan hukum yang membutuhkan modal. Kredit diberikan berdasarkan analisis kelayakan usaha dan analisi barang jaminan, dengan jangka waktu pelunasan 12, 18, 24 dan 36 bulan dan angsuran flat (tetap). 59

d. KRASIDA (Kredit Angsuran Sistem Gadai) Krasida adalah suatu bentuk skim kredit bagi para pengusaha mikro/kecil yang memerlukan bantuan kredit untuk keperluan usaha produktif pada semua sector ekonomi dengan jaminan dikuasai oleh pegadaian. Pada prinsipnya krasida ini hamper sama dengan kredit kreasi, hanya saja agunan yang diserahkan (dijaminkan) dikuasai sepenuhnya oleh pegadaian. Pelunasan pinjaman dengan cara angsuran tiap bulan dengan sewa modal tetap dan jangka waktu 12,18,24 atau 36 bulan. Keunggulan produk ini adalah proses cepat hanya dalam hitungan menit, sewa modal ringan, pinjaman mulai dari 20 juta hingga 250 juta. e. KRISTA (Kredit Angsuran Rumah Tangga) Krista adalah pinjaman (kredit) lunak yang diberikan oleh PT Pegadaian (Persero) kepada kelompok wanita pengusaha rumah tangga yang membutuhkan dana dalam bentuk pinjaman modal kerja dengan pola tanggung renteng. Sistem tanggung renteng adalah suatu system dimana setiap anggota kelompok harus saling bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang akan mengganggu dan mengancam keberlangsungan angsuran dari masing-masing anggota kelompok. Sasaran produk ini adalah kelompok wanita pengusaha yang anggota kelompoknya terdiri dari pengusaha sangat mikro dan memiliki seorang ketua kelompok, seretaris dan bendahara. 60

Produk ini diberikan dengan jaminan agunan alat produksi dengan nilai minimal 20% dari uang pinjaman, status agunan dikuasai oleh nasabah, pelunasan dengan angusran tetap dan jangka waktu 12, 18, 24 dan 36 bulan. f. AMANAH Program AMANAH pembiayaan berprinsip syariah dari Pegadaian melayani karyawan swasta atau pegawai negeri untuk memiliki motor atau mobil idaman. g. ARRUM Pembiayaan ARRUM dari Pegadaian Syariah memudahkan para pengusaha kecil untuk mendapatkan modal usaha dengan jaminan BPKB dan emas. Kendaraan tetap pada pemiliknya sehingga dapat digunakan untuk mendukung usaha sehari-hari. h. KREMADA (Kredit Perumahan Rakyat) KREMADA adalah pinjaman (kredit) lunak yang diberikan kepada masyarakat berpenghasilan rendah untuk kebutuhan renovasi atau pembangunan rumah.nasabah yang tergolong masyarakat berpenghasilan rendah adalah yang memiliki penghasilan kurang dari 2 juta perbulan. Nasabah tergabung dalam suatu kelompok usaha. i. KAGUM (Kredit Aneka Guna Untuk Umum) KAGUM adalah kredit (pinjaman) angsuran bulanan dengan sistem fidusia yang diperuntukkan bagi pegawai atau karyawan suatu instansi 61

yang telah memiliki penghasilan tetap. Layanan KAGUM dapat diperoleh di perusahaan atau instansi yang telah menjalin kerjasama dengan Pegadaian KAGUM dapat digunakan untuk membiayai berbagai kegunaan seperti membangun dan merenovasi rumah, biaya sekolah, biaya pengobatan, pernikahan dan lain sebagainya. KAGUM merupakan solusi pembiayaan yang cepat dan tepat bagi karyawan. j. INVESTA (Investasi Harta Berharga Milik Anda) INVESTA adalah pinjaman dengan system gadai yang diberikan kepada nasabah perseorangan maupun institusi dalam jangka waktu tertentu dengan jaminan berbentuk saham dan obligasi yang tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Layanan INVESTA bertujuan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek para pelaku pasar modal secara cepat, aman dan terpercaya k. KTJG (Kredit Tunda Jual Gabah) KTJG adalah pinjaman atau talangan dana cepat kepada petani saat panen raya dengan jaminan gabah kering giling (GKG) untuk digunakan menutup biaya hidup dan modal budidaya. Dengan penyediaan modal budidaya yang cukup diharapkan para petani dapat memperoleh modal lebih cepat untuk usaha pertanian pada periode musim tanam berikutnya. Selanjutnya dengan usaha yang bersifat lindung nilai gabah ini, diharapkan mereka dapat memperoleh daya saing dipasar domestik sehingga memberikan peluang tambahan pendapatan dan sekaligus 62

memberikan pendidikan bagi para petani untuk menjadikan hasil panenan sebagai komoditas bisnis. l. MULIA Layanan penjualan logam mulia kepada masyarakat secara tunai atau angsuran dengan proses cepat dan dalam jangka waktu yang fleksibel logam mulia bisa menjadi alternatif pilihan investasi yang aman untuk mewujudkan kebutuhan masa mendatang seperti menunaikan ibadah haji, mempersiapkan biaya pendidikan anak, memiliki rumah idaman serta kendaraan pribadi. m. Multi Pembayaran Online Layanan pembayaran berbagai tagihan bulanan seperti Listrik, Telepon, PDAM dan lain sebagainya secara online di outlet Pegadaian di seluruh Indonesia. Merupakan solusi pembayaran cepat yang memberi kemudahan nasabah dalam bertransaksi tanpa harus memiliki rekening di bank. n. Persewaan Gedung Pegadaian memiliki Langen Palikrama yaitu auditorium yang dikelola oleh Pegadaian untuk disewakan kepada masyarakat luas guna keperluan berbagai kegiatan acara dan seremoni. Auditorium dengan arsitektur Belanda yang dipadukan dengan interior elegan nan artistik serta dilengkapi sarana dan prasarana yang memadai, dapat menjadi tempat ideal guna mensukseskan setiap momen berharga anda. 63

o. Jasa Sertifikasi Batu Mulia Pegadaian menyediakan berbagai layanan professional untuk sertifikasi keaslian dan identifikasi kualitas batu permata, dengan dukungan gemologist dan peralatan gemologi berstandar internasional dari Gemological Institute of America. Layanan ini dilakukan oleh unit Pegadaian Gemologi Lab. p. Jasa Taksiran Layanan kepada masyarakat yang ingin mengetahui karatase dan kualitas harta perhiasan emas, berlian dan batu permata, baik untuk keperluan investasi ataupun keperluan bisnis. Dengan biaya yang relatif ringan masyarakat dapat mengetahui tentang karatase dan kualitas suatu barang berharga miliknya. Sehingga diharapkan masyarakat tidak mengalami kebimbangan atas nilai pasti investasinya. q. Jasa Titipan Layanan kepada nasabah yang ingin menitipkan barang berharga yang dimilikinya seperti perhiasan emas, berlian, surat berharga, maupun kendaraan bermotor dengan biaya terjangkau. Dalam dunia perbankan, layanan ini dikenal sebagai safe deposit box. 4.6 Kinerja Keuangan Perusahaan Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah diperoleh, baik berupa data kuantitatif maupun kualitatif yang didukung oleh dasar teori dan metode penelitian yang telah dikemukakan pada bab terdahulu, maka dilakukan analisis 64

kinerja aspek keuangan berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor 100 Tahun 2002 pada PT Pegadaian (Persero) dari tahun 2009-2012 untuk menemukan jawaban atas rumusan masalah dan hipotesis yang telah dikemukakan oleh penulis. Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002 menyatakan bahwa penilaian kinerja aspek keuangan Badan Usaha Milik Negara dibagi menjadi delapan indikator, dimana dalam hal ini analisis kinerja keuangan PT Pegadaian (Persero) yaitu dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. Untuk lebih jelasnya akan disajikan sebagai berikut : Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Analisa Kinerja Aspek Keuangan 2009-2012 Penilaian Kinerja Aspek Keuangan Tingkat Kesehatan Tahun Nilai Murni Nilai Ekuivalen Kinerja Aspek (%) (%) Keuangan (1) (2) (3) = 2 : 70% (4) 2009 56 80 A (Sehat) 2010 56,5 81 AA (Sehat) 2011 56 80 A (Sehat) 2012 56,5 81 AA (Sehat) Sumber : Penelitian 2014 Berdasarkan hasil analisa yang terlihat pada Tabel 4.1 tersebut, diketahui bahwa kesehatan keuangan PT Pegadaian (Persero) berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002 pada tahun 2009 & 2011 berada pada klasifikasi sehat predikat A sedangkan pada tahun 2010 & 2012 berada pada klasifikasi sehat predikat AA. Selain itu juga disajikan hasil perhitungan kinerja keuangan PT Pegadaian (Persero) pada Tabel berikut : 65

Tabel 4.2 Kinerja Keuangan PT Pegadaian (Persero) Periode 2009-2012 Skor Skor Nilai Persentase Rasio pada Tahun Indikator Penilaian Rata-rata Penilaian Maksimal Kategori 2009 2010 2011 2012 KEPMEN ROE (%) 31,41 35,80 36,21 35,36 34,70 20 20 Sangat Sehat ROI (%) 15,86 16,12 15,01 16,15 15,79 13,5 15 Sehat Cash Ratio (%) 2,72 2,58 2,57 3,46 2,83 0 5 Tidak Sehat Current Ratio (%) 155,52 141,72 142,91 152,50 148,16 5 5 Sangat Sehat Collection Periods (hari) 63,19 62,2 66,23 60,32 62,99 4,5 5 Sehat Perputaran Persediaan (hari) 4,67 3,32 1,69 1,46 2,79 5 5 Sangat Sehat Total Asset Turn Over (%) 25,63 26,84 23,66 26,76 25,72 2 5 Kurang Sehat Total Equity to Total Asset (%) 16,01 16,25 14,45 18,33 16,26 6 10 Kurang Sehat Sumber : Penelitian 2014 Berdasarkan Tabel 4.2, menunjukkan bahwa ROE tahun 2009 adalah sebesar 31,41 %. Itu artinya setiap 1 modal pemilik akan menghasilkan laba bersih sebesar 0,3141. Pada tahun 2009 nilai ROE adalah 31,41%. Pada tahun 2010 nilai ROE adalah 35,80% atau naik sebesar 4,39% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2011 nilai ROE adalah 36,21% atau naik sebesar 0,41% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 nilai ROE adalah 35,36% atau turun sebesar 0,85% dari tahun sebelumnya. Skor penilaian ROE selama tahun 2009-2012 adalah 20. Berdasarkan tabel 4.2, menunjukkan bahwa ROI tahun 2009 adalah 15,86%, yang artinya setiap 1 aktiva perusahaan mampu menghasilkan laba kotor sebesar 0,1586. Pada tahun 2009 nilai ROI adalah 15,86%. Pada tahun 2010 nilai ROI adalah 16,12% atau naik sebesar 0,26% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2011 nilai ROI adalah 15,01% atau turun sebesar 1,11% dari tahun 66

sebelumnya. Pada tahun 2012 nilai ROI adalah 16,15% atau naik sebesar 1,14%. Skor penilaian ROI selama tahun 2009-2012 adalah 13,5. Berdasarkan tabel 4.2, menunjukkan bahwa cash ratio tahun 2009 adalah 2,72% yang artinya setiap 1 hutang lancar dapat dijamin dengan 0,0272 kas atau setara kas. Pada tahun 2009 nilai cash ratio adalah 2,72%. Pada tahun 2010 nilai cash ratio adalah 2,58 atau turun sebesar 0,14% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2011 nilai cash ratio adalah 2,57% atau turun sebesar 0,01% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 nilai cash ratio adalah 3,46% atau naik sebesar 0,89% dari tahun sebelumnya. Skor penilaian untuk cash ratio selama tahun 2009-2012 adalah 0. Berdasarkan tabel 4.2, menunjukkan bahwa current ratio tahun 2009 adalah sebesar 155,52% yang artinya setiap 1 hutang lancar telah dijamin dengan 1,55 aktiva lancar. Pada tahun 2009 nilai current ratio adalah 155,52%. Pada tahun 2010 nilai current ratio adalah 141,72% atau turun sebesar 13,8% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2011 nilai current ratio adalah 142,91% atau naik sebesar 1,19% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 nilai current ratio adalah 152,50% atau naik sebesar 9,59% dari tahun sebelumnya. Skor penilaian untuk current ratio selama tahun 2009-2012 adalah 5. Berdasarkan tabel 4.2, menunjukkan bahwa collection period tahun 2009 adalah 63,19 hari yang artinya penagihan piutang dilakukan setiap 63,19 hari dalam 365 hari (1 tahun). Pada tahun 2009 nilai collection period adalah 63,19 67

hari. Pada tahun 2010 nilai collection period adalah 62.20 hari atau naik sebesar 0,99 hari dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2011 nilai collection period adalah 66,23 hari atau turun sebesar 4,03 hari dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 nilai collection period adalah 60,32 hari atau naik sebesar 5,91 hari dari tahun sebelumnya. Skor penilaian untuk collection period selama tahun 2009-2012 adalah 4,5. Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa perputaran persediaan pada tahun 2009 adalah 4,67 hari yang artinya dana yang tertanam dalam persediaan berputar setiap 4,67 hari dalam 365 hari (1 tahun). Pada tahun 2009 nilai perputaran persediaan adalah 4,67 hari. Pada tahun 2010 nilai perputaran persediaan adalah 3,32 hari atau naik sebesar 1,35 hari dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2011 nilai perputaran persediaan adalah 1,69 hari atau naik sebesar 1.63 hari dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 nilai perputaran persediaan adalah 1,46 hari atau naik sebesar 0,23 hari dari tahun sebelumnya. Skor penilaian untuk perputaran persediaan selama tahun 2009-2012 adalah 5. Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa TATO pada tahun 2009 adalah 25,63% yang artinya setiap 1 aktiva perusahaan mampu menghasilkan pendapatan sebesar 0,2563. Pada tahun 2009 nilai TATO adlah 25,63%. Pada tahun 2010 nilai TATO adalah 26,84% atau naik sebesar 1,21% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2011 nilai TATO adalah 23,66% atau turun sebesar 3,18% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 nilai TATO adalah 26,76% atau 68

naik sebesar 3,40% dari tahun sebelumnya. Skor penilaian untuk TATO selama tahun 2009-2012 adalah 2. Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada tahun 2009 rasio modal sendiri terhadap total aset adalah 16,01% yang artinya modal yang dikelurakan untuk 1 aktiva perusahaan adalah sebesar 0,16. Pada tahu 2009 nilai rasio total modal sendiri terhadap total aset adalah 16,01%. Pada tahun 2010 nilai rasio total modal sendiri terhadap total aset adalah 16,25% atau naik sebesar 0,24% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2011 nilai rasio total modal sendiri terhadap total aset adalah 14,40% atau turun sebesar 1,85% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 nilai rasio total modal sendiri terhadap total aset adalah 18,33% atau naik sebesar 3,93% dari tahun sebelumnya. Skor penilaian untuk rasio total modal sendiri terhadap total aset adalah 6. 4.7 Pembahasan Pembahasan dari hasil analisis kinerja keuangan perusahaan berdasarkan masing-masing rasio adalah: 4.7.1 Rasio Likuditas Berdasarkan Tabel 4.2, rata-rata nilai rasio lancar perusahaan periode tahun 2009-2012 adalah sebesar 148,16. Bila diubah dalam skor penilaian maka skor penilaian rata-rata rasio lancar perusahaan periode 2009-2012 adalah 5. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan adalah sangat sehat karena bobot nilai rasio lancar suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 5. Skor nilai rasio lancar perusahaan tersebut 69

menunjukkan bahwa perusahaan mampu untuk membiayai hutang jangka pendek atau hutang lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar. Selama periode tersebut, jumlah aktiva lancar lebih besar bila dibandingkan hutang lancar. Ini berarti perusahaan memiliki aset lancar yang dapat segera diuangkan untuk membayar kewajiban/hutang lancar perusahaan. Namun nilai rasio lancar yang fluktuatif sebaiknya menjadi perhatian manajemen perusahaan agar dapat lebih konsisten untuk terus meningkatkan kinerja perusahaan menjadi lebih baik. Berdasarkan Tabel 4.2, rata-rata nilai rasio kas perusahaan periode tahun 2009-2012 adalah sebesar 2.83. Bila diubah dalam skor penilaian maka skor penilaian rata-rata rasio kas perusahaan periode 2009-2012 adalah 0. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan adalah tidak sehat karena bobot nilai rasio kas suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 5. Skor nilai rasio kas perusahaan tersebut menunjukkan bahwa perusahaan tidak memiliki banyak kas atau setara kas untuk melunasi kewajiban lancar perusahaan. Salah satu alasan mengapa hal ini terjadi adalah karena core bisnis PT Pegadaian (Persero) adalah gadai yaitu memberikan pinjaman kepada masyarakat sehingga kas yang dimiliki banyak digunakan untuk pemberian gadai. Tidak memiliki modal yang banyak juga menjadi salah satu penyebab sedikit nya kas yang dimiliki perusahaan. Manajemen harus mencari cara agar jumlah kas atau setara kas yang dimiliki perusahaan tidak terlalu kecil untuk berjaga-jaga apabila ada kewajiban yang harus segera 70

dibayar oleh perusahaan. Salah satu cara untuk menaikkan rasio kas adalah menaikkan jumlah kas yang dimiliki. Untuk menaikkan jumlah kas ini bisa dilakukan dengan cara mengatur ulang jangka waktu gadai menjadi lebih singkat agar pengembalian pinjaman dari nasabah bisa cepat menjadi kas kembali. Selain itu juga barang jaminan gadai yang telah jatuh tempo agar segera dilelang sehingga hasil penjualan lelang tersebut dapat menambah jumlah kas yang dimiliki. Jadi, kinerja keuangan perusahaan berdasarkan laporan keuangan periode tahun 2009-2012 bila diukur menggunakan rasio lancar menunjukkan kinerja keuangan yang sangat sehat. Bila diukur menggunakan rasio kas, kinerja keuangan perusahaan menunjukkan kinerja yang tidak sehat. 4.7.2 Rasio Profitabilitas Berdasarkan Tabel 4.2, rata-rata nilai ROE perusahaan periode tahun 2009-2012 adalah sebesar 34.72. Bila diubah dalam skor penilaian maka skor penilaian rata-rata ROE perusahaan periode 2009-2012 adalah 20. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan adalah sangat sehat karena bobot nilai ROE suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat baik adalah sebesar 20. Skor nilai ROE perusahaan tersebut menunjukkan bahwa manajemen perusahaan mampu mengelola modal sendiri yang dimiliki secara efisien sehingga dapat memberikan laba yang besar. Jumlah penyertaan modal dari pemerintah yang sedikit tidak terlalu berpengaruh karena perusahaan 71

menempatkan banyak saldo laba sebagai salah satu pos penyusun modal sendiri. Berdasarkan Tabel 4.2, rata-rata nilai ROI perusahaan periode tahun 2009-2012 adalah sebesar 15.79. Bila diubah dalam skor penilaian maka skor penilaian rata-rata ROI perusahaan periode 2009-2012 adalah 13.5. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan adalah sehat karena bobot nilai ROI suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 15. Skor nilai ROI perusahaan tersebut menunjukkan bahwa manajemen perusahaan cukup efisien dan produktif dalam mengelola aktiva yang dimiliki untuk dapat menghasilkan laba bagi perusahaan. Walaupun begitu, manajemen perusahaan diharapkan agar terus mengelola aktiva agar lebih efektif dan efisien agar pencapaian laba perusahaan semakin meningkat. Jadi, kinerja keuangan perusahaan berdasarkan laporan keuangan periode tahun 2009-2012 bila diukur dengan menggunakan ROE menunjukkan kinerja yang sangat sehat. Begitu juga bila diukur dengan ROI, kinerja keuangan perusahaan menunjukkan kinerja yang sehat. 4.7.3 Rasio Akivitas Berdasarkan Tabel 4.2, rasio aktivitas yang digunakan adalah rasio total asset turn over (TATO). Rata-rata nilai total asset turn over perusahaan periode tahun 2009-2012 adalah sebesar 25.72. Bila diubah dalam skor penilaian maka skor penilaian rata-rata total asset turn over perusahaan periode 2009-2012 adalah 2. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan adalah 72

kurang sehat karena bobot nilai total asset turn over suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 5. Lebih dari 80% dari sebagian besar aktiva perusahaan adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah dengan jangka waktu 4 bulan. Hal tersebut menjadi salah satu alasan mengapa nilai perputaran rendah. Membuat produk gadai dengan jangka waktu yang lebih singkat dapat menjadi salah satu solusi meningkatkan nilai perputaran aktiva. Selain itu, membuat produk baru diluar core bisnis pegadaian yaitu dengan mengoptimalkan aktiva lainnya seperti tanah, bangunan, kendaraan guna menghasilkan laba bagi perusahaan juga dapat menjadi solusi untutk meningkatkan nilai perputaran aktiva. Jadi, kinerja keuangan perusahaan berdasarkan laporan keuangan periode tahun 2009-2012 bila diukur dengan menggunakan total asset turnover menunjukkan kinerja yang kurang sehat. Perputaran piutang menunjukkan berapa kali waktu yang diperlukan perusahaan untuk melakukan penagihan terhadap piutangnya dalam suatu periode atau juga waktu atau hari yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi uang kas. Berdasarkan Tabel 4.2, secara keseluruhan rata-rata perputaran piutang periode 2009-2012 adalah 62.99. Bila diubah dalam skor penilaian maka skor penilaian rata-rata collection periods perusahaan periode 2009-2012 adalah 4,5. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dapat dikatakan sehat karena hampir mencapai nilai maksimal yaitu 5. Hal ini disebabkan karena cukup tingginya jumlah piutang yang diterima 73

perusahaan karena beberapa produk perusahaan penjualannya dilakukan secara kredit. Tingkat perputaran persediaan digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memutarkan produknya. Selain itu indikator ini juga digunakan untuk menunjukkan efisiensi pengelolaan persediaan produk yang dilakukan perusahaan. Berdasarkan Tabel 4.2, secara keseluruhan rata-rata perputaran persediaan periode 2009-2012 adalah 2,79. Bila diubah dalam skor penilaian rata-rata perputaran persediaan perusahaan periode 2009-2012 adalah 5. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan adalah sangat sehat karena bobot nilai rasio lancar suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 5. Tingkat perputaran yang semakin tinggi atau lama hari penyimpanan persediaan yang semakin rendah menunjukkan semakin efisiennya kegiatan operasi perusahaan karena modal kerja yang tertanam (idle money) dalam persediaan semakin sedikit. Jadi, kinerja keuangan perusahaan berdasarkan laporan keuangan periode tahun 2009-2012 bila diukur menggunakan rasio total asset turn over menunjukkan kinerja keuangan yang kurang sehat. Bila diukur menggunakan collection periods menunjukkan kinerja keuangan yang sehat. Bila diukur menggunakan perputaran persediaan menunjukkan kinerja keuangan perusahaan menunjukkan kinerja yang sangat sehat. 74

4.7.4 Rasio Solvabilitas Berdasarkan Tabel 4.2, rasio solvabilitas yang digunakan adalah rasio total modal sendiri terhadap total aktiva. Rata-rata nilai rasio total modal sendiri terhadap total aktiva perusahaan periode tahun 2009-2012 adalah sebesar 16.26. Bila diubah dalam skor penilaian maka skor penilaian rata-rata rasio kas perusahaan periode 2009-2012 adalah 6. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan adalah kurang sehat karena bobot nilai rasio total modal sendiri terhadap total aktiva suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 10. Skor nilai rasio total modal sendiri terhadap total aktiva perusahaan tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar jumlah aktiva perusahaan dibiayai dengan modal dari pihak luar yaitu berupa pinjaman dari debitur. Banyak memiliki pinjaman tidaklah buruk asal tingkat perolehannya lebih besar dari beban bunga pinjaman. PT Pegadaian (Persero) merupakan salah satu BUMN. Modal yang dimiliki berasal dari pemerintah. Jumlah modal yang diberikan pemerintah setiap tahunnya kecil, ini menjadi salah satu alasan mengapa nilai rasio modal sendiri terhadap total aktiva kecil. Meningkatkan laba perusahaan bisa menjadi salah satu cara meningkatkan modal perusahaan. Selain itu juga penghematan pada pos aktiva juga dapat menjadi salah satu solusi meningkatkan rasio total modal sendiri terhadap total aktiva. Jadi, kinerja keuangan perusahaan berdasarkan laporan keuangan periode tahun 2009-2012 bila diukur dengan menggunakan rasio modal sendiri terhadap total aktiva menunjukkan kinerja yang kurang sehat. 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Kinerja keuangan rasio likuiditas berdasarkan laporan keuangan periode tahun 2009-2012 bila diukur menggunakan rasio lancar menunjukkan kinerja keuangan yang sangat sehat. Bila diukur menggunakan rasio kas, kinerja keuangan perusahaan menunjukkan kinerja yang tidak sehat. 2. Kinerja keuangan profitabilitas berdasarkan laporan keuangan periode tahun 2009-2012 bila diukur dengan menggunakan return on equity ratio menunjukkan kinerja yang sangat sehat. Begitu juga bila diukur dengan return on investment ratio, kinerja keuangan perusahaan menunjukkan kinerja yang sehat. 3. Kinerja keuangan rasio aktivitas berdasarkan laporan keuangan periode tahun 2009-2012 bila diukur dengan menggunakan total asset turnover menunjukkan kinerja yang kurang sehat. Bila diukur dengan menggunakan perputaran persediaan menunjukkan kinerja yang sangat sehat dan bila diukur dengan menggunakan collection periods meenunjukkan kinerja yang sehat. 4. Kinerja keuangan rasio solvabilitas berdasarkan laporan keuangan periode tahun 2009-2012 bila diukur dengan menggunakan rasio modal sendiri terhadap total aktiva menunjukkan kinerja yang kurang sehat. 76

5.2 Saran 1. Untuk meningkatkan jumlah kas serta meningkatkan jumlah modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan, disarankan agar manajemen mengatur ulang jangka waktu gadai yang selama ini 4 bulan (120 hari) menjadi lebih singkat agar pengembalian pinjaman dari nasabah cepat menjadi kas kembali. Selain itu juga untuk barang jaminan gadai yang telah masuk periode lelang agar segera dilakukan penjualan lelang agar hasil penjualan lelang tersebut bisa menjadi kas. 2. Perusahaan diharapkan dapat mengelola seluruh sumber daya yang ada agar keuntungan yang didapat besar sehingga jumlah laba ditahan juga akan besar. Dengan besarnya laba ditahan maka akan meningkatkan jumlah modal sendiri yang nantinya akan meningkatkan nilai rasio modal sendiri terhadap total aktiva. 3. Membuat produk gadai dengan jangka waktu yang lebih singkat menjadi salah satu solusi meningkatkan nilai perputaran aktiva. Selain itu, membuat produk baru diluar core bisnis Pegadaian (Gadai dan Pembiayaan) yaitu dengan mengoptimalkan aktiva lainnya seperti tanah, bangunan, kendaraan guna menghasilkan laba bagi perusahaan juga dapat menjadi solusi untuk meningkatkan nilai perputaran aktiva. 4. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambah tahun serta menambahkan peggunaan rasio-rasio keuangan yang lain untuk 77

mengukur kinerja keuangan perusahaan agar hasil analisa yang diperoleh dapat lebih baik. 78

DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim dan Sarwoko, 2008. Manajemen Keuangan (Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan). Cetakan Ketiga. Yogyakarta BPF. Yogyakarta. Astuti, Dewi, 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan Pertama. Penerbit : Ghalia Indonesia. Jakarta. Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik : Suatu Pengantar. PT Gelora Aksara Pratama. Darsono, 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Andi. Yogyakarta. Harahap, Sofyan Syafrie. 2008. Analisa Kasus Atas Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Raja Grafindo Persada. Jakarta. IAI (Ikatan Akuntan Indonesia), 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit : Salemba 4. Jakarta. Jumingan, 2006. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Pertama. PT Bumi Aksara. Jakarta. Kasmir, 2008. Analisis Laporan Keuangan, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit : Rajawali Pers. Jakarta. Kementrian BUMN. Surat Keputusan Menteri BUMN No. Kep-100/M- BUMN/2002 Munawir, 2007. Analisis Laporan Keuangan. 1 Ed, cetakan keempat belas, BPFE. Yogyakarta. Muslich, Muhammad. 2003. Manajemen Keuangan Modern. Bumi Aksara. Jakarta. Natalia, Desy. 2003. Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, dan Rasio Profitabilitas Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT. KUD Kopta Unit Tambang di Samarinda (2009-2011). Skripsi Universitas Mulawarman Nawan, Ilham Nugroho Hanung. 2011. Analisis Kinerja Keuangan PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Solo 57100 (2009-2010). Skripsi Universitas Sebelas Maret. 79

Pribadi, Toto. 2008. Deteksi Cepat Kondisi Keuangan : 7 Analisis Rasio Keuangan. Caetakan I. PPM. Jakarta Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE. Yogyakarta. Rosidin, Ogi Widana. 2011. Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan Pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda. Skripsi Universitas Mulawarman. Sawir, 2005. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan. PT Gramedia. Jakarta. Senhati, 2008. Analisis Rasio Likuiditas dan Profitabilitas pada PT. Graha Sarana Duta di Makassar (2005-2007). Skripsi STIE LPI Makassar. Sutrisno, 2008, Manajemen Keuangan, Teori, Konsep dan Aplikasi, edisi pertama, cetakan ketiga. Ekonesia. Yogyakarta. Sutrisno, 2009. Manajemen Keuangan Teori Konsep dan Aplikasi. Catatan Ketujuh. Ekonisia. Yogyakarta. Syamsudin, Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan : Konsep Aplikasi Dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. PT : Raja Grafindo Persada. Jakarta. Theresia, Christie. Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas pada PT Kalbe Farma. Warsono, 2003. Manajemen Keuangan Buku I. Edisi Ketiga. Bayumedia. Malang. Wijaya Tunggal, Amin. 1996. Kamus Akuntansi. Rineka Cipta. Jakarta. www.pegadaian.co.id 80

Lampiran I. Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan Tahun 2009 No Keterangan Komponen Tahun 2009 Jumlah Nilai Rasio Skor Kinerja 1 ROE Laba Setelah Pajak Laba Bersih 798,195,518,921 Laba Penjualan Aset Tetap 583,803,400 Laba Setelah Pajak 797,611,715,521 Modal Sendiri 2,539,458,128,255 ROE = (LSP : MS) x 100% 2 ROI EBIT Laba Sebelum Pajak 1,116,247,071,559 Bunga dan Provisi 1,347,960,331,708 Laba Penjualan Aset Tetap 583,803,400 EBIT 2,463,623,599,867 Penyusutan Aset Tetap 52,130,492,608 EBIT + Penyusutan Aset Tetap 2,515,754,092,475 Total Aktiva 15,859,464,128,255 ROI = ((EBIT+PAT) : TA) x 100% 3 Cash Ratio Kas dan Bank 267,988,501,964 Hutang Lancar 9,842,086,469,647 Cash Ratio = (K+B) : HL) x 100% 4 Current Ratio Aktiva Lancar 15,306,560,584,034 Hutang Lancar 9,842,086,469,647 Current Ratio = (AL : HL) x 100% 5 Collection Period Piutang Usaha 698,818,195,023 Pendapatan Usaha 4,036,386,891,017 Collection Periods = (PiU : PU) x 365 hari 6 Perputaran Persediaan Persediaan 51,649,546,698 Pendapatan Usaha 4,036,386,891,017 Perputaran Persediaan = (P : PU) x 365 7 Total Asset Turn Over Total Pendapatan (TATO) Pendapatan Usaha 4,036,386,891,017 Pendapatan Lain-Lain 29,208,429,706 Laba Penjualan Aset Tetap 583,803,400 Total Pendapatan 4,065,011,517,323 Total Aktiva 15,859,464,128,255 Total Asset Turn Over = (TP : TA) x 100% 8 Rasio Modal Sendiri Total Modal Sendiri 2,539,458,187,133 Terhadap Total Aktiva Total Aktiva 15,859,464,128,255 TMS terhadap TA = (TMS : TA) x 100% 31.41% 20 15.86% 13.5 2.72% 0 155.52% 5 63.19 4.5 4.67 5 25.63% 2 16.01% 6 81

Lampiran I. Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan Tahun 2009 2009 Skor No Keterangan Nilai Skor Maksimal Kategori Rasio Kinerja KepMen 1 ROE 31,41% 20 20 Sangat Baik 2 ROI 15,86% 13,5 15 Baik 3 Cash Ratio 2,72% 0 5 Tidak Baik 4 Current Ratio 155,52% 5 5 Sangat Baik 5 Collection Periods 63.19 hari 4,5 5 Baik 6 Perputaran Persediaan 4.67 hari 5 5 Sangat Baik 7 Total Asset Turn Over (TATO) 25,63% 2 5 Kurang Baik 8 Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva 16,01% 6 10 Kurang Baik Total Nilai PT Pegadaian (Persero) Tahun 2009 56 Rasio Tingkat Kesehatan PT Pegadaian (Persero) Tahun 2009 = Total Nilai : 70% 80 Kategori Tingkat Kesehatan PT Pegadaian (Persero) Tahun 2009 A Sumber : Penelitian 2014 82

Lampiran II. Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan Tahun 2010 No Keterangan Komponen Tahun 2010 Jumlah Nilai Rasio Skor Kinerja 1 ROE Laba Setelah Pajak Laba Bersih 1,179,788,385,692 Laba Penjualan Aset Tetap 134,523,087 Laba Setelah Pajak 1,179,922,908,779 Modal Sendiri 3,296,202,947,825 ROE = (LSP : MS) x 100% 2 ROI EBIT Laba Sebelum Pajak 1,616,726,799,654 Bunga dan Provisi 1,573,453,742,911 Laba Penjualan Aset Tetap 134,523,087 EBIT 3,190,315,065,652 Penyusutan Aset Tetap 79,859,739,674 EBIT + Penyusutan Aset Tetap 3,270,174,805,326 Total Aktiva 20,283,042,842,726 ROI = ((EBIT+PAT) : TA) x 100% 3 Cash Ratio Kas dan Bank 357,072,324,281 Hutang Lancar 13,845,159,783,249 Cash Ratio = (K+B) : HL) x 100% 4 Current Ratio Aktiva Lancar 19,621,785,026,807 Hutang Lancar 13,845,159,783,249 Current Ratio = (AL : HL) x 100% 5 Collection Period Piutang Usaha 916,447,432,973 Pendapatan Usaha 5,378,292,906,586 Collection Periods = (PiU : PU) x 365 6 Perputaran Persediaan Persediaan 48,904,163,073 Pendapatan Usaha 5,378,292,906,586 Perputaran Persediaan = (P : PU) x 365 7 Total Asset Turn Over Total Pendapatan (TATO) Pendapatan Usaha 5,378,292,906,586 Pendapatan Lain-Lain 66,218,947,447 Laba Penjualan Aset Tetap 134,523,087 Total Pendapatan 5,444,646,377,120 Total Aktiva 20,283,042,842,726 Total Asset Turn Over = (TP : TA) x 100% 8 Rasio Modal Sendiri Total Modal Sendiri 3,296,202,947,825 Terhadap Total Aktiva Total Aktiva 20,283,042,842,726 TMS terhadap TA = (TMS : TA) x 100% 35.80% 20 16.12% 13.5 2.58% 0 141.72% 5 62.20 4.5 3.32 5 26.84% 2.5 16.25% 6 83

Lampiran II. Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan Tahun 2010 2010 Skor No Keterangan Nilai Skor Maksimal Kategori Rasio Kinerja KepMen 1 ROE 35,80% 20 20 Sangat Baik 2 ROI 16,12% 13,5 15 Baik 3 Cash Ratio 2,58% 0 5 Tidak Baik 4 Current Ratio 141,72% 5 5 Sangat Baik 5 Collection Periods 62.2 hari 4,5 5 Baik 6 Perputaran Persediaan 3.32 hari 5 5 Sangat Baik 7 Total Asset Turn Over (TATO) 26,84% 2,5 5 Kurang Baik 8 Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva 16,25% 6 10 Kurang Baik Total Nilai PT Pegadaian (Persero) Tahun 2010 56,5 Rasio Tingkat Kesehatan PT Pegadaian (Persero) Tahun 2010 = Total Nilai : 70% 81 Kategori Tingkat Kesehatan PT Pegadaian (Persero) Tahun 2010 AA Sumber : Penelitian 2014 84

Lampiran III. Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan Tahun 2011 No Keterangan Komponen Tahun 2011 Jumlah Nilai Rasio Skor Kinerja 1 ROE Laba Setelah Pajak Laba Bersih 1,476,235,286,928 Laba Penjualan Aset Tetap 179,520,506 Laba Setelah Pajak 1,476,055,766,422 Modal Sendiri 4,076,363,090,622 ROE = (LSP : MS) x 100% 2 ROI EBIT Laba Sebelum Pajak 2,002,251,590,714 Bunga dan Provisi 1,842,906,719,748 Laba Penjualan Aset Tetap 179,520,506 EBIT 3,844,978,789,956 Penyusutan Aset Tetap 89,569,819,086 EBIT + Penyusutan Aset Tetap 3,934,548,609,042 Total Aktiva 26,219,352,956,584 ROI = ((EBIT+PAT) : TA) x 100% 3 Cash Ratio Kas dan Bank 459,112,641,756 Hutang Lancar 17,869,388,246,994 Cash Ratio = (K+B) : HL) x 100% 4 Current Ratio Aktiva Lancar 25,537,221,194,712 Hutang Lancar 17,869,388,246,994 Current Ratio = (AL : HL) x 100% 5 Collection Period Piutang Usaha 1,197,665,961,512 Pendapatan Usaha 6,600,927,966,486 Collection Periods = (PiU : PU) x 365 6 Perputaran Persediaan Persediaan 30,602,405,764 Pendapatan Usaha 6,600,927,966,486 Perputaran Persediaan = (P : PU) x 365 7 Total Asset Turn Over Total Pendapatan (TATO) Pendapatan Usaha 6,600,927,966,486 Pendapatan Lain-Lain 75,592,358,839 Laba Penjualan Aset Tetap 134,523,087 Total Pendapatan 6,676,654,848,412 Total Aktiva 28,219,352,956,584 Total Asset Turn Over = (TP : TA) x 100% 8 Rasio Modal Sendiri Total Modal Sendiri 4,076,363,090,622 Terhadap Total Aktiva Total Aktiva 28,219,352,958,584 TMS terhadap TA = (TMS : TA) x 100% 36.21% 20 15.01% 13.5 2.57% 0 142.91% 5 66.23 4.5 1.69 5 23.66% 2 14.45% 6 85

Lampiran III. Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan Tahun 2011 2011 Skor No Keterangan Nilai Skor Maksimal Kategori Rasio Kinerja KepMen 1 ROE 36,21% 20 20 Sangat Baik 2 ROI 15,01% 13,5 15 Baik 3 Cash Ratio 2,57% 0 5 Tidak Baik 4 Current Ratio 142,91% 5 5 Sangat Baik 5 Collection Periods 66.23 hari 4,5 5 Baik 6 Perputaran Persediaan 1.69 hari 5 5 Sangat Baik 7 Total Asset Turn Over (TATO) 23,66% 2 5 Kurang Baik 8 Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva 14,45% 6 10 Kurang Baik Total Nilai PT Pegadaian (Persero) Tahun 2011 56 Rasio Tingkat Kesehatan PT Pegadaian (Persero) Tahun 2011 = Total Nilai : 70% 80 Kategori Tingkat Kesehatan PT Pegadaian (Persero) Tahun 2011 A Sumber : Penelitian 2014 86

Lampiran IV. Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan Tahun 2012 No Keterangan Komponen Tahun 2012 Jumlah Nilai Rasio Skor Kinerja 1 ROE Laba Setelah Pajak Laba Bersih 1,904,822,565,902 Laba Penjualan Aset Tetap 13,276,627 Laba Setelah Pajak 1,904,809,289,275 Modal Sendiri 5,371,884,488,525 ROE = (LSP : MS) x 100% 2 ROI EBIT Laba Sebelum Pajak 2,577,445,346,104 Bunga dan Provisi 2,072,564,502,083 Laba Penjualan Aset Tetap 13,276,627 EBIT 4,649,996,571,560 Penyusutan Aset Tetap 84,753,627,576 EBIT + Penyusutan Aset Tetap 4,734,750,199,136 Total Aktiva 29,311,898,012,567 ROI = ((EBIT+PAT) : TA) x 100% 3 Cash Ratio Kas dan Bank 647,155,058,012 Hutang Lancar 18,720,492,208,323 Cash Ratio = (K+B) : HL) x 100% 4 Current Ratio Aktiva Lancar 28,548,901,879,167 Hutang Lancar 18,720,492,208,323 Current Ratio = (AL : HL) x 100% 5 Collection Period Piutang Usaha 1,276,604,131,910 Pendapatan Usaha 7,724,569,543,708 Collection Periods = (PiU : PU) x 365 6 Perputaran Persediaan Persediaan 30,794,362,329 Pendapatan Usaha 7,724,569,543,708 Perputaran Persediaan = (P : PU) x 365 7 Total Asset Turn Over Total Pendapatan (TATO) Pendapatan Usaha 7,724,569,543,708 Pendapatan Lain-Lain 119,745,432,260 Laba Penjualan Aset Tetap 13,276,627 Total Pendapatan 7,844,301,699,341 Total Aktiva 29,311,898,012,567 Total Asset Turn Over = (TP : TA) x 100% 8 Rasio Modal Sendiri Total Modal Sendiri 5,371,884,488,525 Terhadap Total Aktiva Total Aktiva 29,311,898,012,567 TMS terhadap TA = (TMS : TA) x 100% 35.46% 20 16.15% 13.5 3.46% 0 152.50% 5 60.32 4.5 1.46 5 26.76% 2.5 18.33% 6 87

Lampiran IV. Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan Tahun 2012 2012 Skor No Keterangan Nilai Skor Maksimal Kategori Rasio Kinerja KepMen 1 ROE 35,46% 20 20 Sangat Baik 2 ROI 16,15% 13,5 15 Baik 3 Cash Ratio 3,46% 0 5 Tidak Baik 4 Current Ratio 152,50% 5 5 Sangat Baik 5 Collection Periods 60.32 hari 4,5 5 Baik 6 Perputaran Persediaan 1.46 hari 5 5 Sangat Baik 7 Total Asset Turn Over (TATO) 26,76% 2,5 5 Kurang Baik 8 Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva 18,33% 6 10 Kurang Baik Total Nilai PT Pegadaian (Persero) Tahun 2012 56,5 Rasio Tingkat Kesehatan PT Pegadaian (Persero) Tahun 2012 = Total Nilai : 70% 81 Kategori Tingkat Kesehatan PT Pegadaian (Persero) Tahun 2012 AA Sumber : Penelitian 2014 88

KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : KEP-100/MBU/2002 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BADAN USAHA MILIK NEGARA MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA Menimbang : a. bahwa perkembangan dunia usaha dalam situasi perekonomian yang semakin terbuka perlu dilandasi dengan sarana dan sistem penilaian kerja yang dapat mendorong perusahaan ke arah peningkatan efisiensi dan daya saing; b. bahwa dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 198/KMK.016/1998 dan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara/Kepala Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep.215/M- BUMN/1999 telah ditetapkan ketentuan tentang penilaian tingkat kesehatan/penilaian tingkat kinerja Badan Usaha Milik Negara; c. bahwa dengan dialihkannya kedudukan, tugas dan wewenang Menteri BUMN pada Perusahaan Perseroan (PERSERO), Perusahaan Umum (PERUM), dan Perusahaan Jawatan (PERJAN) kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara, maka dipandang perlu meninjau kembali keputusan sebagaimana tersebut pada huruf b, khususnya Keputusan Menteri Keuangan Nomor 198/KMK.016/1998. d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, dan c, perlu ditetapkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1969 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1969 (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 16; Tambahan Lembaran Negara Nomor 2890) tentang Bentuk-Bentuk Usaha Negara menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3587); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3587); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (PERSERO) (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3731) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2001 (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4101); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1998 tentang Perusahaan Umum (PERUM) (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3732); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2000 tentang Perusahaan Jawatan (PERJAN) (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3928); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2001 tentang Pengalihan Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri Keuangan pada Perusahaan Perseroan (PERSERO), Perusahaan Umum (PERUM) dan Perusahaan Jawatan (PERJAN) kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4137); 7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/ Tahun 2001.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BADAN USAHA MILIK NEGARA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan ini, yang dimaksud dengan: 1. Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya dalam Keputusan ini disingkat BUMN, adalah Perusahaan Perseroan (PERSERO) sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 dan Perusahaan Umum (PERUM) sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1998. 2. Anak Perusahaan BUMN adalah Perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas yang sekurangkurangnya 51% sahamnya dimiliki oleh BUMN. Pasal 2 1) Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN berlaku bagi seluruh BUMN non jasa keuangan maupun BUMN jasa keuangan kecuali Persero Terbuka dan BUMN yang dibentuk dengan Undangundang tersendiri. 2) BUMN non jasa keuangan adalah BUMN yang bergerak dibidang infrastruktur dan non infrastruktur sebagaimana pada lampiran I. 3) BUMN jasa keuangan adalah BUMN yang bergerak dalam bidang usaha perbankan, asuransi, jasa pembiayaan dan jasa penjaminan. BAB II PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN Pasal 3 (1) Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN digolongkan menjadi : a. SEHAT, yang terdiri dari : AAA apabila total (TS) lebih besar dari 95 AA apabila 80 <TS< =95 A apabila 65 <TS<= 80 b. KURANG SEHAT, yang terdiri dari : BBB apabila 50 <TS< =65 BB apabila 40 <TS< =50 B apabila 30 <TS< =40 c. TIDAK SEHAT, yang terdiri dari : CCC apabila 20 <TS< =30 CC apabila 10 <TS< =20 C apabila TS< =10 (2) Tingkat Kesehatan BUMN ditetapkan berdasarkan penilaian terhadap kinerja Perusahaan untuk tahun buku yang bersangkutan yang meliputi penilaian : a. Aspek Keuangan. b. Aspek Operasional. c. Aspek Administrasi. (3) Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN sesuai keputusan ini hanya diterapkan bagi BUMN apabila hasil pemeriksaan akuntan terhadap perhitungan keuangan tahunan perusahaan yang bersangkutan dinyatakan dengan kualifikasi Wajar Tanpa Pengecualian atau kualifikasi Wajar Dengan Pengecualian dari akuntan publik atau Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan.