Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

dokumen-dokumen yang mirip
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

Manajemen Keuangan Agribisnis: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG ARMINI NINGSIH POLITEKNIK NEGERI SAMARIDA

MAKALAH Jurnal Khusus

7. Pembelian Persediaan

dijual pemilik Pembelian dijual (Goods) Berwujud Pembelian Bahan Industru Pengolahan (tangible), lazim menjadi barang siap dijual

RINGKASAN AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

5 BAB PENCATATAN AYAT JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG

LATIHAN AKHIR SEMESTER 1

C. TUGAS KEGIATAN BELAJAR

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

V. PENUTUPAN BUKU BESAR

Manajemen Keuangan Agribisnis: JURNAL PENYESUAIAN

Prakata. Jakarta, Maret Penulis

Akuntansi Perusahaan Dagang

contoh soal akuntansi perusahaan dagang

BAB 3 NERACA SALDO. A. Pengertian dan Kegunaan Neraca Saldo Perusahaan Dagang

BAB AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG. OLEH Ruly Wiliandri

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAGANG

KAS. Menjual. Menerima Kas. Jasa PIUTANG. Belum buat ilustrasi posting buku besar. 13. Gamabaran Umum Perusahaan Dagang

VII. SIKLUS AKUNTANSI USAHA DAGANG

Latihan: Neraca Saldo tutup buku perusahaan dagang Nusantara per 30 September 2014 sbb.:

BAB 19 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG

AKUNTANSI BAB III AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. JURNAL BUKU BESAR NERACA LAPORAN SALDO KEUANGAN

Soal Akuntansi Perusahaan Dagang

Makalah Akuntansi Perusahaan Dagang

MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. Jurnal Buku Besar Neraca Laporan Saldo Keuangan

1. PENDAHULUAN SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT LATAR BELAKANG

Akuntansi Perdagangan. Jual-Beli Barang

27/11/2014. Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc POSISI DI DALAM TRANSAKSI PERUSAHAAN DAGANG PRODUSEN KONSUMEN

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

PERTEMUAN KE-6 AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

KOPERASI KONSUMEN KELOMPOK 8

Week 10 Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang

LAPORAN KEUANGAN. Diisi sesuai periode aktif (awal periode) Print Date To

Materi: 11, 12 & 13 PROSES/SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

PERTEMUAN KE-6 AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG PEMBAHASAN MODUL PRAKTEK DASAR AKUNTANSI PERTEMUAN 5

A. Mengenal Transaksi pada Perusahaan Dagang

MODUL MATA KULIAH DASAR AKUNTANSI PROGRAM STUDI AGRIBISNIS Perusahaan Dagang

12/11/2014. Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc

6 BAB PEMBUATAN KERTAS KERJA PERUSAHAAN DAGANG

1 BAB KARAKTERISTIK DAN JENIS TRANSAKSI PERUSAHAAN DAGANG

BAB 6 AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG. xxx

BAB 23 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG

Dasar-Dasar Prosedur Pembukuan

Siklus Akuntansi. Transaksi Bukti. Pencatatan dalam Buku Harian (Jurnal) Pencatatan ke Buku Besar. Neraca Lajur & Jurnal Penyesuaian.

BAB 22 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG

Biaya persediaan = Rp ,-

YAYASAN PENDIDIKAN EKONOMI PUSAT SEMARANG SMK WIKARYA KARANGANYAR JL NGALIYAN KARANGANYAR

BAB 20 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG JURNAL PENYESUAIAN & NERACA SALDO SETELAH JURNAL PENYESUAIAN

7 BAB LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAGANG

BAB 24 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 14 PEMBUATAN LAPORAN PERUBAHAN MODAL, NERACA, & LAPORAN ARUS KAS. Asgard Chapter

DASAR-DASAR PROSEDUR PEMBUKUAN. Chapter 2 DASAR-DASAR AKUNTANSI Eka Dewi Nurjayanti, S.P.,M.Si

ANGAN JILID 2 SMK. Umi Muawanah, dkk.

K13 Antiremed Kelas 12 Ekonomi UAS

SPA Mentoring. Pengantar Akuntansi 1

Berikut transaksi yang terjadi pada perusahaan jasa : "Penelitian Linda Sukamto" Tahun 2015 Tgl Transaksi Jumlah

AKUNTANSI DAN LINGKUNGANNYA. DASAR-DASAR AKUNTANSI Eka Dewi Nurjayanti, S.P.,M.Si

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak Persediaan. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG (METODE FISIK)

Kegiatan Pembelajaran 16: Akuntansi Perusahaan Jasa dan Dagang

Nama Akun: Kas No. Akun: 111

ekonomi Sesi AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG A. KONSEP DASAR PERUSAHAAN DAGANG B. TRANSAKSI PERUSAHAAN DAGANG

Ill. SIKLUS AKUNTANSI

MODUL 8 PENUTUPAN BUKU DAN PENYESUAIAN KEMBALI

SOAL KASUS AKUNTANSI

Antiremed Kelas 12 Ekonomi UAS

NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI :

Pada umumnya piutang diklasifikasikan menjadi :

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi

BAB II LANDASAN TEORI. oleh beberapa ilmuan dalam ruang lingkup yang berbeda, antara lain :

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH KA2153. Modul Praktek. Hanya dipergunakan di lingkungan Fakultas Ilmu Terapan

AKUNTANSI KEUANGAN BAB 6 - TAGIHAN M. REZEKI APRILIYAN, SE., MM.

Siklus Akuntansi Jasa-Gitosmangi

BAB 8 NERACA LAJUR. A. Pengertian dan Kegunaan Neraca Lajur

SOAL KASUS & PENYELESAIAN Hal. 1

REKAP SOAL UN SMK AKUNTANSI 2008/ /2010

Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang (Accounting for Merchandising Enterprises)

ekonomi Sesi JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG A. PENGERTIAN DAN FUNGSI JURNAL PENYESUAIAN B. AKUN YANG PERLU DISESUAIKAN a.

CIRI-CIRI DAN TRANSAKSI KEUANGAN PERUSAHAAN DAGANG

Bab XII Proses Transaksi Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI

KONSEP DASAR AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN JILID 2

Kompetensi Dasar 5.3 Mencatat transaksi berdasarkan mekanisme debit dan kredit.

JURNAL DAN POSTING. DASAR DASAR AKUNTANSI Eka Dewi Nurjayanti, S.P.,M.Si UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini adalah pengertian sistem menurut beberapa ahli :

DESAIN LAPORAN KEUANGAN PADA USAHA DAGANG SPAREPART MOTOR SETIAWAN MOTOR RANGKUMAN TUGAS AKHIR. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian

SOAL DASAR-DASAR AKUNTANSI

AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN

Kompetensi Dasar 5.4 Mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal umum.

ekonomi Sesi JURNAL KHUSUS A. KONSEP DASAR JURNAL KHUSUS B. KOMPONEN JURNAL KHUSUS

L/R Buku Jurnal. Neraca

SOAL LATIHAN PERUSAHAAN JASA

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

2. Akuntan yang bekerja di perushaan perusahaan swasta, seperti di bank, perusahaan industri, perdagangan dan lain-lain disebut.

Transkripsi:

SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT MANAJEMEN KEUANGAN : Akuntansi Perusahaan Dagang Riyanti Isaskar, SP, M.Si Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya Email : riyanti.fp@ub.ac.id A. DESKRIPSI MODUL B. KEGIATAN BELAJAR 1. Tujuan Pembelajaran 2. Uraian Materi Belajar : Akuntansi Perusahaan Dagang C. TUGAS KEGIATAN BELAJAR A. DESKRIPSI MODUL Modul ini disusun sebagai materi pembelajaran untuk memberikan pola dasar (building block/framework/guideline), tentang : akuntansi untuk penjualan barang dagangan termasuk laporan keuangan dalam perusahaan dagang. MODUL 6 B. KEGIATAN BELAJAR 1. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari bagian ini, Saudara diharapkan dapat: Menganalisis dan mencatat transaksi yang menyangkut pembelian dan penjualan barang dagangan Menjelaskan setiap elemen yang diperhitungkan dalam harga pokok penjualan dan laba kotor penjualan Membuat jurnal penyesuaian pada perusahaan dagang Membuat neraca lajur dan laporan keuangan untuk sebuah perusahaan dagang yang menggunakan metode periodik Membuat jurnal penutup pada perusahaan dagang

2. Uraian Materi Belajar Akuntansi Untuk Penjualan Barang Dagangan Agar suatu perusahaan dapat beroperasi dengan menguntungkan,maka harga jual barang harus lebih tinggi dari harga belinya. Komponen harga jual yang menguntungkan : Harga pokok barang yang dijual Biaya operasi perusahaan (spt : biaya sewa, gaji pegawai, biaya asuransi dsb) Laba bersih yang diinginkan perusahaan Penjualan barang dagangan juga dicatat dengan mendebet rekening kas atau piutang dagang dan mengkredit rekening pendapatan. Nama rekening pendapatan yang biasanya digunakan untuk mencatat transaksi penjualan barang dagangan adalah penjualan. Penjualan barang dagangan dapat dilakukan secara tunai atau dapat dilakukan secara kredit. a) Penjualan Tunai Penjualan tunai biasanya dicatat pada Register Kas dan pada akhir hari kerja dijumlah. Penjualan tunai seperti ini dapat dicatat sebagai berikut : Kas Rp 12., Penjualan Rp 12., (untuk mencatat transaksi penjualan tunai) Penjualan kepada pelanggan yang membayar dengan kartu kredit bank misalkan (Master Card, Visa Card) biasanya dianggap sebagai penjualan tunai. Kartu kredit yang diterima oleh sipenjual disetor ke bank bersama dengan diterima uang kontan dan cek yang diterima dari pelanggan. Secara berkala bank membebankan ongkos jasa pengurusan penjualan dengan kartu kredit tersebut. Ongkos jasa ini didebet ke perkiraan beban. b) Penjualan Kredit Suatu perusahaan sering juga menjual barang dagangan secara kredit yaitu bilamana pembayaran baru diterima bebarapa waktu kemudian. Penjualan semacam ini dibukukan debet pada rekening Piutang dagang dan kredit rekening penjualan, jurnalnya adalah : Piutang Dagang Rp 12., Penjualan Rp 12., (Untuk mencatat transaksi penjualan kredit) Rekening penjulan hanya digunakan untuk mencatat penjualan barang dagangan. Apabila sebuah perusahaan dagangan menjual peralatan kantor (bukan barang dagangan), maka yang dikredit adalah rekening Peralatan Kantor, bukan rekening Penjualan. Penjualan dengan kartu kredit yang bukan dikeluarkan oleh bank misalnya American Express umumnya harus dilaporkan secara berkala kepada perusahaan yang mengelolah kartu kredit tersebut sebelum dapat dicairkan menjadi uang tunai.penjualan seperti ini menimbulkan piutang Page 2 of 18

pada perusahaan pengelolah kartu kredit tersebut. Pengelolah kartu kredit akan memungut ongkos jasa pengurusan sebelum mengirimkan uang tunai pencairan kartu kredit tersebut. Misalkan penjualan dengan menggunakan kartu kredit bukan bank Rp 5.. dan dilaporkan kepada perusahaan pengelolah kartu kredit pada tanggal 1 Januari. Pada Tanggal 15 Januari perusahaan pengelolah kartu kredit memotong ongkos sebesar Rp 125. dan mengirim uang sebesar Rp 4.875.. Transaksi tersebut dapat dicatat : 1 Januari Piutang Dagang Rp 5.. Penjualan Rp 5.. ( Penjualan dgn menggunakan American Express) 15 Janauri Kas Rp 4.875. Beban Penagihan Kartu Kredit Rp 125. Piutang dagang Rp 5.. (Penerimaan kas dari American Express untuk penjualan yang dilaporkan tanggal 1 Januari) Retur Dan Potongan Penjualan Barang dagangan yang telah terjual mungkin saja dikembalikan oleh pelanggan (retur penjualan) atau karena barangnya cacat atau karena alasan lain sehingga pembeli tidak puas. Kepada pelanggan diberikan potongan dari harga semula barang yang dijual tersebut (potongan penjualan). Bila retur penjualan atau potongan penjualan menyangkut penjualan kredit, biasanya penjual menyampaikan nota kredit (Credit Memorandum) kepada pelanggan. Retur penjualan pada hakikatnya merupakan pembatalan atas penjualan yang telah dilakukan perusahaan (baik sebagian ataupun seluruhnya). Pengaruh Retur ataupun potongan penjualan adalah berkurangnya pendapatan penjualan dan berkurangnya kas atau piutang dagang. Bila perkiraan penjualan didebet, maka saldo perkiraan penjualan ini pada akhir periode akan menunjukkan penjualan bersih (net Sales), dan jumlah retur dan potongan penjualan tidak akan diungkapkan lagi. Karena berkurangnya pendapatan disebabkan oleh potongan penjualan, dan berbagai beban yang berkaitan dengan pengembalikan barang (angkutan, pengepakan, perbaikan, penjualan kembali dan sebagainya), disarankan agar jumlah transaksi seperti ini diketahui oleh manajemen. Kebijakan semacam ini akan memungkinkan manajemen menentukan sebab-sebab retur dan potongan tersebut, seandainya jumlahnya sangat besar, dan untuk mengambil tindakan perbaikan. Kerena alasan inilah kita cendrung mendebet perkiraan yang disebut Retur dan potongan penjualan ( Sales Return and Allowances ). Bila penjualan semula dilakukan secara kredit, maka sisa transaksi tersebut dicatat sebagai kredit ke piutang dagang. Misalnya diterima pengembalian barang karena rusak dari salah seorang pelanggan senilai Rp 2.5, yang berasal dari Page 3 of 18

transaksi penjualan kredit. maka pencatatn yang dilakukan untuk pengembalian barang tersebut adalah : Retur dan Potongan Penjualan Rp 2.5, Piutang Dagang Rp 2.5, (untuk mencatat pengembalian barang dari seorang pembeli) Jika uang tunai yang dikembalikan karena barang yang dikembalikan ataupun karena potongan harga, maka retur dan potongan penjualan didebet dan kas dikredit Potongan Penjualan Jika penjualan dilakukan secara kredit, maka syarat pembayaran dimasa akan datang harus ditetapkan dengan jelas, sehingga kedua pihak mengetahui berapa jumlah yang harus dibayar dan kapan pembayaran dilakukan. Syarat penjualan biasanya dicantumkan dalam faktur penjualan dan merupakan bagian dari perjanjian penjualan. Syarat perjanjian disebut juga dengan termin yang biasa ditulis 2/1, n/3, artinya adalah akan diberikan potongan 2% jika pembayaran dilakukan 1 hari sesudah tanggal faktur, tapi tidak melewati 3 hari sejak tanggal faktur. Syarat penjualan kadang kala juga ditulis dengan symbol n/3 (n adalah singkatan dari netto) yang artinya harga faktur neto atau keseluruhan harga faktur harus dibayar dalam waktu 3 hari sesudah tanggal faktur, cara lain menyatakan syarat penjualan adalah misal n,1/eom (End of Month) atau akhir bulan. Ini berarti faktur harus dibayar dalam waktu 1 hari sesudah akhir bulan, dihitung dari bulan yang tertulis pada faktur. Pada saat transaksi penjualan penjual belum mengetahui apakah pembeli akan memanfaatkan potongan atau tidak. Biasanya perusahaan mencatat penjualan sebesar harga faktur bruto. Contoh : Pada tanggal 1 oktober perusahaan merbabu menjual barang dagangan kepada seorang pembeli seharga Rp 1., secara kredit, dengan syarat 2/1,n/3. Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan ini adalah : 1 oktober Piutang dagang Rp 1., Penjualan Rp 1., 2/1,n/3) (Pencatatan penjualan barang dagangan dengan syarat Syarat penjualan diatas mempunyai arti bahwa perusahaan merbabu akan memberikan potongan 2% ( 2% x 1. = 2) jika pembeli melakukan pembayaran tidak melewati tanggal 2 oktober atau jika melewati tanggal 2 oktober tetapi tidak lebih dari tanggal 9 november.seandainya pembeli melakukan pembayaran pada tanggal 19 Page 4 of 18

oktober (masih dalam periode potongan),maka jurnal untuk mencatat transaksi penerimaan piutang adalah sebagai berikut: 19 oktober Kas Rp 9.8, Potongan penjualan Rp 2, Piutang Dagang Rp 1., 2%) (untuk mencatat penerimaan piutang dikurangi potongan Seandainya pembeli melakukan pengembalian barang (retur) sebelum pembayaran dilakukan, maka potongan hanya dikenakan pada harga barang yang jadi dijual (tidak dikembalikan). Sebagai contoh seandainya konsumen yang melakukan pembelian pada tanggal 1 oktober seharga Rp 1., dengan syarat 2/1,n/3, pada tanggal 15 oktober mengembalikan barang yang rusak seharga Rp 2.,, maka harga faktur bruto atas barang yang jadi dibeli adalah Rp 8., (Rp 1., Rp 2.,). Dengan demikian potongan tunai harus dihitung atas dasar harga Rp 8.,. Misalkan pembeli melakukan pembayaran tanggal 19 oktober maka ia akan mendapat potongan sebesar Rp 16, (2% x Rp 8., = Rp 16,). Jurnal yang dicatat adalah : 19 oktober Kas Rp 7.84, Potongan tunai penjualan Rp 16, Piutang dagang Rp 8., 2%) (untuk mencatat penerimaan piutang dengan potongan Seandainya pembayaran piutang diterima tanggal 31 oktober, maka perusahaan, maka pembeli tidak memanfaatkan potongan, maka ia harus membayar penuh sebeesar Rp 1.,. Jurnal yang dilakukan adalah : 31 oktober Kas Rp 1., Piutang Dagang Rp 1., (Untuk mencatat penerimaan piutang dagang) Page 5 of 18

Contoh penyajian rekening-rekening tersebut dalam laporan rugi laba adalah : PT Merbabu Laporan Rugi-Laba (sebagian) Penjualan Rp 14.2., Kurangi : Retur dan Potongan penjualan Rp 13., Potongan Penjualan Rp 24., Rp 37., Penjualan bersih. Rp 13.65., Harga Pokok Penjualan Harga pokok barang yang telah laku dijual biasa disebut juga Harga Pokok Penjualan (HPP). Untuk mendapat memahami cara menentukan harga pokok penjualan pada suatu periode, kita harus memahami dahulu pengertian persediaan dagangan dan harga pembelian bersih. Persediaan Barang Dagang (Inventory) Persediaan barang dagangan adalah barang-barang yang disediakan untuk dijual kepada para konsumen selama periode normal kegiatan perusahaan. Persediaan yang dimiliki perusahaan pada awal periode akuntansi, disebut persediaan awal. Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan pada akhir periode akuntansi disebut dengan persediaan akhir dan akan dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva lancar yaitu pada rekening persediaan dan dipihak lain dicantumkan dalam laporan rugi-laba sebagai salah satu elemen yang akan berpengaruh pada penentuan laba bersih perusahaan. Ada dua system pencatatan persediaan yakni metode persediaan periodik dan metode persediaan perpetual. Metode Persediaan Periodik Dalam metode periodik, adanya transaksi pembelian tidak didebet pada rekening persediaan tapi didebet pada rekening pembelian begitu juga dengan transaksi penjualan tidak dikredit pada reeking persediaan tapi pada rekening penjualan. Informasi mengenai persediaan yang ada pada suatu saat tertentu, tidak didapat dari rekening persediaan tapi melalui perhitungan fisik atas persediaan yang ada digudang. Perhitungan fisik biasa dilakukan pada saat perusahaan akan menyusun laporan keuangan. Dalam metode ini perhitungan fisik mempunyai peranan penting, karena tanpa perhitungan fisik laporan keuangan tidak dapat disusun. Dalam pembahasan ini kita akan menggunakan metode pisik atau periodik. Page 6 of 18

Pembelian Apabila perusahaan menggunakan metode persediaan periodic, maka pembelian barang dagangan dicatat dengan mendebet rekening pembelian. Rekening pembelian merupakan sebuah rekening sementara yang digunakan untuk mengumpulkan seluruh harga pokok barang yang dibeli selama periode, sehingga pada tiap akhir periode rekening ini harus ditutup. Misalkan pada tanggal 3 Januari,sebuah perusahaan yang menggunakan metoda periodik, membeli barang dagangan secara kredit seharga Rp 5.,. Transaksi ini dicatat : 3 Januari Pembelian Rp 5., utang Dagang Rp 5., (untuk mencatat pembelian barang dagangan dengan termin (2/1,n/3) Rekening pembelian hanya digunakan untuk mencatat pembelian barang dagangan, apabila perusahaan membeli barang yang digunakan untuk keperluan sendiri misalnya membeli lemari untuk dipakai sendiri, maka yang didebet adalah rekening aktiva yang bersangkutan. Retur Dan Potongan Pembelian Seperti halnya transaksi penjualan, dalam transaksi pembelian terdapat juga retur pembelian. Apabila barang yang dibeli dari pemasok ternyata rusak atau tidak memuaskan, maka biasa pembeli mengembalikan barang tersebut dan utang kepada pemasok menjadi berkurang. Kemungkinan lain adalah barang tersebut tidak dikembalikan oleh pembeli tapi ia meminta potongan harga. Untuk mencatat kejadian ini biasanya digunakan rekening Retur dan Potongan pembelian. Misal Pada tanggal 9 Januari dikembalikan kepada pemasok karena barang rusak sebesar Rp 5., yang dibeli pada tanggal 3 Januari. Maka jurnalnya adalah : 3 Januari Utang Dagang Rp 5., Retur dan potongan Pembelian Rp 5., (untuk mencatat pengembalian barang ) Transaksi retur pembelian sebenarnya dapat dicatat dengan mengkredit rekening pembelian. Namun banyak perusahaan menyukai rekening retur dan potongan pembelian, karena dari rekening ini dapat diketahui jumlah retur pembelian yang terjadi selama periode. Rekening retur dan potongan peembelian merupakan rekening lawan terhadap rekening pembelian. Saldo reking retur dan potongan pembelian harus dikurangkan terhadap jumlah pembelian kotor, sehingga dapat diketuhi pembeelian bersih. Potongan Tunai Pembelian Apabila barang dagangan dibeli secara kredit maka syarat pembayarannya ditulis pada faktur peembelian. Pemasok biasanya memberikan potongan kepada pembeli yang membayar dalam waktu yang telah ditentukan. Jika penjual memberikan potongan tunai, maka potongan tersebut oleh pembeli dinamakan potongan tunai pembelian. Page 7 of 18

Sehubungan dengan contoh sebelumnya yaitu pada tanggal 33 Januari perusahaan membeli barang dagangan secara kredit (2/1, n/3) seharga Rp 5., Kemudian tanggal 9 Januari dikembalikan barang sebesar Rp 5., yang dibeli pada tanggal 3 Januari. Seandainya saldo sebesar Rp 45., (Rp 5.,-Rp5.,) dibayar pada tanggal 11 Januari (belum melewati 1 hari sejak tanggal faktur). Maka jurnalnya adalah : 11 Januari Utang dagang Rp 45. Potongan pembelian Rp 9, Kas Rp 44.1, (Jurnal untuk mencatat saat pembayaran atas pembelian barang tanggal 3 Januari, dengan potongan 2%) Potongan Rabat Biasanya pembelian dalam jumlah yang besar bisanya mendapat potongan khusus dari harga resmi yang tercantum. Potongan semacam ini disebut RABAT. Rabat tidak sama dengan potongan tunai. Potongan tunai adalah potongan yang diterima karena perusahaan membayar dalam waktu yang telah ditentukan dalam syarat pembelian, sedangkan rabat adalah potongan yang diterima berupa pengurang harga dari harga resmi. Rabat biasanya ditentukan dalam tarif. Misalnya Barang dengan harga menurut daftar sebesar Rp1. dijual dengan rabat 3%. Harga jual sesungguhnya menjadi Rp 7. ( 1.- (3% x Rp 1.). Rabat tidak dicatat dalam pembukuan, baik dalam pembukuan pembeli maupun penjual. Biaya Angkut Perjanjian antara penjual dan pembeli mencakup ketentuan mengenai pihak manakah yang harus menanggung biaya angkut barang ke gudang pembeli. Bila pembeli yang menanggung biaya tersebut, ketentuan ini disebut franco gudang penjual (FOB Shipping point), bila biaya angkut ditanggung oleh penjual, ketentuan ini disebut franco gudang pembeli ( FOB Destination). Biaya Angkut bagi Pembeli Bila barang dibeli dengan syarat franco gudang penjual, maka biaya angkut yang telah dibayar oleh pembeli hendaknya didebet ke perkiraan Pembelian dan dikredit ke rekening Kas. Beberapa perusahaan menggunakan perkiraan yang diberi judul Angkos Angkut. Saldo perkiraan ini ditambahkan ke saldo perkiraan pembelian untuk menetapkan jumlah harga pokok barang yang dibeli. Dalam bebrapa hal, penjual mungkin membayar dimuka biaya angkut dan menambahkannya ke Faktur, walaupun dalam perjanjiannya dinyatakan bahwa pembeli yang menanggung biaya angkut tersebut (franco gudang penjual). Bila penjual membayar lebih dulu biaya angkut, pembeli akan memasukkan biaya itu dalam debet pembelian dan kredit hutang dagang. Misalnya tanggal 15 Januari Amazon Co. membeli barang dari Bill Co. secara kredit seharga Rp 5.. dengan syarat franco gudang penjual, (2/1,n/3) ditambah biaya angkut yang telah dibayar lebih dahulu Page 8 of 18

oleh penjual sebesar Rp5.yang ditambahkan ke faktur. Ayat jurnalnya adalah : 15 Januari Pembelian Rp 5.5. Hutang dagang Rp 5.5. pembeli) (mencatat pembelian barang dagangan dengan franco gudang Bila dalam perjanjian dicantumkan adanya potongan harga untuk pelunasan lebih awal, maka potongan itu dihitung dari jumlah penjualan dan bukan dari total jumlah dalam faktur. Misalkan Amazon Co. membayar hutang tanggal 2 Januari, maka perhitungannya adalah : Faktur dari Bill termasuk biaya angkut Rp 5. yang telah dibayar lebih dulu oleh penjual Rp 5.5. Dasar menghitung potongan Rp 5. Tarif potong 2% Jumlah potongan (5.. x 2%) Rp 1. Jumlah pembayaran Rp 4.95. Amazon akan menjurnal : 2 Januari Hutang dagang Rp 5.5. Kas Rp 4.95. Potongan pembelian Rp 1. Biaya Angkut bagi penjual Bila dalam perjanjian dinyatakan bahwa penjual menanggung biaya angkut (franco gudang pembeli), maka biaya angkut yang dibayar oleh penjual didebet ke perkiraan Biaya transport. Total biaya ini dilaporkan dalam perhitungan rugi laba sebagai biayapenjualan. Persediaan Akhir Pada akhir periode akuntansi, perusahaan yang menggunakan metoda periodic harus melakukan perhitungan atas jumlah fisik persediaan yang belum terjual. Jumlah fisik persediaan ini kemudian dikalikan dengan harga pokok yang sesuai, sehingga dapat ditentukan harga pokok persediaan akhir periode. Page 9 of 18

Harga Pokok Penjualan Seperti terlihat dalam laporan rugi-laba,terdapat hubunganhubungan sebagai berikut: Harga pokok barang yang tersedia dijual = persediaan awal + harga pokok Pembelian Harga pokok penjualan = harga barang yang tersedia dijual harga pokok persediaanakhir Laba kotor penjualan = penjualan barsih harga poko penjualan Rekening-rekening dalam perusahaan dagang: a. Penjualan b. Retur dan potongan penjualan c. Potongan tunai penjualan d. Pembelian e. Retur dan potongan pembelian f. Potongan tunai pembelian g. Biaya angkut pembelian h. Persediaan barang dagangan LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA NERACA SALDO 31 DESEMBER 22 (dalam ribuan rupiah) Rekening Saldo Debet Kredit Kas Rp 9.5 Piutang dagang 16.1 Persediaan barang dagangan 36. Asurasni Dibayar dimuka 3.8 Gedung 8. Akumulasi Depresiasi Gedung Rp 16. Utang Dagang 2.4 Modal, Mutiara 83. Prive, Mutiara 15. Penjualan 48. Retur dan Potongan penjualan 12. Potongan tunai penjualan 8. Pembelian 325. Retur dan potongan pembelian 1.4 Potongan tunai pembelian 6.8 Biaya angkut pembelian 12.2 Biaya angkut penjualan 7. Biaya iklan 16. Biaya sewa 19. Biaya gaji 4. Biaya rupa-rupa 17. Total 616.6 616.6 Page 1 of 18

Prosedur-prosedur akhir periode pada perusahaan dagang dengan Metode Pisik 1. Pembuatan jurnal penyesuaian 2. Penyusunan Neraca Lajur 3. Penyusunan Laporan Keuangan 4. Pembuatan jurnal penutup pada akhir periode PENYESUAIAN Penyesuaian diperlukan pada akhir periode didalam suatu perusahaan dagang, pada umumnya tidak berbeda dengan penyesuaianpenyesuaian dengan perusahaan jasa. Perusaahaan yang menggunakan metode periodik sangat sederhana, namun metode ini tidak dapat menyediakan informasi mengenai dua hal yang sangat diperlukan dalam laporan keuangan, yaitu informasi tentang : 1. Persediaan yang ada pada setiap saat diperlukan 2. Harga pokok barang yang sudah dijual ( harga pokok penjualan) Hal ini disebabkan karena dalam metode persedian periodik rekening persediaan barang dagangan tidak digunakan untuk mencatat pertambahan persediaan karena adanya transaksian pembelian dan sebaliknya juga tidak mencatat pengurangan persediaan karena adanya transakssi penjualan sehingga dalam buku besar rekening persediaan hanya menunjukkan saldo persediaan barang dagangan pada awal periode. Rekening ini tidak dapat memberi informasi mengenai jumlah persediaan yang ada pada saat-saat tertentu. Pada akhir periode perusahaan melakukan perhitungan atas jumlah fisik persediaan yang ada digudang (belum terjual) pada akhir periode. Informasi tentang persediaan akhir yang diperoleh melalui perhitungan fisik ini harus dimasukkan dalam pembukuan perusahaan, agar pembukuan dapat memberikan informasi sesuai dengan keadaan keadaan yang sebenarnya pada akhir periode akuntansi. Proses untuk memasukkan data persediaan akhir ini kedalam pembukuan perusahaan dilakukan dengan membuat jurnal penyesuaian. HPP = Persediaan Awal + Pembelian Persediaan Akhir Sesuai dengan rumus diatas maka jurnal penyesuaian untuk mecatat harga pokok peenjualan dan persediaan akhir pada perusahaan yang menggunakan persediaan periodic adalah : Harga Pokok Penjualan Persediaan Barang Dagangan Harga Pokok Penjualan Pembelian Page 11 of 18

Persediaan Harga Pokok Penjualan Apabila dalam buku besar terdapat rekening-rekening yang berpengaruh atas pembelian, seperti rekening biaya angkut pembelian, Retur dan Potongan Pembelian, dan Potongan Tunai Pembelian, maka saldo rekening-rekening tersebut harus dipindahkan juga kerekening Harga Pokok Penjualan. Harga Pokok Penjualan Biaya Angkut Pembelian Retur dan Potongan Pembelian Harga Pokok Penjualan Potongan Tunai Pembelian Harga Pokok Penjualan Apabila jurnal-jurnal penyesuaian tersebut diatas dibukukan ke buku besar, maka saldo rekening Persediaan Barang Dagangan akan menunjukkan jumlah persediaan yang ada pada akhir periode dari rekening Harga Pokok Penjualan untuk periode yang bersangkutan. Untuk memperjelas, dibawah ini data-data untuk penyesuaian pembukuan Perusahaan Dagang MUTIARA pada akhir bulan Desember 22 (dalam ribuan ): 1. Persediaan barang dagangan per 31 Desember 22 Rp 4. 2. Asuransi Dibayar Dimuka Rp 1.8 3. Depresiasi Gedung 1% pertahun 4. Gaji Pegawai yang masih harus dibayar Rp 5. 5. Sewa yang masih harus dibayar Rp 4. Page 12 of 18

Berdasarkan data diatas, jurnal penyesuaian yang harus dibuat Perusahaan Dagang MUTIARA pada tanggal 31 Desember 22 adalah (dalam ribuan ) : JURNAL PENYESUAIAN Tanggal Keterangan Jumlah D K 2 Des 31 Harga Pokok Penjualan Rp 36. Persediaan Barang 36. Dagangan 31 Harga Pokok Penjualan 325. Pembelian 325. 31 Harga Pokok Penjualan 12.2 Biaya Angkut Pembelian 12.2 31 Retur dan Potongan Pembelian 1.4 Harga Pokok Penjualan 1.4 31 Potongan tunai pembelian 6.8 Harga Pokok Penjualan 6.8 31 Persediaan barang dagangan 4. Harga Pokok Penjualan 4. 31 Biaya Asuransi 2. Asuransi dibayar dimuka 2. 31 Biaya Depresiasi Gedung 8. Akum. penyusutan gedung 8. 31 Biaya Gaji 5. Hutang gaji 5. 31 Biaya sewa 4. Hutang sewa 4. Page 13 of 18

PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA NERACA LAJUR PERIODE BERKAHIR 31 DESEMBER 22 Rekening Neraca Saldo Penyesuaian Neraca saldo setelah penyesuaian Laba Rugi Neraca Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Kas 9.5 9.5 9.5 Piutang dagang 16.1 16.1 16.1 Persediaan 36. 4. 36. 4. 4. barang dagangan Asr. Dibayar 3.8 2. 1.8 1.8 dimuka Gedung 8. 8. 8. Akum Dep. 16. 8. 24. 24. Gedung Utang Dagang 2.4 2.4 2.4 Modal, Mutiara 83. 83. 83. Prive, Mutiara 15. 15. 15. Penjualan 48. 48. 48. Retur & Pot. 12. 12. 12. Penjualan Pot. tunai 8. 8. 8. penjualan Pembelian 325. Retur & pot. Pembelian Pot. tunai pembelian 1.4 1.4 6.8 6.8 325.

Bi. angkut pembelian 12.2 12.2 Bi. angkut 7. 7. 7. penjualan Biaya iklan 16. 16. 16. Biaya sewa 19. 4. 23. 23. Biaya gaji 4. 5. 45. 45. Biaya rupa-rupa 17. 17. 17. Total 616.6 616.6 Harga Pokok Penjualan 36. 325. 12.2 1.4 6.8 4. 316. 316. Biaya Asuransi 2. 2. 2. Biaya Dep. Gedung 8. 8. 8. Hutang gaji 5. 5. 5. Hutang sewa 4. 4. 4. Saldo Laba 449.4 449.4 616.4 616.4 454. 48. 162.4 136.4 26. - - 26. 48. 48. 162.4 162.4 Page 15 of 18

Penyusunan Laporan Keuangan Dengan telah selesainya disusun pembuatan Neraca lajur, maka penyususunn lapoan keuangan dapat dilakukan dengan mudah karena data yang diperlukan dalam pembuatan laporn keuangan telah tersedia di nerac lajur. Namun demikian dalam menyusun laporan keuangan harus dilakukan dengan memperhatikan cara-cara penyajian yang lazim. Berikut ini adalah laporan keuangan Perusahaan Daganga MUTIARA : PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA NERACA 31 DESEMBER 22 (DALAM RIBUAN RUPIAH) AKTIVA PASSIVA Aktiva Lancar Kas PiutangDagang Persediaan Barang dagangan Asuransi Dibayar Dimuka Jumlah Aktiva Lancar Aktiva Tak Lancar Rp 9.5 16.1 4. 1.8 67.4 Kewajiban Lancar : Utang Dagang Utang Gaji Utang Sewa Jumlah Kewajiban Lancar MODAL : Modal Mutiara Rp 2.4 5. 4. 29.4 94. Gedung 8. Akum. Dep Gedung 24. Jumlah Aktiva Tak Lancar Jumlah Aktiva 56. 123.4 Jumlah Passiva 123.4 Page 16 of 18

PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA LABA RUGI 31 DESEMBER 22 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Modal, Mutiara 1 Januari 22 Rp 83. Laba 31 Desember 22 Rp 26. Prive, Mutiara ( Rp 15. ) Modal, Mutiara 31 Desember 22 Rp 94. C. TUGAS KEGIATAN BELAJAR 1. Jelaskan siklus operasi untuk : i. Pembelian dan penjualan tunai barang dagangan ii. Pembelian dan penjualan kredit barang dagangan 2. Pada tanggal 5 Oktober 2, PT. Andika menjual barang dagangan secara kredit seharga Rp. 15..,- kepada PT. Andini denga termin 2/1, n/3. Pada tanggal 8 Oktober 2 PT. Andini mengembalikan barang dagangan yang rusak seharga Rp. 1.8.,-. Pada tanggal 14 Oktober 2 PT. Andini membayar seluruh hutangnya kepada PT. Andika Diminta : Buatlah jurnal dalam pembukuan PT. Andika untuk mencatat transaksi di atas 3. Buatlah contoh di bidang agribisnis tentang penyusunan laporan keuangan di perusahaan dagang! DAFTAR PUSTAKA Jusup, Al.Haryono. 25. Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 2. Yogyakarta Page 17 of 18