KLASIFIKASI MINERAL. Makro : Kebutuhan minimal 100 mg/hari utk orang dewasa Ex. Na, Cl, Ca, P, Mg, S

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KADAR ABU DAN MINERAL

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN MAKANAN ANALISIS KADAR ABU ABU TOTAL DAN ABU TIDAK LARUT ASAM

KADAR ABU & MINERAL. Teti Estiasih - THP - FTP - UB

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

Analisa Kadar Air (Moisture Determination) Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

Laporan Tetap Praktikum Penetapan Kadar Abu

ANALISA MAKANAN DAN MINUMAN ANALISIS KADAR ABU DAN MINERAL OLEH :

PAKAN, NUTRIEN DAN SISTEM ANALISIS KIMIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. vitamin dan mineral, sayuran juga menambah ragam, rasa, warna dan tekstur

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR AIR DAN ABU PADA BISKUIT

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

Oksidasi dan Reduksi

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

snl %ts Gara uii kadar abu, silika dan silikat dalam kayu dan PulP kayu snl Standar Nasional Indonesia rcs

III. NUTRISI DAN MEDIUM KULTUR MIKROBA

Teknik Analisis dengan Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS)

Penarikan sampel (cuplikan) Mengubah konstituen yang diinginkan ke bentuk yang dapat diukur Pengukuran konstituen yang diinginkan Penghitungan dan

SMP kelas 7 - KIMIA BAB 2. UNSUR, SENYAWA, DAN CAMPURAN LATIHAN SOAL

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

PENDAHULUAN. Masalah pangan: ketersediaan pangan; kerawanan konsumsi pangan oleh pengaruh kemiskinan, pendidikan rendah & pantangan terhadap makanan

PENYERAPAN UNSUR HARA OLEH AKAR DAN DAUN

PENGGOLONGAN & RUANG LINGKUP KIMIA ANALITIK

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1997 kontrol bahan lokal untuk mengganti kontrol dari luar negeri. Dalam percobaan ini, dipakai rumput gajah sebagai

TARIF LINGKUP AKREDITASI

Lampiran 1 Penentuan Kadar Air (Apriyantono et al. 1989)

dari reaksi kimia. d. Sumber Aseptor Elektron

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007)

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

ANALISIS GRAVIMETRI. Gravimetri??? Tiga cara gravimetri 1. Cara penguapan 2. Cara elektrolisis 3. Cara pengendapan

Regina Tutik Padmaningrum, Jurdik Kimia, UNY

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT.

KADAR PHOSPOR (P) DAN ZAT BESI (Fe) IKAN TERI ASIN HASIL PENGASINAN MENGGUNAKAN AIR ABU PELEPAH KELAPA

Review I. 1. Berikut ini adalah data titik didih beberapa larutan:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, khususnya pada pertumbuhan gigi desidui anak. Banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

FOSFOR A. KELIMPAHAN FOSFOR

TINJAUAN PUSTAKA. memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif seperti hewan. Inti

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang

Ciri-Ciri Organisme/ Mahkluk Hidup

BAB I PENDAHULUAN. Kimia: Meliputi Kimia Organik, Seperti : Minyak, lemak, protein. Besaran yang biasa di

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini masalah pangan dan gizi menjadi permasalahan serius di

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

Soal-soal Redoks dan elektrokimia

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

BAB III TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI

Stoikiometri. OLEH Lie Miah

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF

LEMBARAN SOAL 11. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH )

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Mineral. Pandangan Nutrisi : bahan inorganik yang dibutuhkan. untuk proses kehidupan baik dalam bentuk ion atau

MODUL 2-1 NUTRISI MINERAL TUMBUHAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahap Penelitian

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

SNI butir A Air Minum Dalam Kemasan Bau, rasa SNI butir dari 12

TATA NAMA SENYAWA DAN PER- SAMAAN REAKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua bagian telur dari luka atau kerusakan (Anonim, 2003).

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

Kelompok I. Anggota: Dian Agustin ( ) Diantini ( ) Ika Nurul Sannah ( ) M Weddy Saputra ( )

Nama : Irritant. Lambang : Xi. Contoh : NaOH, C 6 H 5 OH, Cl 2. Nama : Harmful. Lambang : Xn

Kompartemen cairan di dalam tubuh

MATERI-9. Unsur Hara Mikro: Kation & Anion

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

ANALISIS GRAVIMETRI. dengan menggunakan reaktan pengendap ion oksalat C 2 O 4 dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi berikut : Ca 2+ + C 2 2-

TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

MAKALAH MATA KULIAH PANGAN DAN GIZI HASIL TERNAK. Oleh : Titian Rahmad S. H

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat

METODE. Materi. Rancangan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

Transkripsi:

ANALISIS KADAR ABU

ABU Residu anorganik dari proses pembakaran atau oksidasi komponen organik bahan pangan. Kadar abu dari bahan menunjukkan : Kadar mineral Kemurnian Kebersihan suatu bahan yang dihasilkan

ABU & MINERAL

KLASIFIKASI MINERAL Makro : Kebutuhan minimal 100 mg/hari utk orang dewasa Ex. Na, Cl, Ca, P, Mg, S Mikro : Kebutuhan minimal dlm satuan mg/hari Ex. Fe, I, Mn, Cu, Zn, Co, F

BAHAN PANGAN SUMBER MINERAL Susu : sumber kalsium (Ca) dan fosfor (P) Daging : sumber besi (Fe) Ikan : natrium (Na), belerang (S), fosfor (P) Telur : fosfor (P), belerang (S) Serealia : besi (fe) Sayuran : kalium (K), besi (Fe)

PERANAN MINERAL Ca 2+, P, S Tulang Fe, Ca 2+ Darah Ca 2+, P, F Gigi Ca 2+ Sel syaraf Na +, Cl -, K + Tekanan osmosis Ca 2+, K +, Mg 2+, Fe Otot

Mengapa perlu pengujian abu? Kualitas gizi (indikator mutu pangan) Tingkat kemurnian tepung atau gula Mengetahui pemalsuan selai buah, sari buah Kontaminasi mineral yg bersifat toksik Tingkat kebersihanpengolahan suatu bahan

METODE PENGABUAN Metode langsung : Pengabuan kering (suhu tinggi & O2) Pengabuan basah (oksidator kuat) Metode tak langsung : Konduktometri Pertukaran ion

PENETAPAN MINERAL Sebelum menetapkan kadar mineral, dilakukan tahapan pengabuan, diantaranya : Pengabuan Kering (dry ashing) Pengabuan Basah (wet digestion) Faktor pemilihan metode : Sifat organik dan anorganik bahan Mineral yang akan dianalisis Sensitivitas metode

PENGABUAN KERING Destruksi komponen organik sampel dengan suhu tinggi dalam tanur pengabuan (furnace) tanpa terjadi nyala api sampai terbentuk abu berwarna putih keabuan dan berat konstan tercapai. Oksidator : oksigen Residu : total abu

PRINSIP Abu dalam bahan pangan ditetapkan dengan menimbang sisa mineral hasil pembakaran bahan organik pada suhu sekitar 550 o C.

KARAKTERISTIK PENGABUAN KERING Membutuhkan ketelitian Menganalisis bahan lebih banyak dibanding pengabuan basah Dapat diterapkan ke semua jenis mineral, kecuali merkuri dan arsen. Dilakukan untuk menganalisis Ca, P dan Fe Suhu diatas 480 o C dapat merusak mineral K Suhu 450 o C tidak dapat untuk menganalisis Zn Suhu terlalu tinggi mineral tidak larut (timah putih)

PERALATAN Cawan pengabuan yang terbuat dari platina, nikel atau silika, kuarsa, porselen Porselen : umum digunakan karena berat relatif konstan setelah proses pengabuan berulang, harga murah. Penutup cawan Tanur pengabuan (furnace) Penjepit cawan

PROSEDUR Siapkan cawan pengabuan, kemudian bakar dalam tanur (100-105 o C) selama 15, dinginkan dalam desikator dan timbang. Timbang sebanyak 5-10 g sampel dalam cawan tersebut, kemudian dibakar dalam pembakar gas (sampai asapnya hilang). Bahan pangan yang kadar air <15% langsung diabukan tanpa melalui pengeringan.

PROSEDUR Pengabuan dilakukan 2 tahap dalam tanur sampai didapat abu berwarna abu-abu : 1) suhu sekitar 300 o C 2) suhu 420-550 o C. Lama pengabuan tergantung bahan (5-7 jam). Tanur dimatikan, tunggu suhu <250 o C, ambil cawan. Cawan didinginkan dalam desikator, kemudian timbang sampai konstan.

PERHITUNGAN % abu = berat abu (g) / berat sampel (g) x 100 % abu = W2 W0 X 100 W1 W0 Keterangan : W0 : berat cawan kosong W1 : berat cawan + sampel sebelum pengabuan W2 : berat cawan + sampel setelah pengabuan

PENGABUAN KERING Kelebihan : Paling banyak dipakai Mudah, murah, sederhana Abu larut air, tdk larut air & asam Kekurangan : Waktu relatif lama Interaksi mineral (sampel -wadah) Kehilangan mineral

PENGABUAN BASAH Oksidasi komponen organik sampel menggunakan oksidator kimiawi, misal : asam kuat. Jenis sampel menentukan jenis asam kuat : asam klorida, asam sulfat, asam nitrat, asam perklorat, atau kombinasinya. Kombinasi : Nitrat-sulfat, nitrat-sulfat-perklorat, nitrat-sulfat-peroksida Campuran nitrat-sulfat paling umum dipakai

PENGABUAN BASAH Suhu yang digunakan tidak dapat melebihi titik didih larutan Karbon lebih cepat terdekomposisi, karena menggunakan asam kuat pekat seperti asam nitrat dan sulfat Destruksi zat organik pada suhu rendah menurunkan resiko kehilangan mineral selama analisis Mineral yang dapat dianalisis : arsen, Cu, Pb, timah putih, Zn.

PRINSIP Abu sampel diperoleh dengan cara mengoksidasi komponen organik meggunakan asam kuat atau kombinasi asam kuat.

PENGABUAN BASAH Kelebihan : Suhu rendah Mencegah kehilangan mineral Alat murah, oksidasi lebih cepat Kekurangan : Pereaksi bersifat korosif Perlu faktor koreksi dari pereaksi Sampel banyak kendala

T h a n k s