1. Mendeskripsikan proses pelolosan ikan pada tiga jenis BRD yaitu TED super shooter, square mesh window dan fish eye

dokumen-dokumen yang mirip
1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Behavioral Response of Oreochromis niloticus for Miniature Small Bottom Trawl Modification on Flume Tank Test (Laboratorium Scale)

5 DAYA PENGURANGAN HASIL TANGKAPAN SAMPINGAN (BYCATCH) DARI TIGA JENIS BYCATCH REDUCTION DEVICE (BRD) : PERCOBAAN TRAWL DI LAUT ARAFURA

FISH BEHAVIOR TOWARDS TRAWL

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN PERIKANAN TRAWL DEMERSAL : EVALUASI TIGA JENIS BYCATCH REDUCTION DEVICE (BRD) RONNY IRAWAN WAHJU

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh : Mukhtar, A.Pi, M.Si

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

KONSTRUKSI DAN UJI-COBA PENGOPERASIAN JUVENILE AND TRASH EXCLUDER DEVICE PADA JARING ARAD DI PEKALONGAN

IV. ANALISA PERANCANGAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 di

Jaring Angkat

5 PEMBAHASAN 5.1 Komposisi Hasil Tangkapan

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan

Soal :Stabilitas Benda Terapung

HASAN BASRI PROGRAM STUDI

CARA MENGUKUR MATA JARING Oleh : Mukhtar, A.Pi, M.Si

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN METODE

3 METODOLOGI PENELITIAN

5 PEMBAHASAN 5.1 Performa Fyke Net Modifikasi

BAB III BAHAN DAN METODE

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Analisis Gradasi Butiran sampel 1. Persentase Kumulatif (%) Jumlah Massa Tertahan No.

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis

Ukuran Mata Jaring. Judul desain. Ukuran Utama Kapa; Gross Tonase; Nama Alat tangkap; Kode klasifikasi;

TINJAUAN PUSTAKA. mata jaring ke arah panjang atau ke arah horizontal (mesh length) jauh lebih

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat. B. Alat dan Bahan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 9 bulan dimulai dari bulan Agustus 2011

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Nopember Penyusun

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengukuran Debit. Persyaratan lokasi pengukuran debit dengan mempertimbangkan factor-faktor, sebagai berikut:

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume

Volume 6, No. 2, Oktober 2013 ISSN:

PENGARUH BENTUK DAN LETAK CELAH PELOLOSAN (Escape Gap) PADA ALAT TANGKAP PENGILAR TERHADAP KELESTARIANSUMBERDAYA IKAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Momen Inersia. distribusinya. momen inersia. (karena. pengaruh. pengaruh torsi)

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN

Bentuk baku konstruksi pukat hela ganda udang (double rigger shrimp trawl)

BAB II LANDASAN TEORI

MODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR

III. METODOLOGI. Penelitian ini dimulai pada bulan Juni-Agustus 2014 dengan lokasi penelitian

Ledhyane Ika Harlyan. Dept. of Fisheries Resources Utilization and Marine Science Fisheries Faculty, Brawijaya University

BAB IV METODE PENELITIAN

METODE PENGUJIAN KUAT LENTUR NORMAL DENGAN DUA TITIK PEMBEBANAN BAB I DESKRIPSI

Hidrometri Hidrometri merupakan ilmu pengetahuan tentang cara-cara pengukuran dan pengolahan data unsur-unsur aliran. Pada bab ini akan diberikan urai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lely Etika Sari ( ) Dosen Pembimbing : Ir. J. Lubi

TRAWL : Fishing Methods. By. Ledhyane Ika H.

3 METODOLOGI. Tabel 5 Jenis alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian

3 METODE PENELITIAN. Gambar 4 Peta lokasi penelitian.

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA

3. METODE PENELITIAN

Bentuk baku konstruksi jaring tiga lapis (trammel net)

BAB III REKONTRUKSI 3D MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK PHOTOMODELER.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN

Gambarr 3.3 Downcut. Gambar 3.2 Upcut

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III RANCANG BANGUNG MBG

3. Mesin Bor. Gambar 3.1 Mesin bor

2. Mesin Frais/Milling

Gambar 6 Peta lokasi penelitian.

I. PENDAHULUAN. sumber daya perairan, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Perikanan adalah

EFEKTIVITAS CELAH PELOLOSAN (ESCAPE GAP) PADA ALAT TANGKAP PENGILAR UNTUK MENUNJANG KELESTARIAN SUMBERDAYA IKAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. dimana besar nilainya bisa sama panjang dengan panjang keseluruhan atau

BAB IV METODE PENELITIAN

4 PENDEKATAN RANCANGAN. Rancangan Fungsional

3.2.1 Spesifikasi alat tangkap Bagian-bagian dari alat tangkap yaitu: 1) Tali ris atas, tali pelampung, tali selambar

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

4 RANCANGAN SIMULATOR GETARAN DENGAN OUTPUT ARAH GETARAN DOMINAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perakitan kamera gyroscope, diawali dengan pembentukan rangka dengan

6 USAHA PENANGKAPAN PAYANG DI DESA BANDENGAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III Metode Penelitian Laboratorium

Tata Cara Pengujian Beton 1. Pengujian Desak

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat Penelitian

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENGUJIAN MODEL METERING DEVICE PUPUK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ULANGAN TENGAH SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2013/2014 MATA PELAJARAN : FISIKA : LINTAS FISIKA : SENIN, 7 OKTOBER 2013 ;120 MENIT

MENGGUNAKAN HASIL PENGUKURAN MENDISKRIPSIKAN KONSEP PENGUKURAN BESARAN-BESARAN LISTRIK 4. DATA ALAT UKUR

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB

2 Mekanika Rekayasa 1

Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI D I N A S P E N D I D I K A N

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Transkripsi:

85 6 PROSES PELOLOSAN IKAN MELALUI BYCATCH REDUCTION DEVICE (BRD): PERCOBAAN LABORATORIUM 6. Pendahuluan Pemasangan bycatch reduction device pada trawl ditujukan untuk mengurangi ikan-ikan hasil tangkapan sampingan dari perikanan trawl demersal. Mekanisme pelolosan ikan melalui BRD dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu secara mekanik atau fisik agar ikan tidak menuju bagian kantong (codend) dan menggiring ikan untuk keluar melalui pintu keluar (exit hole). Selain itu dengan melakukan pendekatan melalui perbedaan tingkah laku ikan dan udang. Dimana ikan mempunyai kemampuan renang (swimming ability) yang lebih baik dibandingkan dengan invertebrate yang bergerak lambat. Ikan pada jaring yang bergerak dan menyesuaikan diri terhadap arah tarikan, kemudian berenang keluar melalui pintu keluar. Sebaliknya udang akan langsung masuk kedalam codend dari trawl (Eayrs, 005). Pada perikanan pukat udang perbedaan karakteristik (ukuran, tingkah laku dan morfologi dari ikan yang akan diloloskan mempunyai peranan yang sangat penting. Perbedaan tersebut akan menentukan jenis BRD yang akan digunakan. Untuk jarring yang dilengkapi dengan BRD pada kantong bagian atas akan efektif dalam meloloskan ikan-ikan yang memiliki orientasi renang keatas (Eayrs, 005). Sehingga setiap jenis BRD memiliki proses pelolosan berbeda tergantung dari karakteristik ikan yang akan diloloskan. Untuk itu maka proses pelolosan ikan ikan pada trawl terutama bagian kantong merupakan faktor yang penting untuk diamati. 6. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah:. Mendeskripsikan proses pelolosan ikan pada tiga jenis BRD yaitu TED super shooter, square mesh window dan fish eye. Mengkuantifikasi pelolosan ikan dari tiga jenis BRD yang berbeda yaitu TED super shooter, square mesh window dan fish eye

86 6. Metode Penelitian Penelitian dilakukan di flume tank dengan menggunakan model codend trawl yang ditempatkan pada bagian pengamatan. Tiga jenis BRD (TED super shooter, square mesh window, dan fish eye) yang berbeda di pasang pada model codend. Tiga jenis BRD yang berbeda dipasang pada kantong dengan mata ¾ inci, panjang codend 80 mata dan keliling kantong 90 mata. Pengamatan dilakukan untuk tiga jenis BRD yang berbeda dan tingkah laku ikan di dalam codend yang terpasang di dalam flume tank. Kecepatan air di dalam flume tank diukur dengan menggunakan flow meter dengan merk flow watch. Pengamatan terhadap tiga jenis BRD yang berbeda dilakukan untuk mengamati proses pelolosan ikan dari codend. Simulasi proses pelolosan ikan dilakukan dengan menggunakan ikan air tawar yaitu nila (Oreochromis niloticus), patin (Pangasius pangasius), dan mas (Cyprinus carpio). Pemilihan ketiga jenis ikan ini ditujukan untuk mewakili morfologi dari ikan yang berbentuk compressed dan depressed. Proses pelolosan ikan dari TED super shooter, square mesh window, dan fish eye diamati dengan mengunakan handycam dan kamera digital. Pada penelitian ini, menggunakan asumsi bahwa ikan yang dijadikan sampel pengujian mewakili secara morfologi ikan bycatch dari trawl. Tabel 4 Dimensi flume tank yang digunakan dalam pengamatan Panjang Lebar Tinggi Ukuran kanal/lorong air Kapasitas air Kecepatan air Jendela pengamatan 0 m 4 m,9 m, x, m 48.000 lt 0,5 m/s m x m

87 Tabel 5 Kesamaan ikan uji dan ikan bycatch No Ikan uji Ikan Bycatch Keterangan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Pepetek Morfologi Comppressed Ikan Mas (Cyprinus carpio) Kuniran Morfologi Comppressed Ikan Patin (Pangasius pangasius) Manyung Morfologi Depressed 6.. Waktu dan tempat penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Desember 007 bertempat di Flume tank Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB. 6.. Metode pengumpulan data Pengamatan di flume tank dilakukan untuk mengamati tingkah laku ikan pada saat meloloskan diri melalui BRD. Pengamatan terhadap tingkat pelolosan ikan untuk masing-masing jenis BRD dilakukan dengan menghitung jumlah ikan yang lolos dan tertangkap pada setiap jenisbrd. Pengamatan dilakukan dengan dua jenisukuran ikan yang berbeda (compressed, dan depressed) dengan kali ulangan untuk setiap jenis BRD. Ikan yang digunakan sebanyak 40 ekor dengan proporsi sama untuk setiap ekor. Rancangan percobaan untuk pengamatan di flume tank adalah sebagai berikut :

88 Tabel 6 Rancangan percobaan untuk pengamatan di flume tank Morfologi Jenis bycatch reduction device TED super shooter Square mesh window Fish eye C C D D Keterangan : C = ikan compressed- (ikan pipih tegak) C = ikan compressed- (ikan pipih campuran) D = ikan depressed- (ikan bentuk datar lebih kecil dari kisi) D = ikan depressed- (ikan bentuk datar lebih besar dari kisi). TED super shooter Model TED super shooter dipasang di dalam flume tank pada kecepatan air 0,7 m/s. Konstruksi dari kerangka TED super shooter terbuat dari besi berukuran diameter 6 mm, dengan tinggi dan lebar masing-masing 6,7 mm dan,5 mm. Kisi terbuat dari bahan besi dengan diameter 4 mm berjumlah 7 buah dengan panjang antara 00-70 mm. Kerangka dari TED super shooter berbentuk oval, dipasang pada trawl dengan sudut pemasangan 57, o, dengan jarak kisi 9 mm. Dua buah pelampung dipasang pada bagian atas dari kerangka TED super shooter dengan gaya apung sebesar 8 grf/unit.

89. Fish eye Fish eye dibuat dari besi dengan diameter 4 mm. Pintu keluar berbentuk elips dengan ukuran 5 mm dan ukuran melingkar 85 mm. Panjang dan tinggi dari fish eye masing-masing adalah 45 mm dan 50 mm. Satu pelampung plastik YH dipasang di bagian atas dari bagian elips untuk mengurangi berat besi dari fish eye sehingga jaring tidak turun kebawah. Fish eye dipasang pada bagian codend dengan posisi 7 ½ mata dari depan dan 8 mata dari belakang.. Square mesh window Model square mesh window terbuat dari,5 inci PE 80 d/0 berbentuk kotak dengan panjang 4 x 6 bar di bagian tengah. Square mesh ukuran,5 inci dibuat dari PE 80 d/0 dengan panjang 0 b x 5 b yang dipasang mengelilingi square mesh dengan ukuran,5 inci. Pemasangan square mesh di dalam codend diletakan pada 5 ½ mata dari bagian depan. 6.. Analisis data Analisis data yang digunakan dalam pengamtan proses pelolosan ikan ini secara deskriptif tabulatif. 6.4 Hasil Pengamatan terhadap proses pelolosan ikan dari trawl yang dilengkapi tiga jenis bycatch reduction device telah dilakukan dengan memasang model BRD didalam flume tank. Selama pengamatan setiap individu ikan yang meloloskan diri dari codend yang dilengkapi dengan BRD menunjukkan proses yang berbeda. Proses pelolosan dari setiap BRD dijelaskan pada sub bagian dibawah ini. 6.4. Persentase pelolosan ikan melalui BRD Hasil pengamatan di flume tank menunjukkan bahwa square mesh window meloloskan ikan lebih banyak yaitu 7 ekor diikuti oleh fish eye 5 ekor dan TED super shooter ekor. Dengan demikian tingkat pelolosan ikan dengan menggunakan square mesh window 4,5%, fish eye 7,5% dan TED super shooter 0% dari total ikan yang digunakan. Data pengamatan tingkat pelolosan ikan di flume tank seperti dapat dilihat pada Tabel 7.

90 Tingginya tingkat pelolosan pada BRD jenis square mesh window dibandingkan dengan fish eye dan TED super shooter, diduga berkorelasi dengan posisi penempatan lubang pelolosan yang berbeda. Konstruksi square mesh window yang dibentuk dari jaring empat persegi (bar) memudahkan ikan untuk keluar. Sementara fish eye hanya memiliki satu pintu keluar yang dipasang pada bagian atas kantong (codend). Pemasanagan BRD jenis square mesh window dan fish eye membutuhkan kemampuan ikan yang mempunyai orientasi renang keatas (upper fore). Sedangkan TED jenissuper shooter memiliki mekanisme yang berbeda dalam meloloskan ikan dibandingkan dengan square mesh window maupun fish eye. Tabel 7 Tingkat pelolosan rata-rata ikan uji pada setiap jenisbrd Morfologi TED super shooter square mesh window fish eye Lolos Tertangkap % Lolos Tertangkap % Lolos Tertangkap % C 8 0 7 0 8 0 C 4 6 40 5 5 50 7 0 D 7 0 4 6 40 5 5 50 D 7 0 5 5 50 5 5 50 Keterangan : C = ikan compressed- (ikan pipih tegak) C = ikan compressed- (ikan pipih campuran) D = ikan depressed- (ikan bentuk datar lebih kecil dari kisi) D = ikan depressed- (ikan bentuk datar lebih besar dari kisi) 6.4. Proses pelolosan ikan melalui BRD. TED super shooter Ikan yang memiliki tebal tubuh lebih kecil dari dari kisi akan melakukan mekanisme pelolosan sebagai berikut : () ikan melewati kisi dan langsung masuk kedalam codend, () ikan berhasil lolos dengan melewati kisi bagian depan seolah-olah akan masuk ke codend namun demikian menerobos kisi bagian bawah dan keluar melalui lubang pelolosan hingga akhirnya keluar, () ikan lolos dikarenakan ada obyek atau ikan yang berukuran besar tertahan pada kisi bagian bawah sehingga menimbulkan celah yang cukup lebar antara flapper dengan kisi TED super shooter, (4) ikan tersangkut pada kisi TED super shooter secara melintang atau pada bagian sirip ventralnya dan (5) ikan tersangkut pada kisi dan berhasil lolos melalui lubang keluar. Berdasarkan pengamatan Winger et al.

9 (00) menyatakan bahwa ketika ikan melewati bagian jarring menghadap ke kisi memebrikan beberapa respon seperti berputar arah, tetap berenang kearah kisi, berenang melalui kisi dan keluar melalui lubang pelolosan. Proses pelolosan ikan dari TED super shooter selama pengamatan dapat dilihat pada Gambar 0. Gambar 0 Proses pelolosan ikan dengan tebal tubuh lebih kecil dari jarak kisi pada TED super shooter Kelompok ikan yang kedua adalah ikan yang memiliki tebal tubuh lebih besar dari kisi. Kelompok ikan ini memilki tiga respon ketika mendekati TED super shooter yaitu : () ikan masuk ke dalam codend dengan menggunakan bagian nasal tubuhnya (kepala), () ikan masuk ke dalam codend dengan ventral (ekor) terlebih dahulu kemudian memutar badannya 90 o, kemudian ikan terdorong arus dan masuk ke dalam codend, dan () ikan lolos dari TED super shooter setelah menabrak kisi dan terdorong oleh arus dan keluar melalui lubang keluar. Proses pelolosan ikan dengan tebal tubuh lebih besar dari kisi disajikan pada Gambar. Gambar Proses pelolosan ikan dengan tebal tubuh lebih besar dari jarak kisi pada TED super shooter.

9. Square mesh window Proses pelolosan ikan pada square mesh window dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu () ikan lolos langsung dari lubang pelolosan, dilakukan oleh ikan-ikan berukuran kecil berbentuk compressed dan compressed campuran dengan cara renang vertikal tanpa merubah posisi tubuhnya terhadap sumbu x, () ikan lolos dengan menerobos lubang pelolosan dari arah codend dengan sudut pelolosan berkisar 0-60 o terhadap sumbu x, () ikan yang meloloskan diri dengan menerobos celah pelolosan dari arah depan dengan sudut pelolosan berkisar antara 0-60 o, dan (4) ikan yang membatalkan menerobos lubang pelolosan karena ukuran tubuhnya lebih besar dari lubang pelolosan. Proses pelolosan ikan pada square mesh window selama pengamatan disajikan pada Gambar. Gambar Proses pelolosan ikan pada square mesh window.. Fish eye Proses pelolosan ikan pada fish eye relatif hampir sama dengan dua jenisbrd sebelumnya, tetapi ada beberapa perbedaan proses pelolosan yang mencolok pada fish eye. Pada fish eye hanya terdapat dua respon ikan ketika mendekati alat yaitu: () ikan meloloskan diri melalui celah fish eye dari arah belakang. Ikan yang melakukan proses ini adalah ikan-ikan yang memiliki tebal tubuh lebih kecil dari lubang fish eye yang berbentuk elip dalam hal ini semua ikan yang dicoba memiliki peluang untuk meloloskan diri. () ikan yang mendekati fish eye dan kemudian membelokkan arah renangnya ke bagian bawah

9 fish eye. Proses pelolosan ikan dengan mengunakan fish eye ditunjukkan pada Gambar. Gambar Proses pelolosan ikan pada fish eye. 6.5 Pembahasan Tingkat pelolosan ikan melalui square mesh window mempunyai persentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan dua jenisbrd lainnya. Perbedaan tingkat pelolosan ini disebabkan perbedaan konstruksi dari ketiga jenisbrd tersebut. Perbedaan konstruksi akan berpengaruh terhadap proses pelolosan ikan dimana setiap ikan memiliki orientasi renang yang berbeda. Kim dan Wardle (005) mengindikasikan bahwa ikan dengan lebar tubuh lebih kecil dari mata jaring akan mampu meloloskan diri dari codend jika dapat mengatasi penglihatan dan memiliki kemampuan renang lebih cepat dari penarikan jaring. Celah pelolosan pada square mesh window yang berbentuk empat persegi akan tetap terbuka sehingga sehingga akan memudahkan ikan untuk meloloskan diri. Akan tetapi pada square mesh window berdasarkan pengamatan membutuhkan perubahan posisi renang dari ikan untuk keluar yaitu posisi horizontal menjadi vertikal. Hal ini membutuhkan energi yang cukup bagi ikan terutama adanya arus pada flume tank. Larsen dan Isaksen (99) menyatakan bahwa kesulitan bagi ikan untuk mengubah arah renangnya sebesar 90 0 untuk menerobos jaring pada kecepatan arus yang tinggi. Menurut Kim dan Wardle (005) ada tiga parameter yang menentukan pelolosan ikan pada square mesh window yaitu sudut renang ikan saat mendekati mata jaring, sudut ketika tubuh ikan menerobos mata jaring dan kecepatan menerobos. Ikan umumnya akan menerobos dengan posisi tubuh lurus untuk mengurangi gesekan dan tanpa harus menarik tubuhnya. Ketiga

94 tahapan tersebut membutuhkan energi yang cukup besar. Dari hasil pengamatan untuk BRD jenissquare mesh window mempunyai tiga jenis pelolosan. Hal ini yang menyebabkan square mesh window lebih mudah untuk meloloskan diri dibandingkan dengan BRD jenislain. Pada square mesh window ikan dapat membengkokkan tubuhnya setelah mendekati mata jaring () menerobos secara vertikal, () memanfaatkan sudut-sudut mata jaring sehingga dapat keluar secara diagonal, dan () ikan yang berukuran kecil dapat bergerak secara vertikal tanpa merubah arah renangnya. Celah pelolosan pada BRD fish eye tidak harus merubah pola renang ikan dan ikan dapat lolos tanpa ada gesekan bahkan dapat melewati celah meskipun ada arus dalam codend. Sebaliknya berdasarkan hasil pengamatan ikan-ikan yang memiliki tubuh lebih besar dari ukuran mata jaring (depressed) mengalami kesulitan keluar melalui square mesh window. Ikan berbentuk compressed yang berukuran kecil memiliki kemampuan renang yang rendah. Ikan kecil yang berbentuk compressed memudahkan ikan-ikan tersebut untuk meloloskan diri. Namun pada kondisi yang sesungguhnya ikan-ikan yang berukuran kecil mungkin tidak dapat mempertahankan posisi renangnya bahkan untuk mencari celah pelolosan. Selain ukuran ikan kondisi perairan juga juga akan berpengaruh terhadap penglihatan ikan (Breen et al. 004). Keterbatasa dalam penelitian ini yaitu ikan-ikan yang digunakan bukan merupakan ikan yang ada di laut tetapi hanya mewakili dari aspek morfologinya. Selain itu ukuran ikan yang digunakan berukuran kecil sehingga dalam uji coba di flume tank menggunakan arus yang kecil 0,7 m/s tidak mewakili arus yang sesungguhnya pada penarikan trawl (,5 knot). Aspek morfologi dari ikan-ikan yang berbentuk compressed dan depressed dari ikan uji memiliki tingkah laku renang yang sama dengan ikan bycatch. Sehingga dengan proses pelolosan ikan-ikan yang di uji coba dapat menggambarkan proses pelolosan ikan melalui BRD. Selain itu penelitian ini menjadi acuan untuk pengembangan penelitian proses pelolosan ikan selanjutnya. 6.6 Kesimpulan. Bycatch reduction device jenis square mesh window mampu meloloskan ikan lebih banyak daripada jenis fish eye maupun TED super shooter dimana

95 square mesh window sebesar 4,5%, fish eye 7,5% dan TED super shooter 0%.. Square mesh window dan fish eye dapat digunakan untuk meloloskan ikan dengan morfologi compressed. Selain ikan compressed BRD fish eye dapat digunakan untuk meloloskan ikan depressed.. Proses pelolosan ikan-ikan pada square mesh window dan fish eye memudahkan ikan untuk meloloskan diri dibandingkan dengan TED super shooter.