Analisis Perbandingan Berbagai Uji Pencilan Pada Analisis Regresi Admi Nazra Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI KOMPARATIF METODE KUADRAT TERKECIL DENGAN METODE REGRESI ROBUST PEMBOBOT WELSCH PADA DATA YANG MENGANDUNG PENCILAN

PENAKSIRAN PARAMETER REGRESI LINIER DENGAN METODE BOOTSTRAP MENGGUNAKAN DATA BERDISTRIBUSI NORMAL DAN UNIFORM

PERBANDINGAN METODE LEAST TRIMMED SQUARES DAN PENAKSIR M DALAM MENGATASI PERMASALAHAN DATA PENCILAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERBANDINGAN METODE MCD-BOOTSTRAP DAN LAD- BOOTSTRAP DALAM MENGATASI PENGARUH PENCILAN PADA ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA

PERBANDINGAN METODE COEFFICIENT OF DETERMINATION RATIO DAN REGRESI DIAGNOSTIK DALAM MENDETEKSI OUTLIER PADA ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA

Pengaruh Outlier Terhadap Estimator Parameter Regresi dan Metode Regresi Robust

UJM 3 (2) (2014) UNNES Journal of Mathematics.

1. PENDAHULUAN PADA PRODUKSI JAGUNG DI JAWA TENGAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS)

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 2, 71-81, Agustus 2001, ISSN :

REGRESI LINIER NONPARAMETRIK DENGAN METODE THEIL

Deteksi Pencilan dengan Pendekatan Bayesian pada Regresi Linear (Studi Kasus Hubungan Pengeluaran Rumah Tangga dengan PDRB di Jawa Barat Tahun 2013)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN TELBS PADA REGRESI LINIER DENGAN KASUS PENCILAN

ESTIMASI REGRESI ROBUST M PADA FAKTORIAL RANCANGAN ACAK LENGKAP YANG MENGANDUNG OUTLIER

TINJAUAN PUSTAKA. Matriks adalah suatu susunan bilangan berbentuk segi empat. Bilangan-bilangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pendugaan Selang Kepercayaan Persentil Bootstrap Nonparametrik untuk Parameter Regresi

METODE ORDINARY LEAST SQUARES DAN LEAST TRIMMED SQUARES DALAM MENGESTIMASI PARAMETER REGRESI KETIKA TERDAPAT OUTLIER

BAB 2 LANDASAN TEORI. regresi adalah sebuah teknik statistik untuk membuat model dan menyelediki

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor

REGRESI LINIER. b. Variabel tak bebas atau variabel respon -> variabel yang terjadi karena variabel bebas. Dapat dinyatakan dengan Y.

Efektivitas Metode Regresi Robust Penduga Welsch dalam Mengatasi Pencilan pada Pemodelan Regresi Linear Berganda

PENERAPAN METODE BOOTSTRAP RESIDUAL DALAM MENGATASI BIAS PADA PENDUGA PARAMETER ANALISIS REGRESI

ANALISIS REGRESI KUANTIL

PENERAPAN BOOTSTRAP DALAM METODE MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT (MCD) DAN LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

PENANGANAN MULTIKOLINEARITAS (KEKOLINEARAN GANDA) DENGAN ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA. Tatik Widiharih Jurusan Matematika FMIPA UNDIP

PERBANDINGAN METODE BOOTSTRAP DAN JACKKNIFE DALAM MENAKSIR PARAMETER REGRESI UNTUK MENGATASI MULTIKOLINEARITAS

STATISTIKA I. Ari Wibowo, MPd Prodi PAI Jurusan Tarbiyah STAIN Surakarta. Kode Matakuliah: PAI111, 2sks Tujuan Instruksional Umum:

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia teknologi berkembang sangat pesat di dalam kehidupan

BAB 2 LANDASAN TEORI. berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu variabel tak bebas (dependent


BAB 2 LANDASAN TEORI. berarti ramalan atau taksiran pertama kali diperkenalkan Sir Francis Galton pada

(α = 0.01). Jika D i > , maka x i atau pengamatan ke-i dianggap pencilan (i = 1, 2,..., 100). HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton,

(R.14) METODE MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT PADA ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DENGAN KASUS PENCILAN

PERBANDINGAN REGRESI ROBUST PENDUGA MM DENGAN METODE RANDOM SAMPLE CONSENSUS DALAM MENANGANI PENCILAN

PENENTUAN UKURAN CONTOH DAN REPLIKASI BOOTSTRAP UNTUK MENDUGA MODEL REGRESI LINIER SEDERHANA

Kata Kunci: Analisis Regresi Linier, Penduga OLS, Penduga GLS, Autokorelasi, Regresor Bersifat Stokastik

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan suatu metode yang digunakan untuk

Peranan dari Pemilihan Level sebagai Referensi pada Variabel Bebas Bertipe Kategori terhadap Derajat Multikolinieritas dalam Model Regresi Linier

BAB I PENDAHULUAN. hubungan ketergantungan variabel satu terhadap variabel lainnya. Apabila

TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi adalah suatu metode analisis data yang menggambarkan

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses pengumpulan data, peneliti sering menemukan nilai pengamatan

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung)

KAJIAN FUNGSI nls( ) DAN fsrr( ) TERHADAP MODEL MICHEALIS-MENTEN PADA REGRESI NONLINIER. Sudarno 1. Abstrak

Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Kuadrat Terkecil Tak Terboboti (Unweighted Least Square) Untuk Data Ordinal

JMP : Volume 6 Nomor 1, Juni 2014, hal REGRESI LINEAR BIVARIAT SIMPEL DAN APLIKASINYA PADA DATA CUACA DI CILACAP

Statistik merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling banyak

SIMULASI DAMPAK MULTIKOLINEARITAS PADA KONDISI PENYIMPANGAN ASUMSI NORMALITAS

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III CONTOH KASUS. Pada bab ini akan dibahas penerapan metode robust dengan penaksir M

ANALISIS ESTIMASI PARAMETER REGRESI KUANTIL DENGAN METODE BOOTSTRAP

Tingkat Efisiensi Metode Regresi Robust dalam Menaksir Koefisien Garis Regresi Jika Ragam Galat Tidak Homogen

Metode Regresi Ridge dengan Iterasi HKB dalam Mengatasi Multikolinearitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

REGRESI ROBUST UNTUK MENGATASI OUTLIER PADA REGRESI LINIER BERGANDA. Isma Hasanah

TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi merupakan suatu teknik statistika untuk menyelidiki dan

Metode Statistika Pertemuan XII. Analisis Korelasi dan Regresi

Universitas Negeri Malang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMILIHAN MODEL REGRESI LINIER DENGAN BOOTSTRAP. Tarno. Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Semarang. Subanar Jurusan Matematika FMIPA UGM Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Salah satu komponen dari penelitian adalah menggunakan metode yang

BAB I PENDAHULUAN. lebih variabel independen. Dalam analisis regresi dibedakan dua jenis variabel

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu metode yang disebut metode kuadrat terkecil (Ordinary Least Square OLS).

BAB 2 LANDASAN TEORI

E-Jurnal Matematika Vol. 3 (3), Agustus 2014, pp ISSN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu peubah prediktor dengan satu peubah respon disebut analisis regresi linier

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERBANDINGAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DAN ROBPCA DALAM MENGATASI MULTIKOLINEARITAS DAN PENCILAN PADA REGRESI LINEAR BERGANDA

Metode Minimum Covariance Determinan Pada Analisis Regresi Linier Berganda Dengan Kasus Pencilan

KETEPATAN PENGKLASIFIKASIAN FUNGSI DISKRIMINAN LINIER ROBUST DUA KELOMPOK DENGAN METODE FAST MINIMUM COVARIATE DETERMINANT (FAST MCD)

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan hipotesis nolnya adalah antar peubah saling bebas. Statistik ujinya dihitung dengan persamaan berikut:

Judul : Perbandingan Metode MCD Bootstrap dan. Analisis Regresi Linear Berganda. Pembimbing : 1. Dra. Ni Luh Putu Suciptawati,M.Si

BAB I PENDAHULUAN. dependen disebut dengan regresi linear sederhana, sedangkan model regresi linear

BAB III KAJIAN SIMULASI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Perubahan nilai suatu variabel dapat disebabkan karena adanya perubahan pada

dimana n HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN REGRESI AKAR LATEN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN MOBIL DI AMERIKA SERIKAT TAHUN

PENERAPAN METODE LEAST MEDIAN SQUARE-MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT (LMS-MCD) DALAM REGRESI KOMPONEN UTAMA

BAB III METODE PENELITIAN Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia

BAB 2 LANDASAN TEORI. mengetahui pola hubungan antara dua atau lebih variabel. Istilah regresi yang

MODEL REGRESI KANDUNGAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Plot jenis pengamatan pencilan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERMASALAHAN AUTOKORELASI PADA ANALISIS REGRESI LINIER SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN. menyelidiki hubungan di antara dua atau lebih peubah prediktor X terhadap peubah

Estimasi Parameter pada Regresi Spatial Error Model (SEM) yang Memuat Outlier menggunakan Iterative Z Algorithm

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENDEKATAN WINSOR PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN MURIH PUSPARUM

Perbandingan Metode Robust Least Trimmed Square Dengan Metode Scale

BAB 2 LANDASAN TEORI. pertama digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis

PERBANDINGAN METODE LEAST TRIMMED SQUARES DAN PENDUGA-S DALAM MENGATASI DATA PENCILAN DENGAN SIMULASI DATA SKRIPSI

Analisis Korelasi dan Regresi. Dr. Kusman Sadik, M.Si Dept. Statistika IPB

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

Analisis Perbandingan Berbagai Uji Pencilan Pada Analisis Regresi Admi Nazra Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Abstrak Dalam tulisan ini disimpulkan bahwa jika suatu data terdeteksi sebagai pencilan dengan uji sisa ter-student, maka data tersebut belum tentu pencilan jika diuji dengan simpangan baku. Secara teoritis Uji AIC dan BIC tidak mungkin dibandingkan dengan kedua metode terdahulu mengingat prosedurnya yang berbeda. Ketiga jenis uji ini belum tentu memberikan kasimpulan yang sama untuk menentukan data mana yang dikategorikan sebagai data pencilan pada suatu masalah regresi linier. Disamping itu uji pencilan dengan simpangan baku dan uji pencilan dengan sisa ter-student lebih sederhana untuk digunakan dibandingkan dengan uji pencilan kriteria informasi. Uji pencilan dengan sisa ter-student memberikan hasil yang relatif akurat dari dua uji lainnya. Pendahuluan Analisis regresi merupakan metoda statistika yang amat banyak digunakan, tidak hanya di lingkungan para peneliti di bidang matematika atau statistika namun juga di bidang-bidang lain seperti biologi, kimia, pertanian, ekonomi dan lain-lain. Umumnya analisis regresi digunakan dalam rangka mengolah data untuk menentukan hubungan antara dua atau lebih peubah sehingga diperoleh model atau hubungan fungsional antara peubah tersebut. Sehingga dengan model tersebut para peneliti dapat berusaha memahami, menerangkan, mengendalikan dan kemudian memprediksikan kelakuan sistem yang mereka teliti. Secara umum model merupakan penyederhanaan abstraksi dari keadaan alam yang sesungguhnya. Keadaan alam yang ingin diteliti biasanya amat rumit dan kemampuan kita menelitinya secara keseluruhan amat terbatas karena itu kita perlu menyederhanakannya sesuai dengan kemampuan 1

akal kita menghadapinya. Model yang dimaksud disini akan selalu berbentuk fungsi, dan regresi merupakan alat yang ampuh dalam pembentukannya. Model regresi secara umum dapat ditulis sebagai Y=X + e dengan Y merupakan vektor respon n 1, X menyatakan matriks peubah bebas n (k+1) (tulis k+1=p), vektor parameter (k+1) 1 dan e vektor galat n 1. Metoda yang digunakan untuk menaksir adalah metoda kuadrat terkecil. Kebaikan model dapat dilihat dari nilai R 2 (koefisien determinasi) dan pengujian hipotesis terhadap parameter. Sedangkan kococokan model dengan data di lihat dengan mengamati sisa (residual). Salah satu yang dapat dilihat dari sisa adalah pencilan (outlier). Pencilan adalah data yang tidak mengikuti pola umum model. Pada beberapa literatur telah dikemukakan beberapa uji untuk memeriksa apakah suatu data dapat dikategorikan sebagai pencilan. Secara kasar dapat diambil patokan yaitu yang sisanya berjarak dua simpangan baku atau lebih dari rata-ratanya dapat dikategorikan sebagai data pencilan (Sembiring,1995). Namum (Weisberg,1985) dan (Gentlemen & Wilk, 1975a-b) mengemukakan suatu cara yang sederhana ialah dengan menggunakan sisa terstudent dengan derajat bebas dk=n-p-1. Dimana bila sisa untuk data yang bersangkutan lebih besar dari nilai t(n-p-1, ) dari table-t maka dianggap data tersebut terpencil. Pynnonen (1992) menggunakan kriteria informasi untuk mendeteksi pencilan. Ada dua kriteria yaitu AIC=nlog(1-R 2 )-2log(n-k)!+2m dan BIC= nlog(1-r 2 )-2log(n-k)!+mlog n. Dari beberapa uji pencilan yang disebutkan di atas, maka muncul permasalahan, apakah data yang dikategorikan sebagai pencilan oleh suatu uji tertentu dapat juga terdeteksi sebagai pencilan oleh uji yang lain. Artinya apakah setiap uji-uji tersebut memberikan hasil yang sama dalam menentukan suatu data apakah pencilan atau tidak. Jika memberikan hasil yang sama, uji manakah yang lebih sederhana atau lebih efektif dan efisien untuk digunakan. Hal ini sangat penting, sebab jika dalam penelitian ini nantinya ditemukan bahwa uji pencilan ini tidak memberikan informasi pencilan yang sama untuk berbagai metoda atau uji yang disebutkan di atas, maka tentunya seorang peneliti harus berhati-hati dalam menggunakan atau memilih uji-uji tersebut. 2

Pendeteksian pencilan ini tidak hanya penting dalam rangka untuk memperbaiki model yang kita cari, namun juga dengan diketahuinya suatu data adalah pencilan maka seorang peneliti dapat menelusuri data tersebut untuk mengetahui dan mempelajari lebih mendalam mengenai data pencilan yang bersangkutan. Tujuan Dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mencoba berbagai uji pencilan yaitu uji simpangan baku, uji sisa ter-student, dan uji kriteria informasi untuk kasus yang sama dengan menggunakan data simulasi. 2. Untuk menganalisa dan membandingkan secara teoritis matematis berbagai uji pencilan diatas. 3. Untuk mengetahui apakah data yang dikategorikan sebagai data pencilan oleh uji tertentu, dapat juga terdeteksi sebagai pencilan oleh uji-uji yang lain. 4. Untuk mengetahui uji manakah yang lebih sederhana atau lebih efektif dan efisien untuk digunakan. 5. Untuk mengetahui data-data yang berpola atau berperilaku seperti apa yang cocok untuk uji-uji pencilan tertentu. Manfaat Penelitian. Dari hasil penelitian ini seorang peneliti khususnya peneliti yang akan menggunakan regresi dalam pengolahan datanya, dapat mengetahui dan menggunakan uji-uji pencilan yang lebih cocok dan tepat. Jadi hasil ini akan memberikan kontribusi penting bukan hanya untuk para peneliti namum juga bagi pengembangan konsep analisis regresi khususnya analisa data pencilan. Metode penelitian Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan dan metoda simulasi dengan menggunakan program komputer ( SAS, MINITAB, MATLAB ), dan komputer yang digunakan adalah yang berkecepatan tinggi. 3

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Membangkitkan data dari populasi yang berdistribusi normal dan beberapa data yang bukan berdistribusi normal (yang diduga sebagai pencilan). 2. Melakukan berbagai uji pencilan seperti yang disebutkan di atas dengan menggunakan data-data simulasi pada langkah 1. 3. Membandingkan dan menganalisa hasil yang diperoleh dari langkah 2. 4. Gambaran yang diperoleh dari hasil langkah 3, dijadikan bahan perbandingan dan pemandu dalam menganalisa dan membandingkan secara teoritis matematis berbagai uji pencilan tersebut. 5. Menyimpulkan hasil yang diperoleh dari langkah 4. 6. Mencobakan uji-uji ini pada beberapa kasus yang diambil dari beberapa literatur serta dibandingkan dengan hasil simulasi dan hasil analisa teoritis Hasil dan pembahasan Formula untuk metoda uji simpangan baku dan uji sisa ter-student dapat dibandingkan secara teoritis dimana jika suatu data terdeteksi sebagai pencilan dengan uji sisa ter-student, maka data tersebut belum tentu pencilan jika diuji dengan simpangan baku. Berdasarkan hasil ini tentu uji sisa ter-student mempunyai kelebihan karena dengan terdeteksinya beberapa data sebagai pencilan, maka hal ini dapat membantu kita untuk menyelidiki data-data tersebut lebih jauh, sesuai dengan salah satu tujuan mendeteksi pencilan. Uji AIC dan BIC didapat dengan cara menghitung nilai R 2 dengan terlebih dahulu membuang data-data yang diasumsikan sebagai pencilan. Selanjutnya membandingkan nilai AIC dan BIC yang terkecil dari semua kemungkinan model yang dihasilkan. Secara teoritis ini tentu tidak mungkin dibandingkan dengan kedua metode terdahulu mengingat prosedurnya yang berbeda. Saat ini belum ada software khusus untuk mendapatkan nilai AIC dan BIC ini. Kita harus melakukan regresi yang berulang-ulang untuk mendapatkan nilai R 2 setelah membuang data-data yang diasumsikan sebagai pencilan. Jadi dari segi perhitungan, kedua metode terdahulu lebih sederhana. Yang mungkin 4

kita lakukan untuk melihat perbedaan hasil dari metode ini dengan dua metode sebelumnya adalah dengan melihat hasil beberapa ilustrasi berikut. Untuk melihat perbedaan hasil uji pencilan untuk berbagai uji pencilan yaitu uji simpangan baku, uji sisa terstudent dan uji kriteria informasi maka digunakan tiga ilustrasi berikut ini. Ilustrasi 1 diambil dari Barnett (1983) dengan model regresi y= 0 + 1 x+. Datanya sebagai berikut: (x) 4 5 7 9 11 14 17 20 23 26 30 35 (z) 110 81 90 74 20 30 37 22 38 25 18 9 (y =logz) 4.7 4.4 4.5 4.3 3.0 3.4 3.6 3.1 3.6 3.2 2.9 2.2 Dengan data ini diperoleh model dan hasil-hasil lainnya sebagai berikut: Y = 4.66-0.0645x S = 0.4103 R-Sq = 73.8% Dengan data ini kita peroleh nilai AIC dan BIC yang terkecil adalah data (x;y)=(11;3). Dari tabel sisa, terlihat bahwa harga mutlak sisa yang lebih besar dari 2s=0.8206 adalah sisa untuk data (x;y)=(11;3) yaitu -0.953487. Untuk uji ter-student dimana data dengan harga mutlak sisa lebih besar dari nilai tabel t(9;0,05)=1,833 adalah data (x;y)=(11;3)dengan sisa -2.46645. Ketiga jenis uji meberikan hasil yang sama dimana data pencilan adalah data (x;y)=(11;3). Grafik 1 pada lampiran memperlihatkan juga bahwa data (x;y)=(11;3) terlihat memencil dari data-data lainnya. Sebagai ilustrasi 2 untuk membandingkan ketiga jenis uji pencilan digunakan data dari Chatterjee S. and B. Price (1977) Dengan menggunakan model y= 0 + 1 x+ diperoleh hasil-hasil sebagai berikut. Y = 1.71 + 0.665 X S = 1.402 R-Sq = 39.6% Nilai AIC dan BIC yang diperoleh dari data ini yang terkecil terjadi jika data pencilannya adalah (x;y)=(7,3;9,5) yaitu observasi 29. Hasil ini juga bersesuai dengan uji simpangan baku dimana data dengan sisa lebih besar dari 2s=2,804 adalah data ke-29 juga. Namun kedua uji diatas memberikan hasil yang berbeda dengan uji sisa ter-student. Dimana dengan uji ini data pencilan adalah data dengan sisanya lebih besar dari t(27;0,05)=1,703 yaitu data observasi ke- 27, 28, 29 dan 30. 5

Berikut ditampilkan data simulasi y=5+2x dengan data x adalah 2.0 6.0 3.0 8.0 5.0 2.0 4.0 7.0 5.0 2.0 1.0 6.0 8.0 4.0 dan 9.0. Untuk memunculkan data yang diasumsikan sebagai data pencilan maka ditambah pasangan data (x;y) (5,5;17) dan (2,5;8). Dengan model y= 0 + 1 x+ diperoleh hasil-hasil sebagai berikut. y = 4.68 + 2.06 x S = 0.5570 R-Sq = 98.8% Berdasarkan hasil perhitungan AIC dan BIC diatas diperoleh kesimpulan bahwa data pencilan adalah (2,5;8). Hasil ini sama dengan uji simpangan baku. Sedangkan dengan uji sisa ter-student diperoleh bahwa data pencilan adalah (2,5;8) dan (5,5;17). Melihat kepada hasil ketiga ilustrasi diatas dapat diperoleh hasil bahwa ketiga uji pencilan belum tentu memberikan kesimpulan yang sama. Jadi ada data yang oleh suatu uji dapat diketegorikan sebagai data pencilan namun dengan uji lain data tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai data pencilan. Kalau dibandingkan uji-uji yang dipakai dengan grafik data aslinya, terlihat dari ilustrasi ini bahwa data-data yang dikategorikan sebagai data pencilan menurut uji sis ter-student, hampir bersesuaian juga dengan posisi data tersebut dilihat dari grafik, yang memang cukup memencil dibandingkan dengan datadata lainnya. Melihat hasil ini sepertinya uji sisa ter-student memberikan hasil yang relatif akurat dibandingkan dua uji lainnya walaupun dari ilustrasi ini uji simpangan baku memberikan hasil yang sama dengan uji AIC dan BIC. Dilihat dari kesederhanan dan keefektifannya, uji sisa ter-student ini lebih mudah untuk digunakan dibandingkan dengan uji AIC dan BIC. Karena saat ini perangkat lunak statistika selalu menyediakan menu untuk menghitung sisa ter-student ini. Sedangkan uji AIC dan BIC belum tersedia fasilitas untuk itu. Disamping itu dengan uji AIC dan BIC ini kita harus memprediksi dulu data-data yang mungkin dikategorikan sebagai data pencilan dan kita harus melakukan regresi beberapa kali tergantung kapada berapa macam kelompok data yang diasumsikan sebagai data pencilan. Penggunaan ketiga uji pencilan ini tidak tergantung kepada pola-pola datanya. 6

KESIMPULAN DAN SARAN Dari pembahasan dan penjelasan diatas dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Jika suatu data terdeteksi sebagai pencilan dengan uji sisa ter-student, maka data tersebut belum tentu pencilan jika diuji dengan simpangan baku. 2. Uji pencilan dangan simpangan baku, uji pencilan dengan sisa terstudent dan uji pencilan dengan kriteria informasi, belum tentu memberikan kesimpulan yang sama untuk menentukan data mana yang dikategorikan sebagai data pencilan pada suatu masalah regresi linier. 3. Uji pencilan dangan simpangan baku dan uji pencilan dengan sisa terstudent lebih sederhana untuk digunakan dibandingkan dengan uji pencilan kriteria informasi. 4. Uji pencilan dengan sisa ter-student memberikan hasil yang relatif akurat dari dua uji lainnya. Daftar Pustaka Barnett, V. Principles and methods for handling outliers in data sets. Statis-tical Methods and The Improvement of Data Quality, pp. 131-166, 1983 Chatterjee S. and B. Price, Regression Analysis by Example, John Wiley & Sons, New York, 1977. Gentleman, J.F. dan Wilk, M.B., Detecting Outliers in a two-way table I, Technometrics, 17,h.1-14, 1975a. Gentleman, J.F. dan Wilk, M.B., Detecting Outliers II, Biometrics, 31,h.387-400, 1975b. Pynnonen, S. Detection of Outlier in Regression Analysis by Information Criteria, www.uwasa.fi/~sjp/, 1992. Ryan, T.P., Modern Regression Methods, John Wiley & Sons, New York, 1997 Sembiring, R. K., Analisis Regresi, ITB, 1995. Weisberg, S., Applied Linear Regression,ed-2. John Wiley & Sons, New York, 1985 7