doi: /j.seizure British Epilepsy Association Published by Elsevier Ltd Baarid Luqman Hamidi

dokumen-dokumen yang mirip
Algoritme Tatalaksana Kejang Akut dan Status Epileptikus pada Anak

Evaluasi dan Manajemen Status Epileptikus

Curiculum vitae. Dokter umum 1991-FKUI Spesialis anak 2002 FKUI Spesialis konsultan 2008 Kolegium IDAI Doktor 2013 FKUI

2/19/2017 MATERI DEFINISI EPILEPSI PENATALAKSANAAN EPILEPSI. Definisi Konseptual

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PENUNTUN PRAKTIKUM NEUROPSIKIATRI CONVULSANT & ANTICONVULSANT

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL

Takrif/pengertian. 1/2/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes

BAB I PENDAHULUAN DEFINISI ETIOLOGI

ASKEP GAWAT DARURAT ENDOKRIN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA PENEGAKAN DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA NONCONVULSIVE STATUS EPILEPTIKUS (NCSE)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 3.1 Skema Kerangka Konseptual

Kejang yang disertai demam

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Fellow Clinical Neurophysiology UMC Utrecht The Netherlands

REINFORECEMENT BLOK 11 Pemicu 2. DR.Harum Sasanti, drg, SpPM KaDep. Ilmu Penyakit Mulut FKGUI

Kriteria Diagnosis Berdasaran IDSA/ESCMID :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Propofol adalah obat anestesi intravena yang sangat populer saat ini

Kejang Pada Neonatus

PETIDIN, PROPOFOL, SULFAS ATROPIN, MIDAZOLAM

Pengaruh umum Pengaruh faktor genetik Reaksi idiosinkrasi Interaksi obat. Faktor yang mempengaruhi khasiat obat - 2

BAB I PENDAHULUAN. seorang ahli anestesi. Suatu studi yang dilakukan oleh Pogatzki dkk, 2003

Gangguan Bipolar. Febrilla Dejaneira Adi Nugraha. Pembimbing : dr. Frilya Rachma Putri, Sp.KJ

Focal and Generalized Slowing, Coma, and Brain Death Dari buku The Clinical Neurophysiology Primer 2007/ [edited by] Andrew S. Blum, Seward B.

PENDAHULUAN ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI

KEJANG PADA ANAK. Oleh: Nia Kania, dr., SpA., MKes

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cenderung meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskular seperti stroke

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji klinis dengan metode Quasi Experimental dan

SURAT PENOLAKAN TINDAKAN KEDOKTERAN

Waspada Keracunan Phenylpropanolamin (PPA)

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER

Hipertensi dalam kehamilan. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB 4 HASIL. Grafik 4.1. Frekuensi Pasien Berdasarkan Diagnosis. 20 Universitas Indonesia. Karakteristik pasien...,eylin, FK UI.

MANUAL PROSEDUR TATALAKSANA HIPOGIKEMIA & HIPERGLIKEMIA HIPOGLIKEMI & TATALAKSANANYA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Status Epileptikus Non Konvulsi

Dr. Masrul Basyar Sp.P (K)

Fenasetin (anti piretik jaman dulu) banyak anak2 mati, Prodrug Hasil metabolismenya yg aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. anestesiologi. 3. Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang keilmuan Obstetri dan Ginekologi.

BAB I PENDAHULUAN. masalah besar yang harus benar-benar diperhatikan oleh setiap orang tua. Upaya

EKSTRAKSI GIGI PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DAN GAGAL GINJAL KRONIK VITA NIRMALA ARDANARI,DR, SP.PROS, SP.KG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR OBAT EMERGENSI UNIT GAWAT DARURAT (UGD)

riwayat personal-sosial

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Preeklampsia dan Eklampsia

Di bawah ini diuraikan beberapa bentuk peresepan obat yang tidak rasional pada lansia, yaitu :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dr. Ade Susanti, SpAn Bagian anestesiologi RSD Raden Mattaher JAMBI

Obat Diabetes Farmakologi. Hipoglikemik Oral

KELOMPOK E DEPERTEMEN ANAK SRIYANTI B. MATHILDIS TAMONOB RANI LEKSI NDOLU HARRYMAN ABDULLAH

FARMAKOLOGI ANESTESI LOKAL

BAB I PENDAHULUAN. Epilepsi yang merupakan penyakit kronik masih tetap merupakan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BIPOLAR. oleh: Ahmad rhean aminah dianti Erick Nuranysha Haviz. Preseptor : dr. Dian Budianti amina Sp.KJ

Kejang Demam (KD) Erny FK Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERNYATAAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR...

Biasanya Kejang Demam terjadi akibat adanya Infeksi ekstrakranial, misalnya OMA dan infeksi respiratorius bagian atas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menonjol yang disebabkan oleh gagalnya pengaturan gula darah. Dalam

BAB 5 PEMBAHASAN. Penelitian telah dilakukan pada 40 pasien epilepsi yang menjalani monoterapi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada kasus-kasus pembedahan seperti tindakan operasi segera atau elektif

A PLACEBO-CONTROLLED TRIAL OF ANTIMICROBIAL TREATMENT FOR ACUTE OTITIS MEDIA. Paula A. Tahtinen, et all

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

KELENGKAPAN ASESMEN PERAWAT DI IGD ADALAH LENGKAPNYA PENGISIAN INFORMASI ASESMEN PASIEN DALAM LEMBARAN CATATAN ASESMEN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut. Berdasarkan intensitasnya, nyeri

GANGGUAN KESADARAN PADA EPILEPSI. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. beberapa jenis makan yang kita konsumsi, boraks sering digunakan dalam campuran

PUSKESMAS GUNUNGPATI

PREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEJANG PADA NEONATUS KELOM POK 4B :

SINDROMA GUILLAINBARRE

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II. Catatan Fasilitator. Rangkuman Kasus:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. nyeri sering berfungsi untuk mengingatkan dan melindungi dan sering. memudahkan diagnosis, pasien merasakannya sebagai hal yang

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT MATERNITAS: EKLAMPSIA

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 5 Diare. Catatan untuk instruktur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kejang demam merupakan salah satu kejadian bangkitan kejang yang

FARMAKOTERAPI KELOMPOK KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. suram, pesimistis, ragu-ragu, gangguan memori, dan konsentrasi buruk. 1

ABORTUS INKOMPLIT. No. Dokumen : No. Revisi : - Tanggal Terbit : Halaman : 1/ Sutarjo, SKM, M.MKes NIP

Faktor Prognostik Kegagalan Terapi Epilepsi pada Anak dengan Monoterapi

BAHAN AJAR V ARTERITIS TEMPORALIS. kedokteran. : menerapkan ilmu kedokteran klinik pada sistem neuropsikiatri

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan salah satu sumber penyebab gangguan otak pada. usia masa puncak produktif dan menempati urutan kedua penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian yang berskala cukup besar di Indonesia dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. sekarang para ahli tidak henti-hentinya meneliti mekanisme kerja dari obat

A. Pemeriksaan penunjang. - Darah lengkap

DAFTAR TABEL JUDUL. Distribusi frekuensi klien DM berdasarkan usia. Distribusi frekuensi klien DM berdasarkan jenis kelamin

Transkripsi:

Stase Neurofisiologi-EEG Journal Reading Case report Oral ketamine Controlled Refractory Nonconvulsive Status Epilepticus in an Elderly Patient Poh-Shiow Yeh a,b,*, Hsiu-Nien Shen c, Tai-Yuan Chen d doi:10.1016/j.seizure.2011.06.001 2011 British Epilepsy Association Published by Elsevier Ltd Baarid Luqman Hamidi Pembimbing : dr. Diah Kurnia Mirawati Sp.S(K) 1

Pembahasan meliputi : Pengantar Latar belakang pemilihan ketamin sebagai terapi NCSE refrakter Laporan kasus Kasus NCSE refrakter Tahapan diagnosis dan penanganan NCSE refrakter Diskusi NCSE Ketamin sebagai terapi NCSE refrakter Kesimpulan 2

Pengantar Manifestasi klinis NCSE : perubahan kesadaran dengan kedutan motorik fokal / perubahan behaviour yang ambigu DIAGNOSIS DITEGAKKAN dari gambaraan EEG Secara klinis sering misdiagnosis krn tidak ada bukti gambaran aktivitas epileptiform EEG & penanganan NCSE sering terlambat tjd seizure yang memanjang & persistent - malignant. sampai saat tidak ada konsensus penanganan pasien komatose dengan NCSE refrakter saat ini memakai guideline manajemen GCSE ketika GABAergic gagal, digunakan NMDA antagonis (ketamin) Ketamin biasa digunakan sebagai agen anestesi pada operasi pediatrik dan hewan, dan penanganan nyeri kronik Ketamin oral telah digunakan pada pada pasien anak dgn NCSE Pada penelitian ini ketamin oral digunakan utk menghentikan NCSE pada orang lanjut usia NCSE : Non Convulsive Status Epilepticus GCSE : Generalized Convulsive Status Epilepticus 3

Laporan kasus Wanita usia 76 tahun dgn gangguan kesadaran > 12 jam, setelah penghentian konvulsi general menggunakan lorazepam IV Dengan riwayat stroke iskemic yang rekuren, stroke hemoragik dan SDH traumatik bilateral, vascular dementia dan selama 1 tahun hidupnya bergantung pada bantuan orang lain. terdapat kejang partial complex dengan right hand twitches disertai pandangan kosong selama 2 bulan ini, mengkonsumsi carbamazepin secara intermitten Saat SMRS, pasien dalam kondisi stupor dan terdapat kedutan(chorea) klonik persisten pada tangan kanan dengan frekuensi 1-2 Hz Pemeriksaan penunjang : Imaging : lesi iskemik dan hemoragik, SDH dan atropi otak difus Hasil laboratorium : ISK Diagnosa : CPSE yang dipengaruhi infeksi sistemik CPSE : Complex partial Status epilepsticus 12/02/2015 4

EEG emergency Sebelum pemberian anestesi GABAergic 5

Tata laksana Hari 1 : Awalnya Diterapi dengan asam valproat IV (bolus 40 mg/kg) 400 mg /6 jam (sampai kadar obat dalam darah mencapai 98 ug/ml) perbaikan klinis (-) Setelah tata laksana airway, Ditambah dengan anestesia midazolam (dosis inisial 0.4 mg/kg/jam) gagal mencapai burst supresion walaupun dosis ditambah (sampai 1 mg/kg/jam) Hari ke-2 : levetiracetam oral (2000 mg/hari) Hari ke 3 : fenitoin IV (bolus 20 mg/kg, dilanjutkan 300 mg/hari) Hari ke 4 : propofol ( sampai dosis 5 mg/kg/jam) terdapat supresi yang baik Pasien mengalami koma yang lebih dalam, tp kejang motorik fokal pada tangan kanan masih ada Pemantauan hipotensi dan stagnansi pergerakan usus Diberikan agent inotropik Efek samping makin bertambah saat hari ke 6 phenobarbital IM (100 mg/4 jam) 6

EEG hari ke 4 Setelah pemberian propofol 7

MRI follow up hari ke 4 8

Setelah propofol dihentikan... Sementara Maintenance dengan asam valproat IV dan lamotrigine ( dosis titrasi lambat dimulai pada 50 mg/hari/oral) carbamazepin oral (600 mg/hari), vigabatrin oral (2000 mg/hari) tidak efektif Hepatitis akut dan skin rash asam valproat dan lamortrigine STOP Akhirnya dimaintenance dengan fenobarbital (IM/600 mg/hari) dan topiramate oral (200mg/hari) SE secara klinis dan EEG (+) 9

Hari ke 9 Ditambahkan ketamin IV Dosis inisial 1.5 mg/kg IV bolus dilanjutkan dengan infuse dengan titrasi dosis secara bertahap dari 0.05 mg/kg/jam sampai 0.4 mg/kg/jam Gambaran SE EEG mengalami perbaikan pada hari ke 12 10

Dosis ketamin dihentikan ketika dosis total mencapai 2500 mg (50mg/kg) Setelah pelepasan endotracheal tube maintenance dengan fenobarbital oral (180 mg/hari) dan topiramate oral (200mg/hari) masih ada kejang partial komplex dengan durasi 1-2 menit sebanyak 2-3 kali sehari 6 hari post penghentian ketamin stupor + PLED lagi kemungkinan diprovokasi oleh infeksi nosokomial (bronkhopneumonia) dan obat antiepileptik oral yang tidak adekuat. Segera Diberikan asam valproat IV maksimal dose (1600 mg/hari) dan levetiracetam oral 2000 mg/hari gagal 11

Pada hari ke 3 post pemberian asam valproat klinis CPSE dan PLEDs EEG masih berlangsung, disertai kenaikan enzim liver Antibiotik specrum luas diganti dan dosis OAE dinaikkan (fenobarbital 400 mg/hari IM dan topiramate 300 mg/hari) Obat anesthesi IV tidak diberikan lagi krn keluarga tidak setuju reintubasi ketamin oral ( 50 mg, 2x/hari) via NGT Hari ke 3 pemberian ketamin oral secara Klinis dan EEG membaik 12

Saat dosis total ketamin mencapai 2000 mg KU stabil, kemudian di diturunkan Kemudian, diterapi dengan fenobarbital (180 mg/d/os) dan topiramate (200 mg/d/ os) CPSE (-) Setelah itu, infeksi sistemik teratasi dan keadaan umum membaik 13

Diskusi NCSE tdp subtipe, etilogi dan prognosis yang berbeda-beda harus ditatalaksana secara cepat dan efektif Diagnosa dan penanganan NCSE sering terlambat menjadi refrakter Pemberian agen anestesi untuk penanganan NCSE masih dipertanyakan Penundaan pemberian obat anestesi pada NCSE refrakter menyebabkan kejang menjadi farmakoresisten EEG digunakan sebagai : dasar diagnosa NCSE : repetitive generalized or focal spikes, polyspikes, or spike-slow wave complexes, and some show rhythmic slow waves with evolution,pleds Observasi efek terapi 14

Diskusi (cont..) Telah terbukti bahwa pada kejang berulang reseptor GABAA mengalami internalisasi ke dalam sel dan jumlahnya terus menurun pada membran sinaps, sedangkan reseptor NMDA berada pada membran sel Pentingnya kombinasi terapi Tidak ada konsensus pemberian ketamin IV pada SE malignant treatment berdasarkan beberapa laporan kasus sebelumnya Ketamin oral mempunyai efek terapeutik yang sama seperti saat pemberian IV Bioavailabilitas ketamin oral 16 %, namun metabolit primer aktif,norketamine (NMDA antagonist) mempunyai peran signifikan pada pemberian ketamin secara oral. Ketamin mempunyai efek samping depresi pernafasan yang lebih sedikit, tetapi terdapat efek psikomimetik dan neurotoksisitas pada dosis tinggi 15

Kesimpulan Ketamin dapat mengendalikan NCSE refrakter dan malignan secara efektif dan aman pada pasien lanjut usia Jika pemberian ketamin IV tidak dapat dikerjakan karena indikasi tertentu, maka dapat diberikan ketamin oral sebagai alternatif yang efektif 16

TERIMA KASIH... 17