Implementasi Psak No. 31 Tentang Akuntansi Perbankan Untuk Pengakuan Pendapatan Dan Beban Bunga Pada PT. Bank Bjb Kantor Cabang Majalengka

dokumen-dokumen yang mirip
Implementasi Psak No. 31 Tentang Akuntansi Perbankan Untuk Pengakuan Pendapatan Dan Beban Bunga Pada PT. Bank Bjb Kantor Cabang Majalengka

Tinjauan Atas Laporan Arus Kas Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Purwakarta

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

Analisis Rasio Likuiditas Pada Pt. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Dan Banten, Tbk (Bank BJB) Periode

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954

M 1 KARTIKA SARI. Universitas Gunadarma. Tujuan. MATERI AKPER 1 Hal -1

BAB 1 PENDAHULUAN. melayani pemakai jasa-jasa keuangan. Lembaga keuangan merupakan badan

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu bank adalah untuk pencapaian profitabilitas yang maksimal, maka perlu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara di dunia termasuk di Indonesia, dunia bisnis merupakan hal yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan dapat dengan mudah menarik

Bab 10 Pasar Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan yang menjalankan

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN BUNGA PADA PD. BPR ROKAN HULU PASIR PENGARAIAN

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Sumber Dan Penggunaan Dana Pada Bank Jabar Banten Syariah

AKUNTANSI PENEMPATAN DANA

M E T A D A T A INFORMASI DASAR CAKUPAN DATA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

LAPORAN KEUANGAN BANK

I. PENDAHULUAN. Dunia perbankan Indonesia telah memberi peranan yang sangat berarti dalam meningkatkan

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penulisan secara umum yang akan ditulis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan-pembiayaan yang dapat membantu masyarakat dalam

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB II LANDASAN TEORI

SALINAN PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 1/PLPS/2005 TENTANG PROGRAM PENJAMINAN SIMPANAN DEWAN KOMISIONER LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 7 /PBI/2003 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam. perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF

BAB II LANDASAN TEORI

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 47

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari manusia melakukan berbagai transaksi ekonomi, baik transaksi

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan pembangunan ekonomi nasional. Bank berfungsi. menghimpun dana dari masyarakat (to receive deposit) dan kemudian

BAB II LANDASAN TEORI. menerbitkan promes atau yang dikenal dengan nama Banknote (uang kertas). Kata

BAB I PENDAHULUAN. Bank didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah

BAB I PENDAHULUAN. berarti dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara, baik peranannya

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

M E T A D A T A INFORMASI DASAR

Analisis Sumber Dan Penggunaan Dana Pada Bank Jabar Banten Syariah

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

BAB I PENDAHULUAN. sekunder adalah dividen. Dividen menurut Tangkilisan dan Hessel (2003) merupakan

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. modal untuk kelancaran usahanya. Perkembangan perekonomian nasional dan

BAB I PENDAHULUAN. telah menetapkan undang-undang mengenai Mortgage (Perumahan). Peraturan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. yang membutuhkannya. Disamping itu bank dikenal sebagai tempat untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sebuah kontribusi nyata dari sektor perbankan. Sesungguhnya dalam

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

NERACA BULANAN BPR BESERTA REKENING ADMINISTRATIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

SUMBER-SUMBER DANA BANK

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan mendorong lajunya pertumbuhan ekonomi seperti jasa

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 06 AKUNTANSI INVESTASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. beberapa orang dalam suatu departemen. Prosedur ini dibuat untuk

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

LAPORAN POSISI KEUANGAN PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGGARA PER 31 OKTOBER 2016 (dalam jutaan rupiah)

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. Modul ke: 06FEB. LAPORAN ARUS KAS Sumber : Dwi Martani. Fakultas. Fitri Indriawati, SE., M.Si

Akuntansi Keuangan Koperasi

Juniarti Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

BAB II LANDASAN TEORITIS

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

AKUNTANSI INVESTASI I. PENDAHULUAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN POSISI KEUANGAN PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGGARA PER NOVEMBER 2014 (dalam jutaan rupiah)

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 30 SEPTEMBER 2003 & 2002

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-04-18 Implementasi Psak No. 31 Tentang Akuntansi Perbankan Untuk Pengakuan Pendapatan Dan Beban Bunga Pada PT. Bank Bjb Kantor Cabang Majalengka Kurniawan, Dede STIE Ekuitas http://hdl.handle.net/123456789/141 Downloaded from STIE Ekuitas Repository

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank Pada dasarnya bank berfungsi sebagai pengumpul dana, pemberi kredit, dan menjadi perantara di dalam lalu lintas pembayaran. Bank merupakan perusahaan yang dinamis, yang mendorong pertumbuhan perekonomian nasional. Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 2.1.1 Pengertian Bank Secara umum pengertian bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan yang umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Asal dari kata bank adalah dari bahasa Italia yaitu banca yang berarti tempat penukaran uang. Pengertian Bank menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 31 (Revisi 2000) tentang Akuntansi Perbankan, yaitu : 9

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Menurut Taswan (2008:2) dalam buku Akuntansi Perbankan mengemukakan bahwa : Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak-pihak yang membutuhkan dana, serta berfungsi untuk memperlancar lalulintas pembayaran dengan berpijak pada falsafah kepercayaan. Dari pengertian di atas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dibidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. 2.1.2 Jenis Bank Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan, jenis bank dapat dibedakan menjadi : 1. Bank Umum Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 10

2.2 Tinjauan Umum Tentang Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Tahun 2009 No. 31 (Revisi 2000) tentang Akuntansi Perbankan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 31 tentang Akuntansi Perbankan telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 31 Maret 2000. Sebelumnya standar akuntansi untuk industri perbankan ini telah dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Prinsip Akuntansi Indonesia (SKAPI). Kemudian seiring dengan proses harmonisasi dengan International Accounting Standard dan dalam rangka pengembangan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) menjadi Standar Akuntansi Keuangan (SAK) maka SKAPI disesuaikan seperlunya menjadi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 31 tentang Akuntansi Perbankan pada 7 September 1994. Selanjutnya dengan semakin menyatunya ekonomi dunia yang ditandai dengan pesatnya peningkatan transaksi pasar uang maupun pasar modal yang dilakukan melalui perbankan, menuntut kembali untuk disempurnakannya PSAK No. 31 dengan lebih menekan pada asas keterbukaan dan akuntabilitas. 2.2.1 Latar Belakang PSAK Tahun 2009 No. 31 (Revisi 2000) tentang Akuntansi Perbankan Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, 11

serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank adalah kepercayaan masyarakat. Hal tersebut tampak dalam kegiatan pokok bank yang menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan dan deposito berjangka serta memberikan kredit-kredit kepada pihak yang memerlukan dana. Bank merupakan sektor yang sangat penting dan berpengaruh dalam dunia usaha. Banyak orang dan organisasi yang memanfaatkan jasa bank untuk menyimpan dan meminjam dana. Oleh karena itu, bank memainkan peran penting dalam memelihara kepercayaan masyarakat terhadap sistem moneter melalui kedekatan hubungannya dengan badan pengatur dan instansi pemerintah. Dalam rangka memelihara kepercayaan masyarakat tersebut, pemerintah banyak mengeluarkan peraturan di bidang perbankan. Dapat dipahami apabila terdapat perhatian yang meluas terhadap kesehatan bank, terutama yang berkaitan dengan likuiditas dan solvabilitas bank serta tingkat risiko relative yang melekat pada tipe usaha yang dijalankan bank yang bersangkutan. Oleh karena itu, akuntansi dan pelaporan keuangan bank juga berbeda. PSAK ini mengakui dan menampung perbedaan tersebut. PSAK ini juga mendorong pengungkapan pada laporan keuangan yang terkait dengan hal seperti pengelolaan dan pengendalian likuiditas dan risiko. Pengguna laporan keuangan bank membutuhkan informasi yang dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat dibandingkan dalam mengevaluasi posisi keuangan dan kinerja bank serta berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Pengguna juga membutuhkan informasi yang lebih baik tentang karakteristik 12

khusus operasi bank. Meskipun bankmerupakan objek pengawasan dan pengawas bank mempunyai kewenangan pengaturan untuk tidak menyediakan informasi tertentu bagi masyarakat, tetapi dibutuhkan pengungkapan yang menyeluruh dan memadai agar laporan keuangan bank sesuai dengan kebutuhan pengguna, dalam batasan yang layak untuk dipenuhi oleh manajemen. Pengguna laporan keuangan bank berkepentingan dengan likuiditas, solvabilitas dan rasio yang berkaitan dengan aset dan kewajiban yang diakui dalam neraca dan unsur di luar neraca. Likuiditas menunjukan kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya kepada semua pihak sewaktu-waktu dapat menarik atau mencairkan simpanan dan komitmen lainnya. Solvabilitas menunjukan kelebihan aset dan kewajibannya, yang berarti pula menunjukan kecukupan modal bank. Usaha bank rentan terhadap berbagai risiko, dan kegagalan pihak-pihak yang mengadakan perikatan dengan bank. Risiko tersebut mungkin telah tercermin dalam laporan keuangan, tetapi para pengguna akan lebih memahami apabila manajemen juga mengungkap pengelolaan dan pengendalian risiko tersebut bersama-sama dengan operasi bank dalam laporan keuangan. 2.2.2 Tujuan PSAK Tahun 2009 No. 31 (revisi 2000) tentang Akuntansi Perbankan Tujuan dari PSAK No. 31 tentang Akuntansi Perbankan adalah untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan laporan keuangan bank. 13

2.2.3 Ruang Lingkup PSAK Tahun 2009 No. 31 (Revisi 2000) tentang Akuntansi Perbankan Pernyataan ini diterapkan untuk perbankan yang beroperasi di indonesia. Bagi bank perkreditan rakyat dan lembaga/badan lain yang menjalankan satu kegiatan perbankan atau lebih, perlakuan akuntansi atas kegiatan tersebut mengacu pada pernyataan ini. Pernyataan ini tidak mengatur perlakuan akuntansi untuk transaksi khusus pada bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Perlakuan akuntansi untuk transaksi khusus pada bank syariah atau bank umum yang mempunyai divisi syariah yang mengacu pada PSAK yang mengatur akuntansi perbankan syariah. Hal-hal umum yang tidak diatur dalam pernyataan ini harus diperlukan dengan mengacu pada PSAK yang lain atau prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pernyataan ini bukan merupakan pengaturan pelaporan untuk kepentingan pemerintah, lembaga pengawas independen, dan bank sentral (Bank Indonesia). 2.2.4 PSAK Tahun 2009 No.31 (Revisi 2000) tentang Akuntansi Perbankan untuk Pengakuan Pendapatan dan Beban Bunga Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 31 mengatur tentang pengakuan pendapatan dan beban bunga yaitu : 14

1. Pengakuan pendapatan dan beban bunga merupakan hal yang sangat fundamental dan menjadi dasar utama untuk menentukan profitabilitas bank. Kegiatan utama bank adalah menghimpun dana yang pada umumnya berbunga (interest bearing) dan menanamkannya dalam aset produktif. Seperti pada industri lain, dalam perbankan juga terdapat kemungkinan perbedaan waktu antara diterimanya pendapatan dan terjadinya beban atas penggunaan sumber daya untuk menghasilkan pendapatan tersebut. Oleh karena itu, pengaitan (matching) antara pendapatan dan beban bank tidak mudah dilakukan sehingga dalam pengakuan pendapatan dan beban bank diperhatikan karakteristik usaha bank tersebut. (Paragraf 19) 2. Pendapatan bunga diakui secara akrual kecuali pendapatan bunga dari kredit dan aset produktif lain yang nonperforming. Pendapatan bunga dari kredit dan aset produktif lain yang non-performing diakui pada saat pendapatan tersebut diterima. (Paragraf 20) 3. Pendapatan dalam kegiatan pengkreditan, antara lain, terdiri atas pendapatan bunga dan pendapatan lain, seperti provisi dan komisi. Pendapatan dari aset produktif non-performing yang belum diterima tidak dapat diakui sebagai pendapatan dalam periode pelaporan. (Paragraf 21) 4. Pada saat kredit diklasifikasikan sebagai non-performing, bunga yang telah diakui tetapi belum tertagih harus dibatalkan. (Paragraf 22) 5. Apabila diakui pembatalan atas bunga yang telah diakui tetapi bunga tersebut belum tertagih, pembatalan tersebut akan mengurangi pendapatan bunga yang telah diakui. (Paragraf 23) 15

6. Kredit non-performing pada umumnya merupakan kredit yang pembayaran angsuran pokok dan/atau bunganya telah lewat 90 (sembilan puluh) hari atau lebih setelah jatuh tempo, atau kredit yang pembayarannya secara tepat waktu sangat diragukan. Kredit nonperforming terdiri atas kredit yang digolongkan sebagai kredit kurang lancar, diragukan, dan macet. (Paragraf 24) 7. Seluruh penerimaan yang berhubungan dengan kredit diragukan dan macet diakui terlebih dahulu sebagai pengurang pokok kredit. Kelebihan penerimaan dari pokok kredit diakui sebagai pendapatan bunga. (Paragraf 25) 8. Penerimaan dari kredit non-performing diakui untuk melunasi bunga terlebih dahulu. Akan tetapi, untuk kredit non-performing yang digolongkan diragukan dan macet, penerimaan ini dipergunakan terlebih dahulu untuk mengurangi pokok kredit karena kemungkinan ketertagihannya sangat rendah. (Paragraf 26) 2.3 Tinjauan Umum Tentang Pendapatan Bank Pendapatan merupakan sumber bagi suatu perusahaan, karena pendapatan secara umum dapat diartikan sebagai hasil dari suatu perusahaan. Mengingat sangat pentingnya pendapatan, maka perlu dilaksanakan secara tepat dan hati-hati. 16

2.3.1 Pengertian Pendapatan Secara umum pendapatan dapat didefinisikan sebagai hasil dari suatu usaha perusahaan atau jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan. Bagi investor, pendapatan kurang penting dibanding keuntungan, yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran. L. M. Samryn (2011:7) dalam buku Pengantar Akuntansi, mengemukakan bahwa : Pendapatan merupakan nilai moneter dari pengalihan hak atas barang atau jasa melalui transaksi penjualan kepada pelanggan. Menurut Suradi (2009:38) dalam buku Akuntansi : Pengantar 1,mengemukakan bahwa : Pendapatan adalah kenaikan bruto atas ekuitas pemilik karena diterimanya suatu aktiva dari pelanggan baik yang berasal dari penjualan barang atau jasa. Penjelasan lebih lengkap mengenai pendapatan terdapat dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 (Revisi 2007) paragraf 6 tentang pendapatan, yaitu : Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. 17

2.3.2 Pengertian Pendapatan Bank Untuk jenis usaha perbankan, pendapatan dapat diklasifikasikan dari kegiatan operasional bank dan non-operasional bank. Pendapatan bank mutlak harus ada untuk menjamin kontinuitas bank bersangkutan. Keuntungan bank ini adalah selisih antara bunga yang dibayar debitur dengan cost of money yang dibayarkan. Mintardjo (2010:13) dalam buku Praktek Akuntansi Bank mengemukakan pengertian pendapatan bank, yaitu : Pendapatan bank adalah pendapatan yang merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha bank, yang diantaranya adalah bunga yang diterima, provisi dan komisi, pendapatan administrasi, dan pendapatan operasi lainnya. 2.3.3 Pengertian Pendapatan Bunga Bank Pendapatan utamanya adalah dalam bentuk pendapatan bunga dan pendapatan lain, seperti provisi dan komisi. Pendapatan bunga ini diperoleh sebagai hasil dari penggunaan aktiva bank berupa kas yang disalurkan kepada masyarakat atau pihak ketiga lainnya dalam bentuk kredit. Sedangkan pendapatan lain yang didapat dari provisi dan komisi diperoleh dari pemberian fasilitas kredit kepada pihak ketiga. Taswan (2008:32) dalam buku Akuntansi Perbankan mengemukakan pengertian pendapatan bunga pada bank, yaitu : Pendapatan bunga merupakan pendapatan dari hasil bunga pinjaman yg diberikan. 18

2.3.4 Pengakuan Pendapatan Dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, pengakuan penghasilan atau pengakuan pendapatan terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan aset atau penurunan kewajiban. Misalnya, kenaikan bersih aset yang timbul dari penjualan barang atau jasa atau penurunan kewajiban yang timbul dari pembebasan pinjaman yang masih harus dibayar. Secara sederhana pengakuan pendapatan secara accrual basis dan cash basis dapat disajikan sebagai berikut : Pengakuan pendapatan secara accrual basis Pendapatan bunga Bunga yang masih harus diterima x (a) x x Pada saat jatuh tempo pembayaran bunga Kas x Saat penerimaan bunga 19

Pengakuan pendapatan secara cash basis Pendapatan bunga Kas x x Tunggakan bunga x x Pada saat penerimaan bunga Pada saat jatuh tempo 2.3.5 Sumber-sumber Pendapatan Bank Sumber-sumber pendapatan bank dibagi menjadi : 1. Pendapatan Operasional Pendapatan usaha bank ini dapat diperinci sebagai berikut : a. Hasil Bunga Yang dimasukkan ke pos ini adalah pendapatan bunga, baik dari pinjaman yang diberikan maupun dari penanaman-penanaman yang dilakukan oleh bank, seperti giro, simpanan berjangka, obligasi, dan surat pengakuan utang lainnya. b. Provisi dan Komisi Yang dimasukkan ke pos ini adalah provisi dan komisi yang dipungut atau diterima oleh bank, dari berbagai kegiatan yang dilakukan, seperti 20

provisi kredit, provisi transfer, komisi pembelian/penjualan efek-efek, dan lainnya. c. Pendapatan Valuta Asing Lainnya Yang dimasukkan ke pos ini adalah keuntungan yang diperoleh bank dari berbagai transaksi devisa, misalnya selisih kurs pembelian/penjualan valuta asing, selisih kurs karena konversi provisi, komisi, dan bunga yang diterima dari bank-bank di luar negeri. d. Pendapatan Lainnya Yang dimasukkan ke pos ini adalah pendapatan lain yang merupakan hasil langsung dari kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan operasional bank yang tidak termasuk ke dalam rekening pendapatan di atas, misalnya deviden yang diterima dari saham yang dimiliki, pendapatan transaksi valuta asing, dan lain-lain. 2. Pendapatan Non-operasional Pendapatan usaha bank ini diperinci sebagai berikut : a. Laba Penjualan Aktiva Tetap. b. Penerimaan Denda. c. Penyewaan gedung dan sebagainya. 2.4 Tinjauan Umum Tentang Beban Beban merupakan pengurangan dari pendapatan yang akan menghasilkan laba bersih pada laporan laba/rugi. Beban biasanya jenis yang paling banyak jumlahnya, walaupun secara sederhana, beban dapat diklasifikasikan menjadi : 21

1. Beban perolehan pendapatan. 2. Beban operasi/rutin. 3. Beban operasional lainnya. 4. Beban lain-lain. 2.4.1 Pengertian Beban Secara umum beban adalah arus keluar aktiva atau penggunaan lainnya atas aktiva atau terjadinya kewajiban entitas yang disebabkan oleh pengiriman atau pembuatan barang, pemberian jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan operasu utama atau operasi sentral perusahaan. Menurut L. M. Samryn (2011:7) dalam buku Pengantar Akuntansi mengemukakan pengertian beban, yaitu : Beban adalah pengorbanan aktiva, atau peningkatan utang yang terjadi sebagai akibat menggunakan barang atau jasa tertentu dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan. 2.4.2 Pengertian Beban Bunga Secara umum beban bunga adalah beban yang dibayarkan kepada nasabah atau pihak lain yang berkaitan dengan kegiatan penghimpunan dana. Menurut Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) bab XIII tentang Laporan Laba Rugi, pengakuan beban bunga adalah sebagai berikut : beban bunga diakui secara akrual dan dinilai sebesar jumlah yang menjadi kewajiban bank, termasuk beban lain yang dikeluarkan dalam rangka penghimpunan dana seperti hadiah. 22

2.4.3 Jenis Beban Bunga Selain memperoleh pendapatan, bank juga harus mengeluarkan biaya untuk membayar beban. Dalam beban bank, terdapat suatu beban yaitu beban bunga. Beban bunga terdiri atas : 1. Bunga Giro 2. Bunga Deposito Berjangka 3. Bunga Sertifikat Deposito 4. Bunga Tabungan 5. Bunga Setoran Jaminan 6. Bunga Surat Berharga 7. Bunga Obligasi, dan 8. Beban lain yang dikeluarkan secara langsung dalam penghimpunan dana tersebut. 23