IV.C.6. Urusan Pilihan Perindustrian

dokumen-dokumen yang mirip
IV.C.6. Urusan Pilihan Perindustrian

6. URUSAN PERINDUSTRIAN

a. PROGRAM DAN KEGIATAN

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel IV.C.5.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Kepariwisataan Tahun 2013

C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

7. URUSAN PERDAGANGAN

terealisasi sebesar Rp atau 97,36%. Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut :

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

IV.B.26. Urusan Wajib Perpustakaan

KABUPATEN GRESIK RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017

IV.B.5.Urusan Wajib Penataan Ruang

Tabel IV.C.1.1 Rincian Program dan Realisasi Anggaran Urusan Perikanan Tahun 2013

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

IV.C.3 Urusan Pilihan Kehutanan

13. URUSAN KETAHANAN PANGAN

LAMPIRAN I.2 : KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN U K M. JUMLAH ( Rp. ) ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

4.2.7 URUSAN PILIHAN PERINDUSTRIAN KONDISI UMUM

7. URUSAN PERDAGANGAN

C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

Penjabaran dari urusan Kependudukan dan Catatan Sipil kami uraikan sebagai berikut :

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Tabel IV.B.12.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Ketenagakerjaan tahun 2010

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA Tahun Anggaran 2013

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Tabel IV.B.11.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun No. Program Alokasi (Rp) Realisasi (Rp)

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

terhadap PDRB Kota Bandung Kota Bandung APBD Pendukung Usaha bagi Usaha Mikro UMKM binaan Kecil Menengah

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI, DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH Jumlah

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah.

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

,00 (Belanja Langsung maupun Belanja Tidak Langsung diluar belanja hibah. IV.B.11. Urusan Wajib Kependudukan dan Pencatatan Sipil

IV.B.25. Urusan Wajib Kearsipan 25. URUSAN KEARSIPAN

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD )

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PEMERINTAH KOTA PARE PARE RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2016

Tabel IV.C.3.1 Program, Alokasi dan Realisasi Anggaran Urusan Kehutanan Tahun No. Program Alokasi (Rp) Realisasi (Rp)

PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2014

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPPA SKPD )

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

URAIAN sebelum perubahan

IV.C.1. Urusan Pilihan Perikanan

RENCANA KERJA (RENJA)

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU Tahun Anggaran 2015

PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

I. PENDAHULUAN. A. Maksud dan Tujuan

Kota Bandung 20 lokasi pengecer barang hasil tembakau

6. URUSAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

IV.B.14. Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Tahun-1 (2011) Tahun-2 (2012)

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran 2016

RENCANA KERJA (RENJA) (RENJA TAHUN 2016 DINAS KOPERASI, UKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN GRESIK

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG Tahun Anggaran 2013

RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2015 DAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN 2016 KABUPATEN PULANG PISAU. Target Capaian Kinerja

RENCANA UMUM PENGADAAN DINAS PERINDAGKOP DAN UKM TAHUN ANGGARAN 2012

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2012

BAB I PENDUHULUAN Latar Belakang

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Realisasi APBD Tahun Anggaran 2014

RENCANA PROGRAM/KEGIATAN DINAS KOPERASI USAHA KECIL MENENGAH PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN ,949,470,000

: PERINDUSTRIAN ORGANISASI : DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Halaman sebelum perubahan

4. PROGRAM PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA DAN ASONGAN

RENCANA KERJA (RENJA)

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN

IV.B.9. Urusan Wajib Penanaman Modal

PEGUKURAN KINERJA KEGIATAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH ANGGARAN KAS TAHUN ANGGARAN 2017

b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan.

REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN UNIT SATUAN KERJA PEMERINTAH DAERAH DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN MALANG BULAN MARET 2016

BERDASARKAN PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2017

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN P R O V I N S I J A W A T E N G A H Laporan Hasil Rapat Pengendalian Internal Bulan September 2016 Page 1

REALISASI PELAKSANAAN KEGIATAN APBD DESEMBER 2014 BADAN KETAHANAN PANGAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

RENCANA UMUM PENGADAAN. Melalui Swakelola. Jasa Lainnya 1 Kajian Rp ,00 APBD ( )

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2015 KABUPATEN BANGGAI

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Tahun 2014 DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI 1 A.

Kode Rekening Program Kegiatan Anggaran Setelah Belanja Pegawai Belanja Barang Jasa Belanja Modal Penyerapan

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH

IV.B.9. Urusan Wajib Penanaman Modal

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Transkripsi:

6. URUSAN PERINDUSTRIAN Pembangunan perindustrian mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan dan merupakan salah satu pilar pertumbuhan ekonomi, dalam hal ini sebagai pemicu kegiatan ekonomi lain yang berdampak ekspansif atau meluas ke berbagai sektor jasa, penyediaan bahan baku, transportasi, distribusi atau perdagangan, pariwisata dan sebagainya. Pembangunan urusan perindustrian menjadi sangat penting karena kontribusinya terhadap pencapaian sasaran pembangunan ekonomi terutama dalam pembentukan PRDB sangat berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi (prime over) karena kemampuannya dalam peningkatan nilai tambah yang tinggi. Selain itu industri juga dapat membuka peluang untuk menciptakan dan memperluas lapangan pekerjaan, yang berarti meningkatkan kesejahteraan serta mengurangi kemiskinan. Walaupun telah dicapai berbagai perkembangan yang cukup penting, namun dirasakan industri belum tumbuh seperti yang diharapkan dan ada kecenderungan menurunnya daya saing industri di pasar nasional maupun internasional. Penurunan daya saing ini terkait dengan tingginya biaya atau kurang efisiennya proses produksi. Masalah biaya industri ini umumnya dikaitkan dengan meningkatnya biaya energi dan ekonomi biaya tinggi terkait dengan layanan birokrasi. Untuk itu peningkatan daya saing dengan menberikan produk yang memiliki nilai tambah dan memaksimalkan sumber daya local perlu ditingkatkan. Sementara kelemahan struktur industri juga ditunjuk sebagai salah satu penyebabnya. Kelemahan struktur industri ini tercermin dari lemahnya keterkaitan antar industri, misalnya antara industri hulu dan hilir dan antara industri besar dan kecil, serta belum berkembangnya industri pendukung. Klaster-klaster industri yang belum sepenuhnya terbangun juga merupakan indikator lemahnya struktur industri. Sejalan dengan hal tersebut telah ditegaskan dalam RPJMD 2010-2015 bahwa arah kebijakan urusan industri adalah 1) Peningkatan daya saing industri kecil menengah (IKM), 2) Mewujudkan efisiensi industri unggulan melalui pengembangan klaster industri penghela dan kluster pendukung lainnya serta penguatan kelembagaan kluster IKM. Dengan prioritas pembangunan berdasarkan RKPD Kabupaten Wonosobo Tahun 2012 : 1) Meningkatnya kapasitas kelembagaan industri kecil menengah (IKM. 2) Meningkatnya akses permodalan industri kecil pada lembaga keuangan. 3) Berkembangnya industri kecil menengah (IKM) berbasis sumber daya lokal. 4) Berkembangnya klaster IKM. 5) Tumbuh dan berkembangnya IKM Baru. 5) Meningkatnya pemanfaatan teknologoi produksi yang efisien dan ramah lingkungan. a. PROGRAM DAN KEGIATAN Sejalan dengan arah kebijakan tersebut pada tahun 2012 telah dilaksanakan berbagai program dan kegiatan dengan tetap memfokuskan pada tujuan meningkatnya daya saing industri kecil menengah (IKM), penguatan struktur permodalan industri kecil menengah (IKM) dan penataan struktur industri. Untuk mendukung dan mewujudkan tujuan tersebut, melalui Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2012 telah dialokasikan sebesar Rp. 2.574.248.500 atau sebesar 0,23% dari total APBD Tahun 2012. Dari alokasi tersebut terealisasi sebesar Rp. 2.550.215.705 atau 99,07%. Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut : LKPJ 2012 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 270

Tabel IV.C.6.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Perindustrian Tahun 2012 No. Program Alokasi Realisasi (Rupiah) (Rupiah) A Belanja Langsung 2.074.248.500 2.050.215.705 1 Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem 90.000.000 89.267.500 Produksi 2 Pengembangan Industri Kecil dan 875.000.000 872.681.000 Menengah 3 Pengembangan Sentra-sentra Industri 175.000.000 174.871.000 Potensial 4 Pelayanan Administrasi Perkantoran 762.455.500 744.759.762 5 Peningkatan Sarana dan Prasarana 171.793.000 168.636.443 Aparatur B Belanja Tidak langsung 500.000.000 500.000.000 1 Belanja Pegawai a Belanja Gaji dan Tunjangan b Belanja Tambahan penghasilan c Belanja Insentif Pajak/Retribusi Daerah 2 Belanja Hibah dan Bantuan Sosial 500.000.000 500.000.000 3 Belanja Tak Terduga - - Jumlah Total 2.574.248.500 2.550.215.705 Sumber : APBD Kabupaten Wonosobo 2012 (diolah) b. REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi Program ini bertujuan untuk mendorong peningkatan kapasitas teknologi pada sistem produksi di dunia usaha dan industri serta peningkatan sinergi antar berbagai komponen sistem inovasi. Melalui program ini telah dilaksanakan kegiatan : 1) Fasilitasi Bantuan Alat Teknologi Tepat Guna (DBHCHT), berupa pelatihan iptek TTG dan bantuan peralatan yang dialokasikan di Kecamatan Kalikajar, Kecamatan Kertek, Kecamatan Selomerto, Kecamatan Sapuran, Kecamatan Garung dan Kecamatan Mojotengah. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memfasilitasi IKM untuk meningkatkan/memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat. 2) Fasilitasi Bantuan HKI, dilakukan dalam rangka perlindungan hak merk secara hukum. Dengan kegiatan berupa bantuan sertifikasi hak merk di Kelurahan Wonosobo Timur, Kelurahan Bumireso, Kelurahan Kertek. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Program ini bertujuan memberdayakan dan mengembangkan industri kecil dan menengah agar mampu berperan dalam memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi terutama perluasan kesempatan kerja. Dengan sasaran tumbuhnya wirausaha baru, meningkatnya daya saing dan meluasnya diversifikasi jenis produk. LKPJ 2012 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 271

Melalui program ini telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan dan kualitas SDM melalui pelatihan-pelatihan dan pemberian bantuan peralatan sehingga akan meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang pada akhirnya akan meningkatkan akses pasar dan kemitraan. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain : 1) Peningkatan Mutu Standarisasi Produk IKM dan Pengembangan IKM (DBHCHT), yang dialokasikan di Kecamatan Kertek, Kecamatan Kalikajar, Kecamatan Selomerto dan Kecamatan Wonosobo. 2) Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Industri Padat Karya (DBHCHT), berupa pelatihan pengolahan herbal, yang dialokasikan di Kelurahan Sambek Kecamatan Wonosobo. 3) Pelatihan Ketrampilan Industri Rumah Tangga, yang dialokasikan di Kecamatan Sapuran. 4) Pengembangan Industri Bioetanol, yag dialokasikan di Kelurahan Jaraksari Kecamatan Wonosobo. 5) Peningkatan SDM Industri Kecil (DBHCHT), dengan penerima sasaran kegiatan adalah IKM jahit dan kerajinan di Desa Bomerto dan Desa Tlogojati Kecamatan Wonosobo. 6) Peningkatan Pelayanan Jasa Perbengkelan, yang dialokasikan di Kecamatan Kalibawang, Kecamatan Wonosobo dan Kecamatan Kepil. 7) Peningkatan SDM dan Kualitas Produk IK Makanan Olahan, se Kabupaten Wonosobo. 8) Peningkatan SDM dan Kualitas Produk IK Meubel Kayu, yang dialokasikan bagi IKM di Kecamatan Wonosobo, Kecamatan Selomerto, Kecamatan Sukoharjo dan Kecamatan Kaliwiro. 9) Fasilitasi Bantuan Alat TTG, yang dialokasikan di Kabupaten Wonosobo. Program Pengembangan Sentra-sentra Industri Potensial Program ini bertujuan untuk pengembangan sentra-sentra potensial pada sub sektor prioritas yang diarahkan untuk mendorong penyerapan tenaga kerja baru dan peningkatan jumlah perusahaan serta pengembangan industri terkait dan industri penunjang IKM dengan mendorong perluasan akses ke sumberdaya produktif seperti teknologi dan pasar. Melalui program ini telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan yang pada intinya bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan klaster industri malalui pelatihan-pelatihan, bantuan peralatan dan studi banding maupun magang. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain : 1) Peningkatan dan Pengembangan Klaster Mebel/Kayu Olahan (DBHCHT), yang dialokasikan di Kecamatan Wonosobo, Kecamatan Kertek, Kecamatan Selomerto dan Kecamatan Kejajar. 2) Peningkatan dan Pengembangan Klaster Industri Minyak Atsiri (DBHCHT), berupa pelatihan pengolahan minyak atsiri dan bantuan alat mesin destilasi untuk IKM minyak atsiri di Kecamatan Watumalang. LKPJ 2012 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 272

3) Pengembangan Klaster Kerajinan (DBHCHT), berupa pelatihan dan magang di Kabupaten Boyolali. 4) Pengembangan Klaster Industri Makanan Olahan (DBHCHT), yang dialokasikan di Kecamatan Kertek, Kecamatan Leksono, Kecamatan Kaliwiro, Kecamatan Kalikajar, Kecamatan Garung, Kecamatan Watumalang dan Kecamatan Selomerto. (5) Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan Gula Semut (DBHCHT), yang dialokasikan di Kecamatan Wadaslintang, Kecamatan Sapuran dan Kecamatan Kalikajar serta studi banding ke Kabupaten Purbalingga. Dalam melaksanakan urusan perindustrian, didukung oleh alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pelayanan administrasi perkantoran dan peningkatan sarana prasarana aparatur dengan uraian sebagai berikut : Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program ini ditetapkan untuk dapat tercapainya tujuan organisasi dalam jangka panjang yaitu terwujudnya kualitas administrasi perkantoran yang tertib dan lancar serta terlaksananya tugas kedinasan dengan cepat dan akurat yaitu melalui : Penyediaan Jasa Surat Menyurat, Penyediaan Jasa Komunikasi Sumber Daya Air dan Listrik, Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan, Penyediaan Alat Tulis Kantor, Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan, Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan, Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor, Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan, Penyediaan Makanan dan Minuman, Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah, Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Dalam Daerah, Penyediaan Jasa Kebersihan dan Keamanan Kantor Kota dan Pasar, Penyelesaian Pekerjaan Kantor, Penyediaan Jasa Pelayanan Umum Pemerintahan. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program ini ditetapkan untuk dapat tercapainya tujuan organisasi dalam jangka panjang yaitu terwujudnya kelancaran pelaksanaan tugas-tugas kedinasan yaitu dengan melalui : Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor, Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional, Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan gedung Kantor, Pemeliharaan Rutin/berkala Mebelair, Pemeliharaan Rutin/Berkala Alat-alat Kantor. LKPJ 2012 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 273

c. CAPAIAN KINERJA URUSAN PERINDUSTRIAN Tabel IV.C.6.2 Capaian Kinerja Urusan Perindustrian Tahun 2012 berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK) penyelenggaraan pemerintahan daerah No. 1 Indikator Kinerja Berdasarkan EKPPD Kontribusi sektor industri thd PDRB (Jumlah Kontribusi PDRB dari sektor industri) / (Jumlah total PDRB)x100% Capaian Kinerja 2011 2012 9,97% 9,82%** Pertumbuhan industri 2 (Jumlah industri tahun 2011 - Jumlah Industri tahun 2010) / Jumlah industri tahun 2010 x 100% Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan **) data sangat sementara 4,99% 5,00% Tabel IV.C.6.3 Data Indikator Kinerja Urusan Perindustrian berdasarkan RPJMD 2010-2015 No. Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Capaian Pembangunan 2011 2012 1 % kandungan bahan baku local pada produk 70 100 IKM 2 % Pertumbuhan industri 4,99 5 3 Nilai produksi (Rp juta) 527.428 553.799 4 Jumlah sentra industri 476 476 5 Jumlah tenaga kerja 27.664 28.038 6 Penetapan industri inti/prioritas 1 1 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Capaian kinerja urusan perindustrian di Kabupaten Wonosobo dapat dilihat dari kontribusi sektor industri terhadap PDRB, yang pada tahun 2012 rata-rata menyumbang 9,82%. Jika dibandingkan tahun 2011 mengalami penurunan 1,50%. Hal ini disebabkan adanya kenaikan BBM dan suku bunga pinjaman sehingga menaikkan biaya produksi secara signifikan di sektor industri. Sementara harga jual produk di pasar, baik pasar dalam negeri maupun pasar ekspor, tidak dapat dinaikkan setara dengan kenaikan biaya produksi. Di samping itu juga disebabkan selain menurunnya daya beli konsumen di pasar dalam negeri sebagai dampak kenaikan harga BBM, juga disebabkan melimpahnya produk impor yang harganya Iebih murah ketimbang harga jual produk sejenis buatan dalam negeri. Sementara untuk untuk pertumbuhan industri, pada tahun 2012 pertumbuhannya naik sebesar 0,2% dibandingkan tahun 2011. Yang sebagian besar kenaikan pertumbuhan tersebut disumbang oleh industri pangan. Sedangkan berdasarkan indicator RPJMD capaian kinerja urusan perindustrian sudah melebihi target kecuali jumlah industry inti yang ditetapkan pada tahun 2012 ini baru 1 yaitu kelapa sebagai industry kompetensi inti. Di mana dalam kompetensi inti industry ini semua potensi didukung melalui pengembangan kapasitas, penguasaan manajemen LKPJ 2012 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 274

mulai dari produksi, pemasaran hingga pelayanan purna jual, serta perlu terus mengembangkan aspek disain, kualitas, hingga packaging dan branding. Dengan demikian produk-produk kita akan memiliki kualitas dan daya saing yang tinggi sehingga makin mampu bersaing di pasar global. Sampai tahun 2012 di Kabupaten Wonosobo telah berkembang 15.105 unit usaha industri (meningkat 2,34% dibanding tahun 2011) yang meliputi industri pangan, sandang dan kulit, kerajinan, kimia, logam dan mesin, dengan nilai produksi Rp. 553.799,20 milyar (meningkat 4,99% dibanding tahun 2011) dan 28.038 tenaga kerja yang tertapung (meningkat 1,35% dibanding tahun 2011). Sebagian besar unit usaha industri tersebut sudah dalam bentuk sentra dimana sentra yang membentuk asosiasi 2 yaitu sentra carica telah membentuk asosiasi pengrajin carica (APC) dan telah tergabung dalam klaster carica serta asosiasi pengrajin makanan olahan yang dinamakan Cipta Selaras. Untuk itu ke depannya perlu adanya pengembangan sentra-sentra menjadi klaster industri sehingga akan terjadi kemitraan yang saling menguntungkan, mengurangi biaya transportasi dan transaksi, meningkatkan efisiensi kolektif, menciptakan aset secara kolektif dan mendorong terciptanya inovasi. Berikut adalah data capaian tentang jumlah unit usaha industri, kapasitas produksi dan jumlah tenaga kerja di Kabupaten Wonosobo : Tabel. IV.C.6.4 Data Capaian Jumlah Unit Usaha Industri, Kapasitas Produksi dan Jumlah Tenaga Kerja di Kabupaten Wonosobo Jumlah Unit Jml Tenaga Nilai Produksi (Rp) Kategori Usaha Kerja 2011 2012 2011 2012 2011 2012 Industri pangan 10.252 10.457 168.848,30 217.375,34 16.786 16.975 Industri sandang & 338 356 55.928,20 58.724,61 974 978 kulit Industri kerajinan 3.404 3.506 168.517,35 186.319,60 8.256 8.425 Industri kimia & 260 273 11.141,00 11.809,47 439 450 bahan bangunan Industri logam & 506 513 123.038,00 129.189,90 1.209 1.210 mesin Jumlah 14.760 15.105 527.427,85 553.799,20 27.664 28.038 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan d. PERMASALAHAN DAN SOLUSI Permasalahan umum yang muncul pada urusan perindustrian antara lain : Kualitas SDM industri masih terbatas, terutama dalam pengembangan desain, penguasaan teknologi proses dan informasi. Terbatasnya ketersediaan jaringan informasi pasar dalam dan luar negeri bagi produk IKM. Keterkaitan antara industri hulu dan hilir belum terbangun secara optimal. Belum dimanfaatkannya sumber daya lokal sebagai potensi industri unggulan yang berbasis inovasi dan teknologi. LKPJ 2012 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 275

Masih belum kuatnya struktur industri. Kurangnya akses permodalan bagi IKM. Belum adanya sinergi mutualisme antara pengusaha besar dan UKM serta Koperasi. Belum optimalnya pemasaran produksi sehingga tenaga kerja yang diserap belum maksimal, hal ini disebabkan karena mutu produk perajin di daerah Wonosobo belum mampu bersaing dipasar internasional. Upaya yang perlu dilakukan dalam menangani pembangunan urusan perindustrian adalah : Dalam mengatasi keterbatasan SDM diupayakan semaksimal mungkin mengefektifkan tenaga yang ada dengan disertai peningkatan kemampuan dan ketrampilan dengan mengikutsertakan pelatihan bimbingan di bidang pengembangan desain, packaging, kualitas dan mutu produk sehingga dapat mengantisipasi perkembangan industri agar bisa bersaing dalam segi diversifikasi produk dan kualitas produksi. Melakukan diseminasi dan fasilitasi promosi dan pemasaran di pasar domestik dan ekspor serta melakukan promosi produk yang dihasilkan melalui pameran baik dalam maupun luar negeri dan melalui media massa. Mengembangkan klaster industri dengan memperkuat industri-industri yang terdapat dalam rantai nilai yang mencakup industri inti, industri terkait dan industri pendukung dengan keunggulan lokasi, yang dapat mendorong keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif sehingga bisa berfungsi sebagai penggerak pembangunan ekonomi yang mampu menghasilkan produk-produk unggulan dan bisa menerobos pasar dalam dan luar negeri. Mendorong tumbuhnya kekuatan kolektif melalui standarisasi, procurement dan pemasaran bersama. Memanfaatkan sumberdaya lokal sebagai industri unggulan dengan mengelompokkannya menjadi suatu klaster bisnis unggulan dengan memanfaatkan inovasi teknologi sehingga mampu menjadi klaster bisnis yang kuat dalam hal kelembagaan, dapat memproduksi dalam skala besar dengan biaya yang efisien, bisa melakukan ekspor secara rutin yang nantinya bisa dijadikan daya ungkit untuk pertumbuhan ekonomi. Memperkuat struktur industri melalui pengembangan industri hulu yang mengolah bahan setengah jadi dan sekaligus menyiapkan industri-industri penghasil barang modal. Meningkatkan akses IKM terhadap sumber pembiayaan dengan memfasilitasi pertemuan antara IKM dengan CSR perusahaan. Mengembangkan klaster industri inti secara komprehensif dan integratif yang didukung secara simultan dengan pengembangan industri terkait dan industri penunjang. Mengembangkan hubungan kemitraan dalam bentuk keterkaitan usaha yang saling menunjang dan menguntungkan bagi IKM dan BUMN serta antara usaha besar, menengah dan kecil dalam rangka memperkuat struktur ekonomi baik regional maupun nasional. LKPJ 2012 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 276