Korespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja

dokumen-dokumen yang mirip
Ruang Hobi Ideal. Dimas Nurhariyadi. Abstrak

Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen

Preferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan

Kriteria Ruang yang Mendukung Motivasi Membaca

Definisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja

Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal

Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal

Pentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota

Kajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter

Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya

Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday Morning (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat

Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi

Rumah Impian Mahasiswa

Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan

Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah

Studi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal

Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang

Ekspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran

Tingkat Kenyamanan Taman Kota sebagai Ruang Interaksi- Masyarakat Perkotaan

Respon Masyarakat terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama: Perumahan Islami

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota

Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota

Preferensi Masyarakat tentang Tipologi Sekolah yang Meningkatkan Semangat dan Minat Belajar Siswa

Persepsi Masyarakat terhadap Konsep Bangunan Pintar sebagai Usaha Penghematan Energi

Lingkungan Rumah Ideal

Awareness dan Pemanfaatan BIM : Studi Eksplorasi

KORELASI TINGKAT KEPENTINGAN DAN KEPUASAN ELEMEN KOTA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT INDONESIA

Persepsi dan Harapan Masyarakat Kota terhadap Keberadaan Permukiman Padat

Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi Publik terhadap Kawasan Bersejarah

Preferensi Pasangan Berlibur Terhadap Jenis Penginapan dan Keadaan Interior

Studi Persepsi Masyarakat tentang Museum Ideal

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebetahan di Kafe: Perbedaan Preferensi Gender dan Motivasi

Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung

Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung

Ruang Favorit dalam Rumah

Penilaian Masyarakat terhadap Penggunaan Material Bambu pada Bangunan

Kafe Ideal. Devi J. Tania. Abstrak

Korespondensi antara Kualitas Hunian Sewa dan Tingkat Kepuasan Mahasiswa

korespondensi antara kerusakan ekologi dan penyebabnya.

Faktor Dominan yang Mempengaruhi Kebetahan di Kafe: Motivasi dan Preferensi Gender

Preferensi Hunian yang Ideal Bagi Pekerja dan Mahasiswa pada Kelompok Umur Dewasa Awal / Early Adulthood

Kecenderungan Penggunaan Software Pemodelan dalam Proses Desain Terkait Alasan dan Usia Pengguna

Pengaruh Penggunaan Skylight & Sidelight pada Shopping Mall terhadap Perilaku Manusia

Hubungan Karakteristik Penduduk dengan Pemilihan Ruang Publik di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara

Karakter Fisik Spasial Tempat Favorit Dewasa Muda

Perencanaan Fasilitas Permukiman di Kawasan Periferi Kasus : Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar

Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB

Keluhan dan Harapan Masyarakat terhadap Karakteristik Toilet Umum di Indonesia

Pemahaman Masyarakat Mengenai Dampak Pembangunan HunianTerkait Global Warming dan Penerapan Green Building

Koresponden antara Pilihan Ruang Publik dengan Kegiatan Pengunjungnya di Kota Makassar

Mushola di dalam Rumah

Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang

Persepsi Masyarakat tentang Penggunaan Energi dalam Rumah Tinggal Berdasarkan Profesi

Konsep Pengembangan Ruang Terbuka Publik Pantai Bahari, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat

Pengaruh Kepuasan Berhuni terhadap Keinginan Pindah pada Hunian Sewa

Eksplorasi Desain Kualitas Ruang pada Perpustakaan Sekolah untuk Meningkatkan Minat Baca pada Siswa

Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang

Kebutuhan Area Transisi bagi Pejalan Kakidi Kawasan Pusat Kota Bandung

Prioritas Pengembangan Kawasan Pusat Olahraga berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Pengunjung

Preferensi Masyarakat dalam Menikmati Streetscape Perkotaan yang Ideal

Preferensi Pejalan Kaki terkait Kondisi Lingkungan untuk Menciptakan Kenyamanan Termal di Jalan Rajawali Surabaya

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tempat dengan Desain Menarik di Bandung

Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat

Eksplorasi Desain Kualitas Ruang pada Perpustakaan Sekolah untuk Meningkatkan Minat Baca pada Siswa

Preferensi Masyarakat terhadap Material Bangunan

Citra Kota Bandung: Persepsi Mahasiswa Arsitektur terhadap Elemen Kota

Persepsi Praktisi dan Akademisi terhadap Penerapan Teknologi BIM di Arsitektur

Identifikasi Faktor Kebutuhan Area Transisi :

Pertimbangan Pemilihan Titik-Titik Temu Transportasi Publik

Identifikasi Pola Perumahan Rumah Sangat Sederhana di Kawasan Sematang Borang Kota Palembang

Eksternalitas Penggunaan Ruang Publik sebagai Pasar Kaget (Pop-up Market) bagi Masyarakat Dewasa Muda Kota Bandung

Pengaruh Desain Fasade Bangunan terhadap Kondisi Pencahayaan Alami dan Kenyamanan Termal

Persepsi Masyarakat terhadap Transportasi Umum di Jababodetabek

Ketertarikan Publik terhadap Keberadaan Creative Space

Penilaian Jalur Pedestrian oleh Masyarakat Urban dan Kriteria Jalur Pedestrian yang Ideal Menurut Masyarakat

Analisis Kualitas Faktual Sebagai Salah Satu Alat Evaluasi Penentu Kualitas Ruang Terbuka Publik di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Potret Kualitas Wajah Kota Bandung

Preferensi Ruang Hobi

Hubungan antara Jenis Hunian Sewa dan Kualitas Interaksi Sosial Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan Ideal Kantor

Korespondensi Permasalahan dan Pemilihan Tempat di Alunalun sebagai Ruang Terbuka Publik

Penilaian Kinerja Ruang Terbuka Sunken Court ITB

Persepsi Masyarakat terhadap Suasana pada Bangunan Kolonial yang Berfungsi sebagai Fasilitas Publik

Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia pada jaman modern seperti pada saat ini seringkali merasa

MENARA SINAR MAS DI KAWASAN MEGA KUNINGAN, JAKARTA DRAFT LAPORAN TUGAS AKHIR AR 4099

Kualitas Ruang Terbuka pada Permukiman Industri di Kelurahan Cigondewah Kaler, Bandung, Jawa Barat

Rumah Baca sebagai Representasi Pemikiran Arsitektur Achmad Tardiyana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

cross ventilation system, maka konsep desain juga mengikuti fungsi tujuan arsitektur bangunan tersebut supaya terjadi keserasian, dan keselarasan anta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota

Transkripsi:

TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Korespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja Fauzan A. Agirachman (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. (2) Kelompok Keilmuan Perancangan Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat membuat ruang bukan lagi menjadi batasan bagi seseorang untuk dapat bekerja. Utamanya dengan kehadiran teknologi internet nirkabel, tempat yang difungsikan bukan sebagai tempat kerja pun dapat digunakan sebagai tempat kerja alternatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kriteria tempat kerja alternatif impian dan korespondensinya terhadap profesi pekerja. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat eksploratif. Di akhir penelitian ini, ditemukan berbagai macam kriteria tempat kerja alternatif berdasarkan profesi masing-masing. Kata-kunci : co-working, kantor, tempat kerja alternatif Pengantar Seiring berkembangnya teknologi informasi, ruang sudah bukan menjadi batasan bagi seseorang untuk dapat bekerja. Siapapun dapat menyelesaikan pekerjaan mereka di ruangruang alternatif yang sebelumnya tidak difungsikan sebagai ruang kerja. Bahkan, hingga dapat memicu gaya hidup bekerja baru berupa coworking. (Agirachman, Putra & Sutanto, 2013) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kriteria tempat kerja alternatif yang menjadi impian para pekerja di perkotaan berdasarkan kondisi dan fungsi yang diinginkan. Metode Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif (Creswell, 2008) yang bersifat eksploratif (Groat& Wang, 2002). Penelitian kualitatif eksploratif dilakukan untuk mendapat-kan datadata dengan berbagai kemungkinan informasi dari para responden sekaligus me-ngetahui faktor-faktor dari informasi yang didapatkan. online, sedangkan analisis data dilakukan dengan beberapa metode yaitu contentanalysis, analisis distribusi dan analisis korespondensi. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan teknik survei berbentuk kuesioner online. Kuesioner dibagikan secara bebas (snowball-non-random-sampling), baik melalui kanal pribadi maupun melalui kanal media sosial dan kepada siapapun yang pernah menggunakan tempat kerja alternatif untuk bekerja. Dari total 37 responden, dapat dilihat pada Gambar 1 bahwa profesi dari masing-masing responden pun beragam mulai dari karyawan (15 orang), mahasiswa/pelajar (11 orang), pekerja lepas/freelancer (7 orang), wirausahawan (3 orang) dan belum bekerja (1 orang) yang ada di beberapa kota yakni Bandung (22 orang), Jakarta (9 orang) dan masing-masing satu orang dari Bekasi, Medan, Semarang, Aarhus, Singapura dan London. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan teknik survei dengan kuesioner ProsidingTemuIlmiah IPLBI 2015 E 101

Korespondensi Antara KriteriaTempatKerjaAlternatifImpianTerhadapProfesiPekerja Di tahap pertama contentanalysis dilakukan tahap open coding atau tahapan untuk mengidentifikasi kata-kata kunci dari data teks yang ada. Contoh open coding dari jawaban responden mengenai kondisi tempat kerja alternatif impian dapat dilihat dalam kutipan hasil kuesioner berikut, Gambar 1. Distribusi jenis profesi responden. Kuesioner online berisi pertanyaan yang disusun secara kualitatif dan kuantitatif (mix-method). Pertanyaan kualitatif menggunakan struktur pertanyaan terbuka (open-ended), sedangkan pernyataan kuantitatif dengan pertanyaan tertutup (close-ended). Dalam pembahasan kali ini, data yang digunakan adalah data teks yang bersifat kualitatif. Responden diminta untuk menyebutkan jenis tempat kerja alternatif yang sebelumnya pernah digunakan untuk bekerja. Selain itu, responden pun diminta untuk mendeskripsikan kondisi dan fasilitas tempat kerja alternatif impian yang diinginkan. Pertanyaan tersebut berbentuk pernyataan terbuka (open-ended) sehingga responden dengan leluasa dapat memberikan pendapat mereka tentang tempat kerja alternatif yang diimpikan oleh mereka. Metode Analisis Data Analisis data dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan metode contentanalysis, analisis distribusi dan analisis korespondensi. Metode contentanalysis digunakan terlebih dahulu untuk memperkaya informasi mengenai jenis, kondisi dan fasilitas tempat kerja alternatif impian yang diinginkan oleh para pekerja. Selanjutnya dilakukan analisis distribusi untuk mengetahui frekuensi dari jawaban responden yang dominan atau tidak dominan dari jenis, kondisi dan fasilitas tempat kerja alternatif impian. Untuk melihat hubungan koresponden antara profesi pekerja dengan kondisi dan fasilitas tempat kerja alternatif impian, maka dilakukan selectivecoding dengan analisis korespondensi. Analisis dan Interpretasi Tidak kaku namun membuat semangat. Layout dibuat sedemikian agar sesama pekerja didalam ruangan bisa bertegur sapa dan kualitas team semakin kuat. (Mahasiswa) Tempatnya bisa sekaligus jadi tempat santai, jadi meskipun sibuk dengan pekerjaan tapi bisa merasakan nyaman dan relaks. (Karyawan) Berdasarkan jawaban tersebut, didapatkan beberapa kata kunci dari kondisi tempat kerja alternatif yaitu tidak kaku, pekerja bisa bertegur sapa, nyaman dan rileks. Selanjutnya, dilakukan axialcoding untuk mengelompokkan kata kunci yang telah didapatkan menjadi kategori. Tahapan ini dilakukan dengan diskusi kelompok untuk menghindari hasil yang bias. Untuk jenis tempat bekerja alternatif, ditemukan sebanyak 9 kategori. Untuk kondisi tempat bekerja alternatif, ditemukan 11 kategori dan untuk fasilitas tempat bekerja alternatif ditemukan sebanyak 15 kategori. Selanjutnya, kategori-kategori ini digunakan pada tahap analisis distribusi. Contoh axialcoding untuk jenis, kondisi dan fasilitas tempat kerja alternatif impian dapat dilihat pada Tabel 1, Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 1. Contoh axialcoding jenis tempat kerja alternatif yang pernah digunakan. No Kategori Kata Kunci 1 2 Tempat Berbelanja Tempat Makan & Minum Mall Cafe Restoran Kantin Pujasera 3 Tempat Ibadah Masjid 4 Tempat Hunian Rumah Kostan E 102 ProsidingTemuIlmiah IPLBI 2015

Fauzan Alfi Agirachman Tabel 2. Contoh axialcoding kondisi tempat kerja alternatif. No Kategori Kata Kunci 1 Mendukung aktivitas informal 2 Fleksibel 3 4 Adanya interaksi sosial Nyaman dan rileks Tempat permainan Tempat olahraga Ada alat musik Tidak kaku Lebih dinamis Fleksibel Bisa bertegur sapa Kekeluargaan sesama pekerja Tidak bising Tidak ada gangguan dari orang lain Sunyi dan santai tempat kerja alternatif impian dari para responden. Hasil analisis distribusi untuk jenis tempat kerja alternatif yang pernah digunakan dapat dilihat pada Gambar 2. Dapat dilihat bahwa jenis tempat kerja alternatif yang paling sering digunakan oleh para responden adalah Tempat Makan & Minum dengan jumlah 13 (28%). Selanjutnya, disusul dengan Tempat Hunian dengan jumlah 10 (22%) dan Ruang Terbuka Publik dengan jumlah 8 (17%). Sementara itu, Tempat Ibadah, Tempat Berbelanja dan Institusi Pendidikan menjadi jawaban paling sedikit dengan jumlah 1 (2%). Tabel 3. Contoh axialcoding fasilitas tempat kerja alternatif impian. No Kategori Kata Kunci Fitness 1 Fasilitas Kebugaran 2 Fasilitas Relaksasi 3 Fasilitas IT 4 Pemandangan baik 5 Penghawaan baik Yoga Sport Center Olahraga Massage Memberikan relaksasi Tempat relaksasi Ruang santai ketika jenuh Akses internet Wi-Fi View untuk melihat kondisi sekitar Pemandangan alam Udara alami yang segar Dari seluruh kategori yang telah didapatkan, dilakukan analisis distribusi dengan cara menganalisis frekuensi masing-masing kategori. Analisis dilakukan untuk mengetahui respon dominan mengenai jenis, kondisi dan fasilitas AC Sejuk Gambar 2. Analisis distribusi jenis tempat kerja alternatif yang pernah digunakan. Hasil ini menunjukkan bahwa tempat makan & minum, tempat hunian dan ruang terbuka publik menjadi pilihan utama untuk digunakan sebagai tempat kerja alternatif dari tempat kerja formal yang digunakan sesuai profesi masing-masing untuk bekerja. Untuk kondisi tempat kerja alternatif impian, jawaban yang dominan adalah Nyaman & Rileks dengan jumlah 19 (29%), dilanjutkan dengan Fasilitas Pendukung Kerja dan Alami & Menyegarkan dengan jumlah 10 (15%) dan Fleksible dengan jumlah 8 (12%). Sementara itu, kondisi aman menjadi jawaban paling sedikit dengan jumlah 1. ProsidingTemuIlmiah IPLBI 2015 E 103

Korespondensi Antara KriteriaTempatKerjaAlternatifImpianTerhadapProfesiPekerja dan fasilitas tempat kerja alternatif terhadap profesi masing-masing responden. Analisis korespondensi dengan menggunakan wardhierarchicalclustering dapat dilihat pada Gambar 5 dan Gambar 6. Gambar 3. Analisis distribusi kondisi tempat kerja alternatif impian. Hasil analisis menunjukkan bahwa kondisi utama yang diinginkan dari tempat kerja alternatif impian para responden adalah tempat dengan suasana nyaman dan membuat rilekspenggunanya. Selain itu, responden menginginkan tempat kerja alternatif yang dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung kerja dengan suasana alami dan menyegarkan serta dapat diatur dengan fleksibel sesuai keinginan pengguna. Kemudian untuk fasilitas tempat kerja alternatif impian, jawaban yang dominan adalah Fasilitas IT dengan jumlah 23 (24%), dilanjutkan dengan Fasilitas Makan & Minum dengan jumlah 14 (15%) dan Furniture dengan jumlah 10 (10%). Ruang bersama dan fleksibilitas menjadi jawaban paling sedikit dengan jumlah 2. Hasil analisis dapat dilihat pada gambar 4. Hasil analisis menunjukkan bahwa fasilitas utama yang diinginkan dari tempat kerja alternatif para responden adalah tempat dengan fasilitas IT seperti koneksi Internet yang kencang, fasilitas makan & minum seperti café dan pantry dan furniture yang memadai. Tahap akhir dari analisis dalam penelitian ini adalah dengan melakukan selectivecoding melalui cara analisis koresponden. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kriteria dari tempat kerja alternatif impian apa yang sesuai dengan masing-masing profesi dari responden. Untuk mendapatkan kriteria yang dimaksud, akan dilihat hubungan korespondensi antara kondisi Gambar 4. Analisis distribusi fasilitas tempat kerja alternatif impian Sesuai dengan hasil analisis koresponden di Gambar 5, ditemukan bahwa kondisi tempat kerja alternatif impian yang diinginkan pelajar/mahasiswa adalah tempat yang memiliki fasilitas pendukung kerja yang memadai dan memicu adanya interaksi sosial dengan harga terjangkau. Mahasiswa dengan kondisi keuangan yang terbatas menginginkan tempat kerja alternatif dengan harga terjangkau dan fasilitas yang mendukung mereka untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Di saat bersamaan, tempat kerja alternatif tersebut dapat digunakan dengan nyaman untuk saling berinteraksi sosial. Untuk wirausahawan, tempat kerja alternatif impian yang diinginkan adalah tempat dengan suasana yang alami dan menyegarkan, tersedianya ruang publik dan mendukung aktivitas informal. Tempat kerja alternatif dengan suasana alami dan menyegarkan dibutuhkan para wirausahawan untuk bekerja dalam kondisi segar. Selain itu, ada ruang publik dapat memudahkan wirausahawan untuk mengadakan E 104 ProsidingTemuIlmiah IPLBI 2015

rapat bersama klien dengan suasana yang informal. Fauzan Alfi Agirachman pemandangan yang baik. Sementara bagi pekerja lepas/freelancer dan mereka yang belum bekerja, keberadaan fasilitas makan & minum, ruang bersama dan fasilitas hospitality di tempat kerja alternatif menjadi kriteria yang penting. Gambar 5. Analisis koresponden antara kondisi tempat kerja alternatif impian dengan profesi responden. Untuk karyawan, tempat kerja alternatif yang diimpikan adalah tempat yang fleksibel untuk digunakan dengan kondisi aman dan lokasi strategis. Dengan pemilihan tempat kerja alternatif dengan kondisi aman dan lokasi yang strategis, memungkinkan mereka untuk menyelesaikan pekerjaan mereka sekaligus memenuhi jadwal ketat yang harus dijalani. Untuk pekerja lepas/freelancer dan yang belum bekerja, tempat kerja alternatif impian yang diinginkan adalah tempat dengan interior yang menarik dan suasana yang nyaman serta rileks. Dilihat dari Gambar 6, hasil analisis koresponden antara fasilitas tempat kerja alternatif impian dengan profesi responden menunjukkan bahwa wirausahawan membutuhkan ambience yang dapat mendukung suasana kerja dan penghawaan yang baik di tempat kerja alternatif impiannya. Untuk karyawan, fasilitas hiburan, ruang pustaka, fasilitas relaksasi, fasilitas kebugaran dan adanya fleksibilitas menjadi fasilitas yang dibutuhkan di tempat kerja alternatif impian. Bagi pelajar/mahasiswa, fasilitas yang dibutuhkan adalah fasilitas IT, furniture yang memadai, nuansa alami dan Gambar 6. Analisis koresponden antara fasilitas tempat kerja alternatif impian dengan profesi responden. Kesimpulan Dalam memilih suatu tempat untuk dijadikan sebagai tempat kerja alternatif, setiap profesi memiliki pertimbangan kriteria masing-masing. Bagi pelajar/mahasiswa, kriteria tempat kerja alternatif impian adalah tempat yang menyediakan fasilitas IT seperti koneksi Internet cepat, furniture yang memadai di lokasi dengan pemandangan yang indah bernuansa alami dan dapat melakukan interaksi sosial dengan nyaman serta dengan harga terjangkau. Untuk karyawan, kriteria tempat kerja alternatif yang diinginkan adalah tempat yang menghadirkan fasilitas hiburan, relaksasi dan kebugaran, ruang pustaka serta adanya fleksibilitas dalam penggunaan ruang di dalamnya disertai dengan kondisi yang aman dan lokasi strategis. ProsidingTemuIlmiah IPLBI 2015 E 105

Korespondensi Antara KriteriaTempatKerjaAlternatifImpianTerhadapProfesiPekerja Bagi wirausahawan, kriteria tempat kerja alternatif yang diimpikan adalah tempat yang memiliki ambience yang mendukung semangat kerja, ruang publik, penghawaan yang baik dan menyegarkan serta mendukung aktivitas informal. Untuk pekerja lepas/freelancer dan mereka yang belum bekerja, kriteria tempat kerja alternatif yang ingin digunakan adalah tempat yang memilki desain interior yang menarik, memberi suasana nyaman & rileks dengan fasilitas makan & minum, ruang bersama dan fasilitas hospitality seperti ruang istirahat. Daftar Pustaka Agirachman, F.A., Putra, G.B., & Sutanto, A. (2013). Prospek Perkembangan Tipologi CoworkingSpace di Indonesia. Makalah Seminar Arsitektur: Program Studi Arsitektur SAPPK ITB (tidak diterbitkan) Creswell, J.W. (2008). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications, Inc. Groat,L.&Wang,D.(2002).ArchitecturalResearch- Methos. New York: John Wiley & Sons. Inc. E 106 ProsidingTemuIlmiah IPLBI 2015