STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG KOORDINASI

dokumen-dokumen yang mirip
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PENUNJANG

SUB BIDANG PEMELIHARAAN

SUB BIDANG KONSTRUKSI

SUB BIDANG PERANCANGAN

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PENGENDALIAN DAN JAMINAN MUTU

SUB BIDANG PERANCANGAN

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PENGENDALIAN DAN JAMINAN MUTU

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PENUNJANG

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN

LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 30 Tahun 2009 TANGGAL : 30 September

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu kondisi tertentu motor harus dapat dihentikan segera. Beberapa

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH / KODE : MESIN ELEKTRIK / AK SEMESTER / SKS : VI / 2

ANALISIS PERBANDINGAN REGULASI TEGANGAN GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI TANPA MENGGUNAKAN KAPASITOR KOMPENSASI DAN DENGAN MENGGUNAKAN KAPASITOR

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG MENGELOLA PEKERJAAN PEMELIHARAAN

SUB BIDANG PEMELIHARAAN

BAB I PENDAHULUAN. tenaga listrik karena berperan dalam penyediaan energi listrik yang sangat

LAMPIRAN III : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL :

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN

MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN PRODUKSI

Penggunaan & Pengaturan Motor Listrik PENGEREMAN MOTOR LISTRIK

LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL :

BAB I PENDAHULUAN. Dengan ditemukannya Generator Sinkron atau Alternator, telah memberikan. digunakan yaitu listrik dalam rumah tangga dan industri.

SUB BIDANG KONSTRUKSI

Mesin Arus Bolak Balik

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memudahkan kegiatan pertanian di pedesaan.seiring bertambahnya

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

Mesin AC. Dian Retno Sawitri

ANALISIS SISTEM TENAGA. Analisis Gangguan

GENERATOR DC HASBULLAH, MT, Mobile :

SUB BIDANG PEMELIHARAAN

FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

KELISTRIKAN INDUSTRI, oleh Irwan Iftadi Hak Cipta 2015 pada penulis

BAB I PENDAHULUAN. Motor listrik dewasa ini telah memiliki peranan penting dalam bidang industri.

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG TRANSMISI SUB-BIDANG OPERASI

MOTOR INDUKSI 1. PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK 2. JENIS JENIS MOTOR LISTRIK

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN

DAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERENCANAAN OPERASI PLTD

BAB I PENDAHULUAN. energi mekanik menjadi energi listrik. Secara umum generator DC adalah tidak

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.326, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Manajer Energi Bidang Industri.

SUB BIDANG INSPEKSI/KOMISIONING

MAKALAH PRESENTASI MESIN MESIN LISTRIK KHUSUS MOTOR RELUKTANSI

KODE UNIT : O

Elektronika daya. Dasar elektronika daya

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN

DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI

DAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan

BAB I PENDAHULUAN. adanya tambahan sumber pembangkit energi listrik baru untuk memenuhi

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.327, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Menajer Energi Bidang Bangunan Gedung.

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG INSPEKSI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PEDOMAN SISTIM PENGENDALIAN INTERN

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL :

BAB II LANDASAN TEORI

MOTOR DC. Karakteristik Motor DC

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian tenaga listrik saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting

ANALISIS KARAKTERISTIK BERBEBAN MOTOR INDUKSI SATU PHASA KAPASITOR START

JUDUL UNIT : Mengawasi Operasional laboratorium dalam Area Kerja/Fungsional.

( APLIKASI PADA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK FT- USU) Oleh : NAMA : AHMAD FAISAL N I M :

BAB I PENDAHULUAN. tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar)

Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/

Bahan Kuliah Mesin-mesin Listrik II

WAHYUDINATA ( )

KONSTRUKSI GENERATOR ARUS SEARAH

Pelatihan Sistem PLTS Maret PELATIHAN SISTEM PLTS INSPEKSI, PENGUJIAN DAN KOMISIONING SISTEM FOTOVOLTAIK Rabu, 25 Maret 2015

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

ANALISA PENGARUH SATU FASA ROTOR TERBUKA TERHADAP TORSI AWAL, TORSI MAKSIMUM, DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

DAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERENCANAAN OPERASI PLTG

TUGAS AKHIR ANALISA ALIRAN DAYA PADA MOTOR INDUKSI LIMA PHASA ROTOR SANGKAR. Diajukan untuk memenuhi persyaratan

Universitas Medan Area

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GENERATOR SINKRON Gambar 1

JUDUL UNIT : Merancang Dan Membuat Animasi

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

SILABUS. Konsep rangkaian listrik yang diaplikasikan untuk memecahkan masalahmasalah

PENGARUH POSISI SIKAT TERHADAP WAKTU PENGEREMAN PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT DENGAN METODE DINAMIS

UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

DAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERENCANAAN PEMELIHARAAN PLTD

LAPORAN TUGAS AKHIR. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III

Protech Vol. 6 No. 1 April Tahun

JUDUL UNIT : Melakukan Komunikasi Di Tempat Kerja

BAB II LANDASAN TEORI

Politeknik Negeri Sriwijaya. Laporan Akhir BAB I PENDAHULUAN

BAB II MOTOR KAPASITOR START DAN MOTOR KAPASITOR RUN. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

PENGARUH KOMBINASI PEMBEBANAN INDUKTIF DAN NON LINIER TERHADAP KARAKTERISTIK HARMONIK GENERATOR INDUKSI 3 FASE TEREKSITASI DIRI

1. BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN I : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL :

Transkripsi:

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG KOORDINASI DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI 2004

D A F T A R I S I STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG KOORDINASI hal 1. Kode Unit : IPM.KOD.001(3).A... 1 Judul Unit : Mengkoordinasikan pekerjaan pihak lain 2. Kode Unit : IPM.KOD.ELT.002(3).A... 4 Judul Unit : Mengembangkan program pemeliharaan untuk pemanfaat 3. Kode Unit : IPM.KOD.ELT.003(3).A... 9 Judul Unit : Mengkoordinasikan dan mengelola pemeliharaan rutin pemanfaat i

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG KOORDINASI Kode Unit : IPM.KOD.001(3).A Judul Unit : Mengkoordinasikan pekerjaan pihak lain Deskripsi Unit : Mengkoordinasi, memimpin dan memberikan fasilitas dan mengambil bagian dalam pekerjaan pihak lain sesuai tingkatan kewenangan di tempat kerja. Elemen Kompetensi 1. Merencanakan dan mempersiapkan untuk koordinasi pekerjaan pihak lain 2. Mengkoordinasikan pekerjaan pihak lain 3. Memeriksa dan Melaporkan penyelesaian pekerjaan Kriteria Unjuk Kerja 1.1 Rencana Kebijakan dan prosedur K3 yang disiapkan dikomunikasikan untuk memastikan bahwa Kebijakan dan prosedur K3 diikuti. 1.2 Urutan pekerjaan yang sesuai dengan persyaratan dikomunikasikan 1.3 Personil yang sesuai dihubungi dan dikonsultasi untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat dikoordinasikan secara efektif dengan pihak yang terlibat di lokasi pekerjaan. 1.4 Pekerjaan pihak lain diperiksa sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. 1.5 Alat kerja, peralatan dan alat uji yang diperlukan pihak lain untuk menyelesaikan pekerjaan diperiksa berdasarkan prosedur yang ditentukan agar dapat beroperasi dengan benar dan aman. 1.6 Bahan-Bahan yang diperlukan oleh pihak lain untuk melengkapi pekerjaan dikoordinasikan sesuai prosedur dan diperiksa terhadap persyaratan 2.1 Kebijakan dan prosedur K3 untuk pekerjaan pihak lain dikoordinasikan 2.2 Dikoordinasikan pekerjaan pihak lain berdasarkan persyaratan dan prosedur yang ditentukan 2.3 Dikoordinasikan secara kontinyu, pemeriksaan mutu pekerjaan pihak lain berdasarkan prosedur yang ditentukan. 3.1 Pemeriksaan akhir dikoordinasikan untuk memastikan pekerjaan pihak lain memenuhi persyaratan yang ditetapkan 3.2 Penyelesaian pekerjaan lain dilaporkan sesuai prosedur yang ditetapkan. 1

I. BATASAN VARIABEL A. Ruang Lingkup Unit Kompetensi B. Dalam Melaksanakan Unit Kompetensi Ini Harus Didukung Dengan Tersedianya : 1. Standar rancangan pemanfaat listrik/sistem kelistrikan yang berlaku. 2. Ketentuan K3. 3. Ketentuan pemerintah yang mengatur tentang pengelolaan lingkungan. 4. Peralatan kerja yang memadai untuk penggambaran maupun penghitungan, termasuk komputer beserta programnya. 5. Sistem prosedur koordinasi. 6. Prosedur dan format pelaporan yang ditetapkan. 7. Perlengkapan dan perkakas yang disyaratkan. 8. Persyaratan pekerjaan yang ditetapkan/berlaku. 9. Prosedur komunikasi yang berlaku. 10. Prosedur pengadaan bahan yang ditetapkan. 11. Prosedur pengadaan perkakas kerja dan gawai uji yang ditetapkan. 12. Prosedur pemeriksaan pekerjaan yang ditetapkan. 13. Personel yang tepat II. PANDUAN PENILAIAN A. Aspek-Aspek Kritis Penilaian 1. Mencapai kompetensi Hasil akhir dari unit kompetensi ini didasarkan pada setiap kondisi berikut yang meliputi : Menunjukkan unjuk kerja yang konsisten pada setiap elemen / elemen kompetensi. Memenuhi kriteria unjuk kerja yang tercakup pada setiap elemen kompetensi dengan menggunakan teknik-teknik, prosedur-prosedur, informasi dan sumber-sumber daya yang tersedia di tempat kerja. Menunjukkan pemahaman terhadap pengetahuan dan keterampilanketerampilan pendukung yang disebutkan pada bagian Pengetahuan Pendukung. 2. Laporan Penilaian Kompentensi Pelaporan penilaian kompetensi harus dalam konteks individual unit kompetensi yang diujikan dan qualifikasi yang akan diterbitkan. Persyaratan peraturan yang berlaku pada tiap badan penguji mungkin memerlukan informasi tambahan berupa catatan/transkrip/salinan pengakuan/ penghargaan, transfer keterampilan dan pengetahuan. Setiap informasi tambahan akan merupakan bahan negosiasi antara organisasi pelatihan yang diakui dan klien-nya. 3. Konteks Penilaian Kompetensi ditentukan berdasarkan bukti yang ditunjukan secara konsisten melalui penerapan secara umum yang mencakup hal-hal seperti 2

peralatan, rangkaian, sistem pengawatan, mesin, komponen dan sejenisnya yang sama dengan unit kompetensi ini. Bukti yang setara dari sumber-sumber lain juga dapat diterima. B. Unit Kompetensi Yang Saling Terkait Jika ada, pengujian unit kompetensi ini dihubungkan pada pengetahuan terkait terhadap unit-unit kompetensi lain pada satu struktur kualifikasi. C. Pengetahuan Pendukung Pada bab ini ditetapkan pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk mencapai unsur-unsur dan kriteria unjuk kerja yang relevan dengan unit kompentensi. Dengan mempertimbangkan aspek pembuktian lainnya, akan dipastikan bahwa perorangan bisa melakukan aktivitas yang secara langsung mendukung operasional dan aktivitas bisnis. Hal ini dapat meliputi sebagai berikut: - Dokumentasi perusahaan dan sistem rekaman yang mencakup penggunaan komputer, sistim informasi dan teknologi peralatan bisnis yang sesuai. - Petunjuk Keselamatan dan kesehatan kerja. - Tanggung jawab dan kewenangan pihak lain, termasuk klien, pemilik lahan, pekerja yanglain dan masyarakat. - Manajemen waktu dan proses koordinasi. - Susunan organisasi untuk rencana berkomunikasi, informasi, niat dan kriteria keselamatan kepada yang lain. - Operasi pabrik dan peralatan yang berhubungan dengan ditempat kerja - Hak dan Tanggung Jawab Kepemimpinan - Kebijakan dan praktis Kepemimpinan. - Prinsip koordinasi dalam team - Prinsip dan praktek hubungan ditempat kerja D. Persyaratan Dasar Kualifikasi Pendidikan Formal : 1. Klasifikasi pendidikan formal setara SLTA atau berpengalaman dibidangnya minimal 3 (tiga) tahun. 2. Kesehatan fisik dan mental yang mendukung. III. KOMPETENSI KUNCI Kompetensi kunci A B C D E F G Level 3 1 3 2 3 2 1 3

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG KOORDINASI Kode Unit : IPM.KOD.ELT.002(3).A Judul Unit : Mengembangkan program pemeliharaan untuk pemanfaat Deskripsi Unit : Mengembangkan program untuk pemeliharaan pemanfaat termasuk jadwal pemeriksaan. Elemen Kompetensi 1. Merencanakan dan mempersiapkan pengembangan program pemeliharaan 2. Mengembangkan program pemeliharaan Kriteria Unjuk Kerja 1.1 Merencanakan dan mempersiapkan kebijakan dan prosedur Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PK3) yang harus diikuti dan mengidentifikasikan urutan pekerjaan yang sesuai dengan persyaratan. 1.2 Menghubungi/berkonsultasi dengan personil yang sesuai untuk memastikan bahwa program pemeliharaan dapat dikoordinasikan secara efektif dengan pihak yang terlibat di lokasi pekerjaan. 1.3 Program pemeliharaan diperiksa terhadap persyaratan yang ditentukan. 1.4 Material/bahan-bahan yang diperlukan untuk kelengkapan pekerjaan diidentifikasi dan dirinci berdasarkan prosedur yang ditentukan dan diperiksa terhadap persyaratan pekerjaan yang ditentukan. 1.5 Alat kerja, peralatan dan alat uji yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan diidentifikasikan dan dirinci berdasarkan prosedur yang ditentukan. 1.6 Pekerjaan yang berkenaan dengan persiapan diidentifikasikan untuk memastikan bahwa pekerjaan sesuai dengan persyaratan. 2.1 Dirinci kebijakan dan prosedur PK3 yang harus diikuti 2.2 Dipastikan fungsi normal piranti dan rangkaian terkaitnya dan dirinci sesuai persyaratan 2.3 Sirkit pemisah dan prosedur uji yang ditentukan dirinci jika diperlukan 2.4 Dirinci piranti dan rangkaian pemeliharaan terkait berdasarkan persyaratan 4

2.5 Tanggapan terhadap kejadian atau kondisikondisi yang tidak terduga dirinci sesuai prosedur baku. 2.6 Dirinci persetujuan dalam penerapan ketidakpastian (contingencies) antara prosedur yang ditentukan dan personil yang sesuai 2.7 Dirinci pemeriksaan mutu pekerjaan secara kontinyu sesuai prosedur yang ditentukan 2.8 Dirinci pemeriksaan pemeliharaan akhir piranti sesuai dengan persyaratan yang ditentukan 2.9 Dirinci pemberitahuan penyelesaian pekerjaan sesuai prosedur yang ditentukan 3. Penyelesaian pekerjaan 3.1 Pemeriksaan akhir pengembangan program pemeliharaan dilaksanakan sesuai prosedur yang ditentukan. 3.2 Penyelesaian program Pemeliharaan dilaporkan sesuai prosedur yang ditentukan I. BATASAN VARIABEL A. Ruang Lingkup Unit Kompetensi B. Dalam Melaksanakan Unit Kompetensi Ini Harus Didukung Dengan Tersedianya : 1. Standar rancangan pemanfaat listrik/sistem kelistrikan yang berlaku. 2. Ketentuan K3. 3. Ketentuan pemerintah yang mengatur tentang pengelolaan lingkungan. 4. Peralatan kerja yang memadai untuk penggambaran maupun penghitungan, termasuk komputer beserta programnya. 5. Sistem prosedur koordinasi. 6. Prosedur dan format pelaporan yang ditetapkan. 7. Perlengkapan dan perkakas yang disyaratkan. 8. Persyaratan pekerjaan yang ditetapkan/berlaku. 9. Prosedur komunikasi yang berlaku. 10. Prosedur pengadaan bahan yang ditetapkan. 11. Prosedur pengadaan perkakas kerja dan gawai uji yang ditetapkan. 12. Prosedur pemeriksaan pekerjaan yang ditetapkan. 13. Personel yang tepat II. PANDUAN PENILAIAN A. Aspek-Aspek Kritis Penilaian 1. Mencapai kompetensi 5

Hasil akhir dari unit kompetensi ini didasarkan pada setiap kondisi berikut yang meliputi : Menunjukkan unjuk kerja yang konsisten pada setiap elemen / elemen kompetensi. Memenuhi kriteria unjuk kerja yang tercakup pada setiap elemen kompetensi dengan menggunakan teknik-teknik, prosedur-prosedur, informasi dan sumber-sumber daya yang tersedia di tempat kerja. Menunjukkan pemahaman terhadap pengetahuan dan keterampilan-keterampilan pendukung yang disebutkan pada bagian Pengetahuan Pendukung. 2. Laporan Penilaian Kompentensi Pelaporan penilaian kompetensi harus dalam konteks individual unit kompetensi yang diujikan dan qualifikasi yang akan diterbitkan. Persyaratan peraturan yang berlaku pada tiap badan penguji mungkin memerlukan informasi tambahan berupa catatan/ transkrip/salinan pengakuan/ penghargaan, transfer keterampilan dan pengetahuan. Setiap informasi tambahan akan merupakan bahan negosiasi antara organisasi pelatihan yang diakui dan klien-nya. 3. Konteks Penilaian Kompetensi ditentukan berdasarkan bukti yang ditunjukan secara konsisten melalui penerapan secara umum yang mencakup hal-hal seperti peralatan, rangkaian, sistem pengawatan, mesin, komponen dan sejenisnya yang sama dengan unit kompetensi ini. Bukti yang setara dari sumber-sumber lain juga dapat diterima. B. Unit Kompetensi Yang Saling Terkait Jika ada, pengujian unit kompetensi ini dihubungkan pada pengetahuan terkait terhadap unit-unit kompetensi lain pada satu struktur kualifikasi. C. Pengetahuan Pendukung 1. Umum. a. Mesin DC lanjutan Dasar konstruksi dan operasi mesin DC Konstruksi dan penggunaan belitan Proses komutasi Reaksi jangkar dalam mesin DC Karakteristik eksternal generator DC Persamaan Torsi motor DC Start motor DC Pengaturan kecepatan dan kendali kecepatan motor DC Pengereman DC motor Akselerasi DC motor dan beban Bahan-Bahan magnit permanen dan rangkaian magnetis Motor Dc khusus konstruksi, operasi dan aplikasinya Keselamatan 6

Karakteristik operasi b. Sistem manajemen gedung. Fungsi Sistem manajemen gedung Perangkat keras Sistem manajemen gedung Fungsi Masukan dan keluaran Manajemen Energi Fungsi proses Informasi manajemen Resiko dan pemeliharaan c. Analisa Sirkit Phasors Impedansi kompleks Rangkaian AC series/parallel Daya kompleks Teori superposisi Konversi Star/Delta d. Perhitungan arus gangguan Aplikasi Dalil Thevenin dan norton dalam siskit AC Perhitungan arus gangguan e. Mesin arus bolak-balik tingkat lanjut. Prinsip operasi motor-induksi 3 phasa (rotor belitan dan rotor sangkar ) Analisa motor induksi tiga phasa dengan rangkaian ekivalen Teknik start dan pengereman Motor-Induksi tiga phasa Motor sinkron tiga phasa Persyaratan start dan pengereman motor-sinkron Motor satu phasa Kutub tertutup(shaded pole), reluktansi, histeresis dan motor universal Pembebanan Siklis metoda RMS 2. Pembangkit Tenaga Listrik Jenis bahan bakar Penggerak Peraturan dan penerbitan kontrak Persyaratan keselamatan 3. Proteksi sistem tenaga. 4. Trafo Daya. Pembatasan temperatur trafo 5. Operasi sistem tenaga listrik. Pengendalian tegangan Cakupan kompensasi oleh SVCS Hubungan antara daya dan frekwensi Sistem komunikasi Tegangan lebih 7

6. Aplikasi sistem PLC. Pengenalan metoda pemograman alternative/enhancing Pengaturan loop PID Perintah khusus Communications 7. Perhitungan sistem kendali. 8. Manajemen enjiniring (rancang-bangun). Pengenalan organisasi manajemen peranan/fungsi, karakteristik dan tanggung-jawab Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan Pengenalan perilaku manusia Kepemimpinan dan disiplin Prosedur pemilihan staf dan personil 9. Proyek enjiniring. Dokumen lelang dan dokumen kontra Disain komponen/elementer D. Persyaratan Dasar Kualifikasi Pendidikan Formal : 1. Klasifikasi pendidikan formal setara SLTA atau berpengalaman dibidangnya minimal 3 (tiga) tahun. 2. Kesehatan fisik dan mental yang mendukung. III. KOMPETENSI KUNCI Kompetensi kunci A B C D E F G Level 3 2 3 1 3 2 3 8

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG KOORDINASI Kode Unit Judul Unit : IPM.KOD.ELT.003(3).A : Mengkoordinasikan dan mengelola pemeliharaan rutin pemanfaat Deskripsi Unit : Mengelola sumber daya dan informasi untuk mencapai sasaran hasil pemeliharaan rutin yang direncanakan. Elemen Kompetensi 1. Merencanakan dan mempersiapkan pekerjaan untuk mengelola pemeliharaan rutin 2. Mengelola pemeliharaan rutin Kriteria Unjuk Kerja 1.1 Merencanakan dan mempersiapkan pengelolaan kebijakan dan prosedur K3 pemeliharaan rutin yang harus diikuti. 1.2 Dikelola jadwal pemeliharaan rutin sesuai dengan persyaratan yang ditentukan 1.3 Menghubungi/berkonsultasi dengan personil yang sesuai untuk memastikan bahwa pemeliharaan rutin dapat dikelola secara efektif 1.4 Pemeliharaan rutin dikelola sesuai dengan persyaratan.yang ditentukan. 1.5 Dibuat kontribusi dalam menentukan pengelolaan rencana pengadaan untuk pemeliharaan rutin sesuai dengan prosedur yang ditentukan dan diperiksa terhadap persyaratan 2.1 Disusun suatu mekanisme yang digunakan untuk mengukur, mencatat dan melaporkan kemajuan aktivitas dalam hubungannya dengan jadwal dan rencana pemeliharaan rutin yang disetujui 2.2 Dikelola Pemeliharaan rutin sesuai dengan prosedur dan persyaratan yang ditentukan untuk mendapatkan hasil yang dicapai/ditunjuk 2.3 Arsip dan dokumentasi aktivitas pemeliharaan rutin dipelihara sesuai dengan prosedur yang ditentukan untuk memudahkan manajemen mutu dan menyediakan jejak audit 2.4 Hasil aktivitas pemeliharaan rutin didokumentasikan dan dievaluasi sesuai dengan prosedur yang ditentukan untuk menentukan pemenuhan standar mutu yang disetujui 2.5 Penurunan kwalitas harus dilaporkan sesuai dengan prosedur yang ditentukan untuk memungkinkan tindakan yang sesuai dimulai 9

3. Memeriksa dan melaporkan penyelesaian pekerjaan. 3.1 Laporan dan tanggapan manajemen mutu dilaporkan sesuai dengan prosedur yang ditentukan 3.2 Penyelesaian proses komisioning dilaporkan sesuai dengan prosedur yang ditentukan. I. BATASAN VARIABEL A. Ruang Lingkup Unit Kompetensi B. Dalam Melaksanakan Unit Kompetensi Ini Harus Didukung Dengan Tersedianya : 1. Standar rancangan pemanfaat listrik/sistem kelistrikan yang berlaku. 2. Ketentuan K3. 3. Ketentuan pemerintah yang mengatur tentang pengelolaan lingkungan. 4. Peralatan kerja yang memadai untuk penggambaran maupun penghitungan, termasuk komputer beserta programnya. 5. Sistem prosedur koordinasi. 6. Prosedur dan format pelaporan yang ditetapkan. 7. Perlengkapan dan perkakas yang disyaratkan. 8. Persyaratan pekerjaan yang ditetapkan/berlaku. 9. Prosedur komunikasi yang berlaku. 10. Prosedur pengadaan bahan yang ditetapkan. 11. Prosedur pengadaan perkakas kerja dan gawai uji yang ditetapkan. 12. Prosedur pemeriksaan pekerjaan yang ditetapkan. 13. Personel yang tepat II. PANDUAN PENILAIAN A. Aspek-Aspek Kritis Penilaian 1. Mencapai kompetensi Hasil akhir dari unit kompetensi ini didasarkan pada setiap kondisi berikut yang meliputi : Menunjukkan unjuk kerja yang konsisten pada setiap elemen / elemen kompetensi. Memenuhi kriteria unjuk kerja yang tercakup pada setiap elemen kompetensi dengan menggunakan teknik-teknik, prosedur-prosedur, informasi dan sumber-sumber daya yang tersedia di tempat kerja. Menunjukkan pemahaman terhadap pengetahuan dan keterampilanketerampilan pendukung yang disebutkan pada bagian Pengetahuan Pendukung. 2. Laporan Penilaian Kompentensi Pelaporan penilaian kompetensi harus dalam konteks individual unit kompetensi yang diujikan dan qualifikasi yang akan diterbitkan. 10

Persyaratan peraturan yang berlaku pada tiap badan penguji mungkin memerlukan informasi tambahan berupa catatan/ transkrip/salinan pengakuan/ penghargaan, transfer keterampilan dan pengetahuan. Setiap informasi tambahan akan merupakan bahan negosiasi antara organisasi pelatihan yang diakui dan kliennya. 3. Konteks Penilaian Kompetensi ditentukan berdasarkan bukti yang ditunjukan secara konsisten melalui penerapan secara umum yang mencakup hal-hal seperti peralatan, rangkaian, sistem pengawatan, mesin, komponen dan sejenisnya yang sama dengan unit kompetensi ini. Bukti yang setara dari sumber-sumber lain juga dapat diterima. B. Unit Kompetensi Yang Saling Terkait Jika ada, pengujian unit kompetensi ini dihubungkan pada pengetahuan terkait terhadap unit-unit kompetensi lain pada satu struktur kualifikasi. C. Pengetahuan Pendukung 1. Umum. a. Mesin DC lanjutan Dasar konstruksi dan operasi mesin DC Konstruksi dan penggunaan belitan Proses komutasi Reaksi jangkar dalam mesin DC Karakteristik eksternal generator DC Persamaan Torsi motor DC Start motor DC Pengaturan kecepatan dan kendali kecepatan motor DC Pengereman DC motor Akselerasi DC motor dan beban Bahan-Bahan magnit permanen dan rangkaian magnetis Motor Dc khusus konstruksi, operasi dan aplikasinya Keselamatan Karakteristik operasi b. Sistem manajemen gedung. Fungsi Sistem manajemen gedung Perangkat keras Sistem manajemen gedung Fungsi Masukan dan keluaran Manajemen Energi Fungsi proses Informasi manajemen Resiko dan pemeliharaan c. Analisa Sirkit Phasors Impedansi kompleks Rangkaian AC series/parallel Daya kompleks 11

Teori superposisi Konversi Star/Delta d. Perhitungan arus gangguan Aplikasi Dalil Thevenin dan norton dalam siskit AC Perhitungan arus gangguan e. Mesin arus bolak-balik tingkat lanjut. Prinsip operasi motor-induksi 3 phasa (rotor belitan dan rotor sangkar) Analisa motor induksi tiga phasa dengan rangkaian ekivalen Teknik start dan pengereman Motor-Induksi tiga phasa Motor sinkron tiga phasa Persyaratan start dan pengereman motor-sinkron Motor satu phasa Kutub tertutup(shaded pole), reluktansi, histeresis dan motor universal Pembebanan Siklis metoda RMS 2. Pembangkit Tenaga Listrik Jenis bahan bakar Penggerak Peraturan dan penerbitan kontrak Persyaratan keselamatan 3. Proteksi sistem tenaga. 4. Trafo Daya. Pembatasan temperatur trafo 5. Operasi sistem tenaga listrik. Pengendalian tegangan Cakupan kompensasi oleh SVCS Hubungan antara daya dan frekwensi Sistem komunikasi Tegangan lebih 6. Aplikasi sistem PLC. Pengenalan metoda pemograman alternative/enhancing Pengaturan loop PID Perintah khusus Communications 7. Perhitungan sistem kendali. 8. Manajemen enjiniring (rancang-bangun). Pengenalan organisasi manajemen peranan/fungsi, karakteristik dan tanggung-jawab Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan Pengenalan perilaku manusia Kepemimpinan dan disiplin Prosedur pemilihan staf dan personil 12

9. Proyek enjiniring. Dokumen lelang dan dokumen kontra Disain komponen/elementer D. Persyaratan Dasar Kualifikasi Pendidikan Formal : 1. Klasifikasi pendidikan formal setara SLTA atau berpengalaman dibidangnya minimal 3 (tiga) tahun. 2. Kesehatan fisik dan mental yang mendukung. III. KOMPETENSI KUNCI Kompetensi kunci A B C D E F G Level 2 1 2 1 1 2 1 13