KATA PENGANTAR PADANG, DESEMBER 2015 KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI SUMATERA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) : MEWUJUDKAN JAWA TIMUR LEBIH SEJAHTERA, BERDAYA SAING MELALUI KETAHANAN PANGAN YANG BERKELANJUTAN

METODE. Keadaan umum 2010 wilayah. BPS, Jakarta Konsumsi pangan 2 menurut kelompok dan jenis pangan

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2013

LAPORAN EVALUASI RENJA BADAN KETAHANAN PANGAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG TA. 2016

METODE PENELITIAN. No Data Sumber Instansi 1 Konsumsi pangan menurut kelompok dan jenis pangan

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang di olah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN. Pertanian. Konsumsi Pangan. Sumber Daya Lokal.

POLA PANGAN HARAPAN (PPH)

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, dianggapnya strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN

pertanian pada hakekatnya, adalah semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani menuju kehidupan yang lebih

SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN Indikator Kinerja Program Tolok Ukur. Target (Vol & Satuan)

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. laut ini, salah satunya ialah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan.

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN DAN GIZI : FAKTOR PENDUKUNG PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA

LAPORAN KINERJA BADAN KETAHANAN PANGAN KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

ANALISIS KETAHANAN PANGAN REGIONAL DAN TINGKAT RUMAH TANGGA (Studi Kasus di Provinsi Sulawesi Utara)

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

KETAHANAN PANGAN DAN GIZI

METODE. - Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura - Dinas Peternakan dan Perikanan - Dinas Perkebunan b. Data NBM tahun (sekunder)

ANALISIS KEBUTUHAN PANGAN DI KECAMATAN RUMBAI PESISIR KOTA PEKANBARU. Niken Nurwati, Enny Mutryarny, Mufti 1)

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Samarinda, April 2016 Kepala, Ir. Fuad Asaddin, M.Si. Nip

PENDAHULUAN Latar Belakang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Statistik Konsumsi Pangan 2012 KATA PENGANTAR

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JULI 2013 TURUN 1,84 PERSEN

KATA PENGANTAR. Ungaran, Desember 2014 KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH. Ir. Gayatri Indah Cahyani, M.Si NIP

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian. Tahun Publikasi BPS Kabupaten Lampung Barat

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

Perkembangan Nilai Tukar Petani September 2017 Provinsi Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu tertentu yang akan dipenuhi dari penghasilannya. Dalam

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012

BAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang

I. PENDAHULUAN. kecukupan pangan bagi suatu bangsa merupakan hal yang sangat strategis untuk

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

Gambar 1.1 Persentase konsumsi pangan di Indonesia

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KETAHANAN PANGAN

BAB I. PENDAHULUAN. Sesuai dengan Undang-Undang nomor 7 tahun 1996 tentang pangan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi oleh suatu kelompok sosial

Standar Pelayanan Minimal

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 16 TAHUN 2011

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2009 TENTANG

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

LAPORAN KINERJA BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2017

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN DESEMBER 2015

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 1 Tahun

PENDAHULUAN. Latar Belakang

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGAH JULI 2009 SEBESAR PERSEN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan luas wilayah terbesar se-asia

Perkembangan Ekonomi Makro

BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel

Kata Pengantar. Assalamu alaikum Wr. Wb.

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JANUARI 2011 NAIK 0,20 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2017

429 Desa 80% - Sosialisasi Pedum - Di Prov Banten ada perubahan lokasi dari kab pandeglang ke kota serang

Ketahanan Pangan dan Pertanian. disampaikan pada : Workshop Hari Gizi Nasional (HGN) ke-55

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN MARET 2012

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2015 SEBESAR ATAU TURUN 1.04 PERSEN

Perkembangan Nilai Tukar Petani Oktober 2017 Provinsi Gorontalo

SITUASI PANGAN DAN GIZI WILAYAH (Kasus di Kabupaten Tuban) PENDAHULUAN

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI NTB

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA NOVEMBER 2015 SEBESAR 96,93 ATAU NAIK SEBESAR 0,52 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MARET 2015 SEBESAR 97,55 ATAU NAIK 0,95 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat emosional, bahkan politis.

FOOD SECURITY : ANALISIS AKSES DAN KETERSEDIAAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI OLEH : RHEMO ADIGUNO AGRIBISNIS

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2017

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

KATA PENGANTAR. Padang, Desember 2016 KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

Transkripsi:

Badan Ketahanan Pangan, Prov.Sumbar KATA PENGANTAR Dalam undang - undang nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan mengamanatkan pembangunan pangan dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia dan pemerintah bersama masyarakat harus bertanggung jawab dalam mewujudkan ketahanan pangan. Ketahanan pangan yang mantap dan berkesinambungan dibangun melalui tiga aspek yaitu 1) ketersediaan pangan yang cukup dan merata, 2). distribusi pagan yang efektif dan efisien serta 3). konsumsi pangan yang beragam, bergizi dan seimbang. Untuk mengetahui keberhasilan pembangunan pangan tersebut diatas maka diperlukan dukungan terhadap ketersediaan data yang meliputi aspek ketahanan pangan, karena data ini merupakan dasar dan tolok ukur untuk mengestimasi dan menilai keberhasilan pembangunan ketahanan pangan serta dapat memprediksi situasi ketahanan pangan sebagai isyarat dini dalam upaya perbaikan dan dasar dalam pengambilan kebijakan ketahanan pangan di Sumatera Barat. Penyusunan Buku Database Ketahanan Pangan Tahun 2014 merupakan salah satu kegiatan rutin pada Badan Ketahanan Pangan di Sumatera Barat yakni dalam rangka memenuhi kebutuhan data terkini yang meliputi aspek ketersediaan, Distribusi, Konsumsi dan keamanan pangan serta mencakup data - data tentang pelaksanaan program strategis yakni kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM), Desa Mandiri Pangan (Demapan), Lumbung Pangan, Penanganan Daerah Rawan Pangan (PDRP), Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) yang terfokus pada kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari ( KRPL ) dan dilengkapi juga dengan Nama Kelembagaan Pangan di Sumatera Barat serta Nama kelompok dan kelembagaan yang menerima Penghargaan Ketahanan Pangan Tingkat Provinsi Sumatera Barat maupun Tingkat Nasional. Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan Buku Database Ketahanan Pangan. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan masih terdapat berbagai ketidak sempurnaan dalam penyajian ini, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan dalam rangka penyempurnaan Buku Database Ketahanan Pangan tahun berikutnya. PADANG, DESEMBER 2015 KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI SUMATERA BARAT Ir. E F E N D I, MP Pembina Utama Muda NIP. 19630515 199003 1 006 i

Badan Ketahanan Pangan, Prov.Sumbar DAFTAR ISI KATA PENGANTAR......i DAFTAR ISI......ii DAFTAR TABEL......iii I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...1 1.2. Tujuan...2 1.3. Sasaran...2 II. PELAKSANAAN... 3 2.1. Jenis Data......3 2.2. Sumber Data......5 III. ULASAN SINGKAT...6 3.1. Data Umum....6 3.2. Ketersediaan...10 3.3. Distribusi...13 3.2. Komsumsi...15 3.2. Kegiatan Stategis...19 3.2. Kelembagaan dan Penghargaan Pangan...26 Lampiran - Lampiran ii

DAFTAR TABEL Badan Ketahanan Pangan, Prov.Sumbar Tabel Hal 1 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Tahun 2014... 29 2 Ibu kota, Jumlah Kecamatan dan Nagari Tahun 2015... 30 3 Jumlah Nagari / Desa / Kelurahan yang dapat dan tidak dapat dilalui kendaraan roda 4... 31 4 Jumlah Nagari / Desa / Kelurahan Menurut keberadaan Pasar dan Jarak Ke Pasar 3 Km... 32 5 Jumlah Penduduk Miskin... 33 6 Pensentase penduduk Yang Hidup Dibawah Garis Kemiskinan... 34 7 Pensentase penduduk Usia 15 Tahun Yang Bekeraja Kurang dari 36 jam selama seminggu... 35 8 Pensentase penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Kab/ Kota dan pendidikan yang di tamatkan... 36 9 PDRB Sektor Pertanian berdasarkan harga berlaku dan Konstan... 37 10 Nilai Tukar Petanian ( NTP )... 38 11 Inflasi kota Padang Menurut Kelompok Pengeluaran Tahun 2014 ( Month to Month)... 39 12 Inflasi kota Padang Menurut Kelompok Pengeluaran Tahun 2014 ( year on year )... 40 13 Inflasi kota Padang Menurut Kelompok Pengeluaran Tahun 2014 ( Tahun Kelender... 41 14 Potensi Lahan Sawah menurut pengairan Tahun 2014... 42 15 Luas lahan sawah menurut Pengairan Tahun 2014... 43 16 Luas lahan Kering untuk Tanaman Pangan 2014... 44 17 Populasi Ternak Besar ( Sapi Potong, Kerbau dan Kuda ) Tahun 2014... 45 18 Populasi Kecil ( Kambing, Domba, Babi ) Tahun 2014... 46 19 Populasi unggas ( Ayam Buras, Ras Pedanging, Ras Petelur dan Itik ) Tahun 2014... 47 20 Penyediaan bahan pagan minimal untuk dikonsumsi penduduk Sumatera Barat Tahun 2010-2014... 48 21 Ketersediaan Energi, untuk di Konsumsi Penduduk Sumbar Tahun 2009-2013... 49 22 Ketersediaan Protein untuk di Konsumsi Penduduk Sumbar 2009-2013... 50 23 Ketersediaan Lemak untuk di Konsumsi Penduduk Sumbar 2010-2014... 51 24 Jumlah Produksi Padi, Jagung,Ubi Kayu, Ubi Jalar, Kedelai, Tahun 2014... 52 25 Jumlah Produksi Kacang Tanah, Kacang Hijau, Sayur-sayuran dan Buah-buahan,Tahun 2014... 53 26 Jumlah Produksi Kelapa, Sawit, Kakao, Tebu dan Aren Tahun 2014... 54 27 Produksi Daging Ternak Besar ( Sapi Potong, Kerbau dan Kuda ) Tahun 2014... 55 28 Produksi Daging Ternak Kecil ( Kambing, Domba dan Babi ) Tahun 2014... 56 29 Produksi Daging Ternak Unggas ( Ayam Buras, Ras Pedaging, Ras Petelur dan Itik ) Tahun 2014... 57 30 Produksi Telur Ayam Buras dan Ras Petelur serta Itik Tahun 2014... 58 31 Produksi Susu Sapi dan Kerbau Tahun 2014... 59 32 Produksi ikan Laut, Perairan Umum dan Budidaya Tahun 2014... 60 33 Perkembangan Produksi, Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan BerasTahun 2014,... 61 34 Perkembangan Produksi, Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Jagung,Tahun 2014... 62 35 Perkembangan Produksi, Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Ubi Kayu,Tahun 2014... 63 36 Perkembangan Produksi, Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Ubi Jalar, Tahun 2014... 64 37 Perkembangan Produksi, Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Kedelai Tahun 2014... 65 38 Perkembangan Produksi, Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Kacang Tanah Tahun 2014... 66 39 Perkembangan Produksi, Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Kacang Hijau Tahun 2014... 67 40 Perkembangan Produksi, Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Sayur-sayuranTahun 2014... 68 41 Perkembangan Produksi, Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Bawang Merah Tahun 2014... 69 42 Perkembangan Produksi, Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan cabe 2014... 70 43 Perkembangan Produksi, Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Buah-Buahan 2014... 71 44 Perkembangan Produksi, Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Daging 2014... 72 45 Perkembangan Produksi, Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Ikan 2014... 73 46 Perkembangan Produksi, Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Telur Tahun 2014... 74 47 Perkembangan Produksi, Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Susu Tahun 2014... 75 48 Perkembangan Produksi, Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Beras,Tahun 2015... 76 49 Perkembangan Produksi, Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Jagung, Tahun 2015... 77 50 Perkembangan Produksi, Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Ubi Kayu Tahun 2015... 78 51 Perkembangan Produksi, Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Ubi Jalar Tahun 2015... 79 52 Perkembangan Produksi, Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Kedelai Tahun 2015... 80 53 Perkembangan Produksi, Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Kacang Tanah Tahun 2015... 81 54 Perkembangan Produksi, Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Kacang Hijau Tahun 2015... 82 iii

Badan Ketahanan Pangan, Prov.Sumbar 55 Perkembangan Produksi, Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Sayur-Sayuran Tahun 2015... 83 56 Perkembangan Produksi, Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Bawang Merah Tahun 2015... 84 57 Perkembangan Produksi, Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Cabe Tahun 2014... 85 58 Perkembangan Produksi, Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Buah-Buahan Tahun 2015... 86 59 Perkembangan Produksi, Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Daging Tahun 2015... 87 60 Perkembangan Produksi, Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Ikan Tahun 2015... 88 61 Perkembangan Produksi Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Telur 2015... 89 62 Perkembangan Produksi Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Susu 2015... 90 63 Data Arus Distribusi Bahan Pangan Keluar Masuk Melalui Jembatan Timbang Oto ( JTO ) di Prov. Sumbar 2010-2014... 91 64 Perkembangan Harga Komoditi Pangan Pokok Tingkat Produsen dan Konsumen di Sumbar Tahun 2010-2014... 92 65 Perkembangan Harga Rata-Rata Komoditas Pangan Tingkat Produsen di Sumbar Tahun 2014... 93 66 Perkembangan Rata-rata Harga Gabah Kualitas I Tingkat Produsen di Sumbar Tahun 2014... 94 67 Perkembangan Rata-rata Harga Gabah Kualitas II Tingkat Produsen di Sumbar Tahun 2014... 95 68 Perkembangan Rata-rata Harga Beras Kualitas I Tingkat Produsen di Sumbar Tahun 2014... 96 69 Perkembangan Rata-rata Harga Beras Kualitas II Tingkat Produsen di Sumbar Tahun 2014... 97 70 Perkembangan Rata-rata Harga Jagung Tingkat Produsen di Sumbar Tahun 2014... 98 71 Perkembangan Rata-rata Harga kedelai Tingkat Produsen di Sumbar Tahun 2014... 99 72 Perkembangan Rata-rata Harga Kacang Tanah Tingkat Produsen di Sumbar Tahun 2014... 100 73 Perkembangan Rata-rata Harga Ubi Kayu Tingkat Produsen di Sumbar Tahun 2014... 101 74 Perkembangan Rata-rata Harga Cabe Merah Tingkat Produsen di Sumbar Tahun 2014... 102 75 Perkembangan Rata-rata Harga Bawang Merah Tingkat Produsen di Sumbar Tahun 2014... 103 76 Perkembangan Rata-rata Harga Kentang Tingkat Produsen di Sumbar Tahun 2014... 104 77 Perkembangan Rata-rata Harga Tomat Tingkat Produsen di Sumbar Tahun 2014... 105 78 Perkembangan Rata-rata Harga Kol Tingkat Produsen di Sumbar Tahun 2014... 106 79 Perkembangan Rata-rata Harga Kelapa Tingkat Produsen di Sumbar Tahun 2014... 107 80 Perkembangan Rata-rata Harga Daging Sapi Tingkat Produsen di Sumbar Tahun 2014... 108 81 Perkembangan Rata-rata Harga Daging Ayam Broiler Tingkat Produsen di Sumbar Tahun 2014... 109 82 Perkembangan Rata-rata Harga Telur Ayam Ras Tingkat Produsen di Sumbar Tahun 2014... 110 83 Perkembangan Rata-rata Harga Ikan Laut Tongkol Tingkat Produsen di Sumbar Tahun 2014... 111 84 Perkembangan Rata-rata Harga Ikan Air Tawar Tingkat Produsen di Sumbar Tahun 2014... 112 85 Perkembangan Rata-rata Harga Gula Pasir Tingkat Produsen di Sumbar Tahun 2014... 113 86 Perkembangan Rata-rata Harga Minyak Goreng Tingkat Produsen di Sumbar Tahun 2014... 114 87 Perkembangan Harga Komoditi Pangan Tingkat Produsen dan Konsumen di Sumbar Tahun 2014... 115 88 Perkembangan Rata-rata Harga Beras Kualitas I Tingkat Konsumen di Sumbar Tahun 2014... 116 89 Perkembangan Rata-rata Harga Beras Kualitas II Tingkat Konsumen di Sumbar Tahun 2014... 117 90 Perkembangan Rata-rata Harga Jagung Tingkat Konsumen di Sumbar Tahun 2014... 118 91 Perkembangan Rata-rata Harga kedelai Tingkat Konsumen di Sumbar Tahun 2014... 119 92 Perkembangan Rata-rata Harga Kacang Tanah Tingkat Konsumen di Sumbar Tahun 2014... 120 93 Perkembangan Rata-rata Harga Ubi Kayu Tingkat Konsumen di Sumbar Tahun 2014... 121 94 Perkembangan Rata-rata Harga Cabe Merah Tingkat Konsumen di Sumbar Tahun 2014... 122 95 Perkembangan Rata-rata Harga Bawang Merah Tingkat Konsumen di Sumbar Tahun 2014... 123 96 Perkembangan Rata-rata Harga Kentang Tingkat Konsumen di Sumbar Tahun 2014... 124 97 Perkembangan Rata-rata Harga Tomat Tingkat Konsumen di Sumbar Tahun 2014... 125 98 Perkembangan Rata-rata Harga Kol Tingkat Konsumen di Sumbar Tahun 2014... 126 99 Perkembangan Rata-rata Harga Kelapa Tingkat Kons Konsumen di Sumbar Tahun 2014... 127 100 Perkembangan Rata-rata Harga Daging Sapi Tingkat Konsumen di Sumbar Tahun 2014... 128 101 Perkembangan Rata-rata Harga Daging Ayam Broiler Tingkat Produsen di Sumbar Tahun 2014... 129 102 Perkembangan Rata-rata Harga Telur Ayam Ras Tingkat Konsumen di Sumbar Tahun 2014... 130 103 Perkembangan Rata-rata Harga Ikan Laut Tongkol Tingkat Konsumen di Sumbar Tahun 2014... 131 104 Perkembangan Rata-rata Harga Ikan Air Tawar Tingkat Konsumen di Sumbar Tahun 2014... 132 105 Perkembangan Rata-rata Harga Gula Pasir Tingkat Konsumen di Sumbar Tahun 2014... 133 106 Perkembangan Rata-rata Harga Minyak Goreng Tingkat Konsumen di Sumbar Tahun 2014... 134 107 Konsumsi Penduduk Sumatera Barat Terhadap Berbagai Komoditi Pangan Tahun 2009 2015... 135 iv

Badan Ketahanan Pangan, Prov.Sumbar 108 Perkembangan Konsumsi Pangan Energi dan Protein Penduduk Sumbar Tahun 2009-2014... 137 109 Rata rata Konsumsi Kelompok Pangan Rumah Tangga di Sumbar Tahun 2009 2014... 139 110 Sasaran Pola Pangan Harapan Sumatera Barat Tahun 2014-2023... 140 111 Proyeksi Konsumsi Energi ( Kkal/Kapita/Hari ) Setiap Kelompok Pangan Tahun 2014-2023 di Sumatera Barat... 141 112 Proyeksi Konsumsi Energi ( Gram/Kapita/Hari ) Setiap Kelompok Pangan Tahun 2014-2023 di Sumatera Barat... 143 113 Proyeksi Konsumsi Energi ( Kg/Kapita/Tahun ) Setiap Kelompok Pangan Tahun 2014-2023 di Sumatera Barat... 145 114 Lokasi Penduduk Dengan Resiko ( Ringan, Sedang dan Berat ) Terjadinya Rawan Pangan Tahun 2014-2015... 147 115 Hasil Pengujian Residu Pestisida Terhadap Sayuran dan Buah-buahan di Sumbar Tahun 2011 2013.. 149 116 Hasil Pengujian Residu Pestisida Terhadap Sayuran dan Buah-buahan di Sumbar Tahun 2014... 159 117 Rekapitulasi Hasi Uji Laboratorium Keamanan Pangan Segar Beberapa Komoditas Penting di Sumbar Tahun 2014... 162 118 Rekapitulasi Hasi Uji Laboratorium Keamanan Pangan Segar Beberapa Komoditas Penting di Sumbar Tahun 2015... 167 119 Hasil Sertifikasi Komoditi Pangan Prima 3 di Sumbar Tahun 2010 2015... 171 120 Rekapitulasi Sertifikat Prima 3 Yang Telah Diterbitkan OKKP-D Provinsi Sumbar Tahun 2015... 181 121 Rekapitulasi Hasil Uji Laboratorium Terhadap Sampel Produk Pangan Segar Kegiatan Sertifikasi Keamanan Pangan Segar (Sertifikasi Prima) Badan Ketahanan Pangan di Sumbar Tahun 2014... 189 122 Rekapitulasi Hasil Uji Laboratorium Terhadap Sampel Produk Pangan Segar Kegiatan Sertifikasi Keamanan Pangan Segar (Sertifikasi Prima) Badan Ketahanan Pangan di Sumbar Tahun 2015... 190 123 Rekapita Hasil Uji Laboratorium Terhadap Sampel Produk Pangan Segar Hasil Pertanian Kegiatan Surveilen dan Pengawasan Keamanan Tingkat Produsen Tahun 2014... 191 124 Data Gapoktan Penerima Dana Bansos - Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) Provinsi Sumbar Tahun 2009-2014... 192 125 Pembangunan Gudang Lumbung Pangan Di Provinsi Sumbar Tahun 2009-2014... 195 126 Lumbung Pangan Tahap Mandiri dan Tahap Pengembangan di Sumbar Tahun 2011 2014... 197 127 Kelompok Penerima BLM Untuk Kegiatan Desa Mandiri Pangan (DMP)di Sumbar Tahun 2009... 201 128 Lokasi Kelompok Penerima Dana Bansos Kegiatan Desa Mandiri Pangan (DMP)di Sumbar Tahun 2010-2012... 202 129 Daftar Kelompok P2KP Penerima Bansos Alat Tepung tepungan di Sumbar Tahun 2009 2011... 204 130 Bansos Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan ( P2KP } di Sumbar Tahun 2010... 211 131 Kelompok Pelaksana Kegiatan Pemanfaatan Pekarangan Prov. Sumatera Barat Tahun 2013... 218 132 Kelompok Pelaksana Kegiatan Pemanfaatan Pekarangan Prov. Sumatera Barat Tahun 2014... 221 133 Lokasi dan Jumlah Dana Bansos yang di Salurkan Pada Kegiatan Pemberdayaan Daerah Rawan Terkena Bencana di Sumbar Tahun 2010 2015... 223 134 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Ketahanan Pangan di Sumbar Tahun 2014... 225 135 Data Penerimaan Penghargaan Ketahanan Pangan Tingkat Provinsi Sumbar Tahun 2011-2015... 227 136 Data Petugas Enumerator Produsen di Sumbar Tahun 2013-2015... 234 137 Data Petugas Enumerator Pedagang di Sumbar Tahun 2013-2015... 235 v

BADAN KETAHANAN PANGAN SUMBAR I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Berdasarkan undang undang Nomor 18 Tahun 2012 mengamanatkan pembangunan pangan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia dan pemerintah bersama masyarakat bertanggung jawab mewujudkan ketahanan pangan. Dalam mewujudkan ketahanan pangan yang mantap dan berkesinambungan di bangun berdasarkan tiga pilar, yaitu 1) ketersediaan pangan yang cukup dan merata, 2) distribusi pangan yang efektif dan efisien, dan 3) konsumsi pangan yang beragam dan bergizi seimbang. Ketahanan pangan merupakan masalah pembagunan berkelanjutan kompleks dan berhubungan dengan banyak sektor yang terkait. Untuk mengetahui kondisi pembangunan ketahanan pangan diperlukan data dan informasi yang merupakan elemen dasar dalam menyusun suatu perencanaan dan kebijakan pembangunan pertanian secara umum dan pembangunan ketahanan pangan secara khusus. Dalam menyusun suatu perencanaan yang lebih optimal seyogyanya berpedoman kepada kondisi awal yakni dengan melihat data dan informasi serta permasalahan yang muncul baik ditingkat lapangan maupun melalui mass media sehingga perencanaan yang dibuat dapat lebih jelas terfokus serta berkesinambungan setiap tahun. Data dan informasi yang ditampilkan pada Buku Database ini merupakan data time series dari tahun 2010 s/d 2014 dan data tersebut dikumpulkan dari Dinas/Badan/ Kantor yang menangani Ketahanan Pangan Provinsi maupun Kabupaten/ Kota serta berkoordinasi dengan lingkup dinas/instansi sektor pertanian serta instansi terkait lainnya. Disisi lain Database Ketahanan Pangan ini digunakan sebagai alat ukur untuk melakukan evaluasi tentang ketahanan pangan yang ditinjau dari aspek ketersediaan, distribusi, maupun konsumsi pangan serta kegiatan strategis yang meliputi pemberdayaan masyarakat petani guna mendapatkan gambaran umum tentang kondisi dan situasi ketahanan pangan di Sumatera Barat dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya kasus rawan pangan diwilayah. Adapun data dan informasi pangan yang telah dikumpulkan dari beberapa dinas lingkup pertanian serta instansi sektor terkait lainnya adalah untuk melihat kondisi dan perkembangan pembangunan ketahanan pangan yang akan disajikan dalam bentuk tabel tabel terlampir. DATA BASE KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 1

BADAN KETAHANAN PANGAN SUMBAR 1.2. Tujuan Penyusunan Buku Database Ketahananan Pangan ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi dan perkembangan aspek ketersediaan pangan, distribusi pangan, konsumsi pangan dan mutu keamanan pangan di Sumatera Barat dan mengetahui realisasi kegiatan strategis yakni Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM), Lumbung Pangan, Desa Mandiri Pangan (DMP), Pemberdayaan Daerah Rawan Pangan (PDRP), Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) yang kegiatannya terfokus pada kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari ( KRPL ) dan Penghargaan ketahanan pangan, serta profil SKPD yang menangani ketahanan pangan Kabupaten /Kota. 1.3. Sasaran Tersedianya data dan informasi tahun 2010 s/d 2014 yang menggambarkan data umum, perkembangan aspek ketersediaan pangan, distribusi pangan, konsumsi pangan dan mutu keamanan pangan, di Sumatera Barat mengetahui realisasi perkembangan kegiatan strategis yakni Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM), Lumbung Pangan, Desa Mandiri Pangan (DMP), Pemberdayaan Daerah Rawan Pangan (PDRP) yang kegiatannya terfokus pada kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari ( KRPL ) dan Penghargaan ketahanan pangan, serta Profil Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) Ketahanan Pangan Provinsi, Kabupaten dan Kota. Diharapkan buku ini dapat digunakan sebagai acuan indikator evaluasi dan bahan penyusunan untuk perencanaan pangan pada tahun berikutnya. DATA BASE KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 2

BADAN KETAHANAN PANGAN SUMBAR II. PELAKSANAAN 2.1. Jenis Data Data yang ditampilkan dalam Buku Database Ketahanan Pangan Tahun 2014 ini meliputi data sebagai berikut: 2.1.1. Data Umum meliputi data sebagai berikut : a. Luas wilayah, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk b. Ibu kota, Jumlah Kecamatan dan Nagari. c. Jumlah Nagari / Desa / Kelurahan yang dapat dan tidak dapat dilalui kendaraan roda 4. d. Jumlah Nagari / Desa / Kelurahan Menurut keberadaan Pasar dan Jarak Ke Pasar 3 Km. e. Jumlah Penduduk Miskin f. Pensentase penduduk Yang Hidup Dibawah Garis Kemiskinan. g. Pensentase penduduk Usia 15 Tahun Yang Bekeraja Kurang dari 36 jam selama seminggu h. Pensentase penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Kab/ Kota dan pendidikan yang di tamatkan. i. Nilai Tukar Petanian ( NTP ) j. Inflasi kota Padang Menurut Kelompok Pengeluaran Tahun 2014 ( year on year ) k. Inflasi kota Padang Menurut Kelompok Pengeluaran Tahun 2014 ( Month to Month) l. Inflasi kota Padang Menurut Kelompok Pengeluaran Tahun 2014 ( Tahun Kelender) m. PDRB Sektor Pertanian berdasarkan harga berlaku dan Konstan n. Potensi Lahan Sawah menurut pengairan o. Luas lahan sawah menurut Pengairan p. Luas lahan Kering untuk Tanaman Pangan q. Populasi Ternak Besar, Kecil dan unggas 2.1.2. Ketersediaan meliputi data sebagai berikut a. Penyediaan bahan pagan minimal untuk dikonsumsi penduduk Sumatera Barat b. Ketersediaan Energi, Protein dan Lemak untuk di konsumsi penduduk Sumatera Barat. c. Jumlah produksi beberapa komoditas pangan antara lain padi, jagung,ubi kayu, ubi jalar, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, sayur-sayuran dan buah-buahan, kelapa, sawit, kakao, daging sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, babi, ayam buras, ayam pedaging, ayam ras petelur, itik dan hasil ternak lainya, telur dan susu serta ikan. DATA BASE KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 3

BADAN KETAHANAN PANGAN SUMBAR d. Perkembangan produksi, ketersediaan dan kebutuhan komoditas pangan penting (beras, jagung,ubi kayu, ubi jalar, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, sayur-sayuran dan buah-buahan, kelapa, daging, ikan, telur dan susu ). 2.1.3. Distribusi meliputi data sebagai berikut a. Data arus distribusi bahan pangan keluar dan masuk melalui Jembatan Timbang Oto ( JTO ) b. Perkembangan harga komoditi pangan pokok tingkat produsen dan konsumen. c. Perkembangan harga rata-rata komoditas pangan di tingkat produsen maupun konsumen meliputi : gabah kwalitas I dan II, beras kwalitas I dan II, jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu, cabe merah, bawang merah, kentang, tomat, kol, kelapa, daging sapi, daging ayam broiler, telur ayam ras, ikan tongkol, ikan air tawar, gula pasir dan minyak goreng. 2.1.4. Konsumsi meliputi data sebagai berikut a. Konsumsi penduduk Sumatera Barat terhadap berbagai Kelompok Pangan Tahun 2009-2013 Sumatera Barat b. Perkembangan Konsumsi pangan Energi dan Protein penduduk Tahun 2009-2013 Sumatera Barat c. Rata-rata konsumsi kelompok pangan rumah tangga Tahun 2009-2013 Sumatera Barat d. Sasaran Pola Pangan Harapan Tahun 2014-2023 Sumatera Barat e. Proyeksi Konsumsi energi (Kkal/kap/hr) setiap kelompok pangan Tahun 2014-2023 Sumatera Barat f. Proyeksi Konsumsi energi (Gram/kap/hr) setiap kelompok pangan Tahun 2014-2023 Sumatera Barat. g. Proyeksi Konsumsi energi (Kg/kap/Tahun) setiap kelompok pangan Tahun 2014-2023 Sumatera Barat h. Lokasi Penduduk Dengan Resiko Ringan,Sedang, Berat terjadinya Rawan Pangan Berdasarkan Peta FSVA di Sumbar tahun 2014-2015 i. Hasil Pengujian Residu Pestisida Terhadap Sayuran dan Buah buahan di Sumatera Barat Tahun 2011 2014 j. Rekapitulasi Hasil Uji Laboratorium Keamanan Pangan Segar Beberapa Komoditas Penting di Sumatera Barat Tahun 2011 2014 k. Hasil Sertifikasi Komodoti Prima - 3 Provinsi Sumatera Barat Tahun 2011 2015 2.1.5. Kegiatan strategis Ketahanan Pangan meliputi data sebagai berikut a. Data Gapoktan Penerima dan Bansos - Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat ( P-LDPM). DATA BASE KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 4

BADAN KETAHANAN PANGAN SUMBAR b. Data Pembangunan Gudang Lumbung Pangan, Tahap Mandiri dan Tahap Pengembangan. c. Desa Mandiri Pangan ( DMP ) d. Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) penerima Bansos dan Alat tepung - tepungan a. Pemberdayaan Daerah Rawan Pangan ( PDRP ) b. Data Petugas Enumerator Produsen di Lokasi Panel. 2.1.6. Kelembagaan Ketahanan Pangan meliputi data sebagai berikut a. Profil Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) Ketahanan Pangan Provinsi/ Kabupaten/ Kota b. Data Penerima Penghargaan Ketahanan Pangan Tingkat Provinsi Sumatera Barat. 2.2. Sumber Data Data yang digunakan bersumber dari : a. Lingkup Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Barat b. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Barat c. Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat d. Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat e. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat f. Bappeda Provinsi Sumatera Barat g. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat 2.3. Pelaksana Kegiatan Penyusunan Buku Database Ketahanan Pangan ini dilaksanakan oleh Tim yang ditunjuk melalui Surat Keputusan Kepala Badan Ketahanan Pangan, NOMOR : 520 / 1664/IV/ BKP-SB/ 2015 tanggal 28 April 2015 yakni pada kegiatan DPPA-SKPD Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2015. 2.4. Waktu Pelaksanaan Kegiatan penyusunan Buku Database Ketahanan Pangan dilaksanakan dari bulan April s/d akhir Desember 2015. Proses penyusunan kegiatan dimaksud dilakukan mulai dari pengumpulan data, pengolahan data, tabulasi data dan membuat narasi serta melaksanakan koordinasi dengan Tim dalam rangka membahas kembali data-data yang akan ditampilkan dalam Buku Data Base Ketahanan Pangan Tahun 2014. 2.5. Sumber Dana Kegiatan penyusunan Buku Database Ketahanan Pangan ini dibebankan pada dana DPPA-SKPD Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Barat tahun 2015. DATA BASE KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 5

BADAN KETAHANAN PANGAN SUMBAR III. ULASAN SINGKAT 3.1. Data Umum 3.1.1. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Sumatera Barat terletak antara 0 o 54 Lintang Utara dan 3 o 30 Lintang Selatan dan antara 98 o 36 101 o 53 Bujur Timur, dengan luas wilayah 42.297,30 Km2, terdiri dari 12 Kabupaten dan 7 Kota yang meliputi 179 Kecamatan, 760 Nagari, 255 Kelurahan, 126 Desa, 3.875 Jorong/Kampung, 621 Dusun dan 4.696 Rumah Tangga. Pertumbuhan penduduk Sumatera Barat dari tahun 2010 sampai 2014 adalah 1,34%. Penduduk yang paling padat terdapat di Kota Bukittinggi 4.773,81 jiwa/km2, Padang Panjang 2.182,96 jiwa/km2 dan Payakumbuh 1.562,73 jiwa/km2, sedangkan penduduk yang sedikit terdapat di Kabupaten Kepulauan Mentawai 13,91% dan Kabupaten Solok Selatan 46,89%. Untuk lebih jelasnya luas wilayah, jumlah penduduk, Kecamatan, Nagari, Kelurahan, Desa, Jorong/ Kampung, Dusun dan RT per Kabupaten/Kota tahun 2014 dapat dilihat pada tabel lampiran 1 dan 2. 3.1.2. Nagari/ Desa Kelurahan yang Dapat dan Tidak Dapat Dilalui Kendaraan Roda 4. Untuk melihat keterjangkauan ketersediaan bahan pangan di Nagari/ Desa Kelurahan diperlukan sarana tranportasi kendaraan sebagai sarana angkut bahan pangan. Berdasarkan data dari BPS jumlah Nagari/ Desa Kelurahan yang dapat dilalui dengan Kendaraan Roda 4 adalah 1.117 sedangkan yang tidak dapat dilalui kendaraan roda 4 adalah 28 atau 2,45%. Untuk lebih jelasnya jumlah Nagari/ Desa Kelurahan yang dapat dan tidak dapat dilalui Kendaraan Roda 4 dapat dilihat pada tabel lampiran 3. 3.1.3. Nagari/ Desa Kelurahan Menurut Keberadaan Pasar dan Jarak ke Pasar 3 Km. Jumlah Nagari/ Desa Kelurahan yang memiliki pasar adalah 489 yang terdiri dari pasar yang punya bangunan 326 dan pasar tanpa bangun 163, Nagari/ Desa Kelurahan yang tidak memiliki pasar berjumlah 656. Sedangkan Nagari/ Desa Kelurahan menurut keberadaan Pasar dengan Jarak ke Pasar 3 Km adalah 346 atau 33,22 %. Untuk lebih jelasnya jumlah Nagari/ Desa kelurahan menurut keberadaan pasar dan jarak ke pasar 3 Km dapat dilihat pada tabel lampiran 4. 3.1.4. Penduduk Miskin Jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan di Sumatera Barat setiap tahunnya mengalami penurunan rata rata 2,38 % Pertahun ( 2009 2013 ). Pada tahun 2013 jumlah yang hidup di bawah garis kemiskinan adalah 384.100 orang atau sebesar 6.56% dengan pendapatan rata rata Rp. 336.506,- kapita/bulan. DATA BASE KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 6

BADAN KETAHANAN PANGAN SUMBAR Sedangkan persentase penduduk miskin yang usianya 15 tahun keatas menurut pendidikan yang tidak tamat SD 30,14 %, yang tamat SD maupun SMP 53,29% dan yang tamat SMA keatas sebesar 16,58%. Selanjutnya persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja kurang dari 36 jam selama seminggu yang lalu adalah 44,55% atau 971.276 jiwa. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan dan persentase penduduk miskin usia 15 tahun keatas menurut pendidikan SD, SPM dan SMA serta persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja kurang dari 36 jam selama seminggu yang lalu di Sumatera Barat dapat dilihat pada tabel 5-8 terlampir. 3.1.5. Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) Sumatera Barat merupakan daerah Agraris, oleh sebab itu struktur perekonomiannya masih didominasi oleh sektor pertanian dimana PDRB berdasarkan atas dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan menurut jenis lapangan usaha secara keseluruhan selalu mengalami peningkatan. Sektor pertanian memberikan kontribusi sebesar 25,04 % dimana subsektor tanaman pangan dan hortikultura memberikan kontribusi yang paling dominan yakni 7.57 %. Untuk lebih jelasnya konstribusi PDRB sektor pertanian menurut jenis lapangan usahanya dapat dilihat pada tabel lampiran 9. 3.1.6. Nilai Tukar Petani ( NTP ). Nilai Tukar Petani ( NTP ) yang diperoleh dari perbandingan indeks yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (% ), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan /daya beli petani. Nilai Tukar Petani di Sumatera Barat selama lima tahun ( 2010 2014) rata rata 104,90 atau mengalami penurunan yakni sebesar 1,13% pertahun. Indeks harga yang diterima petani ( It ) dari ke lima subsektor menunjukkan fluktuasi harga yang beragam. indesk yang diterima terbanyak berasal dari subsektor perkebunan rakyat 116,72% per tahun dan subsektor perikanan 114,07% per tahun. Sedangkan indeks harga yang dibayarkan petani ( Ib ) terbesar dari subsektor perkebunan rakyat 113,54% per tahun dan subsektor perikanan 109,15% per tahun. Berikut grafik Nilai Tukar Petani ( NTP ) per subsektor dapat dilihat pada gambar 1 sebagai berikut : DATA BASE KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 7

BADAN KETAHANAN PANGAN SUMBAR Gambar : 1 Untuk lebih jelasnya Nilai Tukar Petani berdasarkan Indeks harga yang diterima petani dan indeks harga yang dibayarkan petani di Provinsi Sumatera Barat tahun 2010 2014 dapat dilihat tabel lampiran 10. 3.1.7. Inflasi Di Sumatera Barat Perkembangan indeks harga konsumen/ inflasi di kota padang menurut kelompok pengeluaran tahun 2014 menunjukan fluktuasi dari bulan ke bulan maupun dari tahun ke tahun terutama pada kelompok bahan makan, inflasi tertinggi terjadi pada bulan Januari, November dan Desember tahun 2014, hal ini disebabkan karena pada bulan tersebut adanya hari hari besar keagamaan yang mempengaruhi kebutuhan bahan pangan yang sangat tinggi yang mempengaruhi lonjakan harga bahan pangan. Untuk lebih jelasnya perkembangan inflasi di kota padang menurut kelompok pengeluaran tahun 2014 dapat dapat dilihat tabel lampiran 11-13. 3.1.8. Potensi Sawah Berdasarkan data tahun 2010-2014 potensi luas lahan sawah menurut pengairan di Sumatera Barat mengalami peningkatan dimana pemanfaatan lahan sawah rata-rata 3,66 % pertahun dan luas lahan sawah menurut pengairan mengalami penurunan rata-rata 0,87% pertahun, sedangkan luas lahan kering untuk tanaman pangan juga mengalami penurunan yakni 4.58% pertahun. Berdasarkan hal tersebut diatas maka terjadi alih fungsi lahan dari pertanian menjadi non pertanian. Berikut grafik potensi luas lahan sawah menurut pengairan dan luas lahan kering yang telah dimanfaatkan dapat dilihat pada gambar 2 sebagai berikut : DATA BASE KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 8

BADAN KETAHANAN PANGAN SUMBAR Gambar : 2 Untuk lebih jelasnya jumlah luas potensi lahan sawah dan luas lahan sawah menurut pengairan serta luas lahan kering di Sumatera Barat tahun 2010 2014 dapat dilihat pada tabel 14-16 terlampir. 3.1.9. Populasi Ternak Perkembangan populasi ternak dalam kurun waktu tahun 2010-2014 bervariasi yang mengalami pertumbuhan populasi menurun adalah sapi potong, kerbau, kuda, babi dan ayam buras, sedangkan populasi kambing, domba, ayam ras pedaging dan ras petelur serta itik mengalami peningkatan seperti terlihat pada gambar 3 dibawah ini: Gambar : 3 DATA BASE KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 9

BADAN KETAHANAN PANGAN SUMBAR Untuk lebih jelasnya jumlah perkembangan populasi ternak yang tersebar di Kabupaten maupun Kota di Sumatera Barat tahun 2010-2014 dapat dilihat pada tabel 17-19 terlampir. 3.2. Ketersediaan. 3.2.1. Penyedian Bahan Pangan Penyediaan bahan pangan minimal jika dibandingkan dengan kebutuhan untuk di konsumsi terhadap penduduk Sumatera Barat periode tahun 2010 2014, telah mencukupi secara ketersediaan. Untuk lebih jelasnya penyedian bahan pangan minimal untuk dikonsumsi penduduk Sumatera Barat dapat dilihat pada tabel 20 terlampir. 3.2.2. Ketersedian Energi, Protein dan Lemak. Secara umum, tingkat ketersediaan energi dan protein di Sumatera Barat telah melebihi standart Rekomendasi Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) yakni energi sebesar 2.400 kalori/kapita/hari dan protein 63 gram/kapita/ hari. Untuk lebih jelasnya data perkembangan ketersediaan energi dan protein serta lemak berdasarkan Neraca Bahan Pangan (NBM ) tahun 2010 2014 dapat dilihat pada gambar 4 dibawah ini. Gambar : 4 Untuk lebih jelasnya perkembangan ketersediaan energi, protein dan lemak per jenis komoditas tahun 2010-2014 dapat dilihat pada tabel 21-22 terlampir. DATA BASE KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 10

BADAN KETAHANAN PANGAN SUMBAR 3.2.3. Produksi Bahan Pangan Perkembangan produksi bahan pangan selama periode 2010-2014 di Sumatera Barat bervariasi dimana sebahagian kecil produksi bahan pangan masih mengalami penurunan produksi yakni Ubi Kayu 19,22%, kacang hijau 15,25 %, kedelai 11,75%, daging ternak kecil 8,34% dan susu 6,58%, dan kelapa 0,85%, sedangkan produksi bahan pangan yang lain selalu mengalami peningkatan pertumbuhan setiap tahunnya. Berikut dipaparkan gambaran perkembangan produksi bahan pangan di Sumatera Barat periode 2010 2014 dapat dilihat pada gambar 5 dan tabel 1 dibawah ini. Gambar : 5 Tabel 1 : Rekapitulasi Perkembangan Produksi Bahan Pangan Di Sumatera Barat Tahun 2010 2014 DATA BASE KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 11

BADAN KETAHANAN PANGAN SUMBAR Untuk lebih jelasnya perkembangan jumlah produksi bahan pangan untuk penduduk Sumatera Barat tahun 2010-2014 dapat dilihat pada tabel 24-32 terlampir. 3.2.3. Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Berdasarkan hasil pemantauan terhadap ketersediaan dan kebutuhan komoditas pangan penting di Sumatera Barat tahun 2014-2015 menunjukkan bahwa bahan pangan beras, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, sayur-sayuran, buahbuahan daging, ikan, dan telur, telah dapat di terpenuhi dari sisi ketersediaan maupun kebutuhan pangan. Hal ini di sebabkan karena adanya peningkatan produksi dari komoditi pangan yang bersangkutan. sedangkan ketersedian dan kebutuhan pangan untuk komoditas kedelai, kacang hijau dan susu masih defisit, berikut dipaparkan rekapitulasi ketersediaan dan kebutuhan pangan serta perimbangan pangan di Sumatera Barat Tahun 2014-2015 seperti tabel 2 sebagai berikut. Tabel 2. : Rekapitulasi Ketersediaan dan Kebutuhan dan Perimbangan Bahan Pangan ( Ton ) di Sumatera Barat Tahun 2014-2015. Gambar : 6 DATA BASE KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 12

BADAN KETAHANAN PANGAN SUMBAR Untuk lebih jelasnya jumlah perkembangan ketersediaan dan kebutuhan serta perimbangan jenis bahan pangan untuk penduduk Sumatera Barat tahun 2014-2015 dapat dilihat pada tabel 33-62 terlampir. 3.3. Distribusi. 3.3.1. Arus Keluar Masuk Pangan Perkembangan arus distribusi bahan pangan yang masuk maupun yang keluar Provinsi Sumatera Barat dari tahun 2010-2014 masih bervariasi hal ini disebabkan sulitnya memperoleh data arus keluar dan masuknya barang terutama bahan pangan melalui Jembatan Timbang Oto ( JTO ). Berdasarkan data JTO bahan pangan yang dominan masuk ke Sumatera Barat adalah Jagung, ikan laut, cabe. Sedangkan bahan pangan yang dominan keluar dari Provinsi Sumatera Barat adalah beras, telur, bawang merah, ikan air tawar dan ayam, Untuk lebih jelasnya perkembangan arus keluar dan masuknya bahan pangan dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar : 7 Untuk lebih jelasnya data arus distribusi bahan pangan keluar dan masuk melalui Jembatan Timbang Oto ( JTO ) Provinsi Sumatera Barat tahun 2010 2014 dapat dilihat pada lampiran tabel 63 3.3.2. Perkembangan Harga Pangan Berdasarkan hasil monitoring pemantauan harga yang telah dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Barat periode tahun 2010-2014 diketahui bahwa persentase perkembangan harga bahan pangan pokok tingkat produsen yang paling dominan terdapat pada bawang merah 19.23% dan daging sapi 12,26% sedangkan persentase perkembangan harga tingkat konsumen yang dominan juga terdapat pada bawang merah 37,23%, dan daging sapi 23.37%. Untuk lebih jelasnya persentase perkembangan harga bahan pangan pokok tingkat produsen DATA BASE KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 13

BADAN KETAHANAN PANGAN SUMBAR danmaupun konsumen pada periode tahun 2010-2014 di Sumatera Barat dapat dilihat grafik pada gambar 8 sebagai berikut Gambar : 8 Tabel 3. : Rekapitulasi Harga Bahan Pangan Tingkat Konsumen dan Produsen Sumatera Barat Tahun 2010-2014. di Selanjutnya perkembangan harga bahan pangan dalam tahun 2014 terlihat lonjakan harga pangan sangat tinggi terutama komoditi bahan pangan pokok beras kwalitas I /premium dan kwalitas II/medium, cabe merah, bawang merah, daging sapi, telur ayam ras, ikan air tawar, gula pasir dan minyak goreng. Terjadinya lonjakan harga pangan ini dipengaruhi oleh keperluan hari hari besar keagamaan. Berikut dapat dipaparkan perkembangan harga bahan pangan tingkat produsen maupun konsumen perbulan yang terjadi pada tahun 2014 seperti terlihat pada gambar grafik 9 dan 10 dibawah ini.: DATA BASE KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 14

BADAN KETAHANAN PANGAN SUMBAR Gambar : 9 Gambar : 10 Untuk lebih jelasnya perkembangan harga perkomoditas bahan pangan di Sumatera Barat Tahun 2014 setiap bulannya secara terperinci dapat dilihat pada tabel 64 107 terlampir. 3.4. Konsumsi. 3.4.1. Konsumsi dan Pola Pangan Harapan Kualitas konsumsi pangan penduduk dapat digambarkan melalui keragaman konsumsi pangan penduduk yakni Konsumsi energi penduduk ( Kkal/Kap/Hari ) dan konsumsi protein penduduk ( Gram/Kap/Hari ). Salah satu indikator yang digunakan dalam menilai kualitas konsumsi pangan adalah Pola Pangan Harapan ( PPH ). Komposisi kelompok pangan tersebut mencakup padi-padian, umbi-umbian, pangan hewani, minyak dan lemak, buah/biji berminyak, kacang-kacangan, gula, sayur dan DATA BASE KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 15

BADAN KETAHANAN PANGAN SUMBAR buah serta kelompok pangan lainya. Berdasarkan hasil Susenas perkembangan konsumsi energi dan protein pada tahun 2010 2014, masih bervariasi dengan ratarata perkembangan energi 0,09% per tahun dan protein 0,41% per tahun, berikut perkembangan rata rata konsumsi energi dan protein seperti yang terlihat pada gambar 11 berikut Gambar : 11 Berdasarkan Anjuran WNPG VIII tahun 2004, standar konsumsi energi yaitu 2.000 kkal/kapita/hari, realisasi konsumsi energi tahun 2014 sudah diatas angka standar yakni 2.067 Kal/Kap/hr, sedangkan angka konsumsi protein lebih tinggi dari angka kecukupan yang di anjurkan WNPG VIII tahun 2004, yaitu protein 52 gram/kapita/hari yang terealisasi 56,00 gram/kapita/hari. Dari segi kualitas/keragaman yang di tunjukkan oleh skor Pola Pangan Harapan (PPH), skor mutu konsumsi pangan penduduk periode 2010-2014 menunjukkan pertumbuhan sebesar 0,95%. Untuk lebih jelasnya perkembangan realisasi konsumsi dan pertumbuhan dapat dilihat tabel sebagai brikut : Tabel 4. : Rekapitulasi Perkembangan Konsumsi Energi, Protein dan PPH di Sumatera Barat Tahun 2010-2014. Penurunan mutu konsumsi pangan penduduk menunjukan kurangnya kesadaran masyarakat akan pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pangan beragam tersebut juga ditunjukkan oleh DATA BASE KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 16

BADAN KETAHANAN PANGAN SUMBAR pola konsumsi energi kelompok pangan masyarakat terhadap Angka Kecukupan Energi (AKE) yang masih didominasi kelompok padi - padian sebesar 60 % sedangkan proporsi idealnya adalah 50 % begitu juga dengan konsumsi pangan yang lainnya masih belum memenuhi komposisi ideal yang dianjurkan. Untuk lebih jelasnya perkembangan konsumsi pangan Energi dan protein dan Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) serta target konsumsi pangan penduduk Sumatera Barat Tahun 2010 2014 dapat dilihat pada tabel 107-113 terlampir. 3.4.2. Lokasi Rawan Pangan. Rawan Pangan adalah suatu daerah yang tingkat ketersediaan, akses dan keamanan pangan sebagian masyarakat dan rumah tangga tidak cukup untuk memenuhi standar kebutuhan fisiologis bagi pertumbuhan dan kesehatan. Berdasarkan hasil Peta Food Security Vulnerability Atlas (FSVA) Provinsi Sumatera Barat Tahun 2011, lokasi penduduk yang dikategorikan rawan pangan prioritas satu (1) terdapat di Kabupaten Kepulauan Mentawai sedangkan prioritas dua (2) terdapat di Kabupaten Pasaman, Pesisir selatan, Pasaman Barat, Sijunjung. Lima Puluh Kota, Padang Pariaman dan prioritas tiga adalah Padang Pariaman. Untuk lebih jelasnya lokasi penduduk yang rawan pangan dapat dilihat pada tabel 114 terlampir. 3.4.3. Keamanan Pangan Segar dan Sertifikasi Mutu dan keamanan pangan segar sangat berpengaruh langsung terhadap kesehatan manusia, oleh sebab itu perlu perhatian dengan ekstra ketat terhadap produk bahan pangan segar yakni sayuran dan buah buahan yang bermutu, berkualitas dan tidak terlepas dari aspek keamanan panganya. Berdasarkan hasil uji Laboratorium bahan pangan segar berupa sayuran dan buah buahan terhadap residu pestisida di Sumatera Barat secara umum masih dalam batas aman untuk di konsumsi, namun ada beberapa komoditi yang sudah di uji melalui laboratorium hasilnya diatas Batas Maksimum Residu (BMR) yakni bahan pangan ini sudah tidak layak lagi dikonsumsi karena dapat mengganggu kesehatan masyarakat. Berikut dapat dipaparkan hasil uji laboratorium jenis bahan pangan segar berupa sayuran dan buah buahan di Sumatera Barat dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini. DATA BASE KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 17

BADAN KETAHANAN PANGAN SUMBAR Tabel : 5 Untuk lebih jelasnya hasil uji laboratorium bahan pangan segar berupa sayuran dan buah buahan di Sumatera Barat Tahun 2011-2014 dapat dilihat pada tabel 115-118 terlampir. Untuk menindaklanjuti hal tersebut di atas perlu adanya jaminan keamanan terhadap produk pangan segar yang beredar berupa Sertifikat (Prima 3 dan 2 ) yang dikeluarkan oleh UPTB-BPSMP Sumatera Barat selaku Lembaga Sertifikasi. Sesuai dengan PP. No. 28 tahun 2004 bahwa pemerintah berkewajiban untuk masyarakat dari pangan yang membahayakan kesehatan. melindungi Sertifikasi bahan pangan segar sayuran dan buah buahan yang telah dikeluarkan oleh UPTB-BPSMP Sumatera Barat dari Tahun 2010-2015 berjumlah 176 sertifikat yang terdiri 172 sertifikat prima 3 dan 4 sertifikat prima 2 dengan jenis komoditi pangan segar baru 16 jenis pangan segar. Berikut dipaparkan hasil sertifikasi jenis komoditi pangan sayuran dan buah buahan yang dikeluarkan dari Tahun 2010-2015 dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut : Tabel : 6 Rekapitulasi Komoditi Bahan Pangan Hasil Sertifikasi Prima-3 dan Prima-2 Di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010-2015 DATA BASE KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 18

BADAN KETAHANAN PANGAN SUMBAR Selanjutnya berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap sampel produk pangan segar terhadap keamanan pangan baik sertifikat Prima 3 maupun prima 2 masih aman. Untuk lebih jelasnya hasil sertifikasi dan hasil uji laboratorium bahan pangan segar berupa jenis sayuran dan jenis buah buah yang telah dikeluarkan oleh UPTB- BPSMP Sumatera Barat tahun 2010 2015 dapat dilihat pada tabel 119-123 terlampir. 4. Kegiatan Strategis Ketahanan Pangan. Kegiatan strategis ketahanan pangan merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk mewujudkan ketahanan pangan dalam rangka mengurangi jumlah penduduk miskin melalui penggunaan dana Bantuan Sosial. Kegiatan strategis ketahanan pangan ini dilaksanakan melalui tiga Tahap yakni tahap penumbuhan, tahap Pengembangan dan tahap kemandirian yang meliputi kegiatan sebagai berikut: a. Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat ( P-LDPM). Tujuan kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat ( P-LDPM) untuk menjaga stabilisasi harga gabah/ jagung di tingkat petani disaat Panen Raya dan meningkatkan akses pangan saat panceklik. Selanjutnya kegiatan ini adalah bagian kegiatan program peningkatan ketahanan pangan yang bertujuan meningkatkan kemampuan gapoktan dan unit unit usaha yang dikelola ( distribusi/ pemasaran dan cadangan pangan ) dalam usaha memupuk cadangan pangan dan memupuk modal usahanya dan anggotanya yang bergabung dalam wadah gapoktan serta mendukung kapasitas gapoktan dalam mengelola distribusi hasil produksinya agar anggota dapat memperoleh harga yang optimal pada saat musim panen. Kegiatan penguatan lembaga distribusi pangan masyarakat ( P-LDPM) dilaksanakan dalam tiga tahap yakni tahap penumbuhan dan tahap pengembangan serta tahap mandiri. Dari tahun 2009 2014 kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat ( P-LDPM), tahap penumbuhan telah terealisir sebanyak 84 gapoktan dengan jumlah dana bansos Rp. 12.600.000.000, sedangkan pada tahap pengembangan sudah terealisir sebanyak 73 gapoktan dengan jumlah dana bansos Rp. 5.400.000.000,- Untuk tahun 2013 kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat ( P-LDPM) ini mengalami moratorium namun pada tahun 2014 kegiatan ini dilanjutkan kembali. Berikut ini dapat dipaparkan Lokasi kegiatan penguatan lembaga distribusi pangan masyarakat yang tersebar di kabupaten/ Kota, tahap penumbuhan maupun tahap pengembangan di Sumatera Barat dari tahun 2009-2014 dapat dilihat pada tabel 7 dan 8 sebagai berikut : DATA BASE KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 19

BADAN KETAHANAN PANGAN SUMBAR Tabel : 7 Tabel : 8 Untuk lebih jelasnya kegiatan bansos Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat ( P-LDPM) tahun 2009 2014 di Sumatera Barat Dapat dilihat pada tabel 124 terlampir. b. Lumbung Pangan Masyarakat Lumbung pangan merupakan lembaga yang dibentuk oleh masyarakat desa/kota untuk pengembangan penyediaan cadangan pangan dengan sistem tunda jual, penyimpanan, pendistribusian, pengolahan dan perdagangan bahan pangan berupa beras yang dikelola secara berkelompok dengan tujuan meningkatkan Cadangan pangan masyakat khususnya di desa yang rawan pangan. DATA BASE KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 20

BADAN KETAHANAN PANGAN SUMBAR Kegiatan ini dilaksanakan tiga tahap yakni tahap penumbuhan yakni pembangunan Gudang, tahap pengembangan dilaksanakan dua kali berupa pemanfaatan dana bansos yang diberikan kepada kelompok melalui rekening kelompok masing masing sebesar Rp. 20.000.000 per tahap. Berikut perkembangan kegiatan Lumbung Pangan Masyarakat yang telah dilaksanakan dari tahun 2009-2012 di Sumatera Barat dapat paparkan pada tabel 9 sebagai berikut : Lanjutan Tabel :9 Lanjutan Tabel :9 DATA BASE KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 21

BADAN KETAHANAN PANGAN SUMBAR Untuk lebih jelasnya lokasi, nama kelompok yang melaksanakan kegiatan bansos Lumbung Pangan Masyarakat di Sumatera Barat tahun 2009 2014 Dapat dilihat pada tabel 125-126 terlampir. c. Desa Mandiri Pangan ( Demapan ). Tujuan kegiatan Desa Mandiri Pangan ( Demapan ) adalah untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga yang disebabkan terjadinya rawan pangan. Kegiatan ini merupakan pengembangan nagari rawan pangan yang mempunyai potensi sumber daya alam berupa penambahan modal untuk pengembangan usaha masyarakat miskin melalui pengembangan Lembaga Keuangan Desa (LKD), sehingga terjadi peningkatan pendapatan yang berdampak positif terhadap pemenuhan kebutuhan pangan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut yaitu 1).Tahun I, merupakan Tahap Persiapan 2). Tahun II, merupakan Tahap Penumbuhan 3).Tahun III, merupakan Tahap Pengembangan,4). Tahun IV, merupakan tahap kemandirian Kegiatan DMP ini diberikan dalam bentuk dana bantuan sosial/hibah kepada desa mandiri pangan, sehingga dimanfaatkan oleh masyarakat miskin untuk usaha yang produktif. Dana ini disalurkan langsung dari rekening pemerintah ke dalam rekening kelompok setelah dilaksanakannya survey lokasi, pembentukan kelompok dan penyusunan rencana usaha kelompok (RUK). Secara umum, dana yang disalurkan kepada kelompok-kelompok afinitas yang tergabung dalam desa mandiri pangan sudah dimanfaatkan oleh masyarakat miskin untuk berbagai jenis usaha seperti pertanian, peternakan, perikanan, usaha rumah tangga dan lain sebagainya. Kegiatan desa mandiri pangan dilaksanakan melalui bansos yang didanai oleh APBN maupun APBD. Kegiatan Desa Mandiri Pangan ( Demapan ) ini telah mulai dilaksanakan pada tahun 2009 2012, sedangkan pada tahun 2013-2015 kegiatan ini mengalami moratorium oleh Kementerian pertanian dan kegiatannya hanya bersifat pembinaan. Untuk lebih jelasnya lokasi dan jumlah dana bantuan sosial untuk kegiatan Desa mandiri pangan dari tahun 2009-2012 dapat dilihat pada tabel 7 berikut : DATA BASE KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 22

BADAN KETAHANAN PANGAN SUMBAR Tabel : 10 Untuk lebih jelasnya lokasi Kecamata, Desa dan nama kelompok yang mendapatkan Bansos Desa Mandiri Pangan ( Demapan ) di Sumatera Barat tahun 2009 2012 Dapat dilihat pada tabel 127-128 terlampir. d. Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP). Tujuan kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP). adalah meningkatkan partisipasi kelompok wanita dalam penyediaan sumber pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman bagi keluarga dan memfasilitasi serta mendorong optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan. Dalam rangka Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) melalui bansos kelompok KWT telah memanfaatan dana tersebut untuk kegiatan optimalisasi lahan pekarangan dengan berbagai usaha usaha kelompok. Dalam rangka pengolahan hasil kebun kelompok KWT juga diberikan alat pengolah tepung tepungan masing - masing satu unit. Disamping kegiatan kelompok KWT kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) juga di sosialisasikan kepada SD/MI yang ada di sekitar lokasi Bansos sehingga anak anak sekolah dapat mengetahui secara umum tentang sumber pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman dikonsumsi. Berikut realisasi kegiatan (P2KP) yang telah dilaksanakan di Sumatera Barat Tahun 2009 2012 dapat dilihat pada tabel 11 sebagai berikut : DATA BASE KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 23

BADAN KETAHANAN PANGAN SUMBAR Tabel : 11 Untuk lebih jelasnya lokasi kecamatan, nagari, desa, dan nama kelompok, jumlah bansos, kelompok yang mendapatkan alat tepung tepungan dan SD/MI yang telah mendapat sosialisasi tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) di Sumatera Barat tahun 2009 2012 Dapat dilihat pada tabel 129 terlampir. Pada tahun 2013 2014 kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) difokuskan pada Kawasan Rumah Pangan Lestari ( KRPL ) yang kegiatannya dilaksanakan oleh kelompok wanita tani/ dasawisma dengan memanfaatkan dana bansos sebesar Rp.47.000.000,- per kelompok. Dana tersebut digunakan untuk pembuatan kebun bibit dan kebun anak sekolah. Berikut realisasi kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari ( KRPL ) yang telah dilaksanakan dalam tahun 2013 2014 dapat dilihat tabel 12 sebagai berikut : Tabel :12 DATA BASE KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 24

BADAN KETAHANAN PANGAN SUMBAR Untuk lebih jelasnya lokasi kecamatan, nagari, desa, dan nama kelompok yang melaksanakan kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari ( KRPL ) tahun 2013 2014 dapat dilihat tabel 130 132 terlampir. e. Pemberdayaan Daerah Rawan Pangan ( PDRP ) Pemberdayaan Daerah Rawan Pangan ( PDRP ) merupakan kegiatan dalam rangka penanggulangan kemiskinanan dan intervensi karena terjadinya bencana alam ( gempa bumi, tsunami dan banjir bandang ). Kegiatan ini mulai dilaksanakan pada tahun 2010-2015 dengan pemanfaatan dana bansos sebesar Rp. 808.625.000,- seperti yang telihat pada tabel 13 sebagai berikut : Tabel : 13 DATA BASE KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 25