Standar Pelayanan Minimal
|
|
- Hendra Cahyadi
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Provinsi Bidang Ketahanan No. Jenis Pelayanan Dasar A. Ketersediaan dan Cadangan B. Distribusi dan Akses Standar Pelayanan Minimal Indikator Nilai (%) 1 Penguatan Cadangan BKP 2 Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan Akses di Daerah Batas Waktu Pencapaian (Tahun) SKPD/ Lembaga Penanggung Jawab BKP C. Penganekaragaman dan Keamanan D. Penanganan Kerawanan 3 Pengawasan dan Pembinaan Keamanan 4 Penanganan Daerah Rawan BKP BKP SKPD = Satuan Kerja Pemerintah Daerah BKP.= Badan Ketahanan
2 Profil SPM Provinsi Bidang Ketahanan (Hasil Perhitungan) No. Jenis Pelayanan Dasar Indikator SPM A. Ketersediaan dan Cadangan B. Distribusi dan Akses C. Penganekaragaman dan Keamanan 1 Penguatan Cadangan 2 Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan Akses di Daerah 3 Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Hasil Capaian (%) ,53 95,94 73,82 95,06 96,30 100,00 84,44 88,89 77,14 D. Penanganan Kerawanan 4 Penanganan Daerah Rawan 36,36 25,00 0,00
3 DATA DASAR SPM
4 Indikator: 1 Penguatan Cadangan Rumus: Penguatan Cadangan Provinsi = Cadangan Provinsi 200 Ton x 100 % Cadangan di Provinsi Riau Item Satuan Produksi gabah (GKG) Ton Produksi beras Ton Penjualan ke luar daerah Ton Jml beras stl penjualan Ton Pembelian beras dari luar daerah Ton beras stl pembelian Ton Selisih stok awal - stok akhir di Bulog Provinsi Riau Ton persediaan beras Ton Kecukupan konsumsi beras/kapita/hari Gram penduduk Jiwa Total konsumsi beras per tahun Ton Kecukupan Cadangan Beras/Tahun Ton Kecukupan Cadangan Beras/Hari Ton * Sumber: Keterangan: 1 Beras sebanyak 200 gram, kandungan energinya sebesar= 200 gram x 365Kal/100 gram x 1 = 730 Kkal. 2 Kecukupan kaori adalah Kkal/kap/hari 3 Kalori diprediksi yang berasal dari beras 75% 4 Kandungan kalori beras adalah 365 Kkal/100 gram bahan. 5 Bagian yang dapat dimakan pada beras adalah 100% (= 1 = seluruh bagian) 6 Tersedianya cadangan pemerintah di tingkat kabupaten/kota minimal sebesar 100 ton ekuivalen beras (pada hari itu = 1 hari). 7 Konsumsi padipadian rata-rata mencapai hampir 60% (Susenas 1999 sd 2010)
5 Indikator: 2 Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan Akses di Daerah I. Nilai Capaian Ketersediaan Informasi Harga, Pasokan, dan Akses Tahun 2011 I 1 = Harga 2 = Pasokan 3 = Akses J T R % T R % T R % 1. Komoditas , Lokasi Waktu (Minggu) Ki ,18519 Nilai Capaian Ketersediaan Informasi (K) 95, Keterangan: Target komoditas yang dipantau ada 9 jenis, yaitu: (1) gabah/beras, (2) jagung, (3) kedelai, (4) daging sapi, (5) daging ayam, (6) telur, (7) minyak goreng, (8) gula pasir, dan (9) cabe merah. 1. Lokasi untuk memantau HARGA LOKASI KOMODITAS WAKTU Lokasi-1 Pasar Pusat Lokasi-2 Pasar Kodim Lokasi-3 Pasar Sail Rata-rata 9,00 9,00 Rata-rata Lokasi untuk memantau PASOKAN LOKASI KOMODITAS WAKTU Target Realisasi * Target Realisasi Target Realisasi Lokasi-1 Jembatan Timbang Muara Lembu Lokasi-2 Jembatan Timbang Rantau Berangin Lokasi-3 Jembatan Timbang Rokan Hulu Lokasi-4 Jembatan Timbang Balai Raja Rata-rata 9 9 Rata-rata Lokasi untuk memantau AKSES Lokasi-1 Kabupaten Indragiri Hilir Lokasi-2 Kabupaten Indragiri Hulu Lokasi-3 Kabupaten Rokan Hilir Lokasi-4 Kabupaten Rokan Hulu Lokasi-5 Kabupaten Siak Lokasi-6 Kabupaten Bengkalis Lokasi-7 Kabupaten Kuantan Singingi Lokasi-8 Kabupaten Kampar Lokasi-9 Kabupaten Pelalawan Lokasi-10 Kota Dumai Rata-rata 9 5 Rata-rata 52 52
6 II. Nilai Capaian Ketersediaan Informasi Harga, Pasokan, dan Akses Tahun 2012 I 1 = Harga 2 = Pasokan 3 = Akses J T R % T R % T R % 1. Komoditas , Lokasi Waktu (Minggu) Ki , ,00 Nilai Capaian Ketersediaan Informasi (K) 96,30 Keterangan: Target komoditas yang dipantau ada 9 jenis, yaitu: (1) gabah/beras, (2) jagung, (3) kedelai, (4) daging sapi, (5) daging ayam, (6) 1. Lokasi untuk memantau HARGA Lokasi-1 Pasar Pusat Lokasi-2 Pasar Kodim Lokasi-3 Pasar Sail Rata-rata 9 9 Rata-rata Lokasi untuk memantau PASOKAN Lokasi-1 Jembatan Timbang Muara Lembu Lokasi-2 Jembatan Timbang Rantau Berangin Lokasi-3 Jembatan Timbang Rokan Hulu Lokasi-4 Jembatan Timbang Balai Raja Rata-rata 9 6 Rata-rata Lokasi untuk memantau AKSES Lokasi-1 Kabupaten Indragiri Hilir Lokasi-2 Kabupaten Indragiri Hulu Lokasi-3 Kabupaten Rokan Hilir Lokasi-4 Kabupaten Rokan Hulu Lokasi-5 Kabupaten Siak Lokasi-6 Kabupaten Bengkalis Lokasi-7 Kabupaten Kuantan Singingi Lokasi-8 Kabupaten Kampar Lokasi-9 Kabupaten Pelalawan Lokasi-10 Kota Dumai Rata-rata 9 9 Rata-rata 52 52
7 III. Nilai Capaian Ketersediaan Informasi Harga, Pasokan, dan Akses Tahun 2013 I 1 = Harga 2 = Pasokan 3 = Akses J T R % T R % T R % 1. Komoditas 7,71 7, Lokasi Waktu (Minggu) Ki , Nilai Capaian Ketersediaan Informasi (K) 100,00 Keterangan: Target komoditas yang dipantau ada 9 jenis, yaitu: (1) gabah/beras, (2) jagung, (3) kedelai, (4) daging sapi, (5) daging ayam, (6) 1. Lokasi untuk memantau HARGA Lokasi-1 Kota Pekanbaru Lokasi-2 Kota Dumai Lokasi-3 Kab. Indragiri Hilir Lokasi-4 Kab. Indragiri Hulu Lokasi-5 Kab. Rokan Hilir Lokasi-6 Kab. Rokan Hulu Lokasi-7 Kab. Siak Lokasi-8 Kab. Bengkalis Lokasi-9 Kab. Kuantan Singingi Lokasi-10 Kab. Kampar Lokasi-11 Kab. Pelalawan Lokasi-12 Kab. Meranti Rata-rata 7,71 7,71 Rata-rata Lokasi untuk memantau PASOKAN Lokasi-1 Jembatan Timbang Logas Lokasi-2 Jembatan Timbang Rantau Berangin Lokasi-3 Jembatan Timbang Ujung Batu Lokasi-4 Jembatan Timbang Duri Lokasi-5 Jembatan Timbang Trantak Manuk Rata-rata 9 9 Rata-rata Lokasi untuk memantau AKSES Target Realisasi * Target Realisasi Target Realisasi Lokasi-1 Kabupaten Indragiri Hilir Lokasi-2 Kabupaten Indragiri Hulu Lokasi-3 Kabupaten Rokan Hilir Lokasi-4 Kabupaten Rokan Hulu Lokasi-5 Kabupaten Siak Lokasi-6 Kabupaten Bengkalis Lokasi-7 Kabupaten Kuantan Singingi Lokasi-8 Kabupaten Kampar Lokasi-9 Kabupaten Pelalawan Lokasi-10 Kota Dumai Lokasi-11 Kabupaten Meranti Rata-rata 1 1 Rata-rata 2 2
8 Indikator 3: Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Keamanan produk Hortikultura dari residu Pestisida Produk Sampel (buah) Sampel Aman (buah) % Sampel Aman Sayuran ,92 Buah-buahan , ,44 Sumber: Hasil Pengamatan 2011 Produk Sampel (buah) Sampel Aman (buah) % Sampel Aman Sayuran ,89 Buah-buahan , ,89 Sumber: Hasil Pengamatan 2012 Produk Sampel (buah) Sampel Aman (buah) % Sampel Aman Sayuran ,00 Buah-buahan , ,14 Sumber: Hasil Pengamatan 2013
9 Indikator 4 : Penanganan Daerah Rawan Tahun Daerah Terkena atau Termasuk Rawan Daerah Terkena Atau Termasuk Rawan yang Sudah Atau Sedang Ditangani Sesuai Dengan Standar yang Berlaku % ,
DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014
DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 1 Perkembangan Produksi Komoditas Pangan Penting Tahun 2010 2014 Komoditas Produksi Pertahun Pertumbuhan Pertahun
Lebih terperinciTINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI RIAU PADA AGUSTUS 2012 SEBESAR 4,30 PERSEN
No 56/11/14/Tahun XIII, 5 November 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI RIAU PADA AGUSTUS 2012 SEBESAR 4,30 PERSEN Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Riau sebesar 4,30 persen, yang berarti
Lebih terperinciA. Luas potensi lahan sumber pakan ternak (Ha) Luas Potensi Hijauan (Ha) No Kabupaten/Kota Tanaman Padang. Pangan Rumput
LAMPIRAN 93 Lampiran 1 Analisis daya dukung lahan sumber pakan ternak A. Luas potensi lahan sumber pakan ternak (Ha) Luas Potensi Hijauan (Ha) No Kabupaten/Kota Tanaman Padang Jumlah Luas Rawa Pangan Rumput
Lebih terperinciRESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2013 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU
RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2013 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU Dari hasil laporan Umpan Balik pada bulan Desember 2013, sbb : 1. Cakupan Laporan : A. Pelayanan Kontrasepsi (PELKON) Berikut Kabupaten
Lebih terperinciHARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) FORMULIR UNTUK KEPERLUAN PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD DAN DPRD TAHUN KOMISI PEMILIHAN 2014 UMUM PROVINSI RIAU
HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) FORMULIR UNTUK KEPERLUAN PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD DAN DPRD TAHUN KOMISI PEMILIHAN 2014 UMUM PROVINSI RIAU NO JENIS FORMULIR SPESIFIKASI JUMLAH HARGA SATUAN (Rp) JUMLAH
Lebih terperinciPERKEMBANGAN HARGA DAN PASOKAN PANGAN DI PROVINSI SUMATERA BARAT PERIODE BULAN MARET TAHUN 2015
PERKEMBANGAN HARGA DAN PASOKAN PANGAN DI PROVINSI SUMATERA BARAT PERIODE BULAN MARET TAHUN 2015 Berdasarkan pemantauan harga dan pasokan pangan pada kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat dengan melibatkan
Lebih terperinciHASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013
No. 35/07/14/Th.XV, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI RIAU TAHUN 2013 DARI
Lebih terperinciRINCIAN HARGA PENAWARAN FORMULIR UNTUK KEPERLUAN PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD DAN DPRD TAHUN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI RIAU
RINCIAN PENAWARAN FORMULIR UNTUK KEPERLUAN PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD DAN DPRD TAHUN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI RIAU NO JENIS FORMULIR SPESIFIKASI JUMLAH JUMLAH A Formulir Model C 1 Lampiran Model
Lebih terperinciGUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2013
GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI, Menimbang : bahwa dalam rangka
Lebih terperinciSTATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013
STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013 BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 1 I. Aspek Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Perkembangan Produksi Komoditas Pangan Penting Tahun 2009 2013 Komoditas
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU
IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Samarinda, April 2016 Kepala, Ir. Fuad Asaddin, M.Si. Nip
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan SPM Bidang Ketahanan ini dapat kami selesaikan. Laporan ini merupakan salah
Lebih terperinciKATA PENGANTAR PEKANBARU, DESEMBER 2017 KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI RIAU. Ir. Darmansyah NIP
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas RahmatNya telah dapat disusun Buku Statistik Ketahanan Pangan Provinsi Riau, dimana buku ini berisikan data-data tentang perkembangan situasi
Lebih terperinciSatuan Kerja Kementerian Pekerjaan Umum Pemerintah Provinsi Riau
Satuan Kerja Kementerian Pekerjaan Umum 1. Kasatker SNVT Wilayah I Riau; 2. Kasatker SNVT Wilayah II Riau; 3. Para Kasatker, PPK dan Pokja di lingkungan BWWS III Riau. Pemerintah Provinsi Riau 1. Sekretaris
Lebih terperinciTINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI RIAU PADA AGUSTUS 2014 SEBESAR 6,56 PERSEN
No. 59/11/14/Th. XV, 5 November 2014 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI RIAU PADA AGUSTUS 2014 SEBESAR 6,56 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Riau pada Agustus 2014 mencapai 2.695.247 orang.
Lebih terperinciTINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI RIAU PADA AGUSTUS 2010 SEBESAR 8,72 PERSEN
TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI RIAU PADA AGUSTUS 2010 SEBESAR 8,72 PERSEN No.49/12/14/Th. XI, 1 Desember 2010 Jumlah angkatan kerja di Riau pada 2010 mencapai 2.377.494 orang atau bertambah 116.632 orang
Lebih terperinciPRODUKSI CABAI BESAR DAN CABAI RAWIT TAHUN 2013
No. 42/08/14/Th. XV, 4 Agustus 2014 PRODUKSI CABAI BESAR DAN CABAI RAWIT TAHUN 2013 PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 9,09 RIBU TON DAN CABAI RAWIT SEBESAR 6,42 RIBU TON A. CABAI BESAR Produksi cabai besar
Lebih terperinciPOTENSI PENGEMBANGAN INDUSTRI KELAPA SAWIT 1 Oleh: Almasdi Syahza Peneliti dan Pengamat Ekonomi Pedesaan Lembaga Penelitian Universitas Riau
POTENSI PENGEMBANGAN INDUSTRI KELAPA SAWIT 1 Oleh: Almasdi Syahza Peneliti dan Pengamat Ekonomi Pedesaan Lembaga Penelitian Universitas Riau A. Kemampuan Daya Dukung Wilayah (DDW) Terhadap Pengembangan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG PENUGASAN KEPADA PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG DALAM RANGKA KETAHANAN PANGAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciHasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Provinsi Riau
No. 25/05/14/Th. XVIII, 24 Mei 2017 Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Provinsi Riau Hasil pendaftaran usaha/perusahaan Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) di Provinsi Riau tercatat
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG PENUGASAN KEPADA PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG DALAM RANGKA KETAHANAN PANGAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciPotensi Desa (Podes) 2014 Provinsi Riau
No. 14/02/14 Th. XVI, 16 Februari 2015 Potensi Desa (Podes) 2014 Provinsi Riau Pendataan Potensi Desa (Podes) dilaksanakan 3 kali dalam 10 tahun. Berdasarkan hasil Podes 2014 Provinsi Riau, pada bulan
Lebih terperinciGambar 1.1 Persentase konsumsi pangan di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan sebagian besar hasil bumi merupakan hasil pertanian dan perkebunan. Hasil bumi tersebut merupakan salah satu faktor penting
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.105, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESRA. Penugasan. PERUM BULOG. Ketahanan Pangan. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG PENUGASAN KEPADA PERUSAHAAN
Lebih terperinciIKHTISAR EKSEKUTIF. Untuk mewujudkan kinerja yang diharapkan, sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2014 sebagai berikut :
IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam rangka pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Keputusan Kepala LAN RI Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Pedoman Penyusunan
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015
No. 30/06/14/Th. XVII, 15 Juni 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 IPM Riau Tahun 2015 Pembangunan manusia di Riau pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya
Lebih terperinci2 PERENCANAAN 3 PENGANGGARAN 4 PROGRES 5 PERMASALAHAN 2
1 1 DEFINISI 2 PERENCANAAN 3 PENGANGGARAN 4 PROGRES 5 PERMASALAHAN 2 Dekonsentrasi Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau
Lebih terperinciRincian Program dan Kegiatan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau sebagai berikut : RENJA 2017 PER PROGRAM PER KEGIATAN
A. APBD 2017 Pada tahun 2017 Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau mendapatkan Alokasi APBD yang terdiri dari 8 (delapan) program dan 50 (lima puluh) kegiatan. Dimana terdapat 2 (dua) program utama yaitu
Lebih terperinciBADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BADAN KETAHANAN PANGAN Jl. Gatot Subroto Komplek Pertanian Tarubudaya Telp. (024) 6922411 6923412 Fax. (024) 6921997 Kotak Pos 106 Ungaran Barat 50501 SAMBUTAN KEPALA BADAN
Lebih terperinciRINCIAN JENIS, SPESIFIKASI, JUMLAH KEBUTUHAN DAN PERUNTUKAN FORMULIR
Lampiran : Dokumen Pengadaan Nomor : 01/PAN-PBJ/FORM/KPU-RIAU/II/2014 Tanggal : Pebruari 2014 RINCIAN JENIS, SPESIFIKASI, JUMLAH KEBUTUHAN DAN PERUNTUKAN FORMULIR UNTUK KEPERLUAN PEMILIHAN UMUM ANGGOTA
Lebih terperinciPropinsi RIAU. Total Kabupaten/Kota Total Kecamatan
Propinsi RIAU Total Kabupaten/Kota Total Kecamatan Total APBN (juta) Total APBD (juta) Total (juta) : 12 : 126 : Rp. 98,653 : Rp. 10,498 : Rp. 109,150 45 of 342 PERDESAAN ALOKASI ALOKASI ALOKASI ALOKASI
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Pekanbaru, Mei 2009 KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI RIAU. Drs. H. SYAHRIL HERYANTO Pembina Utama Muda NIP.
KATA PENGANTAR Berdasarkan peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lemabag Teknis Daerah Provinsi Riau, dimana
Lebih terperinciBADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI RIAU
BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI RIAU PEKANBARU 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas RahmatNya telah dapat disusun Buku Statistik Ketahanan Pangan Provinsi Riau Tahun 2015,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi
PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditas tanaman hortikultura khususnya buah-buahan mempunyai prospek yang bagus untuk dikembangkan mengingat bertambahnya jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat akan
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) : MEWUJUDKAN JAWA TIMUR LEBIH SEJAHTERA, BERDAYA SAING MELALUI KETAHANAN PANGAN YANG BERKELANJUTAN
INDIKATOR KINERJA (IKU) INSTANSI VISI MISI TUJUAN TUGAS : BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TIMUR : MEWUJUDKAN JAWA TIMUR LEBIH SEJAHTERA, BERDAYA SAING MELALUI KETAHANAN PANGAN YANG BERKELANJUTAN :
Lebih terperinciRENCANA UMUM PENGADAAN PADA DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI RIAU TAHUN ANGGARAN 2013
RENCANA UMUM PENGADAAN PADA DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI RIAU TAHUN ANGGARAN 2013 No Nomor Nama Paket Lokasi Pekerjaan Perkiraan Urut Kegiatan Pekerjaan Biaya (Rp) 1 2 3 4 5 1 5.2.2.28.01
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 PROVINSI RIAU SEBESAR 71,20
No. 23/05/14/Th. XVIII, 5 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 PROVINSI RIAU SEBESAR 71,20 IPM Riau Tahun 2016 Pembangunan manusia di Riau pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan yang
Lebih terperinciGUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 50 TAHUN 2012 TENTANG
GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 50 TAHUN 2012 TENTANG BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI RIAU KEPADA PEMERINTAH DESA DAN KELURAHAN TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Secara umum pangan diartikan sebagai segala sesuatu
Lebih terperinciPERKEMBANGAN HARGA BERAS TERMURAH TK. ECERAN DI PROVINSI UTAMA s.d PERIODE MG-I JUNI 2017
PERKEMBANGAN HARGA BERAS TERMURAH Perkembangan harga Beras Termurah di provinsi utama mengalami kenaikan harga rata-rata sebesar 0,40%. Provinsi Bali (2,87%) dan penurunan harga terendah di Provinsi Banten
Lebih terperinciPENGELOLAAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN (IUP) MINERAL DAN BATUBARA DI PROVINSI RIAU
PENGELOLAAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN (IUP) MINERAL DAN BATUBARA DI PROVINSI RIAU Disampaikan dalam Rapat Monev Korsup KPK tanggal 24-25 Maret 2015 di Medan Oleh Plt. GUBERNUR RIAU 1 PETA ADMINISTRATIF PROVINSI
Lebih terperinciSISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI
SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI A. Pendahuluan Berdasarkan Undang-undang Pangan Nomor: 18 Tahun 2012, ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas seluruh sistem sosial seperti politik, ekonomi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas seluruh sistem sosial seperti politik, ekonomi, infrastrukur dan
Lebih terperinciHARGA BAHAN PANGAN POKOK DI TINGKAT KONSUMEN
HARGA BAHAN PANGAN POKOK DI TINGKAT KONSUMEN KABUPATEN : Bantul PROVINSI : DI Yogyakarta BULAN/ TAHUN : Januari 2016 1 Gabah GKG Rp/Kg 5,200 5,200 5,200 5,200 5,200 5,000 200 4 2 Beras IR 64 Medium Rp/Kg
Lebih terperinciMEMBANGUN WONOGIRI SUKSES, BERIMAN, BERBUDAYA, BERKEADILAN, BERDAYA SAING, DAN DEMOKRATIS
BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Perangkat Daerah (PD) merupakan unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang dalam upaya mencapai keberhasilannya perlu didukung dengan perencanaan yang baik sesuai dengan
Lebih terperinciHASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)
No. 60/12/14/Th.XIV, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN 2013 SEBANYAK 68,57 RIBU RUMAH TANGGA, TURUN 45,33 PERSEN DARI TAHUN 2003 Jumlah rumah tangga
Lebih terperincipertanian pada hakekatnya, adalah semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani menuju kehidupan yang lebih
1.1. Latar Belakang Pembangunan secara umum dan khususnya program pembangunan bidang pertanian pada hakekatnya, adalah semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani menuju
Lebih terperinciI. Permasalahan dan tantangan yang dihadapi Ketahanan Pangan di Riau saat ini meliputi :
RUMUSAN KESEPAKATAN RAPAT KOORDINASI DEWAN KETAHANAN PANGAN TINGKAT PROVINSI RIAU TANGGAL 29 NOVEMBER DI DUMAI Kami Gubernur bersama Bupati/Walikota se Provinsi Riau selaku Ketua Dewan Ketahanan Pangan
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN
REVISI 1 RENCANA STRATEGIS BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2015 2019 BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jakarta Selatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tersebut merupakan faktor pendukung keberhasilan budidaya sapi Bali (Ni am et
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sapi di Indonesia terus berkembang seiring meningkatkan pengetahuan dan teknologi dibidang peternakan. Sapi Bali adalah jenis sapi lokal yang memiliki kemampuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. meningkat, rata-rata konsumsi protein hewani penduduk Indonesia masih sangat
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor peternakan merupakan sektor yang cukup penting di dalam proses pemenuhan kebutuhan pangan bagi masyarakat. Produk peternakan merupakan sumber protein hewani. Permintaan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 53 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PELALAWAN, KABUPATEN ROKAN HULU, KABUPATEN ROKAN HILIR, KABUPATEN
Lebih terperinciPROSPEK TANAMAN PANGAN
PROSPEK TANAMAN PANGAN Krisis Pangan Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk melaksanakan
Lebih terperinciMEWUJUDKAN KEDAULATAN PANGAN NASIONAL
MEWUJUDKAN KEDAULATAN PANGAN NASIONAL Dr. Ir. Mei Rochjat Darmawiredja, M.Ed Sekretaris Badan Ketahanan Pangan Disampaikan pada: Rakor DKP Provinsi Jawa Tengah Rabu, 29 April 2015 1 I. PENDAHULUAN 2 Posisi
Lebih terperinciJURNAL EKONOMI Volume 22, Nomor 2 Juni 2014
PENGARUH TINGKAT KEMISKINAN, TINGKAT PENGANGGURAN, UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DAN LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI RIAU Nursiah Chalid dan Yusbar Yusuf Jurusan
Lebih terperinciLampiran I.14 : PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 PROVINSI :
Lampiran I. : Keputusan Komisi Pemilihan Umum : 96/Kpts/KPU/TAHUN 0 : 9 MARET 0 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 0 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KURSI
Lebih terperinciBAPPEDA PROVINSI RIAU
Oleh: BAPPEDA PROVINSI RIAU Taluk Kuantan, 16 Agustus 2017 AMANAT UU 23/2014 Pasal 274: Perencanaan pembangunan Daerah didasarkan pada data dan informasi yang dikelola dalam Sistem Informasi Pembangunan
Lebih terperinciBPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU
BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 06/01/21/Th X, 2 Januari 2015 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, SEPTEMBER 2014 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di Provinsi
Lebih terperinciGUBERNUR RIAU. b. bahwa untuk meningkatkan kemampuan petani dalam penerapan pemupukan berimbang diperlukan subsidi pupuk;
GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 62 TAHUN 2012 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN PROVINSI RIAU TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 53 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PELALAWAN, KABUPATEN ROKAN HULU, KABUPATEN ROKAN HILIR, KABUPATEN
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI RIAU
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI RIAU Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2000 PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 53 T AHUN 1999 PEMBENTUKAN KABUPATEN PELALAWAN, KABUPATEN ROKAN HULU, KABUPATEN ROKAN HILIR, KABUPATEN SIAK, KABUPATEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah. Adanya otonomi daerah diharapkan masing-masing daerah dapat mandiri
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemandirian keuangan daerah merupakan salah satu tujuan dari otonomi daerah. Adanya otonomi daerah diharapkan masing-masing daerah dapat mandiri dalam memenuhi kebutuhan
Lebih terperinci*11780 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 13 TAHUN 2000 (13/2000)
Copyright (C) 2000 BPHN UU 13/2000, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 53 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PELALAWAN, KABUPATEN ROKAN HULU, KABUPATEN ROKAN HILIR, KABUPATEN SIAK, KABUPATEN KARIMUN,
Lebih terperinci03. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI RIAU
03. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI RIAU 55 Riau 1. Kuantan Mudik 200 75 50 180 75 0 175 25 30 Kuantan Sengingi 2. Singingi 200 100
Lebih terperinciLuas Baku Sawah (Ha) Bera Penggenangan
1 Riau 33.449 6.651 6.085 5.360 3.551 6.783 6.316 2.836 13.714 30.931 85.768 2 Bengkalis 638 52 108 281 87 214 209 77 81 976 1.751 3 Bantan 399 30 63 166 51 108 154 56 31 598 1.059 4 Bengkalis - - - -
Lebih terperinciSekapur Sirih. Pekanbaru, Agustus 2010 Kepala BPS Provinsi Riau. Abdul Manaf, MA NIP
Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan Tahun 2010
Lebih terperinciSITUASI PANGAN DAN GIZI WILAYAH (Kasus di Kabupaten Tuban) PENDAHULUAN
SITUASI PANGAN DAN GIZI WILAYAH (Kasus di Kabupaten Tuban) P R O S I D I N G 58 Fahriyah 1*, Rosihan Asmara 1 1 Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya *E-mail ria_bgl@yahoo.com
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2. 1 Tinjauan Pustaka Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan
Lebih terperinciDATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)
KABUPATEN / KOTA : KAMPAR 14.01 KAMPAR 415.166 384.88 99.954 1 14.01.01 BANGKINANG 18.61 18.064 36.825 2 14.01.02 KAMPAR 26.00 25.246 51.316 3 14.01.03 TAMBANG 32.141 29.613 61.54 4 14.01.04 XIII KOTO
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPPRES 131/2000, PEMBENTUKAN KEJAKSAAN NEGERI PASIR PANGARAIAN, KEJAKSAAN SIAK SRI INDRAPURA, KEJAKSAAN NEGERI TANJUNG BALAI KARIMUN, KEJAKSAAN NEGERI RANAI, KEJAKSAAN NEGERI TELUK KUANTAN, KEJAKSAAN
Lebih terperinciRIAU PANUTAN 2017 AYO SEKOLAH! PENDIDIKAN BERMUTU RAMAH ANAK BEBAS PUNGUTAN
RIAU PANUTAN 2017 AYO SEKOLAH! PENDIDIKAN BERMUTU RAMAH ANAK BEBAS PUNGUTAN Misi 2 RPJMD: Meningkatkan Pelayanan Pendidikan Tujuan Sasaran Strategi: Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pendidikan Meningkatnya
Lebih terperinciKepala Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan
KATA PENGANTAR Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Lebih terperinciDemikian surat undangan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Pekanbaru, 28September2015 Nomor : 748/LPJK-04/IX/2014 Kepada Yth; Lampiran : 2 (dua) lembar Ketua Asosiasi Profesi Sifat : Segera (daftar terlampir) Perihal : Undangan Seminar Sehari Gugurnya Di - Kewenangan
Lebih terperinciKEGIATAN BIDANG HARGA PANGAN
KEGIATAN BIDANG HARGA PANGAN Disampaikan pada acara BIMTEK dan Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Analisis Ketahanan Pangan Bogor, 4 Oktober 2016 PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN
Lebih terperinciKOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN
KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN A. KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI YANG DIANJURKAN Tabel 1. Komposisi Konsumsi Pangan Berdasarkan Pola Pangan Harapan Pola Pangan Harapan Nasional % AKG
Lebih terperinci2008, No Mengingat: formal pemindahan ibu kota Kabupaten Rokan Hilir dari Ujung Tanjung ke Bagansiapiapi telah lama dikehendaki; c. bahwa berdas
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.107, 2008 OTONOMI. PEMERINTAHAN. PEMERINTAH DAERAH. Kabupaten. Kota. Pembentukan. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4880)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu tertentu yang akan dipenuhi dari penghasilannya. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola Konsumsi adalah susunan tingkat kebutuhan seseorang atau rumahtangga untuk jangka waktu tertentu yang akan dipenuhi dari penghasilannya. Dalam menyusun pola konsumsi
Lebih terperinciBoks 1 PELUANG DAN HAMBATAN INVESTASI DI PROPINSI RIAU. I. Latar Belakang
Boks 1 PELUANG DAN HAMBATAN INVESTASI DI PROPINSI RIAU I. Latar Belakang Penerapan otonomi daerah pada tahun 2001 telah membawa perubahan yang cukup berarti bagi kondisi ekonomi di Propinsi Riau. Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah masalah yang penting dalam perekonomian suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh suatu negara bertujuan untuk
Lebih terperincib. bahwa pengembangan lembaga pendidikan
BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 15 TAHUN 2015 T E N T A N G IZIN PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NEGERI SMPN 2 LOGAS TANAH DARAT KELAS JAUH BUMI MULYA MENJADI
Lebih terperinciBAB III KEBIJAKAN STABILISASI HARGA
BAB III KEBIJAKAN STABILISASI HARGA 131 132 STABILISASI HARGA DAN PASOKAN PANGAN POKOK Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia
Lebih terperinciBPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU
BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 125/07/21/Th. III, 1 Juli 2009 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU MARET 2009 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Provinsi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 927, ,10
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kebutuhan hidup yang terpenting bagi manusia setelah udara dan air adalah kebutuhan akan pangan. Pangan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia agar dapat melangsungkan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG
Menimbang : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 53 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PELALAWAN, KABUPATEN ROKAN HULU, KABUPATEN ROKAN
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Malaka terletak antara Lintang Selatan Lintang Utara atau antara 100
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Provinsi Riau terdiri dari daerah daratan dan perairan, dengan luas lebih kurang 8.915.016 Ha (89.150 Km2), Keberadaannya membentang dari lereng
Lebih terperinciStatistik Konsumsi Pangan 2012 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan ketersediaan dan pelayanan data dan informasi pertanian, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian menerbitkan Buku Statistik Konsumsi Pangan 2012. Buku ini berisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerjaan tetapi juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan di berbagai sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman sekarang ini masyarakat lebih dituntut untuk mandiri dan kreatif dalam berusaha dan membuka lapangan kerja, jadi bukan hanya mencari pekerjaan tetapi juga
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. No Data Sumber Instansi 1 Konsumsi pangan menurut kelompok dan jenis pangan
17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain prospective study berdasarkan data hasil survei sosial ekonomi nasional (Susenas) Provinsi Riau tahun 2008-2010. Pemilihan
Lebih terperinciBoks 1 TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER DI PROVINSI RIAU. 1. Latar Belakang
Boks 1 TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER DI PROVINSI RIAU 1. Latar Belakang Stabilitas perekonomian merupakan prasyarat dasar bagi tercapainya peningkatan kesejahteraan rakyat melalui pertumbuhan ekonomi yang
Lebih terperinciyang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pangan yang cenderung terus meningkat tampaknya akan menghadapi kendala yang cukup berat.
PROGNOSA KETERSEDIAAN PANGAN (BERAS, GULA PASIR, MINYAK GORENG, BAWANG MERAH, CABE MERAH, TELUR AYAM, DAGING AYAM, DAGING SAPI DAN KACANG TANAH) SAAT HBKN DI KOTA MEDAN Sukma Yulia Sirait 1), Ir. Lily
Lebih terperinciANALISIS PENGELUARAN DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN PENDUDUK KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI RIAU TAHUN 2008 DAN 2009
ANALISIS PENGELUARAN DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN PENDUDUK KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI RIAU TAHUN 2008 DAN 2009 Taryono dan Hendro Ekwarso Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciDisajikan dalam Acara Pertemuan Tahunan EEP- Indonesia Tahun 2013, di Hotel Le Meridien Jakarta, 27 November 2013
EEP Indonesia Annual Forum 2013 MANFAAT IMPLEMENTASI DAN PELAKSANAAN PROYEK-PROYEK EEP INDONESIA DI PROPINSI RIAU (Kebijakan Potensi - Investasi Teknologi) Disajikan dalam Acara Pertemuan Tahunan EEP-
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Penelitian
BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Secara kuantitatif pelaksanaan pembangunan di daerah Riau telah mencapai hasil yang cukup baik seperti yang terlihat dari data tingkat pertumbuhan
Lebih terperinciGUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 37 TAHUN 2012 TENTANG NILAI PEROLEHAN AIR PERMUKAAN SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK
GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 37 TAHUN 2012 TENTANG NILAI PEROLEHAN SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR PADANG, DESEMBER 2015 KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI SUMATERA BARAT
Badan Ketahanan Pangan, Prov.Sumbar KATA PENGANTAR Dalam undang - undang nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan mengamanatkan pembangunan pangan dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia dan pemerintah bersama
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI KALIMANTAN SELATAN BULAN JUNI 2011
No. 33/07/63/Th.IV, 1 Juli 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI KALIMANTAN SELATAN BULAN JUNI 2011 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Selatan Bulan Juni 2011 TURUN 0,38 persen. Nilai Tukar Petani (NTP)
Lebih terperinciRESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2014 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU
A P R I L RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2014 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU Dari hasil laporan Umpan Balik pada bulan April 2014, sbb : 1. Cakupan Laporan : A. Pelayanan Kontrasepsi (PELKON) Berikut
Lebih terperinci