Kewajiban Lancar (Current Liabilities) Sifat Kewajiban Lancar (The Nature of Current Liabilities)

dokumen-dokumen yang mirip
HUTANG JANGKA PENDEK DAN AKUNTANSI UNTUK GAJI DAN UPAH

AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN

DR. Dudi Rudianto, SE, MSi. Jl. Raya Ekonomi B/16 Komp. YPKP Bandung (022) / Fax (022)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

RECEIVABLE (TAGIHAN / PIUTANG) Klasifikasi Piutang (Classifications of Receivables)

Kewajiban Dikelompokkan Menjadi :

KEWAJIBAN LANCAR (Current Liabilities)

PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

KEWAJIBAN. penyerahan kas, barang, atau jasa. KLASIFIKASI KEWAJIBAN pendek). 2. Kewajiban jangka panjang.

LIABILITAS LANCAR dan PENGGAJIAN

Konsep Penandingan dan Proses Penyesuaian (The Matching Concept and the Adjusting Process)

BAB 9 KEWAJIBAN. Setiap perusahaan umumnya memiliki kewajiban atau yang biasa disebut dengan utang yang harus diselesaikan atau dibayar oleh

MINGGU PERTAMA KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

PENGHASILAN. Oleh Iwan Sidharta, MM.

Daftar Kuesioner. Peranan Perencanaan Pajak. ( Variabel X ) Menerapkan Peraturan Perpajakan. Dengan Benar

PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

Chapter 10. Kewajiban. Financial Accounting, IFRS Edition Weygandt Kimmel Kieso. Slide 10-2

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Penghitungan Pajak Penghasilan ( PPh ) pasal 21 PT. Lucky Indah

b. PPh 21 seminggu = PPh 21 sebulan dibagi empat

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Piutang. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

PT. Munirah adalah PKP yang bergerak di bidang penjualan elektronik di Makassar. Selama bulan Juli 2014 melakukan transaksi sebagai berikut :

a. Rp ,00 d. Rp ,00 b. Rp ,00 e. Rp ,00.

GAMBARAN UMUM AKUNTANSI

Piutang (Receivable)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perencanaan Pajak melalui Pajak Penghasilan Pasal 21 yang. diterima karyawan dengan menggunakan Metode Net

PIUTANG PIUTANG WESEL (notes receivable)

YAYASAN PENDIDIKAN EKONOMI PUSAT SEMARANG SMK WIKARYA KARANGANYAR JL NGALIYAN KARANGANYAR

PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 TARIF DAN PENERAPANNYA

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 EVALUASI PERHITUNGAN PPh PASAL 21 KARYAWAN. karyawannya dan PT. pelangi elasindo menanggung semua PPh Pasal 21 yang

PENGUATAN PPh 21, 22, 23, & 24

PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1983 Tanggal 31 Desember Presiden Republik Indonesia,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terhadap Dosen Tetap Pada Universitas Krisnadwipayana. Meitri Megawati DA03

LAPORAN KEUANGAN (Materi 2)

Pertemuan: 14 LIABILITIES. (Kewajiban Jangka Pendek dan Kontinjensi)

MOJAKOE. Pengantar Akuntansi 1

PAJAK PENGHASILAN PASAL 21/26

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEWAJIBAN. Tujuan Pembelajaran

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN ATAS KOMPENSASI OPSI SAHAM UNTUK KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

AKUNTANSI PIUTANG WESEL (Notes Receivables)

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. 1. Bagian-bagian dalam proses perhitungan pajak penghasilan PPh

BAB IV PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN UNTUK MENGEFISIENKAN BEBAN PAJAK PADA PT BPR WS

PENGHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

3 Tipe Perhitungan Pajak Penghasilan

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PETUNJUK UMUM

AKUNTANSI PILIHAN Kelas X IIS KONSEP PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

AKUNTANSI KEUANGAN BAB 6 TAGIHAN (2) M. REZEKI APRILIYAN, SE., MM.

UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991

I. PENDAHULUAN MAKSUD DAN TUJUAN

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 UNTUK PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA KANTOR DIREKTORAT JENDERAL KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

BAB IV EVALUASI ATAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 KARYAWAN PADA PT ADIMITRA KARYA

Abstrak. Kata Kunci: Eksposur Pajak; Pajak Ditanggung Perusahaan; PPh pasal 21; PPh Pasal 23. Abstract

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG

Pengertian Pajak Penghasilan 21

SPA Mentoring. Pengantar Akuntansi 1

BAB II LANDASAN TEORI. serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara. langsung, untuk memeliahara negara secara umum.

MOJAKOE PENGANTAR AKUNTANSI 1

BAB 3 Piutang Piutang Wesel (notes receivable)

Makalah Perpajakan. Perhitungan PPh 21

PAJAK PAJAK DEPARTEMEN IKK - IPB

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

1. Pengertian Penghasilan Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan. Pengertian penghasilan menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang (Accounting for Merchandising Enterprises)

I. KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (KUP)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PEMOTONGAN PPh PASAL 21

Soal Kasus Pembukuan atau Pencatatan( contoh ini menggunakan aturan lama untuk ptkpnya lebih baik lihat aturan terbaru)

BAB II LANDASAN TEORI PAJAK PENGHASILAN. II.1.1. Pengertian dan Pelaksanaan Pajak Penghasilan

Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP

SIKLUS AKUNTANSI (Accounting Cycle)

BAB II PERSAMAAN AKUNTANSI

OLEH: Yulazri M.Ak. CPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki tujuan dan inti yang sama yaitu merumuskan pengertian pajak sehingga

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ/2012

Penghasilan dari usaha di luar profesi dokter *) Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1983 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984

AGENDA. PPh Pasal 26

MINGGU KE DUA PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 GAJI DAN BONUS

HUTANG JANGKA PENDEK, PROVISI, DAN KONTIJENSI (L. Marthayadi Zikrullah) NIM: A1C012070

Manajemen Keuangan. Modal Kerja dan Pengelolaan Kas. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Bagi Dokter

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pertemuan 2 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 (G + B)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban

Pajak Penghasilan Pasal 21/26

PPh 21 UNTUK PEGAWAI TETAP DENGAN AGEN PADA PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA NAMA : TICHA BUNGA.R NPM : PEMBIMBING : EMMY INDRAYANI, Dr.

BAB II LANDASAN TEORI. beberapa ahli, definisi sistem adalah sebagai berikut.

Mentoring SPA FEB Pengantar Akuntansi 1. Official. UTS Semester Gasal 2015/2016

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 TERHADAP PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM DIRJEN PAS EDI WAHYUDI /

Transkripsi:

Kewajiban Lancar (Current Liabilities) Sifat Kewajiban Lancar (The Nature of Current Liabilities) Current Liabilities merupakan Liabilities yang harus dibayar dengan Current Asset serta jatuh tempo dalam jangka pendek, biasanya setahun. Sebagian besar Current Liabilities berasal dari 2 transaksi yaitu: 1. Barang atau jasa yang telah diterima tetapi belum dibayarkan 2. Pembayaran yang telah diterima tetapi barang atau jasa belum dikirimkan Contoh dari Current Liabilities yaitu: Hutang Usaha (Account Payable) : muncul dari pembelian merchandise inventory untuk dijual kembali. Sewa diterima di muka (Unearned Rent) Hutang Pajak (Taxes Payable) : jumlah pajak yang terhutang kepada badan pemerintah Hutang bunga (Interest Payable) : jumlah bunga yang terhutang kepada pemberi pinjaman Hutang Upah (Wages Payable) : jumlah terhutang kepada karyawan Semua contoh diatas, telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya. Contoh dari current liabilities yang akan dibahas pada bab ini yaitu: Wesel bayar jangka pendek (Short-term notes payable) Kontinjensi (Contingencies) Kewajiban penggajian (Payroll liabilities) Short-term Notes Payable Notes merupakan janji tertulis untuk membayar hutang yang diterbitkan pada saat perusahaan membeli merchandise atau asset lainnya. Notes juga dapat diterbitkan kepada para kreditor untuk mengganti account payable yang telah terjadi sebelumnya. Pada tanggal 1 Desember 1990 PT A membeli Merchandise Inventory sebesar Rp 2.000.000, dengan mengeluarkan wesel dengan tingkat bunga 12% per tahun, jangka waktu 60 hari 1 / 12 Purchases 2.000.000 Notes Payable 2.000.000 Pembelian barang dengan mengeluarkan sebuah Notes 31 / 12 Interest Expense 20.000 Interest Payable 20.000 Penyesuaian Interest (Interest Payable dilaporkan sebagai Short-Term Debt) Perhitungan bunga: 2.000.000 * 12% * (30/360) = 20.000 30 hari = dari tanggal 1/12 s/d 31/12 1 / 1 Interest Payable 20.000 Interest Expense 20.000 Reversing Entries

30 / 1 Notes Payable 2.000.000 Interest Expense 40.000 Cash 2.040.000 Pembayaran wesel Perhitungan Interest: 2.000.000 * 12% * (60/360) = 40.000 Notes juga dapat diterbitkan pada saat perusahaan meminjam uang dari bank. Diasumsikan pada tanggal 19 september 2000 sebuah perusahaan meminjam uang sebesar Rp 4.000.000 dari Dipo Bank dengan memberikan notes yang berbunga 15%, dan berjangka waktu 90 hari kepada bank tersebut. Ayat jurnal untk mencatat penerimaan kas dan penerbitan wesel yaitu sebagai berikut: Sep 19 Cash 4.000.000 Notes Payable 4.000.000 Pada tanggal jatuh tempo yaitu tanggal 18 desember 2000, peminjam harus melunasi pokok yaitu sebesar Rp 4.000.000 di tambah dengan interest sebesar Rp 150.000 (4.000.000*15%*90/360). Ayat jurnal untuk mencatat pelunasan notes beserta interest-nya yaitu: Des 18 Notes Payable 4.000.000 Interest Payable 150.000 Cash 4.150.000 Peminjam (Borrower) juga dapat menerbitkan Notes yang didiskontokan (Discounted Note) kepada kreditor, bukan Notes yang berbunga (Interest-Bearing Note). Interest-Bearing Notes tidak membayar bunga secara eksplisit, namun kreditor sebenarnya telah menentukan suku bunga dan kemudian mengurangkan bunga dari jumlah nominal. Bunga ini disebut dengan Diskonto (Discount) Suku bunga yang dipakai dalam menghitung Discount disebut tingkat diskonto (Discount Rate). Sedangkan sisa yang didapat oleh Borrower disebut hasil diskonto (Proceeds) PT ABC mendiskontokan weselnya yang mempunyai nilai nominal sebesar Rp 1.000.000, jangka waktu wesel 60 hari, tanggal wesel 1 desember 1994 dengan tingkat bunga diskonto sebesar 12%. Perhitungan: Principle 1.000.000 Discount 1.000.000 * 12% * (60/360) 20.000 Proceeds 980.000 Des 1 Cash 980.000 Discount on Notes Payable 20.000 Notes Payable 1.000.000 Mencatat pendiskontoan Notes Des 31 Interest Expense 10.000 Discount on Note Payable 10.000 Amortisasi (penghapusan) discount Notes Payable penyesuaian akhir tahun (merupakan pengakuan interest Expense) Perhitungan: 1.000.000 * 12% * (30/360) = 10.000 30 hari = 1 des s/d 31 des

NB: diasumsikan Closing Entries telah dibuat Jan 30 Interest Expense 10.000 Discount on Notes Payable 10.000 Amortisasi (penghapusan) discount Notes Payable pengakuan beban bunga yang berikutnya Perhitungan: 1.000.000 * 12% * (30/360) = 10.000 30 hari = 31 des s/d 30 jan Jan 30 Notes Payable 1.000.000 Cash 1.000.000 Contingencies Liabilities Merupakan suatu kondisi, situasi, atau keadaan yang mengandung ketidakpastian mengenai kemungkinan untung, atau rugi bagi suatu perusahaan yang pada akhirnya akan ditentukan apabila satu atau beberapa peristiwa terjadi atau tidak terjadi di masa mendatang. Jika contingencies liabililities bersifat probable (cukup kuat karena didukung dengan buktibukti masa lalu) dan jumlah kewajiban dapat diestimasi secara layak, maka kewajiban tersebut harus dicatat dalam perkiraan. Biaya Garansi (Warranty Cost) merupakan salah satu contoh contingencies liabilities yang dapat dicatat dan bersifat probable karena perusahaan mengetahui dan yakin bahwa reparasi garansi akan dibutuhkan oleh sejumlah customer. Diasumsikan bahwa selama bulan juni tahun berjalan, perusahaan menjual sebuah produk seharga Rp 60.000.000, yang memberikan garansi selama 3 tahun. Berdasarkan pengalaman yang lalu, menunjukkan bahwa biaya rata-rata (average cost) untuk memperbaiki kerusakan sebesar 5% dari harga jual. Ayat jurnal untuk mencatat estimasi warranty expense untuk bulan juni yaitu: Jun 30 Product Warranty Expense 3.000.000 Product Warranty Payable 3.000.000 5% * Rp 60.000.000 Pada saat produk yang rusak diperbaiki, biaya perbaikan (repair cost) di catat dengan mendebit Product Warranty Payable dan mengkredit Cash, Supplies atau perkiraan lainnya yang sesuai. Jika diasumsikan bahwa ada seorang Customer yang meminta penggantian suatu komponen yang bernilai Rp 200.000 pada tanggal 16 Agustus, maka jurnal yang diperlukan yaitu: Product Warranty Payable 200.000 Supplies / Cash 200.000 Jika contingencies bersifat probable tetapi tidak dapat diestimasi dengan layak atau hanya bersifat possible, maka contingencies liabilities harus diungkapkan pada catatan kaki (footnotes) financial statement. Perkara pengadilan (Litigation) Masalah lingkungan (environmental matter) Jaminan (Guarantees) Penjualan piutang (sale of receivables)

Payroll and Payroll Taxes Istilah Payroll diartikan sebagai jumlah total yang dibayarkan kepada karyawan atas jasa-jasa yang mereka berikan selama suatu periode. Kewajiban untuk Pendapatan Karyawan (Liabilities for Employee Earnings) Salary dan Wages yang dibayarkan kepada karyawan merupakan beban tenaga kerja bagi majikan. Istilah Salary (Gaji) dipakai untuk pembayaran atas jasa manajerial, administratif dan jasa-jasa yang sama dan tarif gaji biasanya ditetapkankan dalam periode bulanan atau tahunan. Sedangkan istilah Wages (Upah) dipakai untuk pembayaran kepada karyawan lapangan (Manual Labor) dan tarif wages biasanya ditetapkan secara mingguan atau per jam. Menurut peraturan perburuhan yang ada di Indonesia, pegawai dikatakan bekerja lembur (over Time) apabila karyawan bekerja lebih dari 40 jam seminggu. Tarif lembur diperhitungkan dengan cara sebagai berikut: Pada hari-hari kerja: Untuk jam pertama pada hari kerja dihitung sebesar 1,5 kali dari tarif normal Untuk jam kedua dan seterusnya, tarif lembur menjadi 2 kali tarif normal per jam Pada hari-hari libur resmi: Untuk 7 jam pertama lembur dihitung sebesar 2 kali tarif normal per jam Untuk jam kedelapan dan seterusnya dihitung sebesar 3 kali tarif normal per jam. Contoh perhitungan tarif over time (pekerja yang mendapat gaji bulanan) Vey Vey selama bulan oktober 1993 bekerja selama 197 jam. Gaji per bulan dari Vey Vey sebesar Rp 1.730.000. Jumlah jam kerja normal perusahaan selama satu bulan adalah 173 jam. Maka kelebihan jam kerja sebanyak 197 jam - 173 jam = 24 jam. Perhitungan tarif lembur adalah: 1.730.000 Upah per jam = -------------- = 10.000 per jam 173 jam di asumsikan lembur tidak ada pada hari besar dan selama 7 hari kerja. Maka besarnya lembur adalah: Jam pertama 10.000 * 1.5 * 7 = 105..000 Jam kedua dst 10.000 * 2 * 17 jam = 340.000 Jadi total lembur sebesar Rp 105.000 + Rp 340.000 = 445.000 Pembayaran Kotor dan Pembayaran Bersih (Gross Pay and Net Pay) Berdasarkan UU pajak penghasilan, pemerintah akan memungut pajak penghasilan (Income Tax) atas Salary dan Wages yang diterima oleh pegawai. Gross Pay merupakan jumlah total gaji, upah, komisi dan jenis kompensasi lain yang diterima oleh pegawai sebelum dikurangi pajak dan pengurangan yang lain. Net Pay adalah jumlah yang benar-benar diterima pegawai, setelah dikurangi pajak.

Pengurangan dari pendapatan Karyawan (Deductions from Employee Earnings) Salary dan Wages yang diterima pegawai akan dikenakan Income Tax. Besarnya Income Tax yang dikenakan tersebut diatur dalam UU nomor 10 tahun 1994 dan keputusan Dirjen Pajak nomor Kep-02/PJ/1995. (Mohon lihat peraturan yang terbaru) Income Tax dapat ditanggung oleh: Perusahaan Pegawai Sebagian perusahaan, sebagian pegawai (Tergantung dari persepakatan kerja yang dilakukan antara pegawai dan perusahaan) Penghasilan yang diterima oleh pegawai tetap dapat terdiri dari: Penghasilan teratur seperti gaji, upah, honorarium, uang lembur, premi Penghasilan tidak teratur (penghasilan yang tidak tetap dan biasanya diberikan sekali saja dalam satu tahun) seperti bonus, tunjangan hari raya. Sedangkan yang tidak termasuk dalam pengertian penghasilan: Pembayaran asuransi dari perusahaan asuransi kesehatan, kebakaran, jiwa dll Penerimaan dalam bentuk natura (kenikmatan perjalan cuti, kenikmatan pemakaian kendaraan bermotor milik perusahaan, dan kenikmatan pajak yang ditanggung oleh pemberi kerja. Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya disahkan oleh Menteri Keuangan dan penyelenggara Taspen serta tunjangan hari tua kepada badan penyelenggara Taspen dan Jamsostek yang dibayar oleh pemberi kerja. Pengurangan-pengurangan tersebut berupa: Biaya-biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yaitu: Biaya jabatan sebesar 5% dari penghasilan bruto, dan setinggi-tingginya Rp 648.000 per tahun atau Rp 54.000 per bulan. Iuran yang terkait pada gaji kepada dana pensiun yang disetujui oleh Menteri Keuangan yang dibayar oleh pegawai. Bagian penghasilan yang tidak dikenakan pajak. Untuk pegawai, besar penghasilan tidak kena pajak (PTKP) adalah sebagai berikut: Jumlah PTKP untuk Setahun Sebulan Diri karyawan atau karyawati 1.728.000 144.000 Tambahan untuk karyawan atau karyawati yang kawin 864.000 72.000 Tambahan untuk setiap orang keluarga sedarah, semenda dalam garis lurus serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya paling banyak 3 orang 864.000 72.000 Untuk karyawati bila kawin, maka PTKP yang dikurangkan hanya terbatas untuk diri sendiri. Tapi bila tidak kawin, PTKP akan ditambah dengan potongan setiap anggota keluarga yang menjadi tanggungan karyawati tersebut. Bila karyawati yang kawin dapat menunjukkan bukti bahwa suaminya tidak memperoleh penghasilan, maka tambahan potongan PTKP bagi karyawati yang tidak kawin dapat diberlakukan.

Pendapatan kena pajak (PKP) dari pegawai akan dihitung berdasarkan tarif sebagai berikut: Lapisan Penghasilan Kena Pajak (PKP) Tarif Pajak Kurang dari Rp 25.000.000 5% Rp 25.000.000 < PKP < Rp 50.000.000 10% Rp 50.000.000 < PKP < Rp 100.000.000 15% Rp 100.000.000 < PKP < Rp 200.000.000 25% Rp 200.000.000 < PKP 35% Kikoku bekerja pada PT Ember Gede dengan memperoleh gaji sebulan sebesar Rp 2.000.000. PT Ember Gede merupakan perusahaan yang ikut dalam program jamsostek. Premi asuransi kecelakaan kerja dan premi asuransi kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing sebesar Rp 20.000 dan Rp 5.000 sebulan. PT Ember Gede menanggung iuran THT sebesar Rp 10.000 per bulan, sedang Kikoku membayar iuran THT sebesar Rp 6.500 per bulan. Disamping itu PT Ember Gede membayar iuran pensiun Kikoku kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan. Besar pembayaran yang ditanggung perusahaan adalah Rp 40.000 per bulan, sedangkan Rp 25.000 lainnya ditanggung oleh Kikoku. Penghasilan PPh pasal 21 adalah sebagai berikut: Gaji sebulan 2.000.000 Premi asuransi kecelakaan kerja 20.000 Premi asuransi kematian 5.000 Penghasilan bruto 2.025.000 Dikurangi: Biaya jabatan 5% x 2.025.000 54.000 Iuran pensiun 25.000 Iuran THT 6.500 85.000 Penghasilan netto 1.939.500 Penghasilan setahun = 12 * 1.939.500 23.274.000 PTKP Untuk Wajib Pajak sendiri 1.728.000 Untuk Wajib Pajak kawin 864.000 Untuk 3 anak 3 x 864.000 2.592.000 5.184.000 Penghasilan kena pajak (PKP) setahun 18.090.000 PPh pasal 21 setahun = 5% x Rp 18.090.000 = 904.500 PPh pasal 21 sebulan = 1.809.000 / 12 = 75.375 Jurnal: Salary and Wages 2.000.000 Cash 1.893.125 Contribution Payable * 31.500 PPh 21 payable 75.375 Penjelasan: Gaji dan upah yang diterima oleh karyawan sebesar Rp 1.893.125, setelah dikurangi dengan pajak sebesar Rp 75.375 dan iuran-iuran yang ditanggung oleh karyawan sebesar 31.500 (25.000 + 6.500) * Contribution Payable = Iuran yang masih harus disetor Perhitungan: Iuran yang masih harus disetor (31.500) yang ditanggung oleh karyawan: Iuran THT : 6.500 Iuran Pensiun : 25.000 + 31.500

Iuran-iuran (Contributions) 75.000 Contribution Payable 75.000 Perhitungan: Iuran yang masih harus disetor (75.000) yang ditanggung oleh perusahaan: Premi asuransi kecelakaan : 20.000 Premi asuransi kematian : 5.000 Iuran THT : 10.000 Iuran Pensiunan : 40.000 + 75.000 Contribution Payable 106.500 PPh 21 payable 150.750 Cash 257.250