Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP

dokumen-dokumen yang mirip
INTERNALISASI MODAL SOSIAL DALAM KELOMPOK TANI GUNA MENINGKATKAN DINAMIKA KELOMPOK TANI DI KABUPATEN JEMBER. Sri Subekti Fak. Pertanian RINGKASAN

BAB VI PEMBAHASAN. pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di

III. METODE PENELITIAN. digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis dan diuji sesuai

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

M. Zulkarnain Yuliarso 1. Abstract

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. variabel X yang akan diukur untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai metode yang mempelajari

Peranan Fasilitator Kecamatan dalam Mendinamiskan Kelompok Masyarakat pada Program GSMK Kabupaten Tulang Bawang

III. METODE PENELITIAN. adalah metode deskriptif analisis. Metode deskripsi yaitu suatu penelitian yang

PENGANTAR. Latar Belakang. merupakan keharusan untuk memenuhi kebutuhan pangan, papan, dan bahan

5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya

BAB I PENDAHULUAN. nasional berbasis pertanian dan pedesaan secara langsung maupun tidak langsung

III. METODE PENELITIAN. kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian penelitian. Konsep

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Indonesia merupakan negara yang sebagian besar penduduknya

METODE PENELITIAN. deskriptif bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONVERSI USAHA TANI KARET KE USAHA TANI KELAPA SAWIT DI DESA BATIN KECAMATAN BAJUBANG KABUPATEN BATANG HARI

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN A.

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MELATI

I. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009

HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

ABSTRAK PENDAHULUAN. Akhmad Ansyor, Zikril Hidayat dan Nia Kaniasari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Bangka Belitung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian lapangan dilaksanakan Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman,

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi

KATA KUNCI: PUAP, Dinamika Organisasi dan Karakteristik Sosial Ekonomi Pertanian

dan antar pemangku kepentingan pembangunan. Keseimbangan diartikan sebagai keseimbangan antara kepentingan ekonomi, sosial,

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di desa Toyomarto, Malang Jawa Timur. Variabel yang diamati yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyuluh pertanian merupakan pendidikan non formal yang ditujukan kepada

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN

III. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DAN PARTISIPASI PETANI DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI POLA TANAM PADI

Renstra BKP5K Tahun

III. METODE PENELITIAN

BAB II VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 17/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG

III METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam penelitian ini. Faktor-faktor yang diteliti dalam

Semakin tinggi tingkat pendidikan petani akan semakin mudah bagi petani tersebut menyerap suatu inovasi atau teknologi, yang mana para anggotanya terd

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. wilayah Cikajang, Kabupaten Garut yang masih aktif sebagai anggota KPGS.

PEDOMAN PENILAIAN PETANI BERPRESTASI BAB I PENDAHULUAN

V. KARAKTERISTIK PETANI. Tabel 5.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENYETUJUI. 1. Komisi Pembimbing NIP NIP Ketua Program Studi. Prof. Dr.Ir. Ali Ibrahim Hasyim, M.S.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Dina Dwirayani, Tety Suciati. Fakultas Pertanian, Universitas Swadaya Gunung Jati. korespondensi:

BAB VI PENGEMBANGAN KEGIATAN USAHATANI ANGGOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2002 TENTANG

BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BMT SWADAYA PRIBUMI

HUBUNGAN DINAMIKA GAPOKTAN DENGAN KEBERHASILAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN

METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi. Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang

BUPATI SIGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 10 TAHUN 2010 T E N T A N G

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN KOMPETENSI AGRIBISNIS PADA

KAJIAN HUBUNGAN DINAMIKA KELOMPOK TANI DENGAN KEMAMPUAN KELOMPOK TANI DI KECAMATAN BATANG ASAM KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT ABSTRAK

III.METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok tani sebagai wadah organisasi dan bekerja sama antar anggota

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan berdasarkan tugas dan Fungsi

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PETANI PADI DALAM PEMANFAATAN SUMBER PERMODALAN: STUDI KASUS DI KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani

Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober8-9 Oktober 2015 ISBN:

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Petani Karakteristik petani dalam penelitian ini meliputi Umur, Pendidikan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DESA RAMBAH TENGAH BARAT KECAMATAN RAMBAH KABUPATEN ROKAN HULU

Persepsi Nelayan Tentang Profesi Nelayan Di Desa Sungai Selodang Kecamatan Sungai Mandau Kabupaten Siak Provinsi Riau. Oleh

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN (PUAP)

Diarsi Eka Yani. ABSTRAK

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PRIMA TANI OLEH PETANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT. dan GUBERNUR JAWA BARAT

I. PENDAHULUAN. Perubahan strategik dalam tatanan pemerintahan Indonesia diawali. dengan pemberlakuan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KEPEMIMPINAN DENGAN PARTISIPASI ANGGOTA DALAM KEGIATAN GAPOKTAN PUSAKAMUKTI

METODELOGI PENELITIAN. sistematis, faktual dan akuran mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

MINAT PETERNAK UNTUK MENGEMBANGKAN TERNAK SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Studi Kasus : Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi)

BAB VII FAKTOR-FAKTOR PENDORONG KEBERHASILAN PENGORGANISASIAN KEGIATAN USAHATANI

METODE PENELITIAN. Gambar 5 Disain Penelitian.

PEDOMAN PENILAIAN PETANI BERPRESTASI BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

Prosiding SNaPP011: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 089-590 Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP Achmad Faqih Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon e-mail: afaqih9@yahoo.com Abstrak. Perwujudan pemberdayaan pelaku agribisnis, terutama petani yang tergabung dalam kelompok tani dilaksanakan melalui bantuan dana Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP). Tujuan dari pemberdayaan pelaku agribisnis melalui penguatan modal usaha kelompok adalah : (a) memperkuat modal pelaku agribisnis dalam mengembangkan usaha agribisnis dan ketahanan pangan, (b) meningkatkan produksi dan produktivitas usaha agribisnis dan pendapatan pelaku agribisnis, (c) mengembangkan usaha agribisnis dan agroindustri di kawasan pengembangan, (d) meningkatkan kemandirian dan kerjasama kelompok dan (e) merangsang berkembangnya lembaga keuangan makro agribisnis dan kelembagaan ekonomi perdesaan lainnya. Penelitian ini dilakukan pada Kelompok tani Wangen Tengah Di Desa Klayan, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, dari bulan Januari sampai dengan bulan Mei 011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (a) hubungan antara karakteristik petani (umur petani, tanggungan keluarga, luas lahan dan pengalaman usahatani) dengan keberhasilan bantuan dana Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan, dan (b) hubungan dinamika kelompok tani dengan keberhasilan bantuan dana Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kasus. Pengumpulan data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan, dan data sekunder diperoleh dari instansi yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Untuk mengetahui hubungan karakteristik petani dan dinamika kelompok tani terhadap keberhasilan dana Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) digunakan korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) terdapat hubungan yang lemah dan nyata antara karakteristik petani (umur, tanggungan keluarga, luas lahan dan pengalaman usahatani) dengan keberhasilan bantuan dana Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan, dan () terdapat hubungan yang kuat dan nyata antara dinamika kelompok tani dengan keberhasilan bantuan dana Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan. Key Words: Karakteristik kelompok tani, dinamika kelompok tani, dan program pengembangan usaha agribisnis pedesaan 1. Pendahuluan Perwujudan pemberdayaan pelaku agribisnis, terutama petani yang tergabung dalam kelompok tani dilaksanakan melalui fasilitas penguatan modal yang langsung ditransfer ke rekening kelompok. Pemanfaatan dana penguatan modal kelompok tersebut dilakukan dalam format pinjaman bergulir dalam rangka pemantapan kelembagaan kelompok, peningkatan kewirausahaan, dan pembinaan usaha ekonomi produktif. Tujuan dari pemberdayaan petani melalui penguatan modal usaha kelompok adalah : (a) memperkuat modal pelaku agribisnis dalam mengembangkan usaha 09

10 Achmad Faqih agribisnis dan ketahanan pangan, (b) meningkatkan produksi dan produk-tivitas usaha agribisnis dan pendapatan pelaku agribisnis, (c) mengembangkan usaha agribisnis dan agroindustri di kawasan pengembangan, (d) meningkatkan keman-dirian dan kerjasama kelompok dan (e) merangsang berkembangnya lembaga keuangan makro agribisnis dan kelembagaan ekonomi perdesaan lainnya (Departemen Pertanian, 00). Beberapa hal yang menyebabkan tidak tercapainya tujuan dalam mengelola kegiatan usahatani pada umumnya disebabkan karena ada kelemahan dari petani yang dikenal dengan 5 L, yaitu : (a) lemah ilmu pengetahuan, (b) lemah perencanaan dan adminstrasi, (c) lemah permodalan, (d) lemah berorganisasi dan kerjasama, dan (e) lemah dalam menjalin kemitraan dengan pihak lain (Pusat Penyuluhan Pertanian, 1997). Untuk mencapai tujuan tersebut perlu didukung oleh pertanian tangguh, dimana peranan kelompok tani sangat menentukan. Petani dalam berusahatani sebagai pelaksana utama perlu membentuk suatu organisasi berdasarkan kepentingan dan kebutuhan bersama yang memiliki peraturan, pengurus dan anggota serta kegiatan yang teratur dan tercatat, organisasi tersebut lebih dikenal dengan istilah kelompok tani. Karena kelompok tani dapat berfungsi (a) sebagai kelas belajar mengajar (b) sebagai unit produksi (c) sebagai unit usaha dan (d) sebagai wahana kerjasama. Dalam pelaksanaan kegiatannya, kelompok tani dipimpin oleh ketua kelompok yang disebut kontak tani. Ketua kelompok tani dipilih berdasarkan musyawarah anggota kelompok. Peranan kontak tani sebagai ketua sangat besar dalam pengembangan usahatani sehingga dapat dicapai adanya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan anggota kelompok (Salmon Padmanegara, 1980). Keberhasilan pembangunan pertanian merupakan suatu rangkaian kegiatan dan kerjasama yang saling terkait antara petani dengan sub sektor penunjang lainnya. Peranan kontak tani sebagai pemimpin kelompok sangat dominan sehingga akan terlihat aktivitas usaha kelompok tani dalam melaksanakan usahatani. Menurut Rusidi (1989), dinamika kelompok akan berkembang kearah yang lebih maju ini ditentukan oleh karakteristik petani sebagai anggota kelompok, dinantaranya : umur, tanggungan keluarga, pengalaman usahatani dan luas lahan garapan. Ditinjau dari segi umur, semakin tua akan semakin berpengalaman sehingga semakin baik dalam mengelola usahataninya. Namun, disisi lain semakin tua semakin menurun kematangan fisiknya sehingga semakin memerlukan bantuan tenaga kerja, baik dalam keluarga maupun dari luar keluarga. Pertambahan jumlah anggota keluarga erat hubungannya dengan ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga yang dapat membantu mengerjakan usahatani, sehingga dapat mengurangi penggunaan tenaga kerja dari luar, dan pada akhirnya dapat menekan biaya tenaga kerja dan meningkatnya pendapatan petani. Pengalaman berusahatani merupakan salah satu faktor keterampilan petani dalam mengembangkan usahataninya. Pengalaman berusahatani akan berpengaruh terhadap tingkat kematangan petani untuk menentukan kesiapan dan keputusan dalam mengadopsi suatu teknologi usahatani. Luas pemilikan lahan erat hubungannya dengan kesediaan petani untuk menerapkan teknologi. Hal ini sejalan dengan pendapat Rusidi (1989), bahwa petani dengan luas lahan usahatani yang sempit banyak menghadapi hambatan dalam peningkatan usahataninya, terutama jika dihadapkan dengan penggunaan inovasi atau teknologi baru, hal ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi dinamika kelompok. Tingkat dinamika kelompok akan menunjukkan tingkat pengembangan kelompok itu sendiri. Lebih jauh dalam rangka pengembangan kelompok tani ini diarahkan kepada adanya partisipasi petani/anggota dalam Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora

Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP 11 pengelolaan dana bantuan program pengembangan usaha agribisnis pedesaan (PUAP), terutama dalam perguliran dana. Dana bantuan program PUAP ini dilaksanakan melalui penguatan modal kelompok dengan pola pengembalian. Prinsip pelaksanaan program ini adalah transparansi, melibatkan secara aktif seluruh unsur petani, penyaluran dana secara langsung dan cepat kepada penerima manfaat, seluruh kegiatan dapat dipertanggungjawabkan, dan dilestarikan oleh petani dan bersifat spesifik lokasi (Departemen Pertanian, 000). Berdasarakan uraian tersebut, maka perlu diadakan penelitian tentang pemberdayaan dinamika kelompok tani dalam pengelolaan dana bantuan program PUAP dalam rangka meningkatkan produktivitas usahataninya. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (a) Hubungan antara karakteristik petani (umur petani, tanggungan keluarga, luas lahan dan pengalaman usahatani) dengan keberhasilan dana bantuan program PUAP, (b) Hubungan dinamika kelompok tani dengan keberhasilan dana bantuan program PUAP. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada kelompok tani Wangen Tengah Desa Klayan, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, dengan pertimbangan bahwa kelompok tani tersebut merupakan kelompok tani yang mendapat dana bantuan penyuluhan melalui bantuan program pengembangan usaha agribisnis pedesaan (PUAP). Penelitian dilaksanakan dari bulan Januari sampai dengan bulan Mei 011. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Jumlah sampel dari anggota kelompok tani Wangen Tengah sebanyak 44 orang. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah diuraikan, maka diperlukan suatu batasan oprasional variabel adalah sebagai berikut: 1. Karakteristik petani meliputi : umur, tanggungan keluarga, pengalaman usahatani dan luas lahan garapan.. Dinamika kelompok adalah suatu proses kehidupan berkelompok yang merupakan fungsi dari kekuatan kelompok yang diarahkan pada pembentukan perilaku kelompok dan anggota kelompok untuk mencapai tujuan kelompok.untuk keperluan pengujian, maka indikator-indikator dinamika kelompok diukur dalam satuan skor sebagai berikut :, dan 1. Kemudian untuk memudahkan penafsiran data yang diperoleh, maka skor dinamika kelompok diklasifikasikan dengan menggunakan formula interval kelas yang dikemukakan Jogiyanto (1994), sebagaimana berikut : R I = I Keterangan : I : Interval kelas R : Range (data terbesar data terkecil) I : Jumlah kelas Berdasarkan dari indikator-indikator pertanyaan dinamika kelompok diperoleh nilai skor terendah 0, dan nilai skor tertinggi 90, selisih interval kelas dapat dihitung sebagai berikut: ISSN 089-590 Vol, No.1, Th, 011

1 Achmad Faqih 90 0 I = = 0 Dari hasil perhitungan interval kelas tersebut, maka diperoleh (tiga) kategori tingkat dinamika kelompok tani, yaitu : (a) kategori kurang dinamis dengan skor 0 50 (b) kategori cukup dinamis dengan skor 51 70 (c) kategori dinamis dengan skor 71 90. Indikator keberhasilan dana bantuan meliputi : (a) penguatan kelembagaan, (b) pengembangan manajemen, dan (c) pengembangan usaha (Departemen Pertanian, 000). Untuk keperluan pengujian, maka indikator-indikator keberhasilan penguatan dana bantuan program PUAP diukur dalam satuan skor sebagai berikut :, dan 1. Kemudian untuk memudahkan penafsiran data yang diperoleh, maka skor keberhasilan penguatan dana PUAP diklasifikasikan dengan menggunakan formula interval kelas. Berdasarkan dari indikator-indikator keberhasilan dana bantuan penyuluhan pola PUAP diperoleh nilai skor terendah 15, dan nilai skor tertinggi 45, selisih interval kelas dapat dihitung sebagai berikut : 45 15 I = = 10 Dari hasil perhitungan interval kelas tersebut, maka diperoleh (tiga) kategori tingkat keberhasilan dana bantuan pola PUAP, yaitu : (a) kategori kurang berhasil jika mendapat skor yang berkisar 15 5 (b) kategori cukup berhasil jika mendapat skor yang berkisar 6 5 (c) kategori berhasil jika mendapat skor yang berkisar 6 45 Untuk mengetahui hubungan karakteristik petani (umur, tanggungan keluarga, pengalaman usahatani dan luas lahan) dan dinamika kelompok terhadap tingkat keberhasilan dana bantuan pola PUAP Uji Koefisien korelasi jenjang Spearman (rs) dengan rumus sebagai berikut : 6 di rs 1 - n (n -1) Keterangan : rs : Koefisien kolerasi di : Selisih rangking n : Ukuran sampel Bila dari hasil pengamatan, diperoleh data yang kembar atau berpasangan, maka uji statistik yang digunakan adalah sebagai berikut : rs X Y - ( X ) ( Y di ) Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora

Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP 1 Keterangan : X = Karakteristik petani dan dinamika kelompok Y = Keberhasilan Dana Bantuan PUAP X N - N - 1 T x, T x t - t 1 Y N - N - 1 T y, T y t - t 1 Untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan, menurut Sutrisno Hadi (198) terdapat 5 tingkat keeratan hubungan berdasarkan nilai rs. Tingkat signifikan dari hubungan variabel karakteristik petani dan dinamika kelompok (X) dengan keberhasilan dana bantuan pola PUAP (Y) dilakukan dengan pendekatan uji t (t-test). HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hubungan Karakteristik Petani dengan Dana Bantuan Program PUAP Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi rank spearman, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang nyata antara karakteristik petani meliputi : umur, pengalaman berusahatani, tanggungan keluarga dan luas lahan garapan dengan keberhasilan dana Bantuan Program PUAP. Untuk lebih jelasnya hubungan karakteristik petani dengan keberhasilan dana Bantuan Program PUAP dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hubungan Karakteristik Petani dengan Keberhasilan Dana Bantuan Program PUAP Variabel X Variabel Y rs t hitung t 0.05 Umur Petani 0,,90*,00 Tanggungan Keluarga 0,09,107*,00 Keberhasilan PUAP Luas Lahan Garapan 0,47,479*,00 Pengalaman Usahatani 0,79,651*,00 Keterangan : * Berbeda nyata 1. Hubungan Umur Petani dengan Keberhasilan Dana Bantuan PUAP Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik Korelasi Rank Spearman, diperoleh nilai rs = 0,, nilai koefisien tersebut termasuk kategori lemah. Hal ini berarti hubungan antara umur petani responden dengan keberhasilan dana Bantuan Program PUAP sebesar 0,. Dari hasil uji signifikansi diperoleh t hitung lebih besar dari t 0.05 yaitu,90 lebih besar dari,00 pada taraf nyata 5%, artinya terdapat hubungan yang nyata antara umur petani dengan dana Bantuan Program PUAP. Keadaan umur petani responden sebagaian besar berada pada umur produktif (15 64 tahun) sebanyak 4 orang (95,45%), petani yang berada pada umur kurang produktif (> 64 tahun) sebanyak orang (4,55%). Ditinjau dari segi umur, semakin tua akan semakin berpengalaman sehingga semakin baik dalam mengelola usahataninya. Dengan demikian ketika umur petani produktif, semakin menunjang dalam kegiatan usahtaninya akan dapat meningkatkan tingkat produktivitas hasil usaha, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dan pada akhirnya lebih mudah untuk mengembalikan dana pinjaman ISSN 089-590 Vol, No.1, Th, 011

14 Achmad Faqih tersebut. Namun, di sisi lain semakin tua semakin menurun kematangan fisiknya sehingga semakin memerlukan bantuan tenaga kerja, baik dalam keluarga maupun dari luar keluarga (Ken Suratiyah, 006).. Hubungan Tanggungan Keluarga dengan Keberhasilan Dana Bantuan Program PUAP Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik Korelasi Rank Spearman,diperoleh nilai rs = 0,09, nilai koefesien korelasi tersebut termasuk kategori lemah. Hal ini berarti terdapat hubungan antara tanggungan keluarga petani dengan keberhasilan dana Bantuan Program PUAP sebesar 0,09. Dari hasil uji signifikasi diperoleh t hitung lebih besar dari t 0.05 yaitu,107 lebih besar dari,00 pada taraf nyata 5%, artinya terdapat hubungan yang nyata antara tanggungan keluarga petani dengan keberhasilan dana Bantuan Program PUAP. Petani responden di daerah penelitian sebagian besar mempunyai tanggungan keluarga antara 4 6 jiwa per kepala keluarga, yaitu sebanyak orang (5,7%), maka petani akan lebih baik dalam menjalankan usahataninya dibandingkan dengan petani yang mempunyai tanggungan keluarga yang banyak. Dengan demikian petani sebagai pencari nafkah akan sungguh-sungguh dalam mengerjakan pekerjaannya, sehingga petani dapat menggunakan dana Bantuan Program PUAP tersebut untuk usahataninya.. Hubungan Luas Lahan Garapan dengan Keberhasilan Dana Bantuan Program PUAP Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik Korelasi Rank Spearman diperoleh nilai rs = 0,47, nilai koefesien korelasi tersebut termasuk kategori sedang. Hal ini berarti terdapat hubungan antara luas lahan garapan dengan keberhasilan dana Bantuan Program PUAP sebesar 0,47. Dari hasil uji signifikasi diperoleh t hitung lebih besar dari t 0.05 yaitu,479 lebih besar dari,00 pada taraf nyata 5%, artinya terdapat hubungan yang nyata antara luas lahan garapan dengan keberhasilan dana Bantuan Program PUAP. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin luas lahan garapan petani akan diikuti dengan tingkat keberhasilan dana Bantuan Program PUAP semakin baik. Menurut Kasryno, F. (1984), bahwa petani yang mempunyai lahan luas, cenderung untuk mengadakan perubahan teknologi, dengan maksudpproduktivitas usahataninya. 4. Hubungan Pengalaman Usahatani dengan Keberhasilan Dana Bantuan Program PUAP Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik Korelasi Rank Spearman diperoleh nilai rs = 0,79, nilai koefesien korelasi tersebut termasuk kategori lemah. Hal ini berarti terdapat hubungan yang nyata antara pengalaman berusahatani petani dengan keberhasilan dana Bantuan Program PUAP sebesar 0,79. Dari hasil uji signifikasi diperoleh t hitung lebih besar dari t 0.05 yaitu,651 lebih besar dari,00 pada taraf nyata 5%, artinya terdapat hubungan yang nyata antara pengalaman berusahatani petani dengan keberhasilan dana Bantuan Program PUAP. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin lama pengalaman petani dalam berusahatani akan diikuti dengan tingkat keberhasilan dana Bantuan Program PUAP semakin baik. Pengalaman berusahatani berhubungan erat dengan sikap dan keputusan yang terjadi pada diri petani, dan bisa menimbulkan pengaruh dorongan dari dalam diri petani dan faktor di luar diri petani untuk melakukan sesuatu pekerjaan. Menurut Hadisapoetro, S. (199), pengalaman berusahatani berhubungan erat dengan sikap dan keputusan yang terjadi pada diri Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora

Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP 15 petani. Dengan demikian semakin berpengalamannya petani dalam kegiatan usahatani dapat meningkatkan tingkat produktivitas hasil usaha, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dan pada akhirnya lebih mudah untuk mengembalikan dana pinjaman tersebut. B. Hubungan Dinamika Kelompok dengan Keberhasilan Dana Bantuan Program PUAP Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik Korelasi Rank Spearman diperoleh nilai rs = 0,698, nilai koefesien korelasi tersebut termasuk kategori kuat. Hal ini berarti terdapat hubungan antara dinamika kelompok dengan keberhasilan dana Bantuan Program PUAP sebesar 0,698. Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan koefisien korelasi antara dinamika kelompok dengan tingkat keberhasilan dana Bantuan Program PUAP dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Hubungan Dinamika Kelompok dengan Keberhasilan Dana Bantuan Program PUAP Variabel X Variabel Y rs t hitung t 0.05 Dinamika Kelompok Keberhasilan PUAP 0,698 6,19*,00 Keterangan : * Berbeda nyata Tabel menunjukkan bahwa hasil uji signifikasi diperoleh t hitung lebih besar dari t 0.05 yaitu 6,19 lebih besar dari,00 pada taraf nyata 5%, artinya terdapat hubungan yang nyata antara dinamika kelompok dengan keberhasilan dana Bantuan Program PUAP. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin baik dinamika kelompok akan diikuti dengan tingkat keberhasilan dana Bantuan Program PUAP semakin baik. Tingkat dinamika kelompok akan menunjukkan tingkat pengembangan kelompok itu sendiri. Kelompok tani sebagai unit produksi, memerlukan pelayanan ilmu/teknologi, sarana produksi, modal/kredit, pengolahan dan pemasaran hasil secara mudah dan murah. Dalam kelompok tani inilah, banyak terjadi kontak penyuluhan dalam memenuhi berbagai kebutuhan sosial, ekonomi maupun teknis budidaya, sehingga antara sesama anggota kelompok tani saling memberi dan saling menerima serta dengan kesadaran bahwa dengan kerjasama suatu masalah atau pekerjaan akan lebih mudah dihadapi dan dilaksanakan. Keefektifan kelompok hanya dapat dicapai apabila kelompok tani tersebut dinamis, sampai sejauh mana kelompok dapat memahami tujuannya, atau dasar aktivitas yang disertai dengan kekompakan para anggotanya sehingga setelah tujuan tercapai timbul kepuasan antara anggota. Keefektifan kelompok mempunyai timbal balik dengan kedinamisan kelompok, kelompok yang efektif meningkatkan dinamika kelompok dan sebaliknya kedinamisan kelompok meningkatkan keefektifan kelompok (Rusidi, 1989). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan antara karakteristik petani dan dinamika kelompok tani dengan keberhasilan dana Bantuan Program PUAP penyuluhan pola bantuan Program PUAP, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan yang lemah tapi nyata antara karakteristik petani (umur petani, tanggungan keluarga, luas lahan dan pengalaman usahatani) dengan keberhasilan dana Bantuan Program PUAP ISSN 089-590 Vol, No.1, Th, 011

16 Achmad Faqih. Terdapat hubungan yang kuat dan nyata antara dinamika kelompok dengan keberhasilan dana Bantuan Program PUAP. Dana Bantuan Program PUAP yang dikelola oleh kelompok tani Wangen Tengah cukup berhasil dengan tingkat pengembalian mencapai 76,61%. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pertanian. 000. Panduan Pemantauan dan Pelaporan Proyek Pengembangan Ketahanan Pangan. Departemen Pertanian, Jakarta. Departemen Pertanian. 00. Pedoman Umum Pemberdayaan Masyarakat Agribisnis Melalui Penguatan Modal Usaha Kelompok. Departemen Pertanian, Jakarta. Hadisapoetro S. 199. Usaha Pembinaan Usahatani Lahan Sempit. Departemen Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Ken Suratiyah. 006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya, Jakarta. Pusat Penyuluhan Pertanian. 1997. Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Kelompok Tani Nelayan. Departemen Pertanian, Jakarta. Rusidi. 1989. Dinamika Kelompok Tani Dalam Struktur Kekuasaan Masyarakat Desa Serta Pengaruhnya terhadap Perilaku Berusahatani Petani Berlahan Sempit dan Kekuatan Ikatan Patron Klien. Universitas Padjadjaran, Bandung.. Salmon Padmanegara. 1980. Peranan dan Kedudukan Kontak Tani dan Kelompok Tani. Departemen Pertanian, Jakarta. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora