KONSEP DASAR DAN BAN-PT. Malang, 28 Februari Dwiwahju Sasongko, Sekretaris BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI BAN-PT 1

dokumen-dokumen yang mirip
Peningkatan Kinerja Sistem Penjaminan Mutu Eksternal dalam Mewujudkan Perguruan Tinggi yang Bermutu dan Berdaya Saing

PELUANG DAN TANTANGAN MENGHADAPI AKREDITASI PENDIDIKAN TINGGI BERDASARKAN UU 12/2012

PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI

AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN INSTITUSI

AGENDA KONSEP DASAR DAN KEBIJAKAN AKREDITASI BAN-PT

KEBIJAKAN AKREDITASI PRODI DAN AKREDITASI INSTITUSI. Materi Workshop ITY

ASESMEN KECUKUPAN AKREDITASI TAHAP 1 TAHUN 2014 BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI

PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI BERBASIS AKREDITASI

WORKSHOP PENYUSUNAN BORANG AKREDITASI

ABDURAHMAN ADISAPUTERA BAN-PT

BADAN AKREDITASI NASIONAL

Oleh: Tim Pengembang SPMI Ditjen Dikti, Kemdikbud

PELATIHAN SISTEM PENJAMINAN MUTU DAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI TAHUN 2016 BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI

(3) Gelar akademik dan gelar vokasi dinyatakan tidak sah dan dicabut oleh Menteri apabila dikeluarkan oleh:

Penyelenggaraan Pendidikan Profesi berdasarkan Ketentuan Perundang-undangan untuk Menghasilkan Lulusan sesuai KKNI

KEBIJAKAN MAJELIS AKREDITASI BAN-PT TENTANG PENYUSUNAN INSTRUMEN AKREDITASI

PENJAMINAN MUTU, AKREDITASI DAN TATA KELOLA PENDIDIKAN TINGGI

Kebijakan Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi

Oleh: Tim Pengembang SPMI. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

AKREDITASI BAN-PT PROGRAM STUDI

SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI

RESIKO PERGURUAN TINGGI (AKREDITASI)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2005 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN NON FORMAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

PETA MASALAH DALAM AKREDITASI PRODI BERDASARKAN ISIAN BORANG AKREDITASI

KEBIJAKAN NASIONAL SISTEM PENJAMINAN MUTU PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA

2 Menetapkan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Pre

Klinik Akreditasi Program Studi. Rakornas APTIKOM Mataram Oktober 2016

BEST PRACTICE PENGELOLAAN AKREDITASI PERGURUAN TINGGI (7-Standart)

Kopertis Wilayah VIII Tahun 2015

BAB I KEBIJAKAN MUTU INTERNAL FAKULTAS A. Kebijakan Umum 1. Fakultas sebagai bagian dari Universitas Andalas berpartisipasi aktif dalam gerakan menjag

2014, No.16 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi adalah pengaturan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Pendirian, Perubahan Bentuk, dan Pembukaan Program Studi Perguruan Tinggi Swasta

Illah Sailah Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti. Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN PENYUSUNAN INSTRUMEN AKREDITASI

Panduan Pengusulan Ijin Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) untuk PEMBELAJARAN SEPANJANG HAYAT dalam rangka Penerapan KKNI bidang

Gambar 1 : Continuous Quality Improvement pada Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan

Tabel 1. Penjabaran Langkah menjadi Kegiatan LAM-PTKes

Program Studi Arsitektur dan Upaya-upaya Peningkatannya

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bab II Model Dasar Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT)

REGULASI DAN IMPLEMENTASI ASESMEN BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI. naskah akademik & standarprosedur

Implikasi Regulasi Pendidikan Tinggi. Direktorat Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Mei 2015

Panduan Pengusulan Ijin PENGAKUAN TENAGA AHLI SEBAGAI DOSEN melalui mekanisme REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU (RPL)

REGULASI DAN IMPLEMENTASI ASESMEN BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

INSTRUMEN BAN PT TAHUN 2018 PERATURAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI NOMOR 4 TAHUN 2017

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

Instrumen Evaluasi Diri Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan Tinggi D1 : D2 : D3 : D4 : Sp1 : Sp2 : Sp3 : S1 : S2 : S3 :

BAB I SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI

Kebijakan Pendidikan Tinggi Bidang Kesehatan. Ridwan Roy T Kasubdit Pembelajaran Ditjen Dikti

Sosialisasi Pendirian, Perubahan, Pembubaran PTN, dan Pendirian, Peubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta

2016, No Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 201

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) UNIVERSITAS ISLAM MALANG PUSAT PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS ISLAM MALANG

REGULASI DAN IMPLEMENTASI BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKANNASIONAL REPUBLIK INDONESIA BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

KEBIJAKAN NASIONAL SISTEM PENJAMINAN MUTU EKSTERNAL (AKREDITASI)

Akreditasi Program Studi di PTN-bh

Evaluasi Diri Dalam Rangka Akreditasi Prodi. Oleh: Kantor Jaminan Mutu Universitas Gadjah Mada

PEDOMAN SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI. Disusun oleh:

Oleh: Tim Pengembang SPMI, Ditjen Dikti, Kemdikbud

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

SKEMA GRAND DESIGN LAM-PTKes

Oleh: Prof. Dr. Johannes Gunawan,SH.,LL.M Koordinator Tim Pengembang SPMI. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

PERATURAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI

Organisasi LAM-PTKes Jakarta, April 2015

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2005 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH

MANUAL SPMI POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN

Oleh Pengurus LAM-PTKes

JOB DESCRIPTION. Sesuai Peraturan BAN-PT Nomor 1, tanggal 21 Agustus 2015, tentang Pedoman Penilaian Kelayakan Pemberian Rekomendasi Pendirian LAM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pendidikan Akademik Pendidikan Vokasi Pendidikan Profesi Pendidikan Jarak Jauh

SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 024/ITDel/Rek/SK/III/18. Tentang PEDOMAN KESESUAIAN BIDANG KEILMUAN DOSEN INSTITUT TEKNOLOGI DEL

PEDOMAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL PENDIDIKAN AKADEMIK - PENDIDIKAN VOKASI - PENDIDIKAN PROFESI - PENDIDIKAN JARAK JAUH

Kebijakan SPME (Akreditasi)

BAB I SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Oleh Prof.Dr.Bernadette Waluyo,SH., MH.,CN

AKREDITASI PERGURUAN TINGGI TERBUKA JARAK JAUH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN MELALUI JALUR PENDIDIKAN

Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Capaian Pembelajaran

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN RUMAH TANGGA LEMBAGA AKREDITASI MANDIRI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN INDONESIA

Pembentukan Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM)

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Proses Evaluasi. Keterbatasan mampuan Negara. imo Masyarakat PRUDEN

Tata Cara Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau(RPL) BAGIAN 2: RPL TIPE B & RPL DOSEN dalam TUGAS

BAN-PT PANDUAN SURVEILEN AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN INSTITUSI PERGURUAN TINGGI BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA TENTANG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

1.a. Penetapan kebijakan nasional pendidikan. b. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional dan program pendidikan antar provinsi.

1.a. Penetapan kebijakan nasional pendidikan. b. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional dan program pendidikan antar provinsi.

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

Penomoran Ijazah Nasional (PIN) Sistem Verifikasi Ijazah secara Elektronik (SIVIL) Perubahan Data Mahasiswa (PDM) Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Transkripsi:

KONSEP DASAR DAN KEBIJAKAN AKREDITASI BAN-PT Pertemuan Pimpinan Universitas Brawijaya Malang, 28 Februari 2014 Dwiwahju Sasongko, Sekretaris BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI BAN-PT 1

AGENDA o Akreditasi dan Sistem Penjaminan Mutu o Peraturan dan Perundangan o BAN-PT o Standar dan Prosedur 2

AKREDITASI UU No. 20/2003 Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 22 Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dalam satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. a formal, published statement regarding the quality of an institution or a program, following a cyclical evaluation based on agreed standards d (CRE, 2001). a process of external quality review used by higher education to scrutinize colleges, universities and higher education programs for quality assurance and quality improvement (CHEA, 2000). accountability a window into higher education institution (Peril & Promise, WB 2000) PENJAMINAN MUTU Internal EVALUASI DIRI Eksternal AKREDITASI 3

SISTEM PENJAMINAN MUTU (SPMI dan SPME) SPMI = Sistem Penjaminan Mutu Internal SPME = Sistem Penjaminan Mutu Eksternal CQI = Continuous Quality Improvement EVALUASI-DIRI SPME SPMI PERBAIKAN INTERNAL DAN PEMBINAAN PERBAIKAN INTERNAL EVALUASI EKSTERNAL/ AKREDITASI REKOMENDASI PEMBINAAN budaya mutu 4

TUJUAN 5

BUKU SPM-PT SPM- -PT SPMI: PT SPME: BAN-PT dan LAM PDPT: Dikti dan PT 6

MANFAAT AKREDITASI BAGI PARA PEMANGKU KEPENTINGAN PEMERINTAH Penjaminan mutu PT/PS Penjaminan mutu tenaga kerja Informasi untuk pembinaan PT/PS (beasiswa/hibah) CALON MAHASISWA/ORANG TUA Informasi mengenai mutu PT/PS dan lulusannya PASAR KERJA Informasi mengenai mutu PT/PS dan lulusannya ORGANISASI PENYANDANG DANA Informasi mengenai mutu PT/PS dan lulusannya PERGURUAN TINGGI/PROGRAM STUDI/PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI Informasi untuk peningkatan mutu dan perencanaan Informasi untuk kemitraan dsb 7

PERATURAN DAN KEBIJAKAN MENGENAI AKREDITASI DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI (sejak tahun 2003) Undang-undang No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang-undang No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen Peraturan Pemerintah No.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Rencana Strategis Depdiknas/Kemdiknas 2005-2009 2009, 2010-2014 2014 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 28/2005 tentang Badan Akreditasi Nasional - Perguruan Tinggi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 17/2009 tentang Perangkat Akreditasi Program Studi Sarjana Kebijakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Peraturan Pemerintah No. 17/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Peraturan Pemerintah No. 66/2010 tentang Perubahan atas PP No. 17/2010 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 6/2010 Peraturan Presiden No. 8/2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Undang-Undang No. 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 59/2012 tentang Badan Akreditasi Nasional Peraturan Pemerintah No.32/2013 tentang Perubahan atas PP No.19/2005 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 73/2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia 8

PERUBAHAN (UU 20/2003 s/d UU 12/2012) AKREDITASI DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI Dari akreditasi sukarela wajib. Dari akreditasi program studi akreditasi program studi dan akreditasi perguruan tinggi. Dari sistem penjaminan mutu internal sukarela wajib. Dari badan akreditasi tunggal BAN-PT untuk akreditasi program studi dan akreditasi institusi BAN-PT untuk akreditasi institusi dan LAM untuk akreditasi program studi. 9

1. DARI AKREDITASI SUKARELA MENJADI WAJIB (1) UU No. 20/2003 Sistem Pendidikan Nasional Pasal 60 ayat 1 dan 2 Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh Pemerintah dan/atau lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik. 10

1. DARI AKREDITASI SUKARELA MENJADI WAJIB (2) UU No. 20/2003 Sistem Pendidikan Nasional Pasal 61 ayat 2 dan 3 Ijazah diberikan kepada peserta didik sebagai pengakuan terhadap prestasi belajar dan/atau penyelesaian suatu jenjang pendidikan setelah lulus ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi. i Sertifikat kompetensi diberikan oleh penyelenggara pendidikan dan lembaga pelatihan kepada peserta didik dan warga masyarakat sebagai pengakuan terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan tertentu setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi. 11

2. DARI AKREDITASI PROGRAM STUDI MENJADI AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI UU No. 20/2003 Sistem Pendidikan Nasional Pasal 60 ayat 1 Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. PP No. 19/2005 Standar Nasional Pendidikan Pasal 86 ayat 1 Pemerintah melakukan kan akreditasi pada setiap jenjang dan satuan pendidikan untuk menentukan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan. 12

3. DARI PENJAMINAN MUTU INTERNAL SUKARELA MENJADI WAJIB PP No. 19/2005 Standar Nasional Pendidikan Pasal 91 Setiap satuan pendidikan pada jalur formal dan nonformal wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan. 13

4. DARI BADAN AKREDITASI TUNGGAL MENJADI MAJEMUK UU No. 20/2003 Sistem Pendidikan Nasional Pasal 60 ayat 2 Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh Pemerintah dan/atau lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik. PP No. 19/2005 Standar Nasional Pendidikan Pasal 86 ayat 2 Kewenangan akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat pula dilakukan oleh lembaga mandiri yang diberi kewenangan oleh Pemerintah untuk melakukan akreditasi. 14

PERATURAN PERUNDANGAN TERKINI UU NO. 12/2012 PENDIDIKAN TINGGI -1 Pasal 28 (3) Gelar akademik dan gelar vokasi dinyatakan tidak sah dan dicabut oleh Menteri apabila dikeluarkan oleh: a. Perguruan Tinggi dan/atau Program Studi yang tidak terakreditasi; dan/atau b. perseorangan, organisasi, atau penyelenggara Pendidikan Tinggi yang tanpa hak mengeluarkan gelar akademik dan gelar vokasi. (4) Gelar profesi dinyatakan tidak sah dan dicabut oleh Menteri apabila dikeluarkan k oleh: a. Perguruan Tinggi dan/atau Program Studi yang tidak terakreditasi; dan/atau b. perseorangan, organisasi, atau lembaga lain yang tanpa hak mengeluarkan gelar profesi. 15

PERATURAN PERUNDANGAN TERKINI UU NO. 12/2012 PENDIDIKAN TINGGI - 2 Pasal 33 (1) Program pendidikan dilaksanakan melalui Program Studi. (2) Program Studi memiliki kurikulum dan metode pembelajaran sesuai dengan program Pendidikan. (3) Program Studi diselenggarakan atas izin Menteri setelah memenuhi persyaratan minimum akreditasi. (4) Program Studi dikelola oleh suatu satuan unit pengelola yang ditetapkan oleh Perguruan Tinggi. (5) Program Studi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mendapatkan akreditasi pada saat memperoleh izin penyelenggaraan. (6) Program Studi wajib diakreditasi ulang pada saat jangka waktu akreditasinya berakhir. (7) Program Studi yang tidak diakreditasi ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dapat dicabut izinnya oleh Menteri. (8) Ketentuan lebih lanjut mengenai metode pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pemberian izin Program Studi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dan pencabutan izin Program Studi sebagaimana dimaksud pada ayat (7) diatur dalam Peraturan Menteri. 16

PERATURAN PERUNDANGAN TERKINI UU NO. 12/2012 PENDIDIKAN TINGGI - 3 Pasal 42 (1) Ijazah diberikan kepada lulusan pendidikan akademik dan pendidikan vokasi sebagai pengakuan terhadap prestasi belajar dan/atau penyelesaian suatu program studi terakreditasi yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi. Pasal 44 (2) Sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh Perguruan Tinggi bekerja sama dengan organisasi profesi, lembaga pelatihan, atau lembaga sertifikasi yang terakreditasi kepada lulusan yang lulus uji kompetensi. 17

PERATURAN PERUNDANGAN TERKINI UU NO. 12/2012 PENDIDIKAN TINGGI - 4 Pasal 51 (1) Pendidikan Tinggi yang bermutu merupakan Pendidikan Tinggi yang menghasilkan lulusan yang mampu secara aktif mengembangkan potensinya dan menghasilkan Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi yang berguna bagi Masyarakat, bangsa, dan negara. (2) Pemerintah menyelenggarakan sistem penjaminan mutu Pendidikan Tinggi untuk mendapatkan Pendidikan bermutu. Pasal 52 (1) Penjaminan mutu Pendidikan Tinggi merupakan kegiatan sistemik untuk meningkatkan mutu Pendidikan Tinggi secara berencana dan berkelanjutan. (2) Penjaminan mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui penetapan, pelaksanaan, evaluasi, pengendalian, dan peningkatan standar Pendidikan Tinggi. (3) Menteri menetapkan sistem penjaminan mutu Pendidikan Tinggi dan Standar Nasional Pendidikan Tinggi. (4) Sistem penjaminan mutu Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) didasarkan pada Pangkalan Data Pendidikan Tinggi. 18

PERATURAN PERUNDANGAN TERKINI UU NO. 12/2012 PENDIDIKAN TINGGI 5 Pasal 53 Sistem penjaminan mutu Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (2) terdiri atas: a. sistem penjaminan mutu internal yang dikembangkan oleh Perguruan Tinggi; gg; dan b. sistem penjaminan mutu eksternal yang dilakukan melalui akreditasi. 19

PERATURAN PERUNDANGAN TERKINI UU NO. 12/2012 PENDIDIKAN TINGGI 6a Pasal 55 (1) Akreditasi merupakan kegiatan penilaian sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan berdasarkan Standar Nasional Pendidikan Tinggi. (2) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk menentukan kelayakan Program Studi dan Perguruan Tinggi atas dasar kriteria yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi. (3) Pemerintah membentuk Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi untuk mengembangkan sistem akreditasi. 20

PERATURAN PERUNDANGAN TERKINI UU NO. 12/2012 PENDIDIKAN TINGGI 6b Pasal 55 (lanjutan) (4) Akreditasi Perguruan Tinggi dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. (5) Akreditasi Program Studi sebagai bentuk akuntabilitas publik dilakukan oleh lembaga akreditasi i mandiri. i (6) Lembaga akreditasi mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (5) merupakan lembaga mandiri bentukan Pemerintah atau lembaga mandiri bentukan Masyarakat yang diakui oleh Pemerintah atas rekomendasi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. (7) Lembaga akreditasi mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dibentuk berdasarkan rumpun ilmu dan/atau cabang ilmu serta dapat berdasarkan kewilayahan. (8) Ketentuan lebih lanjut mengenai akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dan lembaga akreditasi mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diatur dalam Peraturan Menteri. 21

PERATURAN PERUNDANGAN TERKINI UU NO. 12/2012 PENDIDIKAN TINGGI - 7 Pasal 56 (2) Pangkalan Data Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi sebagai sumber informasi bagi: a. lembaga akreditasi, untuk melakukan akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi; Pasal 60 (4) Perguruan Tinggi yang didirikan harus memenuhi standar minimum akreditasi. (7) Ketentuan lebih lanjut mengenai pendirian PTN dan PTS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (5) serta perubahan atau pencabutan izin PTS sebagaimana dimaksud pada ayat (6) diatur dalam Peraturan Pemerintah. Pasal 90 (1) Perguruan Tinggi lembaga negara lain dapat menyelenggarakan Pendidikan Tinggi di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Perguruan Tinggi lembaga negara lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sudah terakreditasi dan/atau diakui di negaranya. 22

PERATURAN PERUNDANGAN TERKINI UU NO. 12/2012 PENDIDIKAN TINGGI - 8 Pasal 95 Sebelum terbentuknya lembaga akreditasi mandiri, akreditasi program studi dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. 23

AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN INSTITUSI PERGURUAN TINGGI OLEH BAN-PT APS AIPT Akreditasi i Program Studi (APS): Sejak 1996: Program Studi Sarjana Sejak 1999: Program Studi Magister Sejak 2001: Program Studi Diploma Program Studi Doktor Sejak 2006: Program Studi Sarjana Universitas Terbuka Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT): Sejak 2007 Akreditasi Program Pendidikan Profesi (APPP): Sejak 2008 APPP 24

TUGAS BAN-PT (Permendikbud No. 59/2012 pasal 12 ayat 1, ketentuan yang sama dengan Permendiknas No. 28/2005) 1. Merumuskan kebijakan operasional. 2. Melakukan k sosialisasi i kebijakan. 3. Melaksanakan akreditasi perguruan tinggi. 25

FUNGSI BAN-PT (Permendikbud No. 59/2012 pasal 12 ayat 2, ketentuan yang sama dengan Permendiknas No. 28/2005) 1. Merumuskan kebijakan dan menetapkan akreditasi perguruan tinggi; 2. Merumuskan kriteria dan perangkat akreditasi perguruan tinggi untuk diusulkan kepada Menteri; 3. Melaksanakan sosialisasi kebijakan, kriteria, dan perangkat akreditasi perguruan tinggi; 4. Melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan akreditasi perguruan tinggi; 5. Memberikan rekomendasi tentang tindak lanjut hasil akreditasi; 6. Mengumumkan hasil akreditasi perguruan tinggi secara nasional; 7. Melaporkan hasil akreditasi perguruan tinggi kepada Menteri; 8. Melaksanakan ketatausahaan BAN-PT. 26

PERIODE DAN STATUS AKREDITASI (Permendikbud No. 59/2012 pasal 8 ayat 1, 2, 3, dan 4, ketentuan yang sama dengan Permendiknas No. 28/2005 dan Permendiknas No. 6/2010) Pasal 8 1) Pelaksanaan akreditasi pada program dan satuan pendidikan dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali. 2) Pelaksanaan akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan kurang dari 5 (lima) tahun apabila program dan satuan pendidikan yang bersangkutan mengajukan permohonan untuk akreditasi ulang. 3) Program dan satuan pendidikan wajib mengajukan permohonan untuk diakreditasi kembali kepada BAN-S/M, BAN-PT, dan BAN-PNF paling lambat 6 (enam) bulan sebelum masa berlaku akreditasi berakhir. 4) Program dan satuan pendidikan yang diusulkan untuk diakreditasi kembali dan belum dilakukan akreditasi oleh BAN-S/M S/M, BAN-PT, dan BAN-PNF tetap memiliki status terakreditasi sampai adanya penetapan status akreditasi baru oleh BAN-S/M, BAN-PT, dan BAN-PNF sesuai kewenangannya. 27

STATUS AKREDITASI (Permendikbud No. 59/2012 pasal 14, sama dengan ketentuan pada Permendiknas No. 28/2005) Pasal 14 BAN-S/M, BAN-PT, dan BAN-PNF dapat mencabut status akreditasi program atau satuan pendidikan sebelum berakhirnya masa berlaku akreditasi apabila: a. program atau satuan pendidikan yang bersangkutan terbukti memberikan data dan/atau informasi yang tidak benar kepada badan akreditasi; b. sampai batas waktu yang ditetapkan, program atau satuan pendidikan yang memperoleh akreditasi, tidak memenuhi kondisionalitas yang melekat pada status akreditasi; atau c. terjadi peristiwa luar biasa yang menimpa program atau satuan pendidikan yang bersangkutan sehingga status akreditasi yang melekat pada program atau satuan pendidikan tersebut tidak lagi mencerminkan tingkat kelayakannya. 28

KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI (Permendikbud No. 59/2012 pasal 16, perubahan ketentuan pada Permendiknas No. 28/2005) Pasal 16 (1) Menteri menetapkan kriteria dan perangkat akreditasi BAN-S/M, BAN-PT, dan BAN-PNF dengan memperhatikan Standar Nasional Pendidikan. (2) Penetapan kriteria dan perangkat akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didelegasikan kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan setelah berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal terkait 29

STANDAR AKREDITASI Tolok ukur yang digunakan sebagai dasar untuk mengukur dan menetapkan mutu serta kelayakan k program studi. 30

STAND DAR AKRED DITASI INSTITUSI PT PROGRAM DIPLOMA PROGRAM KHUSUS: PTJJ PROFESI STANDAR AKREDITASI PROGRAM SARJANA PROGRAM DOKTOR PROGRAM MAGISTER STAND DAR AKRED DITASI 31

PRINSIP PENGEMBANGAN STANDAR AKREDITASI Standar akreditasi merupakan satu kesatuan yang utuh. Pemisahan standar hanya dalam rangka memudahkan pengukuran mutu PT. Standar difokuskan pada obyek mutu PT yang measurable. Standar tunggal, penekanan disesuaikan karakteristik program pendidikan/institusi. Disempurnakan secara berkelanjutan. 32

RUJUKAN PENGEMBANGAN STANDAR AKREDITASI UU 20/2003 Sistem Pendidikan Nasional. UU 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi. PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Teori-teori tentang penjaminan mutu. Teori-teori akreditasi pendidikan tinggi. Internationally good practices. Hasil evaluasi standar yang berlaku. 33

PP No. 19/2005 Standar Nasional Pendidikan Pasal 2 2005 IKAN NDIDI Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi: a. standar isi; b. Standar proses; c. Standar kompetensi kelulusan; d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan; e. Standar sarana dan prasarana; f. Standar pengelolaan; g. Standar pembiayaan; dan h. Standar penilaian pendidikan. Untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan dilakukan evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi. Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan t t perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. R NAS SIONA AL PE STA ANDA 34

UU No. 12/2012 Pendidikan Tinggi Pasal 54 2012 (1) Standar Pendidikan Tinggi terdiri atas: a. Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang ditetapkan oleh Menteri atas usul suatu badan yang bertugas menyusun dan mengembangkan Standar Nasional Pendidikan Tinggi; dan b. Standar Pendidikan Tinggi yang ditetapkan oleh setiap Perguruan Tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi. (2) Standar Nasional Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan satuan standar yang meliputi standar nasional pendidikan, ditambah dengan standar penelitian, dan standar pengabdian kepada masyarakat. PEND DIDIKA AN TIN NGGI STAN NDAR 35

STANDAR AKREDITASI BAN-PT (2009) A. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN B. TATAPAMONG, KEPEMIMPINAN, SISTEM PENGELOLAAN, DAN PENJAMINAN MUTU C. MAHASISWA DAN LULUSAN D. SUMBERDAYA MANUSIA E. KURIKULUM, PEMBELAJARAN DAN SUASANA AKADEMIK F. PEMBIAYAAN, SARANA DAN PRASARANA, DAN SISTEM INFORMASI G. PENELITIAN, PELAYANAN/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, DAN KERJASAMA 36

ELEMEN DAN DESKRIPTOR Setiap standar akreditasi program studi dirinci i i menjadi elemen-elemen/aspek- l aspek penilaian Setiap elemen dioperasional ke dalam deskriptor yang berfungsi sebagai dasar penyusunan butir instrumen dan penilaian 37

INSTRUMEN AKREDITASI Naskah Akademik Standar dan Prosedur Akreditasi Borang Program Studi Borang Institusi Pengelola Program Studi Panduan Pengisian Borang Pedoman Penilaian Borang Matriks Penilaian Borang Pedoman Asesmen Lapangan Pedoman Evaluasi Diri 38

KONSEP BORANG Alat atau instrumen untuk mengumpulkan informasi mengenai kinerja program studi dan fakultas/sekolah tinggi dalam rangka pengendalian mutu. Berfungsi untuk menjaring informasi yang terkait dengan mutu penyelenggaraan program studi. Borang akreditasi terdiri atas seperangkat pertanyaan: o tertutup, o terbuka. Sesuai petunjuk setiap butir, sebagian pertanyaan dijawab langsung dalam isian borang, sebagian yang lain dijawab dalam lembar tersendiri. 39

PENGIRIMAN EVALUASI DIRI DAN BORANG SERTA LAMPIRAN KEPADA BAN-PT (Prodi) 1900 ++ asesor 15 anggota 3 staf ahli SURVEILEN ASESMEN LAPANGAN (Anggota dan Asesor BAN-PT) PROSEDUR AKREDITASI ASESMEN KECUKUPAN (Asesor BAN-PT) PENGAMBILAN KEPUTUSAN HASIL ASESMEN KECUKUPAN (Pleno BAN-PT) ASESMEN LAPANGAN (Asesor BAN-PT) VALIDASI (Anggota BAN-PT) PENGAMBILAN KEPUTUSAN HASIL AKREDITASI (Pleno BAN-PT) BANDING DAN KELUHAN PRODI/PT/MASYARAKAT PENGUMUNAN HASIL AKREDITASI (Ka/Sek BAN-PT) 40

ELIGIBILITAS PENGAJUAN AKREDITASI Ijin penyelenggaraan program studi PROGRAM STUDI memiliki dosen tetap t dengan jumlah dan kualifikasi minimal sesuai dengan ketentuan yang berlaku Catatan: program studi yang belum memiliki lulusan dapat mengajukan akreditasi 41

PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI Peringkat Skor Setiap Jenjang Program Studi Diploma Sarjana Magister Doktor A 361-400 361-400 361-400 361-400 B 301-360 301-360 301-360 301-360 C 200-300 200-300 200-300 200-300 Tidak Terakreditasi < 200 < 200 < 200 < 200 42

TANTANGAN (1) Lebih dari 3,600 PT Lebih dari19,000 program studi Penanggungjawab: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agama Kementerian Pertahanan Kementerian Dalam Negeri Kementerian Kesehatan Kementerian Perhubungan dsb PENDIDIKAN N TINGG GI DI IN (DALAM DONES M ANGK SIA KA) 43

TANTANGAN (2) Peraturan perundangan: UU No 12/2012 Pendidikan Tinggi Akreditasi institusi oleh BAN-PT dan program studi oleh LAM (akan didirikan). Perpres No 8/2012 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Capaian pembelajaran: pendidikan, pengalaman kerja/pengembangan karir, sertifikasi profesi, pembelajaran mandiri ( RPL). Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) Dalam proses penyelesaian. P ARADIG GMA BA ARU AK DI IN KREDITA NDONES ASI SIA 44

PELUANG Evaluasi: Sumatif Formatif Basis evaluasi: Input Process Output Outcome Informasi untuk evaluasi: Borang Portofolio Instrumen akreditasi program studi/profesi: Generik Spesifik/profesi JENIS/ /MODEL AS SESME N AKRE EDITAS I 45

KELEMBAGAAN AKREDITASI MENDATANG?? BAN-PT Akreditasi institusi Akreditasi program studi (jika belum ada LAM yang serumpun) Pemberian rekomendasi/penjaminan/evaluasi LAM Pembukaan program studi baru (bersama Ditjen Dikti) Pendirian perguruan tinggi baru (bersama Ditjen Dikti) LAM-1 LAM-2 LAM-3 LAM-4 LAM-n LAM = Lembaga Akreditasi Mandiri Contoh: LAM Bidang Kesehatan - HPEQ Project (World Bank, Ditjen Dikti Kemdikbud) LAMPTKes LAM Bidang Teknik diajukan untuk memperoleh hibah luar negeri, WA IABEE Kerjasama BAN-PT dengan asosiasi profesi dan asosiasi institusi pendidikan 46

ISSUES YANG BERKAITAN DENGAN LAM Permendikbud e yang mengatur pembentukan LAM (dalam persiapan). Organisasi/badan hukum yang dapat membentuk LAM (asosiasi profesi, asosiasi institusi pendidikan serumpun, dsb). Badan hukum LAM. Pembiayaan akreditasi (mandiri). Rumpun/cabang ilmu LAM (1 LAM untuk 1 rumpun/cabang ilmu?). Hubungan kerja/koordinasi BAN-PT dengan LAM. Pengakuan dengan badan akreditasi dunia (Washington Accord, Sydney Accord, AACSB, dsb). dsb. 47

EDARAN DIRJEN DIKTI No. 160/E/AK/2013 tgl 1 Maret 2013 48

SELESAI Terima kasih atas perhatian yang diberikan ik 49