Eka Istri Safitri, Bambang Priyo Darminto, Heru Kurniawan Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo.

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V SDN TAMBAKREJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AIR DIKOMBINASIKAN NHT DAN STAD TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PERHATIAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE DISCOVERY PADA SISWA SMK YPP PURWOREJO

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS)

Kata Kunci: Pendekatan pembelajaran, RME, Keaktifan Belajar, Prestasi Belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING

PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN-ENDED SMP SULTAN AGUNG PURWOREJO

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE TALKING STICK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN PAKEM PADA SISWA KELAS VIII MTs NEGERI GOMBONG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

EKSPERIMENTASI AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) DAN VISUALIZATION AUDITORY KINESTHETIC (VAK) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh: ERWIN SETYANINGSIH

Jarianto SMP Negeri 01 Ranuyoso No. Telp.(0334)

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi harus

BAB I PENDAHULUAN. untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mengajarkan

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI ASSESSMENT FOR LEARNING (AFL) DENGAN PENDEKATAN UMPAN BALIK

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR ANTARA SFE DAN MODEL KONVENSIONAL PADA KUBUS DAN BALOK SMP N 39 PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMANFAATAN ALAT PERAGA DAN LKS PADA SISWA KELAS IV

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENINGKATAN MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN TIPE CORE PADA SISWA KELAS VII

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran. Undang-Undang

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL SFE PADA SISWA KELAS VIII D SMP N 15 PURWOREJO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA KELAS VIIIA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN PROBLEM OPEN ENDED

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

Oleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Jurnal EduTech Vol. 2 No. 1 Maret 2016 ISSN: e-issn:

BAB I PENDAHULUAN. depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

BAB I PENDAHULUAN. meletakkan kemampuan dasar dalam aspek intelektual, sosial dan personal

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MELALUI PROBING PROMPTING KELAS VIIB SMP NEGERI 33 PURWOREJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION BERBASIS PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA MTs

BAB I PENDAHULUAN. berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

Vol.09/No.02/Januari 2017 ISSN:

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN SAVI

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN TIPE TPS BAGI SISWA SMP

Oleh. Ni Putu Aryani Utami, NIM

BAB I PENDAHULUAN. siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan

Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Penemuan Terbimbing dan Model Pengajaran Langsung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam arti belajar. Perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek kematangan, pertumbuhan dan

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN METODE ACTIVE LEARNING TYPE TEAM QUIZ

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VIII A

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku, hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mutu lulusan pendidikan sangat erat kaitannya dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. dan ilmu atau pengetahuan. Tujuan pembelajaran matematika adalah terbentuknya

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)

BAB I PENDAHULUAN. [[ 1.1 Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tantangan berat bangsa Indonesia adalah menyiapkan sumber

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE TALKING STICK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ATI DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD PADA SISWA KELAS VIII

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

Arnasari Medekawati Hadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP Bima

STUDI KOMPARASI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECK DAN ARTIKULASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Kata kunci: Reciprocal Teaching, kemampuan berpikir kreatif, hasil belajar

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER UNTUK PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP PADA SISWA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual) a. Pengertian Pembelajaran Somatis Auditori Visual Intelektual

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS III SD NEGERI BANJARWINANGUN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN MINAT, KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENERAPAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING TIPE INDEX CARD MATCH DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII

PENINGKATAN MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENGERJAKAN SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V SE-KECAMATAN LOANO TAHUN AJARAN 2011/2012

Transkripsi:

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN AIR DALAM POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 KALIBAWANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Eka Istri Safitri, Bambang Priyo Darminto, Heru Kurniawan Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: ekaistri14@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar dan keaktifan siswa terhadap mata pelajaran matematika pada siswa kelas VII B SMP Negeri 3 Kalibawang. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus dengan menggunakan model pembelajaaran AIR (Auditory Intellectualy Repetition). Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII B yang berjumlah 28. Faktor yang diteliti berupa prestasi belajar matematika siswa berupa nilai pada akhir siklus dan keaktifan belajar siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan tes. Analisis yang digunakan adalah cara analisis data deskriptif dengan teknik persentase ketuntasan belajar. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan, persentase keaktifan belajar siswa meningkat dari 53% pada siklus 1 menjadi 84,79% pada siklus 2. Peningkatan persentase keaktifan belajar siswa diikuti dengan peningkatan prestasi belajar matematika siswa dengan peningkatan hasil belajar yaitu 32,14% pada siklus 1 menjadi 78,57% pada siklus 2. Kata kunci: AIR, prestasi belajar, keaktifan PENDAHULUAN Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, yang mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika. Oleh karena itu, mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analisis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetensi. 78

Berbagai masalah muncul dalam pembelajaran matematika, salah satunnya adalah keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar masih rendah atau siswa masih pasif, sehingga akhirnya berpengaruh terhadap prestasi belajar. Menurut Thomas M. Risk dalam Ahmad Rohani (2004: 6) mengemukakan tentang belajar mengajar sebagai berikut: Teaching is the guidance of learning experiences (mengajar adalah proses membimbing pengalaman balajar). Pengalaman itu sendiri hanya mungkin diperoleh jika siswa dengan keaktifannya sendiri beraksi terhadap lingkungannya. Dua keaktifan (psikis dan fisik) harus dipandang sebagai hubungan yang sangat erat. J. Piaget, pakar psikologis dalam Ahmad Rohani (2004: 7), berpendapat: seorang anak berpikir sepanjang ia berbuat. Tanpa berbuat anak tak berpikir. Agar ia berpikir sendiri (aktif) ia harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri. Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya, mulai dari aktivitas fisik yang mudah kita amati sampai aktivitas psikis yang susah diamati. Aktivitas fisik ialah siswa giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun berkerja. Sedangkan aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak fungsi dalam rangka pengajaran. Seluruh peranan dan kemauan dikerahkan dan diarahkan supaya daya itu tetap aktif untuk mendapatkan pengajaran yang optimal sekaligus mengikuti proses pengajaran secara aktif seperti mendengarkan, mengamati, menyelidiki, dan mengingat. Keaktifan ini diharapkan akan berdampak positif pada prestasi belajar. Menurut Sufyarma (2004: 212) mendefinisikan prestasi sebagai suatu hasil yang dicapai/akibat suatu perubahan suatu sistem yang diperoleh atau digunakan. Diharapkan semakin banyak perubahan/kegiatan yang dilakukan pada diri siswa yaitu keaktifan akan berpengaruh pada hasil yang dicapai yaitu prestasi belajar kearah yang lebih baik. Rendahnya keaktifan dan prestasi belajar yang terjadi pada siswa salah satu penyebabnya dikarenakan variasi model pembelajaran yang kurang tepat. Selama ini yang terjadi model pembelajaran yang digunakan oleh guru masih terlalu 79

didominasi peran guru (teacher centered) sehingga siswa cenderung pasif. Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu diterapkan model pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran AIR. Menurut Erman S. Ar (2010) model pembelajaran AIR merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan kontruktivis yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa. Dengan adanya penggunaan banyak panca indra yang terlibat, maka akan meningkatkan pemahaman belajar siswa, belajar dengan berbicara dan mendengar pikiran kita akan lebih kuat dari yang kita sadari, telinga kita terus menerus menangkap dan menyimpan informasi tanpa kita sadari. Ketika kita membuat suara sendiri dengan berbicara beberapa area penting di otak kita menjadi aktif. Hal ini dapat diartikan dalam pembelajaran hendaknya mengajak sisa membicarakan apa yang sedang mereka pelajari, menerjemahkan pengalaman siswa dengan suara, mengajak mereka berbicara saat memecahkan masalah, membuat model, atau mengumpulkan informasi. Istilah AIR merupakan kependekan dari Auditory Intellectually Repetition yang merupakan komponen dari model pembelajaran tersebut. Tujuan penelitian ini yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui seberapa besar peningkatan prestasi belajar matematika dan keaktifan belajar siswa SMP Negeri 3 Kalibawang dengan diterapkan model pembelajaran AIR. Sebagai bahan pertimbangan, dikemukakan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penerapan model pembelajaran AIR. Robert (2010) meneliti tentang penggunaan model pembelajaran AIR dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas VII MTs Muhammadiyah 1 Malang. Ika Riftiana (2010) meneliti tentang pembelajaran matematika melalui model pembelajaran AIR dan Reciprocal teaching ditinjau dari motifasi belajar siswa. Nurani Rahmaning Setya Asih (2011) meneliti tentang 80

pembelajaran matematika melalui model AIR dan konvensional dalam pembelajaran matematika pada siswa VIII SMP Negeri 18 Purworejo. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang terdiri dari 2 siklus. Siklus pertama dilakukan dalam 5 kali pertemuan dan siklus 2 dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan. Pada pertemuan terakhir setiap siklus diadakan tes evaluasi akhir siklus. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Kalibawang dengan subjek penelitian kelas VII B yang terdiri dari 28 siswa. Waktu penelitian di laksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2012/2013. Pengumpulan data menggunakan metode observasi dan tes. Instrumen pengumpulan data berupa tes dan lembar observasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini dengan menggunakan persentase ketuntasan belajar. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil tes dari kedua siklus mengalami peningkatan yang ditunjukan pada grafik di bawah ini. 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% Siklus 1 (32.14%) Siklus 2 (78.57%) Gambar 1. Grafik Peningkatan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Berdasarkan grafik di atas, presentase ketuntasan belajar siswa terhadap prestasi belajar pada tes akhir siklus 1 yaitu 32,14% (kriteria rendah). Dengan demikian prestasi belajar pada siklus 1 belum memenuhi indikator. Hal ini disebabkan karena siswa belum paham dengan model pembelajaran AIR dan siswa masih banyak yang bermain sendiri pada saat tugas kelompok. Langkah yang diambil untuk memperbaiki siklus 1 adalah dengan melibatkan guru secara lebih 81

intensif dalam mengawasi pelaksanaan pembelajaran. Persentase ketuntasan belajar siswa terhadap prestasi belajar pada siklus 2 mengalami peningkatan yaitu 78,57% (kriteria tinggi) dan hasil tersebut sudah memenuhi indikator. Hasil penelitian menunjukan bahwa keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran matematika cukup memuaskan dengan diterapkan model pembelajaran AIR. Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan seperti pada grafik berikut. 100.00% 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% Siklus 1 (53.00%) Siklus 2 (84.79%) Gambar 2. Grafik Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Berdasarkan grafik di atas diperoleh bahwa keaktifan belajar siswa pada siklus 1 belum memenuhi indikator. Hal ini ditunjukan dari hasil observasi keaktifan belajar siswa pada siklus 1 persentasenya 53%. Oleh karena itu dilanjutkan dengan tindakan observasi pada siklus 2. Langkah-langkah yang diambil untuk memperbaiki kekurangan pada siklus 1 adalah merancang rencana pembelajaran agar model pembelajaran AIR dapat diterapkan secara lebih efektif. Guru lebih intensif dalam mengawasi siswa agar tidak bermain sendiri pada saat belajar. Memberi pengarahan kepadaa siswa agar tidak malu bertanya pada teman sendiri apabila mengalami kesulitan. Membimbing agar tepat waktu dalam mengerjakan tugas kelompok maupun tugas individu. Keaktifan belajar siswa pada siklus 2 dinilai baik. Partisipasi dalam pembelajaran menunjukkan peningkatan yang menonjol. keaktifan belajar siswa pada siklus 2 mencapai persentase 84,79%. Hasil ini sudah mencapai indikator. Dengan demikian hipotesiss tindakan dapat tercapai. Adanya peningkatan keaktifan 82

belajar siswa menunjukan upaya yang dilakukan melalui model pembelajaran AIR memberi efek positif. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan data dari hasil penelitian maka dapat dikemukakan kesimpulan bahwa dengan model pembelajaran AIR dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hal tersebut dapat dilihat persentase ketuntasan dari hasil tes evaluasi akhir siklus 1 sebesar 32,14% meningkat menjadi 78,57% pada tes evaluasi akhir siklus 2. Keaktifan belajar siswa mengalami peningkatan setelah dilaksanakan model pembelajaran AIR dari 53% pada siklus 1 menjadi 84,79% pada siklus 2. Saran yang diajukan peneliti berdasarkan hasil penelitia ini adalah: Model pembelajaran AIR dapat dijadikan salah satu alternatif model dalam pembelajaran matematika. Model pembelajaran AIR dapat dikembangkan dan diterapkan pada materi lain dengan harapan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Guru hendaknya membuat perencanaan yang matang dalam memilih materi dan mengalokasikan waktu dalam melaksanakan model pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Ahmad Rohani. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. Erman. S. 2010. Model Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi Siswa. Diakses dari http://www.mtsnslawi.sch.id/2010/07/65. [28-05-2012]. Ika Riftiana. 2010. April. Eksperimen Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) dan Reciprocol Teaching Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa. Dalam http://www.foxitsofware.com. [28-05-2012]. Nurani Rahmaning Setya Asih. 2011. Ekperimentasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) pada Materi Bangun Ruang Siswa Kelas VIII SMP Negeri 18 Purworejo Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi. Tidak diterbitkan. Universitas Muhammmadiyah Purworejo, Purworejo. Robert. 2010, Mei. Penggunaan Model Pembelajaran Auditory Intellectually 83

Repetition (AIR) dalam Pembelajaran pada Siswa Kelas VII MTs Muhammadiyah 1 Malang. Diakses dari http://www.foxitsofware.com. [28-05-2012]. Sufyarma, R. H. 2004. Kapita Selekta Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 84