PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL LAYAK HUNI PNPM Mandiri Perkotaan

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL LAYAK HUNI SEDERHANA SEHAT DAN TAHAN GEMPA

FORMAT PERSYARATAN ADMINISTRATIF

Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Pondasi

Cara menghitung Volume pekerjaan : I. Pekerjaan Awal

Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Atap

Cara menghitung Volume pekerjaan Untuk bangunan sederhana Di susun oleh : Gazali Rahman, ST

KELAYAKAN BANGUNAN RUMAH TINGGAL SEDERHANA (SETENGAH BATA) TERHADAP KERUSAKAN AKIBAT GEMPA INTISARI

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

Panduan Praktis Perbaikan Kerusakan Rumah Pasca Gempa Bumi

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

B. BENTUK, FORMAT DAN ISI FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI

MENGHITUNG VOLUME PEKERJAAN RUMAH 2 LANTAI

RING BALK. Pondasi. 2. Sloof

PERENCANAAN DAN PENERAPAN SISTEM STRUKTUR

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

: MEMBANGUN BARU, MENAMBAH, RENOVASI, BALIK NAMA

Konstruksi Rumah Sederhana KATA PENGANTAR

KAJIAN MUTU BANGUNAN PERUMNAS TRIMULYO JETIS BANTUL PASCA GEMPA BUMI YOGYAKARTA MEI 2006

CARA MENGHITUNG VOLUME PEKERJAAN PEMBAGUNAN RUMAH 2 LANTAI Bag 1

TATA CARA DAN PERSYARATAN PENGAJUAN IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB) (Dasar Hukum : Perda No. 7 Tahun 2002)

DINDING DINDING BATU BUATAN

BAB III. Pengenalan Denah Pondasi

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

TABEL A1 SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG PEMERINTAH/LEMBAGA KLASIFIKASI TINGGI/TERTINGGI NEGARA

DAFTAR HARGA SATUAN ANALISA PEKERJAAN

PERATURAN MUATAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1.0 Pengertian muatan 1. Muatan mati (muatan tetap) ialah semua muatan yang berasal dari berat bangunan

PR 1 MANAJEMEN PROYEK

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN SIDOARJO

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI PENGARUH PEMASANGAN ANGKUR DARI KOLOM KE DINDING BATA PADA RUMAH SEDERHANA AKIBAT BEBAN GEMPA ABSTRAK

DAFTAR ANALISA SNI DINAS PU CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2012

REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

HALAMAN PENGESAHAN EVALUASI PROYEK KONSTRUKSI RUMAH TAHAN GEMPA DI DESA CUCUKAN, PRAMBANAN, KLATEN, JAWA TENGAH

ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN. Nomor : Add. 02/03/PK/Indag.01/ULP-HB/VII/2015. Tanggal : 22 Juli untuk Pekerjaan PEMBANGUNAN PASAR RAKYAT

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG PERIZINAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB V. akan. Pembahasan. dianalisa. adalah: data untuk. di Ujung Berung. PGRI, terletak. Gambar 11 Bagan

Struktur Atas & Pasangan Batu Bata. Ferdinand Fassa

EBOOK PROPERTI POPULER

BILL OF QUANTITY PEKERJAAN : LANJUTAN PEMBANGUNAN FASPEL LAUT AIR BUAYA TAHAP III TERDIRI DARI :

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA >

Untuk rumah lantai dua, dimensi sloof yang sering digunakan adalah, lebar 20 cm tinggi30 cm, besi beton utama 6 d 12 mm, begel d8 10 cm.

Gedung Kantor Kepala Desa KATA PENGANTAR

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK )

KOP PERUSAHAAN R E K A P I T U L A S I

BAB IV METODE PENELITIAN

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH LAYAK HUNI

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

Struktur dan Konstruksi II

DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2006 Direktur Jenderal Cipta Karya. Ir. Agoes Widjanarko, MIP

PENERAPAN BENTUK DESAIN RUMAH TAHAN GEMPA

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DISPERINDAGSAR BOYOLALI (DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PASAR) PT WIDHA DYAH AYU PURBO SIWI 2B314953

REKAPITULASI TOTAL BILL of QUANTITY (BOQ) REKAPITULASI

Pengembangan Modul Konstruksi Bambu Plester Sebagai Alternatif Kulit Bangunan

3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan

DAFTAR ANALISA SNI HARGA SATUAN PEKERJAAN

STUDI PERBANDINGAN KOEFISIEN MATERIAL DAN EVALUASI INDEKS PRODUKTIFITAS PADA PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA, PLESTERAN DAN ACIAN

KATA PENGANTAR. Buku ini juga di dedikasikan bagi tugas semester 5 kami yaitu struktur dan utilitas 2. Semoga buku ini bermanfaat.

ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN PEKERJAAN PEKERJAAN LANJUTAN PEMBANGUNAN FASILITAS PELABUHAN LAUT SEPO/SAGEA Nomor : PL.106/2/3.1/ULP/KSOP.

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2

PERMOHONAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN. Bangunan yang dilaksanakan adalah kegiatan PEMBANGUNAN RUANG KELAS

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

PEMBOROSAN BIAYA PEMBANGUNAN AK1BAT PENULANGAN YANG TIDAK SESUAI ATURAN TEKNIK. Tri Hartanto. Abstrak

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH KERETAKAN PADA BETON. Beton merupakan elemen struktur bangunan yang telah dikenal dan banyak

GAMBAR : PEMBANGUNAN BARU GEDUNG ICU/ICCU

PT / CV. Alamat :. LOGO PT / CV. Kegiatan Pekerjaan Lokasi Sumber Dana

DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN UPAH BAHAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

"The guidelines doc is an initial draft from within PU. It has no official status at this point and is the starting point for discussions with BRR to

DAFTAR ISI. Kata Pengantar...i Daftar Isi...ii

DAFTAR ANALISA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2011

TUGAS GAMBAR TEKNIK SEMESTER I 2013/2014

ADENDUM DOKUMEN PENGADAAN NOMOR : 784/VI/BP2MPD-ULP/POKJA-PASCA/2013 TANGGAL : 24 JUNI 2013

FORMULIR PERMOHONAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB)

DAFTAR ANALISA PEKERJAAN

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN MOTTO...iii. HALAMAN PERSEMBAHAN...iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI...

ESTIMASI PERHITUNGAN VOLUME RUMAH TINGGAL TYPE 36

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali

Daftar Isi. 1. Latar Belakang 2. Referensi 3. Desain dan Spesifikasi Rumah T30 Perumnas 2016

1 Membangun Rumah 2 Lantai. Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii\ Tugas Struktur Utilitas II PSDIII-Desain Arsitektur Undip

Buku Pegangan Disain dan Konstruksi Bangunan Rumah Sederhana yang Baik di Nanggroe Aceh Darussalam dan Nias

RINCIAN KEGIATAN DAN ALOKASI PERTEMUAN DALAM SEMESTER

MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SUMUR GALI

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB)

Syarat Bangunan Gedung

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI Jalan P. Diponegoro Nomor 30 Telephone MEDAN

REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U

Transkripsi:

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL LAYAK HUNI PNPM Mandiri Perkotaan KONSULTAN MANAJEMEN PUSAT (KMP) PNPM-MP Jln. Danau Toba F 3 No. 8 Bendungan Hilir Jakarta Pusat

KATA PENGANTAR Rehabilitasi dan pembangunan perumahan adalah salah satu komponen kegiatan lingkungan PNPM Mandiri Perkotaan, rehabilitasi dan pembangunan perumahan ini khususnya diperuntukkan bagi masyarakat miskin yang memiliki hak atas tanah dan memiliki rumah yang tidak layak huni bila dilihat dari aspek kesehatan, kenyamanan dan keamanan penghuninya. Pelaksanaan rehabilitasi dan pembangunan perumahan tersebut perlu didukung dengan berbagai kriteria teknis agar memenuhi persyaratan rumah tinggal yang layak huni, terlaksanan dengan baik, memiliki umur kelayakan yang optimal. Oleh karena itu untuk mencapai hal tersebut diperlukan Prosedur Operasional Baku (POB) pelaksanaan rehabilitasi dan pembangunan perumahan, untuk dipahami dan dilaksanakan seluruh pelaku kegiatan lingkungan PNPM Mandiri Perkotaan. POB rehabilitasi dan pembangunan perumahan ini dibuat untuk melengkapi atau memperjelas petunjuk teknis perencanaan infrastruktur PNPM Mandiri Perkotaan 2012. Untuk itu melalui buku POB ini diharapkan pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan pembangunan perumahan dapat dilaksanakan oleh seluruh pelaku secara efektif dan optimal. Semoga bermanfaat Jakarta, Oktober 2012 Konsultan Manajemen Pusat (KMP) PNPM Mandiri Perkotaan Tim Penyusun 1

Daftar Isi Halaman Kata Pengantar...... 1 Daftar Isi... 2 Bagian I PENDAHULUAN.... 1.1. Latar Belakang... 1.2. Tujuan... 1.3. Sasaran... 1.4. Biaya... 3 3 4 4 4 Bagian II KETENTUAN TEKNIS... 2.1. Persyaratan Teknis 2.1.1. Persyarat dan ketentuan Umum. 2.1.2. Persyaratan Pokok Rumah Yang Lebih Aman (Tahan Gempa)..... 2.1.3. Persyaratan Komponen Bangunan Rumah... 2.1.4. Persyaratan Kualitas Bahan Bangunan.. 2.1.5. Persyaratan Struktur Utama dan Ukuran... 2.1.6. Hubungan Antar Elemen Struktur 2.1.7. Persyaratan Struktur Bangunan Rumah dari Kayu... 2.2. Langkah-langkah perencanaan dan pelaksanaan kegiatan... 5 5 5 5 6 7 7 12 14 18 Bagian III IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB)... 3.1. Pengertian Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)... 3.2. Retribusi Administrasi Izin Mendirikan Bangunan. 3.3. Fungsi dan peran... 3.4. Proses pengurusan IMB.... 3.5. Peran Pemda dan Konsultan... 18 18 18 18 19 19 2

1.1. Latar Belakang PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL LAYAK HUNI Bagian I PENDAHULUAN Rehabilitasi dan pembangunan perumahan merupakan salah satu komponen kegiatan lingkungan PNPM Mandiri Perkotaan, rehabilitasi dan pembangunan perumahan tersebut diperuntukkan bagi masyarakat miskin di kelurahan PNPM Perkotaan yang memiliki hak atas tanah dan memiliki rumah yang tidak layak huni bila dilihat dari aspek kesehatan, kenyamanan dan keamanan penghuninya. Hasil evaluasi Konsultan Manajemen Pusat (KMP) menunjukkan bahwa kegiatan rehabilitasi dan pembangunan rumah yang didanai oleh PNPM Mandiri Perkotaan telah memberikan manfaat yang sangat baik kepada masyarakat miskin. Sebagai investasi terbesar ketiga di bidang lingkungan, tren rehabilitasi dan pembangunan perumahan menunjukkan peningkatan sejak tahun 2007 hingga 2011, dari 12,00% menjadi 18,38%. Selama kurun waktu tersebut lebih dari 85.648 rumah telah direhabilitasi. Selain jumlah rumah yang meningkat investasi per rumah juga terjadi peningkatan dari Rp. 5,049 juta per rumah pada tahun 2007 menjadi Rp. 7,747 juta per rumah pada tahun 2011. Dari sejumlah rumah tersebut telah dimanfaatkan bagi warga miskin sebanya 159.160 KK miskin. Di beberapa lokasi pemerintah daerah telah memiliki program rehabilitasi dan pembangunan rumah bagi masyarakat miskin yang telah bekerjasama dengan BKM, namun dalam pelaksanaannya masih ada beberapa permasalahan yang ditemukan, misalnya pada kualitas konstruksi yang kurang memperhatikan standart teknis yang dipersyaratkan, seperti tidak adanya struktur rangka (kolom praktis, balok pengikat/sloof, balok keliling/ringbalk) sebagai penguat utama. Selain itu juga ditemukan luasan jendela/ventilasi dan lantai yang tidak memadai, termasuk bangunan pelengkap seperti tidak adanya Air bersih, saluran pembuang air kotor dan jamban (WC). Sebagai upaya mengantisipasi timbulnya permasalahan-permasalahan pada pelaksanaan rehabilitasi dan pembangunan perumahan dan untuk melengkapi petunjuk teknis perencanaan infrastruktur PNPM Mandiri Perkotaan khususnya bidang perumahan diperlukan Prosedur Operasional Baku (POB) rehabilitasi dan pembangunan rumah sederhana, sehat dan kuat (tahan gempa), yang bertujuan untuk mewujudkan kualitas hasil rehabilitasi dan pembangunan rumah yang dapat memberikan kenyamanan dan kemanan bagi penghuninya. 3

1.2. Tujuan Tujuan pembuatan POB ini adalah untuk memberikan referensi dalam perencanaan/pelaksanaan rehabilitasi dan pembangunan rumah tinggal yang dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi penghuninya (rumah tinggal layak huni). 1.3. Sasaran Rehabilitasi dan pembangunan rumah di diperuntukkan khusus bagi masyarakat miskin (PS2) di kelurahan PNPM Mandiri Perkotaan dengan ketentuan: a. Penerima manfaat memiliki lahan untuk kebutuhan pembangunan rumah; b. Penerima manfaat memiliki bukti surat syah atas kepemilikan tanah. c. Penerima manfaat memiliki bukti atas kepemilikan rumah yang kurang layak bila dilihat dari aspek kesehatan dan keamanan penghuninya. 1.4. Biaya Biaya rehabilitasi dan pembangunan rumah yang berasal dari BLM PNPM Perkotaan hanya sebagai stimulan bagi masyarakat untuk merehabilitasi / membangun rumahnya sesuai yang sudah mereka rencanakan dan sepakati bersama, oleh karena itu diperlukan adanya tambahan biaya swadaya dari warga yang lebih mampu untuk menolong masyarakat miskin yang memiliki rumah tinggal yang tidak layak huni. Pembangunan rumah ini dikelompokkan menjadi 2 (dua) kategori yaitu, pertama rehabilitasi dan kedua pembangunan baru (rekonstruksi), penentuan kategori ini berdasarkan pada tingkat kerusakan sesuai hasil survey yang dilaksanakan sebelumnya. Adapun besaran alokasi pagu dana BLM PNPM Mandiri Perkotaan untuk rehabilitasi (tingkat kerusakan mencapai 50 %) maksimal sebesar Rp. 7,5 juta per unit dan pembangunan rumah baru (rekosntruksi) maksimal sebesar Rp. 15 juta per unit. 4

2.1. Persyaratan Teknis Bagian II KETENTUAN TEKNIS Untuk memenuhi standar kualitas bangunan rumah yang layak huni harus memperhatikan / memenuhi persyaratan dan kriteria-kriteria sebagai berikut: 2.1.1. Persyarat dan ketentuan Umum Beberapa faktor dan syarat yang harus dipenuhi dalam merencanakan bangunan rumah tinggal adalah kekuatan, keawetan, keindahan dan kesehatan. Untuk lebih jelasnya bisa diuraikan sbb: a. Kekuatan: suatu bangunan harus mempunyai konstruksi yang kuat untuk melindungi penghuni dari bahaya keruntuhan sehingga penghuni dapat merasakan ketentraman selama tinggal didalamnya. b. Keawetan: bengunan seharusnya direncanakan agar berumur panjang, sebab yang kuat dan awet akan memeberikan rasa aman dan tentram bagi penghuninya, untuk itu mendapatkan keawetan yang baik perlu diperhatikan jenis bahan yang digunakan, hanya memmperhatiakan standard mutu dan kualitas, serta cara pelaksanaan pekerjaan yang betul sesuai dengan prosedur yang benar. Selain itu untuk menambah keawetan perlu dipelihara dan dikontrol secara berkala terhadap kerusakan-kerusakan bagian-bagian yang harus diganti atau diremajakan. c. Keindahan: Keindahan bangunan akan memberikan kebanggaan kepada penghuninya dan juga menambah nilai banguan tersebut. Untuk menjadikan bangunan indah, perlu diperhatiakan proporsi antara struktur dan organisasi ruang yang sesuai dengan fungsi bangunan. d. Kesehatan: Perencanaan bangunan harus memperhatikan kebersihan dan kesehatan lingkungannya, untuk menjaga kesehatan, maka faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah tersedianya pembuangan air kotor dan kotoran (sanitasi), pembungan sampah / limbah yang lain dan memperhatikan pencahayaan, penghawaan, suhu udara serta kelembaban dalam ruangan. 2.1.2. Persyaratan Pokok Rumah Yang Lebih Aman (Tahan Gempa) Struktur sebuah bangunan rumah dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: Struktur bangunan bagian Atas, yaitu struktur bangunan yang berada diatas permukaan tanah, yang terdiri atas dua bagian, yaitu bagian atap dan rangka bangunan (dinding dan kolom) dan Struktur Bagian Bawah, yaitu struktur bangunan yang berada dibawah permukaan tanah yang dimaksud disini adalah pondasi, kedua struktur tersebut dalam pelalsanaannya harus memnuhi persyaratan sbb: a. Kualitas bangunan yang baik b. Keberadaan dan dimensi struktur yang sesuai c. Seluruh elemen struktur utama tersambung dengan baik d. Mutu pengerjaan yang baik 5

Gambar 1 : Contoh Struktur Bangunan Atas 2.1.3. Persyaratan Komponen Bangunan Rumah: Pelaksanaan pembangunan dan rehabilitasi rumah tinggal layak huni harus memenuhi minimal komponen kelengkapan bangunan sebagai berikut: No Komponen Bangunan Persyaratan 1 Penutup Atap Umum 2 Kuda-kuda Kuat (Tahan gempa) 3 Pondasi Kuat (Tahan gempa) 4 Kolom, balok pengikat (sloof), ringbalk Kuat (Tahan gempa) 5 Dinding Umum 6 Pintu, Jendela Umum 7 Lantai Umum 8 Kamar Mandi, WC Umum 9 Saluran pembuang air kotor & kotoran (sanitasi) Umum 6

2.1.4. Persyaratan Kualitas Bahan Bangunan A. BAHAN BETON Perbandingan isi campuran beton terdiri dari : 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil Catatan: perlu diperhatikan penambahan air dilakukan sedikit demi sedikit dan disesuaikan agar beton dalam keadaan pulen (tidak terlalu encer dan tidak terlalu kental) Ukuran kerikir yang baik 10 mm - 20 mm dengan gradasi yang baik B. BAHAN CAMPURAN ADUKAN (MORTAR) Perbandingan isi untuk campuran adukan / mortar terdiri dari: 1 bagian semen : 4 bagian pasir bersih dan air secukupnya. C. BAHAN PONDASI Pondasi terbuat dengan menggunakan batu belah / batu sungai yang keras dengan perekat campuran adukan 1 bagian pasir : 4 bagian semen D. KAYU Menggunakan kayu yang berkualitas baik, yaitu Kayu harus kering, tidak cacat, bewarna gelap, serat cukup rapat, tidak ada retak, berat dan lurus. 2.1.5. Persyaratan Struktur Utama dan Ukuran Bangunan sebuah rumah harus mempunyai struktur rangka yang terdiri atas kolom, balok pengikat/sloof, dan balok keliling/ringbalk yang terbuat dari beton bertulang / kayu klas 2 yang terletak di atas pondasi yang kuat dan stabil. Selain itu sudut-sudut bangunan juga harus tersambung dengan dinding yang berfungsi sebagai penyekat ruangan. Agar bangunan rumah berkualitas baik (kuat) maka ukuran kolom, balok pengikat/sloof dan balok keliling/ringbalk harus memenuhi persyaratan yang dipersyaratkan, untuk lebih jelasnya ukuran dan persyaratan struktur bangunan rumah dijelasan sebagai berikut: 7

A. PONDASI Jika keadaan tanah cukup keras, fondasi batu dapat dibuat dengan ukuran sebagai berikut : Lebar atas pondasi minimal 30 cm Lebar bawah pondasi minimum, 60 cm Tinggi pondasi minimum 60 cm, Jika keadaan tanah lunak, maka terlebih dahulu dilakukan perbaikan tanah dasar dengan menggunakan timbunan tanah keras atau penguatan tanah dasar dengan menggunakan trucuk (dimensi pondasi menyesuaikan kondisi lapangan) Gambar Pondasi batu kali B. BALOK PENGIKAT / SLOOF Spesifikasi balok pengikat/sloof harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: Balok pengikat / sloof dengan dimensi minimal 15 cm x 20 cm Ukuran tulangan utama diameter 12 mm, Ukuran tulangan begel diameter 8 mm Jarak antar begel 15 cm. Tulang sengkang harus dibengkokan dengan sudut 135 Ketebalan selimut beton adalah 15 mm Gambar Pembesian Balok Pengikat/Sloof 8

C. KOLOM Spesifikasi kolom harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: Ukuran Kolom minimal 15 cm x 15 cm; Jarak antar kolom maksimum 3 meter; Tulangan utama baja diameter 12 mm, Tulangan begel baja diameter 8 mm Jarak antar begel 15 cm, Tulang sengkang harus dibengkokan dengan sudut 135 Ketebalan selimut beton adalah 15 mm D. BALOK KELILING (RING BALK) Spesifikasi balok keliling/ring balk harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: Ukuran balok keliling / ring balk minimal 12 cm x 15 cm; Tulangan utama baja diameter 12 mm; Tulangan begel baja diameter 8 mm Jarak antar begel 15 cm. Ketebalan selimut beton adalah 15 mm 9

E. STRUKTUR ATAP Spesifikasi struktur rangka atap harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Kuda-kuda Kayu: Ukuran minimum balok kayu untuk kuda-kuda adalah 8 cm x 12 cm. Menggunakan kait besi / baja pada sambungan kuda-kuda Struktur atap dipilih yang sesuai dengan jenis penutup atap dan dipasang dengan benar. 10

b. Sopi-sopi /Ampig Sopi-sopi /gunung-gunungan /ampig harus diberi kolom dan balok miring dari beton bertulang (sebagai bingkai) dengan dimensi 12 cm x 15 cm dan penulangan utama diameter 12 mm, tulangan begel diameter 8 mm, selimut beton 1 cm (sama dengan balok keliling / ring balk). Ampig terbuat dari susunan bata yang direkatkan dengan campuran adukan 1 semen : 4 pasir dan diplester, diajurkan bahan ampig menggunakan bahan ringan seperti papan dan GRC utnuk meminimalisir akibat yang parah bila ampig robok saat terjadi gempa. Gambar 6: Sopi-sopi (gunung-gunungan) c. Ikatan angin Untuk memperkuat kerangka atap rumah terhadap pengaruh angin maka diperlukan ikatan angin pada kuda-kuda (rangka atap) dengan konstruksi seperti gambar berikut : 11

2.1.6. Hubungan Antar Elemen Struktur a. Hubungan Pondasi- Balok pengikat/sloof Hubungan antara pondasi batu kali dengan balok pengikat/sloof harus dipasang angkur besi diameter 10 mm dengan jarak maksimal 1 meter (lihat gambar 8) 12

b. Hubungan Balok Pengikat/Sloof Kolom Hubungan balok pengikat/sloof dengan kolom praktis harus ada tulangan kolom lewatan/dibengkokkan ke sloof dengan panjang lewatan minimal 40 x diameter (lihat gambar 9) c. Hubungan Kolom Dinding Hubungan kolom dengan dinding harus dipasang angkur dengan besi diameter minimal 10 mm dengan panjang minimal 40 cm setiap 6 lapis bata (lihat gambar 10) d. Hubungan Kolom Balok Keliling/Ringbalk Hubungan antara kolom dengan balok keliling/ringbalk harus dibuat tulangan kolom dilewatkan ke balok ring dengan panjang lewatan minimal 40 x diameter besi tulangan (lihat gambar 10) 13

2.1.7. Persyaratan Struktur Bangunan Rumah dari Kayu Persyaratan bangunan rumah jika menggunakan struktur rangka dari kayu harus memenuhi beberapa persyaratan bangunan sebagai berikut : a. Bangunan harus terletak diatas permukaan tanah yang stabil b. Denah rumah sebaikanya sedrhana dan simetris c. Sloof diangkur ke pondasi d. Seluruh kerangka kayu harus terikat secara kokoh dan kaku e. Pada setiap sudut (lantai, dinding atap) diberi skoor kayu pengaku f. Gunakan kayu kering, pilih bahan atap yang ringan g. Untuk bahan dinding kayu pilih bahan yang ringan (papan) dan dipaku ke rangka dinding, sedagkan bila dinding menggunakan pasangan bata/bataco pasang angkur vertikal setiap jarak 30 cm yang dijangkarkan ke kolom h. Rangka kuda-kuda papan kaku atau kuda-kuda gantung pada titik simpul sambungan kayu diberi baut dan plat pengikat i. Pelaksanaan konstruksi harus dilakukan oleh tukang yang berpengalaman 14

2.2. Langkah-langkah perencanaan dan pelaksanaan kegiatan A. Langkah-langkah Perencanaan 1. Pembentukan KSM/Tim pelaksana rehabilitasi dan pembangunan rumah, yang keanggotaanya adalah terdiri dari penerima manfaat dan relawan yang peduli terhadap penanggulangan kemiskinan. 2. Memastikan kepemilikan hak tanah dan rumah atas nama calon penerima manfaat dengan bukti surat kepemilikan yang syah. 3. Melakukan survey kerusakan rumah dengan melakukan identifikasi kerusakan per sub komponen bangunan rumah dan data pemilik rumah (nama dan alamat) dengan menggunakan format survey kerusakan rumah (Form Survey RTLH), identifikasi kerusakan ini dilakukan untuk menentukan tingkat kerusakan rumah; 4. Membuat desain/gambar rencana rehabilitasi/pembangunan baru meliputi: o Gambar Denah o Gambar tampak depan/samping o Gambar potongan memanjang dan melintang o Gambar Pondasi o Gambar Struktur o Gambar pembesian o Detail sambungan ( Sambungan kayu, sambungan besi) 5. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB); 6. Langkah perencanaan dan pelaksanaan lebih lanjut dapat mengacu pada buku petunjuk teknis perencanaan dan pelaksanaan Infrastruktur PNPM Mandiri Perkotaan 2012 dan buku standar teknis bangunan rumah tahan gempa dan POB pembangunan rumah yang ditetapkan Kementerian PU. B. Langkah-langkah Pelaksanaan Untuk mempermudah dalam pembangunan struktur bangunan rumah dibagi kedalam 14 kelompok pekerjaan, yaitu: 1. Pengukuran dan pembuatan bowplang; 2. Penggalian pondasi; 3. Pembuatan sloof dan lantai beton tumbuk; 4. Pembuatan kusen pintu dan jendela; 5. Pembuatan kuda-kuda; 6. Pembuatan rangka pokok bangunan; 7. Pemasangan dan penyetelan rangka pokok bangunan; 8. Pemasangan rangka dinding, pemasangan kusen pintu kayu dan d i n d i n g p a p a n ; 9. Pemasangan kuda-kuda serta gording dari kayu 8/12; 10. Pemasangan atap dari seng gelombang beserta bubungan dan lisplang; 11. Pemasangan daun pintu dan daun jendela beserta kuncinya; 12. Pemasangan kamar madi dan WC; 13. Pemasangan saluran pembuang air kotor dan kotoran (sanitasi) 14. Pembersihan 15

Contoh Gambar Potongan dan Detail Potongan 16

Form Survey RTLH DATA HASIL SURVEY KERUSAKAN RUMAH Nama Pemilik Alamat/RT/RW Kelurahan : : : No Komponen Bangunan Sub Komponen Bangunan Terhadap Seluruh Bangunan Bobot (%) Kerusakan Maksimum Tingkat Kerusakan Bobot (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Atap 2 Plafon 3 Dinding 4 Pintu & Jendela 5 Lantai 6 Fondasi 7 Sanitasi a. Penutup Atap 10.56% 100% b. Rangka Atap 11.62% 100% c. List Plank & Talang 2.06% 100% Sub Total 24.24% a. Rangka Plafon 4.67% 100% b. Penutup & List Plafon 5.06% 100% c. Cat 1.41% 100% Sub Total 11.14% a. Kolom & Balok Ring 9.66% 100% b. Balok/ Dinding Pengisi 13.68% 100% c. Cat 1.65% 100% Sub Total 24.99% a. Kusen 2.07% 100% b. Daun Pintu 2.47% 100% c. daun Jendela 5.15% 100% Sub Total 10.32% a. Struktur Bawah 2.89% 100% b. Penutup Lantai 8.96% 100% Sub Total 11.85% a. Fondasi 11.15% 100% b. Sloof 3.30% 100% Sub Total 14.45% a. Kamar Mandi, WC 1.79% 100% b. Saluran Pembuang Air Kotor & Kotoran (sanitasi) Sub Total 3.01% JUMLAH TOTAL 100.00% NILAI TINGKAT KERUSAKAN (%) 1.22% 100% Nilai (%) (4x6) 17

Bagian 3 IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB) 3.1. Pengertian Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) Secara umum IMB diberikan oleh pemerintah untuk membangun, merenovasi atau merubah bangunan gedung dan memeriksa bangunan gedung yang akan dibangun sesuai dengan kaidah-kaidah administrasi, teknis dan peraturan perundangan tentang bangunan gedung. Kondisi di masyarakat awam kurang memiliki pengetahuan teknis tentang pembangunan bangunan sehingga perlu adanya IMB. IMB diperlukan untuk melindungi pemilik bangunan dalam perencanaan dan pelaksanaan konstruksi bangunan. Suatu bangunan gedung akan diperiksa diantaranya untuk menjamin keamanan, sanitasi dan lingkungan sekitar suatu bangunan sebelum, saat dan sesudah pembangunan berdasarkan IMB. Yang bisa mengajukan IMB adalah setiap warga negara yang akan membangun rumah harus mengurus IMB dan pemilik bangunan wajib mengajukan permohonan IMB. Permohonan IMB diajukan sebelum pelaksanaan konstruksi dan permohonan harus dilengkapi dengan persyaratan IMB yang sudah ditetapkan. Aspek yang perlu diperhatikan dalam IMB yaitu :Aspek administrasi yaitu berupa peraturan dan ketentuan terkait dengan IMB yang disesuaikan dengan daerah kemudian melihat fungsi dan peran dari IMB dan Aspek yang kedua aspek teknis yaitu persyaratan garis sempadan, gambar desain/rencana bangunan dan pelaksanaan konstruksi bangunan. 3.2. Retribusi Administrasi Izin Mendirikan Bangunan Retribusi Administrasi adalah dana yang dipungut oleh Pemerintah Kabupaten/Kota atas pelayanan yang diberikan untuk biaya proses administrasi IMB yang meliputi pemecahan dokumen izin mendirikan bangunan, pembuatan duplikat/copy, pemutakhiran data atas permohonan pemilik bangunan, dan/atau non teknis lainnya. Besaran biaya pengurusan IMB di setiap lokasi (kab/kota) berbeda-beda tergantung perda masing-masing kabupaten/kota. 3.3. Fungsi dan peran Fungsi dan peran IMB adalah terciptanya penataan bangunan secara fungsional, sesuai dengan tata bangunan gedung serta serasi dan selaras dengan lingkungannya. Tertib penyelenggaraan bangunan gedung dengan menjamin keandalan teknis, keselamatan, kesehatan, kenyamanan, kemudahan dan adanya kepastian hukum bagi masyarakat dan pemerintah. 18

3.4. Proses pengurusan IMB: 1. Pemohon Pemohon adalah orang atau badan hukum, kelompok orang, atau perkumpulan yang mengajukan permohonan izin mendirikan bangunan gedung kepada pemerintah kabupaten/kota. Adapun langkah-langkah pengurusan IMB adalah sbb: Mengambil formulir di Instansi Pengurusan IMB Mengisi formulir Pengesahan petugas Lurah dan Camat Menyerahkan formulir yang telah diisi, menyertakan persyaratan administrasi beserta surat pengesahan Lurah dan Camat. 2. Persyaratan Permohonan IMB Permohonan IMB ditujukan kepada Walikota c/q Kepala Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota dengan mengisi formulir yang telah disediakan dan dengan melengkapai persyaratan sebagai berikut: A. Persyaratan Administrasi Persyaratan Administrasi Meliputi: 1. Mengisi Formulir Surat Permohonan IMB. 2. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP)yang berlaku. 3. Fotocopy Pelunasan Pajak Bumi dan Bangunan ( PBB ) terbaru. 4. Foto copy Hak Atas Tanah yang telah disetujui oleh pejabat yang berwenang, B. Persyaratan Teknis Persyaratan Teknis meliputi: - Gambar Rencana Bangunan rangkap 3 : 1. Denah / Site Plan Tampak 2. Potongan 3. Gambar Konstruksi 4. Sumur peresapan, septic tank, dan bak kontrol. 5. Untuk Bangunan Pagar (Denah, Tampak Potongan dan Situasi) 3.5. Peran Pemda dan Konsultan Mengingat sebagian besar masyarakat masih awam dalam mengurus IMB, maka diharapkan pemerintah daerah (Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan) bersama-sama dengan konsultan (korkot dan tim) diharapkan dapat memberikan sosialisasi tentang prsosedur pengurusan dan manfaat IMB, dengan adanya sosialisasi IMB tersebut diharapkan masyarakat mulai menyadari akan pentingnya IMB. Selain itu diharapkan juga dari pemerintah 19

daerah memfasilitasi dan mempermudah masyarakat yang berkeinginan untuk mengajukan permohonan IMB. Penerepan Ijin Mendirikan Bangunan di PNPM Mandiri Perkotaan disarankan untuk mengurus IMB bilamana akan melaksanakan pembangunan rumah baru, sedangkan untuk rehabilitasi atau merubah bangunan yang bersifat penggantian sebagian bangunan seperti dinding, atap, lantai dll. tidak disarankan. Diagarm Proses Pengurusan IMB PENGAJUAN PEMBUATAN IMB Mengisi Formulir Foto Copy KTP Foto Copy Surat-surat: Bukti Kepemilikan Tanah Bukti Pembayaran PBB Keterangan Girik Gambar Rancangan Bangunan PENERBITAN IP (IJIN PEMBANGUNAN) Pemohon Sudah bisa mulai membangun selama masih sesuai dengan IP PENERBITAN IMB PENGAWASAN LAPANGAN DAN EVALUASI BERKALA Pemohon akan mendapatkan: Informasi/revisi GSB dll. Revisi Lain-lain yang tercantum dalam gambar rancangan bila ada Referensi : Permen PU nomor : 24/PRT/M/2007 Tanggal 9 Agustus 2007 Tentang Pedoman Teknis Mendirikan Bangunan Gedung 20

21