Teorema Titik Tetap Pada Ruang Ultrametrik Diskrit

dokumen-dokumen yang mirip
TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG ULTRAMETRIK DISKRIT

TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG BERNORMA CONE BERNILAI-

Konvergensi Barisan dan Teorema Titik Tetap

KONVERGENSI DAN KELENGKAPAN PADA RUANG QUASI METRIK

Beberapa Sifat Operator Self Adjoint dalam Ruang Hilbert

PEMETAAN KONTRAKTIF LEMAH MULTIVALUED DI RUANG METRIK PARSIAL

TITIK TETAP NADLR FUNGSI MULTI NILAI KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK ( ) Rinurwati Jurusan Matematika FMIPA-ITS Jl. Arif Rahman Hakim Surabaya 60111

PENGANTAR ANALISIS FUNGSIONAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Kekontraktifan Pemetaan pada Ruang Metrik Kerucut

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3 No. 2, KONSEP DASAR RUANG METRIK CONE. Yogyakarta

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2, KONSEP FUNGSI SEMIKONTINU. Malahayati 1

Sifat Barisan Subhimpunan Tutup di Ruang Metrik yang Completion-nya adalah Ruang Atsuji

BAB III OPERATOR LINEAR TERBATAS PADA RUANG HILBERT. Operator merupakan salah satu materi yang akan dibahas dalam fungsi

Ketunggalan titik Tetap Pemetaan Kondisi Tipe Kontraktif pada Ruang Banach

TINJAUAN PUSTAKA. Ruang metrik merupakan ruang abstrak, yaitu ruang yang dibangun oleh

BAB I PENDAHULUAN. Misalkan diberikan suatu ruang vektor atas lapangan R atau C. Jika

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

SIFAT-SIFAT HIMPUNAN PROXIMINAL

ITERASI TIGA LANGKAH PADA PEMETAAN ASIMTOTIK NON- EKSPANSIF

BAB I PENDAHULUAN. Integral Lebesgue merupakan suatu perluasan dari integral Riemann.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Eksistensi Dan Ketunggalan Titik Tetap Untuk Pemetaan Kontraktif Pada Ruang Metrik-G Komplit

ANALISA KETUNGGALAN TITIK TETAP PADA PEMETAAN KONTRAKTIF DI RUANG METRIK LENGKAP DENGAN MEMANFAATKAN JARAK-W

BAB III KEKONVERGENAN LEMAH

TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH

KEKONVERGENAN BARISAN DI RUANG HILBERT PADA PEMETAAN TIPE-NONSPREADING DAN NONEXPANSIVE

SIFAT KELENGKAPAN RUANG METRIK BERNILAI KOMPLEKS

KEKONVERGENAN LEMAH PADA RUANG HILBERT

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013 ISBN: DUA TIPE PEMETAAN KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK CONE

SIFAT TITIK TETAP PADA RUANG METRIK SKRIPSI

KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PEMETAAN KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK CONE LENGKAP DENGAN JARAK-W

Kajian Fungsi Metrik Preserving

Teorema Titik Tetap di Ruang Norm-2 Standar

TOPOLOGI METRIK PARSIAL

Karakteristik Operator Positif Pada Ruang Hilbert

Ruang Norm-n Berdimensi Hingga

Keterbatasan Lokal Suatu Operator Superposisi Pada Ruang Barisan Real. Lina Nurhayati, Universitas Sanggabuana

ANALISIS TITIK TETAP SET- VALUED FUNCTION MENGGUNAKAN METRIK HAUSDORFF TESIS

BAB III INTEGRAL LEBESGUE. Pada bab sebelumnya telah disebutkan bahwa ruang dibangun oleh

ANALISA SIFAT-SIFAT ANTRIAN M/M/1 DENGAN WORKING VACATION

Ruang Linear Metrik: Sifat Sifat Dasar Dan Struktur Ruang Dalam Ruang Linear Metrik

INTERVAL KEKONTRAKTIFAN PEMETAAN PADA RUANG BANACH. Badrulfalah 1, Khafsah Joebaedi. 2.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga SIFAT JARAK PADA RUANG METRIK SKRIPSI SITI MAISYAROH

Analisis Fungsional. Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si Jurusan Pendidikan Matematika UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG NORM-n STANDAR. Shelvi Ekariani KK Analisis dan Geometri FMIPA ITB

EKSISTENSI TITIK TETAP DARI SUATU TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH

2 G R U P. 1 Struktur Aljabar Grup Aswad 2013 Blog: aswhat.wordpress.com

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dibahas beberapa konsep mendasar meliputi ruang vektor,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SUATU KAJIAN TITIK TETAP PEMETAAN k-pseudononspreading SEJATI DI RUANG HILBERT

RUANG LIPSCHITZ. Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI. *Surel: : (, ) Ϝ

DASAR-DASAR TEORI RUANG HILBERT

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

GRUP MONOTETIK TOPOLOGI DISKRIT BERHINGGA PADA DUALITAS PONTRYAGIN

Ekuivalensi Norm-n dalam Ruang R d

II. LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan

RUANG-RUANG METRIK BERNILAI KOMPLEKS

PROYEKSI ORTHOGONAL PADA RUANG HILBERT. ROSMAN SIREGAR Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Jurusan Matematika Universitas Sumatera Utara

Kelengkapan Ruang l pada Ruang Norm-n

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

Bilangan Kromatik Graf Hasil Amalgamasi Dua Buah Graf

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

II. TINJAUAN PUSATAKA

II. SISTEM BILANGAN RIIL. Handout Analisis Riil I (PAM 351)

TEOREMA TITIK TETAP DI RUANG BARISAN p-summable DALAM NORM-n

KESTABILAN PERSAMAAN FUNGSIONAL JENSEN.

Pelabelan Super Sisi Ajaib pada Subkelas Pohon

TEOREMA TITIK TETAP DI RUANG BANACH CONE

Nilai Eigen dan Vektor Eigen Universal Matriks Interval Atas Aljabar Max-Plus

VARIABEL KOMPLEKS SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS

BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PEMETAAN KONTRAKSI CIRIC-MATKOWSKI PADA RUANG METRIK TERURUT. Mariatul Kiftiah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Penerapan Aproksimasi Fejer dalam Membuktikan Teorema Weierstrass

ABSTRAK 1 PENDAHULUAN

REFLEKSIVITAS PADA RUANG ORLICZ DENGAN KEKONVERGENAN RATA-RATA

RUANG TOPOLOGI LEMBUT KABUR

TOPOLOGI RUANG LINEAR

KAJIAN OPERASI ARITMETIKA INTERVAL DAN SIFAT-SIFATNYA

Kajian Teori Ideal Perluasan Subtraktif Pada Semiring Ternari

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

SIFAT-SIFAT TOPOLOGI RUANG LINEAR. Nila Kurniasih Program Studi Pendidikan Matematika Jalan KHA Dahlan 3 Purworejo. Abstrak

yang Dibangun oleh Ukuran Bernilai Proyeksi

SIFAT SUB RUANG TOPOLOGI HASIL KALI RUANG METRIK KERUCUT

RUANG FAKTOR. Oleh : Muhammad Kukuh

BAB I PENDAHULUAN ( )

SIFAT-SIFAT PEMETAAN BILINEAR

JMP : Volume 1 Nomor 1, April 2009 KETAKSAMAAN CAUCHY SCHWARZ PADA RUANG HASIL KALI DALAM-2

KAJIAN KONSEP RUANG NORMA-2 DENGAN DOMAIN PEMETAAN BERUPA RUANG BERDIMENSI HINGGA

Pewarnaan Total Pada Graf Outerplanar

ANALISIS REAL 1 SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ANALISIS

Integral Baire-1 Stieltjes, Henstock-Stieltjes dan Riemann-Stieltjes. The Stieltjes Integrals of Baire-1, Henstock and Riemann

KETERBATASAN OPERATOR INTEGRAL FRAKSIONAL PADA RUANG KUASI METRIK TAK HOMOGEN TERBOBOTI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

0. Pendahuluan. 0.1 Notasi dan istilah, bilangan kompleks

MODUL DAN KEUJUDAN BASIS PADA MODUL BEBAS

RING FUZZY DAN SIFAT-SIFATNYA FUZZY RING AND ITS PROPERTIES

Transkripsi:

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol 3, No2, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) A-58 Teorema Titik Tetap Pada Ruang Ultrametrik Diskrit Wihdatul Ummah, Sunarsini dan Sadjidon Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: djidon@matematikaitsacid Abstrak Suatu ruang metrik dikatakan ruang ultrametrik jika metrik memiliki sifat ketaksamaan segitiga kuat; Jika setiap koleksi penyusutan dari bola pada X memiliki irisan tak kosong, maka ruang ultrametrik disebut ruang ultrametrik bola lengkap Dalam tugas akhir ini dikaji mengenai teorema titik tetap pemetaan di ruang ultrametrik bola lengkap khususnya pada ruang ultrametrik diskrit Teorema ini menunjukkan bahwa titik tetap dari pemetaan satu-satu pada ruang ultrametrik itu ada dan tunggal S Kata Kunci Titik Tetap, Bola Lengkap, Ruang Metrik, Ruang Ultrametrik I PENDAHULUAN EIRING dengan perkembangan zaman, banyak sekali topik matematika khususnya dalam bidang analisis fungsional yang mengalami perluasan, seperti ruang vektor, ruang norm, ruang metrik dan sebagainya Perluasan analisis fungsional pada konsep ruang metrik sudah banyak dikembangkan seperti ruang metrik, ruang quasi metrik, ruang pseudo metrik, ruang ultrametrik dan lain sebagainya Pada umumnya perkembangan tersebut mengacu pada masing masing konsep ruang yang digunakan Salah satu perluasan dari konsep ruang metrik adalah ruang ultrametrik Suatu ruang metrik dikatakan ruang ultrametrik (atau ruang metrik non-archimedean), jika d sebagai metrik memiliki sifat ketaksamaan segitiga kuat yaitu Dalam matematika, teorema titik tetap atau yang juga dikenal sebagai teorema pemetaan kontraktif merupakan hal yang penting dalam konsep ruang ultrametrik Teorema ini menunjukkan bahwa titik tetap dari pemetaan satu-satu pada ruang ultrametrik itu ada dan tunggal, serta memberikan metode konstruktif untuk menemukan titik-titik tetap Teorema ini pertama kali dibuktikan oleh Stefan Banach pada tahun 1920 [2] Pada tugas akhir ini dikaji mengenai teorema titik tetap pada pemetaan ruang ultrametrik bola lengkap khususnya pada ultrametrik diskrit Untuk membuktikan teorema titik tetap untuk suatu pemetaan harus menunjukkan kekontinuan dari pemetaan tersebut dan ruang metrik kompak Sedangkan pada ruang ultrametrik bola lengkap, kekontinuan dari pemetaannya tidak diperlukan A Ruang Metrik II TINJAUAN PUSTAKA Sebelum membahas mengenai ruang ultrametrik, terlebih dahulu perlu dijelaskan mengenai pengertian ruang metrik Berikut definisi dari ruang metrik: Definisi 1 [3] Diberikan X suatu himpunan tak kosong Didefinisikan metrik atau fungsi jarak sebagai fungsi bernilai real : yang memenuhi sifat-sifat berikut: Untuk setiap berlaku: (M1) (M3) (M4) jika dan hanya jika Jika metrik di, maka pasangan disebut ruang metrik Contoh 2 [4] Himpunan bilangan real metrik terhadap ρ, dengan ρ: Untuk setiap x,y B Ruang Ultrametrik merupakan ruang adalah Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada bab pendahuluan bahwa ruang ultrametrik adalah merupakan pengembangan dari konsep ruang metrik dimana ruang ultrametrik memiliki sifat ketaksamaan segitiga kuat Sedangkan sifat-sifat lainnya dari ruang metrik terdapat pula pada ruang ultrametrik Definisi 3 [5] Diberikan X suatu himpunan tak kosong Didefinisikan ultrametrik sebagai fungsi bernilai real : yang memenuhi sifat-sifat berikut: Untuk setiap berlaku: (UM1)

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol 3, No2, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) A-59 jika dan hanya jika (UM3) (UM4) (UM5) Jika ultrametrik di, maka pasangan disebut ruang ultrametrik Pada umumnya, untuk membuktikan teorema titik tetap atau teorema titik tetap umum untuk suatu pemetaan harus menunjukkan kekontinuan dari pemetaan tersebut Sedangkan pada ruang ultrametrik bola lengkap, kekontinuan dari pemetaannya tidak diperlukan untuk mendapatkan titik tetap Selanjutnya ruang ultrametrik yang dikaji disini adalah ruang ultrametrik bola lengkap Berikut ini adalah definisi dan lemma dari ruang ultrametrik bola lengkap Definisi 4 [6] Ruang ultrametrik dikatakan bola lengkap jika setiap koleksi penyusutan dari bola pada memiliki irisan tak kosong Lemma 5 [7] Misal merupakan ruang ultrametrik bola lengkap dan misal adalah keluarga dari bola pada sehingga untuk setiap dan, maka C Titik Tetap Titik tetap adalah suatu pemetaan yang mengaitkan setiap titik pada domain tepat satu titik di kodomain sehingga menghasilkan daerah hasil atau range Berikut definisi dari titik tetap himpunan X tak kosong Berikut ini definisi dari coincidentally commuting Definisi 9 [10] Dua pemetaan dikatakan coincidentally commuting atau coincidence preserving jika komutatif pada pertukaran titiknya Untuk lebih memahami definisi tersebut, diberikan contoh sederhana mengenai coincidentally commuting Contoh 10 [10] Misalkan dan didefinisikan dengan dan untuk Sehingga disana terdapat dua pertukaran titik untuk pemetaan pada R, yaitu Pemetaan kommutatif pada 0 sedemikian hingga, Tetapi Jadi bukan coincidentally commuting pada III PEMBAHASAN A Teorema Titik Tetap Ruang Ultrametrik Pada Suatu Pemetaan Berikut ini adalah teorema titik tetap yang berlaku pada ruang ultrametrik untuk suatu pemetaan pada Teorema 1 [11] Misal, ) sebagai ruang ultrametrik bola lengkap Jika T: X X adalah pemetaan, sedemikian hingga Definisi 6 [8] (Titik Tetap) Diberikan suatu himpunan tak kosong dan pemetaan Titik disebut titik tetap untuk jika (Tx maka T mempunyai titik tetap tunggal pada X (31) Selanjutnya, diberikan contoh sederhana mengenai titik tetap sebagai berikut Contoh 7 [8] Misalkan fungsi dengan untuk setiap,maka merupakan titik tetap dari D Lemma Zorn Lemma Zorn dibutuhkan untuk membuktikan teorema titik tetap pada ruang ultrametrik Berikut ini adalah definisi dari LemmaZorn Teorema 8 [9] (Lemma Zorn) Dimisalkan adalah himpunan terurut parsial Jika setiap subhimpunan terurut total dari memiliki batas atas, maka memiliki elemen maksimal E Coincidentally Commuting Coincidentally Commuting digunakan pada pembahasan titik tetap umum tunggal untuk dua pemetaan pada satu Pada tugas akhir ini diambil kasus mengenai teorema titik tetap pada ultrametrik diskrit Sebelum membahas teorema titik tetap ruang ultrametrik diskrit, berikut ini diberikan terlebih dahulu mengenai teorema ruang ultrametrik dan ruang ultrametrik bola lengkap Teorema 2 Misalkan, ultrametrik didefinisikan pada dengan = maka merupakan ultrametrik pada dan dinamakan ultrametrik diskrit Sedangkan adalah ruang ultrametrik diskrit Bukti Diambil sebarang (UM1) Untuk x = y, maka dan untuk, maka

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol 3, No2, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) A-60 Karena untuk dan telah terpenuhi, maka dapat disimpulkan bahwa : (UM2) Jika sudah jelas bahwa Jika sudah jelas bahwa (UM3) Untuk, maka Sehingga diperoleh Sedangkan untuk x y, maka Jadi diperoleh (UM4) Diberikan sebarang kasus sebagai berikut:, sehingga terdapat lima (i) Untuk dan maka, sehingga, dan Jadi, (ii) Untuk dan maka, sehingga, dan Jadi, (iii) Untuk dan maka, sehingga, dan Jadi, (iv) Untuk dan maka, sehingga, dan Jadi, (v) Untuk dan maka, sehingga, dan Jadi, Sehingga, dari kasus (i), (ii), (iii), (iv) dan (v) terlihat bahwa (ii) Untuk dan maka, sehingga, dan Jadi, (iii) Untuk dan maka, sehingga, dan Jadi, (iv) Untuk dan maka, sehingga, dan Jadi, (v) Untuk dan maka, sehingga, dan Jadi, Dari kelima kasus tersebut terlihat bahwa Jadi terbukti bahwa adalah ultrametrik dan pasangan (, adalah ruang ultrametrik Ruang ultrametrik ini disebut ruang ultrametrik diskrit Teorema 3 Diberikan ruang ultrametrik diskrit, jika setiap koleksi penyusutan dari bola pada memiliki irisan tak kosong maka merupakan ruang ultrametrik bola lengkap Bukti Misalkan merupakan bola tertutup pada dan merupakan pusat bola tersebut Sehingga dapat didefinisikan bahwa dengan merupakan jari-jari bola Akan dibuktikan bahwa barisan konvergen Untuk membuktikannya digunakan yang merupakan jari-jari bola, karena konvergen ke suatu titik dan dimisalkan, maka 1 Untuk maka untuk setiap, berakibat, (UM5) Diberikan sebarang, sehingga terdapat lima kasus sebagai berikut: (i) Untuk dan maka, sehingga, dan Jadi, 2 Sedangkan untuk maka untuk setiap berakibat

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol 3, No2, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) A-61 Terlihat bahwa untuk = merupakan suatu bola yang konvergen ke suatu bola terkecil yang tak kosong Sehingga merupakan ultrametrik bola lengkap dan pasangan bola lengkap merupakan ruang ultrametrik Selanjutnya, dibawah ini merupakan teorema titik tetap dari ruang ultrametrik diskrit pada suatu pemetaan Karena maka terbukti bahwa Sehingga ketaksamaan (31) terbukti, yaitu Teorema 4 Misalkan merupakan ruang ultrametrik diskrit Didefinisikan pemetaan T: dengan dan, identitas karena merupakan ruang ultrametrik bola lengkap sedemikian hingga (Tx maka mempunyai titik tetap tunggal Bukti Untuk membuktikan teorema tersebut harus dibuktikan terlebih dahulu bahwa memiliki titik tetap dan selanjutnya dibuktikan bahwa jika titik tetap dari, maka adalah titik tetap tunggal dari (i) Akan dibuktikan bahwa T memiliki titik tetap T memiliki titik tetap jika memenuhi ketaksamaan (31) (Tx Untuk membuktikan ketaksamaan (31) yaitu dengan membuktikan ruas kiri dan ruas kanan Seperti yang telah diketahui bahwa dengan = Sehingga ruas kiri dapat dituliskan sebagai berikut: Karena dan maka sehingga ( Karena ketaksamaan (31) terbukti, maka tetap (ii) Selanjutnya akan dibuktikan bahwa tetap tunggal dari memiliki titik merupakan titik Jika terdapat merupakan titik tetap yang lain dengan, maka didapatkan dari pembuktian tersebut, maka yang kontradiksi dengan Terbukti bahwa merupakan titik tetap tunggal dari B Teorema Titik Tetap Ruang Ultrametrik Pada Dua Pemetaan Berikut ini adalah teorema titik tetap ruang ultrametrik pada dua pemetaan menurut KPR Rao dan GNV Kishore Teorema 5 [11] Ambil (X, ) sebagai ruang ultrametrik bola lengkap Jika f dan T adalah pemetaan diri sendiri pada X, dengan : (32) dan dan ruas kanan dituliskan sebagai berikut: Karena maka Sehingga, (33) maka terdapat sedemikian hingga Kemudian jika f dan T coincidentally commuting pada z, maka z adalah titik tetap tunggal dari f dan T Selanjutnya, untuk kasus pada, teorema titik tetap yang berlaku pada ruang ultrametrik diskrit untuk dua pemetaan adalah sebagai berikut

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol 3, No2, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) A-62 Teorema 6 Misalkan ruang ultrametrik diskrit Didefinisikan pemetaan :, dengan Sehingga untuk Sehingga,harus ditunjukkan bahwa serta Sedemikian hingga Jadi, terbukti bahwa dan (b) Pembuktian ketaksamaan (33) maka terdapat sedemikian hingga Kemudian jika f dan T coincidentally commuting pada z, maka z adalah titik tetap tunggal dari f dan T Bukti Untuk membuktikan teorema tersebut harus dibuktikan terlebih dahulu bahwa memenuhi ketaksamaan dan Pembuktian ruas kiri: Karena dan, maka maka karena, Pembuktian ruas kanan: dan yang terakhir dibuktikan bahwa tunggal dari adalah titik tetap (i) Akan dibuktikan bahwa pemetaan memiliki titik tetap, yaitu dengan membuktikan ketaksamaan (32) dan ketaksamaan (33) Karena maka jelas bahwa Karena maka, sehingga (a) Pembuktian ketaksamaan (32) dengan dan Untuk membuktikan bahwa Karena ketaksamaan (32) dan (33) telah terpenuhi maka pemetaan T dan f memiliki titik tetap (ii) Selanjutnya akan dibuktikan bahwa tetap tunggal pada T dan f adalah titik Untuk membuktikan bahwa adalah titik tetap tunggal pada T dan f, yaitu dengan dibuktikan bahwa pemetaan adalah coincidentally commuting dan memenuhi persamaan Dibuktikan dengan menunjukkan bahwa, untuk setiap elemen di maka dia juga berada di

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol 3, No2, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) A-63 Sesuai dengan definisi 217, coincidentally commuting jika pada pertukaran titiknya (a) Pembuktian yaitu dikatakan kommutatif Selanjutnya jika terdapat titik tetap yang lain dengan, maka didapatkan maka diperoleh yang kontradiksi dengan Sehingga terbukti bahwa merupakan satu-satunya titik tetap atau titik tetap tunggal pada pemetaan (b) Dari pembuktian (a) dapat dikatakan bahwa pertukaran titik untuk pemetaan yaitu pada titik Selanjutnya akan dibuktikan bahwa dan coincidentally commuting, yaitu jika dan kommutatif pada pertukaran titiknya, sedangkan dari definisi 214, dikatakan kommutatif jika DAFTAR PUSTAKA [1] Murtagh, FN 2013 Thinking Ultrametrically School of Computer Science, Queen s University Belfast, Belfast BT7 LNN, Nothern Ireland, UK [2] Kreyzig, E 1989 Introdutory Functional Analysis with Applications Newyork John Wiley [3] Gajic, LJ 2001 On ultrametric spaces University of Novi Sad JMath, Yugoslavia [4] Rynne, BP and Youngson, MA 2008 Linear Functional Analysis Springer, SUMS [5] Rao, KPR and Kishore, GNV, 2008 Common Fixed Point Theorems in Ultrametric Spaces Journal of mathematics Acharya Nagarjuna University [6] Adams, C 2012 Introduction to Topology: Pure and Applied 1st edition Pearson [7] Peter, S, 2005 Nonarchimedean Functional Analysis [8] Joe, G Fixed Points Lawrence University, www2lawrenceedu [9] Jean Partial Orders, Equivalence Relations, Lattices University of Pennsylvania USA [10] Dhage B C 1999 On Common Fixed Points of Pairs of Coincidentally Commuting Mappings In D-Metric Spaces Indian J Pure Appl Math 30 (4) :395-406 [11] Van Hassel, RR 2009 Own Lecture Notes Functional Analysis Wintuenl Dengan Sehingga, Jadi, jelas bahwa kommutatif pada Sehingga coincidentally commuting Dari pembuktian (a) dan (b) maka jelas bahwa pemetaan memiliki titik tetap tunggal