KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN AGUSTUS 2009

dokumen-dokumen yang mirip
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROPINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPRI, KEADAAN SAMPAI DENGAN FEBRUARI 2009

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA, FEBRUARI 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,09 PERSEN

KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2010

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2014

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA PADA AGUSTUS 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Februari 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA AGUSTUS 2015 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,07 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2008

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2013

BPS PROVINSI JAWA BARAT

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017


KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI DIY PADA AGUSTUS 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,97 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2015

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI RIAU PADA AGUSTUS 2014 SEBESAR 6,56 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI D.I. YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2016 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,81 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DIY PADA FEBRUARI 2011 SEBESAR 5,47 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI D.I. YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2015 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,07 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA AGUSTUS 2009

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI D.I. YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2014 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,16 PERSEN

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2014

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI D.I. YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2017 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,84 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,91 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2014 FEBRUARI 2014 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,99 PERSEN

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2009

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2011

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH, AGUSTUS 2010

Transkripsi:

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 152/12/21/Th.IV, 1 Desember 2009 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN AGUSTUS 2009 TINGKAT PENGANGGURAN KEPRI KEMBALI NAIK Jumlah angkatan kerja pada bulan Agustus 2009 mencapai 681.769 orang, meningkat sebanyak 15.769 orang (2,37 persen) dibandingkan dengan keadaan Agustus 2008, yaitu sebesar 666.000 orang; atau bertambah sebanyak 13.259 orang (1,98 persen) jika dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja pada bulan Februari 2009, yaitu sebesar 668.5 orang. Jumlah penduduk yang bekerja pada bulan Agustus 2009 sebesar 626.456 orang, meningkat sebanyak 13.783 orang (2,25 persen) jika dibandingkan dengan keadaan pada bulan Agustus 2008; atau meningkat sebanyak.183 orang (1,65 persen) jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2009. Pada bulan Agustus 2009, struktur penduduk yang bekerja di sektor industri menurun dari 30,3 persen pada bulan Agustus 2008, atau 36,3 persen pada bulan Februari 2009, menjadi 25,2 persen. Penurunan penduduk yang bekerja pada sektor industri menyebabkan naiknya tingkat pengangguran terbuka (TPT) dari 8,01 persen (Agustus 2008) atau 7,81 persen (Februari 2009) menjadi 8,11 persen. Dengan kata lain, TPT Kepri naik 0,1 persen dalam kurun waktu 1 tahun, atau naik sebesar 0,3 persen selama kurun waktu 6 bulan terakhir. Di samping menyebabkan naiknya tingkat pengangguran, penduduk yang tidak lagi bekerja di sektor industri juga diduga beralih pada sektor perdagangan dan jasa kemasyarakatan yang relatif lebih bersifat informal, dengan ditandai dengan meningkatnya penduduk yang bekerja pada dua sektor tersebut, masing-masing mengalami kenaikan sebesar 6,2 persen dan 2,9 persen (Februari 2009 Agustus 2009), atau 1,9 persen dan 3,8 persen (Agustus 2008 Agustus 2009). Untuk tingkat kabupaten/kota, tingkat pengangguran tertinggi terjadi di Kabupaten Karimun (9,23 persen) dan terendah terdapat di Kabupaten Lingga (6,53 persen). Adapun kabupaten/kota yang TPT-nya meningkat yaitu Kabupaten Natuna (dari 4,91 persen menjadi 8,88 persen) dan Kota Batam (dari 6,69 menjadi 7,95 persen). Berita Resmi Statistik No.152 /12/21/Th IV, 1 Desember 2009 1

1. Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja, dan Angka Pengangguran Keadaan ketenagakerjaan bulan Agustus 2009 di Provinsi Kepulauan Riau menunjukkan beberapa perubahan yang patut dicermati. Jumlah angkatan kerja pada bulan Agustus 2009 mencapai 681.769 orang, bertambah sebanyak 15.769 orang dibandingkan keadaan bulan Agustus 2008, atau bertambah sebanyak 13.259 orang jika keadaan bulan Februari 2009 sebagai pembanding. Namun demikian, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) mengalami penurunan jika dibandingkan dengan keadaan bulan Februari 2009 maupun bulan Agustus 2008. Hal ini disebabkan karena peningkatan jumlah angkatan kerja juga diikuti oleh peningkatan jumlah penduduk bukan angkatan kerja, seperti mereka yang sedang bersekolah dan mengurus rumah tangga. Tabel 1. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan Seminggu yang Lalu, Kepulauan Riau: Februari 2008 Agustus 2009 URAIAN FEB 2008 AGT 2008 FEB 2009 AGT 2009 (1) (2) (3) (4) (5) Angkatan Kerja Bekerja 597.159 612.667 616.273 626.456 Pengangguran 55.378 53.333 52.237 55.313 Jumlah AK 652.537 666.000 668.5 681.769 Bukan Angkatan Kerja Sekolah 72.455 60.596 65.541 81229 Mengurus RT 240.225 249.224 262.528 257.476 Lainnya 29.314 31.951 35.845 35.297 Jumlah BAK 341.994 341.771 363.914 374.002 Total Penduduk 15+ 994.531 1.007.771 1.032.424 1.055.771 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 65,61 66,09 64,75 64,58 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 8,49 8,01 7,81 8,11 Setengah Pengangguran 88.066 90.175 95.498 84.245 Setengah Pengangguran Terpaksa 48.986 39.732 52.612 39.294 Setengah Pengangguran Sukarela 39.080 50.443 42.886 44.951 Sumber : BPS, Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional 2008 dan 2009 Jumlah angkatan kerja yang meningkat disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk yang bekerja dan jumlah penduduk yang menganggur. Pada bulan Agustus 2009 tersebut, jumlah penduduk yang bekerja mengalami perubahan dari 612.667 orang pada Agustus 2008 menjadi 626.456 orang pada bulan Agustus 2009, atau meningkat sebanyak 13.783 orang (2,25 persen). Demikian pula dengan jumlah pengangguran, mengalami 2 Berita Resmi Statistik No.152/12/21/Th.IV, 1 Desember 2009

peningkatan dari 53.333 orang (Agustus 2008) menjadi 55.313 orang (Agustus 2009). Perubahan jumlah pengangguran tersebut juga berkontribusi atas berubahnya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kepulauan Riau, yang semula sebesar 8,01 persen pada Agustus 2008 menjadi 8,11 persen pada Agustus 2009. Dari 626.456 orang yang bekerja, ternyata 84.245 orang di antaranya memiliki jam kerja kurang dari 35 jam seminggu, sehingga mereka dikategorikan sebagai setengah pengangguran. Sebanyak 46,64 persen (39.294 orang) tergolong sebagai setengah pengangguran terpaksa, yaitu mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal dan masih mencari pekerjaan atau masih mau menerima pekerjaan lainnya, sedangkan sebanyak 53,36 persen (44.951 orang) sisanya termasuk setengah pengangguran sukarela, yaitu mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal dan tidak lagi mencari pekerjaan lainnya atau tidak mau menerima pekerjaan lainnya. Jumlah setengah pengangguran pada bulan Agustus 2009 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2008 ataupun Februari 2009. Dengan sulitnya mendapatkan pekerjaan, mengakibatkan proporsi setengah pengangguran sukarela menjadi lebih besar daripada proporsi setengah pengangguran terpaksa, di mana pada periode sebelumnya proporsi setengah pengangguran terpaksa lebih dominan. 2. Lapangan Pekerjaan Utama Komposisi penduduk yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama memperlihatkan pola yang relatif sama antara periode Agustus 2009 dan Agustus 2008. Sektor industri masih tetap sebagai lapangan pekerjaan yang banyak menyerap tenaga kerja di Kepulauan Riau, yaitu sebanyak 25,2 persen. Sektor lainnya yang dominan dalam penyerapan tenaga kerja antara lain perdagangan, rumah makan, dan jasa akomodasi (22,3 persen), jasa kemasyarakatan, sosial, dan perorangan (18,7 persen), dan pertanian, perkebunan, kehutanan, dan perikanan (13,2 persen). Dominasi keempat lapangan pekerjaan tersebut tetap sama antara periode Agustus 2008 Agustus 2009. Dalam perkembangannya, terdapat perubahan struktur penduduk yang bekerja pada beberapa lapangan pekerjaan. Perubahan yang paling mencolok terjadi pada sektor industri. Meskipun sempat meningkat di bulan Februari 2009, persentase penduduk yang bekerja di sektor industri langsung menurun secara drastis pada bulan Agustus 2009, yaitu dari 30,3 Berita Resmi Statistik No.152 /12/21/Th IV, 1 Desember 2009 3

persen pada Agustus 2008, naik menjadi 36,3 persen pada Februari 2009, kemudian turun lagi menjadi 25,2 persen pada Agustus 2009. Penurunan pekerja sektor industri ini diduga karena dampak dari krisis global pada perusahaan industri, di mana pada periode Februari 2009 lalu dampak krisis global tersebut masih belum dirasakan. Hal ini terlihat dari persentasenya yang berfluktuasi antara periode Agustus 2008 Februari 2009 Agustus 2009. Tabel 2. Penduduk Usia Kerja yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, Kepulauan Riau: Agustus 2008 Agustus 2009 LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA AGT 2008 FEB 2009 AGT 2009 (1) (2) (3) (5) Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, dan Perikanan 81.139 84.626 82.782 (13,2) (13,7) (13,2) Pertambangan dan Penggalian.457 6.737 9.588 (1,7) (1,1) (1,5) Industri 185.624 223.902 157.600 (30,3) (36,3) (25,2) Listrik, Gas, & Air Minum 2.650 2.490 3.775 (0,4) (0,4) (0,6) Bangunan 46.979 43.232 38.098 (7,7) (7,0) (6,1) Perdagangan, Rumah Makan, dan Jasa Akomodasi 124.820 99.241 139.680 (20,4) (16,1) (22,3) Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi 60.168 45.8 62.483 (9,8) (7,3) (,0) Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan 9.5 13.303 15.257 (1,6) (2,2) (2,4) Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 91.320 97.634 117.193 (14,9) (15,8) (18,7) Penduduk Usia Kerja yang Bekerja 612.667 616.273 626.456 (0,0) (0,0) (0,0) Sumber : BPS, Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional 2008 dan 2009 Setelah sempat meningkat persentase penduduk yang bekerja di sektor industri pada bulan Februari 2009 dengan disertai menurunnya TPT, kemudian meningkat kembali pada bulan Agustus 2008, membawa konsekuensi meningkatnya jumlah pengangguran. Di sisi lain, mereka yang tidak lagi bekerja di sektor industri ini beralih ke sektor perdagangan dan jasa kemasyarakatan, yang ditandai dengan meningkatnya persentase kedua sektor tersebut pada bulan Agustus 2009. Sebagian yang lain kemungkinan keluar dari angkatan kerja. 4 Berita Resmi Statistik No.152/12/21/Th.IV, 1 Desember 2009

3. Pergeseran Status Pekerjaan Beralihnya penduduk dari bekerja menjadi pengangguran, dari lapangan pekerjaan yang satu ke lapangan pekerjaan lainnya, atau dari angkatan kerja menjadi bukan angkatan kerja, mengakibatkan berubahnya struktur penduduk yang bekerja menurut status pekerjaannya. Penurunan persentase penduduk yang bekerja di sektor industri terlihat berbanding lurus dengan penurunan persentase penduduk yang bekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai. Meskipun kelompok ini masih tetap dominan, persentasenya yang sempat meningkat pada bulan Februari 2009 (dari 56,9 persen menjadi 60,7 persen), kembali mengalami penurunan di bulan Agustus 2009 (menjadi 56,3 persen). Tabel 3. Penduduk Usia Kerja yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama, Kepulauan Riau: Agustus 2008 - Agustus 2009 STATUS PEKERJAAN UTAMA AGT 2008 FEB 2009 AGT 2009 (1) (2) (3) (4) Berusaha Sendiri 150.136 135.220 153.1 (24,5) (21,9) (24,4) Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap/ Buruh Tidak Dibayar 43.422 27.020 44.652 (7,1) (4,4) (7,1) Berusaha Dibantu Buruh Tetap 19.465 11.259 18.966 (3,2) (1,8) (3,0) Buruh/Karyawan/Pegawai 348.611 374.251 352.501 (56,9) (60,7) (56,3) Pekerja Bebas di Pertanian 6.827 7.945 8.953 (1,1) (1,3) (1,4) Pekerja Bebas di non Pertanian 19.839 30.503 21.076 (3,2) (5,0) (3,4) Pekerja Keluarga/Pekerja Tidak Dibayar 24.367 30.075 27.207 (4,0) (5,0) (4,3) Penduduk Usia Kerja yang Bekerja 612.667 616.273 626.456 (0,0) (0,0) (0,0) Sumber : BPS, Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional 2008 dan 2009 Sebaliknya, penduduk yang bekerja dengan status berusaha sendiri mengalami peningkatan selama periode Agustus 2008 Februari 2009 Agustus 2009 (dari 24,5 persen menjadi 21,9 persen kemudian kembali 24,4 persen). Gambaran tersebut menunjukkan adanya pergeseran status pekerjaan pada sebagian penduduk yang bekerja. Pergeseran tersebut Berita Resmi Statistik No.152 /12/21/Th IV, 1 Desember 2009 5

memperlihatkan kecenderungan dari buruh/karyawan/pegawai yang identik dengan pekerjaan sektor formal, menjadi berusaha sendiri yang relatif lebih bersifat informal. 4. Perkembangan TPAK dan TPT Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kepulauan Riau dari Februari 2007 hingga Agustus 2009 memperlihatkan tren yang relatif konstan. Fluktuasi TPAK Kepri yang terjadi bekisar antara 63-69 persen, di mana keadaan terakhir (Agustus 2009) berada pada posisi 64,58 persen, menurun jika dibandingakan dengan kondisi Agustus 2008 (66,09 persen) maupun Februari 2009 (64,75 persen). Gambar 1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Menurut Jenis Kelamin, Kepulauan Riau: Februari 2007- Agustus 2009 TPAK 0 90 80 70 60 50 40 30 20 0 86,94 82,71 82,63 85,86 84,56 84,04 69,28 63,07 65,61 66,09 64,75 64,58 52,45 44,37 49,01 47,55 46,39 46,54 Feb. 2007 Agt. 2007 Feb. 2008 Agt. 2008 Feb. 2009 Agt. 2009 Periode Laki-laki Perempuan Total Berdasarkan jenis kelamin, TPAK laki-laki selalu berada di atas TPAK perempuan. Tren yang terbentuk di antara keduanya relatif tidak berbeda. Kondisi ini terjadi kemungkinan disebabkan karena masih dominannya laki-laki sebagai kepala rumah tangga dan persepsi di masyarakat Kepri yang masih menganggap laki-laki sebagai penanggung jawab keluarga, sehingga harus mencari kerja dan bekerja. Saat ini TPAK laki-laki mencapai 84,04 persen dan TPAK perempuan mencapai 45,54 persen. 6 Berita Resmi Statistik No.152/12/21/Th.IV, 1 Desember 2009

Jika dilihat dari segi daerah tempat tinggalnya, TPAK perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan TPAK perdesaan. Bahkan di daerah perdesaan, tren TPAK-nya menunjukkan perkembangan yang relatif menurun, berbeda dengan tren TPAK perkotaan yang relatif stabil. Hal ini sangat wajar terjadi, mengingat daerah perkotaan dianggap sebagai pusat aktivitas yang lebih banyak menjanjikan tersedianya lapangan pekerjaan. Hingga Agustus 2009, TPAK perkotaan adalah sebesar 69,01 persen dan TPAK perdesaan mencapai 47,63 persen. Gambar 2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Menurut Daerah Tempat Tinggal, Kepulauan Riau: Februari 2007 - Agustus 2009 80 70 60 73,35 69,28 66,58 63,07 68,99 65,61 70,28 66,09 68,29 64,75 69,01 64,58 TPAK 50 40 30 56,20 51,79 54,94 50,32 51,51 47,63 20 0 Feb. 2007 Agt. 2007 Feb. 2008 Agt. 2008 Feb. 2009 Agt. 2009 Periode Perkotaan Perdesaan Total Indikator penting ketenagakerjaan lainnya adalah tingkat pengangguran terbuka (TPT). Selama periode Februari 2007 Agustus 2009, TPT Kepulauan Riau menunjukkan perkembangan yang relatif menurun. Namun, pada Agustus 2008 ini, TPT yang dihasilkan kembali memperlihatkan peningkatan. TPT yang telah turun sejak Agustus 2007 hingga titik terendah (7,81 persen) pada Februari 2009, pada Agustus 2009 kembali naik menjadi 8,11 persen. Isu krisis global yang diduga sebagai penyebab kondisi ini terjadi, harus diantisipasi sedini mungkin agar perkembangan TPT yang mulai menunjukkan kenaikan dapat dikontrol stabilitasnya sebagaimana periode-periode sebelumnya. Berita Resmi Statistik No.152 /12/21/Th IV, 1 Desember 2009 7

Menurut jenis kelmin, TPT perempuan selalu lebih tinggi daripada TPT laki-laki. Hal ini dimungkinkan karena permintaan atas tenaga kerja laki-laki secara umum lebih tinggi dibandingkan dengan tenaga kerja perempuan. Namun, perbedaan TPT yang sebelumnya sangat senjang antara laki-laki dan perempuan, sejak Februari 2008 sudah mulai memperlihatkan selisih yang tidak terlalu jauh. Perkembangan tersebut menandakan bahwa permintaan akan tenaga kerja perempuan mengalami peningkatan, yang secara serta merta mengurangi permintaan tenaga kerja laki-laki. Keadaan terakhir (Agustus 2009) menunjukkan pencapaian TPT antara laki-laki dan perempuan masing-masing sebesar 7,56 persen dan 9,03 persen. Gambar 3. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Jenis Kelamin, Kepulauan Riau: Februari 2007- Agustus 2009 14 12 12,11 11,50 TPT 8 6 8,86 6,81 9,01 7,62 8,49 8,91 8,23 8,58 8,76 9,03 8,01 7,81 8,11 7,67 7,25 7,56 4 2 0 Feb. 2007 Agt. 2007 Feb. 2008 Agt. 2008 Feb. 2009 Agt. 2009 Periode Laki-laki Perempuan Total Berdasarkan daerah tempat tinggal, tren TPT daerah perkotaan lebih mendekati TPT Kepri secara umum, lain halnya dengan TPT daerah perdesaan yang menunjukkan angka yang berfluktuasi. Sejak Agustus 2007, TPT perkotaan selalu berada di atas TPT perdesaan. Hal ini diduga karena angkatan kerja yang banyak tertuju pada daerah perkotaan, jauh melebihi permintaan tenaga kerja yang tersedia, sehingga mereka yang tidak tertampung akan menjadi pengangguran. Berbeda dengan penyerapan tenaga kerja di perdesaan, meskipun yang tersedia lebih banyak pada sektor informal, penyerapan tenaga kerja relatif lebih mudah terjadi. 8 Berita Resmi Statistik No.152/12/21/Th.IV, 1 Desember 2009

Gambar 4. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Daerah Tempat Tinggal, Kepulauan Riau: Februari 2007- Agustus 2009 14 12 11,96 TPT 8 6 8,86 8,13 9,40 9,01 7,40 8,49 8,59 8,06 8,01 8,58 8,38 8,01 7,98 7,81 8,11 6,63 4 2 4,00 0 Feb. 2007 Agt. 2007 Feb. 2008 Agt. 2008 Feb. 2009 Agt. 2009 Periode Perkotaan Perdesaan Total 5. Penduduk Bekerja dan Tingkat Pengangguran Kabupaten/Kota Struktur penduduk yang bekerja menurut kabupaten/kota menjelaskan bahwa sebagian besar penduduk Kepulauan Riau bekerja di Kota Batam. Hal ini sesuai dengan jumlah penduduk Kepulauan Riau yang mayoritas bermukim di Kota Batam. Di samping itu, status Batam sebagai sentra industri secara otomatis menjadi daya tarik bagi pekerja migran, baik dari dalam maupun dari luar Kepulauan Riau. Secara lengkap, distribusi penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja disajikan dalam Gambar 5 berikut. Gambar 5. Distribusi Penduduk Usia Kerja yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota, Kepulauan Riau: Agustus 2009 76.094 90.383 47.532 37.260 34.159 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang 341.028 Berita Resmi Statistik No.152 /12/21/Th IV, 1 Desember 2009 9

Oleh karena penduduk yang bekerja banyak terpusat di Kota Batam, sedikit perubahan pada struktur ketenagakerjaan yang terjadi di sana akan mempunyai pengaruh yang signifikan pada kondisi ketenagakerjaan Kepulauan Riau secara umum. Demikian halnya yang terjadi di bulan Agustus 2009, tingkat pengangguran terbuka (TPT) Kota Batam yang mengalami kenaikan sebanyak 1,26 persen (dari 6,69 persen menjadi 7,95 persen), ditambah dengan Kabupaten Natuna yang juga mengalami kenaikan TPT-nya, mengakibatkan TPT Kepulauan Riau secara umum naik dari 8,01 persen menjadi 8,11 persen. Kondisi ini terjadi saat TPT di empat kabupaten/kota lainnya (Karimun, Bintan, Lingga, dan Tanjungpinang) mengalami penurunan (lihat Gambar 6). Gambar 6. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Kabupaten/Kota, Kepulauan Riau: Agustus 2008 Agustus 2009 14 13,21 12,53 TPT 8 6 9,23 8,29 4,91 8,88 8,00 6,53 6,69 9,33 7,95 7,71 4 2 0 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang Kabupaten/Kota 2008 2009 Adapun TPT tertinggi yang sebelumnya (Agustus 2008) berada di Kabupaten Bintan, kini (Agustus 2009) terjadi di Kabupaten Karimun, dengan TPT sebesar 9,23 persen. Sebaliknya, TPT terendah terjadi di Kabupaten Lingga, yaitu sebesar 6,53 persen, di mana sebelumnya (Agustus 2008) terjadi di Kabupaten Natuna. Kisaran TPT yang terjadi pun sudah tidak terlalu senjang antar kabupaten/kota, yaitu antara 6,53 persen hingga 9,23 persen, bandingkan dengan keadaan tahun 2008 yang bekisar antara 4,91-13,21 persen. Berita Resmi Statistik No.152/12/21/Th.IV, 1 Desember 2009